Anda di halaman 1dari 82

HASIL PENELITIAN

“ PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PENGELOLA


BUMDES DI KECAMATAN WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA”

OLEH:

RAHMAT MAULANA AKHIR


B1B1 20 057

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil Penelitian oleh Rahmat Maulana Akhir telah diperiksa dan disetujui oleh

pembimbing untuk diajukan pada panitia Seminar Proposal Penelitian

Kendari, 2024

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Murdjani Kamaluddin, SE., MS. Dr. La Ode Bahana Adam, SE., M.Si
NIP. 197511262006041001
NIP. 195406151985011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Juharsah, SE., M. Si.


NIP. 19750401 200501 1 001

ii
ABSTRAK

Rahmat Maulana Akhir (B1B1 20 057) Pengaruh Kompetensi terhadap


Kinerja Pengelola BUMDes Di Kecamatan Watubangga Kabupaten
Kolaka. Dimbing Oleh: Murdjani Kamaluddin dan La ode Bahana
Adam.

Penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap


kinerja pengelola BUMDes. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
pengelola BUMDes Di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka sebanyak 55
orang yang sekaligus dijadikan sebagai sampel penelitian dengan menggunakan
teknik Sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kompetensi berpengaruh positif


dan signifikan terhadap kinerja pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga
Kabupaten Kolaka.

Kata Kunci: Kompetensi, Kinerja Pengelola

iii
ABSTRACT

Rahmat Maulana Akhir (B1B1 20 057) The Influence of Competency on the


Performance of BUMDes Managers in Watubangga District, Kolaka
Regency. Supervised by: Murdjani Kamaluddin and La ode Bahana
Adam.

This research aims: To determine the influence of competence on the


performance of BUMDes managers. The total population in this study was all
BUMDes managers in Watubangga District, Kolaka Regency, totaling 55 people
who were also used as research samples using saturated sampling techniques. This
research uses simple linear regression analysis.

The research results show that: competency has a positive and significant
effect on the performance of BUMDes managers in Watubangga District, Kolaka
Regency.

Keywords: Competence, Manager Performance

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan

puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya

sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh

Kompetensi terhadap Kinerja Pengelola BUMDes Di Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka”.

Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan tak

terhingga kepada Ibunda Neriyati, yang telah merawat dan membesarkan saya

dengan segala kasih sayang dan doa yang tak terhingga serta dukungan moril dan

material yang tak ternilai dalam menyelesaikan pendidikan yang tidak dapat

dibalas dengan apapun. Penyusunan Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu

syarat dalam memperoleh gelar sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Halu Oleo. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam upaya

penulisan Skripsi ini senantiasa mengalami kendala dan hambatan, namun berkat

Rahmat Allah SWT, serta dorongan bantuan dari berbagai pihak sehingga segala

tantangan dan rintangan dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini,

dengan penuh kerendahan hati penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tulus

kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan, keyakinan dan doa

v
bagi penulis untuk memantapkan langkah dalam melakukan kegiatan. Terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H. Murdjani Kamaluddin,

SE.,M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. La Ode Bahana Adam, S.E.,M.Si

selaku pembimbing II yang telah penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan

waktu, tenaga dan fikiran, serta memberikan masukan dan arahan maupun koreksi

penulisan. Semoga bimbingan dan petunjuk yang diberikan mendapatkan balasan

yang setimpal dari Allah SWT.

Dalam penyusunan ini, penulis menyadari banyak yang telah memberikan

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis dari lubuk hati yang paling dalam menghaturkan terima

kasih yang tulus dan teristimewa kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muh Zamrun F, S.Si.,M.Si,M.Sc selaku Rektor

Universitas Halu Oleo.

2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin, SE.,M.Si,.Ak.,CA.,ACPA, selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

3. Bapak Dr. Juharsah, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

4. Ibu Dr. Wahyuniati Hamid, S.Pd.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.

5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Halu Oleo yang telah mendidik dan membantu penulis selama

perkuliahan dan dalam penyelesaian hasil penelitian.

vi
6. Saudara terkasih yaitu, Chusnul Yaqin, Bibit Purnama Sari, Dan Bayu

Arfian yang telah mensupport dalam menyelesaikan studi.

7. Partner Terbaik yaitu, Fita Duwi Rahayu yang telah memberikan motivasi,

dukungan dan doa serta membantu dan menemani menyelesaikan skripsi.

8. Sahabat Terbaik yaitu, Muh. Nur ihsan, dan Nasarudin yang telah

memberikan motivasi, masukan, membantu dan menemani menyelesaikan

skripsi.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2020 yang tidak sempat disebutkan

namanya.

10. Seluruh teman-teman KKN Reguler 2023 Desa Rano Teta.

11. Orang-orang yang tidak bisa penulis tuliskan namanya satu persatu atas

segalanya saya ucapkan terimakasih dari hati yang terdalam.

Akhirnya penulis menyampaikan segala permohonan maaf dengan penuh

kerendahan hati atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini,

semoga dapat berguna bagi Nusa dan Bangsa, serta Negara.

Kendari, 2024

Rahmat Maulana Akhir

DAFTAR ISI

vii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii

ABSTRAK.............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................x

DAFTAR SKEMA................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................9


2.1. Kajian Teori.......................................................................................................9
2.1.1. Kompetensi..........................................................................................................9
2.1.2. Kinerja Karyawan..............................................................................................19
2.1.3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).................................................................25
2.2. Penelitian Terdahulu.........................................................................................29
2.3.1. Hubungan antara Kompetensi Terhadap Kinerja..............................................32
2.4. Kerangka Pikir Penelitian.................................................................................33
2.5. Hipotesis Penelitian..........................................................................................34

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................35


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................35
3.2 Populasi dan Sampel........................................................................................35
3.2.1. Populasi..............................................................................................................35
3.2.2. Sampel................................................................................................................36
3.3 Jenis dan Sumber Data.....................................................................................36
3.3.1. Jenis Data...........................................................................................................36
3.3.2. Sumber Data.......................................................................................................36

viii
3.4 Metode Pengumpulan Data..............................................................................37
3.5 Metode Pengelolahan Data...............................................................................37
3.6 Skala Pengukuran Variabel..............................................................................37
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................................38
3.7.1. Uji Validitas.......................................................................................................38
3.7.2. Reliabilitas.........................................................................................................39
3.8 Metode Analisis Data.......................................................................................40
3.9 Pengujian Hipotesis..........................................................................................41
3.10 Definisi Operasional Variabel..........................................................................42
3.10.1. Kompetensi (X)..................................................................................................42
3.10.2. Kinerja (Y).........................................................................................................43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................45


4.1 Gambaran Umum BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka.........45
4.1.1 Struktur Organisasi Usaha Milik Desa (BUMDes)............................................46
4.1.2 Program Kerja BUMDes....................................................................................48
4.3 Deskripsi Variabel Penelitian...........................................................................52
4.3.1 Kompetensi (X)............................................................................................53
4.3.2 Kinerja (Y)...................................................................................................54
4.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.............................................................58
4.4.1 Analisis regresi linear sederhana..................................................................58
4.4.2 Pengujian Hipotesis Dengan Uji t (parsial)...................................................59
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................60
4.5.1 Pengaruh Kompetensi Tehadap Kinerja Keryawan......................................60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................64


5.1. Kesimpulan..................................................................................................64
5.2. Saran............................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................66

LAMPIRAN..........................................................................................................69

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3 1 Jumlah Populasi..............................................................................................35

Tabel 3 2 Bobot Nilai Jawan Responden.........................................................................38

Tabel 3 3 Hasil Uji Validitas...........................................................................................39

Tabel 3 4 Hasil Uji Reliabilitas.......................................................................................40

Tabel 4 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 49

Tabel 4 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......................................50

Tabel 4 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal..............................50

Tabel 4 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja..........................................51

Tabel 4 5 Interval dari Kriteria Penilaian variabel...........................................................52

Tabel 4 6 Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi.................................................53

Tabel 4 7 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja........................................................55

Tabel 4 8 Hasil Analisis Regresi Berganda.....................................................................58

x
DAFTAR SKEMA

Skema 2 1 Struktur Organisasi BUMDes.........................................................................26

Skema 2 2 Kerangka Pikir Penelitian..............................................................................33

Skema 4 1 Struktur Organisasi BUMDes KEC. Watubangga Kab. Kolaka 47

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) menjadi

awal dari pergeseran paradigma pemerintahan Desa dalam tatanan sistem

pemerintahan Negara Indonesia. Dimana paradigma dari Indonesia membangun

Desa menjadi Desa membangun Indonesia. Undang-Undang Desa Nomor 6

Tahun 2014 memberikan otonomi kepada Pemerintah Desa untuk mengelola

wilayahnya dan pemerintahannya.

Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014, pemerintah Desa diberikan

keleluasan untuk mendirikan kelembagaan ekonomi dipedesaan yang dikelolah

sepenuhnya oleh masyarakat Desa. Lembaga ekonomi dipedesaan tidak lagi

didirikan atas dasar prakarsa pemerintah, tetapi didasarkan pada keinginan

masyarakat Desa yang berdasar dari adanya potensi Desa setempat. Secara

spesifik, melalui peraturan pemerinta Nomor 72 Tahun 2005 (PP 72/2005) tentang

Desa, telah mengatur hak-hak dan kewenangan Desa hingga bahkan sumber

pendapatan keuangannya, yang diantaranya berasal dari usaha Desa.

Permendes Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan, dan

Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Dimaksudkan untuk

melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi tentang 2 pendirian,

Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes).

1
2

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah

pasal 213 ayat (1) desebutkan bahwa Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik

Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa

Pendirian BUMDes bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Desa,

meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa,

mengembangkan rencana kerja sesama usaha masyarakat Desa dan atau pihak

ketiga, menciptakan peluang dan jaringan pesar yang mendukung kebutuhan

layanan warga, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui perbaikan pelayanan umum, dan menigkatkan pendapatan masyarakat

Desa dan pendapatan asli Desa.

Keberhasilan serta berkembangnya suatu BUMDes dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya terletak dipundak para pengurus BUMDes, meskipun

bentuk BUMDes terkesan lebih sederhana dibandingkan dengan bedan usaha lain,

tetapi pelaksanaan program BUMDes tidaklah sederhana kerena dalam

implementasi program yang ada, para pengurus atau pengelolah BUMDes harus

benar-benar memahami keadaan serta potensi Desa setempat dan harus selalu siap

berinovasi untuk menghadapi setiap perubahan dan pekembangan yang ada,

dengan tidak mengabaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan

dari pengelola BUMDes sengat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu,

sumberdaya manusianya yang dilihat dari segi Kompetensi yang dimiliki oleh

para pengelolanya.

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting

bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun
3

perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan

perusahaan atau organisasi. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang

dipekerjakan disebuah organisasi sebagai penggerak pemikir dan perencana untuk

mencapai tujuan organisasi.

Kompetensi yang dimiliki seseorang akan digunakan untuk mengatasi

berbagai masalah dalam bidang pekerjaan. Hal senada juga dikemukakan

Woodruffe (1993) bahwa begitu banyak keanekaragaman arti kompetensi tetapi

pada akhirnya merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan.

Musafir (2007) menyatakan bahwa tingkat keterampilan dan kemampuan

karyawan tersebut diperoleh dari proses pendidikan dan pelatihan. Kompetensi

akan berpengaruh terhadap kinerja pengurus suatu organisasi, dengan adanya

kompetensi yang dimiliki kepengurusan BUMDes maka muda bagi BUMDes

mencapai visi misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan kegiatan BUMDes ini tidak terlepas dari pengawasan

berbagai pihak baik dari pihak Desa itu sendiri maupun dari pihak kabupaten.

Dari pihak Desa selalu memberikan evaluasi terkait kompetensi kepada seluruh

pengurus BUMDes agar kinerja pengurus sesuai dengan apa yang diharapkan, dan

pengurus tidak melakukan penyelewengan terhadap dana yang ada pada kas

BUMDes, sehingga tujuan BUMDes dapat tercapai yaitu meningkatkan

perekonomian masyarakat menengah kebawah dan melakukan pemberdayaan

kepada masyarakat miskin, terutama yang ada di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka.
4

Mangkuprawira dan Hubeis (2007 :155) menyatakan kinerja adalah hasil

dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu yang tepat dari

karyawan serta organisasi yang bersangkutan, ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi

jumlah dan mutu tertentu sesuai standar organisasi atau perusahaan. Potensi yang

dimiliki individu atau SDM manjadi kekuatan utama dalam menggerakkan sektor

perekonomian daerah. Perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk kota dan desa

menjadi tantangan bagi pemerinta Desa dalam memaksimalkan potensi uanggulan

Desa.

Di Kecamatan Watubangga terdiri dari 11 Desa dan 3 kelurahan, tidak

semua desa mendirikan BUMDes. Hanya sebagian desa yang telah mendirikan

BUMDes diantaranya yaitu Desa Ranoteta yang BUMDesnya bergerak di bidang

usaha simpan pinjam dan sewa Tenda, Desa Peoho yang BUMDesnya bergerak di

bidang pengadaan pupuk dan penyedia transaksi BRI Link, Desa Kukutio

bergerak di bidang warung, kemudian Desa Mataosu yang BUMDesnya bergerak

di bidang usaha simpan pinjam. Kabupaten Kolaka khususnya di Kecamatan

Watubangga, terdapat hanya 10 Desa yang mendirikan BUMDes sedangkan

sisanya bergerak di bidang usaha lain, tentunya bertujuan untuk mensejahterakan

masyarakat Desa dan untuk memberikan pemasukan di Desa.

Berdasarkan observasi awal yang pernah saya lakukan bahwa BUMDes di

Kecamatan Watubangga masih kurang mengalami perkembangan disebabkan

kinerja pengurus yang kurang baik. Dimana pengurus BUMDes kurang memiliki

kompetensi kerja yang baik dalam mejalankan tugasnya..


5

Indikasi yang menunjukkan bahwa kompetensi pengurus pada BUMDesa

di Kecamatan Watubangga tergolong rendah tercermin pada tingginya jumlah

pengurus yang masih berpendidikan rendah dimana pengurus yang bekerja pada

BUMDes masih didominasi oleh pengurus berpendidikan SMA/SMK. Standar

yang harus dimiliki oleh pengurus BUMDes yaitu sebagai seorang ketua,

bendahara dan sekretaris meliputi penguasaan teknologi, ahli dalam bidang surat

menyurat, pengelolaan keuangan dan kegiatan dalam pengaturan data-data penting

yang terkait dengan kegiatan BUMDesa. Selain pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki seorang pengurus BUMDesa harus memiliki minat di bidangnya,

artinya pengurus tidak hanya dipilih dengan kemampuan seadanya tetapi memiliki

minat seperti pengetahuan mengenai potensi desa yang dimiliki dan tingginya

kemauan untuk mengembangkannya menjadi inovasi guna kemajuan BUMDesa.

Selain rendahnya pengetahuan, pengurus BUMDes juga kurang mendapat

pembinaan dan pelatihan dalam mengelola usaha yang dijalankan oleh BUMDes.

Dari fenomena di atas dapat dibuktikan bahwa secara nasional dalam lima

tahun terakhir, BUMDes mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun

2014 BUMDes berjumlah 8.100 unit, dan mengalami penambahan yang

signifikan menjadi 41.229 unit pada tahun 2019 (Kemendes & PDTT RI, 2021;

Ekatmawati. 2020). Tahun 2020 bertambah menjadi kurang lebih 51.000 unit

(Pratiwi & Novianty, 2020). Data tersebut menunjukkan, pertumbuhan BUMDes

sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2020 sebesar 23,52%. Jika dilihat dari

jumlah Desa secara nasional 74.961 Desa, dengan BUMDes mencapai 68% dari

total jumlah Desa yang ada (Ekatmawati, 2020). Sehinggga dari data tersebut
6

masih ada 38% Desa yang belum menjalankan BUMDes. Namun dari data di atas

pertumbuhan BUMDes tidak seiring dengan kinerja yang diberikan oleh pengurus

BUMDes itu sendiri terbukti bahwa tidak semua BUMDes mengukir cerita

sukses. Presiden RI Bapak Joko Widodo, paling tidak menyoroti dua kali

mengenai kualitas BUMDes. Beliau menyatakan ada 2.188 BUMDes yang tidak

beroprasi dan ada 1.670 BUMDes yang beroprasi tapi tidak memberikan

kontribusi.

Berdasarkan fenomena dan permasalahan yang telah diuraikan diatas,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi

Terhadap Kinerja Pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka” peneliti akan melihat seberapa besar pengaruh kompetensi

terhadap kinerja pengelola BUMDes.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka fokus penelitian ini

adalah kinerja pengelolaan BUMDes di Kecamatan Watubangga, Kabupaten

Kolaka dengan fokus masalah penelitian ini yaitu, “Apakah kompetensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola BUMDes?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja pengelola

BUMDes.
7

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, manfaat

penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur khususnya

bagi pengurus BUMDes dan menjadi referensi untuk penelitian-

penelitian yang serupa serta dapat memberikan informasi terkait foktor

yang dapat mempengaruhi kenerja BUMDes.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penulis tentang kinerja BUMDes

b. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan masalah yang

timbul dengan saran-saran untuk memecahkannya, serta dapat

memberikan manfaat kepada pengelola BUMDes dan menjadi

bahan evaluasi pengelola BUMDes untuk meningkatkan

kinerjanya.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada

pemerintah desa dalam mengetahui factor yang mempengaruhi

kinerja pengelola atau pengurus BUMDes.

d. Bagi Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara, penelitian

ini dapat menambah koleksi pustaka untuk bahan bacaan dan

kajian mahasiswa Universitas Halu Oleo khususnya mahasiswa

jurusan Manajemen Konsentrasi SDM (Sumber Daya Manusia).


8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan kemampuan dan kesanggupan penulis untuk

meneliti masalah-masasalah yang ada, maka perlu penulis batasi masalah yang

akan diteliti yaitu, hanya untuk mengetahui apakah kompetensi berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Dalam Bab ini membahas kajian teori yang diawali dengan konsep-konsep

yang digunakan dalam kajian teori mengenai penjelasan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan kinerja Pengelola BUMDes.

2.1.1. Kompetensi

Kompetensi berbicara tentang kemampuan yang dimiliki oleh seseorang.

Hal tersebut sangat jelas bahwa kompetensi merupak faKtor penentu keberhasilan

suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

2.1.1.1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjalani

situasi dan keadaan didalam pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat

dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta motivasi-motivasi yang diciptakan

dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi pada umumnya

diartikan sebagai bentuk keterampilan, pengetahuan, kemampuan serta perilaku

dari seseorang pegawai/karyawan dalam pelaksanaan tugas (Idrajaya, 2017).

Menurut Wibowo (2016) kompetensi merupakan karekteristik individu

yang mendasari kinerja atau perilaku di tempat kerja. Kinerja di pekerjaan

dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan, sikap, gaya kerja, kepribadian,

9
10

kepentingan/minat, dasar-dasar, nilai sikap, kepercayaan, dan gaya

kepemimpinan.

Menurut Sedarmayanti (2017:11) mengatakan bahwa kompetensi lebih dekat

pada kemampuan atau kapabilitas yang diterapkan dan menghasilkan pegawai

atau pemimpin atau pejabat yang menunjukkan kinerja yang tinggi disebut

mempunyai kompetensi. Kompetensi sebagai kemampuan dari seorang individual

yang ditunjukkan denga kinerja baik dalam jabatan atau pekerjaannya.

Kompetensi itu kumpulan dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

digunakan untuk meningkatkan kinerja atau keadaan atau kualitas yang memadai

atau sangat berkualitas, mempunyai kemampuan untuk menampilkan peran

tertentu. Hal ini mengartikan bahwa Pertama, kompetensi merupakan kombinasi

dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku untuk meningkatkan kinerja. Kedua,

indikator kuat tentang kompetensi disini adalah peningkatan kinerja sampai pada

tingkat baik atau sangat baik. Ketiga, kombinasi dan perilaku adalah modal untuk

menghasilkan kinerja. (Soetrisno & Gilang, 2018)

Menurut Kravetz, kompetensi merupakan sesuatu yang seorang tunjukkan

pada saat bekerja setiap hari. Fokusnya ialah sikap ditempat kerja, bukan sifat-

sifat kepribadian atau keterampilan yang diluar dari tempat kerja. (Apridasari,

2022)

Safwan dalam (Herawati, 2019) mengatakan bahwa kompetensi bisa

digambarkan sebagai aspek-aspek eksklusif yang berasal dari seseorang pekerja

yang memungkinkan dalam mencapai kinerja yang unggul. Menurut Kusumah

kompetensi artinya kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi


11

dengan pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang di tuntut oleh pekerjaan

tersebut.

Kompetensi adalah kemampuan berdasarkan pada perilaku kerja,

keterampilan, serta pengetahuan yang didukung oleh kinerja dan penerapannya

dalam pekerjaan pada tempat kerja dalam kaitannya menggunakan persyaratan

pekerjaan yang ditetapkan. (Apridasari, 2022)

Kompetensi atau kemampuan merupakan salah satu unsur yang penting

dalam menujang kinerja pegawai dalam sebuah organisasi. Pegawai yang

memiliki kemampuan yang baik dapat menunjang tercapainya visi dan misi

organisasi untuk segera maju dan berkembang pesat guna menghadapi kompetisi

global yang semakin maju. (Heri & Andayani, 2021)

Spencer dalam Moeheriono (2014: 5) mendefinisikan kompetensi “sebagai

karakteristik yang mendasari seseorang yang berkaitan dengan efektivitas kinerja

individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki

hubungan kausal atau sebagai sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan,

efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi

tertentu”.

Secara umum bahwa kompetensi sebagai karakteristik dasar yang terdiri dari

keterampilan (skills), pengetahuan (knowledge) serta atribut personal (personal

atributs) lainnya. Yang mampu membedakan seseorang mampu melakukan dan

tidak melakukan saja. Artinya, inti utama dari sistem atau model kompetensi ini

sebenarnya adalah sebagai alat penentu untuk memprediksi keberhasilan kerja

seseorang pada posisi tertentu. (Heri & Andayani, 2021)


12

Pengertian Kompetensi Menurut Dharma (dalam Edi Sutrisno, 2010:203)

adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan

atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh

sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi sebagai

kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di

tempat kerja, juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan mereka untuk

melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan

standar kualitas professional dalam pekerjaan. (Nurindah & Rahim, 2018)

Kompetensi juga merupakan landasan dasar karakteristik orang dan

mengindikasikan cara berprilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan

mendukung untuk periode waktu cukup lama. Kompetensi sebagai suatu dasar

dalam manajemen sumber daya manusia memiliki berbagai gugus dan dimensi.

(Nurindah & Rahim, 2018)

Kompetensi tidak hanya mengenai kecerdasan yang dimiliki individu saja.

Kemampuan yang lainnya seperti berhubungan dengan orang lain, kemampuan

menerima tangguang jawab merupakan bagian dari kompetensi indivudu. Agar

karyawan memiliki kompetensi yang baik, selain dari diri sendiri perusahaan

maupun organisasi juga mamiliki peran untuk menciptakan kompetensi

karyawannya sehingga memiliki berbagai kemampuan yang mampu mendukung

keberhasilan tujuan prusahaan atau organisasi. (Ratna Sari 2018)

2.1.1.2. Jenis-Jenis Kompetensi


13

Menurut Kunadar (2017), kompetensi dapat dibagi 5 (lima) bagian

yaitu:

1. Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang

ada pada diri individu yang diperlukan untuk menunjang kinerja.

2. Kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas.

3. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat prilaku yang berkaitan dengan

kemampuan individu dalam mewujudkan diri, identitas diri dan

pemahaman diri.

4. Kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang

merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari lingkungan sosial.

5. Kompetensi spiritual, yakni pemahaman, penghayatan serta

mengamalan kaida-kaida keagamaan.

2.1.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Kompetensi yang dimiliki oleh individu dapat berubah apabila tidak

memperhatikan beberapa faktor. Zwell (2000) dalam Wibowo (2016) terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kompetensi:

1. Kayakinan dan Nilai-nilai

Kayakinan tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak

kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang

cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.


14

2. Keterampilan

Keterampilan memainkan peran kabanyakan kompetensi

pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan

kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan

kompetensi individual. Pengalaman Keahlian dari banyak

kompetensi memerlukan pengalam mengorganisasi orang,

komunikasi dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan

sebagainya. Orang yang tidak perna berhubungan dengan organisasi

besar dan kompleks tidak mungkin menembangkan kecerdasan

organisasional untuk memahami dinamika kekuasaan dan pengaruh

dalam lingkukan tersebut;

3. Motivasi

Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah,

dengan cara memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan

bawahan, memberikan pengakuan dan pengertian individu dari

atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi

seseorang bawahan;

4. Kemampuan intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran

konseptual dan pemikiran analisis. Tidak mungkin memperbaiki

melalui setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah

tentu faktor pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam

kompetensi inti;
15

5. Karakteristik kepribadian

Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manejer dan pekerja

dalam sejumla kompetensi, termaksud dalam penyelesian konflik,

menunjukkan kepribadian interpersonal, kemampuan bekerja dalam

tim, memberikan pengaruh, dan membangun hubungan.

6. Emosional

Hambatan emosional dapan membatasi kemampuan kompetensi.

Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau

tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan

inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi

kemampuan kompetensi dan menyelesaikan konflik dengan

manajer. Orang mungkin mengalami kesulitan mendengarkan orang

lain apabila mereka tidak merasa didengar.

Faktor diatas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

kompetensi menurut ahli. Oleh karena itu, karyawan dan organisasi

harus saling memperhatikan hal tersebut agar kompetensi yang

dimiliki tidak berubah ataupun berkurang. Karna jika hal itu terjadi

akan berdampak pada kinerja yang diberikan organisasi.

2.1.1.4. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam organisasi,

disamping itu sumber daya manusia juga harus memiliki kompetensi yang

memadai dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

Yustiono (2012) menyebut kompetensi sebagai “ability” yaitu kapasitas


16

seseorang individu untuk mengerjakan barbagai tugas dalam suatu pekerjaan.

Selanjutnya dijelaskan juga bahwa kemampuan individu dibentuk dari dua

perangkat faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan faktor kemampuan

fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang

diperlakukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecepatan,

kekuatan, dan keterampilan.

Menurut Wibowo (2016) kompetensi merupakan suatu kemampuan

untuk melakukan atau melaksanakan sesuatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi

atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung olah sikap kerja yang dituntut

oleh pekerjaan tersebut. Ada lima jenis karakteristik kompetensi sebagai berikut:

1. Motif adalah suatu yang secara konsisten dipikirkan tau yang

diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif akan

mendorong, mengarahkan, dan memili perilaku menuju tindakan

atau tujuan tersebut.

2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang konsesten terhadap

situasi dan informasi.

3. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang.

Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat

efektif hampir setiap situasi adalah sebagai konsep diri seseorang.

4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang

spesifik, pengetahuan dan kompetensi yang kompleks.


17

5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas dan mental

tertentu. Kompetensi keterampilan kognetif termaksuk berpikir

analitis dan konseptual.

Kompetensi menjadi karakteristik yang mendasari seseorang dan

berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam kinerja menurut Spencer

(1993) dalam Atmadja (2018). Menentukan ambang batas kompetensi yang

diperlukan tentu akan menjadi dasar untuk proses seleksi, suksesi, perencanaan,

kenerja evaluasi dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut Atmadja

(2018) bahwa kinerja individu dapat optimal jika individu memiliki kompetensi

yang dapat diandalkan di bidangnya. Keandalan kompetensi sumber daya manusia

dapat dibentuk, dimana formasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan organisasi

dalam mengelola sumber daya manusia menjadi beberapa spesifikasi kompetensi

individu, diantaranya kompetensi pencapaian tujuan, kompetensi pemecahan

masalah, kompetensi interaksi dengan orang lain, dan kompetensi kerja tim.

2.1.1.5. Indikator Kompetensi

Indikator pengukuran variabel kompetensi dapat diadopsi dari teori

yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2012) meliputi:

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah wawasan yang dimiliki oleh seseorang yang

didapatkan dari pembelajaran dan pengalaman yang pernah

dilewatinya, pegawai dapat menyelesaikan tugasnya karena adanya

pengetahuan yang dimilikinya. Dimana pengetahuan yang


18

dimilikinya diantanya merupakan pengetahuan tentang prosedur

kerja, dan pengetahuan tentang sifat pekerjaan.

2. Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

yang berasal dari akal, ide, pikiran dan kreatifitas dalam

mengerjakan sesuatu atau menghasilkan sebuah nilai dari hasil

pekerjaan. Keterampilan memiliki beberapa item diantaranya yaitu:

a. Keterampilan teknis kemampuan untuk menggunakan

peralatan, teknik, prosedur dan metode dari suatu bidang

tertentu.

b. Keterampilam manusiawi kemampuan untuk bekerja dengan

anggota, memahami dan memotivasi orang lain, baik secara

individu maupun kelompok.

3. Sikap

Sikap adalah perbuatan seseorang yang dilakukan berdasarkan

keyakinan dan pendirian yang dimilikinya. Sikap memiliki

beberapa item yaitu:

a. Sikap terhadap atasannya

Perbuatan pegawai terhadap pimpinannya. Dengan sikap dan

perilaku kerja yang baik pimpinan akan memberikan apresiasi

kepada pegawi yang bersangkutan. Selain sikap pegawai juga

menerima tantangan dari pimpinan maka pimpinan akan

melihat seberapa jauh semangat pegawai untuk perusahaan.


19

b. Sikap terhadap rekan kerja

Perbuatan seseorang terhadap sesama rekan kerja. Untuk

kenyamana pada saat bekerja lebih baik menghindari konfilk

terhadap sesama rekan kerja karena hal tersebut memiliki

dampak negativ dan berpengaru terhadap masa depan karir.

2.1.2. Kinerja Karyawan

2.1.2.1 Pengertian Kinerja

Sedarmiyati (2009: 66-68) menyebutkan bahwa, kemampuan karyawan

sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting arti dan

keberadaannya bagi peningkatan produktivitas kerja dilingkungan organisasi.

Kinerja adalah kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge and

skill) serta dorongan motivasi untuk mencapai prestasi kerja yang sesungguhnya.

Sedangkan kinerja menurut Mangkunegara (2007: 9) merupakan hasil kerja atau

prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang dari kegiatan yang telah dilakukan.

Dengan pernyataan di atas secara tidak langsung menyatakan bahwa untuk

mencapai kinerja tingkat tinggi, seseorang karyawan harus melakukan pekerjaan

dengan baik (motivasi), harus melakukan pekerjaan secara efektif

(kemampuan/kompetensi), dan harus tepat waktu, mentaati aturan-aturan yang

telah ditetapkan (disiplin).

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2017: 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang adalah faktor kemampuan (ability) yaitu kemampuan potensi


20

(IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill). Faktor motivasi (motivation),

yaitu sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja dan sebagainya.

1. Kemampuan (Ability)

Menurut Moenir (1998; 116), perkataan “skill” (kemampuan)

berasal dari kata dasar mampu dalam yang hubungan dengan

tugas/pekerjaan berarti dapat melakukan tugas/pekerjaan sehingga

menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan menurut

Klingner dan Nalbandion dalam Musafir (2017) bahwa kemampuan

adalah sejauh mana pekerjaan memiliki pengetahuan, kemampuan dan

kecakapan interpersonal serta kecakapan-kecakapan teknis dan tenaga

untuk menghaslkan kinerja.

2. Kompensasi (dalam bentuk gaji)

Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan artinya

bahwa dengan memberikan kompensasi yang adil sesuai dengan

pekerjaan karyawan maka akan meningkatkan kinerja karyawan

tersebut (Pramana dan Sudharma, 2013);

3. Pengalaman kerja

Pengalaman memiliki pengaru terhadap kinerja karyawan.

Pengalaman kerja merupakan suatu pengetahuan dan keahlian yang

dimiliki olah seseorang sebagai akibat dari pekerjaan yang pernah

dilakukan olah seseorang pada suatu periode sebalumnya (Robbins dan

Timithy, 2008);

4. Motivasi (motivation)
21

Menurut Winardi (2002:1) kata motivasi berasal dari bahasa

latin, yaitu movere yang artinya menggerakkan (to mavo). Selanjutnya

kata tersebut dijadikan dalam Bahasa Inggris menjadi motivation yang

berarti pemberian motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau

keadaan uang menimbulkan dorongan. Sedangkan menurut Karwati

(2010) menggunakan istila mitivasi dengan motivasi kerja dan

mengidentifikasi sebagai dorongan seseorang untuk mencapai tujuan

pekerjaan dan bias dirai jika terdapat upaya (effort), tujuan pekerjaan

yang jelas (organizational goal) dan terpenuhinya kebutuhan

seseorang untuk mengguga perhatianya terhadap pekerjaan.

5. Gaya kepemimpinan

Menurut Sugianto (2011) menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.

Gaya kepemimpinan adalah pola khas yang dipilih olah seseorang

pemimpin pada saat berhadapan dengan staf atu bawahannya agar

bersedia untuk melakukan suatu pekerjaan (Dubrin, 2000).

2.1.2.3 Penilaian Kinerja

Untuk mengukur kinerja tersebut, diperlukan penilaian (performance

oppraisal) terhadap hasil kinerja yang telah dicapai oleh objek tersebut sehingga

diperoleh nilai-nilai yang lebih bermakna secara menyeluruh. Dengan demikian

penilaian kinerja dapat disamakan dengan penilaian prestasi kerja yang dicapai.

Sementara hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk melihat perkembangan

perusahaan atau usaha yang dijalankan dengan sasaran meliputi kecakapan,


22

kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang

dievaluasui dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan

dilakukan secara berkala. (Rivai, 2004)

Nurmianto dan Siswanto (2006) mengemukakan penilaian prestasi kerja

dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu penilaian teknis dan penilaian

menajerial. Penilaian teknis terhadap keryawan tingkat operasional, sedangkan

penilaian menajerial terhadap karyawan tingkat manajemen, masing-masing

diukur dengan kompetensi menurut Kompetensi Spenser, yaitu:

1. Komitmen pada organisasi yaitu kompetensi untuk menyamakan

perilakunya dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan dari organisasi

tempat ia berada.

2. Keinginan berprestasi yaitu kompetensi seseorang untuk bekerja

dengan baik sehingga mampu melalui standar. Standar ini dapat berupa

hasil kerjanya dimasa lalu, ukuran yang ditetapkan perusahaan atau

usaha yang dijalankan, keberhasilan orang lain, sesuatu yang

menantang atau bahkan sesuatu yang belum perna dicapai oleh orang

lain.

