Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIK SEWA MENYEWA KEBUN DURIAN UNTUK DIAMBIL HASIL

PANENNYA DALAM PERFEKTIF HUKUM ISLAM


(Studi Kasus di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Memenuhi Syarat-Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah
Oleh :

Muhamad Herman Nanda Laksana


NPM: 1921030419

Program Studi: Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 1444 H / 2023 M
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
MOTO
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
A. Pengesahan Judul....................................................................................................3
B. Latar Belakang Masalah.........................................................................................3
C. Identifikasi dan Batasan Masalah...........................................................................6
D. Rumusan Masalah...................................................................................................7
E. Tujuan Penelitian....................................................................................................8
F. Manfaat Penelitian..................................................................................................8
G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan...........................................................9
H. Metode Penelitian.................................................................................................11
I. Kerangka Teoritik.................................................................................................17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Gadai
1. Pengertian Gadai
2. Akad Dalam Gadai
3. Landasan Hukum Gadai
4. Rukun dan Syarat Gadai
5. Hukum dan Ketentuan Gadai
6. Hak dan Kewajiban Kewajiban Rahin
7. Hak dan Kewajiban Murtahin
8. Pemanfaatan Barang Gadai
9. Berakhirnya Gadai
B. Riba
1. Pengertian Riba
2. Jenis-Jenis Riba
3. Hikmah Diharamkannya Riba
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek
1. Sejarah Desa
2. Sejarah Kepemimpinan Kampung
3. Keadaan Geografis
4. Kondisi Topografi Desa Gunung Sari
5. Keadaan Demografis
B. Penyajian Fakta dan Data Penelitian
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Praktik Penambahan Uang dalam Gadai Terhadap Pengelolaan Kebun
Kopi di Desa Gunung Sari Kec. Ulubelu Kab. Tanggamus
B. Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktik Penambahan Uang Gadai dalam
Pengelolaan Kebun Kopi
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Penutup atau Rekomendasi
LAMPIRAN
DAFTAR RUJUKAN

i
1

Praktik Sewa Menyewa Kebun Durian Untuk Diambil Hasil


Panennya Dalam Perefektif Hukum Islam
(Studi Di Desa Transtanjungan Kabupaten Lampung Selatan)

A. Penegasan Judul

Guna menghindari terjadinya kesalahpahaman dan mendapatkan gambaran yang


jelas dan memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka akan diperjelas secara
singkat makna yang terdapat dalam skripsi yang berjudul “Praktik Sewa Menyewa
Kebun Durian Untuk Diambil Hasil Panennya Dalam Prefektif Hukum Islam (Studi
Di Desa Transtanjungan Kabupaten Lampung Selatan)” adalah sebagai berikut.
1. Praktik
Praktik yaitu pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori,
pelaksanaan pekerjaan, atau perbuatan menerapkan teori.1
2. Sewa Menyewa
a. Menurut bahasa (etimologi), sewa menyewa berarti ganti dan upah
(imbalan).2
b. Menurut istilah (terminologi), sewa menyewa adalah memberikan
sesuatu barang atau benda kepada orang lain untuk diambil manfaatnya
dengan perjanjian yang telah disepakati bersama oleh orang yang
menyewakan dan orang yang menerima, dimana orang yang menerima
barang itu harus memberikan imbalan sebagai bayaran atas penggunaan
manfaat barang atau benda tersebut dengan rukun dan syarat-syarat
tertentu.3
c. Menurut ahli M. Syafi‟i Antonio adalah akad pemindahan hak guna
atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.4
3. Kebun

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 1098.
2
Khumedi Ja’far, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Lampung: Permatanet, 2016), h. 133
3
Ibid, h. 134.
4
Mardani,Fiqh Ekomomi Syariah,(Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2012), 145
2

Kebun yaitu sebidang tanah luas yang ditanami pohon musiman (buah-
buahan) dan sebagainya.5
4. Durian adalah tumbuhan tropis, buah ini memiliki aroma yang wangi dan rasa
yang manis dan di sukai banyak orang walau ada sebagian orang tidak suka
dengan aromanya.6
5. Hasil
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh
usaha (pikiran, tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutang, dan
sebagainya).7
6. Panen
Panen adalah pemungutan atau pemetikan hasil sawah atau ladang.8
7. Perspektif
Perspektif adalah konteks sistem dan persepsi visual melalui sudut pandang
untuk melukiskan suatu objek atau masalah berdasarkan sifat atau dimensinya
dan posisi mata relatif terhadap objek.9
8. Hukum Islam
Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan
Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku
dan mengikat untuk umat yang beragama Islam.10 Dalam pengertian lain,
hukum Islam adalah sekumpulan ketetapan hukum kemaslahatan mengenai
perbuatan hamba yang terkandung dalam sumber al-Qur’an dan Sunnah baik
ketetapan yang secara langsung (eksplisit) ataupun tidak langsung (implisit).11
Berdasarkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini dapat
disimpulkan sebagai upaya mengkaji bagaimana praktik sewa menyewa kebun
lada untuk diambil hasil panennya dalam perspektif hukum Islam di Desa
Ogan Lima Kecamatan Abung Barat Kabupaten Lampung Utara.

5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia …., h. 657. 5 Ibid. h. 791.
6
dari K. Buah. Wikipedia.org. Published June 30, 2004. Accessed February 23, 2023.
https://id.wikipedia.org/wiki/Durian.
7
Ibid. h. 513.
8
Ibid. h. 1099.
9
8 “Pengertian Perspektif” (On-line), tersedia di: https://id.m.wikipedia.org/wiki/perspektif (1 Mei 2019)
10
Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Bumi Aksara , 1999), h. 17.
11
Ibid.
3

Dari beberapa istilah-istilah diatas, maka yang dimaksud dari proposal ini ialah

bagaimana praktik sewa menyewa kebun durian untuk diambil hasil panennya

dalam prefektif hukum islam (studi di desa transtanjungan kabupaten lampung

selatan).

B. Alasan Memilih Judul

Adapun alasan-alasan penulis tertarik dalam memilih dan menentukan judul

tersebut adalah:

1. Alasan objektif, alasan objektifnya adalah dengan melihat munculnya masalah

dalam sewa menyewa kebun durian untuk diambil hasil panennya yang di

praktikkan di Desa Transtanjungan, sewa menyewa kebun durian untuk diambil

hasil panennya ini sudah dilakukan dalam waktu yang cukup lama yang terjadi

di Desa Transtanjuangan, pemilik kebun menyewakan kebunnya kepada orang

lain yaitu si penyewa, lalu penyewa membayar uang sewa kepada pemilik kebun

dalam kurun waktu 2 tahun atau 2 musim dengan biaya yang sudah disepakati

oleh kedua belah pihak yaitu pemilik kebun dan penyewa kebun. Kemudian

setelah itu kebun tersebut pindah alih untuk sementara kepada si penyewa dalam

2 tahun atau 3 musim. Penyewa berhak mengurus atau memelihara kebun

tersebut sampai waktunya panen dan kemudian diambil buahnya oleh penyewa.

Masalah tersebut penting untuk diteliti. Karena semakin banyak masyarakat

yang melakukan hal tersebut tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya hukum

yang berlaku dalam Islam jika sewa menyewa kebun durian untuk diambil hasil

panennya tersebut dipraktikkan.


4

2. Alasan subjektif, ditinjau dari aspek pembahasan judul penelitian ini sesuai

dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di bidang Muamalah Fakultas Syariah

Dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung serta di dukung

oleh tersedianya data-data literatur yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi

kali ini.

C. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat sudah sepantasnya bahwa manusia harus

bermasyarakat dan saling menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai

makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan adilnya kepada orang lain,

saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya dan mencapai kemajuan dalam

hidupnya.12

Setiap manusia perlu akan bantuan orang lain dan tidak sanggup berdiri sendiri

untuk memenuhi kebutuhannya yang setiap hari semakin bertambah. Oleh karena itu

hukum Islam mengadakan aturan-aturan bagi keperluan manusia dan membatasi

keinginannya hingga memungkinkan manusia memperoleh kebutuhannya tanpa

memberi madharat kepada orang lain.13

Ada banyak bentuk kegiatan manusia yang telah diatur oleh agama, salah

satunya adalah sewa-menyewa. Sewa menyewa pada dasarnya adalah penukaran

manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan atau jasa dalam jumlah tertentu.

Pada dasarnya sewa-menyewa merupakan penukaran manfaat barang yang telah

jelas wujudnya tanpa menjual 'ain dari benda itu sendiri.14

12
Hamzah Yaqub, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Bandung: CV Dipenogoro, 1992), h. 13.
13
Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 1994), h. 57.
14
Ghufron Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 182.
5

Dalam Islam hutang piutang dengan sistem gadai diperbolehkan yang

disyariatkan dengan dasar hukum Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ yang dijelaskan

dalam Qs Al-Baqarah Ayat 283

          
        
          
     

‘’Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegan (oleh yang
berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya;
dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.’’ (QS Al-Baqarah:[2] 283)

Hutang piutang merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dihindari oleh

sebagian masyarakat, salahsatunya masyarakat di Desa Gunung Sari Kecamatan

Ulubelu Kabupaten Tanggamus, dengan banyaknya kebutuhan yang diperlukan dan

kurangnya penghasilan dari sebagian orang menjadikan mereka terdesak dan memilih

untuk berhutang dengan menjadikan harta dan benda berharga yang mereka miliki

sebagai jaminan atas hutangnya guna mendapatkan uang untuk mencukupi

kebutuhannya sehari-hari. Sebagian masyarakatnya melakukan hutang piutang dengan

akad gadai guna mendapatkan pinjaman uang secara cepat. Manusia diperbolehkan

melakukan gadai ketika dirinya sedang mengalami kesulitan asalkan praktik yang

dilakukan tidak bertentangan dengan syariat dan prinsip-prinsip syariah dalam gadai.

Namun dalam praktik dan pelaksanaan gadai yang biasa dilakukan tidak sesuai dengan

syariat Islam.
6

Dengan banyaknya kebun kopi yang ada di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu

Kabupaten Tanggamus penduduknya mayoritas menggantungkan hidupnya melalui

sektor pertanian atau perkebunan, dan menjadi buruh tani, hampir 90% masyarakatnya

memiliki perkebunan kopi, untuk menunggu masa panen biasanya masyarakat

menunggu hasil panennya dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu delapan sampai

dengan sembilan bulan, dengan usia panen yang cukup lama menjadikan sebagian

masyarakatnya terlilit hutang karena banyaknya kebutuhan dan kurangnya penghasilan,

karena menunggu waktu usia panen yang cukup lama hasil penen yang mereka dapatkan

dengan jangka waktu delapan sampai sembilan bulan kurang untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari, menjadikan mereka melakukan akad gadai ketika mereka

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, praktik gadai yang

mereka lakukan adalah dengan cara dimana pihak rahin (pemilik kebun kopi)

menggadaikan kebun kopi yang mereka miliki kepada pihak murtahin atau pihak yang

menggadai guna memperoleh pinjaman uang dengan menjadikan kebun kopi sebagai

jaminan atas hutang yang ia miliki. Akad dilakukan dengan cara pihak (rahin)

mendatangi pihak (murtahin) dengan menawarkan kebun kopi yang ia miliki untuk

dijadikan jaminan untuk melakukan kegiatan akad gadai pada akhirnya akad gadai

tersebut disetujui oleh pihak murtahin dengan memberikan uang gadaian dalam jangka

waktu yang telah ditetapkan dengan perjanjian bahwa hak penggarapan dan hasil panen

dari kebun kopi yang dijadikan jaminan dikuasai dan berpindah tangan menjadi milik

murtahin. Dalam Islam praktik bermuamalah itu sendiri harus berdasarkan sukarela

tanpa ada paksaan dan tidak mengambil manfaat untuk kepentingan sepihak agar tidak

saling merugikan satu sama lain.


7

Perjanjian yang biasa masyarakat lakukan di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu

Kabuten Tanggamus dalam praktik gadai ini ialah secara lisan atau tidak tertulis dan

tidak mendatangkan para saksi karena sudah saling percaya, dan pihak rahin juga tidak

menyebutkan akan adanya penambahan uang dalam akad gadai tersebut. Namun praktik

gadai yang terjadi disini ialah ketika akad gadai sedang berjalan tiba-tiba pihak rahin

meminta uang gadai tambahan kepada pihak murtahin dengan alasan kebutuhan yang

mendesak dan kurangnya penghasilan yang pihak rahin miliki, namun disini pihak

murtahin atau pihak yang menggadai menyetujui dengan adanya penambahan uang

dalam gadai dengan persyaratan yang ia tetapkan, salah satu syarat atau permintaan

yang diminta oleh pihak murtahin adalah dengan cara pihak rahin harus

mengembalikan uang gadai dengan jumlah yang lebih atau ada tambahan yang biasa

disebut bunga sesuai dengan permintaan dan ketetapan yang diminta oleh pihak

murtahin.

Dengan demikian apa yang telah terjadi di bidang mu’amalah terkhusus pada

penggadaian kebun kopi yang banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Gunung Sari

Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus yang sebagian besarnya dilakukan dengan

cara meminta uang gadai tambahan dalam pengelolaan kebun kopi hal ini dapat

merugikan sebelah pihak.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perlu dilakukan penelitian, judul

penelitian ini “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Penambahan Uang Dalam

Gadai Terhadap Pengelolaan Kebun Kopi (Studi Kasus di Desa Gunung Sari

Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus)”

D. Identifikasi dan Batasan Masalah


8

1. Identifikasi Masalah

Mengingat adanya keterbatasan peneliti, berdasarkan latar belakang

masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan yaitu adanya Praktik penambahan uang dalam gadai terhadap

pengelolaan kebun kopi di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten

Tanggamus.

2. Batasan Masalah

Guna tercapainya penelitian yang lebih dalam dan lebih memfokuskan

terhadap masalah yang akan dikaji, diperlukan sebuah batasan masalah yaitu

praktik penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolaan kebun kopi di

Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus danTinjauan

hukum Islam terhadap praktik penambahan uang dalam gadai terhadap

pengelolaan kebun kopi di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten

Tanggamus.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan mengenai latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

dari permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Praktik penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolan kebun kopi di Desa

Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus?

2. Tinjauan menurut hukum Islam terhadap praktik penambahan uang dalam gadai

terhadap pengelolaan kebun kopi di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu

Kabupaten Tanggamus?
9

F. Tujuan Penelitian

Tujuan melakukan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana praktik penambahan uang dalam gadai terhadap

pengelolaan kebun kopi di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten

Tanggamus.

2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik

penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolaaan kebun kopi di Desa

Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Secara praktis, adapun manfaat dari penelitian yang diajukan ini ialah:

a. Untuk meningkatkan pemahaman dalam penulisan tentang praktik

penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolaan kebun kopi, di Desa

Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus

b. Sebagai kontribusi bagi para pihak yang berkompeten dalam praktik

penambahan uangdalam gadai terhadap pengelolaan kebun kopi.

2. Secara teoritis

Hasil dari penelitian ini mengharapkan adanya manfaat bagi masyarakat

untuk menambah ilmu serta wawasan mengenai tinjauan hukum Islam terhadap
10

praktik penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolaan kebun kopi di

Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

H. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, dilakukan pencarian terhadap penelitian yang

serupa, mengenai tinjauan hukum Islam terhadap praktik gadai yaitu sebagai

berikut:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Fingky Utami dengan judul ‘’Praktik

Gadai Sawah Petani Desa Tandam Hilir II Dalam Perspektif Ekonomi Islam”,

Tahun 2018, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Medan.15 Skripsi ini menjelaskan

tentang praktik gadai sawah petani Desa Tandam Hilir II dalam perspektif

ekonomi Islam. Dalam penelitian skripsi ini yang menjadi persamaan ialah

mengenai praktik gadai dan metode analisis data yang digunakan juga sama

yaitu menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang

sama. Sedangkan yang menjadi perbedaan ialah terletak pada objeknya, pada

penelitian ini yang dijadikan objek gadai adalah sawah dan tidak adanya

penambahan uang dalam gadai dan studi kasus yang berbeda.

2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ayu Afifah dengan judul “Tinjauan

Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Barang Rumah Tangga (Studi kasus di

Masyarakat Talang Kec. Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung)”, Tahun

15
Fingky Utami, “Praktik Gadai Sawah Petani Desa Tandam Hilir II Dalam Persfektif Ekonomi
Islam” (Universitas Islam Sumatra Utara, 2018).
11

2019 Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syari’ah Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung.16 Skripsi ini meneliti tentang Tinjaun Hukum

Islam Terhadap Praktik Gadai Barang Rumah Tangga di Masyarakat Talang

Kec. Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, dalam penelitian ini yang

menjadi persamaan ialah sama-sama membahas mengenai tinjauan hukum

Islam terhadap praktik gadai dan menggunakan metode yang sama yaitu

menggunakan metode pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan

teknik pengumpulan data yang sama. Dalam penelitian ini yang dijadikan

sebagai objek penelitian ialah barang rumah tangga sehingga terdapat

perbedaan dengan peneliatan yang akan dikaji serta jangka waktu

pengembalian hutang yang berbeda.

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra Nirwansyah dengan judul “Praktik

Gadai Sawah Tanpa Batas Waktu Di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo

(Tinjauan Hukum Islam)”, 2017 Jurusan Hukum Acara peradilan dan

Kekeluargaan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar.17 Penelitian ini menjelaskan tentang Praktik Gadai Sawah

Tanpa Batas Waktu Di Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo, dalam

penelitian ini yang menjadi persamaan ialah teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif. Adapun yang

menjadi perbedaan terletak pada objek yang dijadikan jaminan untuk praktik

gadai.

16
Ayu Afifah, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Barang Rumah Tangga”
(Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019).
17
Hendra Nirwansyah, “Praktik Gadai Sawah Tanpa Batas Waktu Di Kecamatan Pitumpanua
Kabupaten Wajo (Tinjauan Hukum Islam)” (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017).
12

4. Penelitian yang telah dilakukan oleh Anisa Dian Mila Diena dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Tentang Gadai Tanah Yang digadaikan Kembali

(Studi Kasus di Kelurahan Gisting Atas Kabupaten Tanggamus)”, 2019 Jurusan

Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung.18 Penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana tinjauan hukum

Islam tentang praktik gadai tanah yang digadaikan kembali oleh pihak rahin

yang terjadi disalah satu kelurahan yang ada di Gisting atas Kabupaten

Tanggamus, dalam penelitian ini yang menjadi persamaan ialah sama-sama

membahas tentang tinjauan hukum islam terhadap praktik gadai dengan metode

pengumpulan data yang sama yaitu menggunakan metode kualitatif. Sedangkan

yang menjadi perbedaan ialah objek yang dijadikan jaminan untuk berhutang

dan pengelolaannya.

5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Aan Setiawan dengan judul “Tinjauan

Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Gadai Sawah Tanpa Batas Wakt (Studi

Kasus di Desa Balarejo Kecamatan Batang Hari Lampung Timur)”, 2018

Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Syariah Institut Agama Islam

Metro.19 Penelitian ini menjelaskan tentang tinjauan hukum ekonomi syariah

terhadap gadai sawah tanpa batas waktu yang terjadi di Desa Balerejo

Kecamatan Batanghari Lampung Timur, terdapat perbedaan antara penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Aan Setiawan yaitu pada objek yang

dijadikan sebagai jaminan untuk akad gadai adalah sawah dengan lokasi yang

18
Anisa Dian Mila Diena, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Gadai Tanah Yang Digadaikan
Kembali” (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019).
19
Aan Setiawan, “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Gadai Sawah Tanpa Batas
Waktu” (Institut Agama Islam Metro, 2018).
13

berbeda dan batas waktu pengembalian hutang. Sedangkan yang menjadi

perasamaan terletak pada metode pengumpulan data yang digunakan yaitu

sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.

I. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui proses

penyelidikan atau usaha dengan mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan

dengan masalah tersebut, yang dilakukan secara hati-hati sehingga diperoleh

pemecahannya.20 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Yang dimana lokasi penelitian ini adalah di Desa Gunung Sari

Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dalam

hal ini realitas hidup yang ada dalam masyarakat menjadi unsur terpenting

dalam kajian yang dilakukan. Penelitian lapangan yang dimaksud yaitu untuk

mempelajari secara instensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini,

serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya. Subyek

penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat.

Dalam hal ini penelitian dilaksanakan dengan cara terjun langsung kelokasi

penelitian di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

Dalam penelitian ini juga menggunakan penelitian perpustakaan, dengan

menggunakan beberapa literatur yang ada diperpustakaan baik berupa buku,

20
Ruskin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia, 2019), 5.
14

catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti tertentu yang bersifat

relevan dengan masalah yang diangkat untuk di teliti.

Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian di sini adalah praktik

penambahan uang dalam gadai terhadap pengelolaan kebun kopi di Desa

Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

2. Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kedalam penelitian deskriptif atau analisis.

Penelitian deskriptif atau analisis adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau

suatu kelas, peristiwa pada masa sekarang.21 Penelitian deskriptif atau analisis

ini akan menjelaskan tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik

Penambahan Uang Dalam Gadai Terhadap Pengelolaan Kebun Kopi yang ada

di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

3. Jenis Data Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini lebih memfokuskan kepada persoalan pada tinjauan

hukum islam terhadap praktik penambahan uang dalam gadai terhadap

pegelolaan kebun kopi yang terjadi di Desa Gunung Sari Kecamatan Ulubelu

Kabupaten Tanggamus serta apa saja faktor-faktor yang melatar belakangi hal

tersebut. Adapun sumber sumber data yang dipakai penulis dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

a. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber yang diperoleh langsung dari

sumbernya baik melalui wawancara, observasi, maupun laporan dalam


21
Moh. Nazi, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), 63.
15

bentuk dokumentasi yang kemudian diolah oleh penulis. 22 Sumber data

primer dalam penelitian ini ialah hasil dari wawancara dengan para petani

dan pihak yang melakukan akad gadai yang ada di Desa Gunung Sari

Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan yang

dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah, dan mencatat sebagai

literatur atau bahan yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian disaring

dan dituangkan dalam kerangka pemikiran teoritis.23 Sumber-sumber data

yang di ambil dalam penelitian ini adalah Al-Quran, buku-buku, hadits,

kitab-kitab fiqih yang berhubungan dengan pokok pembahasan penelitian

tesebut.

4. Responden Penelitian

Responden berasal dari kata respon yang bisa diartikan dengn jawaban,

tanggapan, atau balasan. Jadi responden adalah seorang yang memberikan

tanggapan atau jawaban terjadap pertanyaan yang diajukan. Pihak-pihak yang

dijadikan sebagai responden dalam sebuah penelitian bertugas menjadi angket

atau menjadi narasumber (orang yang diwawancarakan) dalam sebuah

penelitian.24 Dalam penggunaan metode ini harus memiliki kriteria tertentu

untuk dijadikan responden, yaitu:

22
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2016).
23
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Bandung: Sinar Baru, 1991), 132.
24
A Tohardi, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial + Plus, (Tanjungpura: University Press,
2019).
16

a. Pihak penggadai (rahin)

b. Pihak yang menggadai atau pemberi hutang (murtahin)

Berdasarkan kriteria di atas jumlah responden dalam penelitian ini adalah

dua orang yang melakukan akad gadai (rahn),yang berada di Desa Gunung

Sari Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Interview (wawancara)

Wawancara atau interview adalah suatu bntuk komunikasi verbal yang

percakapannya memerlukan kemampuan merespon buah pikiran serta

peranannya yang tepat.25

Wawancara merupakan salah satu cara guna memperoleh data dengan

cara melakukan pertanyaan secara lisan dengan dijawab secara lisan juga oleh

sumber. Yang menjadi ciri-ciri dari sebuah wawancara adalah dengan

berkontak langsung atau bertatap muka antara orang yang mencari informasi

dengan sumber informasi. Didalam penelitian ini penulis melakukan

wawancara dengan para petani kopi yang ada di Desa Gunung Sari

Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan langkah pengambilan data yang didapatkan

melalui dokumen-dokumen. Dari konteks ini dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi ialah suatu metode pencarian atau penggumpulan data yang

dapat berbentuk catatan, notulen, majalah, transkip, dan yang lainnya. Dalam

metode ini penulis mengupayakan membaca literatur untuk memperoleh


25
Sutrisno Hadi, Metode Risech (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM, 1993), 30.
17

dasar analisis dan landasan teori yang diperlukan dalam membahas

permasalahan yang ada.

6. Pengolahan Data

Dalam metode pengolahan data dilakukan dengan cara

a. Pemeriksaan data (Editing)

Pemeriksaan data merupakan cara yang dilkukan oleh penulis untuk

mengoreksi terkait dengan kelengkapan data yang sudah dikumpulkan,

kevaliditasan data yang telah diperoleh tersebut da relevasnsinya dari

data-data yang diperoleh.

b. Sistematika data (sistemazing)

Sistematika data atau (sistemazing) adalah menempatkan data menurut

kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah. 26 Berdasarkan

pokok pembahasan yang diidentifikasi dari rumusan masalah.

7. Analisis Data

Setelah mengumpulkan data langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

dengan menganalisis data yang telah terkumpul. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif atau analisis yang bersifat kualitatif yaitu dengan pengamatan,

dokumentasi dan penelaahan dokumen. Yang bertujuan untuk memberikan

gambaran yang jelas mengenai subjek penelitian yang berdasarkan data dan

variabel yang diperoleh dari subjek yang diteliti. Yang dimaksud disini ialah

bahwa analisis ini memiliki tujuan untuk mengetahui tentang bagaimana praktik

penmabahan uang dalamgadai terhadap pengelolaan kebun kopi. Dengan

26
Amirullah and Zainal Abidin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Balai Pustaka,
2006), 107.
18

pendekatan berfikir menggunakan metode induktif, yaitu mengangkat dari fakta-

fakta atau peristiwa yang bersifat konkrit, setelah fakta itu diangkat generalisasi

yaitu mempunyai sifat yang umum.

J. Kerangka Teoritik

Gadai adalah pinjam meminjam antara pihak yang kekurangan dana kepada

pihak yang memiliki dana dengan menjaminkan barang yang ia miliki sebagai

jaminan sebagai penguat kepercayaan kepada pihak yang menjaminkan dana.27

Gadai dalam istilah bahasa Arab “gadai” diistilahkan dengan “rahn” dan dapat

juga dinamai juga dengan “al-habsu”. Secara etimologis artinya kata rahn berati

“tetap atau lestari”, sedangkan “al-habsu” berarti “penahanan”. Adapun pengertian

yang terkandung dalam istilah tersebut “menjadikan barang yang mempunyai nilai

harta menurut pandangan syara’’ sebagai jaminan utang, hingga orang yang

bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat)

barangnya itu.28

Menurut Imam Maliki mendefinisikan Al-rahn seperti sesuatu yang

mutamawwal (berbentuk harta dan memiliki nilai) yang diambil dari pemiliknya

untuk menjadikan watsiiqah hutang yang laziin (keberadaannya yang positif dan

mengikat). Maksudnya, suatu akad atau kesepakatan akan mengambil sesuatu dari

harta yang berbentuk al-‘ain (barang , harta yang berbentuk kanrit) seperti harta

tidak bergerak yaitu rumah, tanah, barang komoditi, atau dalam bentuk kemanfaatan

(kemanfaatan barang, tenaga, atau keahlian seseorang). Namun, dengan syarat

kemanfaatan tersebut harus jelas dan ditentukan dengan masa (penggunaan dan
27
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 160.
28
Chairuman Pasaribu Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam (Jakarta: Sinar
Grafika, 2004), 139.
19

pemanfatan suatu barang) atau pekerjaan dengan memanfaatkan tenaga atau

keahliannya, juga dengan syarat kemanfaatan tersebut dihitung masuk kedalam

hutang yang ada.29

Selain itu, gadai menurut ketentuan hukum adat adalah menyerahkan tanah

untuk menerima sejumlah uang secara tunai, dengan ketentuan si penjual tetap

berhak atas pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali.30

Berdasarkan beberapa pendapat tentang gadai yang telah dikemukakan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang

bernilai harta milik rahin (peminjam) yang dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman

yang diterimanya, sehingga pihak murtahin (yang menahan) memperoleh jaminan

untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya dari barang gadai yang

dijadikan sebagai jaminan, apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat melunasi

utang pada waktu yang telah disepakati, barang jaminan dijual dan dibayarkan utang

dan jika dalam penjualan barang jaminan ada kelebihan maka wajib dikembalikan

kepada pemiliknya.31

DAFTAR RUJUKAN

Kitab
Al-Dardiri, Ahmad. Al-Syarhu Al-Shagir, Jil. 3. Mesir: Dar El-Ma’arif, n.d.
29
Ahmad Al-Dardiri, Al-Syarhu Al-Shagir, Jil. 3 (Mesir: Dar El-Ma’arif, n.d.).
30
Dadan Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah (Yogyakarta: Safira Insani Perss,
2009), 56.
31
Diah Ayu Larasati, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Lahan Persawahan”
(Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017).
20

Buku
Ali, Mohamad Daud. Hukum Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2022.
Ali, Zainudin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.
Amirin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Bandung: Sinar Baru, 1991.
Amirullah, and Zainal Abidin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Balai
Pustaka, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Assidqy, T. M Hasby. Falsafah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 2002.
Azzam, Abdul Aziz Muhamad. Fiqih Muamalat, Sistem Transaksi Dalam Hukum
Islam. Jakarta: Sinar Grafika Ofset, 2010.
Hadi, Sutrisno. Metode Risech. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM, 1993.
Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Kebudayaan, Departemen Pendidikan Dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1991.
Lubis, Chairuman Pasaribu Suhrawardi K. Hukum Perjanjian Dalam Islam. Jakarta:
Sinar Grafika, 2004.
Muttaqien, Dadan. Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Safira
Insani Perss, 2009.
Nazi, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.
Ruskin. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia, 2019.
Salim, Peter Salim dan Yeni. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Sinar Press, 2002.
Setiawan, Aan. “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Gadai Sawah Tanpa
Batas Waktu.” Institut Agama Islam Metro, 2018.
Siyanto, Sandu, and Ali Sodi. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publising, 2015.
Suhendi, Hendi. Fiqih Muamalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
Syafei, Rachmat. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia, 2001.
Tohardi, A. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial + Plus,. Tanjungpura: University
Press, 2019.
21

Jurnal
Choirunnisak, and Disfa Lidian Handayani. “Gadai Dalam Islam.” Pemikiran Dan
Pengembangan Ekonomi Syariah,Vol. 6, No. 1 (2020).
Hasibuan, Dewi Kumala Sari, and Pani Akhirudin Siregar. “Konsep Gadai Syariah
Menurut Syafi’i Antonio.” Medan Agama, Vol. 11, no. 1 (2020).
Muslim, Dodi Alaska Ahmad syaiful, Maya Melita. “Analisis Hukum Ekonomi
Syari’ah Terhadap Gugatan Wanprestasi Akad Murabahah Di Pengdilan Agama.”
Asas,Vol. 13, No. 2 (2021).
Skripsi
Afifah, Ayu. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Barang Rumah Tangga.”
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.
Diena, Anisa Dian Mila. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Gadai Tanah Yang
Digadaikan Kembali.” Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019.
Larasati, Diah Ayu. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Lahan
Persawahan.” Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.
Nirwansyah, Hendra. “Praktik Gadai Sawah Tanpa Batas Waktu Di Kecamatan
Pitumpanua Kabupaten Wajo (Tinjauan Hukum Islam).” Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017.
Utami, Fingky. “Praktik Gadai Sawah Petani Desa Tandam Hilir II Dalam Persfektif
Ekonomi Islam.” Universitas Islam Sumatra Utara, 2018.

Anda mungkin juga menyukai