Anda di halaman 1dari 5

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

JOKETRO KABUPATEN MAGETAN

Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Tafsir Dakwah

Oleh:

Siti Munadifa (04040221098)

Dosen Pengampu:
Dr. H. Abdul Mujib Adnan, M. Ag
NIP. 195902071989031001

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
DESEMBER
2022
PEMBAHASAN

A. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berasal dari kata data yang berarti kemampuan atau kekuatan.
Menurut KBBI, Pemberdayaan adalah proses, cara atau tindakan pemberdayaan. Secara
umum pemberdayaan adalah proses memberdayakan masyarakat atau sekelompok orang
untuk mengambil tindakan guna mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraannya. Pemberdayaan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada
konteks dan kondisi sosial yang ada. Metode pemberdayaan di suatu tempat dalam satu
masyarakat berbeda dengan di tempat lain, pada masyarakat yang lain, tergantung pada
kondisi tempat tersebut. Definisi yang jelas dari konsep pemberdayaan berbeda-beda
bergantung pada situasi yang ada. Pemberdayaan oleh Adam berarti cara dan metode yang
digunakan individu, kelompok, atau komunitas untuk mengelola lingkungan dan
memungkinkan mereka mencapai tujuan, dengan bekerja untuk memaksimalkan kualitas
hidup, dan saling membantu mewujudkannya. Kata pemberdayaan banyak digunakan di
media pada tahun 1980-an untuk merujuk pada ketidaksetaraan gender, rasisme, dan
diskriminasi warna. Pemberdayaan dimaknai sebagai upaya memberikan arahan kepada
kaum perempuan dan ras yang terpinggirkan. Namun demikian, konsep pemberdayaan
sebenarnya tidak hanya terkait dengan isu ketidaksetaraan gender, ras dan etnis, tetapi juga
terkait dengan masalah ekonomi dan kemiskinan (Sany, 2019).

Terdapat dalam QS. Ar- Ra’d: 11


‫َلٗه ُمَع ِّقٰب ٌت ِّم ْۢن َبْيِن َيَد ْيِه َو ِم ْن َخ ْلِفٖه َيْح َفُظْو َنٗه ِم ْن َاْم ِر ِهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيَغ ِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح ّٰت ى ُيَغ ِّيُرْو ا َم ا‬
‫ِبَاْنُفِس ِهْۗم َو ِاَذ ٓا َاَر اَد ُهّٰللا ِبَقْو ٍم ُس ْۤو ًء ا َفاَل َم َر َّد َلٗه ۚ َو َم ا َلُهْم ِّم ْن ُد ْو ِنٖه ِم ْن َّو اٍل‬

Artinya: Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,


dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak
ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia harus selalu berusaha meningkatkan dan
berinovasi untuk mendapatkan rezeki, kebahagiaan dari Allah SWT dengan kerja keras
dan doa, dari pernyataan di atas konsep pemberdayaan masyarakat dalam perspektif al-
Qur’an adalah konsep ideal dan harus dipadukan dengan konsep-konsep ilmiah yang ada
saat ini.

B. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat


Terdapat dalam QS. Al-Hasyr: 7

‫َم ٓا َاَفۤا َء ُهّٰللا َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه ِم ْن َاْهِل اْلُقٰر ى َفِلّٰل ِه َو ِللَّر ُسْو ِل َو ِل ِذ ى اْلُق ْر ٰب ى َو اْلَيٰت ٰم ى‬
‫َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو اْبِن الَّس ِبْيِۙل َك ْي اَل َيُك ْو َن ُد ْو َل ًةۢ َبْيَن اَاْلْغ ِنَي ۤا ِء ِم ْنُك ْۗم َو َم ٓا ٰا ٰت ىُك ُم‬
‫الَّر ُسْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم ا َنٰه ىُك ْم َع ْنُه َفاْنَتُهْو ۚا َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِۘب‬

Artinya : Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
(yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul,
kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang
yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-
orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
Tafsiran : Apa yang Allah berikan kepada RasulNya sebagai fai` dari harta para penghuni
negeri yang musyrik tanpa mengerahkan kuda dan unta, maka ia adalah milik
Allah dan RasulNya. Ia didistribusikan untuk kemaslahatan umum kaum
Muslimin, untuk para kerabat Rasulullah, yaitu Bani Hasyim dan Bani al-
Muthalib, juga untuk anak-anak yatim, yaitu anak-anak miskin yang ditinggal
wafat bapak-bapak mereka saat belum baligh, juga orang-orang miskin, yaitu
orang-orang yang membutuhkan dan tidak memiliki apa yang mencukupi dan
memenuhi kebuutuhan mereka, dan juga ibnu sabil, yaitu musafir yang
bekalnya habis dan terputus dari hartanya.