3. Melayani yaitu kompetensi seseorang untuk membantu dan melayani

pengguna jasa atau produk yang dihasilakn untuk menemukan dan

memenuhi kebutuhan mereka.

4. Kerjasama yaitu kompetensi untuk melakukan kerjasama dengan

sesama, menjadi bagian dari tim. Keanggotaan tim tidak harus secara
23

formal namun bisa jadi berasal dari berbagai fungsi dan tingkat dimana

terjadi komunikasi satu sama lainnya untuk menyelesaikan masalah.

5. Proaktif yaitu kompetensi seseorang untuk melakukan lebih dari yang

diperlukan (proaktif) mengambil inisiatif dan untuk mendapat lebih

banyak informasi. Ini dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan,

mencega timbulnya permasalahan atau menciptakan peluang.

6. Pimpinan yaitu kompetensi untuk mengambil peran selaku pimpinan

kelompok atau tim untuk kemajuan instansi. Ini meliputi juga

kompetensi seseorang untuk menggunakan otoritas dan wewenang

jabatan yang dimilikinya secara propesional dan efektif.

7. Disiplin yaitu kompetensi untuk selalu mengerjakan sesuatu tepat pada

waktu yang ditentukan.

2.1.2.4 Indikator Kinerja

Menurut Sedarmayati (2013: 260) indikator untuk mengukur kinerja

yaitu:

1. Kualitas Pekerjaan

Kualitas pekerjaan yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. Dimana hasil yang

dilakukan mendekati sempurnahyang meliputih ketelitian dalam

bekerja dan hasil pekerjaan yang meliputi standar, seperti:

a. Keterampilan dalam melaksanakan tugas

b. Ketelitian dalam melaksanakan tugas

c. Hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan target


24

2. Kuantitas Pekerjaan

Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah jumlah unit,

jumlah siklus yang diselesaikan, misalnya :

a. Kecepatan dalam menyelesaikan tugas

b. Kemampuan dalam menyelesaikan proses pekerjaan

c. Mampu dalam menyelesaikan masalah pekerjaan

3. Tanggung jawab

Tanggung jawab yaitu kesediaan untuk memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang dialami dalam suatu pekerjaan, misalnya :

a. Hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan target

b. Mengambil keputusan secara musyawarah

c. Mampu memperbaiki kesalahan dalam pekerjaan

4. Kemampuan Bekerjasama

Kemampuan bekerjasama yaitu kesediaan untuk bekerjasama

dengan orang lain sesuai organisasi, misalnya:

1. Hubungan antara atasan dengan pegawi

2. Hubungan antara sesama pegawai

3. Mampu menyelesaikan pekerjaan secara musyawarah

5. Inisiatif

Kemampuan dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan sesuai

dengan waktu yang sudah ditentukan dan mampu menghasilkan

pekerjaan sesuai dengan target, misalnya:

a. Melakukan pekerjaan tanpa menunggu perinta dari atasan


25

b. Memberikan solusi dalam menyelesaikan pekerjaan

c. Memberikan ide-ide baru sebelum menyelesaikan pekerjaan

2.1.3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

2.1.3.1. Pengertian BUMDes

Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tantang Desa, Badan

Usaha Milik Desa yang desebut BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui pernyataan secara langsung

yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, bisnis dan

usaha lainnya dan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

Selanjutnya menurut pasal 213 ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang pemerinta daerah, yang menyatakan bahwa sebagai suatu lembaga

ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatuf masyarakat dan menganut asas

mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup

kemungkinan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat mengajukan pinjaman

modal kepada pihak luar, seperti dari pemerinta Desa atau pihak lain, bahkan

melalu pihak ketiga.

Manajemen dan pengelola BUMDes dilaksanakan oleh organisasi

pengelola BUMDes yang terdiri dari penasehat, pelaksana operasional dan

pengawas yang terpisa dengan pemerinta Desa (peraturan mentri Desa Nomor 4

Tahun 2015 pasal 10). Struktur organisasi pengelola BUMDes ditunjukkan oleh

skema 2.1.
26

Skema 2 1 Struktur Organisasi BUMDes

Pengawas Penasehat

Direktur

Sekretaris Bendahara

Kepala Unit Kepala Unit Kepala


Usaha Usaha Unit Usaha
Sumber : Peraturan Mentri Desa Nomor 4 Tahun 2015

Skema 2.1 menunjukkan struktur organisasi pengelola BUMDes yang

terdiri dari penesehat (ex officio oleh lura Desa), pelaksana operasional (ketua,

sekretaris, bendahara dan kepala unit usaha), dan pengawas. Pengelola BUMDes

mendapatkan modal dasar dari pemerinta Desa berupa penyertaan modal Desa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu badan usaha yang

didirikan atau dibentuk secara bersama oleh masyarkat dan pemerintah Desa dan

pengelolaannya dilakukan oleh pemerinta Desa dan masyarakat dalam rangka

memperoleh keuntungan bersama sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli

Desa.

2.1.3.2. Tujuan Pendirian BUMDes

Terdapat empat tujuan pertama pendirian Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) pada umumnya yaitu:


27

1. Meningkatkan perekonomian Desa.

2. Meningkatkan pendapatan asli Desa.

3. Meningkatkan pengelolaan potensi Desa sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

pedesaan.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah

merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan

secara koperatif, partisipatif, emansipatif, akuntabel, dan sustainable.Oleh karena

itu, perluh upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat

berjalan secara efektif, efisien, prifesional dan mandiri.

Untuk mencapai tujuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dilakukan

dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui

pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes.

Memenuhi kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat, mengingat

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) akan menjadi usaha yang paling dominan

dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga dituntut mampu

memberikan pelayanan non anggota (di luar desa) dengan menempatkan harga

dan pelayanan yang berlaku dengan standar pasar. Dinyatakan dalam undang-

undang bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat didirikan sesuai

dengan kebutuhan dan potensi desa.

Berdasarkan uraian di atas maka depat disimpulkan bahwa tujuan

pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai suatu badan usaha yang
28

dapat memberdayakan berbagai potensi usaha masyarakat Desa, mendukung

pelaksanaan pembangunan di Desa dan menjadi sumber pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi pedesaan.

2.1.3.3. Kinerja BUMDes

Keberhasilan serta berkembangnya suatu BUMDes dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya terletak dipundak para pengurus BUMDes, meskipun

bentuk BUMDes terkesan lebih sederhana dibandingkan dengan badan usaha lain,

tetapi pelaksanaan program BUMDes tidaklah sederhana kerena dalam

implementasi program yang ada, para pengurus atau pengelolah BUMDes harus

benar-benar memahami keadaan serta potensi Desa setempat dan harus selalu siap

berinovasi untuk menghadapi setiap perubahan dan perkembangan yang ada,

dengan tidak mengabaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Keberhasilan dari pengelola BUMDes sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor yaitu, sumber daya manusia, finansial, standar operasional prosedur (SOP)

dan lain-lain.

Untuk meningkatkan pengelola BUMDes perlu diberikan standar

operasional prosedur (SOP) yang jelas dari pemerintah desa, sehinggga

pelaksanaan operasional BUMDes tersebut dapat berjalan dengan baik termasuk

di dalamnya adalah penataan manajemen yang lebih baik, tertib administrasi,

sistem pelaporan keuangan, jam kerja dan penataan aset, sehingga kinerja

pengelola BUMDes dapat meningkat dan BUMDes dapat berkembang lebih baik

yang selanjutnya mampu menambah jenis usaha yang dikelola. Agar kenerja
29

pengelola BUMDes dapat meningkat, perlu adanya pelatihan dan pendidikan

karyawan untuk meningkatkan keterampilan karyawan BUMDes.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini penulis uraikan penelitian relevan terdahulu yang terkait dengan

pembahasan kinerja pengelola BUMDes

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dhea Salwa, Dkk. (2023) yang berjudul

“Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pengelola Badan Usaha Milik

Desa (Bumdes) Di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan (X1) mempunyai nilai

berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja (Y), dan

keterampilan (X2) dan Sikap (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja (Y).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Samsir, Aidin Hudani A., dan

Abd Razak Yusuf (2021) yang berjudul “Pengaruh Kompetensi,

Motivasi, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pengelola Bumdes Di

Kecamatan Laeya Kebupaten Konawe Selatan”. Dimana hasil penelitian

bahwa: (1) Kompetensi, motivasi, dan disiplin kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan; (2) Kompetensi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai; (3) motivasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan; (4) Disiplin Kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh K. M. Mirah Meilinda Utami dan N. M.

D. Ariani Mayasari (2021) yang berjudul “Kompetensi, Motivasi Dan


30

Kimerja Pengurus BUMDes SE- Kecamatan Banjar.” Dimana hasil

penelitian ini bahwasannya pengaruh kompetensi terhadap kinerja

pengurus BUMDesa se-Kecamatan Banjar secara langsung lebih besar

daripada pengaruh kompetensi melalui motivasi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Helmy Lathifa Khamsi, Wilda Rasaili,

dan Yayak Nurwahyudi (2022) yang berjudul “Kompetensi dan Motivasi

Kerja dalam Peningkatan Kinerja Pengurus Badan Usaha Milik Desa di

Desa Parsanga Kabupaten Sumenep”. Dimana hasil penelitian

Kompetensi (X1) berpengaruh secara signifikan sebesar 0,407 terhadap

kinerja (Y). Variabel X1 mempunyai thitung 2,809 > ttabel 2,080. Maka,

dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti komptensi (X1)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pengurus BUMDes Camar Desa

Parsanga. Motivasi kerja (X2) berpengaruh signifikan sebesar 0,481

terhadap kinerja (Y). Variabel X2 mempunyai thitung 4,063 > ttabel

2,080. Maka, dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti

motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pengurus

BUMDes Camar Desa Parsanga. Berdasarkan pengujian secara simultan

diperoleh Fhitung (18,175) > Ftabel (3,44) sehingga dapat disimpulkan

bahwa H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh kompetensi dan

motivasi kerja secara simultan terhadap kinerja Pengurus BUMDes

Camar Desa Parsanga.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Andika Desrianto Setiawan, Adolf

Bastian, dan Agus Seswandi (2023) yang berjudul “Pengaruh


31

Kompetensi, Kepuasan Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Pengurus BUMDesa Di Kecamatan Bukit Batu”. Dimana hasil

penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis

diperoleh bahwa kompetensi, kepuasan kerja dan kepemimpinan

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pengurus BUMDesa di

Kecamatan Bukit Batu.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Adie Satriawan Putra, dkk (2020) yang

berjudul “Pengaruh Pelatihan dan Kompetensi terhadap Kinerja

Karyawan yang Dimediasi oleh Komitmen pada Pengelola Bumdes di

Kabupaten Kuansing”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pelatihan, kompetensi dan komitmen berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pada BUMDes di Kabupaten Kuantan Singingi. Pelatihan dan

kompetensi secara tidak langsung melalui komitmen organisasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada BUMDes di Kabupaten

Kuantan Singingi.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Komang Sika, Hermanto, Agus Susanto

(2022) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap

Kerja Terhadap Kinerja Pengelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Dikecamatan Palibelo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a)

Pengetahuan kerja memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap

kinerja pengelola BUMDes se-Kecamatan Palibelo KabupatenBima; (b)

Keterampilan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja

pengelola BUMDes se-Kecamatan Palibelo KabupatenBima; (c) Sikap


32

kerja memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja

pengelola BUMDes se-Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima; (d)

Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja memiliki pengaruh simultan

yang signifikan terhadap kinerja pengelola BUMDes se-Kecamatan

Palibelo Kabupaten Bima.

Dari penelitian relevan yang telah disajikan dapat disimpulkan bahwa

adanya pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja pengelola BUMDes. Namun,

dalam penelitian yang dilakukan oleh Dhea Salwa, dkk (2023). Ada salah satu

indikator pengukur kompetensi yang hasilnya tidak signifikan dibanding dengan

indikator lainnya. Oleh karna itu peneliti tertarik untuk meneliti kembali terkait

kompetensi terhadap kinerja pengelola BUMDes.

2.3. Hubungan Antar Variabel

2.3.1. Hubungan antara Kompetensi Terhadap Kinerja

Dalam suatu tingkat kompetensi dibutuhkan agar dapat mengetahui tingkat

prestasi yang diharapkan. Tingkat kompetensi yang dibutuhkan tentunya akan

dapat dijadikan dasar bagi evaluasi prestasi kerja. Karena kompetensi merupakan

suatu kemampuan individu dalam mengembangkan potensi dirinya dalam

merespon perubahan yang terjadi atau tuntutan dari pekerjaan yang

menggambarkan suatu kinerja. Kompetensi yang terdiri atas pengetahuan,

keterampilan dalam menganalisis dan mengambil keputusan, dan sikap/perilaku

bekerja mandiri atau berkelompok, maka melalui suatu kompetensi tertentu

seorang pegawai atau karyawan akan bekerja semakin baik dan berkualitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Komang Sika, Hermanto, dan Agus Susanto
33

(2012) diketahui bahwa variabel kompetensi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja pengelola BUMDes.

2.4. Kerangka Pikir Penelitian

Secara umum tentang penelitian ini digambarkan dalam kerangka pikir,

dapat dilihat dari skema 2.2 sebagai berikut:

Skema 2 2
Kerangka Pikir Penelitian

BUMDes Kecamatan
Watubangga
Kabupaten Kolaka

Kompetensi Kinerja Pengelola


(Mangkunegara: 2012) (Sedarmayanti: 2013)
 Pengetahuan  Kualitas Kerja
 Keterampilan  Kuantitas Kerja
 Sikap  Tanggung Jawab
 Kemampuan Bekerja
Sama
 Inisiatif

Analisis regresi
Linear Sederhana

KESIMPULAN

Keterangan:

X = Kompetensi (independen)
34

Y = Kinerja (dependen)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, maka penulis menarik hipotesis

yaitu Diduga bahwa Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga Kab. Kolaka


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di BUMDes Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka. Penelitian ini akan dilaksanakan setelah Seminar Proposal

hingga selesai.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiono (2012: 61) mengatakan bahwa populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus atau

pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka yang

berjumlah sebanyak 55 pengelola.

Tabel 3 1
Jumlah Populasi
No Nama Desa Jumlah Pengelaola/Karyawan Masing-
masing BUMDes
1. Mataosu ujung 5 orang
2. Mataosu 5 orang
3. Kastura 5 orang
4. Kukutio 5 orang
5. Rano Teta 5 orang
6. Peoho 5 oarng
7. Sumber Rejeki 5orang
8. Longgosipi 5 orang
9. Gunung Sari 5 orang
10. Lamunde 5 orang
11. Polenga 5 orang
Jumlah 55 Orang

35
36

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2014: 81) karena jumlah populasinya relatif sedikit yaitu

sebanyak 55 orang, maka dalam penelitian ini menggunakan metode sampling

jenuh atau metode sensus yakni semua anggota populasi akan digunakan sebagai

sampel.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni:

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual dan

diperoleh langsung dari objek atau narasumber atau pelaku (frist-hand

information) (Silalahi, 2009).

b. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari tangtan kedua atau

pihak lain yang telah tersedia sebelumnya (Silalahi 2009)

3.3.2. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan berasal dari sumber data

Primer dan data Sekunder.

a. Data Primer

Pada penelitian ini berupa kinerja pengelola dilihat dari Kualitas kerja,

Kuantitas kerja, tanggung jawab dan kemampuan kerja. Akan berasal

dari kuisioner responden dengan pengelola BUMDes di Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka.


37

b. Data Sekunder

Data penelitian ini nantinya akan di bantu oleh data dari pemerintahan

setempat terkait penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan metode atau teknik pengumpulan data

melalui angket yang berisikan kuisioner. Kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun

sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dipakai sistem kuisioner yang bersifat

tertutup.

3.5 Metode Pengelolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini akan menggunakan

penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution)

karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta

sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu

dekriptif.

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan untuk menjadi

acuan panjang pendeknya interval dalam alat ukur, sehingga alat ukut tersebut jika

digunakan akan menghasilkan data Kuantitatif.

Teknik pengukuran skor atau nilai yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur, pendapat sikap,

dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
38

penelitian ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya

disebut sebagai variabel penelitian.

Alternatif dalam penelitian pengukuran item-item tersebut terdiri dari lima

alternatif pilihan dimana tingkatan rendah sampai tertingginya diberikan skor 1

s/d 5. Yang ditetapkan secara bervariasi sesuai dengan pertanyaan. Berdasarkan

skala likert tersebut, dilakukan pembobotan nilai jawaban responden sebagaimana

disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3 2
Bobot Nilai Jawan Responden

No. Jawaban Notasi Nilai


1. Sangat Setuju SS 5
2. Setuju S 4
3. Nertral N 3
4. Tidak Setuju TS 2
5. Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono (2012)

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan

kecermatan kuisioner dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur. instrumen

dalam penelitian ini akan dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dan variabel-variabel yang diteliti

secara konsisten. Validitas merupakan ukuran yang berhubungan dengan tingkat

akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator, yaitu menjamin bahwa alat ukur yang

digunakan, dalam hal ini pertanyaan kuisioner cocok dengan obyek yang akan

diukur.
39

Variabel yang akan diukur adalah Kompetensi dan kinerja karyawan.

Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan model analisis

korelasi pruduk moment dengan kriteria yang dikatakan valid apabila nilai r ≥

0,30 dengan derajat signifikan α = 0,05. (Solimun 2002).

Tabel 3 3
Hasil Uji Validitas
Variabel Penelitian Item Indikator Nilai r Ket
X1.1.1 0.783 Valid
Pengetahuan
X1.1.2 0.842 Valid
X1.2.1 0.804 Valid
Kompetensi (X1) Keterampilan
X1.2.2 0.759 Valid
X1.3.1 0.488 Valid
Sikap
X1.3.2 0.488 Valid
Y1.1.1 0.427 Valid
Kualitas Kerja
Y1.1.2 0.355 Valid
Y1.2.1 0.589 Valid
Kuantitas Kerja
Y1.2.1 0.629 Valid
Y1.3.1 0.624 Valid
Kinerja Karyawan (Y) Tanggung Jawab
Y1.3.2 0.421 Valid
Y1.4.1 0.744 Valid
Kemampuan Kerja Sama
Y1.4.2 0.601 Valid
Y1.5.1 0.744 Valid
Inisiatif
Y1.5.2 0.744 Valid
Sumber: Data Primer Diolah 2023

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa semua item indikator yang

mengukur masing-masing variabel indikator menghasilkan angka koefisien

validitas yang lebih dari 0,3 (r > 0,3). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.
40

3.7.2. Reliabilitas

Selain uji validitas, juga dilakukan uji reliabilitas instrument dengan tujuan

untuk mengetahui apakah instrument penelitian yang dipakai dapat dilakukan

berulang kali pada waktu yang berbeda. Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya

variabel tersebut dilihat dari alat ukur yang digunakan yaitu dengan menggunakan

koefisien alpha cronbach (a). Instrument dianggap telah memiliki tingkat

keandalan yang diterima, jika koefisien reliabilitas yang terukur adalah ≥ 60.

Tabel 3 4
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Penelitian Cronbach,s Alpha Keterangan

Kompetensi 0.798 Reliabel

Kinerja 0.895 Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah 2021

Berdasarkan tabel 3.5 diatas menunjukan bahwa hasil uji Reliabilitas dari

seluruh instrumen memiliki nilai koefisien korelasi (α) > 0,60 sehingga dapat

diartikan dalam penelitian ini dapat dipercaya keadaannya.

3.8 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan

metode statistik. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

linear sederhana. Analisis ini akan mengestimasi variabel bebas (X), berikut

rumus persamaan regresi linear sederhana:

Y = a + bx
41

Dimana:

Y = Variabel dependen.

a = Koefisien konstanta.

b = Koefisien regresi

X= Variabel independen

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diadopsi ke dalam penelitian menjadi:

Y = Kinerja pengelola BUMDes (variabel dependen).

X = Kompetensi (variabel independen).

Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial, dapat digunakan uji

t. Apabila t sig < alpha 0,05 maka variabel bebas mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat, demikian sebaliknya apabila t sig> alpha 0,05

maka variabel bebas tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

3.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian hpotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji statistik t

pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2009). Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara terpisah ataupun bersama-sama.

Adapun kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:


42

a. Jika signifikansi < = 0,05 maka Hipotesis diterima berarti ada

pengaruh secara parsial variabel dependen secara individual terhadap

variabel dependen.

b. Jika signifikansi > 0,05 maka Hipotesis ditolak berarti tidak ada

pengaruh secara paersial variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen.

3.10 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah pusat perhatian dari objek penelitian ini dikelompokan dua

interval. Pertama variabel bebas (independen), yakni Kompetensi (X). Kedua

variabel terikat (dependen), yakni Kinerja Karyawan adapun definisi masing-

masing variabel tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

3.10.1. Kompetensi (X)

Kompetensi adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh seseorang yang

berdasarkan atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku dalam upaya

menyelesaikan tugas secara professional, efektif dan efisien.

Indikator pengukuran variabel kompetensi dapat diadopsi dari teori yang

dikemukakan oleh Mangkunegara (2012) meliputi:

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengetahuan karyawan atau pengelola tentang

prosedur kerja, dan mengetahui sifat pekerjaan, agar memudahkan

pencapaian tujuan dalam organisasi.

b. Keterampilan
43

Keterampilan adalah karyawan mamiliki keterampilan dalam teknis

pekerjaan, mempunyai kemampuan kerja dengan rekan kerja dan

keterampilan memotivasi orang lain. Jika karyawan memiliki

keterampilan maka akan meningkatkan motivasi dalam bekerja dan

akan memudahkan dalam pencapian tujuan organisasi.

c. Sikap

Sikap adalah karyawan harus mampu memberikan sikap yang baik

kepada pimpinan, dan memberikan sikap yang baik terhadap rekan

kerja.

3.10.2. Kinerja (Y)

Kinerja adalah kapabilitas yang dimiliki seseorang dalam menghasilkan

suatu hasil kerja yang nantinya akan menghasilkan suatu kefektifan dan

keefesienan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Menurut Sedarmayati (2013: 260) indikator untuk mengukur kinerja yaitu:

a. Kualitas kerja

Kualitas kerja dalah keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugas

yang diberikan, ketelitian dalam melaksanakan tugas dan karyawan

mampu memperoleh hasil kerja sesuai dengan target.

b. Kuantitas kerja

Kuantitas kerja adalah kecepatan seorang karyawan dalam

menyilesaikan tugas yang diberikan dan kemampuan dalam

menyelesaikan proses kerja, kualitas tidak terlepas dari hasil kerja

yang diperoleh
44

c. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan

targer, mengambil keputusan secaea musyawarah dan mampu

memperbaiki kesalahan dalam pekerjaan.

d. Kemampuan bekerjasama

Kerja sama adalah adanya hubungan yang baik antara karyawan,

sesama kelompok kerja.

e. Inisiatif

Inisiatif adalah melakukan pekerjaan tampa harus menunggu perintah

dari atasan, dan memberikan solusi dalam menyelesaikan pekerjaan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten

Kolaka

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka tidak terlepas dari keberadaan program pemberdayaan

Desa (PPD), progrm pemberdayaan Desa adalah suatu bentuk program

penanggulangan kemiskinanan sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah

rendahnya kesejahteraan rakyat yang merupakan kewajiban pemerintah sesuai

agenda utama pembangunan nasiaonal.

Setelah munculnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(UU Desa) menjadi awal pergeseran peradikma pemerintahan Desa dalam

tatanan sistem pemerintahan Negara Indonesia, dimana paradikma dari

Indonesia yaitu membangun Desa yang akan menjadi Desa membangun

Indonesia. Dalam UU Desa ini memberikan otonomi kepada pemerinta Desa

untuk mengelola wilayahnya dan pemerintahnya.

Regulasi lain juga mengakui ekstensi berdirinya suatu BUMDesa yaitu

dilandasi oleh Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah

Daerah pasal 213 ayat 1 disebutkan bahwa Desa dapat mendirikan Badan

Usaha Milik Desa sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh Desa

tersebut, selanjutnya tercantum juga dalam peraturan pemerintah Kabupaten

Konawe Selatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang perubahan peraturan daerah

45
46

Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tujuan pendirian Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) yaitu sebagai berikut:

1. Bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Desa.

2. Mengembangkan rencana kerja sesama usaha masyarakat Desa dan atau

pihak ketiga.

3. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuahan

layanan warga.

4. Membuka lapangan kerja.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyrakat melalui perbaikan pelayanan

umum.

6. dan tentunya akan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan

pendapatan asli Desa.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendirian

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai suatu badan usaha yang dapat

memberdayakan sebagai potensi usaha masyrakat Desa, mendukung

pelaksanaan pembangunan di Desa dan menjadi sumber pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi Desa.

4.1.1 Struktur Organisasi Usaha Milik Desa (BUMDes)

Setiap badan organisasi atau pun perusahaan mempunyai tujuan atau

kehendak yang telah ditetapkan jauh sebelumnya dalam proses perencanaan.

Langkah utama dalam pencapaian tujuan adalah merancang atau merumuskan

struktur organisasi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan organisasi serta

mencerminkan unsur kejelasan dan fleksibel. Hal ini dimaksud karena


47

struktur organisasi merupakan alat dan kerangka dasar yang membantu

organisasi mencapai tujuan.

Proses perencanaan struktur organisasi membuat gambaran,

pengaturan dan pengklasifikasikan tugas, tanggung jawab dan serta personal

serta bagian dari saksi yang ada pada organisasi, disamping itu didalam

struktur harus pula menggambarkan jaringan-jaringan kordinasi atau fungsi

dan seluruh aktivitas organisasi yang satu dengan yang lainnya saling terkait.

Dengan demikian struktur organisasi yang menata proses dan mekanisme

kerja dan sekaligus memungkinkan pemilihan strategi dan kebijakan yang

selaras dalam upaya mencapai tujuan organisasi secarav lebih sehat dan

efektif. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa secara

umum di Watubangga.

Skema 4 1
Struktur Organisasi BUMDes KEC. Watubangga Kab. Kolaka

Pengawas Penasehat

Direktur

Sekretaris Bendahara

Kepala Unit Kepala Kepala


Usaha Unit Usaha Unit Usaha

Struktur kepengurusan BUMDes diatas sewaktu-waktu dapat berubah jika

terjadi penanambahan unit usaha ataupun penanmbahan kepengurusan

BUMDes.
48

4.1.2 Program Kerja BUMDes

1. Bidang Organisasi

a. meningkatkan kinerja pengurus BUMDes untuk lebih baik dimasa

b. Meningkatkan pengetahuan pengurus BUMDes mengenai

administrasi dan laporan keuangan.

c. Meningkatkan motivasi dan kedisiplinan pengurus BUMDes.

2. Bidang Usaha

a. Melanjutkan dan mengembangkan usaha yang sedang berjalan.

3. Bidang Permodalan

a. Melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan.

b. Kerja sama dengan masyarakat Desa ataupun dengan lembaga

keuangan yang ada di Desa.

4. Bidang Sosial

a. Ikut serta dan pertisipasi sitiap kegiatan sosial yang ada di Desa.

b. Melaksanakan program pelayanan yang layak bagi setaiap warga

masyarakat.

4.2 Karakteristik Responden

Respomden dalam penelitian ini adalah karyawan atau pengelolah

BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka sebanyak 55 orang.

Deskripsi karakteristik responden bertujuan untuk menjelaskan karakteristik

para pengelolah yang dijadikan sampel penelitian berdasarkan: jenis kelamin,


49

umur, pendidikan, dan masa kaerja. Deskripsi karakteristik responden

dijadikan pada tebel berikut:

Tabel 4 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Reponden Presentase (%)


Laki-laki 27 49.1
Perempuan 28 50.9
Total 55 100.0
Sumber: Data Primer diolah 2023

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Karakteristik Responden dilihat dari jenis

kelamin menunjukkan bahwa responden jenis kelamin laki-laki dan

perempuan memiliki jumlah yang hampir sama yakni 27 orang atau setara

dengan 49,1% laki-laki, jika dibandingkan dengan perempuan yang jumlah 28

orang atau setara dengan 50,9%. Kondisi ini wajar karena dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi pengelolaan di BUMDes membutuhkan pengelola laki-laki

dan perempuan dalam konteks tugas yang sesuai dengan kapasitas masing-

masing. Jenis kelamin mempengaruhi tugas-tugas yang dibebankan kepada

seorang karyawan, pada karyawan laki-laki diberi tugas yang tentunya akan

mengandalkan fisik, bila dibandingkan dengan karyawan perempuan. Ada

tugas-tugas tertentu yang hasilnya akan lebih baik jika dikerjakan oleh

karyawan perempuan jika dibandingkan dengan hasil pekerjaan laki-laki dan

begitupun sebaliknya.

Karena berdasarkan jenis kelamin diharapkan dapat mendukung

kompetensi dan kinerja pengelolah pada BUMDes.


50

Tabel 4 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Umur Jumlah Responden Persentase (%)


25-35 21 38.2
36-45 23 41.8
46-50 8 14.5
51-64 3 5.5
Total 55 100.0
Sumber: Data Primer diolah 2023.

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan umur merupakan salah

satu faktor yang dapat menentukan kompetensi dan kinerja pengelolah

BUMDes itu sendiri, karena secara pisikologis dapat membedakan seseorang

dalam cara berpikir, bersikap dan berperilakunya. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui sebagian besar umur responden adalah pada umur 36-45 tahun

(41,8%). Hal ini menunjukkan bahwa karyawan atau pengelola BUMDes

masih dikatakan produktif dalam mendukung operasional pengelolaan

organisasi, sehingga diharapakan mampu menunjukkan kinerja yang baik

dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Tabel 4 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase (%)
SMA 45 81.8
D3 8 14.5
S1 2 3.6
Total 55 100.0
Sumber: Data Primer diolah 2023.

Tabel 4.3 Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat

pendidikan formal yang ditamatkan oleh pengelola BUMDes di Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka yang menjadi reponden dalam penelitian ini.

Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pola pikir, cara pandang dalam
51

menghadapi berbagai persoalan dan juga kemauan untuk mengelolah usaha-

usaha yang dijalankan oleh BUMDes masing-masing Desa. Hasil penelitian

ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir

adalah SMA sebanyak 45 orang atau (81,8%). Kondisi ini menunjukkan

tingkat pendidikan pengelolah pada BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka masih kurang memadai, sehingga masih susah untuk

memahami konsep Kompetensi dan kinerja pengelolah dalam menjalankan

tugas-tugas yang diberikan atau mengelola usaha-usaha yang ada pada

BUMDes itu sendiri.

Tabel 4 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah Responden Presentase (%)
< 1 Tahun 1 1.8
1-2 Tahun 23 41.8
3-4 Tahun 30 54.5
4-5 Tahun 1 1.8
Total 55 100.0
Sumber: Data Primer diolah 2023.

Tabel 4.4 Berdasarkan masa kaerja. Hasil penelitian ini diketahui masa

kerja pengelolah pada BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten

Kolaka mayoritas 3-4 tahun atau (54,5%). Kondisi ini menunjukkan karyawan

atau pengelolah pada BUMDes, sudah termasuk memiliki masa kerja yang

cukup lama dalam mengelola usah-usaha yang didirikan oleh masing-masing

BUMDes. Fakta ini berkaitan erat dan juga dapat mempengaruhi tingkat

keterampilan dan kemampaun kerja pengelola BUMDes dalam memahami

konsep-konsep Kompetensi dan kinerja pengelola.


52

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk mengambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan

yang diajukan digunakan nilai rata-rata. Dimana dalam penelitian ini terdapat

55 responden yang digunakan dalam penelitian, semua variabel yang

dikemukakan ada dua yang terdiri atas satu variabel bebas (X) dan satu

variabel terikat (Y), dimana variabel bebas (X) yaitu Kompetensi dan variabel

terikat (Y) yaitu Kinerja Pengelola. Berdasarkan hal tersebut, maka hasil

perhitungan terhadap nilai rata-rata pada masing-masing variabel penelitian

dijelaskan dibawa ini:

Untuk memudahkan peneliti dari jawaban responden, maka dibuat

kriteria penilaian sebagai berikut: sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), netral

(skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1). Selanjutnya dicari

rata-rata dari setiap responden untuk memudahkan penilaian dari rata-rata

tersebut, maka dibuat interval sebesar 5 (lima), rumus yang digunakan

menurut Ridwan (2003: 71) adalah sebagai berikut:

Tabel 4 5
Interval dari Kriteria Penilaian variabel

Interval Interprestasi Nilai


1,00-1,80 Tidak Baik 1
1,81-2,60 Kurang Baik 2
2,61-3,40 Cukup Baik 3
3,41-4,20 Baik 4
4,21-5,00 Sangat Baik 5
Sumber: Ridwan, 2003 Diolah 2023
53

4.3.1 Kompetensi (X)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tanggapan responden terhadap

Kompetensi dengan indikator yang ada pada variabel tersebut.

Tabel 4 6
Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi
Tanggapan Responden (skor)
indikator Item SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) N SKOR MEAN KATEGORI
f (% ) f (% ) F (% ) f (% ) f (% )
X1.1.1 7 12.7 32 58.2 16 29.1 0 0 0 0 55 221 4,02 Baik
Pengetahuan X1.1.2 10 18.2 34 61.8 11 20 0 0 0 0 55 225 4,09 Baik
Rata-rata indikator X1.1 4,05 Baik
X1.2.1 3 5.5 44 80 8 14.5 0 0 0 0 55 215 3,91 Baik
Keterampilan X1.2.2 5 9.1 36 65,5 14 25.5 0 0 0 0 55 211 3,84 Baik
Rata-rata indikator X1.2 3,87 Baik
X1.3.1 8 14.5 24 43.6 23 41.8 0 0 0 0 55 210 3,82 Baik
Sikap X1.3.2 18 32.7 31 56.4 6 10.9 0 0 0 0 55 232 4,22 Baik
Rata-rata indikator X1.3 4,02 Baik
Total rata-rata variabel Kompetensi (x) 3,98 Baik
Sumber: Data Primer Diolah 2023

Deskripsi jawaban responden atas variabel Kompetensi pengelola

BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka pada Tabel 4.6 diatas

menunjukkan bahwa sebagian besar menyatakan sudah baik, bahwa

melaksanakan konsep kompetensi karyawan yang ditunjukkan dengan nilai

rata-rata 3,98 Artinya bahwa mayoritas responden manyatakan bahwa

penerapan kompetensi yang meliputi Pengetahuan, Keterampilan, dan sikap

sudah terpenuhi dengan baik.

Indikator pengetahuan dipersepsikan baik dengan nilai rata-rata sebesar

4,05. Hal ini mengidentifikasi pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga,

memiliki pengetahuan tentang prosedur kerja dan memahami sifat kerja

mereka dalam hal menjalankan tugas yang diamanahkan.


