Anda di halaman 1dari 6

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

PENGARUH DINAMIS LOAD TERHADAP PLAT HOLDER PADA


UNIT HOLD WRAPPING

Nurlianna Tarigan1, Anna Angela Sitinjak2, Maike3

Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan


e-mail: tnurlianna@yahoo.com

ABSTRAK
Objek penelitian penulis tuangkan adalah baut pengikat plat holder pada unit hold 1 (hold
wrapping). Untuk membungkus tumukan kertas menjadi per-ream kertas ukuran folio-size,
mesin ini mengandalkan beberapa komponen mesin yaitu hold 1(Hold wrapping), hold 2, dan
hold 3. Hold wrapping adalah unit atau mesin atau alat yang digunakan untuk melipat
pembungkus kertas yang ada di bagian belakang proses pembungkus kertas, Tujuan observasi ini
adalah untuk mempelajari pengaruh beban dinamis terhadap baut pada plat holder dan
menghitung tegangan tarik pada plat holder. Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh bahwa
semakin besar tekanan yang diberikan air regulator maka semakin besar pula tegangan geser dan
tegangan tarik yang dihasilkan.
Kata kunci : hold wrapping, baut, tegangan tarik, tegangan geser

ABSTRACT
The object of this paperiis the plate holder fastening bolts on the unit of hold 1 (hold wrapping).
To wrap a stack of paper into re-sized folio-size paper, this machine relies on several machine
components, namely hold 1 (hold wrapping), hold 2, and hold 3. Hold wrapping is a unit or
machine or device used to fold paper wrapping that is on the back of paper wrapping process,
The purpose of this observation is to study the effect of dynamic loads on the bolt on the plate
holder and calculate the tensile stress on the plate holder. Based on the results of the discussion
it was found that the greater the pressure applied by the regulator water, the greater the shear
stress and tensile stress produced.
Keywords: bolt, tensile stress, shear stress

PENDAHULUAN
Mesin folio-size wrapping merupakan salah satu mesin yang digunakan dalam proses produksi
kertas ukuran folio, fungsi mesin ini adalah untuk membungkus kertas per-ream yang dihasilkan folio-
size Sheeter. Pada suatu perusahaan yang memprodukai kertas terdapat 4 unit mesin folio-size wrapping.
Sama dengan mesin folio-size sheeter. Untuk membungkus tumpukan kertas menjadi per-ream kertas
ukuran folio-size, mesin ini mengandalkan beberapa komponen mesin yaitu : Inffed conveyor, Lifter unit,
Plate guide, Pincer unit, Conveyor 1, Cutting cycle, Lateral glue, Conveyor 2, Conveyor 3, Hold 1(Hold
Wrapping), Hold 2, Hold 3, Vacuum slide, Swing roller, Conveyor 4, Tucker & Mobil tucker, Glueing,
Plate press, Upper belt & Lower belt, Coneyor 5, Stacker, Discharge conveyor. Pada mesin folio size
wrapping, proses pembungkusan dibagi menjadi 3 proses yakni proses penyusunan kertas berdasarkan
ukurannya, proses pembungkusan kertas, dan proses pengeleman dan pelabelan produk.
Dalam proses pembungkusan pada unit wrapping tersebut terdapat satu konstruksi mesin yang
sering mengalami masalah yaitu hold 1 (hold wrapping). Hold wrapping merupakan komponen mesin
yang terdapat pada mesin folio-size wrapping, alat ini bekerja dengan memanfaatkan tekanan pneumatik
ada pun beberapa komponen ataupun elemen pada hold wrapping yaitu: Sillinder/aktuator , Camp, Plat
support dan Plat holder.
Sillinder/aktuator ini berfungsi untuk mengerakkan plat berdasarkan tekanan pneumatik yang
diberikan. Camp ini berfungsi untuk mengangkat plat support. Plat support ini berfungsi untuk sebagai
dudukan baut dan aktuator. Plat holder ini berfungsi untuk menekan produk. Tabung silinder/ aktuator
yang digunakan merupakan jenis double acting dimana tekanan kerja maksimum adalah 6 bar. Hold

