Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : PHBS di Rumah Tangga


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
2. Tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
3. Manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga
4. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Sasaran : Keluarga Tn. F
Tempat : Rumah Tn. F Jl Kebalen tengah Gg Alor RT 003/004
Waktu Pertemuan : 30 menit
Hari/Tanggal : Jumat, 26 Januari 2024

A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu
untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi
diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Keluarga mempunyai fungsi sebagai
perawatan kesehatan dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yang mempunyai sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga dapat
mengakibatkan penyakit tidak saja bagi keluarga tetapi juga terhadap orang–
orang disekelilingnya (Susanto, 2011). Oleh karena itu, sangat penting
dilakukan pemberian penyuluhan terkait PHBS di rumah tangga demi
terciptanya masyarakat yang sehat dan terhindar dari penyakit.

B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu memahami
tentang PHBS di Tatanan Rumah Tangga.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
b. Menjelaskan tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
c. Menjelaskan manfaat dilakukannya PHBS di Rumah Tangga
d. Menjelaskan tentang indikator PHBS Di Rumah Tangga
C. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Media /
Tahap/ Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
Peserta Alat
Pendahuluan ● Memberi salam Menjawab Lembar Ceramah
( 5 menit ) pembuka dan salam dan Balik
memperkenalkan diri memperhatikan

● Menginformasikan
materi yang akan Ceramah
disampaikan dan
waktu penyuluhan

● Menjelaskan tujuan Ceramah


yang ingin dicapai
pada akhir penyuluhan

● Apersepsi dengan cara Memperhatikan


menggali pengetahuan dan menjawab Ceramah
yang dimiliki oleh pertanyaan
peserta
Penyajian ● Menjelaskan tentang Mendengarkan Lembar Ceramah
Materi pengertian PHBS di dan Balik
( 18 menit ) Tatanan Rumah memperhatikan
Tangga

● Menjelaskan tujuan Mendengarkan Ceramah


PHBS di Tatanan dan
Rumah Tangga memperhatikan

Ceramah
● Menjelaskan manfaat Mendengarkan
PHBS di Tatanan dan
Rumah Tangga memperhatikan
Ceramah
● Menjelaskan indikator Mendengarkan
PHBS di Tatanan dan
Rumah Tangga memperhatikan Tanya
jawab
● Memberikan Bertanya
kesempatan kepada Menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan
seputar materi yang
telah diberikan Tanya
jawab
● Memberi kesempatan Mendengarkan
kepada peserta lain dan
untuk menjawab memperhatikan
pertanyaan Ceramah

● Menjelaskan dan Mendengarkan


menjawab pertanyaan dan
memperhatikan
Evaluasi ● Memberikan Menjawab Lisan Tanya
(5 menit ) pertanyaan kepada pertanyaan jawab
peserta seputar materi
yang telah diberikan
Penutup ● Menyimpulkan materi Mendengarkan Lisan Ceramah
( 2 menit )
● Menutup pertemuan Mendengarkan Ceramah
dan mengucapkan dan menjawab
salam penutup salam
D. EVALUASI
Prosedur : Tes pada akhir penyuluhan berupa pertanyaan dari penyaji.
Jenis : Lisan
Butir-butir :
● Apakah pengertian PHBS di Tatanan Rumah Tangga?
● Apa saja tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga?
● Sebutkan manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga?
● Apa sajakah indikator dari PHBS di Tatanan Rumah Tangga?

E. REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2011. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Chua, Irine, dkk. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Yogyakarta: Yayasan
Essentia Medica.
www.google.com.”PHBS DI RUMAH TANGGA”

F. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
LAMPIRAN

PHBS DI RUMAH TANGGA

A. PENGERTIAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat,
dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A,
2013).

B. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
C. Tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Adapun tujuan dilakukannya PHBS di Rumah adalah :
1. Mengerti dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Meningkatkan kesehatan keluarga.
3. Menjaga keluarga agar tidak mudah terserang penyakit.
4. Agar anak dapat tumbuh sehat dan cerdas.
5. Meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga.
6. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan modal usaha.

D. Manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga


Manfaat rumah tangga ber-PBHS antara lain:
1. Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
2. Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
3. Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
4. Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan
5. Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.
Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraan anggota rumah tangga
6. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten
/Kota dibidang kesehatan.
7. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
8. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

E. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga


Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang
terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian
sebagai berikut
1. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Sebaiknya setiap persalinan
setiap anggota keluarga ditolong oleh tenaga kesehatan
contohnya : Bidan dan Dokter. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi angka kematian pada ibu dan bayi. Angka
kematian pada ibu dan bayi diindonesia masih cukup
tinggi maka dari itu salah satu cara mengurangi angka
kematian ibu dan anak adalah dengan bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan.
2. Ibu hanya memberikan ASI Eksklusif. ASI adalh asupan gizi yang cukup
untuk bayi dan sesuai dengan pencernaan bayi. Sampai
usia bayi 6 bulan hanya diberi ASI saja, tidak boleh
diberi makanan/minuman lain. Menyusui harus
dipersiapkan sejak hamil, karna ibu hamil memerlukan
perawatan payudara agar nantinya ASI dapat keluar
dengan lancar dan dapat melakukan ASI eksklusif. Maka rencanakanlah
perawatan payudara sejak awal kehamilan. Adapun penunjang dari ASI
ekslusif adalah : Agama, Psikologi, Program pemerintah
3. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
(JPKM). Adalah anggota rumah tangga mempunyai
pembiayaan praupaya kesehatan seperti Askes, Kartu
Sehat, Dana Sehat, Jamsostek, Asuransi perusahaan dll.
4. Setiap anggota keluarga tidak merokok didalam rumah, untuk merokok
disediakan tempat diluar rumah, sehingga anggota keluarga yang lain yang
bukan perokok tidak menjadi perokok pasif. Merokok dapat menyebabkan
jantung koroner dan kanker. Dua penyakit ini merupakan penyebab utama
kematian dindonesia. 90% pada masyarakat indonesia meninggal karna
kanker paru-paru terjadi pada perokok. 30%-70% disebabkan kanker
mulut, tenggorokan, kandung kemih dan pankreas yang berhubungan
dengan merokok. Merokok juga dapt merusak hutan yang disebabkan
sebagian hutan dibabat habis untuk menanam tembakau. Perokok
seharusnya bertimbang rasa terhadap orang lain yang mendapat imbas
buruk atas apa yang telah dia lakukan.
5. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara
teratur. Olah raga atau latihan fisik bermanfaat
untuk membentuk tubuh yang kencang serta kuat
dan menghilangkan lemak dari tubuh. Olahraga dan
latihan fisik merupakan kunci pertahanan dari tubuh dan
juga dapat memperkuat jantung dan paru-paru, serta membuat organ-organ
tubuh kita bekerja secara efisien. Olahraga juga dipercaya untuk
menurunkan kadar kolesterol dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan mengurangi resiko dari berbagai macam penyakit. Contohnya
: jantung koroner dan stroke. Setiap anggota keluarga dianjurkan olahraga
minimal 3-5 kali seminggu..
6. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan
buah setiap hari). Lengkapilah menu makanan sehari
hari dengan buah buahan dan sayuran. Menu seimbang
adalah menu yang bervariasi dan sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini bertujuan agar anggota keluarga
tidak bosan dengan menu yang monoton dan
tercukupinya asupan gizi tubuh. Cara yang dapat dilakukan untuk
menyiapkan makanan dan minum yang bersih dan sehat sebagai berikut:
a. Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan
menyajikan makanan dan minuman serta setelah memegang benda-
benda yang kotor.
b. Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta
menggunakan lap yang bersih.
c. Jangan meletakkan makanan dan minuman di sembarang tempat.
d. Cucilah sayuran mentah dengan air panas jika digunakan untuk lalapan
atau dimakan mentah.
7. Tersedia air bersih. Setiap rumah tangga harus memiliki akses terhadap air
bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari hari yang berasal dari
: air dalam kemasan, air ledeng, air pompa sumur terlindung, dan
penampungan air hujan. Sumber air pompa,
Sumur dan mata air terlindung berjarak minimal
10 meter dari tempat penampungan kotoran atau
limbah. Hal ini bertujuan untuk menghindari
penyakit yang berasal dari air kotor.
8. Tersedia Jamban. Setiap rumah sebaiknya memiliki
jamban dalam jenis apapun, contohnya : jamban leher
angsa dengan tanki septic atau lubang penampung
kotoran sebagai pembuangan akhir. Jika dalam suatu
rumah yang tidak memiliki jamban, biasanya
masyarakat BAB di lubang-lubang galian , tapi harus
memperhatikan yaitu tempatnya sekurang-kurangnya berjarak 20 meter
dari sumber-sumber air ( sumur, sungai, danau, mata air dan sejenisnya ),
jauh dari pemukiman serta harus ditutp tanah setelah BAB selesai
dilakukan. Dan selalu mencuci tangan dengan air dan sabun pada air
mengalir setelah BAB. Hal ini bertujuan untuk pencegahan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang
terdapat dalam tinja.
9. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni. Luas
lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk
keperluan sehari hari dibagi jumlah penghuni (9 M2
per orang ). Kesesuaian rumah akan berpengaruh
pada kesehatan penghuninya. Bila banyak orang
tinggal dalam satu rumah, maka pembersihan dan
pengelolaannya akan amat sulit sehingga menimbulkan ketegangan antara
para penghuninya. Demikian pula pembersihan rumah yang tidak tepat
akan menyebabkan debu-debu berhamburan, hal ini akan menyebabkan
infeksi saluran pernafasan.
10. Lantai rumah bukan dari tanah. Lantai rumah kedap air, bisa terbuat dari
semen (plester), tegel, ubin, keramik, papan/ bambu (rumah panggung).
Bila memungkinkan pilihlah bahan yang tidak mudah terbakar, sebuah
rumah harus mempunyai lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester
atau yang lainnya sehingga orang yang berjalan
diatasnya tidak seperti berjalan diatas tanah
terbuka, lantai itu sendiri akan lebih mudah
dibersihkan. Lantai rumah yang tidak dilapisi atau
dari tanah akan dapat menyebabkan anggota
keluarga cacingan dan penyakit lain yang
bersumber dari tanah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PHBS DI RUMAH TANGGA

Disusun oleh
Fidayanti P1337420121049
Maulia firnanda P1337420121081
Elok gemilang P1337420121082
Sekar Galuh R A P1337420121026
Alden Arkaprabaswara P1337420121032
Jundi Laudza Abdullah P1337420121030

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KEMENKES SEMARANG
2024

Anda mungkin juga menyukai