Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIK BAGI HASIL PADA USAHA JUAL BELI

ONLINE DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM


(Studi pada Usaha Cemilan Ngenah di Desa tanjung Heran kecamatan
penengahan kabupaten lampung selatan)

PROPOSAL

AKHMAD FADILLAH

NPM : 1921030507

JURUSAN : HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH )

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI RADEN

INTAN LAMPUNG

1443 H/2022 M

i
PRAKTIK BAGI HASIL PADA USAHA JUAL BELI
ONLINE DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
(Studi pada Usaha Cemilan Ngenah di Desa tanjung Heran kecamatan
penengahan kabupaten lampung selatan)

PROPOSAL

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna MengikutiSeminar Proposal

Oleh

AKHMAD FADILLAH

NPM: 1921030507

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Pembimbing Akademik : AGUS

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1442 H/2022 M

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul......................................................................1

B. Latar Belakang Masalah.........................................................2

C. Identifikasi dan Batasan Masalah...........................................6

D. Fokus dan Sub-Fokus ............................................................6

E. Rumusan Masalah...................................................................7

F. Tujuan Penelitian....................................................................7

G. Manfaat Penelitian..................................................................7

H. Kajian Terdahulu Yang Relevan............................................8

I. Metode Penelitian.................................................................12

1. Jenis dan Sifat Penelitian................................................12

2. Sumber Data...................................................................13

3. Populasi dan Sampel.......................................................13

4. Metode Pengumpulan Data.............................................14

5. Metode pengolahan Data................................................15

6. Metode Analisis Data.....................................................16

J. Kerangka Teoritik.................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................19

OUTLINE SEMENTAR................................................................21

iii
A. Penegasan Judul

Skripsi ini berjudul “ Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik

Kelola Lahan Garapan Bagi Pengelola Yang Meninggal (Studi Kasus di

Desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus). Untuk

memerikan pemaknaan dari judul yang dibahas dalam penelitian yang

dilakukan penulis, berikut istilah - istilah dari judul penulis yang akan

diterangkan diaah ini :

1. Tinjauan

Tinjauan adalah hasil meninjau atau pandangan atau pendapat

(sesudah menyelidiki, mempelajari dan seagainya).1

2. Hukum Islam

Hukum Islam adalah seperangkat norma dan aturan yang

bersumber dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Untuk

mengatur tingkah laku manusia ditengah masyarakatnya2.

3. Praktik

Praktik adalah pelaksanaan yang dilakukan secara nyata sesuai

yang disebutkan didalam teori3.

4. Bagi Hasil

1
Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Pusat Bahasa, 2008), h. 1713
2
Marzuki, Pengantar Studi Hukum Islam, (Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2017), hlm12
3
Hendro Darmawan, dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap (Yogyakarta: Bintang
Cemerlang, 2013), hlm.586.

iv
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kelola

adalah mengelola. Arti lainnya dari kelola adalah melaksanakan.4

5. usaha

Dalam ekonomi dan pertanian, lahan mencakup semua sumber

daya alam yang dapat dimanfaatkan dibawah, maupun di atas

permukaan geografis.

6. Jual beli

Garapan adalah hasil menggarap tanah yang diolah 5

7. online

Pengelola adalah orang yang mengelola6

8. Meninggal

Kematian merupakan sesuatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad

manusia.7

B. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia

lainnya untuk memenuhi segala keutuhan hidupnya. Allah SWT

menciptakan menusia dengan sangat sempurna dengan diberi akal, pikiran

dan bekal sehingga manusia bisa memanfaatkan sumer daya alam

disekitarnya dengan baik dan benar, sepanjang tidak melewati batas-batas

yang di larang oleh agama.

4
 "13 Arti Kelola di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)." https://kbbi.lektur.id/kelola. Diakses
pada 10 Agu. 2022.
5
Ibid. h. 444
6
Ibid. h.719
7
 "Dunia dan kematian - Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia." 19 Agu. 2021,
https://fpscs.uii.ac.id/blog/2021/08/19/dunia-dan-kematian/. Diakses pada 10 Agu. 2022.

v
Manusia akan selalu ingin memenuhi disetiap kebutuhannya,

umumnya kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga jenis yaitu kebutuhan

primer, sekunder dan tersier , kebutuhan primer adalah kebutuhan utama

yang harus dipenuhi, kebutuhan sekunder dan tersier adalah kebutuhan

pokok jika kebutuhan primer sudah dipenuhi.

