Nomor : 04/CDR/III/2023
Lampiran : 1 (Satu) Gabung
Perihal : Permohonan Bantuan Pemerintah Pemberdayaan Ekonomi Umat
Atas asung kerta wara nugraha Sanghyang Adi Buddha, Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan
penuh rasa hormat kami haturkan puja kepada yang terhormat Pembimbing Masyarakat Buddha
beserta jajaran, ”semoga senantiasa terberkahi kesehatan dan keselamatan; terlebih dalam
menjalankan tugas dan fungsi di masa transisi dari pandemi menuju endemi, semoga senantiasa dalam
perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Sādhu!”
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dari
tidak berdaya menjadi berdaya demi mewujudkan masyarakat mandiri dan meningkatkan kualitas
hidupnya. Dalam perspektif agama Buddha, pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan
ekonomi umat, berhubungan dan berpedoman dengan “Jalan Moderat” yang diajarkan Buddha
Sakyamuni, khususnya faktor penghidupan benar (samma-vayama). Dalam penerapannya bagi
masyarakat Buddha (parisadha), antara masyarakat perumah-tangga (upasaka/i) dan masyarakat
tanpa perumah-tangga (Sangha); penghidupan benar ini dapat berbeda dalam cara dan tujuannya.
Yang satu adalah jalan keduniawian (anna hi labhupanisa), yang lain adalah jalan ke nibbana (anna
nibbanagamini) (Dh.75).
Bagi masyarakat perumah-tanggah, penghidupan benar dalam penerapannya dapat dipahami
sebagai “cara niaga atau ekonomi Buddhis”. Tujuannya jelas, untuk kebahagiaan dan kesejahteraan
duniawi. Mengenai cara/upaya mewujudkannya, Buddha Sakyamuni menggunakan metoda yang
berbeda seperti yang diberikan kepada masyarakat Sangha. Untuk metode yang diberikan kepada
masyarakat perumah-tangga, seperti terdapat dalam Dighajanu-sutta atau Vyagapajjasutta, yang
menjelaskan delapan jalan/cara untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Ada empat jalan
mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan saat ini (diṭṭhadhammahitāya diṭṭhadhammasukhāya)
dan empat jalan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang akan datang (samparāyahitāya
samparāyasukhāyāti). Itulah yang membawa kesejahteraan dalam kehidupan sekarang mau pun yang
akan datang (Diṭṭhadhammahitatthāya samparāyasukhāya ca) (A.iv.281-283). Selanjutnya, beliau
juga menjelaskan bagaimana mengelola kekayaan bagi masyarakat perumah-tangga dengan cara
mempersembahkan kekayaanya untuk 5 hal dalam Pañcabhogaādiyasuttaṃ (A.ii.65-68).
Oleh karena jalan dan cara pemberdayaan ekonomi umat telah ditunjukkan oleh Buddha
Sakyamuni, dan sangat dibutuhkan, maka kami mengusulkan permohonan pemberdayaan ekonomi
umat Buddha di Langgahan. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami lampirkan :
1. Kerangka Acuan Kerja;
2. Rincian Anggaran Biaya;
3. Susunan Pengurus Kelompok; dan
4. Potret Aktivitas Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Demikian permohonan kami ajukan, besar harapan dapat terealisasi. Atas perhatian dan
perkenan Bapak kami haturkan terima kasih.
PUTU MUDIARTA
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
I. PENDAHULUAN
Seorang upasaka bernama Dighajanu dari suku Koliya, datang menghadap Sang
Buddha. Setelah memberi hormat lalu bertanya, “Bhante, kami adalah upasakayang
masih menyenangi kehidupan duniawi, hidup berkeluarga, mempunyai isteri dan anak.
Kepada mereka yang seperti kami ini, Bhante, ajarkanlah suatu ajaran (Dhamma) yang
berguna untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi dalam kehidupan sekarang ini, dan
juga kebahagiaan yang akan datang (ye ambhākaṃ assu dhammā diṭṭhadhammahitāya
diṭṭhadhammasukhāya samparāya hitāya samparāyasukhāyāti).”
“Ada empat hal yang berguna yang akan dapat menghasilkan kebahagiaan dalam
kehidupan duniawi sekarang ini. Apakah yang empat itu?
1. Tekun (utthanasampada),
2. Penuh hati-hati (arakkhasampada),
3. Persahabatan yang baik (kalyanamitta),
4. Kehidupan yang seimbang (samajivikata).
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
Dengan pengetahuan itu ia akan berusaha agar pemasukannya lebih besar dari
pengeluarannya. Harta yang dikumpulkan demikian akan lenyap dalam empat cara
(bhogānaṃ cattāri apāyamukhāni), yaitu: 1. suka menggoda wanita (itthidhutta), 2.
mabuk-mabukkan (suradhutta), 3. Berjudi (akkhadhutta), 4. Bergaul dengan orang
jahat (pāpamitto pāpasahāyo pāpasampavaṅko).
Sebagaimana halnya sebuah tangki air yang besar yang mempunyai empat saluran
air masuk dan empat saluran air ke luar. Bila orang membuka saluran air ke luar dan
menutup saluran air masuk, dan tidak ada hujan yang cukup deras, maka air akan
berkurang, tidak akan bertambah dalam tangki tersebut. Demikian juga ada empat
jalur untuk menghabiskan harta kekayaan yang telah ditimbun yaitu: mengadakan
pesta-pora yang berlebih-l ebihan dan main perempuan, mabuk-mabukkan, perjudian
dan persahabatan, pergaulan dan bersahabat dengan orang jahat.
Sebagaimana halnya sebuah tangki air yang besar yang memiliki empat saluran air
masuk dan empat saluran air ke laur, jika seseorang membuka sa luran masuk dan
menutup saluran ke luar dan cukup banyak air hujan, maka air dalam tangki dapat
diharapkan akan bertambah banyak dan tidak akan berkurang.
Demikian juga, ada empat persyaratan untuk memperbanyak harta kekayaan yang
telah ditimbun.
Empat persyaratan tersebut yang membawa kekayaan dan kebahagian bagi perumah-
tangga dalam hidup sekarang ini.
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
Ada empat lagi persyaratan yang membawa kekayaan dan kebahagian bagi
perumah-tangga dalam kehidupan yang akan datang (samparāyahitāya saṃvattanti
samparāyasukhāya), yaitu: Memiliki keyakinan, kesusilaan, kemurahan hati, dan
memiliki kebijaksanaan (saddhāsampadā sīlasampadā cāgasampadā
paññāsampadā).
“Dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha penuh semangat, yang diperoleh
secara benar berdasarkan kebenaran (dhamma), siswa yang luhur mempersembahkan
kekayaanya untuk 5 hal (pañca bhogānaṃ ādiyā) :
1. Membuat dirinya sendiri (attānam), Ibu & Ayah (Mātāpitaro), istri dan anak
(Puttadāra); pekerja/pembantu (dāsakammakaraporise) bahagia & menikmati
kebahagiaan bersama-sama secara benar;
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
5. Melakukan persembahan yang lebih tinggi kepada para petapa dan brahmana
(samaṇabrāhmana) -- suatu persembahan yang menopang & mengarah pada
kebahagiaan surgawi (sukhavipākaṃ saggasaṃvattanikaṃ).
Siapapun yang kekayaannya dipakai untuk tindakan jasa berharga ini, kekayaan itu
dikatakan telah digunakan untuk hal-hal yang baik, bermanfaat & dipakai untuk tujuan
yang luhur (Pañcabhogaādiyasuttaṃ, A.ii.65-68)
V. PENUTUP
Kami menaruh harapan semoga usulan ini dapat terwujud. Akhirnya, atas segala perhatian
dan bantuannya kami haturkan terima kasih.
PUTU MUDIARTA
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
SUSUNAN PENGURUS
“KELOMPOK EKONOMI DHAMMA RATANA”
PUTU MUDIARTA
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
KTP PENGURUS
KELOMPOK EKONOMI “DHAMMA RATANA”
1 Modal Usaha
4 Biaya pendampingan/narasumber
JUMLAH
20.000.000
PUTU MUDIARTA
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli
REKENING
CETIYA DHAMMA RATANA
Desa Langgahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli