Anda di halaman 1dari 24

Praktek Sewa-menyewa (Ijarah) Ladang Tebu dengan Pembayaran

Gula Tebu (Saka) dalam Tinjauan Fiqh Mu’amalah, Studi Kasus di


Kenagarian Tigo Balai, Kec. Matur, Kab. Agam

PROPOSAL TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Metode Penelitian Kualitatif
pada Program Pasca Sarjana IAIN Batusangkar

Oleh :
ILHAM NARDI YULIANTO
NIM: 2002021011

Dosen Pengampu:
Dr. H. Alimin, Lc, M. Ag

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN
BATUSANGKAR
2020
OUTLINE

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat dan Luaran Penelitian
F. Definisi Operasional

01
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
B. Penelitian yang Relevan

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Instrumen Penelitian
D. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data
G. Teknik Analisis Data

BAB IV TEMUAN/HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Temuan Penelitian
B. Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran

DAFTAR PUSTAKA

02
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah


Manuasia sebagai makhluk tuhan yang diberikan akal budi tidak akan
terlepas dari interaksinya dengan manusia lainnya. Dengan segala alasan apapun
manusia tidak akan dapat hidup sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Justru dapat dikatakan manusia sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam
menjalankan kehidupannya. Seiring dengan berjalannya interaksi yang terjadi
dalam kehidupan manusia baik secara individu, kelompok dan juga masyarakat
maka muncul aturan-aturan yang mengikat antara manusia dengan manusia
lainnya. Dalam masyarakat ditemukan berbagai macam norma dan aturan yang
masing-masing memberikan kontribusinya dalam menciptakan ketertiban di
antara manusia (Wantu, 2015, h. 9).
Islam datang sebagai agama yang Rahmatan lil ‘alamiin tidak hanya
membawa ajaran tentang ke-Tuhanan yang berfokus dalam aspek peribadatan,
penyembahan dan ritual-ritual, interaksi hubungan dengan Allah (Hablum minal
Allah) saja namun juga membawa perangkat norma-norma yang juga harus
dianut oleh penganutnya untuk mengatur hubungannya dengan manusia lainnya
(Hablum minal an-Nas). Konsekuensi yang dihadapi kaum Muslimin ketika telah
memeluk Islam ialah selain taat kepada tuhan idealnya juga menjalankan aturan-
aturan dan norma agama yang juga harus dijalankan secara menyeluruh (kaffah)
dalam hidupnya sehingga tercapailah tujuan seorang Muslim menjadi Muslim
yang baik (Insan Kamil).
Syari’ah Islam atau Hukum Islam menjadi jalan yang mesti dilalui oleh
seorang Muslim demi mencapai tujuan yang telah disebutkan di atas. Pemahaman
yang baik dan mendalam dalam memahami serta menjalankan ajaran Islam
menjadi jalan yang idealnya yang mesti dilalui dan dilaksanakan dengan baik.
Pemahaman terhadap Syari’ah Islam sering disebut dengan Fiqh Islam.
Fiqih Islam terdiri dari dua bagian yakni Fiqh Ibadah dan Fiqh Mu’amalah.

01
Fiqh Ibadah sering diartikan pemahaman yang dimiliki oleh seorang Muslim
terhadap ibadah-ibadah yang wajib dilaksanakan oleh seorang Muslim serta
tatacara dalam pelaksanaannya, di antaranya; Shalat, zakat Puasa, dan Haji.
Sementara itu, Fiqh Mu’amalah terdiri dari dua kata ialah Fiqh dan Mu’amalah.
Fiqh secara istilah adalah:

‫العلم باالحكام الشرعية العملية المكتسب من اد لتها التفصليٌة‬

“Ilmu yang membahas hukum-hukum Syari’ah bidang amalyah yang diambil


dari dalil-dalil secara teperinci”
Sementara itu Mu’amalah secara istilah memiliki tiga pengertian diantaranya:
1. Pendapat pertama. Sebagian ulama mendefinisikan muamalah sebagai
hukum-hukum syar’i yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan
sesama manusia di dunia baik yang berhubungan dengan harta, pernikahan,
peradilan dan waris
2. Pendapat kedua. Mu’amalah adalah aturan syari’ah yang berkaitan dengan
hubungan manusia dengan manusia dalam bidang harta dan hubungan
keluarga yang mencakup nikah, talak, nafkah dan sebagainya. Pendapat ini
dianut oleh sebagian besar ulama Hanafiah.
3. Pendapat ketiga. Cakupan mu’amalah lebih spesifik mengatakan bahwa
mu’amalah adalah hukum syari’ah yang mengatur interaksi manusia dengan
sesamannya dalam urusan harta. Dalam pendapat ini disebutkan bahwa
mu’amalah adalah ilmu yang mengatur pertukaran harta benda, manfaat atau
jasa antara sesama manusia dengan perantaraan akad dan perjanjian (Wahab,
2018, h: 8-10).
Dari tiga pendapat yang telah dikemukakan di atas pengertian fiqh
Mu’amalah yang akan dibahas dan ingin dikemukakan ialah fiqh Mu’amlah dari
pengertian pendapat yang ketiga. Dengan demikian fiqih mu’amalah dapat
didefinisikan sebagai berikut:

02
‫المعرفة العميقة لالحكام المتعلقة بتبادل االموال التي تكشف عن مقاصد تلك‬

‫ وذلك‬،‫ وتربطها بالمقاصد العامة للشريعة االسالمية‬،‫ وعللها وماخذها‬،‫االحكام‬

‫للتمكن من انزال تلك االحكام على الموقائع الجديدة‬.


“Pengetahuan mendalam tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan
pertukaran harta yangmengungkapkan tujuan, illat dan sumber hukum-hukum
tersebut kemudian mengaitkannya dengan Muqashid syari’ah yang bersifat
general sehingga dimungkinkan untuk menetapkan hukum-hukum tersebut pada
kasus-kasus baru.”
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fiqh Muamalah ialah
kajian yang berkaitan tentang hukum-hukum syariah yang membahas secara
sempit tentang permasalahan ekonomi.
Seperti yang telah dikemukakan di atas dalam menjalankan hidupnya
manusia tidak akan terlepas dari interaksi dengan manusia lainnya salah satu
interaksi yang terjadi ialah kegiatan ekonomi. Kemudian dalam menjalankan
usaha ekonominya manusia tidak dapat menjalankan usahanya tanpa adanya
orang lain seperti dalam jual-beli, pinjam-meminjam, gadai, sewa-menyewa dan
lain-lainya. Semua kegiatan ekonomi yang telah disebutkan menjadi lapangan
kajian dalam fiqh Mua’amalah seperti yang telah difahami dari pengertian fiqh
mu’amalah yang telah dikemukakan di atas dan masih banyak lagi kajian fiqih
mu’amalah lainnya terkhusus dalam masalah ekonomi yang tidak dapat penulis
tuliskan secara keseluruhannaya. Di antara pembahasan yang menjadi kajian
dalam fiqih muamalah ialah sewa-menyewa (Ijarah). Secara sederhana sewa-
menyewa merupakan pengambilan manfaat (Tasaruf) di antara si pemberi sewa
maupun si penyewa dari barang yang disewakan baik berbentu mengambil uang
sewa (al-Manafi) maupun jasa (al-Amal) (Desai, 2015, h: 49).
Dari pengamatan yang telah penulis lakukan dan menanyai beberapa sumber
yang ada penulis menemukan persoalan sewa-menyewa di lapangan yang cukup

03
menarik untuk diteliti dan diangkatkan menjadi karya ilmiah dalam kajian aspek
tinjauan fiqh muamalah. Persoalan tersebut ialah tentang kegiatan sewa-menyewa
ladang tabu di antara masyarakat Kenagarian Tigo Balai, Kecamatan Matur,
Kabupaten Agam yang menarik dari permasalahan ini adalah pembayaran ketika
terjadi sewa-menyewa dengan gula tebu (saka) yang ditimbang kemudian harga
saka ini disesuaikan dengan harga saka dipasaran pada saat praktek sewa-
menyewa dilakukan kemudian dari timbangan saka yang disepakati dikalikan
dengan harga pasaran saka menjadi uang. Inilah cara sewa-menyewa ladang tabu
yang terjadi didaerah tersebut. Kemudian penyewa mengambil manfaat dari tebu
yang ada di ladang tebu selama sewa-menyewa terjadi jika tebu sudah ditanam
dalam ladang namun jika ladang tebu kosong dan belum ditanami tebu maka
pemberi sewa memberikan keringan sewa selama dua tahun sampai tebu telah
bisa dipanen setelah dipenen baru sewa ladang tebu dikeluarkan.. Untuk itu
Penulis akan mengkaji tentang permasalahan ini dengan judul: Praktek Sewa-
menyewa (Ijarah) Ladang Tebu dengan Pembayaran Gula Tebu (Saka)
dalam Tinjauan Fiqh Mu’amalah, Studi Kasus di Kenagarian Tigo Balai,
Kec. Matur, Kab. Agam.

B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis
akan memfokuskan pembahasan dalam peneltian nantinya tentang:
1. Praktek sewa-menyewa (Ijarah) yang dilakukan oleh pemberi sewa dan
penyewa dari tinjauan fiqh muamalah
2. Kedudukan tebu yang ada di dalam ladang selama sewa-menyewa terjadi,
penyewa dapat mengambil manfaat dari tebu yang ada di ladang tersebut
ditinjau dari fiqh muamalah.
3. Pemberian pembebasan sewa selama 2 tahun jika ladang tebu yang disewakan
kosong ditinjuan dari fiqh muamalah.

C. Pertanyaan Penelitian

04
Dari fokus penelitian yang akan penulis lakukan maka dapat penulis
rumuskan pertanyaan peneltian sebagai berikut:
1. Bagaimana tinjauan fiqh muamalah terhadap sewa-menyewa ladang tebu yang
dilakukan di Kenagarian Tigo Balai, Kec. Matur, Kab. Agam.
2. Bagaimana pandangan fiqh muamalah terhadap tebu yang ada di dalam ladang
tebu yang diambil manfaat oleh penyewa selama sewa menyewa dilakukan, dan
3. Bagaimana pandangan fiqh muamalah terhadap keringanan pembebasan sewa
ladang selama dua tahun jika ladang tebu dalam keadaan kosong. Setelah
ladang bisa dipanen baru sewa ladang tebu dikeluarkan.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diharapkan ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui praktek sewa-menyewa (Ijarah) ladang tebu yang dilakukan
masyarakat di Kenagarian Tigo Balai, Kec. Matur, Kab. Agam telah sesuai
dengan prinsip-prinsip fiqh muamalah.
2. Untuk mengetahui kedudukan barang yang ada di dalam ladang jika ditinjau
dari sisi fiqh mu’amalah.
3. Untuk mengetahui pandangan fiqh muamalah terhadap keringanan pembebasan
sewa ladang selama dua tahun jika ladang tebu dalam keadaan kosong. Setelah
ladang bisa dipanen baru sewa ladang tebu dikeluarkan.
4. Untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan Magister Hukum Ekonomi
Syari’ah di Program Pasca Sarjana IAIN Batusangkar.

E. Manfaat dan Kegunaan Hasil Penelitian


Setelah penelitian ini dilakukan hendaknya hasil penelitian ini memberikan
dampak dalam kehidupan masayarakat terutama tentang sewa-menyewa dan
beberapa informasi yang berkaitan tentang permasalahan sewa-menyewa. Adapun
hal yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Dari sisi perkembangan pengetahuan terutama dalam Hukum Ekonomi
Syari’ah dan Fiqh Mu’amalah maka penelitian ini diharapkan dapat

05
memberikan kontribusi tentang sewa-menyewa ladang dalam pandangan fiqh
mu’amalah. Kemudian jika terdapat hal-hal yang belum dibahas dalam
penelitian ini tentu ini agar dapat menjadi penelitian lanjutan bagi penelitian
selanjutnya.
2. Bagi masyarakat yang bersangkutan dalam hal ini jika setelah penelitian
dilakukan ternyata tidak menyalahi praktek fiqh muamalah maka kegiatan ini
tatap dipertahankan namun jika ditemukan kesalahan maka akan diberikan
pandangan yang tidak menyalahi serta memberikan arahan yang baik sesuai
dengan kaidah fiqh muamalah sebagaimana mestinya.

F. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi kerancuan dalam penelitian yang akan dilakukan dirasa
penting untuk menjelaskan definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:
-Praktek Sewa-menyewa (Ijarah): Sewa-menyewa (Ijarah) merupakan
pengambilan manfaat (Tasaruf) di
antara si pemberi sewa maupun si
penyewa dari barang yang disewakan
baik berbentu mengambil uang sewa
(al-Manafi) maupun jasa (al-Amal)
(Desai, 2015, h: 49)
-Ladang Tebu : Ladang tebu adalah kebun yang dimiliki
seseorang yang ditanami dengan
tanaman tebu.
-Pembayaran Gula Tebu
(Saka) : Suatu sistem pembayaran yang dilakukan terhadap sewa-
menyewa ladang tebu yang memakai
takaran timbangan saka untuk sebuah
ladang tebu yang kemudian disesuaikan
dengan harga saka dipasaran kemudian

06
dikonversikan dengan nominal uang.

-Tinjauan Fiqh Mu’amalah : Fiqh Muamalah ialah kajian yang berkaitan


tentang hukum-hukum syariah yang
membahas secara sempit tentang
permasalahan ekonomi. Dari pengertian
di atas maka yang dimaksud dengan
tinjauan fiqh muamalah adalah
bagaimana suatu masalah dikaji
berdasarkan pada ketentuan fiqh
muamalah.
-Kenagarian Tigo Balai,
Kec. Matur, Kab. Agam : Tigo Balai merupakan salah satu nagari yang
terdapat dalam Kecamatan Matur,
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera
Barat, Indonesia.

07
BAB II.
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Fiqh Muamalah
a. Pengertian Fiqh Muamalah
Fiqh mu’āmalah (selanjutnya digunakan bahasa Indonesia, yaitu fikih)
terdiri atas dua kata, yaitu Fiqh dan mu'āmalah. Kata fiqh secara etimologi
berarti paham, pengertian, dan pengetahuan. Fiqh secara terminologi adalah
hukum-hukum syara yang bersifat praktis (‘amaliah) yang diperoleh dari
dalil-dalil yang terperinci. Kata Mu’amalah, yaitu peraturan yang mengatur
hubungan seseorang dengan orang lain dalam hal tukar-menukar harta, di
antaranya: jual-beli, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama
perdagangan, simpanan barang atau uang, penemuan, pengupahan, rampasan
perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, barang titipan,
pesanan, dan lain-lain (Agustianto, dalam skripsi Rahmatullah, 2018, h: 28) .
Kata fikih jika dihubungkan dengan kata muamalah sehingga menjadi
fikih muamalah adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis (‘amaliah)
yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci yang mengatur hubungan
perseorangan, seseorang dengan orang lain dalam hal permasalahan ekonomi,
di antaranya: perdagangan, pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama
dagang, simpanan barang atau uang penemuan, pengupahan, rampasan
perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, barang titipan,
pesanan, dan lain-lain (Agustianto, dalam skripsi Rahmatullah, 2018, h: 28).

b. Ruang Lingkup Kajian Fiqh Muamalah


Ruang Lingkup Muamalah mencakup segala aspek kegiatan ekonomi
manusia sebagai berikut:

08
1. Harta, Hak Milik, Fungsi Uang dan ’Uqūd (akad-akad)
2. Buyū ’ (tentang jual beli)
3. Al-Rahn (tentang pegadaian)
4. Hiwālah (pengalihan utang)
5. Al-Ṣulhu (perdamaian bisnis)
6. Al-Ḍaman (jaminan, asuransi)
7. Syirkah (tentang perkongsian)
8. Wakālah (tentang perwakilan)
9. Wadi'ah (tentang penitipan)
10. Ariyah (tentang peminjaman)
11. Ghasab (perampasan harta orang lain dengan tidak sah)
12. Syuf'ah (hak diutamakan dalam syirkah atau sepadan tanah)
13. Muḍārabah (syirkah modal dan tenaga)
14. Musāqat (syirkah dalam pengairan kebun)
15. Muzāra'ah (kerja sama pertanian)
16. Kafālah (penjaminan)
17. Taflīs (jatuh bangkrut)
18. Al-Hajru (batasan bertindak)
19. Ji'ālah (sayembara, pemberian fee)
20. Qarḍ (pinjaman)
21. Bai’ Muḍārabah.
22. Bai’ Salām
23. Bai’ Istishna'
24. Bai’ Muajjal dan Ba'i Taqsīṭ
25. Bai’ Sharf dan transaksi valas
26. 'Urbun (panjar/DP)
27. Ijārah (sewa-menyewa)
28. Riba, konsep uang dan kebijakan moneter
29. Ṣukūk (surat utang atau obligasi) dd. Faraidh (warisan)
30. Luqāṭah (barang tercecer)
31. Waqaf & Hibah

09
32. Wasiat
33. Iqrār (pengakuan)
34. Qismul fa 'i wal ghanimah (pembagian fa 'i dan ghanimah)
35. Qism al-Ṣadaqah (tentang pembagian zakat)
36. Ibrāk (pembebasan utang)
37. Muqāsah (Discount)
38. Kharaj, Jizyah, Ḍaribah, Ushur
39. Baitul Māl dan Jihbiz '
40. Kebijakan flskal Islam
41. Prinsip dan perilaku konsumen
42. Prinsip dan perilaku produsen
43. Keadilan distribusi
44. Perburuhan (hubungan buruh dan majikan, upah buruh)
45. Jual beli gharar, bai' najasy, bai’ al-‘inah, bai wafā’, mu’athah, fuḍuli, dan
lain-lain.
46. Ihtikār dan monopoli
47. Pasar modal Islami dan Reksadana
48. Asuransi Islam, Bank Islam, Pegadaian, MLM, dan lain-lain

Kajian tentang fiqh muamalah sangat luas ini tidak terjadi begitu saja
tetapi karena kajian fiqh muamalah sangat begitu melekat dalam kehidupan
manusia secara praktis (amaliyah) terutama dalam masalah interaksi
ekonomi. Untuk memperdalam pengetahuan tentang permasalahan fiqh
muamalah dapat di temukan dalam kitab-kitab para ulama baik klasik
maupun kontemporer di antaranya :
1. Karya ulama klasik
 Kitab Al-Amwal oleh Abu Ubaid
 Kitab Al-Kharaj karangan Abu Yusuf
 Al-Iktisāb fi Rizqi AlMustathāb oleh Hasan Asy-Syaibani
 Al-Hisbah oleh Ibnu Taymiyah, dan lain-lain

10
0
2. Karya ulama Timur Tengah menjadi rujukan fiqh muamalah kontemporer
 Dr. As-Shadiq adh-Dharir: al-Gharar fii al-’Uqud wa Atsaruhu fii
at-Tathbiqat al-Mu’ashirah
 Dr. Hamid Mirah: Shukuk al-Ijarah Dirasah Fiqhiyyah Ta’shiliyyah
Tathbiqiyyah
 Dr. Husain Hamid Hasan: al-Istitsmar al-Islami wa Thuruq
Tamwilihi
 Dr. Rafiq Yunus al-Mishri: Buhuts fii Fiqh al-Mu’amalat al-
Maliyyah, Ushul al-Iqtishad al-Islami
 Dr. Sami as-Suwailim: Madkhal ila Ushul at-Tamwil al-Islami, Fiqh
al-Tadarruj fii Tathbiq al-Iqtishad al-Islami
 Dr. Abusattar Abu Ghudah: Mausu’ah al-Iqtishad wa at-Tamwil al-
Islami
 Dr. Ali as-Salus: al-Iqtishad al-Islami wa al-Qadhaya al-Fiqhiyyah
al-Mu’ashirah
 Dr. Muhammad Taqi al-Utsmani: Buhuts fii Qadhaya Fiqhiyah
Mu’ashirah, al-Islam wa al-Iqtishad al-Hadits
 Dr. Muhammad Utsman Syubair: al-Mu’amalat al-Maliyah al-
Mu’ashirah fii al-Fiqh al-Islami
 Dr. Wahbah az-Zuhaili: al-Mu’amalat al-Maliyah al-Haditsah wa
al-Fatawa al-Mu’ashirah
 Dr. Yusuf asy-Syubaili; al-Mu’amalat al-Maliyah, Fiqh al-
Mu’amalat al-Mashrafiyyah (Wahab, 2018, h: 44-45).