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dalam prakteknya

dikehidupan sehari-hari kita sangat di anjurkan untuk tolong-menolong

kepada sanak saudara, tetangga, maupun warga disekitar kita, supaya

mereka yang membutuhkan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya serta

dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan tenang.

Dalam mencapai suatu kebutuhan primer manusia akan berupaya

untuk menggapainya dengan sebaik mungkin. Karena kebutuhan primer

adalam butuhan pokok utama. Islam mengajarkan kepada kaum muslimin

untuk selalu berusaha dan giat bekerja serta mengambil kebutuhan pokok

manusia dengan cara yang halal baik objek barangnya maupun cara

memperolehnya. Salah satu cara untuk memperoleh kebutuhan pokok

manusia diantaranya dengan cara bekerja sama.

Sebagaimana kerjasama dalam bentuk muzaraah , Muzara’ah ialah

format kerjasama dalam bidang pertanian antara pemilik lahan dengan

petani penggarap. Dalam hal ini penggaraplah yang menanami lahan itu

vi
dengan biaya sendiri, tanaman dan lahan tersebut nanti dibagi antara kedua

belah pihak sebagai pembayaran atau upah dari penggarapan tersebut8.

Berdasarkan pendapat Hanafiah Muzara’ah ialah akad untuk

bercocok tanam dengan sebagian yang keluar dari bumi. Berdasarkan

pendapat Hanabilah Muzara’ah ialah pemilik tanah yang sebenarnya

menyerahkantanahnya untuk ditanami dan yang bekerja diberi bibit.

Berdasarkan pendapat ulama Malikiyah berarti perserikatan dalam akad

pertanian9. Dengan bekerja sama manusia akan memperoleh ke untungan

yang sesuai dengan kesepakatan di antara keduanya selama tidak

melanggar rukun dan syaratnya serta ketentuan yang berlaku didalam

kesepakatannya. Praktek kerja sama muzara’ah sebagaimana yang

tercantum dalam firman Allah SWT dalam surat Az-Zukhruf ayat 32 :

َ ‫ا بَع‬JJَ‫ ُّد ْنيَا ۚ َو َرفَ ْعن‬J‫ا ِة ال‬JJَ‫تَهُ ْم فِي ْال َحي‬J‫يش‬


‫هُ ْم‬J‫ْض‬ َ ‫ ْمنَا بَ ْينَهُ ْم َم ِع‬J‫ ُمونَ َرحْ َمتَ َربِّكَ ۚ نَحْ نُ قَ َس‬J‫َأهُ ْم يَ ْق ِس‬

ُ ‫ضهُ ْم بَ ْعضًا س ُْخ ِريًّا ۗ َو َرحْ َم‬


٣٢ ﴿ َ‫ت َربِّكَ خَ ْي ٌر ِم َّما يَجْ َمعُون‬ ُ ‫ت لِيَتَّ ِخ َذ بَ ْع‬
ٍ ‫ْض َد َر َجا‬ َ ْ‫﴾فَو‬
ٍ ‫ق بَع‬

Terjemahannya: apakah mereka yang membagi-bagi rahmat tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam

kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas

sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat

mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat tuhanmu lebih baik dari

apa yang mereka kumpulkan10

8
Akhmad Farroh Hasan, Fiqh Muamalah dari Klasik hingga Kontemporer (Malang: UIN-Maliki
Pres, 2018), h. 89.
9
Ibid. h. 88.
10
Q.S. Az-Zukhruf (44:320, Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemah, Penerbit Diponegoro

vii
Berdasarkan pengamatan langsung, sebagian masyarakat yang ada

di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus adalah

petani dan buruh tani. Masyarakat yang memiliki lahan adalah penduduk

asli didaerah tersebut atau warga pendatang yang kemudian membeli

lahan, sedangkan masyarakat yang tidak memiliki lahan adalah masyarakat

yang pindah ke desa tersebut dan menetap disana, kemudian membeli

lahan, kemudian meminta izin kepada pemilik lahan untuk menggarap

lahannya demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Dengan

sistem muzaraah yang ada di Desa Kusa ini memberikan arti penting tidak

hanya bagi penggarap lahan disatu pihak, namun juga kepada pemilik

lahan dipihak lain. Kebermanfaatan hasil garapan yang diperoleh dari

sistem muzaraah tersebut memberikan arti penting baik dari segi

ekonomis atau pendapatannya bagi penggarap sedangkan bagi pemilik

lahan dari pembagian hasil garapan.

Lahan garapan yang disewakan pihak mua’jjir kepada salah

seorang musta’jir di Desa Kusa dengan luas kurang lebih satu hektar.

Namun dalam praktiknya ketika musta’jir meninggal dunia sebelum

garapan lahannya selesai, akan tetapi anak dari musta’jir langsung

meneruskan garapan nya sampai selesaitanpa adanya konfirmasi terlebih

dahulu kepada pihak mua’jjir/pemilik lahan bahwa garapannya diteruskan

kepada anaknya serta tidak menanyakan terlebih dahulu tentang status

perpanjangan kontrak lahan garapan yang sebelumnya di garap oleh orang

tuanya, namun anak dari musta’jir baru mengkonfirmasi ketika telah

viii
selesai panen. Pada perjanjian ini akad yang sebelumnya dilakukan oleh

pemilik lahan dan penggarap lahan hanya berupa lisan yang mana

penggarap lahan meminta kepada pemilik lahan untuk menyewakan

lahannya untuk dikelola dan diambil manfaatnya serta tidak ada

keterangan bagaimana status penggarapan lahan jika dikemudian hari

musta’jir meninggal dunia. Dalam hal ini penulis melihat bahwasannya

sistem pengelolaan lahan garapan di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung

Kabupaten Tanggamus sangat bermanfaat dan membantu masyarakat

dibidang ekonmis. Akan tetapi dalam pelaksanaannya dapat merugikan

salah satu pihak dikarenakan tidak adanya konfirmasi ulang kepada

pemilik lahan garapan serta tidak ada kejelasan yang pasti tentang

bagaimana penerusan pengelolaan lahan tersebut.

Dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik serta ingin

mengangkat judul: “PRAKTIK BAGI HASIL PADA USAHA JUAL

BELI ONLINE DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Pada

Usaha Cemilan Ngenah Di Desa Tanjung Heran Kecamatan

Penengahan Kabupaten Lampung Selatan)”

C. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat suatu

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Praktik kelola Lahan garapan Bagi Pengelola yang meninggal di Desa

Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus

ix
2. Praktik kelola Lahan garapan Bagi Pengelola yang meninggal di Desa

Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus dalam Tinjauan

Hukum Islam

D. Fokus dan Sub Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitian ini adalah

membahas bagaimana Praktik kelola Lahan garapan Bagi Pengelola yang

meninggal dan sub-fokus penelitian di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung

Kabupaten Tanggamus.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan daru uraian latar belakang diatas, maka hal yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Praktik Bagi Hasil pada Usaha Jual beli Online pada

Usaha Cemilan Ngenah di Desa Tanjung Heran Kecamatan Sidomulyo

Kabupaten Lampung Selatan ?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Bagi Hasil pada

Usaha Jual Beli Online pada Usaha cemilan Ngenah di Desa Tanjung

Heran Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan ?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas tujuan dalam penulisan

ini diantaranya:

1. Untuk Mengetahui Praktik kelola Lahan garapan Bagi Pengelola yang

meninggal di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten

Tanggamus

x
2. Untuk Mengetahui Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik kelola

Lahan garapan Bagi Pengelola yang meninggal di Desa Kusa

Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus

G. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis berguna sebagai upaya menambah wawasan ilmu

pengetahuan bagi penulis, serta dapat dijadikan sebagai rujukan bagi

penulis berikutnya, dan dapat memberikan pemahaman bagi

masyarakat tentang ilmu pengetahuan khususnya terhadap praktik

pengelolaan lahan garapan bagi pengelola yang meninggal di Desa

Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

2. Secara Praktis

Secara peraktis penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu sarat

tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana S.H. pada Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

H. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pertama, skripsi tentang penggarapan sawah yang ditulis oleh Andi

Arwini (2014) dari Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar dengan

judul “ Sistem Bagi Hasil (Muzara’ah) pada Masyarakat Petani Penggarap

dan Pemilik Lahan di Desa Tanjonga Kec. Turatea Kab. Jeneponto

Menurut Tinjauan Hukum Islam “Salah satu bentuk pelaksanaan sistem

bagi hasil yang diterapkan di Desa Tanjonga adalah si A memberikan

tanah kepada si B untuk digarap dengan ketentuan serta prosentase

xi
pembagian hasil yang telah disepakati bersama. Sementara adalah si A

memberikan lahan kepada si B, dengan ketentuan si B meminjamkan dana

kira-kira seharga dengan lahan kepada si A dengan jangka waktu tertentu

dengan perjanjian seluruh hasil produksi selam masa peminjaman si A

pada si B diambil seluruhnya oleh si B. Bentuk bagi hasil lainnya antara

lain seperdua, sepertiga dan seperempat atau sistem bagi hasil sepertiga

untuk pemilik lahan dan dua pertiga untuk petani penggarap, jika seluruh

biaya pengolahan lahan di tanggung oleh petani penggarap. Tetapi jika

sebaliknya, yakni seluruh biaya yang dibutuhkan dalam proses

pengelolaan lahan ditanggung oleh pemilik lahan, maka dua pertiga untuk

pemilik lahan dan sepertiga untuk petani penggarap. Pembagian ini

dilakukan setelah dikeluarkan seluruh biaya yang telah digunakan selama

pengurusan lahan atau tanah.11

Kedua, Musdalipa (2021) yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Praktik Kerja Sama Garapan Dare’ Barelle di Tiroang

Kabupaten Binrang” dalam skripsinya dijelaskan bahwa praktik kerja

sama penggarapan lahan pertanian pada masyarakat Tiroang Kabupaten

Pinrang dalam pelaksanaan akad dalam melakukan kerja sama mayoritas

masyarakatnya masih dibuat dalam bentuk tidak tertulis karena masih

menggunakan adat kebiasaan setempat, namun dalam bagian kecil proses

akadnya sudah ada dibuat dalam bentuk tertulis. Sistem kerja sama yang

diterapkan masyarakat tiroang dalam penggarapan lahan pertanian

11
Andi Arwini, “ Sistem Bagi Hasil (muzara’ah) pada Masyarakat Petani Penggarap dan Pemilik
Lahan di Desa Tanjoga Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Menurut Tinjauan Hukum Islam “
(Skripsi, Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, 2014),3

xii
mencakup tiga sistem yaitu sistem mukhabarah , muzara’ah dan ijarah.

Namun dalam penelitian nya masyarakat tiroang lebih banyak

menggunakan sistem kerja sama mukhabarah.12

Ketiga, skripsi dari Evi Suntari (2018), ”Analisis Hukum Islam

Terhadap Penggarapan lahan di Desa Temon Kecamatan Ponorogo

Kaupaten Sawoo”, dalam skripsinya dijelaskan bahwa Penggarapan lahan

menggunakan sistem paroan dengan petani penggarap yaitu separo benih,

obat, dari pemilik lahan dan separonya lagi dari petani penggarap. Dan

pembagian bagi hasil yaitu separo untuk pemilik lahan dan separo lagi

untuk petani penggarap dan tenaga keseluruhan berasal dari petani

penggarap. Penggarapan lahan dengan sistem paroan dilakukan ketika

pemilik lahan tidak mampu untuk mengolah lahannya kemudian ia

menyerahkan kepada seseorang yang sanggup dan mampu untuk

menggarap lahannya, atau kadang-kadang si petanilah yang mencari lahan

untuk digarap karena ia sangat membutuhkan. Setelah kedua belah pihak

mendapatkannya, maka pada saat itu terjadi kesepakatan tentang tata cara

penggarapan lahan dengan sistem paroan dan pembagian hasil panen

sesuai dengan kesepakatan. Pihak penggarap menerima perjanjian seperti

itu karena ia merasa sangat membutuhkan hasil panen tersebut dan mereka

tidak mempunyai lahan lagi untuk dikelola atau ditanami. Selain itu

mereka juga membutuhkan pekerjaan dan hanya dalam bidang

pertanianlah keahlian yang mereka miliki. Setelah terjadi kesepakatan

12
Musdalipa, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Kerja Sama Garapan Dare’ Barelle di
Tiroang Kabupaten Binrang” (Skripsi, Institut Agama Islam Parepare,2021), 1.

xiii
diantara kedua belah pihak, maka timbullah perjanjian yang mengikat.

Kesepakatan yang dilakukan masyarakat desa Nglayang tergantung pada

musim tanam, bisa musim rendengan, walikan ataupun musim telonan,

tergantung keinginan pemilik tanah.13

Keempat, skripsi dari Wahyu Hidayanto (2014), yang berjudul

”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Penggarapan Kebun kelapa

Sawit di kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi” yang menjelaskan tentang praktik perjanjian penggarapan kebun

kelapa sawit. Tradisi yang dilakukan adalah ketika pemilik tanah tidak

mampu mengelola lahannya, maka lahan tersebut akan diserahkan kepada

seseorang yang sanggup dan mampu untuk mengelolanya. Inisiatifnya

dapat datang dari pemilik tanah yang minta kesediaan seseorang untuk

menggarap tanahnya, atau sebaliknya dari petani penggarap yang meminta

agar boleh menggarap tanah milik orang lain yang masih kosong. Setelah

kedua belah pihak bertemu, maka pada saat itu terjadi kesepakatan tentang

tata cara penggarapan lahan perkebunan kelapa sawit tersebut. Praktik

penggarapan kebun kelapa sawit di kecamatan Geragai bisa dikatakan

cukup unik. Di tempat lain pada umumnya ketika mengadakan kerjasama

penggarapan yang dibagi hanya hasil panen dari tanamannya saja, berbeda

dengan yang terjadi di kecamatan Geragai, dalam praktik penggarapannya

yang dibagi adalah tanaman sekaligus tanah garapannya. Pembagiannya

ada yang dibagi 2, yaitu ½ untuk penggarap dan ½ untuk pemilik tanah,

13
Evi Suntari, “ Analisis Hukum islam Terhadap Penggarapan Lahan di Desa Temon Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Sawoo” (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,2018), 4.

xiv
selain itu ada juga yang dibagi 3, yaitu 1/3 untuk penggarap dan 2/3 untuk

pemilik tanah sesuai dengan kesepatan awal dari kedua belah pihak.14

Setelah penyususn melakukan penelusuran terhadap judul skripsi

dan kesimpulannya diatas, maka penelitian yang akan penulis teliti dengan

judul ” Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Kelola Lahan Garapan

Bagi Pengelola Yang Meninggal (Studi Kasus di Desa Kusa Kecamatan

Kota Agung Kaupaten Tanggamus)”, belum pernah diteliti oleh peneliti –

peneliti sebelumnya. Persamaan penulis dengan penelitian sebelumnya

adalah sama–sama membahas berkaitan dengan penggarapan lahan.

Sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan ketiga penelitian

sebelumnya adalah terletak pada tinjauan hukum islam, perjanjian dan

pemagian hasilnya.

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Menurut jenisnya penelitian yang digunakan adalah

penelitian lapangan atau (Field Research)). Penelitian lapangan

merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang

berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. 15

Penelitian Field Research dilakukan dengan cara mencari

14
Wahyu Hidayanto, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Penggarapan Kebun kelapa Sawit
di kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi” (Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2014) ,3.
15
Zuchri Adussamad, Metode Penelitian Kualitatif (Makassar: Syakir Media Pres,2021), h. 30.

xv
informasi yang bersumber dari lokasi penelitian. Dalam penelitian

ini bersumber di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten

Tanggamus.

b. Sifat Penelitian

Dalam skripsi ini penulis akan memaparkan secara lebih

spesifik mengenai praktik kelola lahan garapan bagi pengelola

yang meninggal di desa kusa kecamatan kota agung kabupaten

tanggamus.

2. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari

sumber utama. Data primer diperoleh dari responden dan informan

serta narasumber. 16

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berasal dari

kepustakaan. 17

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

16
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum (Mataram University Pres,2020), h. 89.
17
Ibid. h. 111

xvi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristek tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.18 Populasi dalam penelitian ini adalah penggarap

lahan dan pemilik lahan di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung

Kabupaten Tanggamus yang berjumlah 5 orang yang terbagi 3

orang penggarap lahan dan dua orang sebagai pemilik lahan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu.19

Menurut suharsimi Arikunto apabila populasi kurang dari

100 maka sampel diambil semuanya (sampel total). Jika populasi

diatas 100 maka diambil 10%-13% atau 20%-25%. Berdasarkan

dari penetuan jumlah sampel yang sudah dijelaskan penulis akan

mengambil sampel 100% dikarenakan populasi yang tersedia

kurang dari 100 yaitu kurang lebih dari 5 orang, yang dilakukan

dimasyarakat Desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten

Tanggamus.

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 80.
19
Ibid. h. 81.

xvii
4. Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data primer

yang bersumber langsung dari responden penelitian dilapangan

(lokasi).20 Dalam praktiknya model penelitian ini dengan teknik

observasi penulis sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti. Dalam

penelitian ini penlis akan mewawancarai pemilik lahan dan

penggarap lahan.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen.21

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data, catatan-catatan

serta dokumen yang diperoleh dari wawancara dengan

masyarakat desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten

Tanggamus.

5. Metode Pengolahan Data

Setelah terkumpul kemudian data diolah , pengolahan data pada

umumnya terbagi menjadi dua yaitu:

20
Ibid. h. 95
21
Panky Pradana Sukandar, Rahardja, Pengaruh ukuran dewan direksi dan dewan komisaris serta
ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No.
3, 2014, h. 3

xviii
a. Pemeriksaan Data

Yaitu memeriksa kelengkapan data yang sudah terkumpul

kemudian di periksa kemali apakah data-data yang terkumpul

sudah relevan dengan masalah yang ada di Desa Kusa

Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

b. Sistematisasi Data

Yaitu mensistematisasi serta menjabarkan secara deskriptif

mengenai hal-hal yang akan didata yaitu tentang praktik kelola

lahan garapan di Desa Kusa Kecamatan Kota Agung

Kabupaten Tanggamus dengan metode kualitatif untuk

mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan pengelolaan lahan

garapan.

6. Analisis Data

Noeng Muhadjir (1998: 104) mengemukakan pengertian analisis

data sebagai “upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil

observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan

bagi orang lain. (Ahmad Rijali, 2018)22 data yang diperoleh dilapangan

selanjutnya di analisa dengan menggunakan teknik analisis kualitatif.

22
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 17 no. 33, 2018,
h. 84

xix
Pengembangan kualitatif yang bersifat induktif yaitu

pengembangan konsef berdasarkan data yang ada.23

J. Kerangka Teoretik

Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi penegasan judul,

latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, fokus dan sub-

fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kajian peneliti terdahulu yang relevan, metode penelitian, sistematika

pembahasan.

Bab kedua membahas mengenai gambaran secara umum yang

membahas tentang pengertian muzaraah, dasar hukum muzaraah, rukun

dan syarat muzaraah, prinsip-prinsip muzaraah, serta membahas tentang

sistem muzaraah (garapan) dalam hukum islam.

Bab ketiga merupakan laporan penyusunan praktik kelola lahan

garapan bagi pengelola yang meninggal di Desa Kusa Kecamatan Kota

Agung Kabupaten Tanggamus. Yang mengurai mengenai gambaran umum

lokasi penelitian yaitu di Desa Kusa kecamatan Kota Agung kabupaten

Tanggamus.

Bab keempat merupakan analisis yang menjelaskan tentang analisa

data hasil penelitian mengenai praktik kelola lahan garapan bagi pengelola

yang meninggal dan analisa data penelitian tentang praktik kelola lahan

garapan bagi pengelola yang meninggal dalam tinjauan hukum islam.

23
Triadi Sya’Dian, Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi, . Proporsi: Jurnal Desain,
Multimedia dan Industri Kreatif, Vol. 1 no. 1, 2015, h. 51

xx
Bab kelima adalah penutup, yang berisi kesimpulan dari

keseluruhan uraian kemudian dilanjutkan saran-saran sebagai upaya

perbaikan dalam pelaksanaan praktik kelola lahan garapan bagi pengelola

yang meninggal di desa Kusa Kecamatan Kota Agung Kabupaten

Tanggamus.

xxi
DAFTAR PUSTKA
A. Al – Qur’an
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan New Cordova,
Cetakanke-1 (Bandung : Syamil Quran, 2012)
B. Buku
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Bahasa Indonesia,
Jakarta : Pusat Bahasa, 2008.
Arwini, A. (2014). Sistem Bagi Hasil (muzara’ah) pada Masyarakat
Petani Penggarap dan Pemilik Lahan di Desa Tanjoga Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto Menurut Tinjauan Hukum
Islam (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar)

Musdalipa, M. (2021). Tinjaun Hukum Islam Terhadap Praktik


Kerjasama Garapan Dare’Barelle Di Tiroang Kabupaten
Pinrang (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).

Suntari, E. (2018). Analisis Hukum Islam Terhadap Penggarapan Lahan


di Desa Temon Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo (Doctoral
dissertation, IAIN Ponorogo).

Hidayanto, W., Syarafudin, H. Z., & Huda, N. (2014). Tinjauan Hukum


Islam Terhadap Praktik Penggarapan Kebun Kelapa Sawit Di
Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi
Jambi (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Hasan, Akhmad Farroh, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga


Kontemporer, Malang: UIN-Maliki Pres, 2018

Adussamad, Zuchri, Metode Penelitian Kualitatif , Makassar: Syakir


Media Pres, 2021

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ,


Bandung: Alfabeta, 2013

Marzuki, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2017

Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Mataram University Press, 2020

C. Jurnal
Ukram, M. (2021). Analisis Akad Pariu dalam Tinjauan Hukum
Islam (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin

xxii
Makassar).
Sukandar, P. P., & Rahardja, R. (2014). Pengaruh ukuran dewan direksi
dan dewan komisaris serta ukuran perusahaan terhadap kinerja
keuangan perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur
sektor consumer good yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2012). Diponegoro Journal of Accounting, 689-695.

Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu


Dakwah, 17(33), 81-95.

Sya'dian, T. (2015). Analisis Semiotika Pada Film Laskar


Pelangi. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri
Kreatif, 1(1), 51-63.
D. Sumber Lainnya
Purwantoro, W. H. (2021, August 19). Dunia dan kematian - Fakultas
Psikologi Universitas Islam Indonesia. FPSB UII. Retrieved
August10, 2022, from https://fpscs.uii.ac.id/blog/2021/08/19/dunia-
dan-kematian/

“13 Arti Kelola di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).” KBBI,


https://kbbi.lektur.id/kelola. diakses 10 August 2022.

OUTLINE SEMENTARA

BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Identifikasi Masalah
D. Fokus Penelitian dan Sub-Fokus penelitian
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan Penelitian

xxiii
G. Manfaat Penelitian
H. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan
I. Metode Penelitian
J. Sistematika pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI


A. Sejarah Berdirinya Desa Kusa
B. Sejarah Pemerinahan Desa Kusa
C. Visi dan Misi Desa Kusa
D. Letak Geografis Desa Kusa
E. Keadaan Demografis Desa Kusa
F. Struktur Organisasi Desa Kusa

BAB III METODE PENELITIAN


A. Gambaran umum Desa Kusa
B. Praktik pengelolaan lahan garapan di Desa Kusa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis mengenai praktik kelola lahan garapan bagi pengelola
yang meninggal
B. Analisis hukum islam mengenai praktik kelola lahan garapan bagi
pengelola yang meninggal

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

xxiv

Anda mungkin juga menyukai