PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
DEDI HARAPAN
NIM. 2027103010038
KATA PENGANTAR
Segala Puja dan Puji hanya bagi Allah SWT atas berkat Hidayah dan
Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Desa Gunung Raya Kecamatan Marga
bimbingan, dorongan dan batuan dari berbagai pihak, sehingga proposal skripsi
kejanggalan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
menyelesaikan studi.
Akhirnya kepada Allah jalan kita menyerahkan diri semoga rahmat dan
Dedi Harapan
3
BAB I
PENDAHULUA
manusia membutuhkan makanan, air, udara, pakaian dan tempat tinggal untuk
bertahan hidup. Diluar kebutuhan akan makanan, air, udara, pakaian dan
tempat tinggal, manusia juga mempunyai keinginan yang kuat untuk rekreasi,
akan macam dan merek tertentu dari barang dan jasa yang mereka butuhkan
dan inginkan.1
satu sama lain. Manusia memerlukan kerja sama yang saling menguntungkan
Baik itu dalam rangka kegiatan sosial, politik maupun ekonomi. Oleh karena
itu manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia
dengan yang lainnya. Dari interaksi tersebut akan timbul hubungan timbal
balik yang akan tercapai sebuah tatanan hidup yang komplek dan
memerlukan aturan hukum yang mengatur hubungan antar manusia, hal ini
1
Nurul Huda, dkk, Pemasaran Syariah Teori dan Aplikasi, Ke-1 (Jakarta: Kencana, 2017),
hlm.1
1 2
Nina Anggraini, “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktek Sewa Menyewa
Tanah Sawah dalam Sistem Tahunan dan Oyotan,” Skripsi (Lampung: IAIN Metro Lampung, 2018),
hlm. 1
4
Menurut pengertian syara, al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil
manfaat dengan jalan pengganti. Al- ijarah adalah akad pemindahan hak guna
atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan hak guna (manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
kepemilikan barang itu sendiri, dengan demikian dalam akad ijarah tidak ada
perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang
“Nama bagi akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk
Sebagian yang dapat dipindahkan”.5
adalah suatu akad yang berarti pengambilan manfaat sesuatu dengan jalan
3
Harun Santoso dan Anik, “Analisis Pembiayaan Ijarah Pada Perbankan Syariah,” Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, Vol: 1 No.2 (Juli 2015), hlm. 107
4
Muhammad al-khathib asy-sarbini, Mughni Al-Muhtaj, (Beirut-Lebanon: Daar Ihyau At-
Taurats Al-Arabi), Juz II, hlm. 323
5
Abd. Al-Rahman al-Jahiri, Fiqih „Ala Madzahibil Arba‟ah,(Mesir: Maktabah Tijariyah al-Kubro,
1969) juz III, hlm.94-97
5
Muhammad Yusuf Musa adalah salah satu bidang ilmu di dalam syariat Islam
dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam
6
Lolyta, “Sewa Menyewa Tanah Menurut Ibnu Hazm dalam Perspektif Fiqih Muamalah,”
Jurnal Hukum Islam, Vol. 14 No.1, (November 2014), hlm. 129
7
Farida Nuraeni dan Dewi Tresnawati, ”Pengembangan Aplikasi Fiqih Jual Beli, Hutang
Piutang dan Riba dengan Menggunakan Sistem Multimedia,” Jurnal Algoritma, Vol. 12 No. 1,
(2015), hlm. 93
8
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2): 233
6
“Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “wahai ayahku !
jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling
baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
dan dapat di percaya”9
Sedangkan di dalam Hadist Nabi Muhammad SAW. Dijelaskan
bahwa memberikan ujrah (upah) pada orang yang bekerja pada kalian,
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dengan hasil pertanian, namun tidak
semua masyarakat bekerja sebagai petani, ada yang bekerja sebagai guru,
lahan pertanian yang dapat dikelola sendiri, tetapi dapat juga dengan
sistem ini penyewaan lahan dilakukan selama masa waktu yang telah
gebal.
9
Al-Qashash (385): 26
10
Jamaluddin, “Elastisitas Al-Ijarah (Sewa-menyewa) Dalam Fiqih Muamalah Perspektif Ekonomi
Islam,” Jurnal At-Tanwil, Vol. 1 No. 1 (Maret 2019), hlm. 26.
7
selama masa waktu yang telah ditentukan di pegang oleh penyewa, dimana
penyewa berhak untuk mengelola lahan tanpa adanya campur tangan dari
pihak pemilik lahan. Dalam praktiknya sewa menyewa dengan sistem gebal
menjadikan harga sewa menjadi rendah hal ini dikarenakan pihak penyewa
yang merasa pengerjaan masih menunggu waktu yang sangat lama. Dimana
Ketika penyewa tidak setuju dengan harga yang ditawarkan maka dapat
terjadi pihak penyewa menawar atau menego harga sewa dengan harga yang
tersebut disewakan dalam waktu 1 tahun maka dapat disewakan dengan harga
uang, dan penyewa tersebut mendapatkan lahan untuk digarap dalam kurun
waktu yang sudah ditentukan dan hasil panen dimiliki oleh penyewa lahan
8
tersebut. Setelah perjanjian sewa menyewa selesai maka lahan tersebut akan
penelitian dan membahas tentang Praktik sewa menyewa lahan sistem Gebal
tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini
.
9
D. Manfaat Penelitian
umumnya.
E. Penegasan Istilah
atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu
2. Sewa lahan sistem Gebal penyewaan lahan di lakukan selama satu tahun
11
Laila Nur Amalia, “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Penerapan Akad Ijarah Pada Bisnis Jasa
Laundry,” Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 5 No. 2 (2015), hlm. 167.
10
atau dalam masa waktu yang telah ditentukan tanpa adanya pemindahan
bidang muamalah yang bertujuan agar harga tidak hanya dikuasai oleh
masyarakat.12
seluruh apeknya13
12
Miko Polindi, “Filosofi dan Perwujudan Prinsip Tauhidullah dan Al-„adalat dalam Ijarah dan
Ijarah Muntahia Bi-Tamlik (IMBT)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No.1, hlm : 19
13
Rohidin,”Pengantar Hukum Islam dari Semenanjung Arabia Hingga Indonesia,”
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017), hlm. 4.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Ijarah (Sewa-menyewa)
(ganti), dari sebab itu ats-tsawab (pahala) dinamai ajru atau upah.14
(Ijarah) layak untuk diketahui, karena tidak ada bentuk kerja sama
14
Sri Sudiarto, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Sumateta Utara: FEBI UIN-SU Press,2018), hlm.
193.
15
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003),hlm. 227
16
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, (Bandung: PT al-Ma‟arif, 1987), hlm. 15.
17
Saleh al-Fauzan, Fikih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hlm. 481.
1
upah, dan orang yang menyewa berhak mengambil manfaat, akad ini
guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi
(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
barang itu sendiri, dengan demikian dalam akad Ijarah tidak ada
18
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.194
19
Dr. Sri Sudiarto, MA, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Sumateta Utara: FEBI UIN-SU
Press,2018), hlm. 198.
20
Fatwa DSN NO.09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah.
1
pengganti.
21
Sriono, “Telaah Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa (Al-Ijarah) dalam Perbankan Syari‟ah,”
Jurnal Ilmiah Advokasi, Vol. 1 No. 1 (Maret 2013), hlm. 91-92.
22
M Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 117.
2
cara untuk memenuhi hajat manusia, oleh sebab itu para ulama
23
Chairuman, pasaribu, Hukum Perjanjian Dalam Islam,( Jakarta: Sinar Grafika, 1994)
24
Lolyta, “Sewa Menyewa Tanah Menurut Ibnu Hazm Dalam Perspektif Fiqih Muamalah,” Jurnal
Hukum Islam, Vol. 14 No.1 (November 2014), hlm: 129.
25
Az-Zukhruf (43): 32.
2
2) Uang sewa harus jelas, dan tidak sah jika tidak diketahui secara
jelas
tanaman
26
Hendi Suhendi, “Fiqih Muamalah”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 116
27
Dimyauddin Djuwaini, “Pengantar Fiqih Muamalah”, Cet-3 (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2015), hlm. 156
28
Abdullah Bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah hadist pilihan Bukhari-Muslim, Di
Terjemahkan Oleh Kathur Suhardi, Dari Judul Asli Taisirul- Allam Syarh Umdatul-Ahkam,
(Jakarta: PT. Darul Falah, 2011) Cet.10, hlm. 796, Hadist No 282
2
kerugian.29
c. Macam-macam Ijarah
29
Ibid, hlm. 798-799
30
Dimyauddin Djuwaini, “Pengantar Fiqih Muamalah” Cet-3 , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), hlm. 158
2
sewa.31
yaitu akad sewa atas manfaat barang, Ijarah yang di gunakan untuk
Objek sewa dari Ijarah ini adalah barang dan tidak ada klausul
dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai
dengan janji
31
Hasan, M. Ali, “Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah)”, (Jakarta: PT.
Grafindo Persada, 2003)
32
Ibid, hlm. 115-116
2
Akad ijarah atas manfaat suatu barang dan/ jasa („amal) yang pada
dan kualitas)34
e. Ijarah Tasyghiliyyah
yaitu akad Ijarah atas manfaat barang yang tidak disertai dengan
dua, yaitu:
menyewa.
itu jelas.36
33
Ibid, hlm. 115-116
34
Ibid, hlm. 115-116
35
Ibid, hlm. 115-116
36
Rosita Tehuayo, “Sewa Menyewa (Ijarah) dalam Sistem Perbankan Syariah”, Jurnal Tahkim,
Vol. XIV No. 1, (Juni 2018), hlm. 90.
2
Dengan adanya syarat ini maka transaksi yang dilakukan oleh orang
gila maka tidak sah, menurut Hanafiah dalam hal ini tidak di
syarat bagi pihak yang melakukan akad jual beli dan Ijarah.
Ijarah :
a. ‘Aqid terdiri atas mu’jir dan musta’jir, yaitu orang yang melakukan
2) Ada kerelaan pada kedua belah pihak atau tidak ada paksaan.
37
Ruf‟ah Abdullah, Fikih Muamlah, (Bogor: Ghaila Indonesia, 2011), hlm. 170.
3
kemauan dan niat dari dua pihak yang melakukan akad, baik secara
secara jelas41
mu’amalah.
38
M.Yazid Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan
Syari‟ah, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009), hlm. 184
39
Dimyuddin Djuwani, Pengantar Fiqih Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 158
40
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm.118
41
Ibid, hlm. 118
3
haram.42
membatalkannya.
kebutuhan atau manfaat akan hilang apabila ada uzur. Uzur yang
menjadi 3 macam :
(2) Uzur dari pihak yang disewa, seperti barang yang di sewakan
harus dijual untuk membayar utang dan tidak ada jalan lain,
kecuali menjualnya.
harus pindah.43
42
Abdullah bin Muhammad Ath- Thayyar.dkk, “Ensiklopedi Fiqih Muamalah Dalam
Pandangan 4 Madzab”, Cet-4 (Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, 2017). hlm. 313
43
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung : Pustaka Setia, 2001), hlm. 129-130
3
penyewa.
dan sebagainya.
besar,berbeda dengan obyek jual beli yang berpindah tangan tanpa ada
diantaranya :
44
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 122
3
kendaraan tertentu.
3
f. Asas-asas Mu’amalah
a. Asas Mu’awanah
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu
b. Musyarakah Asas
perorangan.
45
Rahmat Hidayat, Buku Ajar Pengantar Fikih Muamalah, (Medan : Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, 2020), hlm. 66
3
d. Antaradhin Asas
mumalat lainnya.
muamalah tidak boleh ada garar atau tipu daya atau sesuatu
h. Ash-Shiddiq
3
i. Asas”adalah
46
Abdul Munib, “Hukum Islam dan Muamalah (Asas-Asas Hukum Islam dalam Bidang
Muamalah),” Jurnal Penelitian dan Pemikiran KeIslaman, Vol. 5 No. 1 (Februari 2018) hlm. 74-
75.
47
Miko Polindi, “Filosofi dan Perwujudan Prinsip Tauhidullah dan Al-„adalah dalam
Ijarah dan Ijarah Muntahia Bi-Tamlik (IMBT)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No.1, hlm:2.
48
Mahir Amin, “Konsep Keadilan dalam Perspektif Filsafat Hukum Islam”, Jurnal Hukum
dan Perundangan Islam, Vol. 4 No.2 (Oktober 2014), hlm: 324.
3
kepada salah satu dari dua pihak, dalam makna yang khusus
4 makna :
49
Miko Polindi, “Filosofi dan Perwujudan Prinsip Tauhidullah dan Al-„adalah dalam
Ijarah dan Ijarah Muntahia Bi-Tamlik (IMBT)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No.1,
hlm:7
3
jelaskan dalam Surat An-Nisa : 58, kata al-adl pada ayat ini
mengetahui
50
Tamyiez Dery, Keadilan dalam Islam, “Jurnal Sosial dan Pembangunan”, Vol. 18 No.
3, hlm: 343-344
4
dalam upah-mengupah.
kegunaannya.
dilarang (diharamkan)
dalam akad.51
dan syarat telah terpenuhi maka pemberian sewa upah (ujrah) dalam
transaksi ini adalah hak yang harus di berikan kepada yang berhak.
untuk menghindari kerugian dari kedua belah pihak dan rasa dizalimi
B. Penelitian Relevan
terdahulu yang berupa karya Ilmiah Skripsi yang menjadi acuan dan
penelitian.
Lahan Gledek
51
Hendi Suhendi, “Fiqih Muamalah”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005) hlm: 117-118
52
Miko Polindi, “Filosofi dan Perwujudan Prinsip Tauhidullah dan Al-„adalah dalam
Ijarah dan Ijarah Muntahia Bi-Tamlik (IMBT)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1:1, hlm: 8-9.
4
yaitu lahan milik desa yang di kelola oleh setiap dusun dan dari setiap dusun
dengan jangka waktu 1 tahun untuk setiap orang. Setiap tahunnya perdusun
akan membayar sewa tanah tersebut kepada desa dengan harga yang sama
pada semua dusun di Desa Tahunan baru. Akan tetapi pada kenyataan yang
terjadi di dusun semanding desa tahunan baru ini, berbeda dengan dusun lain
yang ada di desa tahunan baru. Pihak dusun semanding, mematok harga sewa
lahan gledek dengan harga paling tinggi di antara beberapa dusun lain yang
Islam terhadap akad sewa lahan gledek serta tinjaun hukum Islam terhadap
dengan sistem uyudan yang merupakan masa sewanya dari awal pengolahan
lahan penanaman sampai panen. Dalam sewa menyewa lahan uyudan ini
terdapat akad secara lisan antara pemilik lahan dan penyewa lahan, akad
53
Hasnah Khoirul Nikmah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Sewa Lahan
Gledek,” Skripsi, Ponorogo: IAIN Ponorogo (2018)
4
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, sumber
data yang digunakan adalah sumber data primer serta sumber data sekunder.54
perjanjian sewa dilakukan melalui media telfon tanpa adanya barang bukti
secara sepihak oleh pihak penyewa, pihak penyewa tidak mau membayar
ganti rugi kepada pihak pemberi sewa sedangkan menurut teori fiqiah
seharusnya ganti rugi ditanggung oleh pihak penyewa. Kemudian jika ada
kerusakan barang maka harus diganti dengan barang yang sama atau dengan
jumlah uang yang nilainya sama dengan barang tersebut, namun pada
praktiknya barang yang rusak tidak diganti dengan barang yang baru atau
54
Dwi Laila Dzulfa, “Sewa Menyewa Lahan Uyudan dalam Perspektif Hukum Islam di
Desa Banjarkulon Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara,” Skripsi, Purwokerto : IAIN
Purwokerto (2019)
4
Ponorogo.55
mengenai sewa menyewa. Maka dari itu penelitian yang dilakukan penulis
berbeda dengan penelitian terdahulu. Hal tersebut terletak pada fokus dari
55
Kusniatul Latifah, “Tinjauan Fiqih Terhadap Praktik Sewa Menyewa Alat Resepsi
(Yusuf Jaya) di Desa Kadipaten Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo,” Skripsi,Ponorogo:
IAIN Ponorogo (2017)
1
BAB III
METODE PENELITIAN
berikut :
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
56
Yulinus Slamet, “Pendekatan Penelitian Kualitatif”, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2019), hlm.57
57
1
aturan hukum yang sesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga dapat
3. Lokasi penelitian
penelitian, dalam penelitian ini penulis akan meniliti Desa Gunung Raya,
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau
dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau
dalam istilah tekhnisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek
penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana informasi data. 59
Dengan demikian maka data primer dalam penelitian ini adalah data
yang
58
Zainuddin Ali, “Metodologi Penelitian Hukum” (Sinar Grafika : Jakarta, 2016), hlm
30.
59
Nuning Indah Pertiwi, “Penggunaan Media Vidio Call dalam Teknologi Komunikasi”,
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, Vol. 1 No. 2 (2017), hlm. 221
1
melakukan praktik sewa menyewa lahan dengan sistem gebal, yaitu dari
a. Data Sekunder
secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik yang
penelitian ini. Dengan kata lain data sekunder diperoleh secara tidak
lain.60 Jadi sumber data sekunder yang di dapat dari penelitian ini
adalah data- data yang di peroleh dari kelurahan Desa Gunung Raya .
bergantung pada hasil olahan data. Pengumpulan data yang baik dan benar
a. Wawancara
proses tanya jawab lisan dari dua orang atau lebih dengan berhadapan
secara fisik, serta dapat saling melihat dan mendengarkan melalui alat
60
Wahyu Purhantara “Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Bisnis”, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010), hlm 79.
61
Victorianus Aries Siswanto, “Strategi dan Langkah-langkah Penelitian”, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), hlm. 54.
1
ada pada
62
Muh Nazir, “Metode Penelitian”, (Jakarta: PT Gramedia, 1998), hlm. 215
63
Danu Eko Agustinova, “Memahami Metode Penelitian Kualitatif, Teori & Praktik”,Yogyakarta:
Calpulis, 2015), hlm. 33
1
penelitian ini penulis mencari data dari buku mengenai sewa menyewa
F. Analisis Data
jelas dan nyata mengenai fakta praktik sewa lahan sistem gebal yang
64
Ibid, hlm.39
65
Dony Setiawan dan Hendro Prasetyo,”Metodologi Penelitian Kesehatan untuk
Mahasiswa Kesehatan”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), hlm. 83.
1
G. Sistematika Penulisan
yang masing-masing bab mempunyai sub bab dengan susunan sebagai berikut :
macam sewa menyewa, rukun dan syarat sewa menyewa, serta berakhirnya
meliputi asas
„adalah, asas mu‟awanah, asas musyarakah, asas manfaah, asas antaradhin, asas
adamul gharar, kebebasan membuat akad, asas al-mulahan, asas ash shiddiq.
Bab ketiga, pelaksanaan sewa menyewa lahan dengan sistem gebal. Bab
demografis, visi dan misi Desa Gunung Raya, kondisi sosial ekonomi, profil
kelompok tani yang meliputi struktur organisasi, fungsi dan kegiatan kelompok
tani Desa Gunung Raya , serta pelaksanaan praktik sewa menyewa lahan dengan
sistem gebal, motivasi pemilik dan penyewa lahan dalam melakukan sewa
menyewa lahan dengan sistem gebal, serta dampak positif dan dampak negatif
Bab Keempat, bab ini berisi tentang analisis dan argumen terhadap
praktik sewa menyewa lahan dengan sistem gebal, motivasi penyewa dan
pemilik lahan, dampak positif dan dampak negatif dari sewa-menyewa lahan
dengan sistem gebal, serta pandangan keadilan dalam hukum islam mengenai
Bab Kelima, Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi