PROPOSAL SKRIPSI
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 1444 H / 2023 M
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
MOTO
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
A. Pengesahan Judul....................................................................................................3
B. Latar Belakang Masalah.........................................................................................3
C. Identifikasi dan Batasan Masalah...........................................................................6
D. Rumusan Masalah...................................................................................................7
E. Tujuan Penelitian....................................................................................................8
F. Manfaat Penelitian..................................................................................................8
G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan...........................................................9
H. Metode Penelitian.................................................................................................11
I. Kerangka Teoritik.................................................................................................17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Gadai
1. Pengertian Gadai
2. Akad Dalam Gadai
3. Landasan Hukum Gadai
4. Rukun dan Syarat Gadai
5. Hukum dan Ketentuan Gadai
6. Hak dan Kewajiban Kewajiban Rahin
7. Hak dan Kewajiban Murtahin
8. Pemanfaatan Barang Gadai
9. Berakhirnya Gadai
B. Riba
1. Pengertian Riba
2. Jenis-Jenis Riba
3. Hikmah Diharamkannya Riba
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek
1. Sejarah Desa
2. Sejarah Kepemimpinan Kampung
3. Keadaan Geografis
4. Kondisi Topografi Desa Gunung Sari
5. Keadaan Demografis
B. Penyajian Fakta dan Data Penelitian
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Praktik Penambahan Uang dalam Gadai Terhadap Pengelolaan Kebun
Kopi di Desa Gunung Sari Kec. Ulubelu Kab. Tanggamus
B. Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktik Penambahan Uang Gadai dalam
Pengelolaan Kebun Kopi
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Penutup atau Rekomendasi
LAMPIRAN
DAFTAR RUJUKAN
i
1
A. Penegasan Judul
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 1098.
2
Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Lampung: Permatanet, 2016), h. 133
3
Ibid, h. 134.
4
Mardani,Fiqh Ekomomi Syariah,(Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2012), 145
2
Kebun yaitu sebidang tanah luas yang ditanami pohon musiman (buah-
buahan) dan sebagainya.5
4. Durian adalah tumbuhan tropis, buah ini memiliki aroma yang wangi dan rasa
yang manis dan di sukai banyak orang walau ada sebagian orang tidak suka
dengan aromanya.6
5. Hasil
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh
usaha (pikiran, tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutang, dan
sebagainya).7
6. Panen
Panen adalah pemungutan atau pemetikan hasil sawah atau ladang.8
7. Perspektif
Perspektif adalah konteks sistem dan persepsi visual melalui sudut pandang
untuk melukiskan suatu objek atau masalah berdasarkan sifat atau dimensinya
dan posisi mata relatif terhadap objek.9
8. Hukum Islam
Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan
Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku
dan mengikat untuk umat yang beragama Islam.10 Dalam pengertian lain,
hukum Islam adalah sekumpulan ketetapan hukum kemaslahatan mengenai
perbuatan hamba yang terkandung dalam sumber al-Qur’an dan Sunnah baik
ketetapan yang secara langsung (eksplisit) ataupun tidak langsung (implisit).11
Berdasarkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini dapat
disimpulkan sebagai upaya mengkaji bagaimana praktik sewa menyewa kebun
lada untuk diambil hasil panennya dalam perspektif hukum Islam di Desa
Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara.
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia …., h. 657. 5 Ibid. h. 791.
6
dari K. Buah. Wikipedia.org. Published June 30, 2004. Accessed February 23, 2023.
https://id.wikipedia.org/wiki/Durian.
7
Ibid. h. 513.
8
Ibid. h. 1099.
9
8 “Pengertian Perspektif” (On-line), tersedia di: https://id.m.wikipedia.org/wiki/perspektif (1 Mei 2019)
10
Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara , 1999), h. 17.
11
Ibid.
3
Dari beberapa istilah-istilah diatas, maka yang dimaksud dari proposal ini ialah
bagaimana praktik sewa menyewa kebun durian untuk diambil hasil panennya
selatan).
tersebut adalah:
dalam sewa menyewa kebun durian untuk diambil hasil panennya yang di
hasil panennya ini sudah dilakukan dalam waktu yang cukup lama yang terjadi
lain yaitu si penyewa, lalu penyewa membayar uang sewa kepada pemilik kebun
dalam kurun waktu 2 tahun atau 2 musim dengan biaya yang sudah disepakati
oleh kedua belah pihak yaitu pemilik kebun dan penyewa kebun. Kemudian
setelah itu kebun tersebut pindah alih untuk sementara kepada si penyewa dalam
tersebut sampai waktunya panen dan kemudian diambil buahnya oleh penyewa.
yang berlaku dalam Islam jika sewa menyewa kebun durian untuk diambil hasil
2. Alasan subjektif, ditinjau dari aspek pembahasan judul penelitian ini sesuai
dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di bidang Muamalah Fakultas Syariah
Dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung serta di dukung
kali ini.
bermasyarakat dan saling menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai
makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan adilnya kepada orang lain,
hidupnya.12
Setiap manusia perlu akan bantuan orang lain dan tidak sanggup berdiri sendiri
untuk memenuhi kebutuhannya yang setiap hari semakin bertambah. Oleh karena itu
Ada banyak bentuk kegiatan manusia yang telah diatur oleh agama, salah
manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan atau jasa dalam jumlah tertentu.
12
Hamzah Yaqub, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung: CV Dipenogoro, 1992), h. 13.
13
Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 1994), h. 57.
14
Ghufron Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 182.
5
disyariatkan dengan dasar hukum Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ yang dijelaskan
‘’Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegan (oleh yang
berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya;
dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.’’ (QS Al-Baqarah:[2] 283)
Hutang piutang merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dihindari oleh
kurangnya penghasilan dari sebagian orang menjadikan mereka terdesak dan memilih
untuk berhutang dengan menjadikan harta dan benda berharga yang mereka miliki
akad gadai guna mendapatkan pinjaman uang secara cepat. Manusia diperbolehkan
melakukan gadai ketika dirinya sedang mengalami kesulitan asalkan praktik yang
dilakukan tidak bertentangan dengan syariat dan prinsip-prinsip syariah dalam gadai.
Namun dalam praktik dan pelaksanaan gadai yang biasa dilakukan tidak sesuai dengan
syariat Islam.
6
Dengan banyaknya kebun kopi yang ada di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu
sektor pertanian atau perkebunan, dan menjadi buruh tani, hampir 90% masyarakatnya
menunggu hasil panennya dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu delapan sampai
dengan sembilan bulan, dengan usia panen yang cukup lama menjadikan sebagian
karena menunggu waktu usia panen yang cukup lama hasil penen yang mereka dapatkan
dengan jangka waktu delapan sampai sembilan bulan kurang untuk mencukupi
mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, praktik gadai yang
mereka lakukan adalah dengan cara dimana pihak rahin (pemilik kebun kopi)
menggadaikan kebun kopi yang mereka miliki kepada pihak murtahin atau pihak yang
menggadai guna memperoleh pinjaman uang dengan menjadikan kebun kopi sebagai
jaminan atas hutang yang ia miliki. Akad dilakukan dengan cara pihak (rahin)
mendatangi pihak (murtahin) dengan menawarkan kebun kopi yang ia miliki untuk
dijadikan jaminan untuk melakukan kegiatan akad gadai pada akhirnya akad gadai
tersebut disetujui oleh pihak murtahin dengan memberikan uang gadaian dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan dengan perjanjian bahwa hak penggarapan dan hasil panen
dari kebun kopi yang dijadikan jaminan dikuasai dan berpindah tangan menjadi milik
murtahin. Dalam Islam praktik bermuamalah itu sendiri harus berdasarkan sukarela
tanpa ada paksaan dan tidak mengambil manfaat untuk kepentingan sepihak agar tidak
Perjanjian yang biasa masyarakat lakukan di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu
Kabuten Tanggamus dalam praktik gadai ini ialah secara lisan atau tidak tertulis dan
tidak mendatangkan para saksi karena sudah saling percaya, dan pihak rahin juga tidak
menyebutkan akan adanya penambahan uang dalam akad gadai tersebut. Namun praktik
gadai yang terjadi disini ialah ketika akad gadai sedang berjalan tiba-tiba pihak rahin
meminta uang gadai tambahan kepada pihak murtahin dengan alasan kebutuhan yang
mendesak dan kurangnya penghasilan yang pihak rahin miliki, namun disini pihak
murtahin atau pihak yang menggadai menyetujui dengan adanya penambahan uang
dalam gadai dengan persyaratan yang ia tetapkan, salah satu syarat atau permintaan
yang diminta oleh pihak murtahin adalah dengan cara pihak rahin harus
mengembalikan uang gadai dengan jumlah yang lebih atau ada tambahan yang biasa
disebut bunga sesuai dengan permintaan dan ketetapan yang diminta oleh pihak
murtahin.
Dengan demikian apa yang telah terjadi di bidang mu’amalah terkhusus pada
penggadaian kebun kopi yang banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Gunung Sari
cara meminta uang gadai tambahan dalam pengelolaan kebun kopi hal ini dapat
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perlu dilakukan penelitian, judul
penelitian ini “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Penambahan Uang Dalam
Gadai Terhadap Pengelolaan Kebun Kopi (Studi Kasus di Desa Gunung Sari
1. Identifikasi Masalah
Tanggamus.
2. Batasan Masalah
terhadap masalah yang akan dikaji, diperlukan sebuah batasan masalah yaitu
Tanggamus.
E. Rumusan Masalah
1. Praktik penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolan kebun kopi di Desa
2. Tinjauan menurut hukum Islam terhadap praktik penambahan uang dalam gadai
Kabupaten Tanggamus?
9
F. Tujuan Penelitian
Tanggamus.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Secara praktis, adapun manfaat dari penelitian yang diajukan ini ialah:
2. Secara teoritis
untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai tinjauan hukum Islam terhadap
10
serupa, mengenai tinjauan hukum Islam terhadap praktik gadai yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fingky Utami dengan judul ‘’Praktik
Gadai Sawah Petani Desa Tandam Hilir II Dalam Perspektif Ekonomi Islam”,
Tahun 2018, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
tentang praktik gadai sawah petani Desa Tandam Hilir II dalam perspektif
ekonomi Islam. Dalam penelitian skripsi ini yang menjadi persamaan ialah
mengenai praktik gadai dan metode analisis data yang digunakan juga sama
sama. Sedangkan yang menjadi perbedaan ialah terletak pada objeknya, pada
penelitian ini yang dijadikan objek gadai adalah sawah dan tidak adanya
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ayu Afifah dengan judul “Tinjauan
Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Barang Rumah Tangga (Studi kasus di
15
Fingky Utami, “Praktik Gadai Sawah Petani Desa Tandam Hilir II Dalam Persfektif Ekonomi
Islam” (Universitas Islam Sumatra Utara, 2018).
11
Negeri Raden Intan Lampung.16 Skripsi ini meneliti tentang Tinjaun Hukum
Kec. Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, dalam penelitian ini yang
Islam terhadap praktik gadai dan menggunakan metode yang sama yaitu
teknik pengumpulan data yang sama. Dalam penelitian ini yang dijadikan
3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra Nirwansyah dengan judul “Praktik
penelitian ini yang menjadi persamaan ialah teknik pengumpulan data yang
menjadi perbedaan terletak pada objek yang dijadikan jaminan untuk praktik
gadai.
16
Ayu Afifah, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Barang Rumah Tangga”
(Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019).
17
Hendra Nirwansyah, “Praktik Gadai Sawah Tanpa Batas Waktu Di Kecamatan Pitumpanua
Kabupaten Wajo (Tinjauan Hukum Islam)” (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017).
12
4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Anisa Dian Mila Diena dengan judul
Islam tentang praktik gadai tanah yang digadaikan kembali oleh pihak rahin
yang terjadi disalah satu kelurahan yang ada di Gisting atas Kabupaten
membahas tentang tinjauan hukum islam terhadap praktik gadai dengan metode
yang menjadi perbedaan ialah objek yang dijadikan jaminan untuk berhutang
dan pengelolaannya.
5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Aan Setiawan dengan judul “Tinjauan
Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Gadai Sawah Tanpa Batas Wakt (Studi
terhadap gadai sawah tanpa batas waktu yang terjadi di Desa Balerejo
ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Aan Setiawan yaitu pada objek yang
dijadikan sebagai jaminan untuk akad gadai adalah sawah dengan lokasi yang
18
Anisa Dian Mila Diena, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Gadai Tanah Yang Digadaikan
Kembali” (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019).
19
Aan Setiawan, “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Gadai Sawah Tanpa Batas
Waktu” (Institut Agama Islam Metro, 2018).
13
I. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui proses
kualitatif. Yang dimana lokasi penelitian ini adalah di Desa Gunung Sari
1. Jenis Penelitian
hal ini realitas hidup yang ada dalam masyarakat menjadi unsur terpenting
dalam kajian yang dilakukan. Penelitian lapangan yang dimaksud yaitu untuk
mempelajari secara instensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini,
serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya. Subyek
Dalam hal ini penelitian dilaksanakan dengan cara terjun langsung kelokasi
20
Ruskin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia, 2019), 5.
14
catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti tertentu yang bersifat
2. Sifat Penelitian
Penelitian deskriptif atau analisis adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau
suatu kelas, peristiwa pada masa sekarang.21 Penelitian deskriptif atau analisis
Penambahan Uang Dalam Gadai Terhadap Pengelolaan Kebun Kopi yang ada
pegelolaan kebun kopi yang terjadi di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu
Kabupaten Tanggamus serta apa saja faktor-faktor yang melatar belakangi hal
tersebut. Adapun sumber sumber data yang dipakai penulis dalam penelitian ini
a. Data Primer
primer dalam penelitian ini ialah hasil dari wawancara dengan para petani
dan pihak yang melakukan akad gadai yang ada di Desa Gunung Sari
b. Data Sekunder
literatur atau bahan yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian disaring
tesebut.
4. Responden Penelitian
Responden berasal dari kata respon yang bisa diartikan dengn jawaban,
22
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2016).
23
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Bandung: Sinar Baru, 1991), 132.
24
A Tohardi, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial + Plus, (Tanjungpura: University Press,
2019).
16
dua orang yang melakukan akad gadai (rahn),yang berada di Desa Gunung
a. Interview (wawancara)
cara melakukan pertanyaan secara lisan dengan dijawab secara lisan juga oleh
berkontak langsung atau bertatap muka antara orang yang mencari informasi
wawancara dengan para petani kopi yang ada di Desa Gunung Sari
b. Dokumentasi
dapat berbentuk catatan, notulen, majalah, transkip, dan yang lainnya. Dalam
6. Pengolahan Data
7. Analisis Data
metode deskriptif atau analisis yang bersifat kualitatif yaitu dengan pengamatan,
gambaran yang jelas mengenai subjek penelitian yang berdasarkan data dan
variabel yang diperoleh dari subjek yang diteliti. Yang dimaksud disini ialah
bahwa analisis ini memiliki tujuan untuk mengetahui tentang bagaimana praktik
26
Amirullah and Zainal Abidin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Balai Pustaka,
2006), 107.
18
fakta atau peristiwa yang bersifat konkrit, setelah fakta itu diangkat generalisasi
J. Kerangka Teoritik
Gadai adalah pinjam meminjam antara pihak yang kekurangan dana kepada
pihak yang memiliki dana dengan menjaminkan barang yang ia miliki sebagai
Gadai dalam istilah bahasa Arab “gadai” diistilahkan dengan “rahn” dan dapat
juga dinamai juga dengan “al-habsu”. Secara etimologis artinya kata rahn berati
yang terkandung dalam istilah tersebut “menjadikan barang yang mempunyai nilai
harta menurut pandangan syara’’ sebagai jaminan utang, hingga orang yang
barangnya itu.28
mutamawwal (berbentuk harta dan memiliki nilai) yang diambil dari pemiliknya
untuk menjadikan watsiiqah hutang yang laziin (keberadaannya yang positif dan
mengikat). Maksudnya, suatu akad atau kesepakatan akan mengambil sesuatu dari
harta yang berbentuk al-‘ain (barang , harta yang berbentuk kanrit) seperti harta
tidak bergerak yaitu rumah, tanah, barang komoditi, atau dalam bentuk kemanfaatan
kemanfaatan tersebut harus jelas dan ditentukan dengan masa (penggunaan dan
27
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 160.
28
Chairuman Pasaribu Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam (Jakarta: Sinar
Grafika, 2004), 139.
19
Selain itu, gadai menurut ketentuan hukum adat adalah menyerahkan tanah
untuk menerima sejumlah uang secara tunai, dengan ketentuan si penjual tetap
maka dapat disimpulkan bahwa gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang
bernilai harta milik rahin (peminjam) yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman
untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya dari barang gadai yang
dijadikan sebagai jaminan, apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat melunasi
utang pada waktu yang telah disepakati, barang jaminan dijual dan dibayarkan utang
dan jika dalam penjualan barang jaminan ada kelebihan maka wajib dikembalikan
kepada pemiliknya.31
DAFTAR RUJUKAN
Kitab
Al-Dardiri, Ahmad. Al-Syarhu Al-Shagir, Jil. 3. Mesir: Dar El-Ma’arif, n.d.
29
Ahmad Al-Dardiri, Al-Syarhu Al-Shagir, Jil. 3 (Mesir: Dar El-Ma’arif, n.d.).
30
Dadan Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah (Yogyakarta: Safira Insani Perss,
2009), 56.
31
Diah Ayu Larasati, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Lahan Persawahan”
(Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).
20
Buku
Ali, Mohamad Daud. Hukum Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2022.
Ali, Zainudin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.
Amirin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Bandung: Sinar Baru, 1991.
Amirullah, and Zainal Abidin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Balai
Pustaka, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Assidqy, T. M Hasby. Falsafah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 2002.
Azzam, Abdul Aziz Muhamad. Fiqih Muamalat, Sistem Transaksi Dalam Hukum
Islam. Jakarta: Sinar Grafika Ofset, 2010.
Hadi, Sutrisno. Metode Risech. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM, 1993.
Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Kebudayaan, Departemen Pendidikan Dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1991.
Lubis, Chairuman Pasaribu Suhrawardi K. Hukum Perjanjian Dalam Islam. Jakarta:
Sinar Grafika, 2004.
Muttaqien, Dadan. Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Safira
Insani Perss, 2009.
Nazi, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.
Ruskin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia, 2019.
Salim, Peter Salim dan Yeni. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Sinar Press, 2002.
Setiawan, Aan. “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Gadai Sawah Tanpa
Batas Waktu.” Institut Agama Islam Metro, 2018.
Siyanto, Sandu, and Ali Sodi. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publising, 2015.
Suhendi, Hendi. Fiqih Muamalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
Syafei, Rachmat. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Tohardi, A. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial + Plus,. Tanjungpura: University
Press, 2019.
21
Jurnal
Choirunnisak, and Disfa Lidian Handayani. “Gadai Dalam Islam.” Pemikiran Dan
Pengembangan Ekonomi Syariah,Vol. 6, No. 1 (2020).
Hasibuan, Dewi Kumala Sari, and Pani Akhirudin Siregar. “Konsep Gadai Syariah
Menurut Syafi’i Antonio.” Medan Agama, Vol. 11, no. 1 (2020).
Muslim, Dodi Alaska Ahmad syaiful, Maya Melita. “Analisis Hukum Ekonomi
Syari’ah Terhadap Gugatan Wanprestasi Akad Murabahah Di Pengdilan Agama.”
Asas,Vol. 13, No. 2 (2021).
Skripsi
Afifah, Ayu. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Barang Rumah Tangga.”
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.
Diena, Anisa Dian Mila. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Gadai Tanah Yang
Digadaikan Kembali.” Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.
Larasati, Diah Ayu. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Lahan
Persawahan.” Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.
Nirwansyah, Hendra. “Praktik Gadai Sawah Tanpa Batas Waktu Di Kecamatan
Pitumpanua Kabupaten Wajo (Tinjauan Hukum Islam).” Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017.
Utami, Fingky. “Praktik Gadai Sawah Petani Desa Tandam Hilir II Dalam Persfektif
Ekonomi Islam.” Universitas Islam Sumatra Utara, 2018.