54

Indikator keterampilan dipersepsikan baik dengan rata-rata nilai sebesar

3,87. Hal ini mengidentifikasi bahwa pengelolah pada BUMDes di Kecamatan

Watubangga, sudah memiliki keterampilan teknis dalam bekerja, dan memiliki

keterampilan dalam bekerja sama dengan rekan kerja, misalnya dalam

menyusun strategi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi

namun belum maksimal.

Sedangkan untuk Indikator sikap dipersepsikan baik dengan rata-rata

nilai sebesar 4,02. Hal ini menunjukkan bahwa pengelola BUMDes di

Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka sudah memberikan sikap yang

baik kepada pimpinan maupun kepada rekan kerja.

Berdasarkan persepsi responden secara keseluruhan dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden telah melaksanakan dengan baik konsep

Kompetensi dalam bekerja yang menekankan pada Pengetahuan,

Keterampilan, dan sikap. Hasil penelitian didukung dengan presentase

jawaban responden tertinggi yaitu pada indikator pengetahuan sebesar 4,05,

dan sikap yang memiliki rata-rata nilai 4,02, dan presentase terendah pada

indikator keterampilan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pihak

pimpinan pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka.

4.3.2 Kinerja (Y)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tanggapan responden terhadap

Kinerja dengan indikator yang ada pada variabel tersebut.


55

Tabel 4 7
Tanggapan Responden Terhadap Kinerja
Tanggapan Responden (skor)
indikator Item SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) N SKOR MEAN KATEGORI
f (% ) f (% ) F (% ) f (% ) f (% )
Y1.1.1 8 14.5 31 56.4 16 29.1 0 0 0 0 55 221 4,02 Baik
kualitas Y1.1.2 8 14.5 23 41.8 24 43.6 0 0 0 0 55 220 4,00 Baik
Rata-rata indikator Y1.1 4,01 Baik
Y1.2.1 12 21.8 23 41.8 20 36.4 0 0 0 0 55 218 3,96 Baik
kuantitas Y1.2.2 13 23.6 25 45.5 17 30.9 0 0 0 0 55 217 3,95 Baik
Rata-rata indikator Y1.2 3,95 Baik
Y1.3.1 7 12.7 37 67.3 11 20 0 0 0 0 55 222 4,04 Baik
tanggung jawab Y1.3.2 8 14.5 39 70.9 8 14.5 0 0 0 0 55 221 4,02 Baik
Rata-rata indikator Y1.3 4,03 Baik
Y1.3.1 8 14.5 35 63.6 12 21.8 0 0 0 0 55 225 4,09 Baik
kemampuan
bekerja Y1.3.2 6 10.9 30 54.5 16 29.1 3 5.5 0 0 55 221 4,02 Baik
Rata-rata indikator Y1.4 4,05 Baik
Y1.3.1 16 29.1 31 56.4 8 14.5 0 0 0 0 55 218 3,96 Baik
inisiatif Y1.3.2 8 14.5 39 70.9 8 14.5 0 0 0 0 55 212 3,85 Baik
Rata-rata indikator Y1.5 3,91 Baik
Total rata-rata variabel Kompetensi (Y) 4,00 Baik
Sumber: Data Primer Diolah 2023

Deskripsi jawaban responden yang disajikan pada Tabel 4,9 diketahui

nilai rata-rata variabel kinerja pegawai sebesar 4,00 yang dapat diartikan

bahwa sebagian besar pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka menyatakan sudah baik dalam implementasi kinerja

pengelola. Jika dicermati dari indikator Kualitas pekerjaan, Kuantitas

Pekerjaan, Tanggung Jawab, Kemampuan bekerja Sama, dan Inisiatif. Persepsi

responden menunjukkan bahwa indikator kemampuan bekerja sama yaitu

memiliki skor rata-rata tertinggi yang diikuti oleh Tanggung jawab, Kualitas,

kuantitas pekerjaan, dan yang terkecil menurut penilaian responden adalah

inisiatif.
56

Indikator Kualitas Kerjaan berdasarkan tanggapan responden sudah

baik yang ditunjukkan dengan nilai rerata sebesar 4,01. Artinya kualitas kerja

yang dicerminkan karyawan memiliki keterampilan dalam menyelesaikan

tugas, dan sangat teliti dalam menyelesaikan tugas yang diberikannya.

Indikator Kuantitas Kerja berdasarkan tanggapan responden suda baik

dengan nilai rata-rata sebesar 3,95. Dapat diartikan bahwa karyawan atau

pengelola BUMDes di Kec Watubangga sudah memiliki kemampuan dalam

menyelesaiaknan proses pekerjaan, dan menyelesaikan tugas secara cepat dan

tepat.

Indikator Tanggung Jawab berdasarkan tanggapan responden suda baik

dengan jawaban responden sebesar 4,03. Artinya tanggung jawab yang

mencerminkan hasil kerja sesuai dengan target, dan mengambil keputusan

secara musyawarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan sebagian besar karyawan

atau pengelola BUMDes di Kecamatan watubangga Kabupaten Kolaka sudah

dapat menyelesaikan tugas sesuai target BUMDes di Kecamatan Watubangga.

Indikator Kemampuan Bekerja Sama menjadi indikator keempat dalam

pengukuran kinerja. Berdasarkan hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan

maka dipersepsikan baik oleh responden dengan nilai rata-rata skor jawaban

responden sebesar 4,05. Artinya kemampuan bekerja sama yaitu memiliki

hubungan yang baik kepada pimpinan maupun sesama rekan kerja, dan selalu

menyelesaikan dan mengambil keputusan dengan musyawarah.

Indikator Inisiatif menjadi indikator kelima dalam pengukuran kinerja.

Berdasarkan hasil jawaban dari pertanyaan yang diberikan dengan nilai rata-
57

rata skor jawaban responden sebesar 3,91. Artinya indikator ini memiliki rata-

rata yang digolongkan baik namun mendapat nilai terendah dibanding indikator

lain. Dalam hal ini masih perlu diperhatikan kembali mengenai inisiati

pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga.

Hasil penelitian persepsi responden secara keseluruhan berdasarkan

persentasi jawaban dapat disimpulkan bahwa Kinerja para pengelola BUMDes

di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka sebagian menyatakan sudah

baik yang ditekankan pada Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja, Tangguang Jawab,

Kemampuan Bekerja Sama, dan Inisiatif. Hasil penelitian ini berdasarkan dari

indikator Kinerja pegawai memiliki nilai rata-rata sebesar 4,00. Dapat diartikan

bahwa kinerja pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten

Kolaka sudah baik. Yang dimana fakta ini dapat dibuktikan dari jawaban

masing-masing responden mengenai indikator-indikator Kinerja yaitu pada

indikator kualitas kerja memiliki nilai rata-rata sebesar 4,01 yang artinya

kinerja kualitas kerja pengelolah BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka sudah baik, indikator Kuantitas kerja memiliki nilai rata-

rata sebesar 3,95, selanjutnya pada indikator Tanggung jawab yang memiliki

rata-rata sebesar 4,03 dan kemampuan bekerja sama yang memiliki nilai rata-

rata 4,05 sekaligus nilai tertinggi dari kelima indikator yang digunakan dan

inisiatif dengan rata-rata 3,91 dengan nilai terendah diantara 4 indikator lain

namun dalam kategori baik dan membuktikan bahwa kemampuan dalam

bekerja sama karyawan atau pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka sudah baik dan Pimpinan tetap selalu melakukan evaluasi
58

Kinerja pengelola untuk meningkatkan kinerja pengelola dari masing-masing

BUMDes yang ada di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka.

4.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis regresi linear sederhana

Pengujian dan pembuktian secara empiris pengaruh antara variabel

dalam penelitian ini selain menggunakan analisis statistika deskriptif juga

digunakan analisis istatistik inferensial yaitu analisis regresi linear sederhana

untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini.

Untuk menguji pengaruh Variabel bebas (X) terhadap Variabel terikat

(Y) digunakan Uji t. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila t sig <α0,05

maka variabel bebas tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel terikat. Demikian pula sebaliknya t sig >α0,05 maka variabel bebas

tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4 8
Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien Regresi t Hitung t Signifikan

Kompetensi (X1) 0.442 2,994 0,004


R 0.642 N = 55
Standar error 0.11176 α = 0,05
Sumber: Data Primer Diolah 2021

Berdasarkan hasil pengujian model regresi tersebut, maka model

regresi yang menyatakan pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pengelolai

dapat dinyatakan sebagai berikut:


59

Y = a + bx

Dimana:

Y = Variabel dependen.

a = Koefisien konstanta.

b = Koefisien regresi

X= Variabel independen

Berdasarkan dari tabel diatas dapat diinterpresentisekan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien regresi Kompetensi sebesar 0,442. Koefisien ini bertanda

positif jika Kompetensi baik atau meningkat maka akan baik atau semakin

meningkat Kinerja Karyawan.

2. Nilai R (Angka Koefisien Korelasi) 0,642 Nilai R menunjukan Nilai

Positif, hal ini menunjukan hubungan yang kuat antara Kompetensi (X)

terhadap kinerja karyawan (Y) pada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)

di Kecamatan watubangga Kabupaten Kolaka.

4.4.2 Pengujian Hipotesis Dengan Uji t (parsial)

Uji t ini bermaksud menguji pengaruh variabel independen Kompetensi,

terhadap kinerja karyawan pada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Kec,

Watubangga Kabupaten Kolaka.

Hasil analisis pengaruh secara parsial variabel kompetensi

menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,994 dengan tingkat signifikan 0,004. Nilai

signifikan tersebut lebih kecil dari nilai α sebesar 5% (0,05) sehingga

menunjukan bahwa variabel Kompetensi berpenagruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan atau pengelola BUMDes (Badan Usaha Milik


60

Desa) di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka sehingga hipotesis

dalam penelitian ini diterima.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Kajian terhadap pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja pengelola, yang

merupakan upaya untuk mengetahuifakta atau kondisi baik tidaknya, atau

rendah tidaknya pengaruh kompetensi terhadap kinerja pengelola baik secara

secara parsial.

Berdasarkan uji regresi linear sederhana yang dilakukan, secara parsial

menyatakan bahwa variabel kompetensi berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja pengelola BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di

Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka adalah variabel kompetensi.

Dengan demikian pembahasan ini meliputi deskriptif variabel,

pengukuran koefisien dan hasil pengujian hipotesis. Pembahasan pengukuran

dan deskriptif variabel meliputi nilai rata-rata pada setiap indikator

pengukuran variabel. Selain itu pembahasan mengenai hubungan dengan

memperhatikan nilai koefisien dan signifikan.

4.5.1 Pengaruh Kompetensi Tehadap Kinerja Keryawan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan atau pengelola BUMDes. Berdasarkan hasil

penelitian ada pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja karyawan yang

ditunjukkan dengan diperolehnya t hitung sebesar 2,994 dengan nilai

signifikasi sebesar 0,004, dikarenakan signifikansi yang diperoleh kurang


61

dari 0,05, menunjukan bahwa nilai t yang diperoleh tersebut signifikan.

Yang dimana, pengaruh positif dapat diartikan bahwa kompetensi memiliki

pengaruh yang searah terhadap kinerja karyawan atau pengelola. Sementara

pengaruh signifikan berarti bahwa tingkat kepercayaan terhadap kebenaran

dari pernyataan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau

pengelola yang dapat dipercaya.

Hasil pengujian membuktikan bahwa semakin tinggi kompetensi

pengelola, maka kinerja pengelola akan semakin meningkat. Artinya

peningkatan kompetensi searah dan nyata terhadap peningkatan kinerja

pengelola, dengan kata lain dalam penilaian ini mencerminkan bahwa

kompetensi yang tinggi mampu mendukung perubahan dan mempunyai

kontribusi yang signifikan pada kinerja pengelola.

Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

dimiliki oleh pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten

Kolaka. Dimana pengelola BUMDes memiliki pengetahuan dikategorikan

baik tentang prosedur kerja dan memahami sifat kerja mereka dalam hal

menjalankan tugas yang diamanahkan.

Dari segi keterampilan bahwa pengelola pada BUMDes di Kecamatan

Watubangga, sudah memiliki keterampilan teknis dalam bekerja, dan

memiliki keterampilan dalam bekerja sama dengan rekan kerja, misalnya

dalam menyusun strategi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

organisasi namun belum maksimal.


62

Dari segi sikap menunjukkan bahwa pengelola BUMDes di Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka sudah memberikan sikap yang baik kepada

pimpinan maupun kepada rekan kerja.

Sesuai dengan pendapat menurut Sedarmayanti (2017:11) mengatakan

bahwa kompetensi lebih dekat pada kemampuan atau kapabilitas yang

diterapkan dan menghasilkan pegawai atau pemimpin atau pejabat yang

menunjukkan kinerja yang tinggi disebut mempunyai kompetensi.

Kompetensi sebagai kemampuan dari seorang individual yang ditunjukkan

dengan kinerja baik dalam jabatan atau pekerjaannya. Kompetensi itu

kumpulan dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang digunakan

untuk meningkatkan kinerja atau keadaan atau kualitas yang memadai atau

sangat berkualitas, mempunyai kemampuan untuk menampilkan peran

tertentu. Kemudian menurut Wibowo (2016), kompetensi merupakan suatu

kemampuan untuk melakukan atau melaksanakan suatu pekerjaan yang

dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja

yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Menurut Kusumah kompetensi

artinya kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi dengan

pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang di tuntut oleh pekerjaan

tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhea

Salwa, Dkk. (2023), Abdul Samsir (2021), K.M.Mirah Meilinda Utami

(2021), Helmi Lathifah Khamsi (2022), Andika Desrianto Setiawan, Adie


63

Satriawan Putra (2020) dan Komang Sika (2022) menyatakan bahwa

kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian ini dapat membuktikan

bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

pengelola BUMDes di kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka. Dimana

Kompetensi adalah kemampuan kerja yang dimiliki oleh seseorang

berdasarkan atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku dalam

upaya menyelesaikan tugas secara professional, efektif dan efisien yang

dapat meningkatkan kinerja pengelola BUMDes di Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana yang telah

dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka disimpulkan bahwa Kompetensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan atau pengelola

BUMDes di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka. Artinya bahwa jika

kompetensi karyawan tinggi maka hal ini dapat meningkatkan kinerja

karyawan atau pengelola BUMDEs (Badan Usaha Milik Desa) di Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka.

5.2. Saran

Berdasarkan pada hasil temuan dan kesimpulan penelitian ini, dapat

dikemukakan saran-saran yang menjadi rekomendasi

1. Kepada pengelola BUMDes untuk meningkatkan kompetensi terutama

pada bagian indikator keterampilan karena berdasarkan tanggapan

responden yang masih perlu mendapat perhatian dari pihak pimpinan pada

BUMDes di Kecamatan Watubangga adalah indikator Keterampilan

karena dari ketiga indikator pengaruh kompetensi memiliki rata-rata

terendah dan belum terlaksana dengan baik. Kondisi ini dapat

ditingkatkan melalui menyelesaikan masalah yang ada baik masalah tugas

individu maupun dengan rekan kerja, dan lebih meningkatkan lagi

keterampilan teknis, memahami dan bisa memotivasi rekan kerja.

64
65

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya yang akan mengkaji masalah

BUMDes, berdasarkan dari penelitian yang saya lakukan hanya

mengambil beberapa variabel yaitu Kompetensi tidak berpengaruh seratus

persen (100%) terhadap kinerja pengelolah BUMDes di Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka. Artinya bahwa masih ada variabel yang

berpengaruh terhadap kinerja karyawan yang tidak diteliti dalam

penelitian ini. Untuk itu direkomendasikan agar meniliti variabel lain

diluar variabel yang sudah diteliti dalam penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Apridasari, R. (2022). Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai


Sekretariat Dprd Kabupaten Rokan Hilir (Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Ekatmawati. (2020). Laporan Kinerja. Jakarta: Biro Perencanaan, Kementerian


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Hal: 1-71
https://www.kemendesa.go.id/berita/assets/files/Laporan_Kinerja_
Kementerian_2020.PDF. Di unduh 5 februari 2023

Gibson, Ivancevich, Donnely. 1996. Organization (terjemahan), cetakan keempat.


Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Heri, H., & Andayani, F. (2020). Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda Dan Olahraga
Kota Bandung. Neo Politea, 1(2), 17-29.

Kadarisman. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Raja Grafindo Persada

Krisnawati, N. K. D., & Bagia, I. W. (2021). pengaruh kompetensi kerja terhadap


kinerja karyawan PT Sapta Prima Cargo.

Mangkunegara. 2012. Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung: Remaja


Rosda Karya.

Mangkuprawira. S. dan Aida V. Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya


Manusia. Ghalia Indonesi. Bogor.

Moenir. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo

Muryani, (2018), Pengembangan Badan Usaha Milik Desa dan Pemberdayaan


Pemerinta Desa. Bandung: CV Pustaka Setia.

Nawawi, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. UGM Gaja Mada University
Press

Notoatmodjo Seokidjo, 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka


Cipta Jakarta.

Nungrahaningsi. 2016. “Optimalisasi dana desa dengan pengembangan Badan


Usaha Milik Desa (BUMDes) Menuju Desa mandiri”.
Jurnalakuntansi danbisnis. Vol 16 No.1, Februari 2016: 37-45.
Unuversitas Sebelas Maret. Surakarta.

66
67

Nurindah, & Rahim, A. R. (2018). Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Disiplin


Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian Provinsi
Sulawesi Selatan. Universitas Muhammadiyah Makassar,
7(Desember), 121–135.

Peraturan Daerah Konawe Sealatan Nomor 1 Tahun 20016 tentang BUMDes.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2015 tentang Desa.

Permendes Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, pengurusan, pengelolaan dan


pembubaran BUMDes..

Purwanto, P. (2022). Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Anggota Badan


Permusyawaratan Desa Di Desa Sekecamatan Bolangitang
Barat. Hulondalo Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Ilmu
Komunikasi, 1(2), 134-143.
Putra, A. S., Hendriani, S., & Samsir. (2020). Pengaruh Pelatihan dan Kompetensi
terhadap Kinerja Karyawan yang Dimediasi oleh Komitmen pada
Pengelola Bumdes di Kabupaten Kuansing. Jurnal Ekonomi KIAT,
31(2),91–99.
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/2886
Riduwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan kedua,
Bandung: Alfabeta

Robbins, Stephen P. 1996 perilaku organisasi jilid II, Ali Bahasa Hadayana
Pujaatmaka, Jakarta, Prenhalindo.

Samsir, A 2021. Pengaruh Kompetensi, Motivasi Da Disiplin Kerja Terhadap


Kinerja Pegawai BUMDes Di Kecamatan Laeya Kab. Konawe
Selatan. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Halu Oleo Kendari.

Sedarmiyati. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit: Refika Aditama


Bandung.

Sika, K., Hermanto, H., & Susanto, A. (2022). Pengaruh Pengetahuan,


Keterampilan Dan Sikap Kerja Terhadap Kinerja Pengelola Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes) Dikecamatan Palibelo. SCIENTIFIC
JOURNAL OF REFLECTION : Economic, Accounting,
Management and Business, 5(4), 914–928.
https://doi.org/10.37481/sjr.v5i4.567

Silalahi, Ulber, 2009. Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT, Rafika Aditama.
68

Soetrisno, A. P., & Gilang, A. (2018). PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP


KINERJA KARYAWAN (Studi di PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk Witel Bandung). JURISMA : Jurnal Riset Bisnis &
Manajemen, 8(1). https://doi.org/10.34010/jurisma.v8i1.998

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&S. Bandung:


Alfabeta.

Sutrisno, Edi, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Jakarta: Prenada Medina Group.

Syahroni, Berkah. 2006. Analisis Jabatan Hubungan Dengan Standar Kompetensi


Jabatan.

Syahyuti, 2010. Definisi, Variabel, Indikator dan Pengukuran dalam Ilmu Sosial,
Bina Rena Pariwara, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerinta Daerah.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Desa.

Wibowo, 2016. Manajemen Kinerja, Edisi Kelima, PT. Rajagrafindo Persada


Jakarta-14240
69

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN (ANGKET)

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PENGELOLA


BUMDes KECAMATAN WATUBANGGA KABUPETEN KOLAKA

1. Panduan pengisian kuisioner:

a. Bapak/Ibu silahkan untuk membaca panduan ini hingga selesai.

b. Berilah tanda [√] untuk kolom jenis kelamin, usia, pendidikan, dan masa

kerja sesuai dengan pribadi diri anda.

c. Berilah tanda [√] untuk setiap pernyataan ini sesuai dengan kenyataan

dalam kolom yang tersedia.

d. Setiap pernyataan diwakili oleh penilaian persepsi anda yang diterangkan :

1 = Sangat Tidak Setuju [STS]

2 = Tidak Setuju [TS]

3 = Netral [N]

4 = Setuju [S]

5 = Sangat Setuju [SS]

e. Mohon anda hanya memberikan satu tanda [√] pada setiap kolom

pernyataan.

f. Setiap jawaban anda sangat penting untuk penelitian ini dan juga

berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

g. Terima Kasih
70

2. Kriteria Responden

Jenis Usia Anda Saat Pendidikan Masa Kerja


kelamin: Ini

Laki-Laki [ ] 25-35 Tahun [ ] SMA/Sederajat [ ] 0<1 Tahun [ ]


Perempuan [ ] 36-45 Tahun [ ] Diploma []
46-50 Tahun [ ] Sarjana (S1) [] 1-2 Tahun [ ]
51-64 Tahun [ ] Magister (S2) [ ]
3-4 Tahun [ ]
Lainnya.. []
>65 Tahun []
4-5 Tahun [ ]

No Pernyataan Alternatif jawaban

VARIABEL KOMPETENSI 1 2 3 4 5
ST TS N S SS
Pengetahuan
1. Saya memiliki pengetahuan
tentang prosedur kerja.
2. Saya memahami sifat kerja saya.
Keterampilan
3. Saya mempunyai keterampilan
teknis.
4. Saya mempunyai kemampuan
kerja dengan rekan kerja,
memahami dan memotifasi orang
lain.
Sikap
5. Saya memberi sikap yang baik
kepada pemimpin.
6. Saya memberi sikap yang baik
kepada rekan kerja.
KINERJA
Kualitas Kerjaan
1. Saya memiliki keterampilan
dalam menyelesaikan tugas
2. Saya sangat telitih dalam
menyelesaiakn tugas
Kuantitas Kerjaan
4. Saya cepat dalam menyelesaiakn
tugas
5. Saya memiliki kemampuan dalam
71

menyelesaiakan proses pekerjaan


Tanggung Jawab
7. Apakah hasil kerja yang diperoleh
sesuai dengan target
8. Mengambil keputusan secara
musyawarah
Kemampuan Bekerja sama
10. Memiliki hubungan yang baik
dengan atasan dan sesama
karyawan
12. Menyelesaikan pekerjaan dengan
musyawarah
Inisiatif
13. Saya melakukan pekerjaan tanpa
menunggu perinta dari atasan
14. Saya memberikan solusi dalam
menghadapi masalah pekerjaan

(Diadaptasi Dari Abdul Samsir 2021)

Anda mungkin juga menyukai