Anda di halaman 1dari 201

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)


UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN
HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN
DASAR TEKNIK OTOMOTIF SISWA KELAS X TKR DI SMK
SWASTA PAB 12 SAENTIS TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh
YOSUA BUTAR BUTAR
5183122032

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Yosua Butar Butar


NIM.5183122032

i
i
Yosua Butar Butar

ii
ABSTRAK
Yosua Butar Butar, NIM.5183122032. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Siswa Kelas X Di SMK Swasta Pab 12
Saentis Tahun Ajaran 2022/2023. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan, 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan motivasi belajar
siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada mata Pelajaran Pekerjaan Dasar
Teknik Otomotif menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division di SMK Swasta PAB 12 Saentis, dan (2) peningkatan hasil belajar siswa
jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division di SMK Swasta PAB 12 Saentis.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau classroom action
research.desain penelitian mengacu pada model yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yaitu pra siklus,
siklus pertama, dan siklus kedua. Tahapan pada penelitian tindakan kelas terdiri
dari tahap perencanaan,tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Subyek dalam penelitia ini yaitu 30 siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan
Ringan SMK Swasta PAB 12 Saentistahun ajaran 2022/2023. Metode
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi motivasi belajar,
da tes hasil belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji
melalui validasi ahli yang terdiri dari dua orang ahli, dan diuji coba kepada 30
siswa kelas XII disekolah yang sama. Data penelitian ini dianalisis menggunakan
teknik statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan motivasi
belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan persentase rata-rata skor kelas
yaitu dari siklus I ke siklus II sebesar 13,60 %. Hal ini juga ditunjukkan dengan
penurunan jumlah siswa yang termasuk pada kategori cukup, yang pada siklus
pertama sebesar 13,33 % dan pada siklus kedua menjadi 0 %, (2) pada hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan peningkatan rata-
rata nilai nilai kelas yaitu dari pra siklus ke siklus I sebesar 35,35 % dan dari
siklus I ke siklus II sebesar 8,87 %.

Kata Kunci: Model Pembelajaran STAD, Motivasi Belajar, Hasil Belajar

iii
ABSTRACT
Yosua Butar Butar, NIM.5183122032. Application of the Student Teams
Achievement Division (STAD) Cooperative Learning Model to Increase
Learning Motivation and Learning Outcomes in the Basic Occupational Subject
of Automotive Engineering Class X Students at SMK PAB 12 Saentis 2022/2023
Academic Year. Essay. Medan. Faculty of Engineering, Medan State University,
2023
This study aims to find out (1) an increase in the learning motivation of
students majoring in Light Vehicles Engineering in the Basic Occupational
Subject of Automotive Engineering using the Student Teams Achievement
Division learning model at SMK PAB 12 Saentis, and (2) an increase in student
learning outcomes majoring in Light Vehicles Engineering in the subject of Basic
Work in Automotive Engineering uses the Student Teams Achievement Division
learning model at SMK PAB 12 Saentis.
This research is a classroom action research. The research design refers to
the model developed by Kemmis and Mc Taggart. This study consisted of three
cycles, namely the pre-cycle, the first cycle, and the second cycle. The stages in
the classroom action research consist of the planning stage, the action stage, the
observation stage, and the reflection stage. The subjects in this study were 30 class
X students majoring in Light Vehicle Engineering at SMK PAB 12 Saentis in the
2022/2023 academic year. Methods of data collection using the method of
documentation, observation of learning motivation, and learning achievement
tests. The instruments used in this study were tested through expert validation
consisting of two experts, and tested on 30 class XII students at the same school.
The research data were analyzed using descriptive statistical and qualitative
descriptive techniques.
The results showed that (1) there was an increase in students' learning
motivation as indicated by an increase in the percentage of the average class score
from cycle I to cycle II of 13.60%. This is also indicated by a decrease in the
number of students who are included in the sufficient category, which in the first
cycle was 13.33% and in the second cycle it became 0%, (2) in student learning
outcomes there was an increase as indicated by an increase in the average class
grades ie from pre-cycle to cycle I of 35.35% and from cycle I to cycle II of
8.87%.

Keywords: STAD Learning Model, Learning Motivation, Learning Outcomes.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia dan rahmatnya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tempat penelitian

yang dipilih oleh penulis berlokasi di SMK Swasta PAB 12 Saentis yang

menerapkan kurikulum Merdeka Belajar, dengan judul Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pekerjaan

Dasar Teknik Otomotif Siswa Kelas X TKR di SMK Swasta PAB 12 Saentis

Tahun Ajaran 2022/2023.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Ir.Riski Elpari

Siregar,M.T. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Harun Sitompul, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Selamat Riadi, M.T., selaku Ketua jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Izwar Lubis, M.T., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dr. Ir.Erma Yulia, M.T., selaku Kepala Prodi Pendidikan Teknik

Otomotif Fakultas Teknik Universitas negeri Medan.

5. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik

penulis.
v
6. Seluruh dosen dan pegawai di Lingkungan jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Medan.

7. Kepala sekolah dan Seluruh Guru serta Staf tata usaha di SMK Swasta

PAB 12 Saentis.

8. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta dan saudara saudara penulis

yang selalu memberikan dukungan kasih sayang dan doa, selama penulis

mengerjakan skripsi ini.

9. Segenap rekan seperjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Teknik

Otomotif 2018 yang memberi banyak dukungan dan motivasi kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak

demi kesempurnaan skripsi ini, sehingga penelitian selanjutnya dapat berjalan

dengan lancar. Semoga skripsil ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, masyarakat

serta ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan vokasi dan kejuruan.

Medan, Januari 2023


Penulis,

Yosua Butar Butar


NIM.5183122032

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... I

ABSTRAK ........................................................................................................... III

KATA PENGANTAR ........................................................................................... V

DAFTAR ISI .......................................................................................................VII

DAFTAR TABEL.................................................................................................. X

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................XII

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... XIII

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................10

1.3 Batasan Masalah .........................................................................................11

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................12

1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................12

1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................13

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................16

2.1 Kajian Teoritis ............................................................................................16

2.1.1 Defenisi Belajar ............................................................................................. 16

2.1.2 Hasil Belajar .................................................................................................. 17

2.1.3 Model Pembelajaran ...................................................................................... 21

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif ................................................................................ 23

2.1.5 Model Pembelajaran STAD ........................................................................... 25

2.1.6 Motivasi Belajar............................................................................................. 33

2.1.7 Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif .................................................................. 37


vii
2.2 Penelitian Yang Relevan. ...........................................................................40

2.3 Kerangka Konseptual .................................................................................42

2.4 Hipotesis Tindakan .....................................................................................46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................47

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................................47

3.2 Variabel Penelitian .....................................................................................47

3.3 Subyek Dan Obyek Penelitian....................................................................49

3.4 Desain Penelitian ........................................................................................50

3.4.1 Pra Siklus ....................................................................................................... 55

3.4.2 Siklus 1 .......................................................................................................... 56

3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................61

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 61

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 62

3.6 Indikator Keberhasilan ...............................................................................72

3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................77

4.1 Hasil Data Penelitian ..................................................................................77

4.1.1 Kondisi Awal Sebelum Tindakan ................................................................... 77

4.1.2 Kondisi Siklus I ............................................................................................. 80

4.1.3 Kondisi Siklus II ............................................................................................ 90

4.2 Pengujian Hipotesis Tindakan ..................................................................100

4.3 Pembahasan Penelitian .............................................................................103

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................108

5.2 Implikasi ...................................................................................................109

viii
5.3 Saran .........................................................................................................110

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................112

LAMPIRAN ........................................................................................................115

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1. Data hasil belajar siswa ..........................................................................6

Tabel 1. 2. Hasil Observasi Awal.............................................................................8

Tabel 2. 1. Sintak model pembelajaran STAD................................................28

Tabel 2. 2.Perhitungan Skor Perkembangan ..........................................................30

Tabel 2. 3 Perolehan skor dan penghargaan tim tpe STAD ...................................31

Tabel 3. 1 Tindakan penelitian.............................................................................. 54

Tabel 3. 2 Implementasi tindakan siklus 1 ............................................................58

Tabel 3. 3 Kisi instrumen motivasi belajar ...........................................................64

Tabel 3. 4 Kisi instrumen Pre test dan Post test siklus 1.......................................68

Tabel 3. 5 Kisi instrumen hasil belajar siklus 2 ....................................................69

Tabel 3. 6 Indeks kesukaran soal ..........................................................................71

Tabel 3. 7 Interpretasi daya beda butir soal .........................................................72

Tabel 4. 1 Data hasil belajar pra siklus...........................................................79

Tabel 4. 2 Sebaran data hasil belajar pra siklus .....................................................80

Tabel 4. 3 Implementasi tindakan siklus 1 .............................................................81

Tabel 4. 4 Sebaran data motivasi belajar siklus 1 ..................................................86

Tabel 4. 5 Persentase motivasi belajar siswa .........................................................87

Tabel 4. 6 Sebaran nilai post test hasil belajar siklus 1 ..........................................87

Tabel 4. 7 Persentase nilai post test hasil belajar siklus 1 ......................................88

Tabel 4. 8 Hasil refleksi siklus 1 ............................................................................89

Tabel 4. 9 Implementasi tindakan siklus 2 .............................................................91

Tabel 4. 10 Sebaran data motivasi belajar siklus 2 ................................................96


x
Tabel 4. 11 Persentase motivasi belajar siklus 2 ....................................................97

Tabel 4. 12 Sebaran nilai post hasil belajar test siklus 2 ........................................98

Tabel 4. 13 Persentase nilai post test siklus 2 ........................................................99

Tabel 4. 14 Persentase motivasi belajar setiap siklus ..........................................101

Tabel 4. 15 Data hasil belajar setiap siklus ..........................................................102

Tabel 4. 16. Peningkatan hasil belajar .................................................................106

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian.................................................................45

Gambar 2 Variabel Penelitian ...............................................................................48

Gambar 3 Bagan siklus PTK model Kemmis &Mc.Taggard ...............................53

Gambar 4 Diagram peningkatan motivasi belajar siswa .....................................101

Gambar 5 Diagram Peningkatan hasil belajar setiap siklus ................................103

Gambar 6. Menyapa dan memberi motivasi kepada Siswa ................................181

Gambar 7. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran ...............................................181

Gambar 8. Guru menyajikan informasi terkait materi pembelajaran ..................181

Gambar 9. Guru memberikan materi diskusi kepada masing masing kelompok

belajar ................................................................................................181

Gambar 10. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh guru .............182

Gambar 11. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya .....................................................................................182

Gambar 12. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing masing siswa ......182

Gambar 13. Pengisian angket motivasi belajar dan pengerjaan soal instrumen hasil

belajar ................................................................................................182

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)....................................................112

Lampiran 2. Program Tahunan.............................................................................116

Lampiran 3. Program Semester............................................................................118

Lampiran 4. Modul Ajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif...............................121

Lampiran 5. Sebaran Hasil Uji Instrumen Hassil Belajar Siklus I.......................147

Lampiran 6. Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Dan Indeks Kesukaran


Instrumen Hasil Belajar Siklus I.....................................................148
Lampiran 7. Sebaran Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siklus II.......................149

Lampiran 8. Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Dan Indeks Kesukaran


Instrumen Hasil Belajar Siklus II....................................................150
Lampiran 9. Sebaran Hasil Uji Instrumen Motivasi Belajar................................151

Lampiran 10. Perhitungan Uji Validitas & Reliabilitas Motivasi Belajar...........152

Lampiran 11. Tabel Uji Daya Pembeda Tes........................................................153

Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Pembeda Tes..............................................154

Lampiran 13. Instrumen Motivasi Belajar Setelah Validasi................................155

Lampiran 14. Instrumen Hasil Belajar Siklus I Setelah Validasi.........................159

Lampiran 15. Instrumen Hasil Belajar Siklus II Setelah Validasi.......................163

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktifitas Guru..................................................166

Lampiran 17. Lembar Penugasan Dosen Pembimbing........................................172

Lampiran18. Lembar Pengajuan judul Skripsi.....................................................173

Lampiran 19. Surat Pelaksanaan Observasi.........................................................174

Lampiran 20. Surat Pernyataan Guru Mitra.........................................................175

Lampiran 21. Surat Keterangan Validasi Instrumen Motivasi Belajar................176

xiii
Lampiran 22. Lembar Persetujuan Revisi Proposal.............................................177

Lampiran 23. Surat Telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen............................178

Lampiran 24. Surat Permohonan Izin Penelitian.................................................179

Lampiran 25. Surat Selesai Melaksanakan Penelitian.........................................180

Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian.................................................................181

Lampiran 27. Lembar Bimbinga Skripsi..............................................................183

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang mumpuni akan menjadi tolak ukur

kemampuan suatu negara dalam menghadapi kemajuan yang terjadi diberbagai

bidang kehidupan. Penguasaan akan bidang ilmu teknologi juga akan menjadi

salah satu bidang yang dipertimbangkan untuk mengukur tingkat kemajuan

sumber daya manusia yang unggul. Indonesia merupakan salah satu negara besar

dengan jumlah penduduk paling banyak menempati urutan nomor 4 di dunia, yang

tentunya memilki sumber daya manusia yang banyak yang harus dipersiapkan

dengan matang untuk meneruskan tongkat estafet demi kemajuan negara

Akan tetapi, Sumber daya manusia yang ada di Indonesia masih rendah,

hal ini terbukti dari masih tingginya tingkat pengangguran yang di temukan di

Indonesia. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran Indonesia

sebesar 9,1 juta orang pada Agustus 2021. Jumlah ini naik dari 8,7 juta orang pada

Februari 2021, tetapi menurun jika dibandingkan 9,8 juta orang pada periode yang

sama tahun lalu. Salah satu penyumbang angka pengangguran adalah usia

produktif yakni lulusan sekolah menengah. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya

penguasaan akan kompetensi yang telah diajarkan sebelumnya oleh guru selama

menjalani proses belajar mengajar di sekolah. Untuk itu sistem pendidikan yang

baik merupakan ujung tombak yang harus diasah untuk meningkatkan tingkat

penguasaan akan kompetensi siswa. Dengan demikian diharapkan dapat

1
2

mengurangi angka pengangguran dan menciptakan generasi bangsa dengan

tingkat sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Menurut (Trianto, 2009) Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwuju-

dan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Di Indonesia sendiri pendidikan didapat

dari proses belajar mengajar baik pendidikan secara formal maupun pendidikan

secara non formal. Tujuan Pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan

mengembangkan potensi para peserta didik. Dengan begitu, diharapkan generasi

muda bangsa memiliki ilmu, kepribadian baik, kreatifitas, dan memiliki rasa

tanggung jawab terhadap diri sendiri. Pendidikan merupakan langkah perbaikan

untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk masa depan

bangsa.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kemajuan

peradaban suatu bangsa. Untuk dapat bersaing dengan negara lainnya, maka

langkah utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang dimiliki. Didalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, maka

pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena hanya dengan

pendidikan yang baik maka akan tercipta suatu generasi yang mampu bersaing di

tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan negara.

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan

memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya

pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan


3

di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri

ikut bertanggung jawab. Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang

cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah

pendidikan. Masalah pokok yang di hadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah

masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih

rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa

terhadap materi pelajaran yang masih rendah pula.

Kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa

selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar merupakan salah satu indikator kualitas

pendidikan yang dapat dijadikan sebagai acuan keberhasilan pada proses belajar

mengajar. Keberhasilan dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal merupakan

gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian dalam proses belajar.

Sedangkan tinggi rendahnya hasil belajar yang diperoleh seseorang tergantung

pada usaha dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut. Usaha dan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

salah satunya adalah motivasi belajar siswa.

Pemerintah melakukan perbaikan dan pemerataan mutu pendidikan di

Indonesia khususnya pada penerapan kurikulum merdeka belajar yang difokuskan

pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.

Dalam implementasi Kurikulum merdeka belajar, sekolah adalah institusi utama,

salah satunya di jenjang SMK. Akan tetapi, pada pelaksanaannya sering menemui

halangan pada perencanaan, penerapan dan evaluasi pembelajaran. SMK Swasta

PAB12 Saentis adalah salah satu SMK yang baru menerapkan Kurikulum
4

merdeka belajar pada tahun ajaran 2022/2023, itupun hanya untuk kelas X yang

merupakan siswa baru. Penerapan Kurikulum merdeka belajar di SMK Swasta

PAB 12 Saentis telah berjalan sejak awal juli tahun ajaran 2022/2023. Dalam

pelaksanaannya tentu mengalami berbagai penyesuaian untuk menciptakan

kualitas pembelajaran yang lebih berkualitas, salah satunya pada mata pelajaran

PDTO (Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif)

SMK Swasta PAB 12 Saentis adalah salah satu jenjang pendidikan

menengah yang memprioritaskan siswanya dalam menguasai bidangnya masing

masing sehingga diharapkan dapat bersaing di dunia kerja setelah lulus. Dari

beberapa program keahlian yang ada disekolah tersebut, Teknik Kendaraan

Ringan merupakan salah satu jurusan yang diminati siswa terutama laki laki.

Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif merupakan mata pelajaran produktif yang

diajarkan pada kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Swasta PAB

12 Saentis. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif(PDTO), merupakan mata pelajaran

jenjang SMK jurusan teknik otomotif yang memuat pembahasan pembahasan

tentang pengetahuan dan keterampilan dasar pekerjaan otomotif yang merupakan

modal dasar bagi siswa sebelum melakukan praktik didalam bengkel. Di dalam

mata pelajaran PDTO semester 1 akan dipelajari pengantar keilmuan otomotif

yang membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam

melaksanakan proses pemenuhan pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran

melalui berbagai aktivitas proses sains, sehingga peserta didik diarahkan untuk

menemukan sendiri berbagai realita, membangun konsep dan nilai-nilai baru

secara mandiri.
5

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMK Swasta PAB

12 Saentis, mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif adalah satu dari

beberapa mata pelajaran yang masih tergolong mudah dipahami oleh siswa.

Hanya saja tindakan pembelajaran yang diterapkan masih tidak bisa merangsang

peserta didik supaya belajar dengan baik. Model pembelajaran yang sudah

diterapkan guru dalam pembelajaran juga merupakan model pembelajaran

konvensional hal ini dibuktikan dengan ciri pembelajaran yang hanya berpusat

pada guru, tidak ditemukan kelompok kooperatif, dan interaksi antas siswa sangat

kurang dalam proses belajar. Siswa juga terkadang acuh tak acuh ketika kegiatan

pemelajaran sedang berlangsung, dimana peserta didik cenderung bersikap pasif,

malas bertanya, dan tidak fokus ketika guru menyampaikan materi pelajaran.

Selain karena keadaan siswa yang cenderung pasif, motivasi belajar siswa yang

kurang yang merupakan satu dari beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya

penurunan hasil peserta didik. Rendahnya motivasi belajar siswa untuk belajar

disebabkan oleh proses belajar mengajar yang tidak dikemas dengan menarik

sehingga siswa tidak tertantang untuk berfikir kritis.

Alasan ini didukung oleh pernyatan yang diberikan guru mata pelajaran

PDTO yang mengatakan bahwa.motivasi belajar siswa jurusan Teknik Kendaraan

Ringan di SMK tersebut tergolong masih sangat rendah. Keadaan tersebut yang

merupakan suatu sebab yang sangat dominan yang menjadikan hasil belajar siswa

rendah pada jurusan TKR kelas X di SMK Swasta PAB 12 Saentis. Berdasarkan

data dokumentasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO jurusan TKR

kelas X, diperoleh data yang disajikan seperti pada tabel berikut.


6

Tabel 1. 1. Data hasil belajar siswa

Tahun Interval Nilai Jumlah Persentase Rata-rata


Pelajaran Siswa (%) Kelas
< 75 5 14,7
75-79,99 15 44,12
2019/2020 77,86
80-89,99 14 41,17
90-99,99 0 0
100 0 0
Jumlah 34 100
< 75 3 11,53
75-79,99 16 61,53
2020/2021 77,24
80-89,99 7 26,92
90-99,99 0 0
100 0 0
Jumlah 26 100
< 75 4 16
75-79,99 15 60
2021/2022 80-89,99 6 40 75,93
90-99,99 0 0
100 0 0
Jumlah 25 100

Menurut data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai

hasil belajar peserta didik pada tahun ajaran 2021/2022 mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya. Keadaan tersebut terbukti dari nilai rata rata kelas yang hanya

sampai 75,93, dan belum terdapat siswa yang mampu memperoleh nilai pada

interval diatas 80-89,99. Terlihat juga dengan jelas bahwa masih terdapat siswa

yang memperoleh nilai dibawah KKM (75) yang di tentukan. Padahal pada tahun

ajaran tersebut yakni 20221/2022 menerapkan pembelajaran offline atau luar

jaringan, sedangkan tahun sebelumnya pembelajaran yang dilakukan adalah

online atau dalam jaringan.

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti juga menemukan kondisi

yang tidak layak dalam kegiatan belajar mengajar, bahwa pada kegiatan
7

pembelajaran di kelas beberapa peserta didik kurang memperhatikan pelajaran dan

merasa tidak begitu tertarik untuk mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di

depan karena guru hanya dapat membawakan mata pelajaran dengan metode

ceramah serta menuliskan materi di papan tulis sepanjang jam pembelajaran

berlangsung. Metode ceramah merupakan bagian dari model pembelajaran

konvensional yang sebenarnya tidak cocok diterapkan pada siswa jenjang SMK,

sebab metode ini hanya akan menuntut guru untuk lebih aktif sementara peserta

didik hanya duduk, diam , dan mendengar. Dengan konsep pembelajaran yang

seperti itu, akan menyebabkan hasrat belajar siswa menjadi stagnan dan tidak

berkembang, akibatnya motivasi belajar siswa juga akan rendah. Media

pembelajaran yang digunakan juga merupakan media pembelajaran jenis media

serbaneka, yaitu media yang disesuaikan dengan potensi sekolah. Media

pembelajaran jenis ini kurang efektif untuk digunakan disekolah, namun dalm hal

ini sangat tergantung pada kemampuan sekolah atau ketersediaan sarana dan

prasarana penunjang pembelajaran. Hal tersebut merupakan suatu indikator yang

menunjukkan bahwa model pembelajaran serta media pembelajaran yang

diterapkan guru masih belum dapat membangunkan motivasi belajar belajar

peserta didiknya.

Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilaksanakan peneliti

menemukan hasil berupa data proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh

guru mata pelajaran PDTO. Berikut merupakan tabel hasil observasi awal mata

pelajaran PDTO di SMK Swasta PAB 12 Saentis.


8

Tabel 1. 2. Hasil Observasi Awal

Keterangan
No Observasi Pembelajaran
Ya Tidak
1 Menyediakan Modul ajar 
2 Pembelajaran yang sistematis 
3 Pengelolaan kelas yang efektif 
4 Mengatasi masalah pembelajaran 
5 Menggunakan metode, model, dan, srategi yang 
sesuai dengan materi ajar
6 Memfasilitasi dan menggunakan media 
pembelajaran
7 Menyiapkan tes evaluasi pembelajaran yang 
lengkap
8 Menyediakan lembar pengamatan pembelajaran 
aktifitas
Evaluasi pembelajaran 

Kesenjangan yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran antara tujuan

pembelajaran dengan masalah yang ditemukan diruang kelas juga menjadi

indikasi bahwa perlunya dilakukan evaluasi baik terkait model pembelajaran,

metode pembelajaran, media pembelajaran, maupun fasilitas lain yang kurang

memadai. Kesulitan atau masalah yang ditemukan dalam proses kegiatan

belajar mengajar (KBM) apabila tidak segera diatasi akan berdampak pada

pencapaian tujuan pembelajaran.

Dampak yang mungkin ditimbulkan dari permasalahan tersebut diatas

adalah kurangnya semangat belajar siswa yang akan berakibat pada menurunnya

motivasi belajar siswa, peserta didik juga menemui kesulitan ketika mencoba

memahami konsep dasar otomotif yang abstrak, peserta didik kesusahan untuk
9

mencoba menalar materi pelajaran yang diajarkan, proses kegiatan pembelajaran

akan semakin pasif, kegiatan belajar mengajar yang kurang menyenangkan, serta

kesulitan lain yang diakibatkan oleh model pembelalajaran. Evaluasi yang

dilakukan bukan berarti mengesampingkan model yang sudah ada dan digunakan

sebelumnya, namun sebagai pelengkap karena seluruh model pembelajaran yang

ada pasti mempunyai kekurangan maupun kelebihannya secara tersendiri.

Menurut pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masih banyak

kekurangan dari penggunaan model pembelajaran yang kurang maksimal, oleh

karena itu, sangat dibutuhkan model pembelajaran lain untuk lebih membantu

pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar. Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dapat

menjadi alternatif yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar, semangat

belajar, penguasaan ilmu teori, serta menambah pemahaman konsep sehingga

membantu meningkatkan keterampilan praktik di lapangan, alasan ini diperkuat

sebab model pembelajaran Student Teams Achievement Division ini merupakan

salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengusahakan siswa untuk

berkembang bersama sama sehinga dapat membantu memecahkan masalah

tentang pekerjaan dasar teknik otomotif. Model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif

yang digunakan untuk menangani/menghadapi kemampuan peserta didik yang

beragam atau heterogen. Pada model pembelajaran ini peserta didik akan

diberikan kesempatan untuk melaksanakan kolaborasi dan elaborasi bersama

teman sebaya untuk membentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu


10

permasalahan.(Hosnan, 2014:246). Dengan demikian, model pembelajaran

kooperatif ini merupakan sarana yang dapat memudahkan guru untuk

menyampaikan materi belajar dengan tepat sasaran, meningkatkan kualitas

pembelajaran, menambah semangat dan daya tarik siswa untuk belajar,

mempermudah menalar materi pelajaran, serta memudahkan siswa untuk belajar.

Atas dasar uraian permasalahan diatas, peneliti ingin melaksanakan

penelitian yang berjudul ―Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil

Belajar Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Siswa Kelas X

TKR Di SMK Swasta PAB 12 Saentis Tahun Ajaran 2022/2023‖

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia yang diakibatkan oleh

rendahnya kualitas sumber daya manusia khususnya lulusan sekolah

menengah

2. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran masih

konvensional yaitu menerapkan metode ceramah, dimana metode

pembelajaran ini masih terpusat pada guru, kemudian teknik pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru terlalu monoton, sehingga menyebabkan

siswa merasa bosan dan terlalu pasif ketika kegiatan belajar mengajar

berlangsung.
11

3. Rata rata nilai hasil belajar siswa yang menurun dari tahun sebelumnya

meskipun sudah melakukan pembelajaran tatap muka/offline

4. Masih terdapat siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, dan belum

ada siswa yang memperoleh nilai diatas interval 80-84,99

5. Motivasi belajar siswa yang rendah dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa kurang bersemangat dalam

belajar.

6. Kurang efektifnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran pada mata pelajaran pekerjaan dasar

teknik otomotif.

1.3 Batasan Masalah

Banyak hal yang menyebabkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran tidak

dapat dicapai dengan maksimal pada mata pelajaran pekerjaan dasar otomotif.

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan diatas, peneliti

membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X jurusan Teknik

Kendaraan Ringan pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement

Division) di SMK Swasta PAB 12 Saentis.

2. Pembatasan materi pada elemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja serta

Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya Kerja Industri. Capaian

Pembelajaran pada Elemen tersebut meliputi: Prosedur K3LH, Alat


12

Pelindung Diri (APD), Bahaya di Tempat Kerja, Prosedur Dalam Keadaan

Darurat, Budaya Kerja Safety Talk, dan Budaya Kerja 5R/5S.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran Pekerjaan

Dasar Teknik Otomotif dengan menggunakan model pembelajaran STAD

(Student Teams Achievement Division) di SMK Swasta PAB 12 Saentis?

2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Pekerjaan

Dasar Teknik Otomotif secara tidak langsung dengan menerapkan model

pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) di SMK Swasta

PAB 12 Saentis?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran pekerjaan

dasar teknik otomotif menggunakan model pembelajaran STAD (Student

Teams Achievement Division) di SMK Swasta PAB 12 Saentis.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran pekerjaan dasar

teknik otomotif menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division) di SMK Swasta PAB 12 Saentis.


13

1.6 Manfaat Penelitian

Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti, guru, siswa,

sekolah, dan pihak perguruan tinggi.

1. Manfaat Bagi Peneliti

a. Memperdalam wawasan tentang penerapan salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan pada siswa jenjang SMK.

b. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama perkuliahan di lingkungan kampus.

c. Mengetahui tingkat keberhasilan dalam menerapkan model

pembelajaran dalam menjalankan tugas sebagai calon pendidik.

d. Meningkatkan kemampuan berfikir logis, dan sistematis dalam

memecah-kan sebuah permasalahan di bidang pendidikan.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Memotivasi guru untuk meningkatkan proses pembelajaran di dalam

kelas melalui model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik.

b. Membantu dan memudahkan guru untuk menemukan model

pembelajaran yang tepat dan lebih efektif untuk diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar.

c. Menjadi refrensi bagi guru dalam menerapkan strategi pembelajaran

yang lebih bervariasi.

3. Manfaat Bagi Siswa.


14

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar di dalam ruang kelas khususnya pada mata pelajaran pekerjaan

dasar teknik otomotif.

b. Memudahkan siswa untuk memahami konsep dan aplikasi materi

pelajaran.

c. Meminimalkan rasa jenuh dan bosan pada saat mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

d. Mendorong siswa untuk berfikir lebih kritis dan aktif dalam

memecahkan sebuah masalah dan memahami suatu konsep pelajaran.

4. Manfaat Bagi Sekolah

a. Memotivasi sekolah untuk lebih memperhatikan pencapaian guru dan

siswa serta pengadaan media pendidikan untuk menunjang lancarnya

kegiatan belajar mengajar.

b. Memberikan dorongan bagi pihak sekolah untuk menyediakan

kelengkapan fasilitas belajar mengajar yang lebih optimal sehingga

membantu meningkatkan akreditasi sekolah.

5. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi sebagai bahan

penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai model

pembelajaran kooperatif di masa yang akan datang.

b. Memberikan gambaran umum yang dihadapi oleh calon pendidik di

lapangan sehingga menjadi refrensi bagi pihak perguruan tinggi untuk


15

memberikan materi perkuliahan yang lebih baik dan mendalam

khususnya pada mata kuliah desain pembelajaran.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teoritis

Didalam pelaksanaan peneltian ini, peneliti menggunakan berbagai kajian

pustaka atau landasan teori untuk melengkapi dan menjadi landasan penelitian

yang dilakukan. Landasan teori diperoleh dari beberapa sumber yang selaras dan

memiliki hubungan. Dibawah ini merupakan landasan teoritis yang dijadikan

acuan oleh peneliti pada penelitian ini.

2.1.1 Defenisi Belajar

Seseorang atau sekelompok orang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia

dapat menunjukkan perubahan prilakunya. Belajar adalah akibat dari adanya

intraksi antara stimulus dan respons. Menurut (Djamarah, S.B. dan Aswan,

2006:5), Belajar dapat diartikan sebagai perubahan prilaku individu atas dasar

pengalamannya dan latihan yang dilakukan. Artinya, ada perubahan tingkah laku,

baik yang menyangkut berbagai aspek seperti pengetahuan, keterampilan maupun

sikap, ataupun pada seluruh aspek pribadi atau organisme.

Menurut (Slameto, 2010:2) Belajar adalah suatu proses yang dilalui

seseorang untuk mengubah tingkah lakunya secara keseluruhan sebagai akibat

dari cara dia berinteraksi dengan lingkungannya. Tentu ada banyak perubahan,

namun tidak semuanya mengubah arti belajar. Sedangkan defenisi belajar yang

dikemukakan oleh (Hosnan & Sikumbang, 2014:7), belajar adalah suatu kegiatan

interaksi terhadap seluruh.situasi yang ada pada lingkungan seseorang. Belajar

juga boleh dilihat sebagai suatu kegiatan yang diarahkan pada proses berbuat dan

16
17

pencapaian melalui berbagai peristiwa yang dialami. Belajarr dapat pula diartikan

sebagai proses melihat,mengamati, serta memahami dan mengerti sesuatu hal.

Belajar merupakan suatu usaha yang dilaksanakan setiap orang dengan

tujuan untuk memperoleh perubahan dalam ranah tingka laku, baik dalam

pengetahunan, kompetensi, sikap, dan nilai positif yang diperoleh sebagi suatu

pengalaman dari berbagai macam hal yang telah dipelajari.

Belajar memiliki artian yang sangat luas terutama dalam ranah pendidikan,

yakni mengalami. Belajar merupakan kegiatan mamperbaiki atau meneguhkan

sifat kebiasaan melalui pengalaman. Hasil dari sebuah pembelajaran bukan hanya

penguasaan hasil latihan tetapi juga perubahan perilaku.

Berdasarkan beberapa defenisi belajar diatas, maka dapat diambil simpulan

bahwa belajar merupakan serangkaian proses yang harus dilaksanakan setiap

pribadi guna mencapai titik puncak tujuan dimana dapat diindikasikan dari

perubahanndalam diri setiap individu yang dapat ditunjukkan pada berbagai

aspek, seperti pada aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotor

sehingga tercipta sebuah pengalaman, dimana hasil pengalaman yang tercipta

tersebut yang biasanya diketahui sebagai hasil belajar.

2.1.2 Hasil Belajar

Dalam setiap kegiatan menuntut adanya hasil yang merupakan buah dari

tindakan yang dilakukan. Begitu juga dalam belajar, selalu ada hasil yang

diharapkan untuk diperoleh oleh setiap individu yakni disebut dengan hasil

belajar.
18

Berdasarkan defenisi hasil belajar belajar yang dikemukakan (Rusmono,

2014) melintasi domain kognitif, afektif, dan psikomotor dikenal sebagai hasil

belajar. Setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya, mereka

berinteraksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar untuk

mencapai perubahan perilaku tersebut. Perilaku yang dapat dilihat dan

menunjukkan kebolehan seseorang merupakan hasil belajar. Sedangkan pendapat

(Sudjana, 2010:22) ―hasil belajar adalah keterampilan yang telah dimiliki peserta

didik setelah Ia memperoleh pengalaman belajar‖. Defenisi tersebut sesuai dengan

pendapat (Rusman & Cepi, 2012:123) ―Pengalaman siswa dalam ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor dikenal sebagai hasil belajar. Oleh karena itu, penguasaan

kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, berbagai

keterampilan, cita-cita, keinginan, dan harapan adalah bagian dari pembelajaran,

bukan hanya konsep teori mata pelajaran.

Hasil belajar adalah suatu pencapaian atau yang diperoleh oleh setiap

individu melalui kegiatan belajar yang berkesinambungan sehingga dengan proses

pembelajaran seseorang akan mengalami perubahan yang dapat dilihat dari

berbagai sisi, seperti pada perubahan tingkah laku. Jika dibandingkan dengan

perubahan sebelumnya, yang satu ini dimaknai sebagai pertumbuhan dan

perkembangan seseorang dalam derajat yang semakin besar.

Menurut Hosnan (2014: 7) keseluruhan tampilan hasil belajar sebagai: 1)

Berpikir kritis dan rasional, khususnya menggunakan prinsip dan dasar

pemahaman untuk menjawab pertanyaan kritis. 2) Ketrampilan yang walaupun

bersifat motorik, memerlukan koordinasi gerak yang cermat dan kesadaran yang
19

tinggi, seperti sportivitas dan menulis. 3) Observasi, atau proses menerima,

menafsirkan, dan memaknai secara objektif rangsangan yang datang melalui

panca indera untuk dipahami siswa. 4) Associative thinking, atau berpikir tentang

sesuatu dengan mengaitkannya dengan ingatan 5) Appreciation, secara khusus

menilai karya yang bermutu tinggi dan menghindari kegiatan yang tidak perlu. 6)

Kebiasaan, seperti siswa belajar bahasa berulang kali menghindari kecenderungan

untuk menggunakan kata atau struktur yang salah, memungkinkan siswa akhirnya

menjadi terbiasa menggunakan bahasa yang benar. 7) Sikap, atau kecenderungan

untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap orang atau benda tertentu

sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan seseorang. 8) Sikap dan perilaku,

khususnya tindakan yang dipengaruhi oleh emosi seperti ketakutan, kemarahan,

kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, kebencian, kecemasan, dan sebagainya.

Ranah hasil belajar dalam ranah pendidikan ada tiga: 1) ranah kognitif, 2)

ranah afektif, dan 3) ranah psikomotorik. Kapasitas intelektual siswa untuk

berpikir, memahami, dan menyelesaikan masalah pada hakekatnya merupakan

ranah kognitif. Domain kognitif mencakup semua aktivitas yang berhubungan

dengan aktivitas otak. Kemampuan berpikir yang meliputi kemampuan

menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, menyintesis, dan

mengevaluasi, disebut sebagai ranah kognitif.(Sedayu, 2016).

Sikap dan nilai merupakan bagian dari ranah afektif. Karakteristik perilaku

seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai semuanya termasuk dalam domain

afektif. Menurut beberapa ahli, sikap seseorang dapat diprediksi akan berubah jika
20

sudah memiliki tingkat daya kognitif yang tinggi. Siswa akan menunjukkan

berbagai perilaku yang mencerminkan ciri-ciri hasil belajar afektif.

Kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia, khususnya

berupa keterampilan melakukan sesuatu, dikenal dengan ranah psikomotorik.

Keterampilan motorik, intelektual, dan sosial yang diperlukan untuk melakukan

suatu tugas adalah semua keterampilan. Detail dalam domain ini tidak dibuat oleh

Bloom, akan tetapi, dibuat oleh pakar lain, tetapi masih berdasarkan pada domain

Bloom.

Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Faktor internal (hal-hal yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)

lebih ditekankan daripada faktor eksternal. Di antara faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis: motivasi, fokus,

pengamatan, reaksi, dan lain-lain.

2. Faktor eksternal (hal hal yang berasal dari luar individu yang belajar) ,

pencapaian tujuan belajar yang kondusif, diantaranya mendapatkan penegtahuan,

penanaman konsep, keterampilan dan pemebantukan sikap (Sudjana, 2010)

Menurut defenisi diatas, maka dimabil kesimpulan bahwa hasil belajar

merupakan capaian dalam bentuk kesanggupan atau kemampuan individu yang

muncul karena telah melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat pada

penguasaan domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Baik faktor internal maupun

eksternal mempengaruhi hasil belajar. Kondisi fisik siswa, minat belajarnya,

tingkat kecerdasannya, motivasi belajarnya, dan bakatnya merupakan contoh dari

faktor internal. Sedangkan faktor external meliputi rancangan dan sistem


21

pembelajaran di sekolah, keadaan sosial dan lingkungan, serta faktor lain yang

sifatnya situasional. Setelah evaluasi hasil belajar selesai, pendidik yang berperan

sebagai fasilitator dan pembimbing diharapkan dapat melihat perubahan pada

anak didiknya. Hal ini memungkinkan guru untuk mengetahui sejauh mana

siswanya mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.

2.1.3 Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan pola atau planning yang dapat digunakan

untuk membuat kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), mendesain

komponen pembelajaran, dan mengarahkan pembelajaran di kelas atau setting

pembelajaran lainnya. (Joyce & Weil, 2003). Model pembelajaran adalah

rangkaian konseptual/operasional yang dapat digunakan siswa sebagai acuan

dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ini

menggambarkan proses metodis untuk mengelompokkan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. (Hosnan & Sikumbang, 2014)

Berdasarkan analisis penerapan kurikulum dan implikasinya pada tataran

operasional di kelas, model pembelajaran menjadi panduan praktik pembelajaran.

Ini adalah hasil dari teori psikologi pendidikan dan teori belajar. Suatu rencana

atau pola yang dikenal dengan model pembelajaran berfungsi sebagai landasan

bagi pembelajaran di kelas atau tutorial. (Trianto, 2009). Melalui model

pembelajaran, pendidik dapat membantu peserta didik memperoleh informasi,

gagasan, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide. Model

pembelajaran berguna juga sebagai landasan bagi guru dalam merancang aktivitas

belajar mengajar.
22

Menurut (Trianto, 2009:23) istilah ―model pembelajaran‖ lebih dari

sekedar strategi, metode, atau prosedur. Berikut adalah empat karakteristik unik

dari model pembelajaran: 1) pembenaran teoretis logis pencipta atau pengembang;

2) pembenaran untuk apa dan bagaimana siswa belajar; 3) perilaku mengajar yang

diperlukan agar model dapat diterapkan dan berhasil; dan 4) lingkungan belajar

yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan model

pembelajaran yang luas dan menyeluruh termasuk dalam istilah ―model

pembelajaran‖. Tujuan pembelajaran, pola urutan atau sintaks, dan sifat

lingkungan pembelajaran dapat digunakan untuk mengklasifikasikan model

pembelajaran. Sintaks model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan

urutan tahapan, yang biasanya mencakup serangkaian kegiatan pembelajaran.

Diperlukan sistem manajemen dan lingkungan belajar yang berbeda untuk setiap

model pembelajaran. (Sedayu, 2016).

Dari beberapa defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu sistem perencanaan yang didesain untuk

mempermudah tercapainya tujuan yang diinginkan berdasarkan pengertian model

yang diberikan oleh beberapa ahli tersebut di atas. Dalam hal ini, tujuan yang

diantisipasi adalah untuk meningkatkan aspek psikomotor, afektif, dan afektif

siswa serta hasil belajar mereka. Agar siswa dapat terlibat dalam kegiatan

pembelajaran di kelas, guru harus menyediakan lingkungan belajar yang kreatif.

Memilah dan memilih model merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan

guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.


23

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran yang dikenal dengan pembelajaran kooperatif

melibatkan pembelajaran secara berkelompok. Siswa kelompok semuanya berada

pada tingkat keterampilan yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif sangat

menekankan pada kerja sama untuk memecahkan masalah dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pengembangan keterampilan sosial dan kemampuan siswa untuk menerima

berbagai perbedaan dari teman sebayanya merupakan dua tujuan utama

pembelajaran kooperatif. (Hosnan & Sikumbang, 2014). Masalah memberikan

kesempatan kepada siswa dari berbagai latar belakang etnis untuk berinteraksi

secara kooperatif daripada secara dangkal paling baik ditangani dengan

pembelajaran kooperatif. (Slavin, 2010b, p. 103)

Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar menempatkan siswa dalam

kelompok. Pembelajaran kooperatif umumnya mengharuskan siswa bekerja sama

dalam kelompok kemampuan campuran dalam menyelesaikan serangkaian tugas.

Siswa ditempatkan dalam kelompok yang bercampur dalam tingkat kinerja, jenis

kelamin, dan etnis. Persentase peserta didik tinggi, sedang, dan rendah di setiap

kelompok harus mewakili populasi yang sesuai dari masing-masing kelompok di

seluruh kelas. Penghargaan kepada siswa secara individu sering kali didasarkan

pada kinerja dan pencapaian tim. Akuntabilitas siswa individu untuk seluruh

kelompok membangun insentif bagi siswa untuk bekerja sama secara produktif.

Ukuran kelompok pembelajaran kooperatif bervariasi, tergantung pada tugas yang

harus diselesaikan. Ukuran kelompok umum cenderung empat. Secara umum,


24

kelompok belajar kooperatif diberikan otonomi yang cukup besar. Anggota tim

diberikan banyak kebebasan saat mereka memutuskan bagaimana menangani

tugas yang diberikan. Akuntabilitas individu merupakan karakteristik penting dari

semua pembelajaran kooperatif. Akuntabilitas berarti bahwa keberhasilan

kelompok didasarkan pada pembelajaran individu masing-masing anggota tim.

Akuntabilitas individu terjadi ketika setiap peserta didik dalam kelompoknya

memiliki tanggung jawab atas tujuan pembelajaran yang disyaratkan. Beberapa

guru memberikan peran dan tanggung jawab kepada siswa untuk mendorong

kerjasama dan partisipasi penuh. Peran siswa yang ditugaskan mungkin termasuk

perekam, pemberi semangat, pemantau materi, pemberi tugas, kapten pendiam,

dan pelatih. Jika Anda memutuskan untuk menetapkan peran, pastikan peran

tersebut mendukung pembelajaran yang diinginkan dan siswa memahami peran

mereka (Moore, 2014:409-410).

(Hosnan & Sikumbang, 2014:242-243) menguraikan prinsip-prinsip

pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) Pembelajaran aktif, ditandai dengan

keterlibatan intelektual dan emosional dalam proses belajar mengajar Siswa

memiliki kesempatan untuk berdiskusi, menyuarakan pendapat mereka, mengkaji

materi pelajaran secara mendalam, dan secara kolektif menginterpretasikan

temuan. 2) Metode pembelajaran kooperatif dan pendekatan konstruktivis dapat

menginspirasi siswa untuk berkolaborasi dalam penciptaan pengetahuan baru

dalam kelompok. Melalui diskusi, observasi, dan percobaan, mereka didorong

untuk menemukan dan memperluas materi yang dipelajari. 3) Pendekatan

kooperatif: Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih


25

keterampilan komunikasi mereka dan mendorong mereka untuk melakukannya.

(Sedayu, 2016).

Menurut defenisi para ahli diatas dapat diambil simpulan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan

dan produktifitas peserta didik dalam rangka meningkatkan kesanggupan fisik dan

mental peserta didik sehingga diharapkan bisa meningkatkan efektifitas belajar

peserta didik dalam belajar dan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2.1.5 Model Pembelajaran STAD

Salah satu metode untuk mengantisipasi kemampuan siswa yang heterogen

adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division). Peneliti pendidikan di Universitas Johns Hopskins

di Amerika Serikat adalah yang pertama kali menemukan dan mengembangkan

model ini. Mereka melakukannya dengan mengembangkan jenis pembelajaran

kooperatif di mana siswa berkolaborasi dan mengelaborasi dengan teman

sebayanya untuk memecahkan masalah melalui diskusi kelompok.(Hosnan &

Sikumbang, 2014:246). Salah satu dari beberapa model pembelajaran kooperatif,

Student Team Achievement Division (STAD) membagi siswa menjadi beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dari berbagai latar belakang.

Pembagian prestasi tim siswa disebut sebagai "Divisi Prestasi Tim Siswa,"

atau disingkat STAD. Robert Slavin dan rekan-rekannya di Universitas Johns

Hopkins menciptakan model ini. Menurut Slavin dalam (Rusman & Cepi, 2012, p.

214), landasan utama STAD adalah mendorong dan membantu siswa dalam

menguasai keterampilan yang diajarkan oleh guru.


26

Ada dua jenis motivasi yang terlibat dalam STAD: (1) motivasi intrinsik

yang mengalir dalam diri seseorang, dan (2) motivasi ekstrinsik yang datangt dari

luar diri orang tersebut. Meskipun tidak menyangkal pentingnya motivasi

intrinsik, Slavin percaya bahwa motivasi ekstrinsik harus digunakan. ―Siswa harus

menerima sekitar 900 jam instruksi setiap tahun. Tidak realistis untuk

mengharapkan interest intrinsik dan motivasi internal akan membuat mereka

antusias bekerja sehari-hari ―. Slavin melihat pembelajaran kooperatif sebagai

cara yang lebih efisien memberikan ekstrinsik..

Slavin (dalam Nur, 2002: 26) mengatakan bahwa model pembelajaran

Student Teams Achievement Division adalah model pembelajaran kooperatif yang

diciptakan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran

dengan cara belajar secara tim, seperti yang dapat disimpulkan dari definisi di

atas. Sehingga keragaman latar belakang setiap siswa tidak menjadi penghalang

bagi setiap siswa dalam menerima materi dan memahaminya. Setiap siswa akan

akan bersama sama mempelajari materi, saling bertukar pendapat dan

pandangan,serta saling membantu untuk kemajuan bersama. Namun hal yang

paling penting adalah guru harus selalu memantau dan mengawasi setiap

kelompok supaya setiap siswa dalam kelompok tidak lari dari jalur pembelajaran

dan tidak lari dari pemahaman yang seharusnya.

Dalam Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

guru pertama mengajarkan topik pembelajara. Kemudian, siswa ditugaskan

dengan tim heterogen di mana mereka mempelajari materi pelajaran yang

diberikan oleh guru dalam persiapan untuk kuis. Setiap kelas siswa didasarkan
27

pada nilai sendiri dalam kuis, akan tetapi disaat yang sama setiap siswa harus

memberikan konstribusi yang sama untuk skor grup. Setiap konstribusi siswa

untuk nilai kelompok mereka dibandingkan dengan skor rata rata mereka sendiri

pada kuis masa lalu. Skor kelompok ini digunakan untuk menentukan kelompok

mana yang mendapatkan penghargaan.

Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara tepat,

akan menimbulkan daya tarik pembelajaran dengan perspektif humanistik, yang

berfokus pada manfaat afektif pembelajaran kooperatif yaitu seperti meningkatkan

harga diri dan peningkatan hubungan lintas etnis. Dalam pembelajaran, STAD

diperkenankan untuk mengukur prestasi akademik siswa, dengan demikian

ketergantungan dan akuntabilitas individu semua siswa dapat saling ditingkatkan.

Dengan demikian, pada proses pembelajaran kooperatif tipe STAD menuntut

siswa untuk belajar keras untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota kelompok

mereka.

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model STAD,

terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dengan

matang.beberapa persiapan tersebut antara lain: (1) Perangkat pembelajaran, (2)

Membentuk kelompok kooperatif, (3) Menentukan skor awal, (4) Pengaturan

tempat duduk, dan (5) Kerja kelompok. (Silaban Robert, 2011)

Dalam pelaksanaannya, penerapan model pembelajaran STAD perlu

berpedoman pada sintaks model pembelajaran kooperatif, menurut Riyanto

(2010:269-270), sintaks model pembelajaran cooperative tipe STAD adalah

seperti yang diuraikan pada tabel berikut.


28

Tabel 2. 1. Sintak model pembelajaran STAD


Sintaks STAD
1. Menyajikan dan menyampaikan informasi
Memberi materi pelajaran secara garis besar dan prosedur lainnya,
juga tata cara kerja kelompok
2. Membentuk kelompok
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok transisi secara efisien
3. Kerja kelompok
Setelah guru memberikan materi yang sama kepada setiap
kelompok, maka dilanjutkan dengan diskusi kelompok selanjutnya
masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
4. Presentasi kerja kelompok
Masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
yang dibimbing oleh guru
5. Kuis dan pemeriksaannya
Guru memberikan kuis dan hasil pengerjaan kuis akan
dijadikan sebagai acuan untuk memberikan penghargaan
6. Penghargaan/Pengakuan kelompok
Mencari cara cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar
individu maupun kelompok.