Ayat diatas menyatakan bahwa Allah SWT melarang berputarnya harta (modal)
hanya di kalangan orang-orang kaya. Islam berusaha mewujudkan pemeratan dengan
membatasi aset dan sumber daya yang ada, tidak hanya dikuasai oleh orang-orang yang
kaya saja, sedangkan orang-orang miskin tidak dapat mengakses sumber daya tersebut.
Pemberdayaan masyarakat dalam Islam lebih memprioritaskan keseimbangan antara
pertumbuhan dan pemerataan karena keduanya merupakan dua sisi yang tak terpisahkan.
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau berusaha menciptakan perdamaian melalui
hal-hal kecil seperti mengucapkan salam, menjalin silaturrahim, sholat malam, dan
memberi makan kepada orang yang tidak mampu agar memperoleh kemakmuran abadi di
surga. Rasulullah mengatakan demikian agar ada pemerataan dan persamaan hak dalam
mengembangkan diri masing-masing, dengan adanya persamaan beserta kesempatan
dalam berusaha maka tidak ada lagi kesenjangan ekonomi dan sosial antara satu sama lain.
Pemberdayaan masyarakat dalam konteks ekonomi merupakan sebuah pembelajaran
kepada masyarakat agar mereka melakukan upaya perbaikan kualitas kehidupan yang baik
menyangkut kesejahteraan dan keselamatan di dunia maupun akhirat khususnya Desa
Joketro yang sekarang kebanyakan anak remajanya tidak mau meneruskan sekolah . Titik
berat konsepsi pemberdayaan masyarakat bukan pada bidang ekonomi (peningkatan
pendapatan, investasi, dan sebagainya) saja, tapi juga pada faktor non ekonomi. Konsepsi
pemberdayaan ekonomi yang dicontohkan Rasulullah Saw tidak hanya mencakup
“menghilangkan kemiskinan” dan memberikan bantuan- bantuan sementara, tetapi juga
kebijakan yang sangat progresif yang ditujukan untuk “menghilangkan penyebab
kemiskinan”. Begitu pula dalam mengatasi masalah tersebut, Rasulullah menanamkan
etika bahwa bekerja adalah sebuah nilai yang berharga untuk mendorong masyarakat bisa
mengatasi masalah ekonomi mereka, bekerja yang sesuai dengan keahliannya dan
pengalaman yang mereka miliki, memberi nasihat, saran, dan bimbingan. Islam
mengedepankan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dengan berpegang pada 3 prinsip
utama; prinsip ukhuwwah (persaudaraan), prinsip ta’awun (tolong-menolong), dan prinsip
persamaan derajat.
Lingkup kegiatan masyarakat, yaitu:
1. Membina masyarakat ( hal utama yang harus dilakukan dalam pemberdayaan
masyarakat, seperti: mengembangkan kapasitas indvidu, lembaga, dan sistem jejaring).
2. Mebina usaha ( membuat ide usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada di
Desa Joketro, membentuk badan usaha, merencanakan sumber pembiayaan, serta
pengelolaa SDM)
3. Melestarikan lingkungan (Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap
keberlanjutan usaha dan kehidupan).
Penerapan kegiatan pemberdayaan ekonomi di Desa Joketro dimulai dari
menyadarkan para masyarakatnya akan masalah ekonomi yang terus ada karena biaya
kehidupan sehari-hari belum merasa cukup, kemudian meningkatkan kemampuan dan
kemandirian untuk meningkatkan ekonomi keluarga, membantu dalam memecahkan
masalah ekonomi dengan membuat sosialisasi dan pelatihan usaha, tidak hanya sekedar
memberi arahan kita juga harus berlatih bersama dalam membuat ide usaha atau
mengembangkan usaha yang ada dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan
membantu mesarkannya agar masyarakat bisa merubah pola pikir mereka untuk tidak
selalu bergantung pada orang lain. Masyarakat Desa Joketro memang banyak remaja yang
tidak mau melanjutkan sekolah dengan alasan bahwa mencari uang lebih baik untuk
membantu pengeluaran keluarga, dengan ini saya merasa bahwa desa Joketro perlu adanya
pemberdayaan masyarakat untuk membantu masalah masyarakat di Desa tersebut.

Referensi:
- Sany, Ulfi Putra. (2019). Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Al
Qur’an. Jurnal Ilmu Dakwah. 39(1). 32-44.
- Tanjung, M. Z. (2017). Peranan Dinas Sosial dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Pemberdayaan Perempuan
Melalui Program UEP-KM di Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung). Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai