SKRIPSI
Oleh
YOSUA BUTAR BUTAR
5183122032
i
i
Yosua Butar Butar
ii
ABSTRAK
Yosua Butar Butar, NIM.5183122032. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Siswa Kelas X Di SMK Swasta Pab 12
Saentis Tahun Ajaran 2022/2023. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan, 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan motivasi belajar
siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada mata Pelajaran Pekerjaan Dasar
Teknik Otomotif menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division di SMK Swasta PAB 12 Saentis, dan (2) peningkatan hasil belajar siswa
jurusan Teknik Kendaraan Ringan pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division di SMK Swasta PAB 12 Saentis.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau classroom action
research.desain penelitian mengacu pada model yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yaitu pra siklus,
siklus pertama, dan siklus kedua. Tahapan pada penelitian tindakan kelas terdiri
dari tahap perencanaan,tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Subyek dalam penelitia ini yaitu 30 siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan
Ringan SMK Swasta PAB 12 Saentistahun ajaran 2022/2023. Metode
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi motivasi belajar,
da tes hasil belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji
melalui validasi ahli yang terdiri dari dua orang ahli, dan diuji coba kepada 30
siswa kelas XII disekolah yang sama. Data penelitian ini dianalisis menggunakan
teknik statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan motivasi
belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan persentase rata-rata skor kelas
yaitu dari siklus I ke siklus II sebesar 13,60 %. Hal ini juga ditunjukkan dengan
penurunan jumlah siswa yang termasuk pada kategori cukup, yang pada siklus
pertama sebesar 13,33 % dan pada siklus kedua menjadi 0 %, (2) pada hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan peningkatan rata-
rata nilai nilai kelas yaitu dari pra siklus ke siklus I sebesar 35,35 % dan dari
siklus I ke siklus II sebesar 8,87 %.
iii
ABSTRACT
Yosua Butar Butar, NIM.5183122032. Application of the Student Teams
Achievement Division (STAD) Cooperative Learning Model to Increase
Learning Motivation and Learning Outcomes in the Basic Occupational Subject
of Automotive Engineering Class X Students at SMK PAB 12 Saentis 2022/2023
Academic Year. Essay. Medan. Faculty of Engineering, Medan State University,
2023
This study aims to find out (1) an increase in the learning motivation of
students majoring in Light Vehicles Engineering in the Basic Occupational
Subject of Automotive Engineering using the Student Teams Achievement
Division learning model at SMK PAB 12 Saentis, and (2) an increase in student
learning outcomes majoring in Light Vehicles Engineering in the subject of Basic
Work in Automotive Engineering uses the Student Teams Achievement Division
learning model at SMK PAB 12 Saentis.
This research is a classroom action research. The research design refers to
the model developed by Kemmis and Mc Taggart. This study consisted of three
cycles, namely the pre-cycle, the first cycle, and the second cycle. The stages in
the classroom action research consist of the planning stage, the action stage, the
observation stage, and the reflection stage. The subjects in this study were 30 class
X students majoring in Light Vehicle Engineering at SMK PAB 12 Saentis in the
2022/2023 academic year. Methods of data collection using the method of
documentation, observation of learning motivation, and learning achievement
tests. The instruments used in this study were tested through expert validation
consisting of two experts, and tested on 30 class XII students at the same school.
The research data were analyzed using descriptive statistical and qualitative
descriptive techniques.
The results showed that (1) there was an increase in students' learning
motivation as indicated by an increase in the percentage of the average class score
from cycle I to cycle II of 13.60%. This is also indicated by a decrease in the
number of students who are included in the sufficient category, which in the first
cycle was 13.33% and in the second cycle it became 0%, (2) in student learning
outcomes there was an increase as indicated by an increase in the average class
grades ie from pre-cycle to cycle I of 35.35% and from cycle I to cycle II of
8.87%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmatnya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tempat penelitian
yang dipilih oleh penulis berlokasi di SMK Swasta PAB 12 Saentis yang
Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pekerjaan
Dasar Teknik Otomotif Siswa Kelas X TKR di SMK Swasta PAB 12 Saentis
arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
2. Bapak Dr. Selamat Riadi, M.T., selaku Ketua jurusan Teknik Mesin
4. Ibu Dr. Ir.Erma Yulia, M.T., selaku Kepala Prodi Pendidikan Teknik
penulis.
v
6. Seluruh dosen dan pegawai di Lingkungan jurusan Teknik Mesin, Fakultas
7. Kepala sekolah dan Seluruh Guru serta Staf tata usaha di SMK Swasta
PAB 12 Saentis.
yang selalu memberikan dukungan kasih sayang dan doa, selama penulis
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak
dengan lancar. Semoga skripsil ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, masyarakat
serta ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan vokasi dan kejuruan.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... I
DAFTAR TABEL.................................................................................................. X
viii
5.3 Saran .........................................................................................................110
LAMPIRAN ........................................................................................................115
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 4 Kisi instrumen Pre test dan Post test siklus 1.......................................68
xi
DAFTAR GAMBAR
belajar ................................................................................................181
Gambar 10. Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh guru .............182
kelompoknya .....................................................................................182
Gambar 12. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing masing siswa ......182
Gambar 13. Pengisian angket motivasi belajar dan pengerjaan soal instrumen hasil
belajar ................................................................................................182
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 22. Lembar Persetujuan Revisi Proposal.............................................177
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
bidang kehidupan. Penguasaan akan bidang ilmu teknologi juga akan menjadi
sumber daya manusia yang unggul. Indonesia merupakan salah satu negara besar
dengan jumlah penduduk paling banyak menempati urutan nomor 4 di dunia, yang
tentunya memilki sumber daya manusia yang banyak yang harus dipersiapkan
Akan tetapi, Sumber daya manusia yang ada di Indonesia masih rendah,
hal ini terbukti dari masih tingginya tingkat pengangguran yang di temukan di
sebesar 9,1 juta orang pada Agustus 2021. Jumlah ini naik dari 8,7 juta orang pada
Februari 2021, tetapi menurun jika dibandingkan 9,8 juta orang pada periode yang
sama tahun lalu. Salah satu penyumbang angka pengangguran adalah usia
produktif yakni lulusan sekolah menengah. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya
penguasaan akan kompetensi yang telah diajarkan sebelumnya oleh guru selama
menjalani proses belajar mengajar di sekolah. Untuk itu sistem pendidikan yang
baik merupakan ujung tombak yang harus diasah untuk meningkatkan tingkat
1
2
dan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau
dari proses belajar mengajar baik pendidikan secara formal maupun pendidikan
muda bangsa memiliki ilmu, kepribadian baik, kreatifitas, dan memiliki rasa
untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk masa depan
bangsa.
peradaban suatu bangsa. Untuk dapat bersaing dengan negara lainnya, maka
langkah utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Didalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, maka
pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena hanya dengan
pendidikan yang baik maka akan tercipta suatu generasi yang mampu bersaing di
di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri
masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih
rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa
Kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa
selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar merupakan salah satu indikator kualitas
pendidikan yang dapat dijadikan sebagai acuan keberhasilan pada proses belajar
gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian dalam proses belajar.
pada usaha dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut. Usaha dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik.
salah satunya di jenjang SMK. Akan tetapi, pada pelaksanaannya sering menemui
PAB12 Saentis adalah salah satu SMK yang baru menerapkan Kurikulum
4
merdeka belajar pada tahun ajaran 2022/2023, itupun hanya untuk kelas X yang
PAB 12 Saentis telah berjalan sejak awal juli tahun ajaran 2022/2023. Dalam
kualitas pembelajaran yang lebih berkualitas, salah satunya pada mata pelajaran
masing sehingga diharapkan dapat bersaing di dunia kerja setelah lulus. Dari
Ringan merupakan salah satu jurusan yang diminati siswa terutama laki laki.
diajarkan pada kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Swasta PAB
modal dasar bagi siswa sebelum melakukan praktik didalam bengkel. Di dalam
yang membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
melalui berbagai aktivitas proses sains, sehingga peserta didik diarahkan untuk
secara mandiri.
5
12 Saentis, mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif adalah satu dari
beberapa mata pelajaran yang masih tergolong mudah dipahami oleh siswa.
Hanya saja tindakan pembelajaran yang diterapkan masih tidak bisa merangsang
peserta didik supaya belajar dengan baik. Model pembelajaran yang sudah
konvensional hal ini dibuktikan dengan ciri pembelajaran yang hanya berpusat
pada guru, tidak ditemukan kelompok kooperatif, dan interaksi antas siswa sangat
kurang dalam proses belajar. Siswa juga terkadang acuh tak acuh ketika kegiatan
malas bertanya, dan tidak fokus ketika guru menyampaikan materi pelajaran.
Selain karena keadaan siswa yang cenderung pasif, motivasi belajar siswa yang
kurang yang merupakan satu dari beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya
penurunan hasil peserta didik. Rendahnya motivasi belajar siswa untuk belajar
disebabkan oleh proses belajar mengajar yang tidak dikemas dengan menarik
Alasan ini didukung oleh pernyatan yang diberikan guru mata pelajaran
Ringan di SMK tersebut tergolong masih sangat rendah. Keadaan tersebut yang
merupakan suatu sebab yang sangat dominan yang menjadikan hasil belajar siswa
rendah pada jurusan TKR kelas X di SMK Swasta PAB 12 Saentis. Berdasarkan
data dokumentasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO jurusan TKR
Menurut data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai
hasil belajar peserta didik pada tahun ajaran 2021/2022 mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Keadaan tersebut terbukti dari nilai rata rata kelas yang hanya
sampai 75,93, dan belum terdapat siswa yang mampu memperoleh nilai pada
interval diatas 80-89,99. Terlihat juga dengan jelas bahwa masih terdapat siswa
yang memperoleh nilai dibawah KKM (75) yang di tentukan. Padahal pada tahun
yang tidak layak dalam kegiatan belajar mengajar, bahwa pada kegiatan
7
depan karena guru hanya dapat membawakan mata pelajaran dengan metode
konvensional yang sebenarnya tidak cocok diterapkan pada siswa jenjang SMK,
sebab metode ini hanya akan menuntut guru untuk lebih aktif sementara peserta
didik hanya duduk, diam , dan mendengar. Dengan konsep pembelajaran yang
seperti itu, akan menyebabkan hasrat belajar siswa menjadi stagnan dan tidak
pembelajaran jenis ini kurang efektif untuk digunakan disekolah, namun dalm hal
ini sangat tergantung pada kemampuan sekolah atau ketersediaan sarana dan
peserta didiknya.
menemukan hasil berupa data proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
guru mata pelajaran PDTO. Berikut merupakan tabel hasil observasi awal mata
Keterangan
No Observasi Pembelajaran
Ya Tidak
1 Menyediakan Modul ajar
2 Pembelajaran yang sistematis
3 Pengelolaan kelas yang efektif
4 Mengatasi masalah pembelajaran
5 Menggunakan metode, model, dan, srategi yang
sesuai dengan materi ajar
6 Memfasilitasi dan menggunakan media
pembelajaran
7 Menyiapkan tes evaluasi pembelajaran yang
lengkap
8 Menyediakan lembar pengamatan pembelajaran
aktifitas
Evaluasi pembelajaran
belajar mengajar (KBM) apabila tidak segera diatasi akan berdampak pada
adalah kurangnya semangat belajar siswa yang akan berakibat pada menurunnya
motivasi belajar siswa, peserta didik juga menemui kesulitan ketika mencoba
memahami konsep dasar otomotif yang abstrak, peserta didik kesusahan untuk
9
akan semakin pasif, kegiatan belajar mengajar yang kurang menyenangkan, serta
dilakukan bukan berarti mengesampingkan model yang sudah ada dan digunakan
karena itu, sangat dibutuhkan model pembelajaran lain untuk lebih membantu
beragam atau heterogen. Pada model pembelajaran ini peserta didik akan
Belajar Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Siswa Kelas X
menengah
siswa merasa bosan dan terlalu pasif ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
11
3. Rata rata nilai hasil belajar siswa yang menurun dari tahun sebelumnya
4. Masih terdapat siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, dan belum
belajar.
teknik otomotif.
Banyak hal yang menyebabkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran tidak
dapat dicapai dengan maksimal pada mata pelajaran pekerjaan dasar otomotif.
PAB 12 Saentis?
Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti, guru, siswa,
pelajaran.
belajar mengajar.
pustaka atau landasan teori untuk melengkapi dan menjadi landasan penelitian
yang dilakukan. Landasan teori diperoleh dari beberapa sumber yang selaras dan
intraksi antara stimulus dan respons. Menurut (Djamarah, S.B. dan Aswan,
2006:5), Belajar dapat diartikan sebagai perubahan prilaku individu atas dasar
pengalamannya dan latihan yang dilakukan. Artinya, ada perubahan tingkah laku,
dari cara dia berinteraksi dengan lingkungannya. Tentu ada banyak perubahan,
namun tidak semuanya mengubah arti belajar. Sedangkan defenisi belajar yang
dikemukakan oleh (Hosnan & Sikumbang, 2014:7), belajar adalah suatu kegiatan
juga boleh dilihat sebagai suatu kegiatan yang diarahkan pada proses berbuat dan
16
17
pencapaian melalui berbagai peristiwa yang dialami. Belajarr dapat pula diartikan
tujuan untuk memperoleh perubahan dalam ranah tingka laku, baik dalam
pengetahunan, kompetensi, sikap, dan nilai positif yang diperoleh sebagi suatu
Belajar memiliki artian yang sangat luas terutama dalam ranah pendidikan,
sifat kebiasaan melalui pengalaman. Hasil dari sebuah pembelajaran bukan hanya
pribadi guna mencapai titik puncak tujuan dimana dapat diindikasikan dari
aspek, seperti pada aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotor
Dalam setiap kegiatan menuntut adanya hasil yang merupakan buah dari
tindakan yang dilakukan. Begitu juga dalam belajar, selalu ada hasil yang
diharapkan untuk diperoleh oleh setiap individu yakni disebut dengan hasil
belajar.
18
2014) melintasi domain kognitif, afektif, dan psikomotor dikenal sebagai hasil
(Sudjana, 2010:22) ―hasil belajar adalah keterampilan yang telah dimiliki peserta
pendapat (Rusman & Cepi, 2012:123) ―Pengalaman siswa dalam ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor dikenal sebagai hasil belajar. Oleh karena itu, penguasaan
Hasil belajar adalah suatu pencapaian atau yang diperoleh oleh setiap
berbagai sisi, seperti pada perubahan tingkah laku. Jika dibandingkan dengan
bersifat motorik, memerlukan koordinasi gerak yang cermat dan kesadaran yang
19
panca indera untuk dipahami siswa. 4) Associative thinking, atau berpikir tentang
menilai karya yang bermutu tinggi dan menghindari kegiatan yang tidak perlu. 6)
untuk menggunakan kata atau struktur yang salah, memungkinkan siswa akhirnya
untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap orang atau benda tertentu
Ranah hasil belajar dalam ranah pendidikan ada tiga: 1) ranah kognitif, 2)
Sikap dan nilai merupakan bagian dari ranah afektif. Karakteristik perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai semuanya termasuk dalam domain
afektif. Menurut beberapa ahli, sikap seseorang dapat diprediksi akan berubah jika
20
sudah memiliki tingkat daya kognitif yang tinggi. Siswa akan menunjukkan
suatu tugas adalah semua keterampilan. Detail dalam domain ini tidak dibuat oleh
Bloom, akan tetapi, dibuat oleh pakar lain, tetapi masih berdasarkan pada domain
Bloom.
1. Faktor internal (hal-hal yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)
2. Faktor eksternal (hal hal yang berasal dari luar individu yang belajar) ,
muncul karena telah melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat pada
penguasaan domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Baik faktor internal maupun
pembelajaran di sekolah, keadaan sosial dan lingkungan, serta faktor lain yang
sifatnya situasional. Setelah evaluasi hasil belajar selesai, pendidik yang berperan
anak didiknya. Hal ini memungkinkan guru untuk mengetahui sejauh mana
Ini adalah hasil dari teori psikologi pendidikan dan teori belajar. Suatu rencana
atau pola yang dikenal dengan model pembelajaran berfungsi sebagai landasan
pembelajaran berguna juga sebagai landasan bagi guru dalam merancang aktivitas
belajar mengajar.
22
sekedar strategi, metode, atau prosedur. Berikut adalah empat karakteristik unik
2) pembenaran untuk apa dan bagaimana siswa belajar; 3) perilaku mengajar yang
diperlukan agar model dapat diterapkan dan berhasil; dan 4) lingkungan belajar
Diperlukan sistem manajemen dan lingkungan belajar yang berbeda untuk setiap
yang diberikan oleh beberapa ahli tersebut di atas. Dalam hal ini, tujuan yang
siswa serta hasil belajar mereka. Agar siswa dapat terlibat dalam kegiatan
Memilah dan memilih model merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan
kesempatan kepada siswa dari berbagai latar belakang etnis untuk berinteraksi
Siswa ditempatkan dalam kelompok yang bercampur dalam tingkat kinerja, jenis
kelamin, dan etnis. Persentase peserta didik tinggi, sedang, dan rendah di setiap
seluruh kelas. Penghargaan kepada siswa secara individu sering kali didasarkan
pada kinerja dan pencapaian tim. Akuntabilitas siswa individu untuk seluruh
kelompok membangun insentif bagi siswa untuk bekerja sama secara produktif.
kelompok belajar kooperatif diberikan otonomi yang cukup besar. Anggota tim
guru memberikan peran dan tanggung jawab kepada siswa untuk mendorong
kerjasama dan partisipasi penuh. Peran siswa yang ditugaskan mungkin termasuk
dan pelatih. Jika Anda memutuskan untuk menetapkan peran, pastikan peran
(Sedayu, 2016).
dan produktifitas peserta didik dalam rangka meningkatkan kesanggupan fisik dan
peserta didik dalam belajar dan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dari berbagai latar belakang.
Pembagian prestasi tim siswa disebut sebagai "Divisi Prestasi Tim Siswa,"
Hopkins menciptakan model ini. Menurut Slavin dalam (Rusman & Cepi, 2012, p.
214), landasan utama STAD adalah mendorong dan membantu siswa dalam
Ada dua jenis motivasi yang terlibat dalam STAD: (1) motivasi intrinsik
yang mengalir dalam diri seseorang, dan (2) motivasi ekstrinsik yang datangt dari
intrinsik, Slavin percaya bahwa motivasi ekstrinsik harus digunakan. ―Siswa harus
menerima sekitar 900 jam instruksi setiap tahun. Tidak realistis untuk
dengan cara belajar secara tim, seperti yang dapat disimpulkan dari definisi di
atas. Sehingga keragaman latar belakang setiap siswa tidak menjadi penghalang
bagi setiap siswa dalam menerima materi dan memahaminya. Setiap siswa akan
paling penting adalah guru harus selalu memantau dan mengawasi setiap
kelompok supaya setiap siswa dalam kelompok tidak lari dari jalur pembelajaran
diberikan oleh guru dalam persiapan untuk kuis. Setiap kelas siswa didasarkan
27
pada nilai sendiri dalam kuis, akan tetapi disaat yang sama setiap siswa harus
memberikan konstribusi yang sama untuk skor grup. Setiap konstribusi siswa
untuk nilai kelompok mereka dibandingkan dengan skor rata rata mereka sendiri
pada kuis masa lalu. Skor kelompok ini digunakan untuk menentukan kelompok
harga diri dan peningkatan hubungan lintas etnis. Dalam pembelajaran, STAD
siswa untuk belajar keras untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota kelompok
mereka.
berkelompok, namun dalam pengerjaan kuis setiap siswa tidak boleh bekerja
sama. Tindakan yang seperti ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan
materi pelajaran dengan baik kepada teman kelompok masing masing Sebab,
29
dengan menguasai dan memahami materi yang sudah diajarkan, merupakan satu
satunya cara bagi setiap kelompok untuk berhasil. Semua siswa memiliki
kesempatan untuk menjadi yang terbaik dalam seminggu karena skor kelompok
sebelumnya. Mereka bisa mendapatkan skor lebih tinggi dari rekor sebelumnya
atau membuat jawaban kuis sempurna, yang akan selalu memberikan skor
tertinggi terlepas dari skor rata-rata siswa terakhir.(Slavin, 2010b, pp. 11–13)
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang akan
Teams Achievement Division) pada awalnya disajikan dalam presentasi kelas. Ini
yang biasanya dilakukan, atau diskusi pelajaran yang dipimpin guru. Presentasi
presentasi kelas. Ada empat hingga enam siswa di setiap kelompok, masing-
masing mewakili bagian kelas yang berbeda dalam hal prestasi akademik, jenis
kelamin, ras, dan etnis. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
didorong untuk memberikan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok itu
30
sendiri juga harus melakukan yang terbaik untuk membantu semua anggota. Siswa
akan mengikuti kuis individu kira-kira satu sampai dua periode setelah guru
menyelesaikan presentasi dan kira-kira satu sampai dua periode latihan kelompok.
Siswa tidak diperbolehkan untuk membantu satu sama lain untuk memastikan
untuk memberi siswa tujuan kinerja yang dapat dipenuhi jika mereka belajar lebih
rajin dan berprestasi di tingkat tertinggi mereka. Skor awal diberikan kepada
setiap siswa berdasarkan kinerja rata-rata mereka pada kuis yang sama. Tingkat di
mana skor kuis siswa naik dibandingkan dengan skor awal mereka kemudian
146)
Skor rata-rata siswa dari tes sebelumnya digunakan untuk menghitung nilai
awal. Gunakan rata-rata poin kuis siswa sebagai skor awal saat memulai model
tiga kuis atau lebih. Atau, jika tidak, gunakan nilai dari tahun sebelumnya.
(Slavin, 2010b, p. 151) Adapun skor perkembangan tersebut tersaji pada Tabel 2
berikut ini:
Poin
Skor Kuis
kemajuan
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0
10 poin sampai 1 poin dibawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30
Sumber : Riyanto.(2010:269)
31
orang lain belajar dan belajar untuk diri mereka sendiri.(Rusman & Pd,
harus saling mengajari dan mempelajari materi pelajaran, cara ini lebih
menekankan pada aktivitas dan umpan balik siswa untuk mendorong dan
pembelajaran STAD::
Oleh karena itu, kelompok dibentuk setiap saat selama kegiatan belajar
mengajar.
yang lain harus mengemudi, jika tidak dirancang dengan baik. Guru
kelompok, maka semua anggota kelompok harus ikut serta dalam setiap
menang atau menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, merupakan kerugian
lainnya.(Sedayu, 2016)
3) Menurut (Kurniasih & Sani, 2015:23), Siswa yang pandai dapat menjadi
lebih dominan dan tidak terkendali dalam kelompok jika guru tidak
setiap kelompok..
Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ‖movere‖ yang berarti dorongan atau
organism that services to direct that organism toward the goal of a certain class‖
(motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan
tubuh seseorang menjadi energi aktual untuk mencapai suatu tujuan ketika mereka
menjadi defenisi yang merangkum segala semua keadaan dan proses kejiwaan,
tindakan atau rangkaian kegiatan yang menjadi dasar tingkah laku seseorang atau
merupakan energi yang cukup kuat untuk memberikan perubahan bagi diri
seseorang untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain.
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dalam diri peserta didik dalam
belajar, memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan oleh
mata pelajaran dapat tercapai‖. Semangat dan keinginan belajar seorang siswa
dapat disulut oleh motivasi belajar, yaitu dorongan yang berasal dari dalam dan
luar diri siswa. Itu juga dapat mengarahkan kegiatan belajar sehingga hasil yang
menghasilkan energi. Dalam hal ini, motivasi adalah dorongan di balik setiap
Motivasi memiliki banyak jenis karena dapat kita lihat dari sudut pandang
yang berbeda. Akan tetapi disini yang penulis paparkan hanya dua, yaitu motivasi
sumbernya, ada dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
(Tambunan, 2015). Berikut ini adalah contoh motivasi intrinsik dan ekstrinsik:
a. Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, atau motivasi intrinsik
menerima dari sumber luar. Motivasi ini biasanya berupa nilai material,
36
Motivasi adalah suatu proses internal yang menjadi faktor penggerak bagi
pembelajaran sampai peserta didik mencapai hasil tertentu. Motivasi siswa dapat
digerakkan dari faktor eksternal seperti memberikan materi yang disusun secara
kreatuf oleh guru, dukungan dari orang tua, sedangkan motivasi dari faktor
yang timbul sebagai akibat adanya rangsangan dari luar diri siswa, sedangkan
motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri.
diketahui pada motivasi, yang menekankan pada unsur yang ada pada diri
manusia/dalam hal ini siswa. Orang yang memiliki motivasi yang kuat menurut
5) Cepat bosan pada tugas tugas rutin,atau hal yang mekanis dan
berulang
37
prestasi atau keberhasilan yang telah menjadi tujuan mereka.. (Sugihartono et al.,
2007).
keterampilan yang diajarkan pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif
dengan menyelesaikan tugas atau fasilitas yang menjadi kemudahan yang dapat
dinilai dengan menggunakan lembar observasi motivasi belajar siswa dan skor
angket motivasi.
ringan, dan alat berat. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif merupakan mata
mempelajari tingkatan materi otomotif yang lebih kompleks. Agar siswa memiliki
kompetensi dasar yang kuat dalam mempelajari mata pelajaran pada konsentrasi
keahlian di kelas XI dan XII, maka mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran
kendaraan ringan, dan alat berat akan ditingkatkan melalui mata kuliah ini.
strategi, dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Terdapat
sepuluh komponen pembelajaran pada mata kuliah Dasar Teknik Otomotif, antara
lain:
6) Gambar Teknik
Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran awal bagi siswa jurusan
teknik kendaraan ringan di SMK kelas X, bukan dengan tanpa alasan tetapi karena
mata pelajaran ini merupakan dasar bagi siswa untuk dapat mempelajari mata
Sehinga ketika selesai mata pelajaran ini diharapkan siswa dapat memahami dasar
pada bidang otomotif secara umum dan mampu menerapkan kompetensi keahlian
yang dimiliki ketika akan bekerja di bengkel sekolah atau ketika akan
melakukan praktek dalam penggunaan dan perawatan pada alat alat yang
diharapkan dapat dicapai dengan maksimal. Penelitian ini terbatas yaitu hanya
pada elemen D yaitu: Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
demonstrasi, dan praktik. Siswa memiliki waktu lebih mudah memahami materi
ini sebagai hasil dari ini. Pemahaman penguasaan kompetensi otomotif didasarkan
pada mata kuliah Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif, yang merupakan prasyarat
skill, siswa harus memiliki keterampilan pribadi dan sosial seperti berpikir kritis,
Data motivasi siswa dikumpulkan melalui lembar kuisioner dan data hasil
bentuk tes objektif. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis secara
STAD, ini dapat dilihat dari rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I
sebesar 2,8 dengan kriteria cukup sedangkan pada siklus II nilai ratarata
motivasi siswa adalah 3,7 dengan kriteria baik. Rata-rata prestasi belajar
siswa pada siklus I adalah 61,17 dengan kriteria cukup, daya serap 61,17%
dan ketuntasan belajar siswa 61,11 %, sedangkan pada siklus II nilai rata-
rata prestasi belajar siswa adalah 76,53 dengan kriteria baik, daya serap
data yang diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebelum
diberikan tindakan (T0) sebesar 45,83% dengan nilai rata-rata kelas 71,67.
dengan nilai rata-rata kelas 76,67, pada siklus II (T2) sebesar 79,19%
dengan nilai rata-rata kelas 81,25, pada siklus III (T3) sebesar 87,50%
41
dengan nilai rata-rata kelas 90,83 sehingga menunjukan T3> T2> T1>T0.
pada siklus II sebesar 50,88% dan pada siklus III sebesar 59,94% ini
orang siswa 58,33 % mendapat nilai tuntas, dan sebanyak 15 siswa 41,57
% mendapat nilai belum tuntas dengan nilai rata rata 65,97 %. Karena
tuntas, dan sebanyak 6 orang siswa 16,67 % yang tidak tuntas dengan niai
siklus kedua menjadi 80%. Kenaikan skor normal yang terjadi = 93,25 –
tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Peserta didik.
Persentase keaktifan peserta didik mencapai kategori baik dan sangat baik
Suatu prestasi yang dicapai siswa yang tercermin dari hasil belajar disebut
sebagai prestasi siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah model pembelajaran guru dalam penyampaian materi. Siswa akan
lebih mudah memahami setiap pelajaran jika digunakan model pembelajaran yang
tepat. Di sisi lain, pemanfaatan model pembelajaran yang kurang tepat dapat
pelajaran dengan tingkat kesukaran tinggi. Secara alami, siswa akan mengalami
43
kesulitan yang lebih besar dalam memahami mata pelajaran tersebut, sehingga
penyebab situasi ini, yang berdampak negatif pada motivasi belajar dan kinerja
mereka di kelas.
Prestasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X TKR di SMK Swasta PAB
12 Saentis pada mata pelajaran PDTO terbilang masih standar dan masih
nilai dibawah KKM yang ditentukan, serta belum ada siswa yang mampu
memperoleh nilai diatas interval 80 - 84,99. Hal ini juga terlihat dari nilai rata
rata hasil belajar hanya menempuh angka75,93. Oleh karena itu, diperlukan usaha
perbaikan guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut.
Untuk meningkatkan hasil belajar juga harus diikuti dengan peningkatan motivasi
belajar siswa, karena dengan peningkatan motivasi belajar akan diikuti dengan
tindakan yang dapat dilakukan oleh guru dalam usaha meningkatkan motivasi
belajar dan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran Student Teams
Dasar Teknik Otomotif terhadap peserta didik jurusan teknik kendaraan ringan di
SMK Swasta PAB 12 Saentis adalah salah satu alternatif penyelesaian masalah
yang masih dihadapi oleh guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif .
diamati yaitu motivasi dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan model pembelajaran
―Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya
Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini yaitu seperti dijelaskan pada
1. Pembelajaran 1. Pemilihan
1. Guru mampu
monoton & model
melaksanakan
masih berpusat pembelajaran
pembelajaran
pada guru yang paling
dengan
2. Metode tepat untuk
menerapkan
pembelajaran diterapkan
model
yang digunakan 2. Analisa
pembelajaran
masih metode pembelajaran
STAD di kelas
konvensional kooperatif tipe
2. Terdapat
3. Rendahnya STAD
peningkatan
motivasi siswa 3. Melaksanakan
motivasi belajar
untuk belajar pembelajaran
siswa dibanding
4. Rendahnya kooperatif tipe
dengan
proses, STAD di kelas
pembelajaran
kualitas,dan
sebelumnya
hasil
3. Terjadi
pembelajaran
peningkatan pada
kulaitas, proses,
dan hasil
pembelajaran
yang beralamat di Jl.Kali Serayu, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. SMK Swasta PAB 12 Saentis
dengan jumlah siswa 1050 yang terbagi atas lima kompetensi keahlian atau
jurusan.
Penelitian ini akan berlangsung pada waktu yang sesuai untuk mata
dengan sekolah untuk melakukan penelitian mulai dari tanggal 14 Oktober sampai
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel
47
48
Pembelajaran.
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016:68). Variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model Pembelajaran. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu Y₁: Motivasi Belajar, Y₂: Hasil
Belajar. Hubungan ketiga variabel tersebut secara rinci disajikan pada gambar
berikut:
Y₁
r₁
Y₂
r₂
Prof.Dr.Sugiyono
49
(Y₁), dan model pembelajaran (X) yang diterapkan juga akan mempengaruhi hasil
belajar siswa (Y₂). Sedangkan motivasi belajar siswa (Y₁) dengan hasil belajar
untuk menganalisis data interval dan ratio yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Pada penelitian ini data ordinal akan diperoleh pada variabel
dependen atau terikat yaitu tingkat motivasi belajar maupun peningkatan hasil
Siswa yang terkena tindakan adalah subjek dari penelitian ini. Sebanyak 30
siswa kelas X 1 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Swasta PAB 12
Saentis tahun ajaran 2022/2023 dijadikan sebagai subjek kajian PTK ini. Siswa
dalam suatu kelas dikatakan heterogen karena mereka berasal dari berbagai latar
belakang suku, budaya, dan agama, serta karena mereka memiliki tingkat
penelitian yang dilaksanakan. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
50
kelas atau dikenal juga dengan Classroom Action Research, adalah penelitian
ilmiah yang dilakukan dengan tindakan tertentu di dalam kelas dalam kondisi dan
dengan karakteristik yang agak berbeda. Penelitian tindakan kelas dapat dianggap
sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen yang berbeda ketika dilakukan
evaluasi hasil yang diambil setelah perlakuan, maka disebut sebagai penelitian
2011).
Keputusan peneliti untuk mengangkat judul penelitian ini berawal dari isu
problem yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas terhadap
mata pelajaran PDTO di kelas X jurusan teknik kendaran ringan di SMK swasta
terukur dan terencana. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif atau kerjasama
antara peneliti dengan guru bidang studi mata pelajaran PekerjaannDasar Teknik
didalam kelas. Tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan agar guru sebagai partner
peneliti.
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO.
& Taggart, penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus dengan empat tahapan
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Model ini diterapkan karena
mengajar.
siklus tergantung pada target keberhasilan yang telah ditentukan. Masing masing
perkembangan motivasii serta hasil belajar siswa. Sehingga pihak observer juga
akan lebih leluasa memantau kekurangan pada setiap tindakan yang dilakukan
Perencanaan
Refleksi
Pra siklus
Perencanaan
Refleksi Siklus I
Pelaksanaan &Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II
Pelaksanaan &Pengamatan
Guru, peneliti, dan siswa berkolaborasi dalam kegiatan penelitian ini. Yang
mana setiap partisipan dalam penelitian memiliki tujuan yang sama meskipun
No Tindakan Output
1 1) Menetapkan isi pembelajaran 1. Siswa memahami
2) Menetapkan langkah-langkah atau langkah-langkah
model pembelajaran pembelajaran
3) Meninjau ulang pembelajaran dengan 2. Siswa menjawab soal
memberikan pre test pre test
2 Guru melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran 1. Siswa memahami
STAD, yaitu: materi pelajaran yang
1) Guru menyajikan dan menyampaikan diajarkan guru
informasi terkait materi pembelajaran 2. Siswa membentuk
Bahaya di Tempat Kerja kelompok sesuai
2) Guru membentuk kelompok dan arahan guru
menjelaskan cara membentuk 3. Siswa menuliskan dan
kelompok belajar yaitu setiap memahami materi
kelompok beranggotakan 5 siswa diskusi masing masing
3) Guru memberikan materi diskusi kelompok
kepada masing masing kelompok 4. Seluruh siswa akan
belajar bersama mengerjakan
4) Guru membimbing siswa untuk tugas kelompok dan
mengerjakan tugas kelompok dalam mengerti bersama
kelompok belajarnya masing masing 5. Siswa akan terlatih
5) Guru membimbing siswa untuk untuk
mempresentasikan hasil kerja mempresentasikan hasil
kelompok masing masing kelompok kerja kelompok
6) Guru memberikan kuis untuk 6. Siswa akan mengetahui
55
No Tindakan Output
dikerjakan masing masing siswa, tingkat pencapaiannya
kemudian pemeriksaan kuis dilakukan terhadap materi
dengan menukarkan dengan kelompok pelajaran
lain 7. Siswa akan semakin
7) Guru memberikan penghargaan termotivasi untuk
berupa applause/tepuk tangan dan belajar dengan giat
pujian atas nilai pengerjaan kuis yang
diperoleh siswa
3 Melakukan evaluasi hasil pembelajaran Hasil sebagai alat ukur
dasar bagi siswa
dan memberi saran kepada siswa untuk
berdasarkan tes siklus I
mendalami materi pelajaran
tindakan pra siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seperti apa kondisi awal
hasil belajar siswa pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif diperiksa.
Pada tahap ini peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar
56
Teknik Otomotif untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Guru dan peneliti
motivasi belajar siswa dan soal pre test untuk mengetahui kondisi
pra siklus dijadikan sebagai bahan refleksi untuk penyusunan rencana pada siklus
I.
3.4.2 Siklus 1
dibatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus I guna meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif dengan
pembelajaran berupa modul ajar, materi pelajaran, lembar observasi, dan tes yang
telah divalidasi untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
pada mata kuliah Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif. Hanya materi pembelajaran
57
Elemen D yaitu ―Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3LH) dan Budaya Kerja
Industri‖ yang diajarkan dalam penelitian ini. Pada siklus pertama akan
mempelajari tentang prosedur K3LH, alat pelindung diri (APD), dan bahaya di
tempat kerja. Sedangkan Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Safety Talk Budaya
Kerja Industri, dan Budaya Kerja 5R/5S akan dibahas pada siklus II.
Diharapkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akan meningkat pada
setiap siklusnya yang merupakan tujuan dari keberhasilan siswa. Pada akhir siklus
terakhir diperkirakan nilai rata-rata motivasi belajar siswa akan lebih tinggi dari
85, dan akan terjadi peningkatan motivasi belajar sebesar 15% dari nilai rata-rata
sebelum penerapan model pembelajaran STAD. Dari sisi hasil belajar siswa
semua siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka dalam pembelajaran pada
setiap siklusnya. Hasil akhir pada penilaian hasil belajar yang diaharapkan adalah
seluruh peserta didik mampu mendapat nilai tuntas melebihi KKM yaitu 65, dan
rata-rata nilai yang didapat siswa >85 % dari nilai total benar keseluruhan, serta
persebaran nilai yang diaharapkan adalah >50% dari jumlah siswa memperoleh
nilai diatas 80 atau pada interval diatas 85. Pada akhir tindakan akan diberikan tes
kepada siswa untuk melihat hasil yang dicapai melalui pemberian tindakan.
telah mempersiapkan model dan metode pembelajaran yang akan digunakan serta
telah menyusun instrumen apa saja yang akan digunakan saat pengambilan data
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari semua rencana yang telah disusun.
sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
No Kegiatan
Pendahuluan
No Kegiatan
Untuk mencapai motivasi belajar dan hasil belajar siswa hingga minimal
Tujuan dari tahap observasi adalah merekam proses dan hasil dari tindakan
yang telah dilakukan. Tahap refleksi tindakan dapat dibangun di atas tahap
observasi. Selama fase observasi, peneliti harus terbuka, tanggap, dan objektif.
Pada tahap ini, guru dan peneliti akan mengamati faktor negatif dan faktor
positif yang mempengaruhi pencapaian pada motivasi dan hasil belajar siswa.
Faktor negatif tersebut adalah faktor yang berlawanan dengan pencapaian pada
60
indikator motivasi belajar maupun hasil belajar. Sedangkan faktor positif adalah
faktor pendukung pada indikator motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
apakah telah terdapat peningkatan. seperti yang diinginkan. Pada tahapan ini guru
sudah dilakukan. Hasil tindakan yang didapat, jika masih belum menemui
kembali terhadap siklus selanjutnya. Tahap ini akan dijadikan sebagai waktu
siklus selanjutnya.
Adapun kriteria yang dijadikan indikator keberhasilan pada tahap refleksi, antara
siklus kedua serta siklus ketiga dengan menerapkan langkah dan tahapan sama,
seperti pada siklus I. Akan tetapi, untuk melakukan tindakan pada siklus kedua
dan ketiga harus memperhatikan tahapan refleksi atau evaluasi pada siklus
belajar peserta didik dan hasil belajarnya berdasarkan tiga siklus yang akan
dilakukan sebagai dasar untuk melihat dan menilai tingkat keberhasilan tindakan
tertulis. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
tahunan, program semester, nilai hasil belajar siswa, dan hasil pengamatan
untuk mengetahui sejauh mana siswa melaksanakan tindakan dan menjadi lebih
mengajar guru modul ajar menguraikan sintak model pembelajaran Student Teams
Metode Tes yaitu teknik yang dipakai oleh peneliti untuk menguji atau
tentang hasil belajar dan motivasi belajar siswa dengan memakai butir soal
maupun instrumen soal sesuai dengan kisi kisi dan bidang mata pelajaran yang
diteliti (Agung, 2011, p. 73). Kuesioner atau angket dengan 25 item yang telah
Division), diberikan 15 soal pilihan ganda kepada setiap siswa untuk mengukur
kemajuan dan peningkatan hasil belajar mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang dapat
belajar mengajar, serta bagaimana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
3.5.2.2 Kusioner/Angket
siswa. Oleh karenanya angket disebut juga wawancara tertulis. pengisian angket
mengapa mereka ingin mengikuti pelatihan kerja dasar teknik otomotif di SMK
menggunakan skala Likert, yang menggunakan sistem penilaian dari sangat positif
hingga sangat negatif (Soegiyono, 2011). Aturan penskoran pada setiap kriteria
untuk butir negatif yaitu 1,2,3, dan 4. Adapun kisi–kisi instrumen yaitu seperti
dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk menentukan butir
mana yang layak untuk digunakan dalam penelitian. Validasi instrumen yaitu
65
kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang akan dipakai. Bila suatu alat ukur
dikatakan valid, berarti data yang diukurnya akurat. Valid berarti instrumen
tersebut mampu mengukur apa yang perlu diukur. Keandalan instrumen, atau
sebagai reliabilitasnya..
1) Validitas Angket
judgment oleh pakar atau ahli yang sudah berpengalaman dalam memvalidasi
suatu instrumen. Dalam hal ini, para ahli atau individu yang berkompeten
aspek yang akan diuku terhadap butir-butir tes yang akan digunakan dalam
para ahli butir-butir tes yang akan dipakai dalam instrumen penelitian. Jumlah
tenaga ahli yang dipakai pada pengujian ini adalah dua orang dosen validator.
Hasil dari validasi experts judgment menyatakan bahwa tes hasil belajar siswa
Moment yaitu:
∑ (∑ )(∑ )
( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
Keterangan:
= r hitung
∑Y = Skor total
N = Jumlah Responden
Untuk perhitungan yang lebih mudah dalam mencari validitas item angket
2) Reliabilitas Angket
∑
[ ][ ]
= Reliabilitas Instrumen
= Variabel total
(∑ )
∑
Achievement Division), soal tes yang digunakan dalam pengamatan hasil belajar
siswa berupa soal uraian yang dikerjakan dalam kelompok kooperatif dan 15 soal
individu dan prestasi belajar siswa. peningkatan hasil belajar siswa pada mata
seperti berikut:
68
menggunakan 15 butir soal test pilihan ganda, dengan kisi kisi sebagai berikut:
69
Total 30
1) Validitas Soal
maka validitas isi instrumen dapat diuji dengan menggunakan tes. (Sugiyono,
2007, p. 353), Tes dikatakan tidak valid jika diberikan di luar materi yang
diajarkan. Akan ditentukan apakah soal yang diujikan dikatakan sesuai dengan
70
materi yang diajarkan setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan.
software microsoft excel 2010. Maka butir tersebut boleh dikatakan mempunyai
validitas isi.
2) Reliabilitas Soal
Untuk mencari reliabilitas item soal pilihan berganda juga dapat dilakukan
kesukaran adalah perbandingan antara jumlah peserta tes dengan jumlah jawaban
yang benar. Hal ini menunjukkan bahwa indeks kesukaran adalah 1,00 jika semua
siswa menjawab dengan benar. Sebaliknya, tingkat kesukaran adalah 0,00 jika
besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara siswa pada
kelompok rendah dan siswa pada kelompok tinggi. Untuk mengetahui besarnya
indeks daya pembeda butir soal pilihan berganda, dapat dilakukan dengan
Keterangan:
atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif dalam
tindakan kelas ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa ≥ 75% jumlah siswa
minimal berkategori baik dan rata-rata skor kelas minimal berkategori baik.
memenuhi KKM dan rata-rata nilai kelas ≥ 80 , dan > 50% siswa memperoleh
nilai diatas 80. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Dalam
penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan analisis terhadap setiap aspek sejak
awal. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kuis individual yang diberikan
hasil belajar siswa yang ditinjau. Selain itu peningkatan motivasi dan hasil belajar
dengan maksud untuk memahami gambaran data untuk setiap aspek yang
dianalisis. Motivasi dan hasil belajar siswa merupakan dua jenis data yang
dikumpulkan selama penelitian tindakan kelas ini pada setiap siklusnya. Setelah
yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan tersebut Pada akhir siklus, data
Tujuan dari analisis data pada penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih
jauh tentang motivasi dan hasil belajar siswa. Statistik deskriptif dan analisis
deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Data
Dalam penelitian ini data kuantitatif meliputi skor lembar observasi dan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif, akan
kelompok melalui modus, mean, dan variasi melalui rentang dan simpangan baku
(Sugiyono, 2010:208). Hasil belajar siswa dan hasil skor pada lembar observasi
berupa data kuantitatif yang dapat dianalisis secara statistik deskriptif. Hal yang
74
lebih penting adalah statistik deskriptif dapat digunakan untuk memaknai data
melalui penilaian menggunakan Angket. Analisis hasil skor pada lembar angket
siswa: 1) menetapkan kriteria penskoran untuk setiap aspek sikap yang diamati, 2)
menjumlahkan skor untuk setiap aspek, dan 3) menggunakan rumus di bawah ini
untuk menentukan persentase skor sikap pada setiap aspek yang diamati:
∑
∑
motivasi belajar: 1) cari skor tertinggi yang mungkin, yaitu 4, 2) cari skor
terendah yang mungkin, yaitu 1, 3) temukan jumlah aspek yang diamati, yaitu 25,
dan 4) mencari rata-rata ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi). Berikut
Analisis hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana daya serap
siswa selama mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan melalui tes hasil
belajar. Analisis terhadap tes hasil evaluasi belajar siswa dilakukan dengan
analisis kuantitatif dengan menentukan rata-rata nilai tes. Rata-rata nilai tes
diperoleh dari penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Pemberian skor tes didasarkan pada
jumlah jawaban yang benar pada saat evaluasi. Angka skor yang digunakan dari
≥
76
Data kualitatif penelitian ini berasal dari lembar observasi aktivitas guru
analisis data kualitatif. Deskripsi data yang dihasilkan oleh tindakan disajikan.
Miles dan Huberman (1984) berpendapat bahwa analisis data kualitatif sifatnya
hingga selesai. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta
verifikasi adalah semua kegiatan dalam analisis data.. Aktivitas dalam analisis
model pembelajaran STAD siklus yang pertama pada pembelajaran. Pada kondisi
ini akan diperoleh data awal tentang keadaan pembelajaran dalam kelas, keadaan
motivasi belajar siswa, dan nilai hasil belajar siswa sehingga akan menjadi acuan
Setelah dilakukan observasi pra siklus, maka diketahui beberapa hal yang
perlu di evaluasi dalam pembelajaran di kelas X TKR SMK PAB 12 Saentis, yaitu
sebagai berikut:
Keadaan ini akan menyebabkan pola pikir siswa akan sulit berkembang
dalam menalar pembelajaran, akibatnya ketika akan menghadapi ujian, siswa akan
77
78
seperti ini akan membuat siswa mudah bosan dan tidak selalu memperhatikan
guru saat belajar. Hal ini akan membuat kelas menjadi hening dan membuat siswa
Karena pembelajaran masih bersifat satu arah yaitu berpusat dan terpusat
pada guru bukan pada siswa, maka kondisi pembelajaran tersebut di atas belum
dapat dikatakan telah terlaksana secara optimal karena interaksi antara guru dan
siswa belum terlihat. Siswa juga akan terlihat kurang antusias dalam mengikuti
untuk tidak bertanya jika menemui kesulitan belajar. Apabila keadaan ini
berlangsung secara terus menerus, akan berakibat pada motivasi belajar siswa
yang semakin menurun untuk belajar, siswa akan semakin tidak aktif dalam
pembelajaran dan hal ini akan berakibat fatal pada pencapaian hasil belajar siswa.
Kondisi seperti ini tidak akan sejalan dengan tujuan pembelajaran yang
menyatakan bahwa lulusan SMK harus memiliki keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja, yang akan berpengaruh pada kehidupan siswa di kemudian
hari..
Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang diberikan oleh guru mata
pelajaran PDTO yang mengatakan bahwa motivasi belajar siswa untuk belajar
sangat rendah dan mengakibatkan hasil belajar siswa juga mengalami penurunan
hasil belajar siswa mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang telah
mengukur kemampuan awal siswa tentang materi pelajaran prosedur K3LH, Alat
soal pilihan berganda untuk dijawab dalam 15 menit dan dijawab secara pribadi.
Setelah selesai proses penilaian terhadap lembar kerja dilakukan, maka diperoleh
data nilai hasil belajar siswa yang disajikan pada tabel berikut ini:
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah 46,67
dengan nilai terendah adalah 13,33, dan nilai tertinggi 80. Untuk mengetahui lebih
80
jelas penyebaran nilai pada tindakan pra siklus diatas, dapat dilihat pada tabel
berikut:
besar siswa masih mendapat nilai di bawah KKM dalam hal pengetahuan atau
kemampuan awal PDTO. Data pada tabel tersebut akan dijadikan sebagai nilai
awal pra siklus untuk dibandingkan pada nilai siklus pertama yang akan dilakukan
4.1.2.1 Perencanaan
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa berdasarkan observasi dari
pra-siklus sebelumnya. Guru dan peneliti bekerja sama untuk membuat sejumlah
observasi, modul ajar, bahan ajar, dan tes hasil belajar siswa. Model pembelajaran
adalah pada Elemen D, yaitu keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
81
hidup (K3LH) dan budaya kerja industri, sedangkan capaian pembelajaran yang
dibatasi pada siklus pertama ini adalah praktik kerja yang aman yang meliputi
4.1.2.2 Tindakan
Pada tahap ini, semua rencana yang telah dibuat dilakukan secara
motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Tabel berikut menunjukkan bagaimana
No Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1 Membuka dan memulai pembelajaran dengan salam dan doa
2 Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memulai pembelajaran
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran materi prosedur K3LH dan Penggunaan
APD, serta Bahaya di tempat kerja.
4 Memberikan pertanyaan pemantik kepada siswa mengenai hal penting dalam
topik pembelajaran
5 Menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran STAD yang akan
diterapkan selama empat pertemuan selanjutnya
5
Kegiatan Inti
6 Guru menyampaikan materi pelajaran prosedur K3LH dan Penggunaan
APD, serta Bahaya di tempat kerja.
82
No Kegiatan Pembelajaran
7 Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
mereka pahami jika Anda memberi mereka kesempatan untuk mengamati
materi pelajaran yang telah dibahas oleh guru.
8 Membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok mengenai materi pelajaran
yang sudah diajarkan oleh guru, terutama tentang materi yang belum
dimengerti
9 Memberikan kuis kepada setiap kelompok untuk dikerjakan dan
didiskusikan bersama angggota kelompok,
10 Membimbing peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi dan
pengerjaan tugas kuis pada setiap kelompok kooperatif mengenai materi
prosedur K3LH dan Penggunaan APD, serta Bahaya di tempat kerja.
11 Melakukan evaluasi atau penilaian terhadap hasil kerja kelompok dan
pengerjaan kuis
12 Pemberian pujian atau tepuk tangan sebagi bentuk penghargaan kepada
kelompok kooperatif yang memperoleh nilai tertinggi bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar setiap anggota.
Penutup
13 Memberikan soal langsung kepada setiap peserta didik untuk dikerjakan
secara individu dengan tujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan
motivasi dan hasil belajar siswa mengenai materi bahaya di tempat kerja,
penggunaan APD, dan prosedur K3LH.
14 Membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan dari serangkaian
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan
15 Refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan untuk diperbaiki pada
pertemuan/siklus berikutnya
16 Memberikan informasi penugasan berupa PR tentang materi pada pertemuan
selanjutnya
17 Menutup pembelajran dengan salam dan doa
83
4.1.2.3 Pengamatan
menilai motivasi dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pekerjaan
belajar siswa, observer juga akan melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru
apakah sesuai dengan instrumen lembar observasi yang sudah disusun sebelumnya
Achievement Division.
kelompok dilpilih secara heterogen dengan jumlah anggota 5-6 orang, dan pada
saat pembagian ini siswa cenderung menjadi kurang terkendali karena beberap
siswa yang ingin menentukan anggota kelompok sendiri, dan ada juga yang
keadan tersebut dapat dikendalikan oleh guru. Selanjutnya guru memulai materi
materi pelajaran dasar program keahlian tentang prosedur K3LH dan Penggunaan
guru pada buku catatannya. Namun pada tahapan ini masih ditemukan siswa yang
tidak fokus pada materi pelajaran yang sedang dijelaskan guru, ada juga beberapa
tanggapan yang positif dari peserta didik, dan ketika sesekali dilemparkan
pertanyaan terkait pelajaran kepada peserta didik, tidak banyak yang dapat
siswa yang tidak ikut berpastisipasi dalam diskusi kelompok dan pengerjaan kuis
kelompok. Pada keadaan seperti ini, interaksi dan kerjasama antar sesama anggota
kelompok masih rendah, dan masih banyak siswa yang menanya pada guru, dan
bukan pada temannya terlebih dahulu tentang deskripsi tugas yang telah
Berdasarkan setting tersebut, terlihat sangat jelas bahwa masih banyak siswa yang
kurang percaya diri saat menjelaskan pengerjaan soal dan hasil diskusi
kelompoknya. Di sini juga terlihat jelas bahwa masih sedikit interaksi antar
kelompok dalam hal tanya jawab. Pada tahapan ini, proses evaluasi hasil
85
diskusi masih berkaitan dengan soal kuis. Setelah diskusi dan penilaian kuis
paling tinggi, dan kepada kelompok yang paling aktif dalam melaksanakan
diskusi.
yang telah dilakukan, serta penguatan materi tentang prosedur K3LH dan
untuk siklus pertama terkait dengan materi prosedur K3LH dan Penggunaan
APD, serta Bahaya di tempat kerja, yang dikerjakan secara pribadi. Soal post test
berjumlah 15 butir pilihan berganda dikerjakan dalam waktu 15 menit, akan tetapi
8-10 menit pertama semua siswa sudah selesai mengerjakan soal tersebut. Soal
post test ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PDTO pada materi prosedur K3LH dan Penggunaan
pelindung diri (APD), dan bahaya di tempat kerja. Angket tervalidasi yang diisi
86
motivasi belajar siswa pada siklus pertama setelah dihitung menggunakan rumus
Nilai Nilai
No Nama (%) No Nama (%)
16 Krisjhon Girsang 76,00
1 Abdul M 79,00
17 M Rizalul 79,00
2 Aditia Arya P 83,00
18 Mhd Rafiq Riski 86,00
3 Adly Ramadhan 76,00
19 Muhammad Dimas P 88,00
4 Akbar Rahmadani 71,00
20 Muhammad Rafli 65,00
5 Bahar Wirangga 64,00
21 Raihan Mulia 72,00
6 Darwin 73,00
22 Rama Dani 80,00
7 Darwis Pratama 63,00
23 Rifky Anugrah 79,00
8 Dedi Syahputra 84,00
24 Rizky Maulana 79,00
9 Dikki K 85,00
25 Roni Sanjaya 87,00
10 Dimas S 70,00
26 Simon Syahputra 76,00
11 Dio Ananda S 66,00
27 Suhendra 79,00
12 Doni Wahyudi 77,00
28 Sultan Syahbana 86,00
13 Hanafi Dzakirah 80,00
29 yogi Lesmana 88,00
14 Ikbal Alparoji 83,00
30 Yuda Afriansa 65,00
15 Jhon Willy 76,00
Rata-rata 76,90
tempat kerja pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif siklus
tingkat motivasi belajar siswa dapat dikategorikan baik dengan rata-rata skor yang
diperoleh 76,90 %. Sebaran data tingkat motivasi belajar siswa dapat dilihat lebih
lembar jawaban post test peserta didik pada siklus pertama disajikan pada tabel
dibawah ini:
Nilai rata-rata siswa adalah 81,79, dengan nilai terendah 66,66 dan nilai
tertinggi 93,33, seperti terlihat pada tabel di atas. Tabel berikut mengilustrasikan
Tujuh siswa masih mendapat nilai di bawah KKM 75 setelah data pada
4.1.2.4 Refleksi
digunakan untuk melakukan refleksi terhadap motivasi belajar dan hasil belajar
Berdasarkan data motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang diperoleh,
dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum berhasil, karena jumlah
siswa yang berkategori baik masih 4 orang atau 16,66 % dari keseluruhan siswa.
Hasil belajar siswa juga masih rendah, yaitu hanya 7 orang atau sekitar 23,33 %
4.1.3.1 Perencanaan
hasil refleksi sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Pada siklus kedua, peneliti kembali bekerja sama dengan pendidik untuk
91
menyusun dan mengembangkan modul ajar Mata Kuliah Dasar Teknik Otomotif
budaya kerja Safety Talk, dan Budaya Kerja 5R/5S yang masih termasuk dalam
Budaya Kerja Industri)‖ dilakukan oleh peneliti dan pendidik pada siklus kedua..
4.1.3.2 Tindakan
disusun sebelumnya. Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian siklus kedua
belajar dan hasil belajar peserta didik. Berikut ini adalah tindakan yang dilakukan
No Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1 Membuka dan memulai pembelajaran dengan salam dan doa
2 Menyapa dan memberi motivasi kepada peserta didik untuk memulai
pembelajaran
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Asesmen Diagnostik
Kegiatan Inti
5 Guru menyajikan dan menyampaikan informasi terkait materi pembelajaran
Budaya Kerja 5R/5S
6 Guru membentuk kelompok dan menjelaskan cara membentuk kelompok
belajar yaitu setiap kelompok beranggotakan 5 siswa
92
No Kegiatan Pembelajaran
7 Guru memberikan materi diskusi kepada masing masing kelompok belajar
8 Siswa bekerja dalam kelompok yang dibimbing oleh guru.
9 Masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
10 Guru memberikan kuis untuk dikerjakan masing masing siswa, kemudian
pemeriksaan kuis dilakukan dengan menukarkan dengan kelompok lain
11 Guru memberikan penghargaan berupa applause/tepuk tangan dan pujian
atas nilai pengerjaan kuis yang diperoleh siswa
Penutup
12 Melakukan evaluasi hasil pembelajaran dan memberi saran kepada siswa
untuk mendalami materi pelajaran
13 Memberikan informasi Penugasan (LKPD)
14 Menutup pembelajran dengan salam dan doa
4.1.3.3 Pengamatan
guru untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan hasil belajar siswa
pda mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif dengan dengan menerapkan
dengan mengevaluasi hasil pengerjaan soal post test dan pre test yang sudah di
kelompok dilpilih secara heterogen dengan jumlah anggota 5-6 orang, dan pada
saat pembagian ini siswa cenderung menjadi kurang terkendali karena beberapa
siswa yang ingin menentukan anggota kelompok sendiri, dan ada juga yang
tersebut dapat dikendalikan oleh guru. Selanjutnya guru memulai materi pelajaran
Achievement Division.
Dalam Keadaan Darurat, Budaya kerja Safety Talk, dan Buday Kerja 5R/S.
menuliskan materi yang disampaikan oleh guru pada buku catatannya. Pada
tahapan ini semua siswa sudah dapat mengamati dan memperhatikan guru dengan
berlangsung. Pada saat guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanya,
pertanyaan terkait materi yang telah direncanakan sebelumnya, peserta didik juga
merespon dengan baik jawaban dari guru dan teman yang berusaha
mengutarakan jawaban/pendapatnya.
pemeriksaan kuis. Dalam siklus ini juga ditemukan bahwa interaksii diantara
setiap anggota kelompok sudah cukup baik namun masih didapati 1, 2 orang siswa
yang kurang aktif, namun sudah terjadi peningkatan dibanding dengan keadaan
pada siklus sebelumnya. Guru memainkan peran penting dalam diskusi kelompok
ini dengan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar
setiap soal yang telah dikerjakan dilakukan dalam bentuk presentasi, sehingga
setiap anggota dapat menyampaikan jawaban masing masing kelompok dan guru
Dengan maksud untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih baik lagi
dengan dipandu oleh guru dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, serta
95
penguatan materi tentang Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Budaya kerja Safety
Talk, dan Buday Kerja 5R/S. Kegiatan dilanjutkan dengan memberi penugasan
pertemuan berikutnya
Pada pertemuan terakhir siklus kedua ini, guru memberikan 15 butir soal
post test pilihan berganda yang harus dikerjakan dalam waktu 15 menit dan
dikerjakan secara pribadi. Soal yang dibagikan yaitu soal mengenai materi pada
siklus kedua yaitu tentang Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Budaya kerja Safety
Talk, dan Buday Kerja 5R/5S. Setelah soal tersebut selesai dikerjakan, peneliti
juga memberikan angket motivasi belajar untuk diisi pada siklus kedua ini, semua
instrumen soal yang diberikan sudah di validasi terlebih dahulu. Pada saat
didik supaya soal dikerjakan dengan serius dan tidak ada yang mencontek. Pada
soal yang diberikan dibanding dengan pengerjaan pada siklus sebelumnya. Setelah
pengerjaan instrumen hasil belajar dan motivasi belajar selesai, maka guru
dari proses pembelajaran yang telah selesai dilaksanakan, yakni pada elemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya
Kerja Industri, adalah keselamatan dan kesehatan kerja merupkan hal yang paling
berlangsung dapat diterapkan ketika peserta didik akan memulai bekerja atau
96
untuk menilai motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dilakukan dengan
dan akhir siklus dilakukan pengambilan data motivasi dan hasil belajar melalui
pengerjaan soal pilihan berganda dan angket yang sudah divalidasi sebelumnya.
Adapun hasil pengamatan pada motivasi belajar siswa pada siklus kedua ini
Nilai Nilai
No Nama No Nama
(%) (%)
1 Abdul M 88,00 16 Krisjhon Girsang 89,00
2 Aditia Arya P 91,00 17 M Rizalul 93,00
3 Adly Ramadhan 94,00 18 Mhd Rafiq Riski 96,00
4 Akbar Rahmadani 87,00 19 Muhammad Dimas P 86,00
5 Bahar Wirangga 85,00 20 Muhammad Rafli 87,00
6 Darwin 92,00 21 Raihan Mulia 93,00
7 Darwis Pratama 83,00 22 Rama Dani 92,00
8 Dedi Syahputra 95,00 23 Rifky Anugrah 89,00
9 Dikki K 95,00 24 Rizky Maulana 93,00
10 Dimas S 84,00 25 Roni Sanjaya 95,00
11 Dio Ananda S 85,00 26 Simon Syahputra 93,00
12 Doni Wahyudi 87,00 27 Suhendra 88,00
97
Nilai Nilai
No Nama No Nama
(%) (%)
13 Hanafi Dzakirah 94,00 28 Sultan Syahbana 96,00
14 Ikbal Alparoji 95,00 29 yogi Lesmana 91,00
15 Jhon Willy 90,00 30 Yuda Afriansa 89,00
Rata-rata 90,50
Berdasarka tabel diatas, diperoleh data motivasi belajar siswa pada capaian
pembelajaran Prosedur Dalam Keadaan Darurat, Budaya Kerja Safety Talk, dan
Budaya kerja 5R/5S pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif siklus
siklus sebelumnya. Berdasarkan data diatas tingkat motivasi belajar siswa dapat
dikategorikan baik dengan rata-rata skor yang diperoleh 90,50 %. Penyebaran data
tingkat motivasi belajar peserta didik dapat dilihatt dalam tabel dibawah ini.
lembar jawaban post test peserta didik pada siklus kedua disajikan pada tabel
berikut:
98
Nilai rata-rata siswa adalah 91,11, dengan nilai terendah 80 dan nilai
tertinggi 100, seperti terlihat pada tabel di atas. Pembagian skor pada tindakan
siklus II yang diuraikan di atas dapat lebih jelas dilihat pada tabel di bawah ini:
99
Terlihat dari data yang terkumpul yang ditunjukkan pada tabel di atas
bahwa tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 75. Bahkan 50 %
dari keseluruhan siswa memperoleh nilai diatas 90, dan terdapat 3 siswa yang
masih perlu dilakukan refleksi dan evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar pada
siklus selajutnya.
4.1.3.4 Refleksi
Peneliti dan guru bekerja sama selama fase refleksi siklus kedua untuk
motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik
Otomotif.
100
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya Kerja Industri pada
siklus II juga dapat diartikan adanya peningkatan yang berarti tindakan yang
dilakukan berhasil, karena semua siswa mendapat nilai di atas KKM, dan tiga
orang siswa atau kurang lebih 10% dari jumlah keseluruhan mendapat nilai
dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3LH), motivasi belajar siswa siklus II
telah meningkat.
tindakannya adalah terjadinya peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa
analisis hasil penelitian, indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan tindakan
penelitian pada motivasi belajar adalah tidak ada lagi siswa yang berkategori
Artinya seluruh siswa diharapkan memiliki motivasi belajar pada kategori baik
tanda keberhasilan penelitian pada variabel hasil belajar, maka proporsi siswa
yang mendapat nilai di atas KKM juga harus meningkat. Selanjutnya pada akhir
siklus, diatas 50 % siswa harus memperoleh nilai diatas 90, dengan demikian
Siklus I Siklus II
< 54 % Buruk - - < 54 % Buruk - -
55 – 69 Cukup 4 Siswa 13,33 % 55 – 69 Cukup
% %
70 – 85 Baik 21 70% 70 – 85 Baik 4 Siswa 13,33
% Siswa % %
> 86 % Sangat 5 Siswa 16,66% > 86 % Sangat 26 86,66
Baik Baik Siswa %
90
80
70
60 Buruk
50 Cukup
40 Baik
30 Sangat Baik
20
10
0
Siklus I Siklus II
Jika dilihat dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa
yang memiliki motivasi pada kategori sangat baik mengalami peningkatan yang
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PDTO siswa kelas X di SMK Swasta
Pada penelitian hasil belajar peserta didik menggunakan soal tes, didapat
Berdasarkan data hasil belajar peserta didik pada yang disajikan pada tabel
diatas, pada tindakan pra siklus terdapat 93,33 % siswa yang memperoleh nilai
pembelajaran STAD pada siklus I, jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM sudah menurun ke angka 23,33 %, kemudian pada siklus kedua tidak lagi
ditemukan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Pada akhir siklus II juga
103
dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas 90 mengalami kenaikan,
dan merefleksi maka penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan Di SMK Swasta
104
1) Masih ditemukan siswa yang masih bermain main dan kurang serius
sulit dimengerti
mengikuti pelajaran
4) Beberapa peserta didik acuh tak acuh untuk belajar dan membiarkan
pelajaran berlangsung begitu saja tanpa ada target yang harus dicapai
maka proses penelitian dilanjutkan pada siklus kedua dengan perbaikan pada
pertama. Setelah siklus II berjalan dan dilakukan perbaikan, maka pada siklus ini
pembelajaran setelah guru memotivasi siswa untuk lebih serius belajar dan
105
memanfaatkan waktu dengan baik. (2) siswa semakin giat berusaha mengulang
dan memahami pelajaran yang sulit dimengerti setelah guru memberi semangat
dan membimbing siswa memahami kesulitan yang dihadapi. (3) Minat belajar
siswa semakin meningkat setelah guru memberikan sumber pelajaran yang lebih
untuk mencari sumber pelajaran di internet selama KBM berlangsung. (4) siswa
yang sebelumnya acuh tak acuh dan kurang memperhatikan guru saat mengajar
kepada siswa tersebut. (5) tingkat pemahaman siswa terhadap tugas yang
diberikan guru semakin baik setelah guru menjelaskan tugas lebih detail dan
Pada siklus kedua terjadi perubahan motivasi belajar, hasil belajar, dan
1. Jumlah siswa yang tingkat motivasinya Cukup (55-69%) pada siklus I yaitu
4 orang (13,33%), pada siklus II tidak ada lagi, dan jumlah siswa yang
sangat pesat dari 16,66 % pada siklus I, menjadi 86,66 % pada siklus II.
Kemudian rata rata skor motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan
sebesar 13,6 %, yaitu pada siklus I skor motivasi belajar siswa adalah 76,90
2. Tujuh siswa (atau 23,33 persen) tidak menyelesaikan siklus I dengan nilai
KKM 75, namun tidak ada lagi siswa yang tidak menyelesaikan siklus II.
Tabel berikut menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas pada setiap siklus
bahwa tujuan penelitian ini telah tercapai. Secara umum terjadi peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar siswa, serta peningkatan proses pembelajaran
yang sangat signifikan. Menurut penelitian yangt dilakukan oleh Maulana Agung
pembelajaran dengan model STAD dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.
Sri Purwanti dan Abdul Gafur (2018) juga menyimpulkan bahwa hasil
belajar PKN dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 7 Yogyakarta dapat
indikator keberhasila penelitian. Secara umum motivasi belajar dan hasil belajar
mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa, hal tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulana Agung Sedayu (2016), yang
Division (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PKN
5.1 Kesimpulan
Saentis Tahun ajaran 2022/2023. Hal ini dapat dilihat dari persentase
motivasi belajar siswa pada siklus I yang termasuk dalam kategori ―Cukup‖
(<55-69%) ada sebesar 13,33 % atau sebanyak 4 orang dan pada siklus II
yang pada siklus I hanya sebesar 16,66 % menjadi 86,66 % pada siklus
Kerja Serta Lingkungan Hidup (K3LH) Dan Budaya Kerja Industri mata
pada jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM, yaitu dari 28
siswa (93,33%) pada Pra siklus, menjadi 7 siswa (23,33 %) pada siklus II,
dan pada siklus II tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilai dibawah
108
109
KKM. Selain itu, nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari pra
siklus ke siklus I sebesar 35,35 %, dan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,87
%.
5.2 Implikasi
kepada siswa yang memperoleh nilai kuis tertinggi. Hal ini menjadi bukti bahwa
diterapkan oleh guru pada mata pelajaran PDTO, terutama pada kelas yang
memiliki masalah pada motivasi belajar dan hasil belajar yang rendah.
mengerjakan tugas, lebih ulet dalam menghadapiu kesulitas belajar, serta mandiri
STAD memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini
110
terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya.
pendukung seperti siswa, tenaga pengajar, dan sarana dan prasarana yang
yang akan merancang proses pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan
5.3 Saran
mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diperoleh selama dua
belajar dan hasil belajar siswa. Dimana motivasi belajar siswa yang tinggi
Penerapan belajar dalam kelompok yang baik dan tepat akan merangsang
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. G. (2011). Pengembangan Model Peningkatan Profesionalisme Guru
Berkelanjutan Pasca Sertifikasi Melalui Pendekatan Pengayaan Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Provinsi Bali. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 5(3), 377–395.
Andyana, N. E (2020). Implementasi Model Pembelajaran STAD Untuk
meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar. Educational Development,
1(3).
Arikunto, S. (n.d.). dkk, 2014, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aryadi Agus(Universitas Negeri Yogyakarta). (2014). Peningkatan Prestasi
Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) pada Mata Diklat Pengukuran Teknik Standar
Kompetensi Menggunakan Alat- alat Ukur (Measuring Tool) Siswa Kelas X
TPBO SMK N 2 Depok Sleman Yo. Universitas Negeri Yogyakarta.
Bahri, S. (n.d.). Djamarah dan Aswan zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Bahrun. (2018). Peningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Menggunakan Model
Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Siswa Di
SMK Negeri 1 Indralaya Utara. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 5(1).
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z. (2006). Mengajar, Strategi Belajar (Issue
October).
Hosnan, M., & Sikumbang, R. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual
dalam pembelajaran abad 21: kunci sukses implementasi kurikulum 2013.
Ghalia Indonesia. https://books.google.co.id/books?id=tlG4oQEACAAJ
Iwan(UNIMED), L. (2020). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Pada Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Kelas X Teknik Instalasi
Permesinan Kapal (TIPK) SMK Swasta Bahari Hang Tuah Belawan.
Universitas Negeri Medan.
Joyce, B., & Weil, M. (2003). Fifth Edition Models of Teaching. Prentice Hall of
India, 1–479.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2015). RAGAM PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN. Kata Pena. Jakarta.
Mangkunegara, A. A., & Prabu, A. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, cetakan 14, PT. Remaja Rosdkarya Offset, Bandung.
Moore, K. D. (2014). Effective instructional strategies: From theory to practice.
Sage Publications.
113
Kencana.
Tugas Akhir Skripsi_Maulana Agung Sedayu_12505241027-dikonversi. (n.d.).
Wagiran, W. (2013). Metodologi penelitian pendidikan: Teori dan implementasi.
Yogyakarta: Budi Utama.
Yudhistira, D. (2013). Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Apik. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
115
116
117
118
119
PROGRAM SEMESTER
Satuan Pendidikan : SMK Swasta PAB 12 Saentis
TahunAjaran : 2022-2023
121
global E
R
3 Profesi dan Meliputi profesi dan 48 JP L S
kewirausaha kewirausahaan(job-profile I E
an dan technopreneuership) B M
(jobprofilen serta peluang usaha di U E
dan bidangt otomotif R S
technoprene T
urship) serta E
peluang R
usaha di
bidang
otomotif
4 Keselamata Meliputi penerapan K3LH 48 JP L S
n dan dan budaya kerja industri, I E
kesehatan antara lain:praktik praktik B M
kerja serat kerja yang aman,bahaya U U E
lingkungan bahaya ditempat kerja, T R S
hidup(K3L prosedur prosedur dalam S T
H) dan keadaan darurat,dan E
budaya penerapan budaya kerja R
kerja industri, seperti 5R
industri (Ringkas,
Rapi,Resik,Rawat,Rajin),
dan etika kerja
5 Teknik Meliputi praktek dasar 72 JP S
dasar yang terkait dengan E
pemeliharaa seluruh proses bidang M
122
n dan otomotif, antara lain U L E
perbaikan penggunaan alat ukur, A I S
yang terkait pemeliharaan, perbaikan, S B T
dengan pembentukan bodi U E
seluruh kendaraan, perakitan, R R
bidang serte pengenalan alat
otomotif berat, dump truck, dan
sejenisnya.
123
Lampiran 4. Modul Ajar Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif
MODUL AJAR D
ELEMEN:
Yosua Butarbutar
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
1. INFORMASI UMUM
a. Identitas
kerja
e. Target Peserta Didik Modul ini dapat digunakan oleh siswa reguler, siswa
tinggi
2. KOMPONEN INTI
a. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkunga hidup
(K3LH) di tempat kerja.
kerja?
Pertemuan 1& 2
i. Pendahuluan
masing masing
4. Asesmen Diagnostik
ii. Inti
beranggotakan 5 siswa
126
guru.
diskusi kelompoknya
lain
iii. Penutup:
materi pelajaran
Pertemuan 3
i. Pendahuluan
masing masing
4. Asesmen Diagnostik
ii. Inti
(APD)
beranggotakan 5 siswa
guru.
diskusi kelompoknya
iii. Penutup:
materi pelajaran
Pertemuan 4 & 5
i. Pendahuluan
masing masing
4. Asesmen Diagnostik
ii. Inti
beranggotakan 5 siswa
guru.
diskusi kelompoknya
iii. Penutup:
salam
Asesmen Diagnostik
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Teknik:
Observasi
130
Penugasan Tes
Tertulis
Instrumen:
Lembar Observasi
Siklus 2
Pertemuan 6
i. Pendahuluan
masing masing
4. Asesmen Diagnostik
ii. Inti
Darurat
beranggotakan 5 siswa
guru.
diskusi kelompoknya
iii. Penutup:
materi pelajaran
Pertemuan 7
i. Pendahuluan
masing masing
4. Asesmen Diagnostik
ii. Inti
beranggotakan 5 siswa
guru.
diskusi kelompoknya
iii. Penutup:
Pertemuan 8
i. Pendahuluan
masing masing
4. Asesmen Diagnostik
ii. Inti
beranggotakan 5 siswa
guru.
134
diskusi kelompoknya
iii. Penutup:
materi pelajaran
Jenis:
Asesmen Formatif
Asesmen Sumatif
Teknik:
Observasi
Penugasan
Tes Tertulis
Instrumen:
135
Lembar Observasi
yang sudah
memahami materi.
2. LAMPIRAN
Soal
kerja?
Jawaban
diabaikan
4). Hati hati cairan panas, resiko akan menyebabkan luka dan panas
dipengaruhi oleh peralata dan tempat kerja yang tidak aman. (25
poin),
• Pemasangan batu gerinda harus lurus dan center pada porosnya dan
flens.
Pertemuan 3
Soal
1. Apa yang dimaksut dengan APD, serta sebutkan Jenis APD yang harus
bengkel otomotif !
Jawaban
1. - Alat Pelindung Diri (APD) yaitu suatu alat atau komponen alat yang
wearpack,masker.(20 poin)
akan melukai kepala dan otak secara langsung apabila ada benda yang
terjatuh.(20 Poin)
desain lingkungan kerja dan tempat kerja, Misalnya : duduk dengan bentuk
kursi yang tidak sesuai dengan tubuh dalam jangka waktu yang lama atau
Pertemuan 4 & 5
Soal
kesehatan kerja!
kebakaran!
Jawaban
1. - Air Minum
kerugian.(20 Poin)
3. Bahan kimia yang berbahaya antara lain : debu, uap gas, zat kimia
dan tempat kerja, Misalnya : duduk dengan bentuk kursi yang tidak sesuai
dengan tubuh dalam jangka waktu yang lama atau alat kerja tidak sesuai
Pertemuan 6
Soal
darurat!
perusahaan/instansi!
Jawaban
lebih besar.(25)
4. Tindakan pada keadaan darurat kebakaran: (1) tetap tenang dan tidak
masih dalam ruangan segera menuju titik kumpul lalu keluar melalui
kebakaran (25)
Pertemuan 7
Soal
tepat!
Jawaban
budaya ini biasanya dilakukan rutin setiap hari atau beberapa hari sekali
(prescribe).(25)
3. Budaya kerja safety talk sangat penting untuk dilakukan karena berguna
Pertemuan 8
Soal
praktek!
Jawaban
Seiketsu dan Shitsuke) atau dalam bahasa kita dikenal dengan istilah 5R
(Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) yang merupakan metode yang
- Menjamin agar tiap sumber produksi dapat dipakai secara umum &
efisien
pekerjaannya
menyenangkan
barang mana yang seharusnya disimpan dan yang sudah tidak memiliki
manfaat. Pada intinya, ringkas adalah membuang yang tidak perlu dan
- Konsistensi penerapan 5R
3. RINGKASAN MATERI
sebagai keselamatan dan kesehatan kerja menyangkut berbagai unsur yang terlibat
dalam kegiatan aktifitas kerja seperti orang yang melakukan kegiatan kerja,
benda, alat dan barang yang dikerjakan, mesin yang digunakan serta lingkungan
Alat Pelindung Diri (APD) yaitu suatu alat atau komponen alat yang
melakukan kegiatan dari risiko kecelakaan yang lebih besar. APD dalam
keselamatan kerja wajib diterapkan bagi siapa saja yang melakukan kegiatan guna
risiko yang ada saat melakukan kegiatan oleh pekerja dan orang yang ada di
lingkungan kerja, sehingga proses kerja dapat berlangsung dengan aman dan
mencegah kecelakaan yang terjadi pada pekerja dengan mencari penyebab dan
Prosedur dalam keadaan darurat merupakan tata cara atau pedoman selama
Budaya kerja safety talk adalah suatu kebiasaan yang direncanakan dalam
tentang berbagai hal terkait pekerjaan yang dilakukan, budaya ini biasanya
dilakukan rutin setiap hari atau beberapa hari sekali sebelum dan sedudah
memperlakukan tempat kerjanya secara baik. Apabila tempat kerja rapi, bersih
dan enak dipandang, bekerja baik individu maupun kelompok dapat tercipta lebih
mudah. Dengan kata lain, sasaran pokok industri lebih mudah dicapai yaitu
5. DAFTAR PUSTAKA
Tingkat Kesukaran 0,633 0,667 0,633 0,567 0,667 0,467 0,567 0,467 0,567 0,467 0,467 0,633 0,567 0,467 0,700 0,467 0,600 0,500 0,733 0,600 0,633 0,567 0,667 0,733 0,467 0,767 0,367 0,433 0,700 0,567
148
149
r Hitung 0,274 0,262 0,417 0,311 0,377 0,497 0,274 0,355 -0,18 0,586 0,168 0,665 0,232 0,611 0,31 0,367 0,345 0,234 0,389 0,537 0,523 0,153 0,489 0,45 -0,08 0,255 0,428 0,443 0,377 0,485
r Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria TV TV V TV V V TV TV TV V TV V TV V TV V TV TV V V V TV V V TV TV V V V V
Varians Butir 0,202 0,23 0,248 0,257 0,248 0,23 0,248 0,257 0,23 0,259 0,217 0,254 0,24 0,257 0,217 0,248 0,23 0,259 0,257 0,248 0,248 0,217 0,24 0,202 0,257 0,254 0,23 0,259 0,248 0,257 27,131
Jumlah Varian Butir 7,253
Varians total 27,13 Hasil uji Reliabilitas Cronbach Alfa
r 11 0,782 Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas Tinggi 0,782 Tinggi
150
Tingkat Kesukaran 0,733 0,667 0,6 0,533 0,6 0,667 0,4 0,467 0,667 0,5 0,7 0,567 0,633 0,533 0,7 0,4 0,333 0,5 0,533 0,6 0,6 0,7 0,633 0,733 0,533 0,433 0,667 0,5 0,6 0,467
151
X 97 91 109 109 105 110 109 99 111 96 111 104 89 103 110 109 111 109 108 111 104 106 98 110 89 110 89 110 94 111 86 112 105 110 110 3645 446129 11856 323
r Hitung 0,403 0,044 0,418 0,708 0,358 0,654 0,545 0,022 0,694 0,396 0,583 0,552 0,500 0,328 0,749 0,699 0,781 0,804 0,122 0,672 0,430 0,181 0,381 0,748 0,379 0,339 -0,067 0,696 0,166 0,792 -0,080 0,626 0,710 0,845 0,654
r Tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria V TV V V TV V V TV V V V V V TV V V V V TV V V TV V V V TV TV V TV V TV V V V V
Varians Butir 0,32 0,31 0,31 0,31 0,40 0,30 0,24 0,63 0,22 0,51 0,22 0,33 0,93 0,46 0,30 0,24 0,29 0,38 0,32 0,29 0,46 0,46 0,48 0,44 0,52 0,23 0,31 0,30 0,53 0,22 0,60 0,20 0,40 0,30 0,30 112,47
Jumlah Varian Butir 13,03
Varians total 112,5 Hasil uji Reliabilitas Cronbach Alfa
r 11 0,92 Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Reliabilitas Tinggi 0,921 Tinggi
Tingkat Kesukaran 3,233 3,033 3,633 3,633 3,500 3,667 3,633 3,300 3,700 3,200 3,700 3,467 2,967 3,433 3,667 3,633 3,700 3,633 3,600 3,700 3,467 3,533 3,267 3,667 2,967 3,667 2,967 3,667 3,133 3,700 2,867 3,733 3,500 3,667 3,667
152
153
Keterangan:
BS = Baik Sekali
B = Baik
C = Cukup
J = Jelek/Buruk
JS = Buruk Sekali
Lampiran 12. Perhitungan Uji Daya Pembeda
BA 14 11 11 10 11 12 7 9 9 12 11 13 10 12 13 8 6 10 10 11 11 12 12 13 7 8 14 9 11 10
BB 8 9 7 6 7 8 5 5 11 3 10 4 9 4 8 4 4 5 6 7 7 9 7 9 9 5 6 6 7 4
JA 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
JB 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Daya Beda 0,40 0,13 0,27 0,27 0,27 0,27 0,13 0,27 -0,13 0,60 0,07 0,60 0,07 0,53 0,33 0,27 0,13 0,33 0,27 0,27 0,27 0,20 0,33 0,27 -0,13 0,20 0,53 0,20 0,27 0,40
KRITERIA c J c c c c J c JS B J B J B c c J c c c c J c c JS J B J c c
154
155
Gambar 10. Siswa bekerja dalam Gambar 11. Masing masing kelompok
kelompok yang dibimbing oleh guru mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
Gambar 12. Guru memberikan kuis Gambar 13. Pengisian angket motivasi
untuk dikerjakan masing masing siswa belajar dan pengerjaan soal instrumen
hasil belajar
183