Anda di halaman 1dari 74

"Kamu sudah

berkhianat, Mas.
Maka ku ingatkan
1
kembali dari mana
kamu berasal.
Memang salahku
yang telah
memungut sampah
2
di jalanan!"
Tumben mas Heru
nggak bawa
dompet," gumam
Anya saat melihat
3
sebuah dompet
yang terselip rapi di
pakaian milik
suaminya.
Anya pun
4
mengambil dan
terkejut saat
melihat isi dompet
itu, ada uang cash
dua juta dan ada
5
tiga kartu ATM.
Dompet itu jelas-
jelas milik Heru
karena KTP-nya
juga ada di sana.
6
"Dari mana mas
Heru dapat uang
sebanyak ini? Apa
kabar dengan
kebutuhan rumah
7
yang selama ini Pas-
pasan? Jadi, selama
ini mas Heru
membohongiku?"
Jantung Anya mulai
8
tak beraturan.
Berbagai
pertanyaan muncul
dibenaknya, "Apa
9
mungkin mas Heru
ingin memberi
kejutan untukku?
Tapi tidak, mas
Heru tidak mungkin
10
seromantis itu, apa
yang sebenarnya
kamu sembunyikan
dariku, Mas."
Anya menghela
11
napas, mengingat
kembali kejadian
dua minggu yang
lalu.
"Dek, sepertinya
12
mas tidak bisa lagi
kasih jatah bulanan
seperti biasanya,
mas akui kalau mas
menyerah, melihat
13
kondisi yang tidak
memungkinkan ini."
"Iya Mas, aku akan
mencoba untuk
lebih berhemat
14
lagi."
Heru bilang ia turun
gaji, dikarenakan
perusahaan tempat
15
ia bekerja
mengalami
kerugian besar. Gaji
Heru tidak akan
mencukupi
16
kebutuhan mereka.
Saat itu juga
mereka datang ke
rumah orangtua
17
Anya. Tapi
sayangnya saat itu
sedang tidak ada
orang di rumah.
Dua hari kemudian
18
Anya datang lagi,
tapi ia bersama
Luna sahabatnya,
karena suaminya
sedang kerja.
19
"Oh, jadi sekarang
suamimu yang
sombong itu telah
mengakui kalau ia
sudah tidak mampu
20
lagi untuk
membiayai
kehidupanmu?"
tanya Alda ibunya
Anya. Saat Anya
21
baru saja
menjelaskan
maksud
kedatangannya.
"Ma, mama hanya
22
salah paham
maksud mas Heru
dulu, dia hanya
ingin berjuang
sendiri untuk
23
kehidupan kami.
Seharusnya mama
bangga karena mas
Heru mau
memimpin
24
kehidupan aku,
bukankah itu
bentuk dari
tanggung
jawabnya." Anya
25
masih membela
suaminya, ia tahu
kalau ibunya tidak
akan sekejam ibu
tiri yang ada
26
sinetron.
"Apakah kamu tidak
ingat dia
mengatakan kalau
27
dia mampu
memberikan nafkah
kepadamu tanpa
pertolongan kami?
Padahal, maksud
28
Papamu dulu baik.
Papamu ingin dia
mengelola
perusahaan yang
telah kami siapkan.
29
Tapi, dia menolak
dan mengajakmu
pergi."
"Dan buktinya
30
sekarang dia
mengatakan kalau
tidak sanggup lagi?
Seandainya saja
dari dulu dia mau
31
pasti kehidupan
kalian sudah jauh
lebih layak.
Sekarang saat
Papamu sudah
32
meninggal kalian
baru datang dan
minta maaf."
"Ma, maafin aku
33
dan mas Heru, kami
sangat
membutuhkan
perusahaan itu.
Karena gaji mas
34
Heru sekarang tidak
akan cukup untuk
kehidupan kami
kedepannya. Mama
harus ingat kalau
35
aku ini adalah anak
mama juga." Bulir-
bulir bening mulai
membasahi pipi
Anya.
36
Jujur Alda sangat
tidak tega melihat
Anya menangis dan
memohon seperti
itu.
37
Alda menarik napas
panjang, "Baiklah,
mama serahkan
perusahaan itu
pada kalian dua
38
bulan lagi, karena
kakakmu juga
sudah membuka
cabang di
Surabaya."
39
"Iya ma,
terimakasih ma."
Anya memeluk erat
ibunya.
Sebenarnya selama
40
ini, Alda tidak tega
melihat kondisi
kehidupan anak
perempuan satu-
satunya. Tapi ia
41
juga tidak mau
memaksa. Hidup
bersama Heru
adalah pilihan Anya
sendiri.
42
Mulai saat itu
kebutuhan rumah
mereka diberikan
oleh Angga
kakaknya Anya,
43
sedangkan gaji
Heru yang cuma 1
juta perbulan
mereka tabung
untuk membeli
44
rumah sendiri.
Heru juga sudah
meminta maaf
kepada ibu mertua
45
dan kakak iparnya.
Heru juga mulai
membantu Angga
dalam perusahaan
46
itu, karena tinggal
menunggu waktu
perusahaan itu
akan dikelola
sendiri olehnya.
47
Sejak saat itu
Keluarga mereka
berjalan seperti
biasanya tanpa ada
kecurigaan ataupun
48
masalah.
Tetapi, hari ini Anya
menemukan
sebuah dompet
49
yang sangat jelas
jika pemiliknya
adalah Heru,
karena KTP juga ada
disana.
50
Sedangkan uang
tabungan mereka
dari hasil kerja Heru
di pegang oleh
Anya.
51
Bukankah itu
sangat
mencurigakan bagi
Anya.
"Sayang ...." Suara
52
khas itu masuk ke
dalam rumah dan
menghampiri Anya.
Anya yang sedang
53
bersantai didepan
televisi pun
menyambut
kedatangan
suaminya.
54
'Aku tidak boleh
gegabah, aku harus
mencari kebenaran
terlebih dahulu,'
batin Anya.
55
"Mas sudah pulang,
kok kelihatan
bahagia banget
mukanya?" tanya
Anya. Lalu
56
mencium punggung
tangan suaminya
dengan malas.
"Siapa coba yang
57
tidak bahagia di
sambut oleh istri
yang sangat cantik
ini." Heru
mengecup kening
58
dan memeluk Anya
erat.
Anya memutar bola
matanya, mencari
alasan agar bisa
59
lepas dari pelukan
laki-laki yang sudah
ia anggap
pembohong itu.
"Mas, b a u acem,
60
cepetan mandi gih."
"Masa sih,
bukannya selama
ini kita selalu
61
begini?"
"Mandi dulu Mas.
Abis itu kita
makan." Anya
62
mendorong pelan
Heru ke kamarnya.
Saat Heru masuk
kedalam kamar
mandi, Anya
63
langsung
memeriksa ponsel
milik Heru, siapa
tahu ia menemukan
sedikit bukti. Anya
64
tidak terlalu buru-
buru, karena jika
Heru mandi butuh
waktu berjam-jam.
"Sejak kapan ponsel
65
mas Heru dikunci?"
Anya bingung,
memang selama ini
ia tidak pernah
memeriksa ponsel
66
suaminya.
Anya sudah
mencoba menebak
berkali-kali, tetapi
67
tetap saja ia tidak
bisa membukanya.
Semua sudah ia
coba mulai dari,
memasukkan tangal
68
lahir, tanggal
pernikahan, tanggal
jadian dan tetap
tidak bisa.
"Argh!" Anya mulai
69
kesal dan
meletakkannya
kemudian ponsel
itu.
Ting! Sebuah
70
notifikasi masuk.
Dan Anya hanya
dapat membacanya
sedikit.
[Terimakasih
71
sayang, rumahnya
sangat mem....]
Bersambung ...
Apa mungkin Heru
beli rumah?
72
Mungkinkah itu
kejutan untuk Anya.
Hehe.
Novel ini sudah
73
tamat di KBM App
dengan Judul :
DOMPET RAHASIA
SUAMIKU
penulis:
74
Jeni_Sasmita

Anda mungkin juga menyukai