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 173
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

wrapping menggunakan tiga tabung silinder menggerakkan camp. Plat holder tersebut untuk menekan
produk agar produk dapat dilipat untuk proses berikutnya.
Perpatahan merupakan pecahnya benda padat menjadi dua atau lebih bagian karena tegangan
dimana gaya bekerja satu arah secara bertahap mulai dari deformasi untuk menghasilkan tumpukan
dislokasi, permulaan retak, penjalaran retak dan akhimya patah [1].
Pada alat hold wrapping ini sering terjadi masalah pada baut pengikat antara plate support dan plat
holder. Baut pengikat ini sering patah selama proses pembungkusan berjalan. Terjadinya patahan baut
pada hold wrapping itu terjadi karena hentakan yang keras pada saat hold ingin turun ke posisi semula
atau dikarenakan adanya ream jam (ream nyangkut). Ream jam terjadi apabila susunan reamnya tidak
rapi dan tidak lurus saat masuk ke conveyor 3 ini yang mengakibatkan ream jam (ream nyangkut).
Hentakan keras tersebut terjadi karena hold bergerak akibat tekanan pneumatik pada aktuator dan
menahan kertas. Hentakan keras pada plate holder ini menyebabkan terjadinya tegangan bengkok pada
baut pengikat antara plate holder dan plat support. Terjadinya hentakan secara terus menurus dan
berulang-ulang selama proses pembungkusan menyebabkan baut menjadi patah.
Faktor lain yang menyebabkan baut pengikat plate holder lebih cepat mengalami kerusakan
disebabkan beban yang diterima oleh baut akibat hentakan keras saat menahan kertas berubah-ubah.
Perubahan beban yang diterima oleh baut pengikat ini terjadi karena tekanan pneumatik yang diterima
oleh aktuator tidak stabil. Beban yang berubah-ubah yang diterima oleh baut ini menyebabkan tegangan
bengkok yang diterima juga mengalami perubahan. Variasi tegangan bengkok yang diterima oleh baut
menyebabkan ketahanan baut berkurang sehingga baut menjadi lebih cepat patah.
Walaupun baut tampak kecil tetapi sangat bermanfaat terutama dalam suatu produksi, sehingga
beberapa peneliti telah meneliti yang berhubungan dengan baut seperti Febriyanti [2] menunjukkan
bahwa permasalahan pada sistem pelumasan berupa penurunan supply lubricating oil merupakan
penyebab utama terjadinya kerusakan baut connecting rod cylinder pada mesin diesel. Penelitian lain
menyatakan penggunaan baut pada sistem sambungan dengan ring khusus beralur adalah memberikan
pretensioning dengan arah tegak lurus pelat sambungan. Pretensioning tersebut merupakan komponen
kunci terjadinya mekanisme kerja pada sistem sambungan baru tersebut. Semakin besar gaya
pretensioning yang dapat diberikan, akan meningkatkan kekuatan sebelum terjadinya slip, meskipun kuat
ultimate pada suatu kondisi pretensioning tertentu, tidak memberikan peningkatan yang signifikan [3].
Sifat bahan dalam yang mendapatkan pembebanan yang bergetar atau berosilasi berbeda dari
perilaku bahan dibawah beban statis. Beban dinamis adalah beban yang diberikan secara teratur dan terus
menerus dalam rentang waktu tertentu. Beban dinamis dalam waktu lama akan mengakibatkan kelelahan
bahan[4].
Karena itu baut dan mur pada suatu ilmu permesinan sangatlah dibutuhkan. Baik sebagai pengikat
juga sebagai penggerak. akan dilihat bagaimana pengaruh beban dinamis terhadap plat holder pada unit
hold wrapping.

