Anda di halaman 1dari 12

PRAKTEK PENDIKKAT PAROKI I/I

A. IDENTITAS PRAKTEK PENDIKKAT PAROKI

1. Pelaksana : Iswanto 181124060

Hendricus Heru Krisdiantoro 181124085

2. Tema : Menjadi Katekis yang Setia


3. Tujuan : Bersama Pendamping, peserta semakin menyadari panggilan hidupnya
sebagai calon katekis, sehingga mampu melaksanakan tugas dengan disiplin tepat
waktu.

4. Peserta : Mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma.

5. Tempat : Kelas Daring USD 2018

6. Hari/Tgl : Selasa, 27 April 2021

7. Waktu : 09.00-10.00 WIB

8. Model : Shared Christian Praxis

9. Metode: - Sharing Pengalaman

- Menonton

- Tanya jawab

- Informasi

- Refleksi pribadi

- diskusi

10. Sarana: - Buku Madah Bakti

- Teks Lagu

- Teks Pertanyaan Pendalaman

- Teks Kitab Suci Perjanjian Baru

- Kitab Suci
- Laptop/Komputer

- Hp

- Lilin

- Salib

11. Sumber Bahan - Yoh 10:11-18

- Yohanes Donbocco Bhodo. (2017). Katekis di Tengah Gaya


Hidup Modern. Jakarta: Dokpen KWI.

B. PEMIKIRAN DASAR

Menjadi seorang katekis di zaman saat ini tidaklah mudah. Dalam kenyataan
banyak para katekis yang tidak sadar akan panggilan hidupnya. Kadang kala katekis
hanya menjalankan apa yang menjadi tugasnya tanpa peduli terhadap kebutuhan umat
lain yang jauh lebih penting. Sasaran katekis adalah umat yang sedang membutuhkan
pendampingan. Mereka mesti diperhatikan mulai dari masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari sampai pada masalah iman yang dihadapi oleh umat. Katekis
bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan, tetapi harus berjalan bersama dengan
setiap orang yang dibimbingnya menuju ke arah kematangan iman. Pelayanan seorang
katekis bukan hanya bergantung kepada pengetahuan atau kebijaksanaan, tetapi melalui
kesaksian hidupnya yang menjadi contoh kepada orang lain. Namun realita di lapangan
para katekis justru tidak memperhatikan dalam hal pelayanan sehingga banyak yang
menjadi katekis yang tidak setia terhadap tanggung jawabnya.

Injil Yohanes 11:10-18 menguraikan arti dari Gembala yang Setia. Sang Gembala
Setia tersebut senantiasa menjaga, mendampingi serta menlindungi kawanan domba
yang dipercayakan kepadanya. Seorang gembala harus dikenal oleh domba-dombanya
dan Ia juga mengenal domba-dombanya. Seorang gembala yang setia itu selalu
memahami apa yang dirasakan oleh domba-dombanya. Seperti itulah Yesus sebagai
Gembala yang setia, kesetiaannya terhadap domba-dombanya tampak pada tindakan
yang melindungi, mendampingi, mencintai, menjaga bahkan mengorbankan nyawah-
Nya. Sebagai seorang katekis, dalam tugas pelayanannya terhadap umat hendaknya
memiliki sikap-sikap yang dilakukan oleh Yesus sebagai sang gembala yang setia.
Dengan demikian seorang katekis mampu melayani umat dengan setia dan dengan
sepenuh hati. Sebagai katekis yang setia harus memberikan contoh pengalaman iman
yang dapat menyentuh hati umat. Sehingga katekis dan umat sama-sama memberikan
hubungan timbal balik dan saling mempertebal imannya terhadap Yesus Kristus sebagai
gembala yang setia.

Dari pertemuan ini kita semua berharap akan semakin dimampukan untuk
meneladani sikap Yesus sebagai gembala yang setia. Dengan demikian kita mampu
menjalankan tugas kita sebagai calon katekis serta tetap setia terhadap tanggung jawab
kita sebagai mahasiswa Pendikkat. Sebagai mahasiswa Pendikkat dan calon katekis kita
dutuntut untuk mewujudkan kesetiaan kita dengan mengerjakan tugas serta
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.

C. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH

1. Pembukaan

a. Pengantar

Saudara-saudari yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, pada kesempatan kali
ini kita bertemu kembali dalam ruang daring kelas untuk menyadari akan panggilan
Tuhan Yesus sebagai Sang Gembala yang Setia. Kita berkumpul sebagai satu keluarga
untuk menanggapi panggilan Tuhan. Sebagai calon katekis kita kadang belum
bersungguh-sungguh menyadari akan tugas dan panggilan kita. Yesus Kristus, sebagai
Gembala Setia, patut menjadi teladan bagi penghayatan panggilan kita selaku calon
katekis yang beriman. Dalam seluruh hidup-Nya di dunia, Yesus senantiasa
memperjuangkan kepentingan seluruh umat manusia, maka sudah sepantasnya kita juga
mencontoh sikap teladan Yesus tersebut. Kedisplinan dan kesetiaan kita terhadap tugas-
tugas yang diberikan dosen merupakan cerminan dari sikap-sikap Yesus yang selalu setia
terhadap domba-dombanya.

b. Lagu pembukaan: penolong yang setia (lagu rohani)

c. Doa Pembuka

Allah Bapa yang maha-baik, kami bersyukur dan berterimakasih atas rahmat
yang telah Engkau berikan kepada kami sampai saat ini. Secara khusu, kami juga
mengucap banyak terimakasih karena pada kesempatan ini kami juga Kau kumpulkan
dalam satu kelas ini. Saat ini kami akan bersama-sama menggali, merefleksikan sejauh
mana kami sungguh menghayati panggilan kami sebagai calon katekis dan merefleksikan
sejauh mana kami menyadari bahwa Kristus memilih kami untuk melanjutkan tugas
perutusan-Nya. Bantulah kami agar Yesus Sang Gembala yang setia itu, sungguh
menjadi teladan, kekuatan dan sumber hidup kami dalam menjadi katekis dan pendidik
iman. Bimbinglah dan hantarlah kami agar semakin mampu terus memperbaiki dan
memperkembangkan diri kami sebagai katekis yang setia melayani serta tepat waktu,
demi umat yang kami layani semakin tumbuh iman kristiani. semoga Engkau berkenan
memberkati dan menyemangati usaha pendalaman iman kami hari ini. Demi Kristus,
Sang Gembala Setia, Tuhan Pengantara kami. Amin.

1. Langkah I: Mengungkap pengalaman hidup peserta


a. Menayangkan video “Seekor Anjing yang Setia kepada Tuannya”
b. Inti Sari Video:
Dalam video dikisahkan seekor anjing yang begitu setia dengan majikannya, setiap
harinya sang majikan selalu memberikan makan, perawatan dan kasih sayang.
Namun keduanya tidak berlangsung lama untuk berteman, seekor anjing tertabrak
mobil saat menyeberang jalan.
c. Pendamping mengajak peserta untuk mendalami video tersebut dengan pertanyaan
sebagai berikut”
1. Ceritakanlah kesetiaan anjing dalam kesetiaan kepada tuannya?
2. Ceritakanlah kesulitan teman-teman dalam kesetiaan menjadi katekis?

d. Suatu Contoh Rangkuman pendamping:


Dalam kisah video tersebut sebagai sang majikan anjing mengambil sikap
yang dirasa tidak masuk akal. Terlihat hubungan mereka yang sangat luar biasa.
Ketika sang anjing jatuh sakit dengan cepat sang majikan merawat sang anjing
sampai sembuh. Perhatian sang majikan kepada peliharaannya terjalin sangat
dalam.
Ada yang beda dengan sikap yang kedua tokoh tunjukkan. Apa yang
dirasakan sang majikan juga sama yang dirasakan oleh peliharaan. Pemahaman
keduanya seperti manusia memahami orang lain. Namun setelah sang anjing
mati, maka sang majikan menjadikan pelajarannya atas peristiwa yang merenggut
nyawa anjingnya. Sehingga sang majikan dengan setia mengenang peliharaannya
dengan merawat binatang peliharaan dengan sepenuh hati seperti ia merawat
peliharaannya yang sudah mati.
Setelah kita merefleksikan dan mengungkapkan dalam sharing tadi, dalam
hidup sehari-hari yang nyata kita merasa sulit untuk senantiasa setia dan
menjalankan tugas kita sebagai katekis. Karena adanya rasa dalam diri yang
merasa kurang layak menjadi katekis, hal ini pula dapat menghambat kita untuk
melaksanakan tugas kita menjadi katekis. Selain itu beban moral yang kita
tanggung.

2. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta


a. Peserta diajak merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas dengan dibantu
pertanyaan sebagai berikut:
1) Cara-cara mana yang digunakan oleh sang majikan untuk menghadapi kesulitan
dalam merawat dan melindungi peliharaannya ?
2) Cara-cara mana sajakah yang telah Anda gunakan sebagai calon katekis dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan demi menjadi katekis yang setia pada tugas dan
tanggung jawab sebagai mahasiswa?
b. Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan arahan
rangkuman singkat, misalnya:
Seorang calon katekis yang setia itu seperti seorang majikan dalam video di atas yaitu
mencintai, melindungi dan merawat. Karena katekis yang dibutuhkan di lapangan adalah
demikian. Katekis yang setia perlu menyadari fungsi dan tugasnya tersebut. Dalam
melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya itu ia dituntut menyadari tugas-tugas serta
tanggung jawabnya dengan sepenuh hati dalam menggembalakan umat Allah. Dengan
demikian sudah melaksanakan apa yang dikatakan oleh Yesus kepada Petrus”
Gembalakanlah Domba-dombaku. Tentu itu juga berlaku kepada kita sebagai calon
katekis. Sehingga dalam proses perkuliahan kita sebagai calon katekis dan pendidik yang
setia harus bertanggung jawab terhadap tugas sebagai mahasiswa.

3. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani


a. Peserta dimohon bantuannya untuk membaca perikop langsung dari Kitab Suci, Injil
Yohanes 11:10-18 yang ditayangkan lewat share screen di laptop/komputer.
b. Peserta diberi waktu sebentar hening sejenak secara pribadi untuk merenungkan dan
menanggapi bacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan, sebagai beriktu:
1) Ayat-ayat manakah yang mengarah pada Gembala sebagai katekis dalam perikop
tersebut? Mengapah!
2) Peserta diajak untuk mencari ayat mana yang menarik atau yang menyentuh hati
peserta berdasarkan perikop Kitab Suci yang sudah dibacakan.

c. Pendamping memberikan tafsir dari Injil Yoh 10:11-18


Ungkapan “Gembala yang baik” diulang sebanyak 3 kali. Pengulangan ini jelas
menunjukkan penekanan. Yang ditekankan bukan hanya kata”gembala atau “yang baik”,
tetapi keduanya. Kata-kata gembala yang baik tersebut menyadarkan kita sebagai calon
katekis yang merupakan juga sebagai gembala dalam hal mendidik iman umat. Ada
makna dibalik perkataan Yesus bisa kita lihat dalam tulisan para nabi Tuhan berkali-kali
mencela para peminpin agama Yahudi yang tidak menjalankan tugas sebagai gembala
yang baik. Misal (Yer 10:21,10;23:1-4). Mereka hanya mencari keuntungan dari domba-
domba mereka, sedangkan kesejahteraan dari domba itu tidak diperhatikan.
Hal inilah yang menjadi dasar penekanan “Gembala yang baik” bahwa Yesus
adalah gambala yang setia, tidak seperti para peminpin agama Yahudi yang hanya
memeras domba-dombanya. Perikop ini memaparkan rangkaian perumpamaan tentang
Yesus sebagai Gembala Setia yang menunjukkan dengan jelas bagaimana seorang
Katekis seperti Yesus Kristus, sebagai Gembala, dengan setia menjaga, melindungi,
bahkan berkorban untuk para domba-dombanya.
Ciri unik yang ditunjukkan oleh Yesus adalah bahwa sang Gembala mengenal
dan mendengarkan suara domba-dombanya. Apa yang diungkapkan Yesus di sini
berangkat dari kultur penggembalaan Yahudi yang unik. Gembala sangat mengenal
setiap domba, begitu pula sebaliknya. Hal ini sangat dibutuhkan karena suatu kawanan
sangat mungkin akan berjumla dengan kawanan lain. masing-masing gembala memiliki
suara atau bunyi yang khas yang hanya dikenali oleh domba-dombanya.
Sikap-sikap yang nampak dalam perikop ini menggambarkan Yesus yang
memiliki sikap sebagai katekis yang patut diteladani, yaitu katekis yang melindungi,
menjaga dengan setia dan penuh tanggung jawab, melindungi dari serangan musuh,
mengajarkan hal yang benar, bukan hanya menyangkut pengetahuan namun juga
perkembangan kepribadian dan sikap beriman, sehingga umatnya menjadi pribadi yang
dewasa, baik sebagai seorang pribadi, maupun sebagai seorang beriman dalam hidup
konkrit di tengah masyarakat dan Gereja.

4. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani Dalam Situasi Peserta secara Konkrit

a. Pengantar
Dalam pembicaraan dan refleksi tadi kita sudah menemukan sikap-sikap mana yang
dibuat oleh Yesus dalam penghayatan sebagai sang Gembala Setia. Sikap Yesus
tersebut diterapkan dalam situasi peserta sebagai calon katekis atau calon pendidik.
Sebagai seorang calon katekis atau pendidik di jaman ini perlu sekali untuk
meneladani sikap-sikap yang diperjuangkan Kristus. Meskipun kenyataannya dalam
perjalanan hidup, kita seringkali tak mampu berbuat apa-apa karena banyak tugas
kuliah ataupun tugas diluar perkuliahan. Namun dalam pertemuan kali ini yang
merupakan sebagai kunci untuk kita berjuang dan belajar sebagai mahasiswa
Pendikkat, Allah menyadarkan kembali panggilan kita sebagai calon katekis atau
pendidik yang mendasarkan hidupnya pada sang Gembala setia yaitu, Yesus sendiri.

b. Sebagai bahan refleksi kita agar dapat semkain menghayati dan menyandarkan diri
pada Allah satu-satunya pedoman bagi langkah hidup kita dalam menapaki panggilan
sebagai Katekis atau pendidik, kita akan melihat situasi konkrit katekis saat ini
dengan mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1) Apa kendala atau tantangan yang sering dialami oleh para Katekis di tengah
masyarakat?
2) Sebagai mahasiswa pendikkat, sikap-sikap mana yang bisa kita perjuangkan agar
dapat semakin menghayat panggilan kita sebagai calon katekis atau pendidik
dalam perkualiahan?
3) Peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil renungan dan refleksi
pribadi dalam pleno. Hasil pleno selanjutnya dirangkum oleh pendamping dan
dihubungkan dengan tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut:
Arti menjadi katekis yang setia diharapkan mampu bertanggung jawab
serta sepenuh hati melayani seturut kehendak Tuhan, serta melaksanakan tugas
perutusan-Nya dapat dimaknai bahwa hidup seturut dengan kehendak-Nya.
Hidup sesuai dengan kehendak-Nya sama seperti Yesus yang diutus ke dunia ini
untuk menggenapi dan melaksanakan kehendak Bapa. Demikian pula yang harus
kita lakukan, karena kehendak Tuhan jauh lebih tinggi. Untuk itu kita harus
senantiasa merendahkan hati kita dan taat serta hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan melalui sabda-Nya.
Sebagai mahasiswa PENDIKKAT kesadaran untuk melaksanakan tugas
perutusan sebagai dalon katekis masih kurang, sehingga kita perlu diteguhkan
kembali agar kita semakin yakin dan berani menjadi pewarta pilihan Tuhan.

6. Langkah V: Mengusahakan suatu aksi konkrit


a. Pengantar
Teman-teman yang terkasih, dari ilustrasi Film “Hachiko” tersebut,
mengajarkan kepada kita bahwa menjadi seorang katekis itu semata-mata
tidak hanya menjalani dan mewartakan begitu saja. Tetapi ada kesetiaan serta
kedekatan yang mendalam dengan Tuhan, seperti di film tadi seekor anjing
yang begitu setia sampai rela menderita demi menunggu dan mencari sang
majikannya.
b. Pendamping memberikan kesempatan kepada peserta untuk memikirkan
tindakan konkrit yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan diri sebagai
katekis yang setia dan dipilihan Tuhan dengan panduan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
1. Tindakan-tindakan konkrit apa yang dapat kita upayakan secara pribadi
sebagai seorang mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik!
2. Peserta diberikan kesempatan untuk mensharingkan tindakan yang akan
diusahakan. Kemudian peserta diajak untuk mendiskusikan tindakan yang
akan dilakukan bersama-sama sebagai mahasiswa PENDIKKAT. Niat atau
tindakan pribadi dan bersama dipersembahkan dalam doa.
7. Penutup
Pendamping mengajak peserta untuk mengungkapkan niat-niat konkret
yang telah dikemukakan dalam bentuk doa umat. Pendamping mengawali
doa umat tersebut dan diteruskan secara spontan oleh para peserta. Doa umat
ditutup dengan doa penutup dari pendamping yang menghubungkan dengan
tema dan tujuan pertemuan ini.
a. Doa Penutup
Tuhan Yesus Kristus, kami mengucap syukur karena Engkau telah memilih kami
untuk melaksanakan tugas perutusan sebagai calon katekis di tengah masyarakat
semoga kami semakin setia semakin mantap dengan tugas perutusan ini sehingga
bertanggung jawab. Engkau telah memberikan teladan yag baik bagi kami,
Engkau juga telah membimbing kami dalam menghadapi berbagai macam
tantangan dan permasalan yang kami hadapi, tanpa bimbingan-Mu kami tidak
mampu untuk melaksanakan tugas yang Engkau percayakan kepada kami. Oleh
karena itu buatlah kami semakin mampu dan menyadari tugas perutusan sebagai
calon katekis, sehingga kami mampu mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini.
Semoga kami dapat mewujudkan niat-niat kami dengan meneladan Yesus Kristus
yang mengorbankan nyawa-Nya demi menyelamatkan manusia. Demi Kristus
Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
b. Lagu Penutup : Tuhan Kau Gembala Kami (PS-542)

Dosen Pembimbing Pelaksana

Drs. M. Sumarno Darmasuwarna, SJ, MA. 1. Iswanto


2. Hendricus Heru
Lagu pembukaan: ya Tuhan Kami Datang Meskipun Hati Gersang (MB 366)

Ya Tuhan kami datang


Meskipun hati gersang
Karena kami bersalah semua
Pada Dikau, pada teman, pada kawan
Serta lawan
Karena kami bersalah semua
Di dalam sikap benci dan hasrat cinta diri
Pantaskah kami menghadap padaMu
Tanpa maaf, tanpa berkah, tanpa ampun
Yang melimpah
Pantaskah kami menghadap padaMu
PadaMu kami mohon dan ingin setia janji
Ya Tuhan, kami kan baik selalu
Dengan Dikau, dengan teman, dengan kawan
Serta lawan
Ya Tuhan, kami kan baik selalu
Ya Tuhan, kami datang
Meskipun hati gersang
Karena kami bersalah semua
Pada Dikau, pada teman, pada kawan
Serta lawan
Karena kami bersalah semua

Lagu Penutup :

c. PS-542
TUHAN, KAU GEMBALA KAMI
do=d 4/4 1/4=100

1. Tuhan, Kau Gembala kami, tuntun kami domba-Mu;


kami mohon menikmati hikmat pengurbanan-Mu.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kami ini milik-Mu.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat kami ini milik-Mu.

2. Kau Pengawal yang setia, Kawan hidup terdekat,


jauhkan kami dari dosa panggil pulang yang sesat.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, karuniakanlah berkat.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, karuniakanlah berkat.

3. Janji-Mu: Kau t'rima kami walau hina bercela;


yang berdosa Kausucikan, Kaubebaskan yang lemah.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat kini kami berserah.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat kini kami berserah.

4. Kehendak-Mu kami cari, ingin turut maksud-Mu.


Tuhan, curahkanlah kasih dalam hati umat-Mu.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, tak terhingga kasih-Mu.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat tak terhingga kasih-Mu.

Anda mungkin juga menyukai