Sumber : Riyanto (2010:269-270)

Meskipun dalam implementasinya siswa diajak untuk belajar

berkelompok, namun dalam pengerjaan kuis setiap siswa tidak boleh bekerja

sama. Tindakan yang seperti ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan

motivasi individual sehinga mereka mampu memberikan penjelasan tentang

materi pelajaran dengan baik kepada teman kelompok masing masing Sebab,
29

dengan menguasai dan memahami materi yang sudah diajarkan, merupakan satu

satunya cara bagi setiap kelompok untuk berhasil. Semua siswa memiliki

kesempatan untuk menjadi yang terbaik dalam seminggu karena skor kelompok

dinilai berdasarkan kemajuan anggota dan dibandingkan dengan hasil

sebelumnya. Mereka bisa mendapatkan skor lebih tinggi dari rekor sebelumnya

atau membuat jawaban kuis sempurna, yang akan selalu memberikan skor

tertinggi terlepas dari skor rata-rata siswa terakhir.(Slavin, 2010b, pp. 11–13)

Tahap tindakan dirancang berdasarkan tahapan pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang akan

diajarkan. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

terdiri atas lima komponen utama,seperti disajikan pada gambar berikut:

Materi pembelajaran pada penarapan model pembelajaran STAD (Student

Teams Achievement Division) pada awalnya disajikan dalam presentasi kelas. Ini

dapat dilakukan melalui presentasi audiovisual atau pengajaran langsung, seperti

yang biasanya dilakukan, atau diskusi pelajaran yang dipimpin guru. Presentasi

harus benar-benar bertumpu pada model satuan pembelajaran STAD (Student

Teams Achievement Division), yang menjadi pembeda antara pengajaran dan

presentasi kelas. Ada empat hingga enam siswa di setiap kelompok, masing-

masing mewakili bagian kelas yang berbeda dalam hal prestasi akademik, jenis

kelamin, ras, dan etnis. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement

Division) sangat bergantung pada kelompok. Di setiap poin, anggota kelompok

didorong untuk memberikan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok itu
30

sendiri juga harus melakukan yang terbaik untuk membantu semua anggota. Siswa

akan mengikuti kuis individu kira-kira satu sampai dua periode setelah guru

menyelesaikan presentasi dan kira-kira satu sampai dua periode latihan kelompok.

Siswa tidak diperbolehkan untuk membantu satu sama lain untuk memastikan

bahwa mereka memahami pelajaran sendiri. Skor kemajuan individu dimaksudkan

untuk memberi siswa tujuan kinerja yang dapat dipenuhi jika mereka belajar lebih

rajin dan berprestasi di tingkat tertinggi mereka. Skor awal diberikan kepada

setiap siswa berdasarkan kinerja rata-rata mereka pada kuis yang sama. Tingkat di

mana skor kuis siswa naik dibandingkan dengan skor awal mereka kemudian

digunakan untuk menghitung poin untuk kelompok mereka. (Slavin, 2010b, p.

146)

Skor rata-rata siswa dari tes sebelumnya digunakan untuk menghitung nilai

awal. Gunakan rata-rata poin kuis siswa sebagai skor awal saat memulai model

pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), setelah memberikan

tiga kuis atau lebih. Atau, jika tidak, gunakan nilai dari tahun sebelumnya.

(Slavin, 2010b, p. 151) Adapun skor perkembangan tersebut tersaji pada Tabel 2

berikut ini:

Tabel 2. 2.Perhitungan Skor Perkembangan

Poin
Skor Kuis
kemajuan
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0
10 poin sampai 1 poin dibawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

Sumber : Riyanto.(2010:269)
31

Dalam pemberian penghargaan kelompok didasarkan pada skor

perhitungan yang diperoleh anggotanya, hasilnya dirata-ratakan dengan predikat

tim, seperti yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2. 3 Perolehan skor dan penghargaan tim tpe STAD

No Perolehan Skor Predikat


1 15-19 Good team
2 20-24 Great team
3 25-30 Super team

Akan selalu ada kelebihan dan kekurangan dalam setiap model

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sebelum

diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, model pembelajaran

STAD ini perlu dievaluasi beberapa kelebihan dan kekurangannya. Adapun

kelebihan dan model pembelajaran STAD adalah sebagai berikut:

1) Siswa secara alami akan mengembangkan rasa percaya diri dan

meningkatkan kemampuan individunya sebagai hasil dari model

ini.Karena siswa dalam kelompok diharapkan aktif, dan dalam kelompok,

siswa diajarkan untuk saling memahami materi untuk mengurangi

persaingan. dan kewaspadaan (Kurniasih & Sani, 2015:23).

2) peserta didik bertanggung jawab atas dua jenis pembelajaran: membantu

orang lain belajar dan belajar untuk diri mereka sendiri.(Rusman & Pd,

2011:204) Pembelajaran yang lebih efektif dilakukan dengan cara siswa

harus saling mengajari dan mempelajari materi pelajaran, cara ini lebih

efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran oleh guru

3) Keterampilan yang diajarkan di kelas menjadi hidup ketika siswa

ditempatkan dalam kelompok yang beragam.


32

4) Pemberian kuis meningkatkan tanggung jawab individu karena setiap

skor kuis mempengaruhi skor akhir kelompok.

Untuk memaksimalkan hasil belajar, pembelajaran kooperatif tipe STAD

menekankan pada aktivitas dan umpan balik siswa untuk mendorong dan

membantu siswa dalam memahami pelajaran. Model pembelajaran STAD,

sebagaimana semua model pembelajaran lainnya, memang dimaksudkan untuk

memberikan manfaat belajar yang bermanfaat; namun, masih ada kekurangan—

kelemahan model—pada langkah-langkah tertentu. Berikut kekurangan model

pembelajaran STAD::

1) Dengan mempertimbangkan tiga sintaks STAD yang memakan waktu

yaitu penyajian materi dari guru, kerja kelompok, dan ulangan/kuis

individu maka pembelajaran dengan model pembelajaran STAD

membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional yang hanya menyajikan materi dari guru. Penggunaan

waktu yang lama dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk

membentuk kelompok sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu, kelompok dibentuk setiap saat selama kegiatan belajar

mengajar.

2) Pembelajaran kooperatif termasuk STAD, dapat menghasilkan

pengendara atau pembonceng bebas, di mana beberapa anggota

kelompok tidak melakukan semua atau sebagian pekerjaan sementara

yang lain harus mengemudi, jika tidak dirancang dengan baik. Guru

harus menjelaskan dan memberikan pedoman penilaian dalam


33

pembelajaran STAD untuk meminimalkan masalah ini. Kelompok

membutuhkan siswa untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan daya

saing. Karena nilai setiap kuis individu menentukan nilai akhir

kelompok, maka semua anggota kelompok harus ikut serta dalam setiap

tugas kelompok dan memahami semua pelajaran jika kelompok ingin

menang atau menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, merupakan kerugian

bagi kelompok jika salah satu anggota tidak memperdulikan anggota

lainnya.(Sedayu, 2016)

3) Menurut (Kurniasih & Sani, 2015:23), Siswa yang pandai dapat menjadi

lebih dominan dan tidak terkendali dalam kelompok jika guru tidak

mampu mengarahkannya. Kemudian, siswa yang berprestasi dapat

menurun semangatnya karena tidak adanya kompetisi antar anggota

setiap kelompok..

2.1.6 Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ‖movere‖ yang berarti dorongan atau

daya penggerak. Menurut Fillmore H. Standford dalam buku (Mangkunegara &

Prabu, 2017) mengatakan bahwa ―motivation as an energizing condition of the

organism that services to direct that organism toward the goal of a certain class‖

(motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan

tertentu). Sedangkan menurut (Bahri, n.d.), Dorongan yang mengubah energi

tubuh seseorang menjadi energi aktual untuk mencapai suatu tujuan ketika mereka

tidak ingin melakukan sesuatu disebut motivasi. Sedangkan dorongan psikologis

internal dan eksternal untuk bertindak menuju tujuan disebut motivasi.


34

(Nolker & Schoenfeldt, 1988:3) mengemukakan bahwa : ―Motivasi telah

menjadi defenisi yang merangkum segala semua keadaan dan proses kejiwaan,

seperti misalnya ―kebutuhan‖ ,―dorongan‖, ‖minat‖, atau ―kecenderungan―, yang

sekarang sering disamaartikan dengan ―motif‖, yang kemudian dinyatakan sebagai

faktor penggerak yang mengakibatkan timbulnya perilaku tertentu.‖

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan definisi para ahli tentang

motivasi sebagai ―dorongan yang merangsang seseorang untuk melakukan suatu

tindakan atau rangkaian kegiatan yang menjadi dasar tingkah laku seseorang atau

melakukan sesuatu‖. Definisi motivasi ini dapat ditemukan di atas.. Motivasi

merupakan energi yang cukup kuat untuk memberikan perubahan bagi diri

seseorang untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain.

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dalam diri peserta didik dalam

menggapai prestasi atau keberhasilan yang menjadi tujuannya. Menurut,

(Sardiman, 2018:75), secara khusus, ―Keseluruhan daya penggerak dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan

belajar, memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan oleh

mata pelajaran dapat tercapai‖. Semangat dan keinginan belajar seorang siswa

dapat disulut oleh motivasi belajar, yaitu dorongan yang berasal dari dalam dan

luar diri siswa. Itu juga dapat mengarahkan kegiatan belajar sehingga hasil yang

diinginkan dapat tercapai.

Dalam suatu kegiatan, motivasi memegang peranan penting yang nantinya

akan mempengaruhi kekuatan kegiatan tersebut. di mana motivasi mengacu pada


35

memotivasi seseorang untuk menyelesaikan tugas. Seperti yang dikemukakan

oleh, (Sardiman, 2018:25), ada tiga fungsi motivasi:

a.. Menginspirasi perilaku manusia, seperti berperan sebagai motor yang

menghasilkan energi. Dalam hal ini, motivasi adalah dorongan di balik setiap

tindakan yang perlu diambil.

b. Memutuskan tindakan, khususnya dalam kaitannya dengan pencapaian

tujuan. Akibatnya, motivasi dapat menunjukkan tindakan dan arahan yang

diperlukan untuk perumusan tujuan.

c. Memilih tindakan, atau menentukan tindakan mana yang harus

dilakukan secara selaras untuk mencapai tujuan dengan mengecualikan atau

menghindari tindakan yang merugikan tujuan tersebut.

Motivasi memiliki banyak jenis karena dapat kita lihat dari sudut pandang

yang berbeda. Akan tetapi disini yang penulis paparkan hanya dua, yaitu motivasi

ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi yang bersumber dari kepribadian

seseorang dikenal dengan motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang berasal dari luar kepribadian seseorang. Berdasarkan

sumbernya, ada dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

(Tambunan, 2015). Berikut ini adalah contoh motivasi intrinsik dan ekstrinsik:

a. Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, atau motivasi intrinsik

Biasanya timbul dari harapan, tujuan, dan keinginan seseorang terhadap

sesuatu sehingga ia bersemangat untuk mencapainya.

b. Motivasi ekstrinsik adalah sesuatu yang diantisipasi individu untuk

menerima dari sumber luar. Motivasi ini biasanya berupa nilai material,
36

seperti ketidakseimbangan jumlah uang atau insentif lain yang diterima

untuk suatu usaha.

Motivasi adalah suatu proses internal yang menjadi faktor penggerak bagi

peserta didik untuk mengarahkan atau mengarahkan dirinya ke dalam

pembelajaran sampai peserta didik mencapai hasil tertentu. Motivasi siswa dapat

digerakkan dari faktor eksternal seperti memberikan materi yang disusun secara

kreatuf oleh guru, dukungan dari orang tua, sedangkan motivasi dari faktor

internal dapat digerakkan dengan adanya minat belajar dari siswa.

Menurut pendapat para ahli tersebut di atas, motivasi belajar siswa

meliputi motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi

yang timbul sebagai akibat adanya rangsangan dari luar diri siswa, sedangkan

motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.

Menurut (Sardiman, 2018), teori psikoanalitik adalah teori yang perlu

diketahui pada motivasi, yang menekankan pada unsur yang ada pada diri

manusia/dalam hal ini siswa. Orang yang memiliki motivasi yang kuat menurut

teori ini mempunyai ciri-ciri seperti berikut.

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet menghadapi kesulitan

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam macam masalah

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas tugas rutin,atau hal yang mekanis dan

berulang
37

6) Mampu mempertahankan argumennya dan sulit untuk melepas apa

yang telah dipercayai

7) Senang menemukan serta memecahkan permasalahan pada soal-soal.

Menurut (Prayitno, 1989), prestasi dan keberhasilan belajar dengan

menyelesaikan tugas dan pekerjaan didorong oleh motivasi belajar. Sebaliknya,

motivasi belajar siswa memerlukan pengajaran kepada siswa bagaimana mencapai

prestasi atau keberhasilan yang telah menjadi tujuan mereka.. (Sugihartono et al.,

2007).

Menurut pandangan tersebut di atas, motivasi belajar Pekerjaan Dasar

Teknik Otomotif adalah untuk mendorong mahasiswa mencapai dan menguasai

keterampilan yang diajarkan pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif

dengan menyelesaikan tugas atau fasilitas yang menjadi kemudahan yang dapat

dinilai dengan menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa dan skor

angket motivasi.

2.1.7 Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Kompetensi sangat diperlukan oleh siswa SMK otomotif untuk menguasai

keterampilan otomotif atau kendaraan bermotor. Seperti sepeda motor, kendaraan

ringan, dan alat berat. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif merupakan mata

pelajaran yang menjabarkan materi dasar otomotif sebagai landasan dalam

mempelajari tingkatan materi otomotif yang lebih kompleks. Agar siswa memiliki

kompetensi dasar yang kuat dalam mempelajari mata pelajaran pada konsentrasi

keahlian di kelas XI dan XII, maka mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran

kejuruan dasar yang menggabungkan berbagai ilmu dasar.


38

Profesionalisme mahasiswa dalam perbaikan dan perawatan sepeda motor,

kendaraan ringan, dan alat berat akan ditingkatkan melalui mata kuliah ini.

Pembelajaran ini dapat terlaksana dengan menggunakan berbagai pendekatan,

strategi, dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Terdapat

sepuluh komponen pembelajaran pada mata kuliah Dasar Teknik Otomotif, antara

lain:

1) Proses bisnis bidang otomotif secara menyeluruh

2) Perkembangan teknologi otomotif dan dunia kerja serta isu-isu global

3) Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta

peluang usaha di bidang otomotif.

4) Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan

budaya kerja industri

5) Teknik dasar pemeliharaan dan perbaikan yang terkait dengan seluruh

proses bidang otomotif.

6) Gambar Teknik

7) Peralatan dan perlengkapan tempat kerja

8) Pemeliharaan komponen otomotif

9) Dasar Elektronika Otomotif

10) Dasar sistem hidrolik dan pneumatic

Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran awal bagi siswa jurusan

teknik kendaraan ringan di SMK kelas X, bukan dengan tanpa alasan tetapi karena

mata pelajaran ini merupakan dasar bagi siswa untuk dapat mempelajari mata

pelajaran yang lain maupun ketika akan melaksanakan praktek di bengkel.


39

Sehinga ketika selesai mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat memahami dasar

pada bidang otomotif secara umum dan mampu menerapkan kompetensi keahlian

yang dimiliki ketika akan bekerja di bengkel sekolah atau ketika akan

melaksanakan praktek kerja lapangan di perusahaan.

Jika kita lihat dari elemen pembelajaran yang dipaparkan diatas,

pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif merupakan mata pelajaran yang

tidak hanya menyajikan materi secara teori melainkan diharapkan untuk

melakukan praktek dalam penggunaan dan perawatan pada alat alat yang

digunakan di bengkel otomotif. Sehingga dalam mata pelajaran ini sangat

diharapkan kelengkapan sarana dan prasarana praktek, agar kompetensi yang

diharapkan dapat dicapai dengan maksimal. Penelitian ini terbatas yaitu hanya

pada elemen D yaitu: Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup

(K3LH) dan budaya kerja industri.

Dalam rangka memberikan pemahaman tentang perkembangan industri

otomotif, Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif memasukkan sikap kerja dan

kompetensi. Konsep harus diajarkan terlebih dahulu, diikuti dengan simulasi,

demonstrasi, dan praktik. Siswa memiliki waktu lebih mudah memahami materi

ini sebagai hasil dari ini. Pemahaman penguasaan kompetensi otomotif didasarkan

pada mata kuliah Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif, yang merupakan prasyarat

mata pelajaran lanjutan seperti mesin otomotif, sasis otomotif, kelistrikan

otomotif, elektronika otomotif, dan sebagainya. Untuk mempelajari aspek hard

skill, siswa harus memiliki keterampilan pribadi dan sosial seperti berpikir kritis,

kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan budaya kerja.


40

2.2 Penelitian Yang Relevan.

1. Made Eka Adnyana (2020) dengan judul ―Implementasi Model

Pembelajaran STAD Untuk meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar‖..

Data motivasi siswa dikumpulkan melalui lembar kuisioner dan data hasil

belajar dikumpulkan melalui tes prestasi belajar yang disusun dalam

bentuk tes objektif. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis secara

deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

motivasi dan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

STAD, ini dapat dilihat dari rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I

sebesar 2,8 dengan kriteria cukup sedangkan pada siklus II nilai ratarata

motivasi siswa adalah 3,7 dengan kriteria baik. Rata-rata prestasi belajar

siswa pada siklus I adalah 61,17 dengan kriteria cukup, daya serap 61,17%

dan ketuntasan belajar siswa 61,11 %, sedangkan pada siklus II nilai rata-

rata prestasi belajar siswa adalah 76,53 dengan kriteria baik, daya serap

76,53 % dan ketuntasan belajar siswa 94% (Adnyana.M.E, 2020).

2. Bahrun (2018) dengan judul ―Peningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Menggunakan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division

(STAD) Untuk Siswa Di SMK Negeri 1 Indralaya Utara‖. Berdasarkan

data yang diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebelum

diberikan tindakan (T0) sebesar 45,83% dengan nilai rata-rata kelas 71,67.

Selanjutnya setelah diberi tindakan pada siklus I (T1) sebesar 66,67%

dengan nilai rata-rata kelas 76,67, pada siklus II (T2) sebesar 79,19%

dengan nilai rata-rata kelas 81,25, pada siklus III (T3) sebesar 87,50%
41

dengan nilai rata-rata kelas 90,83 sehingga menunjukan T3> T2> T1>T0.

Keaktifan belajar mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 46,47%,

pada siklus II sebesar 50,88% dan pada siklus III sebesar 59,94% ini

menunjukan keaktifan siswa termasuk kategori cukup aktif (Bahrun, 2018)

3. Iwan Lubis (2020) dengan judul‖Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Kelas X Teknik

Instalasi Permesinan Kapal (TIPK) SMK Swasta Bahari Hang Tuah

Belawan‖.Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pebelajaran

STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Pada siklus I, terdapat 21

orang siswa 58,33 % mendapat nilai tuntas, dan sebanyak 15 siswa 41,57

% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata rata 65,97 %. Karena

hasil siklus I masih rendah, maka dilakukan siklus II diperoleh tingkat

ketuntasan klasikal sebanyak 30 orang siswa 83,33 % yang mendapat nilai

tuntas, dan sebanyak 6 orang siswa 16,67 % yang tidak tuntas dengan niai

rata rata 78,33.Dengan melakukan tindakan model pembelajaran STAD

pada proses pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar menjadi 83,66,

dengan kategori sangat baik.(Iwan(UNIMED), 2020).

4. Linda Irmawanti (2022), dengan judul ―Upaya Meningkatkan Motivasi

Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD)‖. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran STAD yang bermanfaat dapat


42

memperkuat motivasi belajar siswa dengan prestasi di bidang siklus

pertama rata-rata sebesar 65% kemudian mengalami peningkatan pada

siklus kedua menjadi 80%. Kenaikan skor normal yang terjadi = 93,25 –

78,94 = 14,31. Kesimpulannya, dengan pembelajaran kolaboratif STAD,

pendidikan matematika dapat meningkatkan prestasi belajar, motivasi, dan

respon positif siswa. (Linda. Irmawati, 2022)

5. Sujiyanto (2016) dengan judul ―Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Pekerjaan Dasar otomotif (PDO) Kelas X Dengan Metode Student Teams

achievement Division (STAD) Di SMK N 3 Yogyakarta‖. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan metode kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Peserta didik.

Persentase keaktifan peserta didik mencapai kategori baik dan sangat baik

≥ 70%. Sedangkan hasil belajar peserta didik telah memperoleh nilai

kategori baik dan sangat baik ≥ 80%.(Sujiyanto,2016)

2.3 Kerangka Konseptual

Suatu prestasi yang dicapai siswa yang tercermin dari hasil belajar disebut

sebagai prestasi siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah model pembelajaran guru dalam penyampaian materi. Siswa akan

lebih mudah memahami setiap pelajaran jika digunakan model pembelajaran yang

tepat. Di sisi lain, pemanfaatan model pembelajaran yang kurang tepat dapat

mengakibatkan penerimaan siswa yang kurang ideal, terutama pada mata

pelajaran dengan tingkat kesukaran tinggi. Secara alami, siswa akan mengalami
43

kesulitan yang lebih besar dalam memahami mata pelajaran tersebut, sehingga

mengakibatkan kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa.

Semua aspek pengajaran perlu berperan aktif, terutama siswa yang

memberikan masukan dan guru yang berperan sebagai fasilitator. Model

pembelajaran konvensional yang digunakan dalam pembelajaran PDTO diyakini

kurang menarik bagi siswa dan tidak mendorong pembelajaran. Kurangnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh instruktur adalah

penyebab situasi ini, yang berdampak negatif pada motivasi belajar dan kinerja

mereka di kelas.

Prestasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X TKR di SMK Swasta PAB

12 Saentis pada mata pelajaran PDTO terbilang masih standar dan masih

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Sebagian siswa masih memperoleh

nilai dibawah KKM yang ditentukan, serta belum ada siswa yang mampu

memperoleh nilai diatas interval 80 - 84,99. Hal ini juga terlihat dari nilai rata

rata hasil belajar hanya menempuh angka75,93. Oleh karena itu, diperlukan usaha

perbaikan guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.

Untuk meningkatkan hasil belajar juga harus diikuti dengan peningkatan motivasi

belajar siswa, karena dengan peningkatan motivasi belajar akan diikuti dengan

hasil belajar juga.

Menerapkan model pembelajaran yang relevan merupakan salah satu

tindakan yang dapat dilakukan oleh guru dalam usaha meningkatkan motivasi

belajar dan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pekerjaan


44

Dasar Teknik Otomotif terhadap peserta didik jurusan teknik kendaraan ringan di

SMK Swasta PAB 12 Saentis adalah salah satu alternatif penyelesaian masalah

yang masih dihadapi oleh guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif .

Peningkatan kualitas pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang

diamati yaitu motivasi dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan model pembelajaran

STAD (Student Teams Achievement Division) didesain pada Elemen

―Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya

Kerja Industri‖. Model pembelajaran STAD ini diharapkan mampu meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa.

Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini yaitu seperti dijelaskan pada

gambar berikut ini.


45

Kondisi Awal Tindakan Tujuan/Hasil

1. Pembelajaran 1. Pemilihan
1. Guru mampu
monoton & model
melaksanakan
masih berpusat pembelajaran
pembelajaran
pada guru yang paling
dengan
2. Metode tepat untuk
menerapkan
pembelajaran diterapkan
model
yang digunakan 2. Analisa
pembelajaran
masih metode pembelajaran
STAD di kelas
konvensional kooperatif tipe
2. Terdapat
3. Rendahnya STAD
peningkatan
motivasi siswa 3. Melaksanakan
motivasi belajar
untuk belajar pembelajaran
siswa dibanding
4. Rendahnya kooperatif tipe
dengan
proses, STAD di kelas
pembelajaran
kualitas,dan
sebelumnya
hasil
3. Terjadi
pembelajaran
peningkatan pada
kulaitas, proses,
dan hasil
pembelajaran

Diskusi Penerapan model


pemecahan pembelajaran
masalah kooperatif tipe STAD

Evaluasi awal Evaluasi Efek Evaluasi Akhir

Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian


Sumber: Tugas akhir Maulana Agung Sedayu, 2016.
46

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut

1. Motivasi belajar siswa jurusan teknik kendaraan ringan pada mata

pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif di SMK Swasta PAB 12

Saentis. dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Hasil belajar pekerjaan dasar teknik otomotif di SMK Swasta PAB 12

Saentis dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Swasta PAB 12 Saentis,

yang beralamat di Jl.Kali Serayu, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. SMK Swasta PAB 12 Saentis

merupakan salah satu sekolah pusat keunggulan di kabupaten Deli Serdang

dengan jumlah siswa 1050 yang terbagi atas lima kompetensi keahlian atau

jurusan.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung pada waktu yang sesuai untuk mata

pelajaran teknik otomotif dasar. Peneliti sebelumnya membuat kesepakatan

dengan sekolah untuk melakukan penelitian mulai dari tanggal 14 Oktober sampai

14 November 2022, pada tahun pelajaran 2022/2023.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel

dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel

dependen (variabel terikat).

47
48

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2016:68). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu X: Model

Pembelajaran.

3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:68). Variabel

terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model Pembelajaran. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu Y₁: Motivasi Belajar, Y₂: Hasil

Belajar. Hubungan ketiga variabel tersebut secara rinci disajikan pada gambar

berikut:

Y₁
r₁

Y₂
r₂

X = Model Pembelajaran Y₂ = Hasil Belajar


Y₁ = Motivasi Belajar r = Hubungan antar variabel

Gambar 2 Variabel Penelitian


Sumber : Buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D,

Prof.Dr.Sugiyono
49

Berdasarkan gambar diatas disimpulkan bahwa hubungan antar ketiga

variabel merupakan paradigma ganda dengan dua variabel dependen. Model

pembelajaran (X) yang diterapkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa

(Y₁), dan model pembelajaran (X) yang diterapkan juga akan mempengaruhi hasil

belajar siswa (Y₂). Sedangkan motivasi belajar siswa (Y₁) dengan hasil belajar

siswa (Y₂) akan saling mempengaruhi.

Maka dalam penelitian ini dipakai statistik parametris, yaitu digunakan

untuk menganalisis data interval dan ratio yang diambil dari populasi yang

berdistribusi normal. Pada penelitian ini data ordinal akan diperoleh pada variabel

dependen atau terikat yaitu tingkat motivasi belajar maupun peningkatan hasil

belajar peserta didik.

3.3 Subyek Dan Obyek Penelitian

Siswa yang terkena tindakan adalah subjek dari penelitian ini. Sebanyak 30

siswa kelas X 1 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Swasta PAB 12

Saentis tahun ajaran 2022/2023 dijadikan sebagai subjek kajian PTK ini. Siswa

dalam suatu kelas dikatakan heterogen karena mereka berasal dari berbagai latar

belakang suku, budaya, dan agama, serta karena mereka memiliki tingkat

pengetahuan, pemahaman, dan motivasi yang berbeda.

Obyek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari hasil

penelitian yang dilaksanakan. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
50

menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

di kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta PAB 12 Saentis.

3.4 Desain Penelitian

Metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK adalah metode yang

digunakan.pada penelitian ini. Menurut (Yudhistira, 2013)., penelitian tindakan

kelas atau dikenal juga dengan Classroom Action Research, adalah penelitian

ilmiah yang dilakukan dengan tindakan tertentu di dalam kelas dalam kondisi dan

situasi tertentu. Tindakan tersebut disertai dengan tindakan nyata untuk

memecahkan masalah, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

yang berlangsung di kelas. Dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya, jenis

penelitian tindakan kelas ini merupakan paradigma penelitian yang berbeda

dengan karakteristik yang agak berbeda. Penelitian tindakan kelas dapat dianggap

sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen yang berbeda ketika dilakukan

secara independen dari jenis penelitian lainnya

Karena data yang dikumpulkan selama tindakan dideskripsikan, maka

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif karena menggunakan

pendekatan kualitatif untuk mempelajari dan mengkaji datanya. Karena penelitian

ini diawali dengan perencanaan, perlakuan terhadap subjek penelitian, dan

evaluasi hasil yang diambil setelah perlakuan, maka disebut sebagai penelitian

eksperimen. Berdasarkan karakteristiknya, penelitian tindakan kelas sekurang-

kurangnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) didasarkan pada permasalahan

yang dihadapi guru dalam pembelajaran, 2) menyertakan praktik dalam

pelaksanaannya, 3) menyertakan penelitian serta seorang praktisi yang melakukan


51

refleksi, 4) bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran, dan 5)

dilaksanakan dalam rangkaian langkah-langkah dengan beberapa siklus (Agung,

2011).

Keputusan peneliti untuk mengangkat judul penelitian ini berawal dari isu

problem yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas terhadap

mata pelajaran PDTO di kelas X jurusan teknik kendaran ringan di SMK swasta

PAB 12 Saentis. Permasalahan tersebut di refleksikan untuk mendapatkan

alternatif pemecahan masalah sehingga dapat dilakukan tindakan konkret yang

terukur dan terencana. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif atau kerjasama

antara peneliti dengan guru bidang studi mata pelajaran PekerjaannDasar Teknik

Otomotif untuk melakukan tindakan di kelas, disamping melibatkan pengamat

dalam melaksanakan observasi terhadap perubahan motivasi belajer siswa

didalam kelas. Tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan agar guru sebagai partner

peneliti dapat memberikan arahan mengenai kebiasan didalam kelas kepada

peneliti.

Dengan diterapkannya model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division), penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO.

Sepanjang proses belajar mengajar, peneliti dan pengamat dengan cermat

mengamati dan mendokumentasikan situasi dan kondisi. Menurut model Kemmis

& Taggart, penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus dengan empat tahapan

yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Model ini diterapkan karena

memadukan kegiatan tindakan dan observasi, dimana peneliti dan pendidik


52

berinteraksi langsung dengan siswa sedangkan observer mengamati proses belajar

mengajar.

Jadi, Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan beberapa

siklus tergantung pada target keberhasilan yang telah ditentukan. Masing masing

siklus akan memuat keempat tahapan tersebut diatas yaitu perencanaan,

pengamatan, serta refleksi untuk memperoleh data yang akurat tentang

perkembangan motivasii serta hasil belajar siswa. Sehingga pihak observer juga

akan lebih leluasa memantau kekurangan pada setiap tindakan yang dilakukan

untuk kemudian dilakukan refleksi pada siklus berikutnya.


53

Perencanaan

Refleksi
Pra siklus

Pelaksanaan & Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus I

Pelaksanaan &Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II

Pelaksanaan &Pengamatan

Proses Bersiklus Pada Tindakan Seanjutnya

Gambar 3 Bagan siklus PTK model Kemmis &Mc.Taggard


Sumber: Arikunto,2014:16

Guru, peneliti, dan siswa berkolaborasi dalam kegiatan penelitian ini. Yang

dimaksud dengan ―kegiatan kolaboratif‖ pada penelitian ini adalah kegiatan di

mana setiap partisipan dalam penelitian memiliki tujuan yang sama meskipun

menjalankan tugas, tugas, dan kepentingan yang berbeda-beda.


54

Berikut ini adalah prosedur tindakan yang direncanakan yang akan

dilaksanakan untuk penelitian ini:

Tabel 3. 1 Tindakan penelitian

No Tindakan Output
1 1) Menetapkan isi pembelajaran 1. Siswa memahami
2) Menetapkan langkah-langkah atau langkah-langkah
model pembelajaran pembelajaran
3) Meninjau ulang pembelajaran dengan 2. Siswa menjawab soal
memberikan pre test pre test
2 Guru melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran 1. Siswa memahami
STAD, yaitu: materi pelajaran yang
1) Guru menyajikan dan menyampaikan diajarkan guru
informasi terkait materi pembelajaran 2. Siswa membentuk
Bahaya di Tempat Kerja kelompok sesuai
2) Guru membentuk kelompok dan arahan guru
menjelaskan cara membentuk 3. Siswa menuliskan dan
kelompok belajar yaitu setiap memahami materi
kelompok beranggotakan 5 siswa diskusi masing masing
3) Guru memberikan materi diskusi kelompok
kepada masing masing kelompok 4. Seluruh siswa akan
belajar bersama mengerjakan
4) Guru membimbing siswa untuk tugas kelompok dan
mengerjakan tugas kelompok dalam mengerti bersama
kelompok belajarnya masing masing 5. Siswa akan terlatih
5) Guru membimbing siswa untuk untuk
mempresentasikan hasil kerja mempresentasikan hasil
kelompok masing masing kelompok kerja kelompok
6) Guru memberikan kuis untuk 6. Siswa akan mengetahui
55

No Tindakan Output
dikerjakan masing masing siswa, tingkat pencapaiannya
kemudian pemeriksaan kuis dilakukan terhadap materi
dengan menukarkan dengan kelompok pelajaran
lain 7. Siswa akan semakin
7) Guru memberikan penghargaan termotivasi untuk
berupa applause/tepuk tangan dan belajar dengan giat
pujian atas nilai pengerjaan kuis yang
diperoleh siswa
3 Melakukan evaluasi hasil pembelajaran Hasil sebagai alat ukur
dasar bagi siswa
dan memberi saran kepada siswa untuk
berdasarkan tes siklus I
mendalami materi pelajaran

4 Memberikan informasi Penugasan kepada Peningkatan kemampuan


siswa dalam pembelajaran
siswa untuk pertemuan selanjutnya
STAD
(LKPD)

Pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan tindakan, maka


dilakukan tindakan berikutnya.

Tindakan yang akan dilakukan untuk memperoleh data dilaksanakan

dengan bentuk bersiklus. Siklus tersebut adalah prosedur dalam melaksanakan

penelitian yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Pra Siklus

Sebelum tindakan siklus pertama dilakukan, terlebih dahulu dilakukan

tindakan pra siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seperti apa kondisi awal

sebelum dilakukan penelitian. Pengamatan kondisi awal terhadap motivasi dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif diperiksa.

Pada tahap ini peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar
56

Teknik Otomotif untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Guru dan peneliti

membagikan angket motivasi belajar untuk mengetahui kondisi awal mengenai

motivasi belajar siswa dan soal pre test untuk mengetahui kondisi

awal/kemampuan awal siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran STAD. Hasil observasi yang dilakukan pada

pra siklus dijadikan sebagai bahan refleksi untuk penyusunan rencana pada siklus

I.

3.4.2 Siklus 1

Peneliti dan pendidik merencanakan unsur pembelajaran yang akan

dibatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus I guna meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif dengan

menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

Rencana ini didasarkan pada temuan refleksi pada pra siklus.

3.4.2.1 Tahap perencanaan tindakan siklus 1

Perlakuan awal terdiri dari observasi dan pembatasan tema, pengumpulan

informasi, kajian pustaka, dan penyusunan rencana tindakan pada tahap

perencanaan (planning). Mengidentifikasi dan membatasi tema merupakan

langkah awal dalam tahap perencanaan. Dengan menggunakan model

pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), peneliti

berkolaborasi dengan guru untuk membuat dan menyusun komponen

pembelajaran berupa modul ajar, materi pelajaran, lembar observasi, dan tes yang

telah divalidasi untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

pada mata kuliah Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif. Hanya materi pembelajaran
57

Elemen D yaitu ―Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3LH) dan Budaya Kerja

Industri‖ yang diajarkan dalam penelitian ini. Pada siklus pertama akan

mempelajari tentang prosedur K3LH, alat pelindung diri (APD), dan bahaya di

tempat kerja. Sedangkan Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Safety Talk Budaya

Kerja Industri, dan Budaya Kerja 5R/5S akan dibahas pada siklus II.

Diharapkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akan meningkat pada

setiap siklusnya yang merupakan tujuan dari keberhasilan siswa. Pada akhir siklus

terakhir diperkirakan nilai rata-rata motivasi belajar siswa akan lebih tinggi dari

85, dan akan terjadi peningkatan motivasi belajar sebesar 15% dari nilai rata-rata

sebelum penerapan model pembelajaran STAD. Dari sisi hasil belajar siswa

diharapkan dengan menerapkan model pembelejaran kooperatif tipe STAD ini

semua siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka dalam pembelajaran pada

setiap siklusnya. Hasil akhir pada penilaian hasil belajar yang diaharapkan adalah

seluruh peserta didik mampu mendapat nilai tuntas melebihi KKM yaitu 65, dan

rata-rata nilai yang didapat siswa >85 % dari nilai total benar keseluruhan, serta

persebaran nilai yang diaharapkan adalah >50% dari jumlah siswa memperoleh

nilai diatas 80 atau pada interval diatas 85. Pada akhir tindakan akan diberikan tes

kepada siswa untuk melihat hasil yang dicapai melalui pemberian tindakan.

3.4.2.2 Tahap implementasi tindakan siklus 1

Tahap tindakan (acting) terdiri atas implementasi rencana dan

pengumpulan data. Implementasi rencana merupakan langkah lanjutan dari

pembatasan tema dan perencanaan tindakan. Dalam implementasi rencana, guru


58

telah mempersiapkan model dan metode pembelajaran yang akan digunakan serta

telah menyusun instrumen apa saja yang akan digunakan saat pengambilan data

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua rencana yang telah disusun.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengadakan pembelajaran

pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif pada Elemen

―Keselamatan Dan Kesehatan Kerja(K3LH) dan Budaya Kerja Industri‖. Dengan

menerapkan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Adapun implementasi tindakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Implementasi tindakan siklus 1

No Kegiatan

Pendahuluan

1 Memulai pelajaran dengan salam dan doa


Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta didik untuk memulai
2
pembelajaran
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
3
Asesmen Diagnostik
4
Kegiatan inti

Guru menyajikan dan menyampaikan informasi terkait materi


5
pembelajaran Bahaya di Tempat Kerja
Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara membentuk
6 kelompok belajar yaitu setiap kelompok beranggotakan 5 siswa
7 Guru memberikan materi diskusi kepada masing masing kelompok
belajar
8 Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh guru
59

No Kegiatan

Masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi


9 kelompoknya
Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing masing siswa,
10 kemudian pemeriksaan kuis dilakukan dengan menukarkan dengan
kelompok lain
Guru memberikan penghargaan berupa applause/tepuk tangan dan
11
pujian atas nilai pengerjaan kuis yang diperoleh siswa
Penutup

13 Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan memberi saran kepada


siswa untuk mendalami materi pelajaran
Memberikan informasi Penugasan (LKPD)
14
Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Untuk mencapai motivasi belajar dan hasil belajar siswa hingga minimal

85 persen pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif menggunakan

model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), tindakan ini

akan terus dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.

3.4.2.3 Tahap pengamatan siklus 1

Tujuan dari tahap observasi adalah merekam proses dan hasil dari tindakan

yang telah dilakukan. Tahap refleksi tindakan dapat dibangun di atas tahap

observasi. Selama fase observasi, peneliti harus terbuka, tanggap, dan objektif.

Pada tahap ini, guru dan peneliti akan mengamati faktor negatif dan faktor

positif yang mempengaruhi pencapaian pada motivasi dan hasil belajar siswa.

Faktor negatif tersebut adalah faktor yang berlawanan dengan pencapaian pada
60

indikator motivasi belajar maupun hasil belajar. Sedangkan faktor positif adalah

faktor pendukung pada indikator motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

3.4.2.4 Tahap refleksi siklus 1

Tahapan reflecting atau refleksi terdari dari penyampaian hasil tindakan

kemudian melaksanakan pengamatan terhadap proses yang sudah dilakukan

apakah telah terdapat peningkatan. seperti yang diinginkan. Pada tahapan ini guru

akan meminta tanggapan dari pengamat tentang kegiatan pembelajaran yang

sudah dilakukan. Hasil tindakan yang didapat, jika masih belum menemui

peningkatan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu dilaksanakan planning

kembali terhadap siklus selanjutnya. Tahap ini akan dijadikan sebagai waktu

evaluasi tindakan yang sudah dilaksanakan dengan melakukan perbaikan pada

siklus selanjutnya.

Pada siklus 1, tahap refleksi digunakan untuk menyusun rencana tindakan

pada siklus berikutnya dengan memperhatikan hasil observasi siklus pertama.

Adapun kriteria yang dijadikan indikator keberhasilan pada tahap refleksi, antara

lain: apakah pembelajaran berjalan sesuai rencana, dan bagaimana model

pembelajaran STAD dapat digunakan di kelas untuk memotivasi siswa dan

membantu mereka berhasil?.

Pada penelitian ini, siklus berikutnya akan terus dilakukan sampai

mencapai target pencapaian pembelajaran yang diharapkan. Siklus berikutnya

dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi pada tahap I, sehingga dapat

memperbaiki kegagalan dalam pencapaian hasil pembelajaran yang diharapkan.

Setelah siklus pertama dilakukan, maka untuk pertemuan selanjutnya dilakukan


61

siklus kedua serta siklus ketiga dengan menerapkan langkah dan tahapan sama,

seperti pada siklus I. Akan tetapi, untuk melakukan tindakan pada siklus kedua

dan ketiga harus memperhatikan tahapan refleksi atau evaluasi pada siklus

pertama untuk memperoleh peningkatan hasil belajar yang diharapkan.

3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data mengenai motivasi

belajar peserta didik dan hasil belajarnya berdasarkan tiga siklus yang akan

dilakukan sebagai dasar untuk melihat dan menilai tingkat keberhasilan tindakan

perbaikan pembelajaran yang dilakukan.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1.1 Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

catatan yang mendukung dalam proses pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik

Otomotif menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement

Division). Dokumen yang digunakan antara lain Rencana Pembelajaran, program

tahunan, program semester, nilai hasil belajar siswa, dan hasil pengamatan

observer secara langsung.

3.5.1.2 Metode Observasi

Dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division), penelitian ini menggunakan observasi untuk

mengumpulkan informasi tentang segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. Dengan menerapkan model


62

pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), hal ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana siswa melaksanakan tindakan dan menjadi lebih

termotivasi untuk mempelajari Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif. Menurut

Sedayu (2016), lembar observasi dan catatan lapangan merupakan instrumen

teknik pengumpulan data.

Selain itu, kegiatan guru selama proses pembelajaran diamati. Panduan

mengajar guru modul ajar menguraikan sintak model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) untuk kegiatan guru yang diharapkan..

3.5.1.3 Metode Tes

Metode Tes yaitu teknik yang dipakai oleh peneliti untuk menguji atau

mengukur keterampilan dan tingkat pemahaman subyek untuk memperoleh data

tentang hasil belajar dan motivasi belajar siswa dengan memakai butir soal

maupun instrumen soal sesuai dengan kisi kisi dan bidang mata pelajaran yang

diteliti (Agung, 2011, p. 73). Kuesioner atau angket dengan 25 item yang telah

divalidasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang motivasi belajar.

Dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement

Division), diberikan 15 soal pilihan ganda kepada setiap siswa untuk mengukur

kemajuan dan peningkatan hasil belajar mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik

Otomotif. Empat ranah kognitif mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan

(C3), dan menganalisis (C4) dicakup oleh tes yang diberikan..

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang dapat

digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian disebut instrumen. Ketika


63

peneliti mengumpulkan informasi di lapangan, instrumen penelitian membantu

mereka mendapatkan data yang dibutuhkan Instrumen berikut akan digunakan

dalam penelitian tindakan kelas ini:

3.5.2.1 Lembar Observasi

Lembar observasi berfungsi sebagai panduan dalam mengamati target

pengukuran. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar, serta bagaimana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

selama proses pembelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. Peneliti merekam

berbagai pembelajaran di kelas, suasana, aktivitas guru, dan interaksi siswa-siswa

dengan menggunakan catatan lapangan. Peneliti melakukan kegiatan ini dengan

mencatat tindakan guru sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan

selama pembelajaran siklus I dan siklus II.

3.5.2.2 Kusioner/Angket

Peneliti memperoleh data menggunakan metode kuesioner (angket) yang

merupakan seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh

siswa. Oleh karenanya angket disebut juga wawancara tertulis. pengisian angket

dapat dilakukan siswa untuk memberikan informasi tentang dirinya sendiri,

(Wagiran, 2013). Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan tertulis yang dikirimkan

kepada responden, dan responden juga menuliskan cara menjawabnya. Kuesioner

ini bertujuan untuk melihat apakah responden bersedia menjawab pertanyaan

mengapa mereka ingin mengikuti pelatihan kerja dasar teknik otomotif di SMK

Swasta PAB 12 Saentis setelah menggunakan model pembelajaran STAD.


64

Skala Likert digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok dapat diukur dengan

menggunakan skala Likert, yang menggunakan sistem penilaian dari sangat positif

hingga sangat negatif (Soegiyono, 2011). Aturan penskoran pada setiap kriteria

yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju(S), Kurang Setuju(KS),Tidak Setuju(TS),

dengan penskoran masing masing untuk butir positif: 4,3,2,dan 1, sedangkan

untuk butir negatif yaitu 1,2,3, dan 4. Adapun kisi–kisi instrumen yaitu seperti

pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. 3 Kisi instrumen motivasi belajar

Variabel Indikator Deskriptor No Item Jumlah


Positif Negatif
Kehadiran 1 1
disekolah
Ketekunan Mengikuti 2,2,3,5 4,6 6
Belajar Pembelajaran di
ruangan
Ulet dalam Belajar dirumah 7,8, 2
Menghadapi Sikap terhadap 9 10 2
kesulitan kesulitan
Minat belajar Usaha mengatasi 11 12 2
kesulitan
Motivasi
Belajar Semangat belajar 13 1
Keinginan 14, 16 3
Prestasi Berprestasi 15
Kualifikasi hasil 17, 19 18 3
Penyelesaian Tugas 20, 21 22 3
Kemandirian Belajar diluar jam 23, 25 24 3
Belajar pelajaran
Jumlah 25

Setiap butir instrumen yang akan dipakai pada penelitian seharusnya

dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk menentukan butir

mana yang layak untuk digunakan dalam penelitian. Validasi instrumen yaitu
65

kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang akan dipakai. Bila suatu alat ukur

dikatakan valid, berarti data yang diukurnya akurat. Valid berarti instrumen

tersebut mampu mengukur apa yang perlu diukur. Keandalan instrumen, atau

konsistensi dalam melakukan pengukuran untuk mengumpulkan data, disebut

sebagai reliabilitasnya..

1) Validitas Angket

Instrumen yang dipakai untuk memperoleh data motivasi belajar siswa

adalah berupa angket yang telah divalidasi. Validasi menggunakan expert

judgment oleh pakar atau ahli yang sudah berpengalaman dalam memvalidasi

suatu instrumen. Dalam hal ini, para ahli atau individu yang berkompeten

dikonsultasikan setelah instrumen disusun seputar aspek-aspek yang akan diukur

menurut teori tertentu. eneliti akan mengkonsultasikan instrumen yang dibangun

sesuai dengan aspek yang akan diukur.

Peneliti akan mengkonsultasikan instrumen yang dibangun sesuai dengan

aspek yang akan diuku terhadap butir-butir tes yang akan digunakan dalam

instrumen penelitian dikonsultasikan dengan ahli untuk memvalidasi expert

judgment (Soegiyono, 2011).

Validasi experts judgment dilaksanakan dengan mengkonsultasikan dengan

para ahli butir-butir tes yang akan dipakai dalam instrumen penelitian. Jumlah

tenaga ahli yang dipakai pada pengujian ini adalah dua orang dosen validator.

Hasil dari validasi experts judgment menyatakan bahwa tes hasil belajar siswa

layak digunakan dengan perbaikan.


66

Setelah instrumen divalidasi oleh ahli, maka selanjutnya adalah

menghitung nilai validitas instrumen menggunakan rumus korelasi Product

Moment yaitu:

∑ (∑ )(∑ )
( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

Keterangan:

= r hitung

∑X = Skor butir tes yang akan dihitung validitasnya

∑Y = Skor total

∑XY= Jumlah perkalian didistribusi X dan Y

N = Jumlah Responden

∑ = Jumlah kuadrat skor X

∑ = Jumlah kuadrat skor total

Untuk perhitungan yang lebih mudah dalam mencari validitas item angket

dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. Kemudian

dikonsultasikan dengan pada taraf signifikan 5%.

2) Reliabilitas Angket

Untuk mendapatkan perhitungan nilai reliabilitas angket motivasi belajar

digunakan rumus sebagai berikut:


[ ][ ]

= Reliabilitas Instrumen

K = Jumlah butir soal/pertayaan


67

∑ = Jumlah varian butir

= Variabel total

Sedangkan jumlah varian butir dapat dihitung menggunakan rumus :

(∑ )

Untuk mencari reliabilitas item angket juga dapat dilakukan dengan

menggunakan Microsoft Excel 2010.

3.5.2.3 Soal Tes

Dengan menerapkan model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division), soal tes yang digunakan dalam pengamatan hasil belajar

siswa berupa soal uraian yang dikerjakan dalam kelompok kooperatif dan 15 soal

pilihan ganda yang dikerjakan secara individual untuk mengukur kemajuan

individu dan prestasi belajar siswa. peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Otomotif Kerja Dasar. Tabel berikut menggambarkan bagaimana

instrumen pengukur hasil belajar disusun sesuai dengan kisi-kisi pembelajaran

seperti berikut:
68

Tabel 3. 4 Kisi instrumen Pre test dan Post test siklus 1

Elemen Capaian Indikator Ranah Kognitif Jumlah


Pembelajaran C1 C2 C3 C4
Keselamatan (1). Prosedur Mampu 1,5,6, 2,3,8 15 4,7 15
& Kesehatan K3LH menjelaskan 10,11, ,
Kerja Serta dan 12,13, 9,
Lingkungan menerapkan 14,
Hidup prosedur
(K3LH) dan K3LH
Budaya dalam dunia
Kerja kerja
Industri industrri
(2). Alat Mengenal 17,18, 16,20 7
Perlindunga jenis APD, 19,21,
n Diri simbol 22
penggunaan
APD
(3). Bahaya Di Mengetahui 24,27, 23,2 25 8
Tempat jenis jenis 28,29, 6,
Kerja bahaya di 30
tempat kerja
Jumlah 30

Pada pembelajaran siklus kedua, peneliti mengambil data hasil penelitian

menggunakan 15 butir soal test pilihan ganda, dengan kisi kisi sebagai berikut:
69

Tabel 3. 5 Kisi instrumen hasil belajar siklus 2

Elemen Capaian Indikator Ranah Kognitif Jumla


Pembelajara C1 C2 C3 C4 h
n
Keselamata (1). Prosedur Mengetahu 1,4,5, 10
n dan dalam i dan 2,3,6,
Kesehatan keadaan menerapka 7,8,9,
Kerja Serta darurat n prosedur 10
Lingkungan dalam
Hidup keadaan
(K3LH) dan darurat di
Budaya tempat
Kerja kerja
Industri (2). Budaya Mengetahu 11,12 18,19 15,1 16 10
kerja i dan , , 7
safety talk menerapka 13,14
n budaya ,
kerja safety 20
talk di
dunia kerja
(3). Budaya Mengetahu 21,23 22,24 10
kerja i dan , ,
5R/5S menerapka 25,26
n budaya ,
kerja 27,28
5R/5S ,
29,30

Total 30

1) Validitas Soal

Dengan membandingkan isi instrumen dengan isi yang telah diajarkan

maka validitas isi instrumen dapat diuji dengan menggunakan tes. (Sugiyono,

2007, p. 353), Tes dikatakan tidak valid jika diberikan di luar materi yang

diajarkan. Akan ditentukan apakah soal yang diujikan dikatakan sesuai dengan
70

materi yang diajarkan setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Selanjutnya validitas instrumen dihitung secara manual menggunakan

rumus korelasi Product Moment, dan untuk mempercepat perhitungan digunakan

software microsoft excel 2010. Maka butir tersebut boleh dikatakan mempunyai

validitas isi.

2) Reliabilitas Soal

Untuk mencari reliabilitas item soal pilihan berganda juga dapat dilakukan

dengan menggunakan Microsoft Excel 2010. Kemudian dikonsultasikan

dengan pada taraf signifikan 5%.

3) Indeks Kesukaran Soal

Tingkat kesulitan suatu soal ditentukan oleh indeks kesukarannya. Indeks

kesukaran adalah perbandingan antara jumlah peserta tes dengan jumlah jawaban

yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa indeks kesukaran adalah 1,00 jika semua

siswa menjawab dengan benar. Sebaliknya, tingkat kesukaran adalah 0,00 jika

semua siswa memberikan jawaban yang salah.

Untuk cara yang lebih cepat perhitunganindeks kesukaran dapat dicari

menggunakan software microsoft Excel 2010.

Indeks kesukaran butir soal dapat dihitung menggunakan rumus:

Sedangkan kriteria indeks kesukaran butir soal adalah sebagai berikut:


71

Tabel 3. 6 Indeks kesukaran soal

Indeks Kesukaran Klasifikasi


>0,90 Terlalu Mudah
0,70-0,90 Mudah
0,30-0,69 Sedang
<0,30 Terlalu Sukar

4) Indeks Daya Pembeda

Daya beda butir instrumen merupakan suatu pernyataan tentang seberapa

besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara siswa pada

kelompok rendah dan siswa pada kelompok tinggi. Untuk mengetahui besarnya

indeks daya pembeda butir soal pilihan berganda, dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

= Jumlah siswa kelompok atas

= Jumlah siswa kelompok bawah

= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Tingkat/interpretasi indeks daya pembeda setiap butir instrumen dapat

ditentukan dengan rumus pada tabel berikut:


72

Tabel 3. 7 Interpretasi daya beda butir soal

Daya Pembeda Interpretasi/Penafsiran DP


DP ≥ 0,70 Baik Sekali
0,40 ≤ DP 0,70 Baik
0,20 ≤ DP 0,40 Cukup
DP < 0,20 Jelek

3.6 Indikator Keberhasilan

Proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya

atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran Slavin (2010:51). Indikator keberhasilan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa ≥ 75% jumlah siswa

minimal berkategori baik dan rata-rata skor kelas minimal berkategori baik.

Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar, ≥ 75% dari jumlah siswa

memenuhi KKM dan rata-rata nilai kelas ≥ 80 , dan > 50% siswa memperoleh

nilai diatas 80. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe

STAD pada pembelajaran PDTO dikatakan berhasil.

3.7 Teknik Analisis Data

Saat melakukan penelitian, teknik analisis data digunakan dengan maksud

untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Dalam

penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan analisis terhadap setiap aspek sejak

awal. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kuis individual yang diberikan

setiap siklus akan digunakan untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi dan

hasil belajar siswa yang ditinjau. Selain itu peningkatan motivasi dan hasil belajar

siswa akan dikategorikan sesuai tinjauan masing-masing. Hal ini dilakukan


73

dengan maksud untuk memahami gambaran data untuk setiap aspek yang

dianalisis. Motivasi dan hasil belajar siswa merupakan dua jenis data yang

dikumpulkan selama penelitian tindakan kelas ini pada setiap siklusnya. Setelah

pelaksanaan tindakan, kemudian dilakukan pengolahan/analisis terhadap data

yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan tersebut Pada akhir siklus, data

observasi dan tes hasil belajar merupakan data yang dikumpulkan.

Tujuan dari analisis data pada penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih

jauh tentang motivasi dan hasil belajar siswa. Statistik deskriptif dan analisis

deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Data

kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, sedangkan

data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Dalam penelitian ini data kuantitatif meliputi skor lembar observasi dan

signifikansi hasil belajar siswa. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisa data kuantitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif, akan

dikemukakan cara-cara penyajian data dengan tabel biasa maupun distribusi

frekuensi, grafik garis maupun batang, diagram lingkaran, piktogram, penjelasan

kelompok melalui modus, mean, dan variasi melalui rentang dan simpangan baku

(Sugiyono, 2010:208). Hasil belajar siswa dan hasil skor pada lembar observasi

berupa data kuantitatif yang dapat dianalisis secara statistik deskriptif. Hal yang
74

lebih penting adalah statistik deskriptif dapat digunakan untuk memaknai data

statistik kelas (Arikunto, n.d.).

Analisis motivasi belajar siswa digunakan untuk mengukur sejauh mana

motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan

melalui penilaian menggunakan Angket. Analisis hasil skor pada lembar angket

menggunakan analisis statistik deskriptif. Data kuantitatif tersebut berupa angka-

angka yang disajikan akan dideskripsikan kemudian dianalisis secara kualitatif.

Berikut langkah-langkah analisis data kuantitatif untuk analisis motivasi belajar

siswa: 1) menetapkan kriteria penskoran untuk setiap aspek sikap yang diamati, 2)

menjumlahkan skor untuk setiap aspek, dan 3) menggunakan rumus di bawah ini

untuk menentukan persentase skor sikap pada setiap aspek yang diamati:


Distribusi normal merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

dengan statistik deskriptif. Berikut yang dapat dilakukan untuk mengamati

motivasi belajar: 1) cari skor tertinggi yang mungkin, yaitu 4, 2) cari skor

terendah yang mungkin, yaitu 1, 3) temukan jumlah aspek yang diamati, yaitu 25,

dan 4) mencari rata-rata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi). Berikut

perhitungan yang digunakan:

Dengan ketentuan rumus tersebut, maka kategori penilaian motivasi belajar


75

peserta didik ditentukan sebagai berikut:

No Ketentuan Interval Nilai Nilai Kategori


1 X > Mi + 1,8 Sdi X > 85 Sangat Baik
2 Mi + 0,6 SDi < X < Mi + 1,8 Sdi 70< X <85 Baik
3 Mi – 0,6 SDi < X < Mi + 0,6 Sdi 55< X <70 Cukup
4 Mi – 1,8 SDi < X < Mi – 0,6 Sdi 40< X <55 Kurang
5 X < Mi – 1,8 σ X < 40 Sangat Kurang

Analisis hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana daya serap

siswa selama mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan melalui tes hasil

belajar. Analisis terhadap tes hasil evaluasi belajar siswa dilakukan dengan

analisis kuantitatif dengan menentukan rata-rata nilai tes. Rata-rata nilai tes

diperoleh dari penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan

jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Pemberian skor tes didasarkan pada

jumlah jawaban yang benar pada saat evaluasi. Angka skor yang digunakan dari

skala 0 sampai skala maksimal 100.

Sedangkan rumus untuk mencari persentase banyaknya peserta didik yang

dapat memperoleh nilai KKM yaitu sebagai berikut:


76

Data kualitatif penelitian ini berasal dari lembar observasi aktivitas guru

selama penelitian. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk melihat data

kualitatif. Dengan mendeskripsikan proses pembelajaran di kelas dilakukan

analisis data kualitatif. Deskripsi data yang dihasilkan oleh tindakan disajikan.

Miles dan Huberman (1984) berpendapat bahwa analisis data kualitatif sifatnya

berkesinambungan karena kegiatan dilakukan secara terus menerus dan interaktif

hingga selesai. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta

verifikasi adalah semua kegiatan dalam analisis data.. Aktivitas dalam analisis

data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data Penelitian

4.1.1 Kondisi Awal Sebelum Tindakan

Kondisi awal sebelum tindakan merupakan kondisi sebelum penerapan

model pembelajaran STAD siklus yang pertama pada pembelajaran. Pada kondisi

ini akan diperoleh data awal tentang keadaan pembelajaran dalam kelas, keadaan

motivasi belajar siswa, dan nilai hasil belajar siswa sehingga akan menjadi acuan

untuk membuat rencana tindakan pada siklus pertama.

Setelah dilakukan observasi pra siklus, maka diketahui beberapa hal yang

perlu di evaluasi dalam pembelajaran di kelas X TKR SMK PAB 12 Saentis, yaitu

sebagai berikut:

1) Guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif masih menerapkan

model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran dikelas.

2) Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan materi

pembelajaran dengan metode ceramah dari awal pembelajaran sampai

akhir sehingga siswa cenderung lebih pasif dan tidak dapat

mengembangkan kemampuan berfikirnya.

3) Dalam pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran secara teoritis,

sedangkan siswa hanya mendengar, menulis, dan mengerjakan soal yang

diberi oleh guru.

Keadaan ini akan menyebabkan pola pikir siswa akan sulit berkembang

dalam menalar pembelajaran, akibatnya ketika akan menghadapi ujian, siswa akan

mengalami kesulitan untuk memahami soal dan jawaban. Model pembelajaran

77
78

seperti ini akan membuat siswa mudah bosan dan tidak selalu memperhatikan

guru saat belajar. Hal ini akan membuat kelas menjadi hening dan membuat siswa

takut untuk bertanya atau mengutarakan pendapatnya, meskipun guru telah

memberi mereka kesempatan.

Karena pembelajaran masih bersifat satu arah yaitu berpusat dan terpusat

pada guru bukan pada siswa, maka kondisi pembelajaran tersebut di atas belum

dapat dikatakan telah terlaksana secara optimal karena interaksi antara guru dan

siswa belum terlihat. Siswa juga akan terlihat kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, serta akan memilih

untuk tidak bertanya jika menemui kesulitan belajar. Apabila keadaan ini

berlangsung secara terus menerus, akan berakibat pada motivasi belajar siswa

yang semakin menurun untuk belajar, siswa akan semakin tidak aktif dalam

pembelajaran dan hal ini akan berakibat fatal pada pencapaian hasil belajar siswa.

Kondisi seperti ini tidak akan sejalan dengan tujuan pembelajaran yang

menyatakan bahwa lulusan SMK harus memiliki keterampilan yang sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja, yang akan berpengaruh pada kehidupan siswa di kemudian

hari..

Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh guru mata

pelajaran PDTO yang mengatakan bahwa motivasi belajar siswa untuk belajar

sangat rendah dan mengakibatkan hasil belajar siswa juga mengalami penurunan

dari tahun sebelumnya. Keadaan ini dibuktikan dengan dokumentasi perolehan

hasil belajar siswa mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang telah

disajikan sebelumnya pada latar belakang penelitian.


79

Sebelum memasuki tindakan siklus pertama, maka peneliti terlebih dahulu

mengukur kemampuan awal siswa tentang materi pelajaran prosedur K3LH, Alat

Pelindung Diri(APD), serta bahaya di tempat kerja, dengan memberikan 15 butir

soal pilihan berganda untuk dijawab dalam 15 menit dan dijawab secara pribadi.

Setelah selesai proses penilaian terhadap lembar kerja dilakukan, maka diperoleh

data nilai hasil belajar siswa yang disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 1 Data hasil belajar pra siklus

No Nama Nilai No Nama Nilai

1 Abdul M 33,33 16 Krisjhon Girsang 26,66

2 Aditia Arya P 53,33 17 M Rizalul 33,33


3 Adly Ramadhan 13,33 18 Mhd Rafiq Riski 53,33
4 Akbar Rahmadani 46,66 19 Muhammad Dimas P 53,33
5 Bahar Wirangga 46,66 20 Muhammad Rafli 53,33
6 Darwin 53,33 21 Raihan Mulia 66,66
7 Darwis Pratama 26,66 22 Rama Dani 46,66
8 Dedi Syahputra 53,33 23 Rifky Anugrah 53,33
9 Diki K 40,00 24 Rizky Maulana 80,00
10 Dimas S 40,00 25 Roni Sanjaya 53,33
11 Dio Ananda S 40,00 26 Simon Syahputra 40,00
12 Doni Wahyudi 33,33 27 Suhendra 20,00
13 Hanafi Dzakirah 80,00 28 Sultan Syahbana 66,66
14 Ikbal Alparoji 66,66 29 yogi lesmana 20,00
15 Jhon Willy 73,33 30 Yuda Afriansa 26,66
Rata rata 46,44

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 46,67

dengan nilai terendah adalah 13,33, dan nilai tertinggi 80. Untuk mengetahui lebih
80

jelas penyebaran nilai pada tindakan pra siklus diatas, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4. 2 Sebaran data hasil belajar pra siklus

Nilai Frekuensi Persentase(%) Kategori


< 75 28 93,33 ≤ KKM
75-79,99 0 0 >KKM
80-89,99 2 6,66 >KKM
90-99,99 0 0 > KKM
100 0 0 >KKM

Tabel di atas dapat digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa sebagian

besar siswa masih mendapat nilai di bawah KKM dalam hal pengetahuan atau

kemampuan awal PDTO. Data pada tabel tersebut akan dijadikan sebagai nilai

awal pra siklus untuk dibandingkan pada nilai siklus pertama yang akan dilakukan

selanjutnya dengan menerapkan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran

Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

4.1.2 Kondisi Siklus I

4.1.2.1 Perencanaan

Pada siklus pertama, peneliti dan pendidik membuat rencana tindakan

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa berdasarkan observasi dari

pra-siklus sebelumnya. Guru dan peneliti bekerja sama untuk membuat sejumlah

komponen pembelajaran yang telah divalidasi sebelumnya, antara lain lembar

observasi, modul ajar, bahan ajar, dan tes hasil belajar siswa. Model pembelajaran

STAD (Student Teams Achievement Division) digunakan untuk mengatur berbagai

komponen pembelajaran. Pembatasan pada penelitian pada tahap siklus I ini

adalah pada Elemen D, yaitu keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
81

hidup (K3LH) dan budaya kerja industri, sedangkan capaian pembelajaran yang

dibatasi pada siklus pertama ini adalah praktik kerja yang aman yang meliputi

prosedur K3LH dan Penggunaan APD, serta Bahaya di tempat kerja..

4.1.2.2 Tindakan

Pada tahap ini, semua rencana yang telah dibuat dilakukan secara

sistematis untuk menangani permasalahan yang ditemui. Tindakan yang dilakukan

adalah mengadakan pembelajaran pada mata pelajaran PDTO, dengan

menerapkan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)

sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ditemui yakni meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Tabel berikut menunjukkan bagaimana

tindakan yang dilakukan pada siklus pertama dilaksanakan

Tabel 4. 3 Implementasi tindakan siklus 1

No Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1 Membuka dan memulai pembelajaran dengan salam dan doa
2 Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memulai pembelajaran
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran materi prosedur K3LH dan Penggunaan
APD, serta Bahaya di tempat kerja.
4 Memberikan pertanyaan pemantik kepada siswa mengenai hal penting dalam
topik pembelajaran
5 Menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran STAD yang akan
diterapkan selama empat pertemuan selanjutnya
5
Kegiatan Inti
6 Guru menyampaikan materi pelajaran prosedur K3LH dan Penggunaan
APD, serta Bahaya di tempat kerja.
82

No Kegiatan Pembelajaran
7 Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
mereka pahami jika Anda memberi mereka kesempatan untuk mengamati
materi pelajaran yang telah dibahas oleh guru.
8 Membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok mengenai materi pelajaran
yang sudah diajarkan oleh guru, terutama tentang materi yang belum
dimengerti
9 Memberikan kuis kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dan
didiskusikan bersama angggota kelompok,
10 Membimbing peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi dan
pengerjaan tugas kuis pada setiap kelompok kooperatif mengenai materi
prosedur K3LH dan Penggunaan APD, serta Bahaya di tempat kerja.
11 Melakukan evaluasi atau penilaian terhadap hasil kerja kelompok dan
pengerjaan kuis
12 Pemberian pujian atau tepuk tangan sebagi bentuk penghargaan kepada
kelompok kooperatif yang memperoleh nilai tertinggi bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar setiap anggota.
Penutup
13 Memberikan soal langsung kepada setiap peserta didik untuk dikerjakan
secara individu dengan tujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa mengenai materi bahaya di tempat kerja,
penggunaan APD, dan prosedur K3LH.
14 Membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan dari serangkaian
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan
15 Refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan untuk diperbaiki pada
pertemuan/siklus berikutnya
16 Memberikan informasi penugasan berupa PR tentang materi pada pertemuan
selanjutnya
17 Menutup pembelajran dengan salam dan doa
83

4.1.2.3 Pengamatan

Proses pengamatan dilaksanakan oleh peneliti bersama dengan guru guna

menilai motivasi dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pekerjaan

Dasar Teknik Otomotif dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD), pengamatan pada motivasi belajar peserta didik

dilaksanakan setelah proses pembelajaran siklus pertama dilakukan dengan

menggunakan angket yang telah divalidasi sebelumnya.

Pada tindakan pengamatan ini, disamping aktivitas mengamati kegiatan

belajar siswa, observer juga akan melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru

apakah sesuai dengan instrumen lembar observasi yang sudah disusun sebelumnya

yaitu sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran tipe Student Teams

Achievement Division.

Proses pembelajaran pada siklus pertama dimulai dengan pendahuluan

yang terdiri dari penyampaian tujuan pembelajaran, selanjutnya memotivasi

peserta didik untuk belajar, dan pembagian kelompok kooperatif. Pembagian

kelompok dilpilih secara heterogen dengan jumlah anggota 5-6 orang, dan pada

saat pembagian ini siswa cenderung menjadi kurang terkendali karena beberap

siswa yang ingin menentukan anggota kelompok sendiri, dan ada juga yang

menyarankan supaya membentuk kelompok berdasarkan absebsensi, namun

keadan tersebut dapat dikendalikan oleh guru. Selanjutnya guru memulai materi

pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division.


84

Pada tahap kegiatan inti, guru dan peneliti berkolaborasi menyampaikan

materi pelajaran dasar program keahlian tentang prosedur K3LH dan Penggunaan

APD, serta Bahaya di tempat kerja. Sementara guru menyampaikan materi

pelajaran, siswa memperhatikan dan menuliskan materi yang disampaikan oleh

guru pada buku catatannya. Namun pada tahapan ini masih ditemukan siswa yang

tidak fokus pada materi pelajaran yang sedang dijelaskan guru, ada juga beberapa

siswa yang masih berbincang bersama temannya. Ketika guru memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menanya, bahkan tidak ditemukan

tanggapan yang positif dari peserta didik, dan ketika sesekali dilemparkan

pertanyaan terkait pelajaran kepada peserta didik, tidak banyak yang dapat

menjawab pertanyaan tersebut.

Selanjutnya pada kegiatan kelompok, masih diemukan sebagian kecil

siswa yang tidak ikut berpastisipasi dalam diskusi kelompok dan pengerjaan kuis

kelompok. Pada keadaan seperti ini, interaksi dan kerjasama antar sesama anggota

kelompok masih rendah, dan masih banyak siswa yang menanya pada guru, dan

bukan pada temannya terlebih dahulu tentang deskripsi tugas yang telah

dijelaskan sebelumnya. Ketika tugas kelompok selesai, guru diharapkan aktif

membantu siswa yang mengalami kesulitan. Setelah itu, setiap kelompok

menampilkan jawaban kuis dan hasil diskusi untuk diskusi kelompok.

Berdasarkan setting tersebut, terlihat sangat jelas bahwa masih banyak siswa yang

kurang percaya diri saat menjelaskan pengerjaan soal dan hasil diskusi

kelompoknya. Di sini juga terlihat jelas bahwa masih sedikit interaksi antar

kelompok dalam hal tanya jawab. Pada tahapan ini, proses evaluasi hasil
85

pengerjaan kuis dilakukan bersamaan dengan diskusi kelompok karena materi

diskusi masih berkaitan dengan soal kuis. Setelah diskusi dan penilaian kuis

selesai, maka diberikan penghargaan pada kelompok yang memperoleh nilai

paling tinggi, dan kepada kelompok yang paling aktif dalam melaksanakan

diskusi.

Pada kegiatan penutup, peserta didik membuat kesimpulan dari

serangkaian pembelajaran dengan dipandu oleh guru dari proses pembelajaran

yang telah dilakukan, serta penguatan materi tentang prosedur K3LH dan

Penggunaan APD, serta Bahaya di tempat kerja. Kegiatan dilanjutkan dengan

pemberian penugasan berupa pekerjaan rumah PR serta memberi informasi

kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Sebelum proses pembelajaran ditutup, peneliti memberikan soal post test

untuk siklus pertama terkait dengan materi prosedur K3LH dan Penggunaan

APD, serta Bahaya di tempat kerja, yang dikerjakan secara pribadi. Soal post test

berjumlah 15 butir pilihan berganda dikerjakan dalam waktu 15 menit, akan tetapi

8-10 menit pertama semua siswa sudah selesai mengerjakan soal tersebut. Soal

post test ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PDTO pada materi prosedur K3LH dan Penggunaan

APD, serta Bahaya di tempat kerja.

Dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD), peneliti melakukan proses observasi untuk mengevaluasi

motivasi siswa pada akhir pembelajaran prosedur K3LH, penggunaan alat

pelindung diri (APD), dan bahaya di tempat kerja. Angket tervalidasi yang diisi
86

siswa berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri setelah mengikuti pembelajaran

yang diberikan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran STAD

digunakan untuk menilai motivasi siswa. Adapun pesentase hasil pengamatan

motivasi belajar siswa pada siklus pertama setelah dihitung menggunakan rumus

adalah disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. 4 Sebaran data motivasi belajar siklus 1

Nilai Nilai
No Nama (%) No Nama (%)
16 Krisjhon Girsang 76,00
1 Abdul M 79,00
17 M Rizalul 79,00
2 Aditia Arya P 83,00
18 Mhd Rafiq Riski 86,00
3 Adly Ramadhan 76,00
19 Muhammad Dimas P 88,00
4 Akbar Rahmadani 71,00
20 Muhammad Rafli 65,00
5 Bahar Wirangga 64,00
21 Raihan Mulia 72,00
6 Darwin 73,00
22 Rama Dani 80,00
7 Darwis Pratama 63,00
23 Rifky Anugrah 79,00
8 Dedi Syahputra 84,00
24 Rizky Maulana 79,00
9 Dikki K 85,00
25 Roni Sanjaya 87,00
10 Dimas S 70,00
26 Simon Syahputra 76,00
11 Dio Ananda S 66,00
27 Suhendra 79,00
12 Doni Wahyudi 77,00
28 Sultan Syahbana 86,00
13 Hanafi Dzakirah 80,00
29 yogi Lesmana 88,00
14 Ikbal Alparoji 83,00
30 Yuda Afriansa 65,00
15 Jhon Willy 76,00
Rata-rata 76,90

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data motivasi belajar siswa pada

capaian pembelajaran prosedur K3LH dan penggunaan APD, Serta Bahaya di


87

tempat kerja pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif siklus

pertama. Dari 30 peserta didik yang mengikuti pembelajaran dapat disimpulkan

tingkat motivasi belajar siswa dapat dikategorikan baik dengan rata-rata skor yang

diperoleh 76,90 %. Sebaran data tingkat motivasi belajar siswa dapat dilihat lebih

jelas pada tabel di bawah ini..

Tabel 4. 5 Persentase motivasi belajar siswa

> 85 Sangat baik 5 siswa 16,66 %


70 –85 Baik 21 siswa 70 %
55 – 69 Cukup 4 siswa 13,33 %
40 – 54,9 Buruk
< 40 Sangat Buruk - -

Selanjutnya data hasil belajar siswa yang diperoleh setelah memeriksa

lembar jawaban post test peserta didik pada siklus pertama disajikan pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4. 6 Sebaran nilai post test hasil belajar siklus 1

No Nama Nilai No Nama Nilai


1 Abdul M 73,33 16 Krisjhon Girsang 80,00
2 Aditia Arya P 80,00 17 M Rizalul 80,00
3 Adly Ramadhan 66,66 18 Mhd Rafiq Riski 86,66
4 Akbar Rahmadani 73,33 19 Muhammad Dimas P 93,33
5 Bahar Wirangga 80,00 20 Muhammad Rafli 86,66
6 Darwin 80,00 21 Raihan Mulia 93,33
7 Darwis Pratama 66,66 22 Rama Dani 80,00
8 Dedi Syahputra 93,33 23 Rifky Anugrah 86,66
9 Diki K 86,66 24 Rizky Maulana 80,00
10 Dimas S 80,00 25 Roni Sanjaya 86,66
88

No Nama Nilai No Nama Nilai


11 Dio Ananda S 93,66 26 Simon Syahputra 86,66
12 Doni Wahyudi 86,66 27 Suhendra 73,33
13 Hanafi Dzakirah 80,00 28 Sultan Syahbana 86,66
14 Ikbal Alparoji 93,33 29 yogi Lesmana 73,33
15 Jhon Willy 80,00 30 Yuda Afriansa 66,66
Rata-rata 81,79

Nilai rata-rata siswa adalah 81,79, dengan nilai terendah 66,66 dan nilai

tertinggi 93,33, seperti terlihat pada tabel di atas. Tabel berikut mengilustrasikan

distribusi nilai selama siklus pertama sebelumnya secara lebih rinci::

Tabel 4. 7 Persentase nilai post test hasil belajar siklus 1

Nilai Frekuensi Persentase(%) Kategori


< 75 7 23,33 ≤ KKM
75-79,99 0 0 > KKM
80-89,99 18 60 >KKM
90-99,99 5 16,66 > KKM
100 0 0 >KKM

Tujuh siswa masih mendapat nilai di bawah KKM 75 setelah data pada

tabel di atas dikumpulkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk

meningkatkan hasil belajar pada siklus berikutnya, pelaksanaan pembelajaran

masih memerlukan refleksi dan evaluasi.

4.1.2.4 Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti dan guru bekerja sama

merefleksikan hasil dari tindakan yang dilakukan. Tindakan refleksi dilakukan

dengan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama dan

melakukan perubahan agar dapat diperbaiki dan digunakan pada siklus

berikutnya. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)


89

digunakan untuk melakukan refleksi terhadap motivasi belajar dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PDTO.

Berdasarkan data motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang diperoleh,

dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum berhasil, karena jumlah

siswa yang berkategori baik masih 4 orang atau 16,66 % dari keseluruhan siswa.

Hasil belajar siswa juga masih rendah, yaitu hanya 7 orang atau sekitar 23,33 %

dari keseluruhan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM

Berikut disajikan hasil refleksi pada siklus pertama dan perencanaan

tindakan yang direncanakan untuk dilakukan pada siklus kedua.

Tabel 4. 8 Hasil refleksi siklus 1

No Aspek Yang dinilai Permasalahan Rencana tindakan


1 Ketekunan Belajar Masih ditemukan siswa Guru memotivasi peserta
yang masih bermain didik untuk lebih serius
main dan kurang serius lagi untuk belajar. Dan
ketika mengikuti membagikan pengalaman
pembelajaran K3LH serta guru/peneliti tentang
Budaya Kerja Industri K3LH ketika
melaksanakn PKL di
perusahaan
2 Keuletan dalam Peserta didik lebih Guru memberi semangat
menghadapi memilih berhenti(putus kepada peserta didik
kesulitan asa) untuk mengulang sambil membimbing
pelajaran yang sulit dalam memahami dan
dimengerti mengulang kembali
pelajaran yang sulit di
mengerti
3 Minat belajar Yang menjadi masalah Guru mencari sumber
90

No Aspek Yang dinilai Permasalahan Rencana tindakan


pada minat belajar siswa pelajaran dari internet
adalah tidak adanya dan buku dan
sumber lain untuk menyajikannya
dijadikan sebagai menggunakan infokus
referensi dalam untuk menambah refrensi
mengikuti pelajaran pembelajaran dengan
tujuan meningkatkan
minat belajar siswa.
4 Prestasi Beberapa peserta didik Guru memacu kefokusan
acuh tak acuh untuk siswa dengan
belajar dan membiarkan melemparkan pertanyaan
pelajaran berlangsung pertanyaan terkait materi
begitu saja tanpa ada yang dimulai dari
target yang harus dicapai pertanyaan sederhana
hingga pertanyaan yang
lebih kompleks
5 Kemandirian belajar Masih banyak siswa yang Guru mengusahakan
kesulitan memahami dan penjelasan yang lebih
menyelesaikan dengan detail dengan bahasa
baik tugas-tugas yang yang lebih sederhana
diberikan oleh guru.. serta memberikan contoh
kasus dahulu sebelum
memberikan penugasan
4.1.3 Kondisi Siklus II

4.1.3.1 Perencanaan

Peneliti dan guru menyusun rencana tindakan pada siklus II berdasarkan

hasil refleksi sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Pada siklus kedua, peneliti kembali bekerja sama dengan pendidik untuk
91

menyusun dan mengembangkan modul ajar Mata Kuliah Dasar Teknik Otomotif

yang menganut model pembelajaran STAD. Hasil pembelajaran Prosedur Darurat,

budaya kerja Safety Talk, dan Budaya Kerja 5R/5S yang masih termasuk dalam

komponen ―Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH) dan

Budaya Kerja Industri)‖ dilakukan oleh peneliti dan pendidik pada siklus kedua..

4.1.3.2 Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari semua perencanaan yang telah

disusun sebelumnya. Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian siklus kedua

ini adalah kembali melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran dasar

program keahlian dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi

belajar dan hasil belajar peserta didik. Berikut ini adalah tindakan yang dilakukan

selama siklus kedua yang telah diimplementasikan:

Tabel 4. 9 Implementasi tindakan siklus 2

No Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1 Membuka dan memulai pembelajaran dengan salam dan doa
2 Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta didik untuk memulai
pembelajaran
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Asesmen Diagnostik
Kegiatan Inti
5 Guru menyajikan dan menyampaikan informasi terkait materi pembelajaran
Budaya Kerja 5R/5S
6 Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara membentuk kelompok
belajar yaitu setiap kelompok beranggotakan 5 siswa
92

No Kegiatan Pembelajaran
7 Guru memberikan materi diskusi kepada masing masing kelompok belajar
8 Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh guru.
9 Masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
10 Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing masing siswa, kemudian
pemeriksaan kuis dilakukan dengan menukarkan dengan kelompok lain
11 Guru memberikan penghargaan berupa applause/tepuk tangan dan pujian
atas nilai pengerjaan kuis yang diperoleh siswa
Penutup
12 Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan memberi saran kepada siswa
untuk mendalami materi pelajaran
13 Memberikan informasi Penugasan (LKPD)
14 Menutup pembelajran dengan salam dan doa

4.1.3.3 Pengamatan

Proses pengamatan siklus kedua dilakukan oleh peneliti bersama dengan

guru untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan hasil belajar siswa

pda mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif dengan dengan menerapkan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Pengamatan

motivasi belajar peserta didik dilaksanakan dengan menggunakan angket yang

telah divalidasi, sedangkan pengamatan hasil belajar peserta didik dilakukan

dengan mengevaluasi hasil pengerjaan soal post test dan pre test yang sudah di

susun dan divalidasi sebelumnya. Pengamatan aktivitas guru juga dilaksanakan

dengan menggunakan lembar observasi, dengan tujuan untuk mengetahui apakah

guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)


93

Proses pembelajaran pada siklus pertama diawali dengan pendahuluan

yang terdiri dari penyampaian tujuan pembelajaran, selanjutnya memotivasi

peserta didik untuk belajar, dan pembagian kelompok kooperatif. Pembagian

kelompok dilpilih secara heterogen dengan jumlah anggota 5-6 orang, dan pada

saat pembagian ini siswa cenderung menjadi kurang terkendali karena beberapa

siswa yang ingin menentukan anggota kelompok sendiri, dan ada juga yang

menyarankan supaya membentuk kelompok berdasarkan absensi, namun keadan

tersebut dapat dikendalikan oleh guru. Selanjutnya guru memulai materi pelajaran

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division.

Pada tahap kegiatan inti, guru dan peneliti berkolaborasi menyampaikan

materi pelajaran dasar program keahlian pada capaian pembelajaran Prosedur

Dalam Keadaan Darurat, Budaya kerja Safety Talk, dan Buday Kerja 5R/S.

Sementara guru menyampaikan materi pelajaran, siswa memperhatikan dan

menuliskan materi yang disampaikan oleh guru pada buku catatannya. Pada

tahapan ini semua siswa sudah dapat mengamati dan memperhatikan guru dengan

serius ketika menjelaskan pelajaran serta sesekali guru juga melemparkan

pertanyaan untuk menjaga siswa tetap fokus selama penyampaian materi

berlangsung. Pada saat guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanya,

sebagian besar siswa atau setidaknya setiap kelompok sudah mengajukan

pertanyaan terkait materi yang telah direncanakan sebelumnya, peserta didik juga

merespon dengan baik jawaban dari guru dan teman yang berusaha

menyampaikan pendapatnya, meskipun jawaban dari siswa masih kurang tepat


94

namun sangat diapresiasai ketika peserta didik memiliki keberanian untuk

mengutarakan jawaban/pendapatnya.

Dalam kegiatan kelompok, tampak setiap anggota kelompok berpartisipasi

dalam mengerjakan, dan menyampaikan jawaban masing masing ketika

pemeriksaan kuis. Dalam siklus ini juga ditemukan bahwa interaksii diantara

setiap anggota kelompok sudah cukup baik namun masih didapati 1, 2 orang siswa

yang kurang aktif, namun sudah terjadi peningkatan dibanding dengan keadaan

pada siklus sebelumnya. Guru memainkan peran penting dalam diskusi kelompok

ini dengan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar

kelompok dan mendorong mereka untuk berkolaborasi untuk kepentingan

keberhasilan kelompoknya. Langkah berikutnya, yang melibatkan pertukaran

lembar jawaban untuk setiap kelompok setelah setiap kelompok menyelesaikan

tugas yang diberikan, adalah memeriksa jawabannya. Penyampaian jawaban

setiap soal yang telah dikerjakan dilakukan dalam bentuk presentasi, sehingga

setiap anggota dapat menyampaikan jawaban masing masing kelompok dan guru

akan memberikan evaluasi akhir dan poin terhadapa kelengkapan jawaban.

Dengan maksud untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih baik lagi

pada pembelajaran selanjutnya, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh

nilai tertinggi setelah mencentang semua jawaban dan penghargaan/apresiasi

berupa tepuk tangan atau tepuk tangan dan pujian.

Setelah kegiatan inti selesai, dilanjutkan dengan kegiatan penutup, pada

bagian ini peserta didik membuat kesimpulan dari serangkaian pembelajaran

dengan dipandu oleh guru dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, serta
95

penguatan materi tentang Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Budaya kerja Safety

Talk, dan Buday Kerja 5R/S. Kegiatan dilanjutkan dengan memberi penugasan

berupa pekerjaan rumah (PR) dan menginformasikan pembelajaran pada

pertemuan berikutnya

Pada pertemuan terakhir siklus kedua ini, guru memberikan 15 butir soal

post test pilihan berganda yang harus dikerjakan dalam waktu 15 menit dan

dikerjakan secara pribadi. Soal yang dibagikan yaitu soal mengenai materi pada

siklus kedua yaitu tentang Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Budaya kerja Safety

Talk, dan Buday Kerja 5R/5S. Setelah soal tersebut selesai dikerjakan, peneliti

juga memberikan angket motivasi belajar untuk diisi pada siklus kedua ini, semua

instrumen soal yang diberikan sudah di validasi terlebih dahulu. Pada saat

pengerjaan soal tersebut berlangsung, guru berperan untuk mengawasi peserta

didik supaya soal dikerjakan dengan serius dan tidak ada yang mencontek. Pada

pengerjaan soal tersebut peneliti memperhatikan siswa lebih serius mengerjakan

soal yang diberikan dibanding dengan pengerjaan pada siklus sebelumnya. Setelah

pengerjaan instrumen hasil belajar dan motivasi belajar selesai, maka guru

mengumpulkan jawaban, kemudian guru menegaskan kembali, bahwa kesimpulan

dari proses pembelajaran yang telah selesai dilaksanakan, yakni pada elemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya

Kerja Industri, adalah keselamatan dan kesehatan kerja merupkan hal yang paling

diutamakan dalam setiap pekerjaan khususnya dalam dunia kerja industri

otomotif. Dengan demikian, ilmu yang telah diperoleh selama pembelajaran

berlangsung dapat diterapkan ketika peserta didik akan memulai bekerja atau
96

magang di perusahaan otomotif atau bengkel. Diakhir pembelajaran, guru

memberi penugasan berupa pekerjaan rumah serta memberikan informasi

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Proses pengamatan yang dilekukan oleh peneliti bersama dengan guru

untuk menilai motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dilakukan dengan

menerapkan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan setiap awal

dan akhir siklus dilakukan pengambilan data motivasi dan hasil belajar melalui

pengerjaan soal pilihan berganda dan angket yang sudah divalidasi sebelumnya.

Adapun hasil pengamatan pada motivasi belajar siswa pada siklus kedua ini

dasajikan didalam tabel dibawah ini:

Tabel 4. 10 Sebaran data motivasi belajar siklus 2

Nilai Nilai
No Nama No Nama
(%) (%)
1 Abdul M 88,00 16 Krisjhon Girsang 89,00
2 Aditia Arya P 91,00 17 M Rizalul 93,00
3 Adly Ramadhan 94,00 18 Mhd Rafiq Riski 96,00
4 Akbar Rahmadani 87,00 19 Muhammad Dimas P 86,00
5 Bahar Wirangga 85,00 20 Muhammad Rafli 87,00
6 Darwin 92,00 21 Raihan Mulia 93,00
7 Darwis Pratama 83,00 22 Rama Dani 92,00
8 Dedi Syahputra 95,00 23 Rifky Anugrah 89,00
9 Dikki K 95,00 24 Rizky Maulana 93,00
10 Dimas S 84,00 25 Roni Sanjaya 95,00
11 Dio Ananda S 85,00 26 Simon Syahputra 93,00
12 Doni Wahyudi 87,00 27 Suhendra 88,00
97

Nilai Nilai
No Nama No Nama
(%) (%)
13 Hanafi Dzakirah 94,00 28 Sultan Syahbana 96,00
14 Ikbal Alparoji 95,00 29 yogi Lesmana 91,00
15 Jhon Willy 90,00 30 Yuda Afriansa 89,00
Rata-rata 90,50

Berdasarka tabel diatas, diperoleh data motivasi belajar siswa pada capaian

pembelajaran Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Budaya Kerja Safety Talk, dan

Budaya kerja 5R/5S pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif siklus

pertama. Dari 30 peserta didik yang mengikuti pembelajaran dapat diambil

kesimpulan bahwa tingkat motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari

siklus sebelumnya. Berdasarkan data diatas tingkat motivasi belajar siswa dapat

dikategorikan baik dengan rata-rata skor yang diperoleh 90,50 %. Penyebaran data

tingkat motivasi belajar peserta didik dapat dilihatt dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. 11 Persentase motivasi belajar siklus 2

> 85 Sangat baik 26 siswa 86,66 %


70 –85 Baik 4 siswa 13,33 %
55 – 69 Cukup - -
40 – 54,9 Buruk - -
< 40 Sangat Buruk - -

Selanjutnya data hasil belajar siswa yang diperoleh setelah memeriksa

lembar jawaban post test peserta didik pada siklus kedua disajikan pada tabel

berikut:
98

Tabel 4. 12 Sebaran nilai post hasil belajar test siklus 2

No Nama Nilai No Nama Nilai


(%) (%)
1 Abdul M 93,33 16 Krisjhon Girsang 86,66
2 Aditia Arya P 86,66 17 M Rizalul 93,33
3 Adly Ramadhan 86,66 18 Mhd Rafiq Riski 86,66
4 Akbar Rahmadani 93,33 19 Muhammad Dimas P 93,33
5 Bahar Wirangga 86,66 20 Muhammad Rafli 86,66
6 Darwin 86,66 21 Raihan Mulia 100,00
7 Darwis Pratama 93,33 22 Rama Dani 93,33
8 Dedi Syahputra 100,00 23 Rifky Anugrah 80,00
9 Dikki K 93,33 24 Rizky Maulana 93,33
10 Dimas S 93,33 25 Roni Sanjaya 93,33
11 Dio Ananda S 86,66 26 Simon Syahputra 86,66
12 Doni Wahyudi 93,33 27 Suhendra 80,00
13 Hanafi Dzakirah 93,33 28 Sultan Syahbana 86,66
14 Ikbal Alparoji 100,00 29 yogi Lesmana 93,33
15 Jhon Willy 93,33 30 Yuda Afriansa 93,33
Rata-rata 90,66

Nilai rata-rata siswa adalah 91,11, dengan nilai terendah 80 dan nilai

tertinggi 100, seperti terlihat pada tabel di atas. Pembagian skor pada tindakan

siklus II yang diuraikan di atas dapat lebih jelas dilihat pada tabel di bawah ini:
99

Tabel 4. 13 Persentase nilai post test siklus 2

Nilai Frekuensi Persentase(%)


< 75 - 0
75-79,99 - 0
80-84,99 2 6,66
85-89,99 11 36,66
90-95,99 14 46,66
96-100 3 10,00

Terlihat dari data yang terkumpul yang ditunjukkan pada tabel di atas

bahwa tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 75. Bahkan 50 %

dari keseluruhan siswa memperoleh nilai diatas 90, dan terdapat 3 siswa yang

memperoleh nilai sempurna yaitu 100. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran STAD berhasil diterapkan pada mata pelajaran

Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif, serta mengalami peningkatan. Akan tetapi

masih perlu dilakukan refleksi dan evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar pada

siklus selajutnya.

4.1.3.4 Refleksi

Peneliti dan guru bekerja sama selama fase refleksi siklus kedua untuk

mendeskripsikan tindakan yang telah dilakukan. Mereka melakukannya dengan

mengevaluasi sejumlah kegiatan yang telah dilakukan dan melakukan

penyesuaian untuk menghasilkan berbagai jenis tindakan perbaikan untuk siklus

selanjutnya. Dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD), tujuan refleksi adalah untuk meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik

Otomotif.
100

Mencermati data hasil belajar siswa pada elemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya Kerja Industri pada

siklus II juga dapat diartikan adanya peningkatan yang berarti tindakan yang

dilakukan berhasil, karena semua siswa mendapat nilai di atas KKM, dan tiga

orang siswa atau kurang lebih 10% dari jumlah keseluruhan mendapat nilai

sempurna 100. Berdasarkan data observasi pembelajaran pada unsur Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH), motivasi belajar siswa siklus II

telah meningkat.

4.2 Pengujian Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan yang diatasi pada penelitian ini, maka hipotesis

tindakannya adalah terjadinya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PDTO dengan menerapkan model pembelajaran STAD

(Student Teams Achievement Division) di SMK Swasta PAB 12 Saentis. Dalam

analisis hasil penelitian, indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan tindakan

penelitian pada motivasi belajar adalah tidak ada lagi siswa yang berkategori

buruk (<54%), dan meminimalkan siswa yang berkategori Cukup (55-69%).

Artinya seluruh siswa diharapkan memiliki motivasi belajar pada kategori baik

atau bahkan Sangat Baik.

Karena peningkatan hasil belajar pada setiap siklus penelitian merupakan

tanda keberhasilan penelitian pada variabel hasil belajar, maka proporsi siswa

yang mendapat nilai di atas KKM juga harus meningkat. Selanjutnya pada akhir

siklus, diatas 50 % siswa harus memperoleh nilai diatas 90, dengan demikian

penelitian dapat dikatakan berhasil.


101

Tabel dan diagram berikut memberikan gambaran tentang persentase siswa

yang termotivasi untuk belajar pada setiap siklusnya.:

Tabel 4. 14 Persentase motivasi belajar setiap siklus

Siklus I Siklus II
< 54 % Buruk - - < 54 % Buruk - -
55 – 69 Cukup 4 Siswa 13,33 % 55 – 69 Cukup
% %
70 – 85 Baik 21 70% 70 – 85 Baik 4 Siswa 13,33
% Siswa % %
> 86 % Sangat 5 Siswa 16,66% > 86 % Sangat 26 86,66
Baik Baik Siswa %

Untuk melihat secara jelas peningkatan motivasi belajar siswa setiap

siklusnya maka disajikan pada diagram batang berikut:

90
80
70
60 Buruk
50 Cukup
40 Baik

30 Sangat Baik

20
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar 4 Diagram peningkatan motivasi belajar siswa


102

Jika dilihat dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa

yang memiliki motivasi pada kategori sangat baik mengalami peningkatan yang

sangat pesat yaitu sebesar 70 %, sedangkan siswa pada kategori Cukup

mengalami penurunan sebesar 13,33 %. Dengan demikian hipotesis penelitian

yang pertama yaitu ―Penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PDTO siswa kelas X di SMK Swasta

PAB 12 Saentis‖, dapat diterima.

Pada penelitian hasil belajar peserta didik menggunakan soal tes, didapat

data sebagai berikut.

Tabel 4. 15 Data hasil belajar setiap siklus

Pra Siklus Hasil Belajar Hasil Belajar


Interval Nilai Siklus I Siklus II
Pre Test Post Test Post Test
Jlh Siswa (%) Jlh Siswa (%) Jlh Siswa (%)
< 75 28 93,33 7 23,33 0 0
75-79,99 0 0 0 0 0 0
80-89,99 2 6,66 18 60,00 13 43,33
90-99,99 0 0 5 16,66 14 46,66
100 0 0 0 0 3 10,00

Berdasarkan data hasil belajar peserta didik pada yang disajikan pada tabel

diatas, pada tindakan pra siklus terdapat 93,33 % siswa yang memperoleh nilai

dibawah KKM, setelah dilakukan tindakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran STAD pada siklus I, jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah

KKM sudah menurun ke angka 23,33 %, kemudian pada siklus kedua tidak lagi

ditemukan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Pada akhir siklus II juga
103

dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas 90 mengalami kenaikan,

bahkan 10 % siswa memperoleh nilai sempurna. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada diagram berikut:

Gambar 5 Diagram Peningkatan hasil belajar setiap siklus


Berdasarkan uraian analisis data yang disajikan pada diagram diatas, maka

hipotesis penelitian yang berbunyi ―penerapan model pembelajaran Kooperatif

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil

belajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif kelas X TKR di SMKSwasta PAB 12

Saentis dapat diterima.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student

teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar dan

hasil belajar siswa kelas X TKR di SMK swasta PAB 12 Saentis.

4.3 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan tahapan PTK yaitu merencanakan, melaksanakan, mengamati,

dan merefleksi maka penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan Di SMK Swasta
104

PAB 12 Saentis, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa kelas X TKR.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa baik secara klasikal maupun

individual hasil belajar dan motivasi belajar siswa masih memerlukan

peningkatan. Pada siklus I ditemukan beberapa masalah yang menghambat

terlaksananya proses pembelajaran. Masalah-masalah ini adalah sebagai berikut::

1) Masih ditemukan siswa yang masih bermain main dan kurang serius

dalam mengikuti pembelajaran K3LH serta Budaya Kerja Industri

2) Peserta didik lebih memilih berhenti untuk mengulang pelajaran yang

sulit dimengerti

3) Tidak adanya sumber lain untuk dijadikan sebagai referensi dalam

mengikuti pelajaran

4) Beberapa peserta didik acuh tak acuh untuk belajar dan membiarkan

pelajaran berlangsung begitu saja tanpa ada target yang harus dicapai

5) Masih banyak siswa yang belum bisa mengerti dan mengerjakan

penugasan yang diberi oleh guru dengan baik secara pribadi.

Setelah rencana tindakan dikordinasikan dengan guru mata pelajaran,

maka proses penelitian dilanjutkan pada siklus kedua dengan perbaikan pada

tindakan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang ditemui pada siklus

pertama. Setelah siklus II berjalan dan dilakukan perbaikan, maka pada siklus ini

ditemukan perubahan seperti (1) Siswa semakin serius dalam mengikuti

pembelajaran setelah guru memotivasi siswa untuk lebih serius belajar dan
105

memanfaatkan waktu dengan baik. (2) siswa semakin giat berusaha mengulang

dan memahami pelajaran yang sulit dimengerti setelah guru memberi semangat

dan membimbing siswa memahami kesulitan yang dihadapi. (3) Minat belajar

siswa semakin meningkat setelah guru memberikan sumber pelajaran yang lebih

banyak melalui internet dan sesekali siswa diizinkan menggunakan Handphone

untuk mencari sumber pelajaran di internet selama KBM berlangsung. (4) siswa

yang sebelumnya acuh tak acuh dan kurang memperhatikan guru saat mengajar

menjadi lebih fokus setelah guru melemparkan pertanyaan seputar pelajaran

kepada siswa tersebut. (5) tingkat pemahaman siswa terhadap tugas yang

diberikan guru semakin baik setelah guru menjelaskan tugas lebih detail dan

dengan bahasa yang sederhana.

Pada siklus kedua terjadi perubahan motivasi belajar, hasil belajar, dan

proses pembelajaran berdasarkan hasil perbaikan strategi pembelajaran dan

pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi. Perubahan yang ditemukan

tersebut antara lain::

1. Jumlah siswa yang tingkat motivasinya Cukup (55-69%) pada siklus I yaitu

4 orang (13,33%), pada siklus II tidak ada lagi, dan jumlah siswa yang

tingkat motivasinya Sangat baik (>86%) mengalami peningkatan yang

sangat pesat dari 16,66 % pada siklus I, menjadi 86,66 % pada siklus II.

Kemudian rata rata skor motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan

sebesar 13,6 %, yaitu pada siklus I skor motivasi belajar siswa adalah 76,90

pada siklus kedua manjadi 90,50.


106

2. Tujuh siswa (atau 23,33 persen) tidak menyelesaikan siklus I dengan nilai

KKM 75, namun tidak ada lagi siswa yang tidak menyelesaikan siklus II.

Tabel berikut menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas pada setiap siklus

juga mengalami peningkatan.:

Tabel 4. 16. Peningkatan hasil belajar

No Tahap Tindakan Rata-rata nilai kelas Peningkatan


1 Pra Siklus 46,44 -
2 Siklus I 81,79 35,35
3 Siklus II 90,66 8,87

Berdasarkan data di atas, indikator keberhasilan penelitian menunjukkan

bahwa tujuan penelitian ini telah tercapai. Secara umum terjadi peningkatan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa, serta peningkatan proses pembelajaran

yang sangat signifikan. Menurut penelitian yangt dilakukan oleh Maulana Agung

Sedayu (2016), juga menyimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga

pembelajaran dengan model STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa.

Sri Purwanti dan Abdul Gafur (2018) juga menyimpulkan bahwa hasil

belajar PKN dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 7 Yogyakarta dapat

ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams

Achievement Division (STAD).

Berdasarkan data diatas, tujuan penelitian ini telah terpenuhi berdasarkan

indikator keberhasila penelitian. Secara umum motivasi belajar dan hasil belajar

siswa semakin meningkat begitu juga pada proses pembelajaran terjadi

peningkatan yang sangat signifikan. Maka pembelajaran dengan model STAD


107

mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa, hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana Agung Sedayu (2016), yang

menyimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selanjutnya Sri Purwanti dan Abdul Gafur (2018), menyimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student teams Achievement

Division (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PKN

siswa SMP Negeri 7 Yogyakarta.


BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka yang menjadi

kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada kelas X TKR di SMK Swasta PAB 12

Saentis Tahun ajaran 2022/2023. Hal ini dapat dilihat dari persentase

motivasi belajar siswa pada siklus I yang termasuk dalam kategori ―Cukup‖

(<55-69%) ada sebesar 13,33 % atau sebanyak 4 orang dan pada siklus II

tidak ada lagi siswa yang motivasi belajarnya berkategori Cukup.

Sedangkan pada kategori ―Sangat Baik‖(>86%) mengalami peningkatan

yang pada siklus I hanya sebesar 16,66 % menjadi 86,66 % pada siklus

kedua. Rata-rata skor kelas juga mengalami peningkatan dari siklus I ke

siklus II sebesar 13,60 %.

2. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada elemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Serta Lingkungan Hidup (K3LH) Dan Budaya Kerja Industri mata

pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif, hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan

pada jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, yaitu dari 28

siswa (93,33%) pada Pra siklus, menjadi 7 siswa (23,33 %) pada siklus II,

dan pada siklus II tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai dibawah

108
109

KKM. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari pra

siklus ke siklus I sebesar 35,35 %, dan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,87

%.

5.2 Implikasi

Motivasi belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) sebagaimana ditunjukkan dari penelitian terdahulu dan

kesimpulannya. Langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan membuat

pembelajaran di kelas menjadi lebih interaktif. Seperti pemberian motivasi

sebelum melaksanakn pembelajaran, penyampaian materi yang tidak monoton,

pelaksanaan diskusi kelompok, pemberian kuis, hingga pemberian penghargaan

kepada siswa yang memperoleh nilai kuis tertinggi. Hal ini menjadi bukti bahwa

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), bisa

diterapkan oleh guru pada mata pelajaran PDTO, terutama pada kelas yang

memiliki masalah pada motivasi belajar dan hasil belajar yang rendah.

Penerapan model pembelajaran STAD sangat tepat dilakukan untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Model

pembelajaran STAD menjadikan siswa lebih aktif, percaya diri untuk

menyampaikan pendapat, lebih bersemangat menggali potensi diri, lebih tekun

mengerjakan tugas, lebih ulet dalam menghadapiu kesulitas belajar, serta mandiri

untuk belajar. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa model pembelajaran

STAD memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini
110

terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya.

Dalam menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement

Division (STAD) ini, sangat bergantung pada keterlibatan semua aspek

pendukung seperti siswa, tenaga pengajar, dan sarana dan prasarana yang

digunakan dalam pembelajaran. Keterlibatan guru sangat penting karena guru

yang akan merancang proses pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan

dengan menerapkan 5 sintaks model pembelajaran STAD.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teans Achievement Division) pada

mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diperoleh selama dua

siklus, maka saran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa model

pembelajaran STAD berpengaruh positif untuk meningkatkan motivasi

belajar dan hasil belajar siswa. Dimana motivasi belajar siswa yang tinggi

juga akan meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Untuk itu,

disarankan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran STAD

dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

2. Untuk guru yang menerapkan model pembelajaran Student teams

Achievement Division (STAD), guru hendaknya sungguh-sungguh

menggali kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran,

sehingga akan menjadi bahan refleksi pada kegiatan pembelajaran


111

selanjutnya. Guru diharapkan menjadi fasilitator yang baik bagi siswa

sehingga dapat mempercepat siswa untuk memahami pelajaran dan

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih mendalam.

3. Untuk siswa, agar selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran kelompok

guna mengembangkan motivasi belajar, dan meningkatkan hasil belajar.

Penerapan belajar dalam kelompok yang baik dan tepat akan merangsang

siswa untuk lebih termotivasi mengikuti pembelajaran, untuk itu dalam

belajar kelompok sebaiknya dipantau dengan baik oleh guru yang

menerapkan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran.

4. Perlu diadakan penelitian lanjutan pada mata pelajaran lainnya khususnya

yang ada praktek dengan menerapkan model pembelajaran Student teams

Achievement Division (STAD) ini, untuk mengetahui sejauh mana

penerapan model ini dapat diimpelementasikan dalam pembelajaran.


112

DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. G. (2011). Pengembangan Model Peningkatan Profesionalisme Guru
Berkelanjutan Pasca Sertifikasi Melalui Pendekatan Pengayaan Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Provinsi Bali. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 5(3), 377–395.
Andyana, N. E (2020). Implementasi Model Pembelajaran STAD Untuk
meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar. Educational Development,
1(3).
Arikunto, S. (n.d.). dkk, 2014, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aryadi Agus(Universitas Negeri Yogyakarta). (2014). Peningkatan Prestasi
Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) pada Mata Diklat Pengukuran Teknik Standar
Kompetensi Menggunakan Alat- alat Ukur (Measuring Tool) Siswa Kelas X
TPBO SMK N 2 Depok Sleman Yo. Universitas Negeri Yogyakarta.
Bahri, S. (n.d.). Djamarah dan Aswan zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Bahrun. (2018). Peningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Menggunakan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Siswa Di
SMK Negeri 1 Indralaya Utara. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 5(1).
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z. (2006). Mengajar, Strategi Belajar (Issue
October).
Hosnan, M., & Sikumbang, R. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual
dalam pembelajaran abad 21: kunci sukses implementasi kurikulum 2013.
Ghalia Indonesia. https://books.google.co.id/books?id=tlG4oQEACAAJ
Iwan(UNIMED), L. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Pada Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Kelas X Teknik Instalasi
Permesinan Kapal (TIPK) SMK Swasta Bahari Hang Tuah Belawan.
Universitas Negeri Medan.
Joyce, B., & Weil, M. (2003). Fifth Edition Models of Teaching. Prentice Hall of
India, 1–479.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2015). RAGAM PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN. Kata Pena. Jakarta.
Mangkunegara, A. A., & Prabu, A. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, cetakan 14, PT. Remaja Rosdkarya Offset, Bandung.
Moore, K. D. (2014). Effective instructional strategies: From theory to practice.
Sage Publications.
113

Nolker, H., & Schoenfeldt, E. (1988). Pendidikan kejuruan: pengajaran,


kurikulum, perencanaan.
Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam belajar. Jakarta: Depdikbud.
Silaban, Robert. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motif
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Diklat Kewirausahaan Siswa SMK
Negeri 1 Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir. Tesis. Medan: UNIMED).
Riyanto Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Rusman, M. P., & Cepi, R. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.
Bandung: Alfabeta.
Rusman, M. P., & Pd, M. (2011). Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-
Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta Utara:
PT Raja Grafindo Persada.
Rusmono, I. (2014). Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sardiman, A. M. (2018). Interaksi dan motivasi belajar mengajar (cetakan 24).
Jakarta: Rajawali Pers.
Sedayu, M. A. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Mekanika Teknik Menggunakan
Model Pembelajaran STAD pada Siswa Paket Keahlian Gambar Bangunan
SMK Negeri 1 Magelang. Tugas Akhir Skripsi Tidak Diterbitkan.
Yogyakarta: FT UNY.
Slameto, B. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R. E. (2010a). Co-operative learning: what makes group-work work. The
Nature of Learning: Using Research to Inspire Practice, 7, 161–178.
Slavin, R. E. (2010b). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik
(Cooperative Learning: Theory, Research and Practice). Bandung: Nusa
Media.
Soegiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Sudjana, N. (2010). Penilaian hasil proses belajar mengajar.
Sugihartono, F. K. N., Harahap, F., Setiawati, F. A., & Nurhayati, S. R. (2007).
Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian Dr Sugiyono. In Statistika Untuk
Penelitian (p. 389).
Tambunan, T.S. (2015). Pemimpin dan kepemimpinan.Yogyakarta:Graha Ilmu, 4.
Trianto, M. P. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
114

Kencana.
Tugas Akhir Skripsi_Maulana Agung Sedayu_12505241027-dikonversi. (n.d.).
Wagiran, W. (2013). Metodologi penelitian pendidikan: Teori dan implementasi.
Yogyakarta: Budi Utama.
Yudhistira, D. (2013). Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Apik. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

115
116
117
118
119

Lampiran 2. Program Tahunan


120
Lampiran 3. Program Semester

PROGRAM SEMESTER
Satuan Pendidikan : SMK Swasta PAB 12 Saentis

Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Kelas/Jurusan : X /Teknik Kendaraan Ringan

TahunAjaran : 2022-2023

No Capaian Alokasi Juli Agustus September Oktober November Desember


Elemen Pembelajaran Waktu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proses Pada akhir fase E pesera 24 JP L S
bisnis didik mampu memahami I E
bidang proses bisnis bidang B M
otomotif otomotif secara U E
secara menyeluruh pada berbagai R S
menyeluruh jenis dan merk kendaraan, T
serta pengelolaan SDM E
dengan memperhatikan R
potensi dan kearifan lokal
2 Perkembang Meliputi perkembangan 24 JP L S
an teknologi teknologi otomotif dan I E
otomotif dunia kerja Serta isu isu B M
dan dunia global dunia otomotif U E
kerja serta R S
isu isu T

121
global E
R
3 Profesi dan Meliputi profesi dan 48 JP L S
kewirausaha kewirausahaan(job-profile I E
an dan technopreneuership) B M
(jobprofilen serta peluang usaha di U E
dan bidangt otomotif R S
technoprene T
urship) serta E
peluang R
usaha di
bidang
otomotif
4 Keselamata Meliputi penerapan K3LH 48 JP L S
n dan dan budaya kerja industri, I E
kesehatan antara lain:praktik praktik B M
kerja serat kerja yang aman,bahaya U U E
lingkungan bahaya ditempat kerja, T R S
hidup(K3L prosedur prosedur dalam S T
H) dan keadaan darurat,dan E
budaya penerapan budaya kerja R
kerja industri, seperti 5R
industri (Ringkas,
Rapi,Resik,Rawat,Rajin),
dan etika kerja
5 Teknik Meliputi praktek dasar 72 JP S
dasar yang terkait dengan E
pemeliharaa seluruh proses bidang M

122
n dan otomotif, antara lain U L E
perbaikan penggunaan alat ukur, A I S
yang terkait pemeliharaan, perbaikan, S B T
dengan pembentukan bodi U E
seluruh kendaraan, perakitan, R R
bidang serte pengenalan alat
otomotif berat, dump truck, dan
sejenisnya.

123
Lampiran 4. Modul Ajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

MODUL AJAR D

DasaR-DASAR TEKNIK Otomotif


KELAS X

ELEMEN:

Keselamatan & Kesehatan


Kerja Serta Lingkunga Hidup
(K3LH) Dan Budaya Kerja
Industri

Yosua Butarbutar

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


124

MODUL AJAR PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

1. INFORMASI UMUM

a. Identitas

Nama Penyusun : Yosua Butarbutar

Sekolah : SMK Swasta PAB 12 Saentis


Tahun
: 2022
Jenjang Sekolah
: SMK
Kelas
: X Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
Alokasi Waktu
: 48 JP (24 x 35 menit)
Jumlah Pertemuan
: 8 Pertemuan

b. Kompetensi Awal Memahami defenisi kesehatan kerja serta lingkungan hidup

(K3LH), serta pentingnya penerapan K3LH dalam dunia

kerja

c. Profil Pelajar Pancasila Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebhinekaan Global

d. Sarana dan Prasarana Buku Teks, PPT, Grup WhatsApp,

Laptop, HP Android, Internet

e. Target Peserta Didik Modul ini dapat digunakan oleh siswa reguler, siswa

dengan hambatan belajar, dan siswa dengan pencapaian

tinggi

f. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)


125

2. KOMPONEN INTI
a. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkunga hidup
(K3LH) di tempat kerja.

b. Pemahaman Bermakna Dengan memahami penerapan K3LH, siswa akan dapat

menerapkan unsur unsur K3LH dalam dunia kerja otomotif,

maupun diluar dunia kerja otomotif.

c. Pertanyaan Pemantik Mengapa K3LH sangat penting diterapkan dalam dunia

kerja?

d. Kegiatan Pembelajaran Siklus 1

Pertemuan 1& 2

i. Pendahuluan

1. Salam dan berdoa menurut agama dan keyakinan

masing masing

2. Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta didik

untuk memulai pembelajaran

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

4. Asesmen Diagnostik

ii. Inti

5. Guru menyajikan dan menyampaikan informasi

terkait materi pembelajaran prosedur K3LH

6. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara

membentuk kelompok belajar yaitu setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa
126

7. Guru memberikan materi diskusi kepada masing

masing kelompok belajar

8. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh

guru.

9. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

10. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing

masing siswa, kemudian pemeriksaan kuis

dilakukan dengan menukarkan dengan kelompok

lain

11. Guru memberikan penghargaan berupa

applause/tepuk tangan dan pujian atas nilai

pengerjaan kuis yang diperoleh siswa

iii. Penutup:

12. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan

memberi saran kepada siswa untuk mendalami

materi pelajaran

13. Memberikan informasi Penugasan (LKPD)

14. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Pertemuan 3

i. Pendahuluan

1. Salam dan berdoa menurut agama dan keyakinan


127

masing masing

2. Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta

didik untuk memulai pembelajaran

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

4. Asesmen Diagnostik

ii. Inti

5. Guru menyajikan dan menyampaikan informasi

terkait materi pembelajaranAlat pelindung diri

(APD)

6. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara

membentuk kelompok belajar yaitu setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa

7. Guru memberikan materi diskusi kepada masing

masing kelompok belajar

8. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh

guru.

9. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

10. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing

masing siswa, kemudian pemeriksaan kuis dilakukan

dengan menukarkan dengan kelompok lain

11. Guru memberikan penghargaan berupa

applause/tepuk tangan dan pujian atas nilai


128

pengerjaan kuis yang diperoleh siswa

iii. Penutup:

12. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan

memberi saran kepada siswa untuk mendalami

materi pelajaran

13. Memberikan informasi Penugasan (LKPD)

14. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Pertemuan 4 & 5

i. Pendahuluan

1. Salam dan berdoa menurut agama dan keyakinan

masing masing

2. Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta

didik untuk memulai pembelajaran

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

4. Asesmen Diagnostik

ii. Inti

5. Guru menyajikan dan menyampaikan informasi

terkait materi pembelajaran Bahaya di Tempat Kerja

6. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara

membentuk kelompok belajar yaitu setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa

7. Guru memberikan materi diskusi kepada masing

masing kelompok belajar


129

8. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh

guru.

9. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

10. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan

masing masing siswa, kemudian pemeriksaan kuis

dilakukan dengan menukarkan dengan kelompok lain

11. Guru memberikan penghargaan berupa

applause/tepuk tangan dan pujian atas nilai

pengerjaan kuis yang diperoleh siswa

iii. Penutup:

12. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan

memberi saran kepada siswa untuk

mendalami materi pelajaran

13. Memberikan informasi Penugasan (LKPD)

14. Menutup pembelajaran dengan doa dan

salam

a. Asesmen Siklus 1 Jenis:

Asesmen Diagnostik

Asesmen Formatif

Asesmen Sumatif

Teknik:

Observasi
130

Penugasan Tes

Tertulis

Instrumen:

Lembar Observasi

Lembar Kerja Peserta Didik

b. Pengayaan dan Memberikan bimbingan bagi siswa yang belum


Remedial
memahami materi, dan Pengayaan informasi bagi siswa

yang sudah memahami materi.

Siklus 2

Pertemuan 6

i. Pendahuluan

1. Salam dan berdoa menurut agama dan keyakinan

masing masing

2. Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta

didik untuk memulai pembelajaran

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

4. Asesmen Diagnostik

ii. Inti

5. Guru menyajikan dan menyampaikan informasi

terkait materi pembelajaran Prosedur Dalam Keadaan

Darurat

6. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara


131

membentuk kelompok belajar yaitu setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa

7. Guru memberikan materi diskusi kepada masing

masing kelompok belajar

8. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh

guru.

9. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

10. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing

masing siswa, kemudian pemeriksaan kuis dilakukan

dengan menukarkan dengan kelompok lain

11. Guru memberikan penghargaan berupa

applause/tepuk tangan dan pujian atas nilai

pengerjaan kuis yang diperoleh siswa

iii. Penutup:

12. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan

memberi saran kepada siswa untuk mendalami

materi pelajaran

13. Memberikan informasi Penugasan (LKPD)

14. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Pertemuan 7

i. Pendahuluan

1. Salam dan berdoa menurut agama dan keyakinan


132

masing masing

2. Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta didik

untuk memulai pembelajaran

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

4. Asesmen Diagnostik

ii. Inti

5. Guru menyajikan dan menyampaikan informasi

terkait materi pembelajaran Budaya Kerja Safety Talk

6. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara

membentuk kelompok belajar yaitu setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa

7. Guru memberikan materi diskusi kepada masing

masing kelompok belajar

8. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh

guru.

9. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

10. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing

masing siswa, kemudian pemeriksaan kuis dilakukan

dengan menukarkan dengan kelompok lain

11. Guru memberikan penghargaan berupa

applause/tepuk tangan dan pujian atas nilai

pengerjaan kuis yang diperoleh siswa


133

iii. Penutup:

12. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan memberi

saran kepada siswa untuk mendalami materi pelajaran

13. Memberikan informasi Penugasan (LKPD)

14. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Pertemuan 8

i. Pendahuluan

1. Salam dan berdoa menurut agama dan keyakinan

masing masing

2. Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta didik

untuk memulai pembelajaran

3. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

4. Asesmen Diagnostik

ii. Inti

5. Guru menyajikan dan menyampaikan informasi

terkait materi pembelajaran Budaya Kerja 5R/5S

6. Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara

membentuk kelompok belajar yaitu setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa

7. Guru memberikan materi diskusi kepada masing

masing kelompok belajar

8. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh

guru.
134

9. Masing masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya

10. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan

masing masing siswa, kemudian pemeriksaan kuis

dilakukan dengan menukarkan dengan kelompok lain

11. Guru memberikan penghargaan berupa

applause/tepuk tangan dan pujian atas nilai

pengerjaan kuis yang diperoleh siswa

iii. Penutup:

12. Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan

memberi saran kepada siswa untuk mendalami

materi pelajaran

13. Memberikan informasi Penugasan (LKPD)

14. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Jenis:

a. Assesmen Siklus 2 Asesmen Diagnostik

Asesmen Formatif

Asesmen Sumatif

Teknik:

Observasi

Penugasan

Tes Tertulis

Instrumen:
135

Lembar Observasi

Lembar Kerja Peserta Didik

b. Pengayaan Dan Memberikan bimbingan bagi siswa yang belum


Remedial
memahami materi, dan Pengayaan informasi bagi siswa

yang sudah

memahami materi.

2. LAMPIRAN

1). KUIS SIKLUS 1


Pertemuan 1& 2

Soal

1. Mengapa K3LH perlu untuk dipelajar dan diterapkan dilingkungan

kerja?

2. Sebutkan lima contoh simbol peringatan bahaya di tempat kerja, dan

jelaskan akibat yang mungkin terjadi apabila mengabaikannya !

3. Sebutkan dan jelaskan 2 faktor utama penyebab kecelakaan kerja!

4. Sebutkan 1 contoh peralatan di bengkel otomotif, dan jelaskan

prosedur K3LH untuk alat tersebut !

Jawaban

1. K3LH merupakan upaya kita untuk menciptakan lingkungan kerja

yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas

kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan

demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja(25)


136

2. 1). Bahaya pernafasan,resiko terkena gangguan dan penyakit

pernafasan apbila diabaikan

2). Hati hati bahan penyebab kanker, resiko terkena kanker

dikemudian hari apabila diabaikan

3). Bahaya benda tajam, resiko akan menimbulkan luka apabila

diabaikan

4). Hati hati cairan panas, resiko akan menyebabkan luka dan panas

apabila mengenai tubuh

5). Bahaya kebisingan tinggi, resiko gangguan pendengaran apabila

diabaikan (25 poin)

3. Faktor utama penyebab kecelakaan kerja :

1). Tindakan pekerja yang ceroboh (Unsafe act),terjadi karena

kesalahan manusia itu sendiri

2). Kondisi tidak aman (unsafe conditions) terjadi karena

dipengaruhi oleh peralata dan tempat kerja yang tidak aman. (25

poin),

4. Prosedur K3 penggunaan gerinda tangan:

• Sebelum memasang piringan batu gerinda periksalah dari

kemungkinan terdapat keretakan.

• Pemasangan batu gerinda harus lurus dan center pada porosnya dan

flens.

• Penguncian batu gerinda di kencangkan secara merata tanpa adanta

hentakan menggunakan kunci khusus.


137

• Dalam melakukan pengerindaan mesin harus dilengkapi tutup

pelindung pada bagian yang berputar.

• Dalam melakukan pekerjaan harus menggunakan alat keselamatan

kerja seperti sepatu, pakaian kerja dan kacamata.

• Lakukanlah penggerindaan dengan berlahan-lahan serta posisi

tangan tepat pada batang pemegang yang disediakan.

• Bersihkan alat dan tempat kerja setelah di gunakan.

• Apabila dalam pengoperasian mesin belum ahli maka lakukan

penyesuain terlebih dahulu terhadap getaran yang di timbulkan

oleh mesin gerinda tersebut. (25 poin)

Pertemuan 3

Soal

1. Apa yang dimaksut dengan APD, serta sebutkan Jenis APD yang harus

ada di bengkel otomotif !

2. Sebutkan lima jenis APD, serta jelaskan kemungkinan resiko

kecelakaan yang terjadi apabila tidak menggunakan APD tersebut !

3. Sebutkan dan jelaskan contoh potensi bahaya yang ada di lingkungan

bengkel otomotif !

4. Apa yang dimaksut dengan bahaya ergonomi, jelaskan!

5. Sebutkan dan jelaskan unsur penyebab api(kebakaran) !

Jawaban

1. - Alat Pelindung Diri (APD) yaitu suatu alat atau komponen alat yang

digunakan untuk memberikan perlindungan ekstra pada seseorang yang


138

melakukan kegiatan dari risiko kecelakaan yang lebih besar.

- Jenis APD di bengkel otomotif :Helmet, ear muffs,ear

plug,Glasses,respirator, face shield, gloves, safety shoes,

wearpack,masker.(20 poin)

2. Safety shoes, resiko kecelakaan jika tidak menggunakan adalah

kemungkinan kaki terkena benda tajam

Gloves, resiko kecelakaan jika tidak menggunakan adalah kemungkinan

tangan terluka apabila memegang benda tajam,panas atau kasar

Glasses, resiko kecelakaan jika tidak menggunakan adalah kemungkinan

mata akan terkena benda yang dapat melaki mata,seperti abu,atau

radiasi sinar yang tingi

Ear muffs, resiko kecelakaan jika tidak menggunakan adalah mengalami

gangguan pendengaran seperti tuli

Helmet, resiko kecelakaan jika tidak menggunakan adalah kemungkinan

akan melukai kepala dan otak secara langsung apabila ada benda yang

menghantam kepala. (20 Poin)

3. Contoh potensi bahaya yang ada lingkungan bengkel otomotif seperti

ceceran oli dilantai,yang dapat menyebabkan pekerja tergelincir dan

terjatuh.(20 Poin)

4. Bahaya ergonomi, yaitu bahaya yang disebabkan karena ketidak sesuaian

desain lingkungan kerja dan tempat kerja, Misalnya : duduk dengan bentuk

kursi yang tidak sesuai dengan tubuh dalam jangka waktu yang lama atau

alat kerja tidak sesuai dengan tubuh praktikan. (20 Poin)


139

5. Penyebab terjadinya kebakaran adalah karena bertemunya 3 unsur

api,yaitu : - Bahan bakar, seperti BBM,kayu, kertas,reaksi kimia, dll

- Oksigen O₂, dalam keadaan normal, kadar oksigen di

udara yang akan menyebabkan kebakaran yaitu 21 %

- Panas/suhu,suhu tingi yang dapat menyebabkan

kebakaran seperti panas karena

gesekan,listrik(korsleting),reaksi kimia,dll (20 Poin)

Pertemuan 4 & 5

Soal

1. Tuliskan jenis potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja kategori C

2. Jelaskan apa yang dimaksut dengan potensi bahaya !

3. Sebutkan bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam keselamatan dan

kesehatan kerja!

4. Sebutkan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

kebakaran!

5. Jelaskan tentang bahaya ergonomi di tempat kerja yang anda ketahui!

Jawaban

1. - Air Minum

– Toilet dan sanitasi

- Ruang makan atau kantin

- P3K di tempat kerja

- Transportasi (20 Poin)


140

2. Potensi Bahaya merupakan segala hal yang dapat memungkinkan

terjadinya suatu insiden/kejadian sehingga mengakibatkan pada

kerugian.(20 Poin)

3. Bahan kimia yang berbahaya antara lain : debu, uap gas, zat kimia

(antiseptik, aerosol, insektisida), bahan radioaktif, limbah(20 point)

4. a) Pengendalian sumber bahan yang mudah terbakar

Pengendalian sumber bahan yang mudah terbakar dengan membuatkan

tempat yang tertutup

b) Pengadaan alat deteksi, alat pemadam dan sarana

c) Penyelenggaraan palatihan kebakaran secara rutin (20 poin)

5. Bahaya yang disebabkan karena ketidak sesuaian desain lingkungan kerja

dan tempat kerja, Misalnya : duduk dengan bentuk kursi yang tidak sesuai

dengan tubuh dalam jangka waktu yang lama atau alat kerja tidak sesuai

dengan tubuh praktikan (20 poin)

2). KUIS SIKLUS 2

Pertemuan 6

Soal

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang prosedur dalam keadaan

darurat!

2. Sebutkan perlengkapan keadaan darurat yang harus disediakan oleh

perusahaan/instansi!

3. Jelaskan tentang keadaan darurat kategori II!


141

4. Jelaskan langkah langkah atau tindakan pada keadaan darurat kebakaran

yang tidak dapat dikuasai/dipadamkan!

Jawaban

1. Prosedur dalam keadaan darurat merupakan tata cara atau pedoman

selama melakukan kegiatan kerja dalam menanggulangi suatu keadaan

berbahaya dengan maksud mencegah atau mengurangi kerugian yang

lebih besar.(25)

2. Standar Operasional Prosedur (SOP) pemakaian alat, penyediaan Alat

Pemadam Api Ringan (APAR), alarm kebakaran, alat P3K, pembuatan

jalur evakuasi dan assembly point.(25)

3. Merupakan keadaan darurat yang di timbulkan karena kecelakaan besar

dimana semua petugas tim dengan peralatan pencegahan tidak mampu

mengendalikan keadaan tersebut, sehingga mengakibatkan banyak

korban dan harus meminta bantuan dari luar.(25)

4. Tindakan pada keadaan darurat kebakaran: (1) tetap tenang dan tidak

panik, (2) bunyikan alat tanda bahay/alarm kebakaran, (3) apabila

masih dalam ruangan segera menuju titik kumpul lalu keluar melalui

pintu jalur darurat/bukan lift sejenisnya, (4) Hubungi petugas pemadam

kebakaran (25)

Pertemuan 7

Soal

1. Jelaskan yang anda ketahui tentang budaya kerja safety talk !

2. Tuliskan 5 langkah dalam melakukan safety talk!


142

3. Mengapa safety talk penting untuk dilakukan, jelaskan!

4. Jelaskan langkah melakukan safety talk tentang penyampain dengan

tepat!

Jawaban

1. Budaya kerja safety talk adalah suatu kebiasaan yang direncanakan

dalam bentuk pertemuan yang dilakukan oleh pekerja/karyawan untuk

membicarakan tentang berbagai hal terkait pekerjaan yang dilakukan,

budaya ini biasanya dilakukan rutin setiap hari atau beberapa hari sekali

sebelum dan sedudah melakukan perkerjaan dengan durasi yang singkat

sekitar 5 sampai 10 menit.(25)

2. Persiapan(Prepare), Penyampaian dengan tepat (pinpoit), Penyampaian

langsung (personalize), Penggambaran (picturize), Pemastian

(prescribe).(25)

3. Budaya kerja safety talk sangat penting untuk dilakukan karena berguna

untuk mengantisipasi dan lebih menyadarkan pekerja tentang

pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja. Safety talk juga sangat

berguna untuk mengingatkan pekerja untuk bekerja lebih berhati hati

dan sesuai dengan prosedur atau SOP yang ada. (25)

4. Yaitu dalam penyampaian menggunakan bahasa yang sederhana mudah

dimengerti dan fokus pada apa yang di bahas. (25)

Pertemuan 8

Soal

1. Jelaskan yang anda ketahui tentang budaya kerja 5R/5S!


143

2. Jelaskan tujuan budaya 5R/5S!

3. Jelaskan budaya 5R/5S tentang ringkas/seiri !

4. Sebutkan hal hal yang perlu diperhatikan dalam Penerapan 5R di ruang

praktek!

Jawaban

1. Budaya kerja merupakan adaptasi dari program 5S (Seiri, Seiton, Seiso,

Seiketsu dan Shitsuke) atau dalam bahasa kita dikenal dengan istilah 5R

(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) yang merupakan metode yang

dikembangkan oleh jepang dan sudah banyak digunakan oleh Negara

diseluruh penjuru dunia. 25)

2. - Menjamin proses kerja berjalan lancar

- Menjamin agar tiap sumber produksi dapat dipakai secara umum &

efisien

- Mewujudkan perusahaan bercitra positif di mata pelanggan/customer

- Melatih manusia pekerja yang mampu mandiri mengelola

pekerjaannya

- Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan pekerjaan yang

menyenangkan

3. Merupakan prinsip yang menjelaskan bahwa ringkas adalah mengetahui

barang mana yang seharusnya disimpan dan yang sudah tidak memiliki

manfaat. Pada intinya, ringkas adalah membuang yang tidak perlu dan

menyimpan yang diperlukan.(25)

4. - Partisipasi semua individu dalam tempat kerja


144

- Adanya komitmen dalam manajemen

- Menjadi kesadaran setiap individu

- Konsistensi penerapan 5R

- Sejalan dan seimbang dengan program kualitas lainnya.(25)

2. SOAL PILIHAN BERGANDA (TERLAMPIR)

3. RINGKASAN MATERI

Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup dapat di artikan

sebagai keselamatan dan kesehatan kerja menyangkut berbagai unsur yang terlibat

dalam kegiatan aktifitas kerja seperti orang yang melakukan kegiatan kerja,

benda, alat dan barang yang dikerjakan, mesin yang digunakan serta lingkungan

hidup (manusia tumbuhan hewan dan lainya).

Alat Pelindung Diri (APD) yaitu suatu alat atau komponen alat yang

digunakan untuk memberikan perlindungan ekstra pada seseorang yang

melakukan kegiatan dari risiko kecelakaan yang lebih besar. APD dalam

keselamatan kerja wajib diterapkan bagi siapa saja yang melakukan kegiatan guna

menjamin keamanan dari risiko kecelakaan yang mungkin terjadi.

Penggunaan APD disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat bahaya serta

risiko yang ada saat melakukan kegiatan oleh pekerja dan orang yang ada di

lingkungan kerja, sehingga proses kerja dapat berlangsung dengan aman dan

nyaman oleh semua orang dan lingkunganya.

Potensi Bahaya merupakan segala hal yang dapat memungkinkan

terjadinya suatu insiden/kejadian sehingga mengakibatkan pada kerugian.

Kegiatan dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu untuk


145

mencegah kecelakaan yang terjadi pada pekerja dengan mencari penyebab dan

dampak yang di timbulkan.

Prosedur dalam keadaan darurat merupakan tata cara atau pedoman selama

melakukan kegiatan kerja dalam menanggulangi suatu keadaan berbahaya dengan

maksud mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar.

Budaya kerja safety talk adalah suatu kebiasaan yang direncanakan dalam

bentuk pertemuan yang dilakukan oleh pekerja/karyawan untuk membicarakan

tentang berbagai hal terkait pekerjaan yang dilakukan, budaya ini biasanya

dilakukan rutin setiap hari atau beberapa hari sekali sebelum dan sedudah

melakukan perkerjaan dengan durasi yang singkat sekitar 5 sampai 10 menit.

5R/5S merupakan prosedur yang mengatur bagaimana seorang individu

memperlakukan tempat kerjanya secara baik. Apabila tempat kerja rapi, bersih

dan enak dipandang, bekerja baik individu maupun kelompok dapat tercipta lebih

mudah. Dengan kata lain, sasaran pokok industri lebih mudah dicapai yaitu

efisiensi, produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja.

4. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

1. Penerapan K3 dalam bengkel dan industri otomotif

2. APD dalam bengkel dan industri otomotif

3. Pengenalan Bahaya Kerja di bengkel dan industri otomotif

5. DAFTAR PUSTAKA

Fahrul., A., dkk. (2021). Dasar-Dasar Otomotif I untuk SMK/MAK

Kelas X semester I,Jakarta. Kemendikbudristek.


146

Mengetahui, Saentis, 13 September 2022

Kepala Sekolah Guru Mitra

Sri wahyuni Nasution,S.pd. Masnin Silitonga,S.Pd.


147

Lampiran 5. Sebaran Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siklus I

No Nama Skor No Nama Skor

1 Ari Sandi M 16 M. Sofyan Irawan


22 19
2 Aditya Maulana 17 M.Afriansyah
23 25
3 Agil Irawan 18 M.Riski Z A
17 23
4 Aliwa Azhari 19 Maody Setiawan
22 7
5 Arif Pranata 20 Martino Andrean
20 18
6 Ariya Pratama 21 Masyur Syahputra
5 19
7 Bagas Andika 22 Miko Herlangga Hrp
19 16
8 Dafffa Atala S 23 Muhammad Alexan
9 8
9 Dika Prayoga 24 Pani Prasstio
21 17
10 Dimas Anggara 25 Prayogi
20 18
11 Dimas Anggara Kasih 26 Prediansyah
8 17
12 Egi Andrian 27 Ramzy
26 21
13 Fahmi Ramadhan 28 Robin wijaya
6 19
14 Irfan 29 Supriadi
23 4
15 Lindu Aji 30 Tangguh Buana
21 27
Lampiran 6. Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Dan Indeks Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Siklus I

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR siklus 1


No Item
Y Y^2 XY
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X^2(Butir1)
1 Ari Sandi M 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 22 484 22 1
2 Aditya Maulana 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23 529 23 1
3 Agil Irawan 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 17 289 17 1
4 Aliwa Azhari 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 22 484 22 1
5 Arif Pranata 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 20 400 20 1
6 Ariya Pratama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25 0 0
7 Bagas Andika 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361 19 1
8 Dafffa Atala S 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 81 0 0
9 Dika Prayoga 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21 441 21 1
10 Dimas Anggara 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 20 400 20 1
11 Dimas Anggara Kasih 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 8 64 0 0
12 Egi Andrian 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 26 676 26 1
13 Fahmi Ramadhan 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 6 36 0 0
14 Irfan 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 23 529 23 1
15 Lindu Aji 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21 441 0 0
16 M. Sofyan Irawan 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 19 361 19 1
17 M.Afriansyah 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25 625 25 1
18 M.Riski Z A 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 23 529 23 1
19 Maody Setiawan 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7 49 0 0
20 Martino Andrean 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 18 324 18 1
21 Masyur Syahputra 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 19 361 19 1
22 Miko Herlangga Hrp 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 16 256 0 0
23 Muhammad Alexan 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 8 64 0 0
24 Pani Prasstio 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 17 289 0 0
25 Prayogi 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 18 324 0 0
26 Prediansyah 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 17 289 17 1
27 Ramzy 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 21 441 21 1
28 Robin wijaya 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 19 361 19 1
29 Supriadi 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 4 16 0 0
30 Tangguh Buana 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 729 27 1
X 19 20 19 17 20 14 17 14 17 14 14 19 17 14 21 14 18 15 22 18 19 17 20 22 14 23 11 13 21 17 520 10258 401
r Hitung 0,770 0,585 0,490 0,463 0,223 0,377 0,296 0,491 0,453 0,304 0,408 0,501 0,609 0,284 0,305 0,481 0,528 0,383 0,218 0,644 0,147 0,515 0,476 0,757 0,367 0,396 0,455 0,226 0,553 0,641
r Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria V V V V TV V TV V V TV V V TV TV TV V V V TV V TV V V V V V V TV V V
Varians Butir 0,240 0,230 0,240 0,254 0,230 0,257 0,254 0,257 0,254 0,257 0,257 0,240 0,254 0,257 0,217 0,257 0,248 0,259 0,202 0,248 0,240 0,254 0,230 0,202 0,257 0,185 0,240 0,254 0,217 0,254 42,920
Jumlah Varian Butir 7,25057
Varians total 42,9195 Hasil uji Reliabilitas Cronbach Alfa
r 11 0,87262 Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas Tinggi 0,873 Tinggi

Tingkat Kesukaran 0,633 0,667 0,633 0,567 0,667 0,467 0,567 0,467 0,567 0,467 0,467 0,633 0,567 0,467 0,700 0,467 0,600 0,500 0,733 0,600 0,633 0,567 0,667 0,733 0,467 0,767 0,367 0,433 0,700 0,567

148
149

Lampiran 7. Sebaran Hasil Uji Instrumen Hasil Belajar Siklus II

No Nama Skor No Nama Skor

1 Ari Sandi M 16 M. Sofyan Irawan


18 18
2 Aditya Maulana 17 M.Afriansyah
21 17
3 Agil Irawan 18 M.Riski Z A
12 23
4 Aliwa Azhari 19 Maody Setiawan
21 19
5 Arif Pranata 20 Martino Andrean
20 7
6 Ariya Pratama 21 Masyur Syahputra
15 24
7 Bagas Andika 22 Miko Herlangga Hrp
6 17
8 Dafffa Atala S 23 Muhammad Alexan
18 10
9 Dika Prayoga 24 Pani Prasstio
19 11
10 Dimas Anggara 25 Prayogi
22 19
11 Dimas Anggara Kasih 26 Prediansyah
7 20
12 Egi Andrian 27 Ramzy
20 24
13 Fahmi Ramadhan 28 Robin wijaya
16 10
14 Irfan 29 Supriadi
22 20
15 Lindu Aji 30 Tangguh Buana
23 17
Lampiran 8. Perhitungan Uji Validitas, Reliabilitas, Dan Indeks Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Siklus II

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR siklus 2


No Item
Y Y^2 XY X^2(Butir 1)
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Ari Sandi M 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 18 324 18 1
2 Aditya Maulana 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21 441 21 1
3 Agil Irawan 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 12 144 0 0
4 Aliwa Azhari 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 21 441 21 1
5 Arif Pranata 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 20 400 20 1
6 Ariya Pratama 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 15 225 0 0
7 Bagas Andika 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 36 6 1
8 Dafffa Atala S 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 18 324 0 0
9 Dika Prayoga 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 19 361 19 1
10 Dimas Anggara 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 22 484 22 1
11 Dimas Anggara Kasih 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 49 0 0
12 Egi Andrian 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 20 400 20 1
13 Fahmi Ramadhan 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 16 256 0 0
14 Irfan 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 22 484 22 1
15 Lindu Aji 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 23 529 0 0
16 M. Sofyan Irawan 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 18 324 18 1
17 M.Afriansyah 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 289 0 0
18 M.Riski Z A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 23 529 23 1
19 Maody Setiawan 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19 361 19 1
20 Martino Andrean 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 49 7 1
21 Masyur Syahputra 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24 576 24 1
22 Miko Herlangga Hrp 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 17 289 17 1
23 Muhammad Alexan 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 10 100 10 1
24 Pani Prasstio 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11 121 0 0
25 Prayogi 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 19 361 19 1
26 Prediansyah 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 20 400 20 1
27 Ramzy 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24 576 24 1
28 Robin wijaya 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 10 100 10 1
29 Supriadi 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 20 400 20 1
30 Tangguh Buana 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 17 289 17 1
X 22 20 18 16 18 20 12 14 20 15 21 17 19 16 21 12 10 15 16 18 18 21 19 22 16 13 20 15 18 14 516 9662 397

r Hitung 0,274 0,262 0,417 0,311 0,377 0,497 0,274 0,355 -0,18 0,586 0,168 0,665 0,232 0,611 0,31 0,367 0,345 0,234 0,389 0,537 0,523 0,153 0,489 0,45 -0,08 0,255 0,428 0,443 0,377 0,485
r Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria TV TV V TV V V TV TV TV V TV V TV V TV V TV TV V V V TV V V TV TV V V V V
Varians Butir 0,202 0,23 0,248 0,257 0,248 0,23 0,248 0,257 0,23 0,259 0,217 0,254 0,24 0,257 0,217 0,248 0,23 0,259 0,257 0,248 0,248 0,217 0,24 0,202 0,257 0,254 0,23 0,259 0,248 0,257 27,131
Jumlah Varian Butir 7,253
Varians total 27,13 Hasil uji Reliabilitas Cronbach Alfa
r 11 0,782 Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas Tinggi 0,782 Tinggi
150
Tingkat Kesukaran 0,733 0,667 0,6 0,533 0,6 0,667 0,4 0,467 0,667 0,5 0,7 0,567 0,633 0,533 0,7 0,4 0,333 0,5 0,533 0,6 0,6 0,7 0,633 0,733 0,533 0,433 0,667 0,5 0,6 0,467
151

Lampiran 9. Sebaran Hasil Uji Instrumen Motivasi Belajar

No Nama Skor No Nama Skor

1 Ari Sandi M 16 M. Sofyan Irawan


96 132
2 Aditya Maulana 17 M.Afriansyah 108
106
3 Agil Irawan 18 M.Riski Z A 128
125
4 Aliwa Azhari 19 Maody Setiawan 132
127
5 Arif Pranata 20 Martino Andrean 128
124
6 Ariya Pratama 21 Masyur Syahputra 125
127
7 Bagas Andika 22 Miko Herlangga Hrp 105
105
8 Dafffa Atala S 23 Muhammad Alexan 120
130
9 Dika Prayoga 24 Pani Prasstio 109
122
10 Dimas Anggara 25 Prayogi 128
128
11 Dimas Anggara Kasih 26 Prediansyah 125
124
12 Egi Andrian 27 Ramzy 129
124
13 Fahmi Ramadhan 28 Robin wijaya 121
126
14 Irfan 29 Supriadi 133
131
15 Lindu Aji 30 Tangguh Buana 129
98
Lampiran 10. Perhitungan Uji Validitas Dan Reliabilitas Motivasi Belajar

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR


Nomor Item
No Nama Y Y^2 XY X^2(Butir 1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Ari Sandi M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 96 9216 288 9
2 Aditya Maulana 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 106 11236 318 9
3 Agil Irawan 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 3 125 15625 375 9
4 Aliwa Azhari 3 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 127 16129 381 9
5 Arif Pranata 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 124 15376 372 9
6 Ariya Pratama 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 127 16129 381 9
7 Bagas Andika 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 105 11025 210 4
8 Dafffa Atala S 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 130 16900 520 16
9 Dika Prayoga 3 3 4 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 122 14884 366 9
10 Dimas Anggara 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 1 3 4 4 4 128 16384 384 9
11 Dimas Anggara Kasih 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 124 15376 372 9
12 Egi Andrian 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 3 4 4 124 15376 496 16
13 Fahmi Ramadhan 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 126 15876 378 9
14 Irfan 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 131 17161 524 16
15 Lindu Aji 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 98 9604 294 9
16 M. Sofyan Irawan 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 132 17424 528 16
17 M.Afriansyah 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 108 11664 324 9
18 M.Riski Z A 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 128 16384 512 16
19 Maody Setiawan 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 132 17424 396 9
20 Martino Andrean 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 128 16384 512 16
21 Masyur Syahputra 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 125 15625 375 9
22 Miko Herlangga Hrp 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 105 11025 315 9
23 Muhammad Alexan 4 3 4 3 2 4 4 2 4 3 3 4 1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 120 14400 480 16
24 Pani Prasstio 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 109 11881 327 9
25 Prayogi 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 128 16384 384 9
26 Prediansyah 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 125 15625 500 16
27 Ramzy 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 129 16641 387 9
28 Robin wijaya 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 121 14641 242 4
29 Supriadi 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 133 17689 399 9
30 Tangguh Buana 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 129 16641 516 16

X 97 91 109 109 105 110 109 99 111 96 111 104 89 103 110 109 111 109 108 111 104 106 98 110 89 110 89 110 94 111 86 112 105 110 110 3645 446129 11856 323
r Hitung 0,403 0,044 0,418 0,708 0,358 0,654 0,545 0,022 0,694 0,396 0,583 0,552 0,500 0,328 0,749 0,699 0,781 0,804 0,122 0,672 0,430 0,181 0,381 0,748 0,379 0,339 -0,067 0,696 0,166 0,792 -0,080 0,626 0,710 0,845 0,654
r Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria V TV V V TV V V TV V V V V V TV V V V V TV V V TV V V V TV TV V TV V TV V V V V

Varians Butir 0,32 0,31 0,31 0,31 0,40 0,30 0,24 0,63 0,22 0,51 0,22 0,33 0,93 0,46 0,30 0,24 0,29 0,38 0,32 0,29 0,46 0,46 0,48 0,44 0,52 0,23 0,31 0,30 0,53 0,22 0,60 0,20 0,40 0,30 0,30 112,47
Jumlah Varian Butir 13,03
Varians total 112,5 Hasil uji Reliabilitas Cronbach Alfa
r 11 0,92 Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas Tinggi 0,921 Tinggi

Tingkat Kesukaran 3,233 3,033 3,633 3,633 3,500 3,667 3,633 3,300 3,700 3,200 3,700 3,467 2,967 3,433 3,667 3,633 3,700 3,633 3,600 3,700 3,467 3,533 3,267 3,667 2,967 3,667 2,967 3,667 3,133 3,700 2,867 3,733 3,500 3,667 3,667

152
153

Lampiran 11. Tabel Uji Daya Pembeda Tes

No Daya Beda Keterangan No Daya Beda Keterangan


Butir Butir
1 0,40 16 0,33
C C
2 0,13 17 0,27
J C
3 0,27 18 0,13
C J
4 0,27 19 0,33
C C
5 0,27 20 0,27
C C
6 0,27 21 0,27
C C
7 0,13 22 0,20
J C
8 0,27 23 0,33
C C
9 -0,13 24 0,27
JS C
10 0,60 25 -0,13
B JS
11 0,07 26 0,20
J C
12 0,60 27 0,53
B B
13 0,07 28 0,20
J C
14 0,60 29 0,27
B C
15 0,53 30 0,40
B B

Keterangan:

BS = Baik Sekali

B = Baik

C = Cukup

J = Jelek/Buruk

JS = Buruk Sekali
Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Pembeda

DAYA BEDA INSTRUMEN HASIL BELAJAR siklus 2


No Item
Skor
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Masyur Syahputra 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24
2 Ramzy 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24
3 Lindu Aji 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 23
4 M.Riski Z A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 23
5 Dimas Anggara 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 22
6 Irfan 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 22
7 Aditya Maulana 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21
8 Aliwa Azhari 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 21
9 Arif Pranata 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 20
10 Egi Andrian 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 20
11 Prediansyah 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 20
12 Supriadi 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 20
13 Dika Prayoga 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 19
14 Maody Setiawan 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19
15 Prayogi 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 19
16 Ari Sandi M 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 18
17 Dafffa Atala S 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 18
18 M. Sofyan Irawan 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 18
19 M.Afriansyah 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17
20 Miko Herlangga Hrp 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 17
21 Tangguh Buana 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 17
22 Fahmi Ramadhan 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 16
23 Ariya Pratama 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 15
24 Agil Irawan 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 12
25 Pani Prasstio 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11
26 Muhammad Alexan 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 10
27 Robin wijaya 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 10
28 Dimas Anggara Kasih 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7
29 Martino Andrean 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7
30 Bagas Andika 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6
X 22 20 18 16 18 20 12 14 20 15 21 17 19 16 21 12 10 15 16 18 18 21 19 22 16 13 20 15 18 14 516

BA 14 11 11 10 11 12 7 9 9 12 11 13 10 12 13 8 6 10 10 11 11 12 12 13 7 8 14 9 11 10
BB 8 9 7 6 7 8 5 5 11 3 10 4 9 4 8 4 4 5 6 7 7 9 7 9 9 5 6 6 7 4
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Daya Beda 0,40 0,13 0,27 0,27 0,27 0,27 0,13 0,27 -0,13 0,60 0,07 0,60 0,07 0,53 0,33 0,27 0,13 0,33 0,27 0,27 0,27 0,20 0,33 0,27 -0,13 0,20 0,53 0,20 0,27 0,40
KRITERIA c J c c c c J c JS B J B J B c c J c c c c J c c JS J B J c c

154
155

Lampiran 13. Instrumen Motivasi Belajar Setelah Validasi


156
157
158
159

Lampiran 14. Instrumen Hasil Belajar Siklus I Setelah Validasi


160
161
162
163

Lampiran 15. Instrumen Hasil Belajar Siklus II Setelah Validasi


164
165
166

Lampiran 16. Lembar Observasi Aktifitas Guru


167
168
169
170
171
172

Lampiran 17. Lembar Penugasan Dosen Pembimbing


173

Lampiran18. Lembar Pengajuan judul Skripsi


174

Lampiran 19. Surat Pelaksanaan Observasi


175

Lampiran 20. Surat Pernyataan Guru Mitra


176

Lampiran 21. Surat Keterangan Validasi Instrumen Motivasi Belajar


177

Lampiran 22. Lembar Persetujuan Revisi Proposal


178

Lampiran 23. Surat Telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen


179

Lampiran 24. Surat Permohonan Izin Penelitian


180

Lampiran 25. Surat Selesai Melaksanakan Penelitian


181

Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian

Gambar 6. Menyapa dan memberi Gambar 7. Menyampaikan Tujuan


motivasi kepada Siswa Pembelajaran

Gambar 8. Guru menyajikan informasi Gambar 9. Guru memberikan materi


terkait materi pembelajaran diskusi kepada masing masing
kelompok belajar
182

Gambar 10. Siswa bekerja dalam Gambar 11. Masing masing kelompok
kelompok yang dibimbing oleh guru mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya

Gambar 12. Guru memberikan kuis Gambar 13. Pengisian angket motivasi
untuk dikerjakan masing masing siswa belajar dan pengerjaan soal instrumen
hasil belajar
183

Lampiran 27. Lembar Bimbingan Skripsi


184

Lampiran 28. Surat Keterangan Revisi Skripsi

Anda mungkin juga menyukai