METODE
Suatu penelitian tidak lepas dari metode dalam menyelesaikan masalah pada penelitian. Metode
penelitian ini termasuk pada kajian literatur yang mana mempelajari beberapa buku atau jurnal yang
kemudian diaplikasikan pada data yang diperoleh dari observasi.

HASIL
Penelitian ini menggunakan spesifikasi alat sebagai berikut:
- Folio-Size Wrapping
Merk : Will Pemco Biolematik
Mechanical speed/min : Up to 17 reams per minute
Ream width : 420 mm / 16” (min) – 1000 mm / 39”
Ream length : 420 mm / 16” (min) – 1400 mm / 55” (max)
Ream thickness : 15 mm / 0.6” (min) – 80 mm / 3 (max)
Ream weight : 6 kg (min) – 60 kg (max)
Sealing method : Hot melt glue
Working height level : 2,650 mm / 104”
Ream stack height – : 1,800 mm / 70” discharge incl. pallet
Machine weight : 6,000 kg (wrapper only)
- Silinder pneumatic Tipe CDG1FA40-115
Magnet internal = (D) Magnet internal
Bantal = (A) Bantalan udara
Diameter dalam tabung = 40 mm

174 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

Diameter batang piston = 14 mm


Jenis sekrup port = (-) Rc
Stroke = 115 mm
Ulir ujung batang = (-) Ulir jantan ujung batang
Jabara = (-) Tidak Jabala
Braket ayun = tidak berlaku
Braket ujung batang = (-) Tanpa braket
Sakelar otomatis = M9B
Panjang kawat timah = (L) 3 mm
Beralih otomatis simbol tambahan = (S) 1 pc.
Dibuat sesuai pesanan spesifikasi = (-) Tidak ada
- Baut M6 x 40 mm Countersunk Head Hexagon Socket Drive Screw
Jumlah baut : 12 baut
Plat holder merupakan bagian untuk menekan produk.Plat holder digerakkan oleh silinder
pneumatic kerja ganda sehingga gaya yang dialami oleh plat holder dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
a) Pada langkah maju

Diameter dari piston pada silinder pneumatik adalah 40 mm berdasarkan spesifikasi aktuator.
p merupakan tekanan kerja silinder pneumatik yakni 6 bar.
Sehingga gaya yang terjadi pada langkah maju dapat dihitung.

Karena pada plat holder terdapat dua silinder pneumatik maka F yang berkerja pada plat holder
dikali dua sebagai berikut:

x2

b) Pada langkah mundur

Diameter dari piston pada silinder pneumatik adalah 40 mm berdasarkan spesifikasi aktuator.
diameter dari batang piston pneumatic adalah 14 mm.
P merupakan tekanan kerja silinder pneumatik yakni 6 bar.
Sehingga gaya yang terjadi pada langkah maju dapat dihitung :

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 175
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

Karena pada plat holder terdapat dua silinder pneumatik maka F yang berkerja pada plat holder
dikali dua sebagai berikut:

x2

Untuk tekanan kerja yang berbeda pada silinder pneumatik. Hasil perhitungan gaya yang terjadi
pada plat holder dapat didedikasikan sebagai berikut :
Tabel 1. Gaya pada Langkah Maju dan Mundur
No P( bar ) F pada langkah maju ( kg) F pada langkah mundur ( kg)
1 3 76,88 67,46
2 4 102,52 89,96
3 5 128,16 112,46
4 6 153,8 134,94

Berdasarkan hasil perhitungan dengan data tekanan maka dapat diperoleh gaya yang terjadi pada
plat holder seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.
Menghitung Tegangan Geser dan Effisiensi Sambungan pada Baut Pengikat pada Plat Holder
a) Tegangan Geser
Untuk menghitung tegangan geser yang terjadi pada baut pengikat pada plat holder pada langkah
maju dapat digunakan persamaan berikut:

P merupakan gaya yang diberikan oleh silinder pneumatik


n merupakan jumlah baut.
d merupakan diameter baut.
Setelah diperoleh tekanan dan diameter baut maka tegangan geser yang terjadi pada baut dapat
dihitung sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan dengan data tekanan,jumlah baut dan diameter baut maka dapat
diperoleh tegangan geser yang terjadi pada baut pengikat ke plat holder dapat didedikasikan seperti table
2. berikut:

Tabel 2. Tegangan Geser


No P(Bar) N F(Kg) d(cm)
(Kg/cm2)
1 3 22 76.88 0.7 9.08
2 4 22 102.52 0.7 12.11
3 5 22 128.16 0.7 15.14
4 6 22 153.8 0.7 18.094

Berdasarkan hasil perhitungan dengan data tekanan, diameter baut, dan jumlah baut maka dapat
diperoleh tegangan geser yang terjadi pada plat holder seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.
b) Effisiensi Sambungan
Untuk menghitung effisiensi sambungan yang terjadi pada baut pengikat ke plat holder dapat
digunakan persamaan berikut:

b merupakan lebar plat holder.

176 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

n merupakan umlah baut.


d merupakan diameter baut.
t merupakan tebal plat holder.
Setelah diperoleh nilai di atas maka effisiensi sambungan yang terjadi pada baut pengikat ke plat
holder dapat dihitung sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan dengan data diameter baut,jumlah baut, tebal plat dan lebar plat maka
dapat diperoleh effisiensi sambungan yang terjadi pada baut pengikat ke plat holder.
Menghitung Tegangan Tarik Baut Pengikat pada Plat Holder
Untuk menghitung tegangan tarik maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

P merupakan gaya yang menyebabkan terjadinya tegangan tarik. Nilai A merupakan Luas
permukaan dari baut yang menerima tegangan tarik. Nilai A dapat dihitung sebagai berikut:

P diambil dari nilai gaya yang terjadi pada langkah mundur yang dapat diperoleh pada perhitungan
bagian 1.

Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh tegangan tarik yang terjadi pada baut pengikat ke
plat holder dapat didedikasikan seperti tabel 3.

Tabel 3. Tegangan Tarik


No A (mm2) P (N) (kg/cm2)
1 17.88 661.284 377.39
2 17.88 881.71 503.19
3 17.88 1102.14 628.98
4 17.88 1322.57 754.78

Berdasarkan hasil perhitungan dengan data tekanan dan luas permukaan baut maka dapat diperoleh
tegangan tarik yang terjadi pada plat holder seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.
Berdasarkan properties of grade 10.9 bolt (ISO), maka diperoleh kemudian
dikonversikan ke

Maka diperoleh tegangan patah pada baut yaitu 10612,2 .

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 177
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu semakin besar tekanan yang
diberikan air regulator maka semakin besar pula tegangan geser dan tegangan tarik yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil perhitungan dari data observasi diperoleh tegangan baut pengikat pada plat holder
yaitu : . Tegangan yang terjadi ini masih berada dibawah tegangan tarik patah

yaitu : sehingga baut dinyatakan aman pada saat kerja mesin. Untuk penelitian

selanjutnya diharapkan menggunakan data dari beberapa mesin yang digunakan sehingga dapat dilihat
tegangan maksimum ketika beban dinamis.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Avner, Sillney H., Introduction to Physical Metallurgy. Second Edition, 1974, New York, Mc Graw
Hill Kogakusha, Ltd.
[2] Febriyanti, Eka. 2010. Analisa Kerusakan Connecting Rod Pada Mesin Diesel Kendaraan
Bermotor. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Volume 12, Nomor(3): 214-219.
[3] Dewobroto, Wiryanto,. 2012. Pengaruh Pemakaian Baut Mutu Tinggi dan Baut Biasa Terhadap
Kinerja Sistem Sambungan dengan Ring Khusus Berahur. Jurnal Teknik Sipil. Volume 10,
Nomor(2).
[4] Irawan, Agustinus Purna., 2009. Diktat Elemen Mesin. Universitas Tarumanagara. Jakarta.

178 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life

Anda mungkin juga menyukai