SISTEM TERTANAM
LDR DAN DHT11
1. Teori Singkat
A. Kabel Jumper
B. Arduino Uno
D. Resistor
E. LED
F. Sensor LDR
G. Sensor DHT11
Sensor DHT11 adalah sensor digital terkalibrasi yang canggih dengan kemampuan
untuk mengukur suhu dan kelembapan. Kehandalan dan stabilitas tinggi dalam jangka
panjang dari sensor dapat terjadi karena memanfaatkan teknik pengambilan data
digital dan teknologi penginderaan suhu dan kelembapan yang eksklusif. DHT11
menggunakan komponen sensor kelembapan bersifat resistif dan sensor suhu berbasis
NTC yang dihubungkan pada mikrokontroler 8 bit sehingga memiliki respon cepat,
anti gangguan, murah dan kualitasnya baik (Raharjo et al., 2019).
Sensor DHT11 memiliki 2 versi, yatu versi 4 pin dan versi 3 pin. Tidak ada
perbedaan karakteristik dari 2 versi ini. Pada versi 4 pin, Pin 1 adalah tegangan sumber,
berkisar antara 3V sampai 5V. Pin 2 adalalah data keluaran (output). Pin ke 3 adalah
pin NC (normall y close) alias tidak digunakan dan pin ke 4 adalah Ground. Sedangkan
pada versi 3 kaki, pin 1 adalah VCC antara 3V sampai 5V, pin 2 adalah data keluaran
dan pin 3 adalah Ground (Rangan et al., 2020).
2. Tujuan
• Penjelasan Code
➢ void setup(): berfungsi sekali Arduino pertama kali dinyalakan atau di-reset.
➢ pinMode(HEATER_PIN, OUTPUT);: mengatur pin yang terhubung ke pemanas
(jika digunakan) ke mode OUTPUT. Dengan mengaturnya sebagai OUTPUT, kita
dapat mengontrol pemanas dengan mengubah keadaan pin tersebut menjadi HIGH
atau LOW.
➢ Serial.begin(9600: berfungsi memungkinkan kita untuk mengirim data dari Arduino
ke komputer melalui kabel USB dan melihatnya melalui monitor serial Arduino.
➢ void loop(): ketika terus dijalankan berulang-ulang setelah fungsi setup() selesai
dieksekusi.
➢ humi = dht.readHumidity(): membaca nilai kelembaban dari sensor DHT11
menggunakan objek dht. Nilai kelembaban dibaca dan disimpan dalam variabel
humi.
➢ temp = dht.readTemperature: membaca nilai suhu dari sensor DHT11 menggunakan
objek dht. Nilai suhu dibaca dan disimpan dalam variabel temp.
➢ if (isnan(humi) || isnan(temp)) { : isnan(humi) dan isnan(temp) digunakan untuk
memeriksa apakah nilai humi dan temp adalah "Not a Number" (NaN), yang bisa
terjadi jika sensor DHT11 tidak berhasil mendeteksi atau membaca data dengan
benar. Jika salah satu atau kedua nilai ini adalah NaN (tidak valid), maka kondisi ini
akan terpenuhi.
➢ Serial.println("DHT11 not detected!"); Jika kondisi terpenuhi, pesan "DHT11 not
detected!" akan dicetak ke monitor serial. Ini memberi tahu kita bahwa ada masalah
dalam membaca data dari sensor DHT11, dan data yang dibaca mungkin tidak valid
atau sensor tidak terdeteksi.
➢ return; digunakan untuk menghentikan eksekusi lebih lanjut dalam fungsi loop(). Ini
akan menghentikan program dari mencoba mengendalikan pemanas atau melakukan
tindakan lain jika data dari sensor DHT11 tidak valid.
➢ else {: Jika kondisi pertama (deteksi NaN) tidak terpenuhi, maka program akan
masuk ke bagian else.
➢ if (temp >= 25) {: Mengecek apakah nilai temp (suhu) lebih besar atau sama dengan
25 derajat Celsius. Jika suhu lebih besar atau sama dengan 25 derajat Celsius, maka
kondisi terpenuhi.
➢ digitalWrite(HEATER_PIN, LOW); Jika kondisi terpenuhi, maka perintah ini akan
menjalankan pemanas dengan mengubah keadaan pin HEATER_PIN menjadi LOW.
Maka akan mengaktifkan pemanas jika suhu melebihi 25 derajat Celsius.
➢ else if (temp <= 20) {: Mengecek apakah suhu lebih kecil atau sama dengan 20
derajat Celsius. Jika suhu lebih kecil atau sama dengan 20 derajat Celsius, maka
kondisi ini terpenuhi.
➢ digitalWrite(HEATER_PIN, HIGH); Jika kondisi terpenuhi, maka perintah akan
mematikan pemanas dengan mengubah keadaan pin HEATER_PIN menjadi HIGH
dan akan mematikan pemanas jika suhu kurang dari atau sama dengan 20 derajat
Celsius.
➢ Serial.print("Suhu=");: perintah yang digunakan untuk mencetak teks "Suhu=" ke
monitor serial.
➢ Serial.print(temp): perintah yang digunakan untuk mencetak nilai suhu yang
disimpan dalam variabel temp ke monitor serial. Nilai ini adalah nilai suhu yang telah
dibaca dari sensor DHT11.
Sensor LDR (Light Dependent Resistor), juga dikenal sebagai fotoresistor, adalah sebuah
komponen elektronik yang mengubah resistansinya berdasarkan intensitas cahaya yang
diterimanya. Prinsip kerjanya sederhana, di mana saat cahaya meningkat, resistansi sensor LDR
menurun, sedangkan ketika cahaya berkurang, resistansinya meningkat. Hal ini membuat sensor
LDR sangat berguna dalam aplikasi pencahayaan otomatis, seperti lampu jalan yang secara
otomatis menyala saat malam hari, serta dalam berbagai sistem keamanan dan pengukuran cuaca.
Meskipun sensor LDR memiliki keuntungan dalam hal biaya yang rendah, keberlimpahan, dan
konsumsi daya yang efisien, ia memiliki keterbatasan dalam hal ketepatan pengukuran intensitas
cahaya dan waktu respons yang lambat, sehingga biasanya digunakan dalam aplikasi yang tidak
memerlukan presisi tinggi dalam pengukuran cahaya. Dalam keseluruhan, sensor LDR tetap
menjadi pilihan yang populer dalam berbagai proyek elektronik karena kemudahan penggunaan
dan fleksibilitasnya.
Dalam praktikum ini, kami juga mengembangkan sebuah sistem yang menggunakan sensor
DHT11 untuk memonitor suhu ruangan dan memberikan tindakan berdasarkan nilai suhu yang
terdeteksi. Sensor DHT11, yang merupakan sensor suhu dan kelembaban digital yang handal,
digunakan untuk mengumpulkan data suhu dalam derajat Celsius. Data ini kemudian ditampilkan
pada Serial Monitor yang terdapat pada Arduino IDE, memungkinkan pengguna untuk memantau
suhu secara real-time. Namun, kami tidak berhenti sampai di situ, kami juga mengintegrasikan
sebuah LED sebagai komponen tambahan dalam proyek ini. LED digunakan sebagai indikator
visual untuk memberi tahu kita tentang kondisi suhu ruangan. Sebuah ambang batas suhu telah
ditetapkan, sebagai contoh, pada 25.0°C. Jika suhu yang terbaca oleh sensor DHT11 melebihi batas
ini, LED akan menyala. Ini memberikan sinyal visual yang jelas bahwa suhu ruangan telah
melewati ambang batas yang telah ditentukan. Sebaliknya, jika suhu tetap berada di bawah atau
sama dengan ambang batas, LED akan mati.
Praktikum ini memiliki potensi aplikasi yang signifikan dalam berbagai konteks. Salah satu
contoh penerapan praktis adalah dalam sistem pengendalian iklim, di mana ini dapat digunakan
untuk memberi tahu pengguna ketika suhu ruangan terlalu tinggi dan memicu perangkat pendingin.
Selain itu, dengan penyesuaian ambang batas suhu dalam kode Arduino, proyek ini dapat
digunakan dalam berbagai aplikasi lainnya, seperti memonitor suhu dalam ruangan penyimpanan
atau laboratorium yang memerlukan pemantauan konstan suhu. Keunggulannya adalah
kesederhanaannya yang memudahkan pemahaman dan penggunaannya, bahkan bagi pemula
dalam dunia pemrograman mikrokontroler. Namun, proyek ini juga dapat dijadikan dasar untuk
pengembangan lebih lanjut. Kita dapat menambahkan fitur-fitur tambahan, seperti pengiriman
notifikasi melalui pesan teks atau email ketika suhu mencapai ambang batas tertentu, atau dapat
mengintegrasikan sistem ini ke dalam platform IoT yang lebih besar.
V. KESIMPULAN
Sensor DHT11 dan sensor LDR adalah dua jenis sensor yang beroperasi berdasarkan prinsip
perubahan resistansi, tetapi mereka memiliki aplikasi dan karakteristik yang berbeda. Sensor
DHT11 digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban, sementara sensor LDR digunakan
untuk mendeteksi intensitas cahaya.
Sensor DHT11 sangat berguna dalam berbagai aplikasi yang memerlukan pemantauan suhu
dan kelembaban, seperti sistem iklim, stasiun cuaca, dan perangkat pengendalian otomatis. Dalam
proyek-proyek seperti itu, sensor DHT11 memberikan data yang akurat dan relevan untuk
pengambilan keputusan.
Di sisi lain, sensor LDR cocok untuk situasi yang memerlukan pengukuran atau pengendalian
berdasarkan cahaya, seperti pencahayaan otomatis, sistem keamanan, atau aplikasi fotografi.
Meskipun tidak presisi seperti beberapa sensor fotoresistor lainnya, sensor LDR adalah pilihan
yang ekonomis dan mudah digunakan dalam berbagai proyek elektronik.
Kedua jenis sensor ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi yang berbeda dan memberikan
solusi yang efektif untuk memantau dan mengontrol lingkungan sekitar. Dengan memahami
karakteristik dan kemampuan masing-masing sensor, pengguna dapat memilih sensor yang paling
sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Y., & Barlian, T. (2018). Inverter Berbasis Accumulator Sebagai Alternatif Penghemat
Daya Listrik Rumah Tangga. Jurnal Surya Energy, 3(1), 203.
https://doi.org/10.32502/jse.v3i1.1233
Desmira, D. (2022). Aplikasi Sensor Ldr (Light Dependent Resistor) Untuk Efisiensi Energi Pada
Lampu Penerangan Jalan Umum. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi
Sistem Komputer, 9(1), 21–29. https://doi.org/10.30656/prosisko.v9i1.4465
Nusyirwan, D. (2019). “Fun Book” Rak Buku Otomatis Berbasis Arduino Dan Bluetooth Pada
Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kualitas Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan
Kejuruan, 12(2), 94. https://doi.org/10.20961/jiptek.v12i2.31140
Raharjo, E. B., Marwanto, S., & Romadhona, A. (2019). Rancangan Sistem Monitoring Suhu Dan
Kelembapan Ruang Server Berbasis Internet of Things. Teknika, 6(2), 61–68.
Rangan, A. Y., Amelia Yusnita, & Muhammad Awaludin. (2020). Sistem Monitoring berbasis
Internet of things pada Suhu dan Kelembaban Udara di Laboratorium Kimia XYZ. Jurnal E-
Komtek (Elektro-Komputer-Teknik), 4(2), 168–183. https://doi.org/10.37339/e-
komtek.v4i2.404
Tantowi, D., & Yusuf, K. (2020). Simulasi Sistem Keamanan Kendaraan Roda Dua Dengan
Smartphone dan GPS Menggunakan Arduino. Jurnal ALGOR, 1(2), 9–15.
https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/algor/article/view/302/209
yulian mirza, ali firdaus. (2016). Light Dependent Resistant ( Ldr ) Sebagai. jurnal Jupiter, 8(1),
39–45.