c. Sewa menyewa (Ijarah) dalam Fiqh Muamalah

11
0
B. Penelitian yang Relevan

12
0
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau
penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan
sesuatu. Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari
bahasa Inggris. Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali
dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian
research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Tujuan
penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum,
maupun mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada
pendapat tersebut. Terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan
oleh para ahli antara lain sebagai berikut:
1. John: Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu.
2. Hill Way: Menurut Hill Way, pengertian penelitian adalah suatu metode studi
yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat
dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
3. Winarno Surachmand: Pengertian penelitian menurut Winarno Surachamnd
adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari
primer-primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu,
serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki
4. Cooper & Emory: Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan
pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah- masalah
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mencari
jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dengan analitis dan kritis
terhadap data dan informasi yang didapatkan dalam kegiatan penelitian untuk
mencari pemecahan masalah dalam penelitian. (Siyoto dan Sodik, 2015, h: 4-6)

13
0
Pada dasarnya suatu penelitian dapat dimengerti dengan melihat berbagai hal
yang mendorong peneliti untuk melaksanakan suatu penelitian. Semua orang
memeiliki dorongan yang bermacam-macam, diantaranya dipengaruhi oleh tujuan
dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujun penelitian secara umum pada
dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan gambaran dari
keinginan manusia yang umumnya menjadi dorongan untuk melakukan
penelitian, semakin pesatnya dan berkembangnya penelitian ilmiah akan semakin
meningkatkan derajat kehidupan manusia.
Berangkat dari permasalahan yang diangkat terkait dengan penelitian yang
akan diteliti, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) bila dilihat dari jenis datanya, penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif deskriptif, yaitu mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variabel
dan keadaan yang terjadi saat penelitian yang berjalan dan menyungguhkan apa
adanya. yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Selain itu, jika dilihat dari
pengertian penelitian kualitatif serta hal-hal yang mencakup di dalamnya.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
sudut atau perspektif partisipan. Paritsipan adalah orang-orang yang diajak
berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran,
persepsinya. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan berbagai
macam strategi yang bersifat interaktif seperti observasi langsung, observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknikteknik pelengkap.
Penelitian kualitatif memiliki dua tujuan utama yaitu untuk menggambarkan dan
mengungkapkan (to describe and explore) dan tujuan yang kedua yaitu
menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain)(Siyoto dan Sodik,
2015, h: 12).
Jadi penelitian ini nantinya merupakan penelitian lapangan (field research)
secara kualitatif dengan penyajian data hasil penelitian secara deskriptif

14
0
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik
karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), di
sebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di
gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. McMillan dan Schumacher
(1997), mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan
terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Mantra
(2004) dalam buku Moleong (2007) mengemukakan metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Siyoto dan Sodik, 2015, h: 27-
28).
Mengenai lokasi penelitian yang akan menjadi fokus penelitian adalah sesuai
dengan judul penelitian, maka penelitian ini berlokasi di Kenagarian Tigo Balai
merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam Kecamatan Matur, Kabupaten
Agam, Provinsi Sumatera Barat, Kenagarian Tigo Balai merupakan salah satu
nagari yang terdapat dalam Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi
Sumatera Barat. Adapun alasan dipilihnya Kenagarian Tigo Balai, Kecamatan
Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat sebagai lokasi penelitian ini
karena lokasi ini dengan pertimbangan bahwa penelitian yang akan diteliti belum
pernah diteliti oleh peneliti lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang
lebih optimal di dalam penelitian dengan juga letaknya strategis dan relatif mudah
dijangkau transportasi, serta banyaknya praktek kegiatan sewa-menyewa (Ijarah)
ladang tabu sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di daerah ini.

C. Pendekatan dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa pendekatan dan

15
0
instrumen penelitian sebagai bagian yang disatukankan dalam penelitian agar
penelitian ini lebih fokus pada kajian sesuai dengan disiplin ilmu yang dibahas.
Maka Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan fiqh
muamalah dan pendekatan sosiologis. Fenomena yang diangkat akan didekati
melalui aspek fiqh muamalah dengan menggunakan kaidah-kaidah hukum Islam
yang digunakan dalam menilai suatu fenomena sosial yang terjadi yaitu sewa
menyewa ladang tebu. Pendekatan sosiologis berdasarkan pola interaksi sosial
yang terjadi di lingkungan sekitar responden. Untuk mendukung data yang akan
diperoleh, penelitian ini dilakukan untuk mengungkap aspek sosiologis dari
penyewa dan pemberi sewa. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu
penelitian yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisa obyek yang diteliti.
Obyeknya ladang tebu, dengan menganalisa sejauh mana nilai-nilai fiqh
muamalah telah diterapkan pada setiap perjanjian yang dibuat (aqad) dan sejauh
mana pemahaman pemilik ladang dan penyewa terkait dengan fiqih muamalah
pada proses sewa-menyewa ini.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi Instrumen penelitian adalah peneliti
itu sendiri sebagai instrumen kunci dari penelitian yang akan mempengaruhi
kualitas dari hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis instrumen
sebagai berikut:
1. Pedoman observasi adalah alat bantu berupa pedoman pengumpulan data yang
digunakan pada saat proses penelitian. Dalam melakukan observasi, instrumen
yang penulis gunakan adalah buku catatan lapangan atau alat tulis.
2. Pedoman wawancara adalah alat bantu berupa catatan-catatan pertanyaan yang
digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam wawancara, instrumen
pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, handphone yang
memiliki aplikasi rekaman dan kamera digital. Pedoman wawancara digunakan
untuk mengarahkan dan mempermudah penulis mengingat pokok-pokok
permasalahan proses wawancara dilaksanakan. Slip digunakan untuk mencatat
hasil wawancara. Slip diberikan identifikasi, baik nomor maupun nama

16
0
informan. Selama wawancara berlangsung untuk diabadikan sebagai alat bukti
penelitian. Penggunaannya dapat menimalisasi kemungkinan kekeliruan
penulis dalam mencatat dan menganalisis hasil wawancara.
3. Pedoman dokumentasi adalah catatan peristiwa dalam bentuk tulisan langsung,
dokumen-dokumen, arsip-arsip, serta foto-foto wawancara dengan beberapa
pemilik dan penyewa ladang tebu.

D. Sumber data

Pada penelitian kualitatif, sumber data dapat ditentukan langsung oleh si


peneliti dengan mengambil beberapa informan yang dapat memberikan informasi
yang lebih akurat serta bobot nilai yang lebih besar.
Sumber data penelitian ini juga diperoleh dari buku-buku dan bahan bacaan
yang relevan dengan pembahasan tesis ini tentang praktek sewa-menyewa
(Ijarah) pada fiqh muamalah. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan
dua sumber data, yaitu; data lapangan dan data pustaka yakni data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari objek
penelitian di lapangan. Dalam memperoleh data ini, peneliti berhadapan
langsung dengan informan untuk mendapatkan data yang akurat, agar peneliti
dalam melakukan pengolahan data tidak mengalami kesulitan. Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah pemilik ladang dan penyewa.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap yang berhubungan dengan sumber
primer, seperti buku-buku yang terkait dengan objek yang diteliti. Baik
berupa kitab fiqih, dan berbagai penelitian yang terkait dengan penelitian
serta menelaah dokumen lainnya digunakan oleh peneliti untuk menguatkan
hasil temuan di lapangan. Seperti keterangan dokumen dan lain-lain.

17
0
3. Data Tersier
Data tersier berupa bahan bacaan lain, karya ilmiah, literature-literature
hasil penelitian yang akan berkaitan dengan masalah yang akan dibahas atau
diteliti dalam penelitian tesis ini.

E. Teknik Pengimpulan Data


Mengenai pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
penulis menggunakan beberapa cara. Penggunaan beberapa cara ini peneliti
lakukan untuk mendapatkan informasi atau data yang akurat serta memiliki nilai
validitas. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Teknik
observasi lapangan ini digunakan untuk mengamati hal-hal yang terkait
dengan fokus penelitian baik dari segi tempat penelitian, kesediaan
responden, penyesuaian kuesioner, dan sebagainya.

2. Wawancara atau interview terpimpin


Wawancara merupakan tanya jawab secara lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung. Dalam proses wawancara ada dua pihak yang
menempati kedudukan yang berbeda. Satu sebagai pihak berfungsi sebagai
pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi sebagai
pemberi informasi atau informan (responden). Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal
informan lebih mendalam. Menurut Sutrisno Hadi bahwa anggapan yang
perlu dipahami oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah
sebagai berikut:
a. Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

18
0
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
peneliti.

3. Dokumentasi
Dokumentasi, yaitu cara memperoleh data dengan cara menelusuri dan
mempelajari dokumen, berupa buku-buku, catatan perjanjian yang dibuat
dalam sewa-menyewa ladang tebu ini.

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data


Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa
kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi
jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkontruksi fenomena yang
diamati, sertadi bentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap
individu dengan berbagai latar belakangnya. Menguji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji, credibility (Validitas internal), transferability
(validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).
Dalam hal menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan hal-hal di luar data untuk
menguji kevalidasian data yang telah didapat. Peneliti memeriksa keabsahan data
dengan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi.
Pengujian data dengan cara membandingkan fiqh muamalah yang mengatur
tentang sewa-menyewa (Ijarah) dengan observasi dari hasil wawancara dengan
beberapa pemilik ladang tebu dan penyewa yang berlokasi di Kenagarian Tigo
Balai merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam Kecamatan Matur,
Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

19
0
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. Data yang di dapatkkan melalui wawancara dibuat transkip wawancaranya
2. Transkip wawancara yang diperoleh dari berbagai sumber kemudian di
deskripsikan ke dalam bentuk tulisan
3. Data yang telah di deskripsikan diuji keabsahan dengan membandingkan data
dari berbagai sumber.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data yang merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil obsevsi, wawancara, dan dokumentasi.
Dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menyusun kedalam pola,
selanjutnya memilih data yang penting dan akan dianalisa, sehingga diperoleh
suatu kesimpulan yang obyektif, logis, konsisten dan sistematis sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki oleh penulis dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengolahan data kualitatif dengan cara:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan aktivitas memilih dan memilah data yang
dianggap relevan dan penting yang berkaitan dengan penelitian yang
diangkat. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan. Dalam mereduksi data,
setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama
dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Dengan demikian reduksi data
dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer, notebook, dan lain
sebagainya.

2. Display Data (Penyajian Data)


Penyajian data dalam bentuk kualitatif yakni setelah data direduksi,

20
0
maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian
kualitatif, dimana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau
ke dalam bentuk naratif deskriptif (pengungkapan secara terstulis). Dengan
tujuan untuk memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan penelitiannya
sehingga peneliti mampu mengambil suatu kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Data


Langkah ketiga dalam pengelolaan data dalam penelitian kualitatif,
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Data yang sudah dipolakan,
kemudian difokuskan dan disusun secara sistematik dalam bentuk naratif,
kemudian melalui induksi data tersebut disimpulkan. Kesimpulan di
verifikasi selama penelitian berlansung. Analisis data ini bertujuan untuk
menyederhanakan data yang disimpulkan sehingga memudahkan penulis
dalam menafsirkannya.
Setelah semua data terkumpul yang melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Maka data-data tersebut akan dianalisa kedalam analisis
kualitatif yang merupakan teknik pengeolaan data kualitatif (kata-kata) yang
dilakukan dalam rangka mendeskripsikan atau membahas hasil penelitian

21
0
Daftar Pustaka
Sumber Buku

M. Wantu, Fence. 2015. Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: REVIVA CENDEKIA


Abdul Wahab, Muhammad. 2018. Pengantar Fiqh Muamalah. Jakarta: Rumah Fiqh
Publishing, hlm: 8-10
Mufti Ismail Ebrahim, Desai. 2015. Your Brief Guide to Islamic Finance. TAIF
DIGITAL INSTITUTE FOR ISLAMIC FINANCE
Siyoto, Sandu dan Sodik, M. Ali.2015 Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.

Sumber Karya Ilmiah (skripsi, thesis dan disertasi)

Rahmatullah, Nursalam. 2018. TESIS: PENERAPAN NILAI-NILAI HUKUM


EKONOMI ISLAM PADA PRODUK-PRODUK PERBANKAN SYARIAH (Studi
pada Bank BNI Syariah Cabang Pangkep), PASCASARJANA UIN ALAUDDIN
MAKASSAR

22
0

Anda mungkin juga menyukai