AKL1 (Tugas 3)
AKL1 (Tugas 3)
Adza Nim :
210162201224
Jurnal 1
Judul:
Penulis:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo
Memahami pengertian utang piutang secara ekonomis dalam perspektif Islam berdasarkan beberapa
ayat Al-Quran dan penjelasan ulama.
Metode:
Metode penelitian library research, yaitu melakukan penelusuran literatur terkait dari
beberapa sumber seperti Al-Quran, hadits, dan karya para ulama tentang pengertian utang
piutang secara ekonomis dan syariat Islam.
Hasil:
Telah dijelaskan pengertian utang piutang secara etimologis dan istilah, juga diuraikan beberapa
ayat Al-Quran terkait utang piutang beserta tafsirannya.
Kesimpulan:
Utang piutang merupakan transaksi yang dilegalkan dalam Islam dengan ketentuan tertentu seperti
kejujuran, kewajaran, saksi, dan penetapan batas waktu pelunasan untuk mencegah perselisihan.
Praktik utang piutang harus dilakukan sesuai aturan dan prinsip yang ditetapkan agama.
Jurnal 2
Judul:
Penulis:
Rahmat Bakhtiar Pratama, Hendra Djaja, Tri Susilaningsih, Moh Fahrial Amrullah, yang merupakan
peneliti dari Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang.
Karena semakin maraknya transaksi utang piutang melalui aplikasi online atau biasa disebut fintech,
yang tentunya berpotensi menimbulkan sengketa. Semakin banyaknya transaksi fintech ini
membutuhkan pengaturan hukum khususnya mengenai penyelesaian sengketanya.
Metode:
Hasil:
Penelitian menunjukkan bahwa perjanjian utang piutang melalui fintech telah memenuhi syarat
sah perjanjian menurut hukum di Indonesia. Sengketa yang muncul dapat diselesaikan secara
alternatif melalui mediasi atau arbitrase, selain melalui pengadilan.
Kesimpulan:
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan seperti mediasi atau arbitrase dapat menjadi solusi
penyelesaian sengketa yang lebih menjanjikan dibanding melalui pengadilan, mengingat proses
pengadilan yang lambat.
Jurnal 3
Judul:
Penulis:
Y. Sonafist.
Transaksi jual beli hutang/piutang (Bai’ al-Dayn) karena hal ini merupakan salah satu kegiatan riil
muamalah yang dipraktikkan dalam kehidupan sebagian umat, sehingga perlu dicari kejelasan status
hukumnya dalam perspektif fiqh, agar kegiatan jual beli terhindar dari hal-hal yang berbau gharar,
apalagi riba.
Metode:
Studi literatur dengan mengkaji pendapat para ulama fiqh tentang hukum Bai’ al-Dayn
berdasarkan referensi-referensi kitab fiqh klasik.
Hasil:
Terdapat perbedaan pendapat para ulama tentang keabsahan transaksi Bai’ al-Dayn. Sebagian ulama
membolehkan jual beli hutang/piutang, sebagian lain larang.
Kesimpulan:
Bai’ al-Dayn dapat dilakukan kepada si penghutang, tetapi tidak kepada orang lain. Dengan demikian,
penulis berusaha mengklarifikasi hukum Bai’ al-Dayn berdasarkan perspektif para ulama fiqh klasik.