Anda di halaman 1dari 14

Halo!

KELOMPOK 1

PANCASILA SEBAGAI SISTEM


FILSAFAT

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Nama Anggota Kelompok 1 :
Herlina Delastrada Tefa (2301060001)
Jima Aplonia Snae (2301060011)
Mariam S. Mooy (2301060029)
This can be the part of the presentation where you can
introduce yourself, write your email…
Pengertian Filsafat….?
Filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Yunani “Philosophia” terdiri dari kata Phile artinya
Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat
berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat
yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang
sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran
sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat
berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh
akan kebenaran sejati.
Filsafat menurut para ahli

Socrates Plato
Bentuk peninjauan diri yang Filsafat merupakan pencarian
bersifat reflektif atau berupa yang bersifat spekulatif atau
perenungan terhadap azas-azas terhadap pandangan tentang
dari kehidupan yang adil dan seluruh kebenaran.
bahagia
Pancasila sebagai sistem filsafat

Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai


refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai
dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan
tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang
di tuangkan dalam suatu sistem.
Landasan Filosofis

Landasan Landasan Landasan


ontologis Epistemologis Aksiologis
Landasan Ontopologis
Istilah “Ontologi” berasal dari kata Yunani onto
yang berarti “sesuatu yang sungguh-sunggung
ada”,kenyataan yang sesungguhnya, dan logos
yang berarti “studi tentang “, teori yang
membicarakan. Secara ontologis kajian Pancasila
sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila
Pancasila. Dasar ontologis Pancasila pada
hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat
mutlak yaitu monopluralis, atau monodualis,
Karena manusia merupakan subjek hukum pokok
dari sila-sila Pancasila.
Contoh konkret dari landasan ontologis Pancasila adalah
Bhinneka Tunggal Ika, yaitu semboyan yang
menggambarkan keragaman bangsa Indonesia yang tetap
bersatu dalam semangat gotong royong. Semboyan ini
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menghargai
perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan pandangan
politik sebagai kekayaan bangsa yang tidak menghalangi
persatuan nasional.

Contoh lainnya lagi adalah kerukunan antarumat


beragama, yaitu sikap saling menghormati dan toleransi
antara pemeluk agama yang berbeda di Indonesia.
Kerukunan antarumat beragama merupakan salah satu
syarat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang majemuk. Kerukunan antarumat beragama
juga merupakan wujud dari pengamalan sila pertama
Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengakui
keberagaman keyakinan dan kepercayaan di Indonesia.
Landasan Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, "episteme"
dan "logos". Episteme biasa diartikan sebagai
“pengetahuan" atau “kebenaran" dan logos yang
memiliki arti “pikiran" atau teori. Secara
epistemologis, kajian Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya
juga merupakan sistem pengetahuan. itu Pancasila
harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Contoh konkret dari landasan epistemologis
Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai luhur
ini merupakan hasil dari perenungan dan
pengalaman bangsa Indonesia dalam menghadapi
berbagai tantangan sejarah. Nilai-nilai luhur ini
juga merupakan pedoman hidup bagi bangsa
Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Landasan Aksiologis
Istilah aksiologi yang berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua kata yaitu “axion” yang berarti nilai dan
“logos” yang berarti teoriAksiologi adalah cabang
filsafat yang menyelidiki nilai-nilai yang ada dalam
kehidupan manusia, baik nilai moral, estetik, religius,
maupun politik. Secara aksiologis, kajian Pancasila
sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem nilai.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga
merupakan sistem nilai. Sebagai suatu paham aksiologi,
maka Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa
nilai-nilai yang ada dalam kehidupan manusia harus sesuai
dengan kodrat manusia serta moralitas religius dalam
upaya untuk mencapai suatu tingkatan kebahagiaan yang
mutlak dalam hidup manusia.
Contoh konkret dari landasan aksiologis
pancasila adalah penegakan hak asasi
manusia, yaitu suatu upaya untuk
melindungi dan memenuhi hak-hak dasar
manusia yang melekat pada diri setiap
orang tanpa membedakan suku, agama,
ras, budaya, gender, atau status sosial.
Penegakan hak asasi manusia merupakan
salah satu syarat untuk menjaga
martabat dan harkat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan.
Contoh lainnya adalah pemberantasan
korupsi, yaitu suatu upaya untuk
memberantas tindak pidana korupsi yang
merugikan keuangan negara dan
kesejahteraan rakyat. Pemberantasan
korupsi merupakan salah satu syarat untuk
menjaga integritas dan akuntabilitas
pemerintahan yang bersih dan transparan.
Pemberantasan korupsi juga merupakan
wujud dari pengamalan sila kedua
Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai