Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM TERTANAM
LDR DAN DHT11

KELAS TRK AP1

Muhammad Ifan Al Aziz - J0304211063

Vanya Amanda Lovely - J0304211066

Nabil Arif A’isy - J0304211082

Kevin Viriya Halim - J0304211153

Revanda Arifia - J0304211167

TEKNOLOGI REKAYASA KOMPUTER


SEKOLAH VOKASI
IPB UNIVERSITY
2023
I. PENDAHULUAN

1. Teori Singkat

A. Kabel Jumper

Kabel jumper adalah kabel yang di pergunakan untuk menghubungkan satu


komponen dengan komponen lain ataupun menghubungkan jalur rangkaian yang
terputus pada breadboard (Nusyirwan, 2019).

B. Arduino Uno

Arduino Uno R3 adalah merupakan sebuah mikrokontroller, dimana


mikrokontroler tersebut akan memproses input yang diberikan melalui bahasa
pemograman open source sehingga akan menghasilkan output. Cukup hubungkan
Arduino dengan kabel USB ke PC atau Mac/Linux anda, jalankan software Arduino
sudah bisa untuk memprogram chip ATmega328 (Nusyirwan, 2019).
C. Breadboard

Breadboard adalah sebuah papan yang digunakan untuk membantu proses


perangkaian prototipe elektronik tanpa harus menyolder komponen komponen
tersebut. Dengan menggunakan breadboard, komponen komponen elektronik yang
dipakai dapat dibongkar pasang sehingga bisa digunakan kembali untuk keperluan
lain. Breadboard umumnya terbuat dari material berbahan plastik dengan banyak
lubang lubang di bagian atas (Tantowi & Yusuf, 2020).

D. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi


jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohm diketahui,
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω
(Omega) (Apriani & Barlian, 2018).

E. LED

LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronika yang dapat


memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. Cara kerja LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda (Desmira, 2022).

F. Sensor LDR

LDR (Light Dependent Resistant) merupakan sensor yang dapat mendeteksi


perubahan warna yang didasarkan intensitas pencahayaan dari warna tersebut,
kemudian dikonversikanya dalam bentuk tegangan searah, tetapi tegangan searah
yang dihasilkan hanya akan membedakan dengan logika 0 dan logika 1, tatkala
pembedaan warnanya lebih dari dua kemungkinan maka diperlukan sistem tambahan
yang digunakan untuk mengenali perbedaan tegangan tersebut (yulian mirza, 2016).

G. Sensor DHT11

Sensor DHT11 adalah sensor digital terkalibrasi yang canggih dengan kemampuan
untuk mengukur suhu dan kelembapan. Kehandalan dan stabilitas tinggi dalam jangka
panjang dari sensor dapat terjadi karena memanfaatkan teknik pengambilan data
digital dan teknologi penginderaan suhu dan kelembapan yang eksklusif. DHT11
menggunakan komponen sensor kelembapan bersifat resistif dan sensor suhu berbasis
NTC yang dihubungkan pada mikrokontroler 8 bit sehingga memiliki respon cepat,
anti gangguan, murah dan kualitasnya baik (Raharjo et al., 2019).
Sensor DHT11 memiliki 2 versi, yatu versi 4 pin dan versi 3 pin. Tidak ada
perbedaan karakteristik dari 2 versi ini. Pada versi 4 pin, Pin 1 adalah tegangan sumber,
berkisar antara 3V sampai 5V. Pin 2 adalalah data keluaran (output). Pin ke 3 adalah
pin NC (normall y close) alias tidak digunakan dan pin ke 4 adalah Ground. Sedangkan
pada versi 3 kaki, pin 1 adalah VCC antara 3V sampai 5V, pin 2 adalah data keluaran
dan pin 3 adalah Ground (Rangan et al., 2020).
2. Tujuan

• Praktikan dapat mempelajari cara kerja LDR dan DHT11.


• Praktikan dapat mengoperasikan LDR dan DHT11.
• Praktikan dapat menggunakan Arduino Uno untuk mengontrol sensor LDR dan sensor
DHT11
• Praktikan dapat memahami cara kerja sensor LDR dan DHT11

3. Alat Dan Bahan

1) Kabel Jumper 6) Sensor DHT11


2) Arduino UNO 7) Breadboard
3) Resistor 8) Laptop
4) LED 9) Korek
5) Sensor LDR
II. LANGKAH KERJA

Langkah-langkah Sensor LDR:


1) Pasang sensor LDR di project board. Sensor LDR biasanya memiliki dua kaki. Hubungkan
satu kaki ke ground (GND) pada Arduino dan kaki lainnya ke pin A0 (analog input) pada
Arduino.
2) Sambungkan salah satu kaki resistor 1k Ohm ke pin A0 pada Arduino (kaki yang sama dengan
kaki LDR).
3) Sambungkan kaki lain dari resistor 1k Ohm ke salah satu baris kolom pada project board.
4) Hubungkan salah satu kaki resistor 330 Ohm ke baris kolom yang sama dengan kaki resistor
1k Ohm.
5) Sambungkan kaki lain dari resistor 330 Ohm ke salah satu kaki LED (anode, biasanya lebih
panjang).
6) Sambungkan kaki lain dari LED (katode) ke ground (GND) pada Arduino.
7) Masukan program kedalam arduino
8) Buka Serial Monitor pada Arduino IDE (Tools -> Serial Monitor) untuk melihat nilai LDR
yang dibaca dan status LED yang dikendalikan oleh sensor LDR.

Langkah-langkah Sensor DHT11:


1) Pasang Sensor DHT11, biasanya memiliki empat kaki (VCC, GND, DATA, NC).
2) Hubungkan pin "VCC" dari sensor DHT11 ke pin 5V pada Arduino.
3) Hubungkan pin "GND" dari sensor DHT11 ke ground (GND) pada Arduino.
4) Hubungkan pin "DATA" dari sensor DHT11 ke pin digital apa pun pada Arduino (misalnya,
pin 2).
5) Pasang LED di project board. LED memiliki dua kaki (anode dan katode).
6) Hubungkan kaki anode (kaki lebih panjang) LED ke salah satu pin digital pada Arduino
(misalnya, pin 13).
7) Hubungkan kaki katode (kaki lebih pendek) LED ke resistor 330 Ohm.
8) Sambungkan kaki lain dari resistor 330 Ohm ke ground (GND) pada Arduino.
9) Masukan program kedalam arduino
10) Buka Serial Monitor pada Arduino IDE (Tools -> Serial Monitor) untuk melihat suhu yang
dibaca dari sensor DHT11 dan status LED yang dikendalikan oleh suhu tersebut.
III. DATA PRAKTIKUM

1. LDR sebagai Switch


• Input Code
• Output
• Penjelasan Code

➢ #define PIN_LDR A0: penggunaan preprocessor directive #define untuk memberi


nama konstanta PIN_LDR dengan nilai A0. Ini digunakan untuk mengidentifikasi
pin yang terhubung ke sensor LDR.
➢ #define PIN_LED 7: Sama seperti di atas, ini memberi nama konstanta PIN_LED
dengan nilai 7, yang digunakan untuk mengidentifikasi pin yang terhubung ke LED.
➢ #define PIN_SETVALUE 8: Ini memberi nama konstanta PIN_SETVALUE dengan
nilai 8, yang digunakan untuk mengidentifikasi pin yang digunakan untuk mengatur
nilai batas tertentu.
➢ int ldrValue = 0: Ini adalah deklarasi variabel ldrValue yang digunakan untuk
menyimpan nilai yang dibaca dari sensor LDR. Nilai awalnya disetel ke 0.
➢ int limitValue = 300: Ini adalah deklarasi variabel limitValue yang digunakan untuk
menetapkan batas tertentu. Nilai batas ini adalah 300.
➢ void setup(): Ini adalah fungsi setup() yang merupakan bagian dari setiap program
Arduino. Ini berisi kode yang hanya dijalankan sekali saat Arduino pertama kali
dinyalakan atau di-reset.
➢ analogRead(PIN_LDR): digunakan untuk membaca nilai analog dari pin yang
terhubung ke sensor LDR, yaitu pin A0. Sensor LDR mengukur intensitas cahaya
dan menghasilkan nilai analog berdasarkan tingkat cahaya yang terdeteksi. Fungsi
analogRead() mengembalikan nilai antara 0 hingga 1023, dengan 0 mengindikasikan
intensitas cahaya rendah dan 1023 mengindikasikan intensitas cahaya tinggi.
➢ ldrValue = analogRead(PIN_LDR): Hasil pembacaan nilai analog dari sensor LDR
disimpan dalam variabel ldrValue.

➢ if(digitalRead(PIN_SETVALUE)==HIGH) limitValue = ldrValue; Ini adalah


kondisi if pertama dalam loop. digitalRead(PIN_SETVALUE) digunakan untuk
membaca status pin PIN_SETVALUE (pin 8) yang digunakan untuk mengatur nilai
batas. ==HIGH memeriksa apakah pin tersebut dalam keadaan HIGH (tinggi). Kita
dapat mengatur batas nilai secara dinamis dengan mengubah keadaan pin
PIN_SETVALUE.
➢ Serial.print(ldrValue); digunakan untuk mencetak nilai ldrValue ke monitor serial
Arduino. Dengan ini, kita dapat melihat nilai sensor LDR yang terus berubah di
monitor serial saat program berjalan.
➢ Serial.print(" | "); digunakan untuk mencetak karakter pemisah "|" di monitor serial
untuk memisahkan antara nilai ldrValue dan limitValue.
➢ Serial.println(limitValue); digunakan untuk mencetak nilai limitValue ke monitor
serial dengan penambahan newline (baris baru) sehingga nilai tersebut akan muncul
di baris baru berikutnya di monitor serial.
➢ if (ldrValue > limitValue) { Ini adalah kondisi kedua dalam loop. Jika nilai ldrValue
lebih besar dari limitValue, maka kondisi ini akan terpenuhi, dan perintah di dalam
blok ini akan dieksekusi.
➢ digitalWrite(PIN_LED, LOW); kondisi ketika di atas terpenuhi, maka LED yang
terhubung ke pin PIN_LED (pin 7) akan dimatikan dengan mengubah keadaan pin
menjadi LOW.
➢ else { ini akan mengeksekusi jika kondisi di atas tidak terpenuhi, yang berarti nilai
ldrValue lebih kecil atau sama dengan limitValue.
➢ digitalWrite(PIN_LED, HIGH); Di dalam blok else, LED akan dinyalakan dengan
mengubah keadaan pin PIN_LED menjadi HIGH.
2. DHT11
• Input Code
• Output
➢ Dapat dilihat pada serial monitor, suhu terbaca 00C dikarenakan sensor tidak
mendetek adanya panas.
➢ Pada serial monitor, suhu terbaca 20C dikarenakan sensor mendetek adanya panas.
Sebagai percobaan kita dekatkan api ke sensor menggunakan korek api.

• Penjelasan Code

➢ #include <DHT.h>: mengimpor pustaka DHT ke dalam software Arduino IDE.


➢ #define DHTPIN 2: digunakan untuk mengidentifikasi pin yang terhubung ke sensor
DHT11.
➢ #define HEATER_PIN 3: digunakan untuk mengidentifikasi pin yang terhubung ke
pemanas (jika ada) yang akan digunakan untuk mengeringkan sensor DHT.
➢ #define DHTTYPE DHT11: digunakan untuk mengidentifikasi jenis sensor DHT
yang digunakan. Dalam hal ini, Anda menggunakan sensor DHT11.
➢ DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE): digunakan untuk berkomunikasi dengan sensor
DHT11 yang terhubung ke pin DHTPIN dengan jenis sensor DHTTYPE (DHT11).
Dengan ini, kita dapat membaca kelembaban (humi) dan suhu (temp) dari sensor.
➢ float humi, temp: digunakan untuk menyimpan nilai kelembaban dan suhu yang
dibaca dari sensor DHT11. Variabel ini tipenya data float karena kelembaban dan
suhu biasanya menghasilkan nilai desimal.

➢ void setup(): berfungsi sekali Arduino pertama kali dinyalakan atau di-reset.
➢ pinMode(HEATER_PIN, OUTPUT);: mengatur pin yang terhubung ke pemanas
(jika digunakan) ke mode OUTPUT. Dengan mengaturnya sebagai OUTPUT, kita
dapat mengontrol pemanas dengan mengubah keadaan pin tersebut menjadi HIGH
atau LOW.
➢ Serial.begin(9600: berfungsi memungkinkan kita untuk mengirim data dari Arduino
ke komputer melalui kabel USB dan melihatnya melalui monitor serial Arduino.
➢ void loop(): ketika terus dijalankan berulang-ulang setelah fungsi setup() selesai
dieksekusi.
➢ humi = dht.readHumidity(): membaca nilai kelembaban dari sensor DHT11
menggunakan objek dht. Nilai kelembaban dibaca dan disimpan dalam variabel
humi.
➢ temp = dht.readTemperature: membaca nilai suhu dari sensor DHT11 menggunakan
objek dht. Nilai suhu dibaca dan disimpan dalam variabel temp.
➢ if (isnan(humi) || isnan(temp)) { : isnan(humi) dan isnan(temp) digunakan untuk
memeriksa apakah nilai humi dan temp adalah "Not a Number" (NaN), yang bisa
terjadi jika sensor DHT11 tidak berhasil mendeteksi atau membaca data dengan
benar. Jika salah satu atau kedua nilai ini adalah NaN (tidak valid), maka kondisi ini
akan terpenuhi.
➢ Serial.println("DHT11 not detected!"); Jika kondisi terpenuhi, pesan "DHT11 not
detected!" akan dicetak ke monitor serial. Ini memberi tahu kita bahwa ada masalah
dalam membaca data dari sensor DHT11, dan data yang dibaca mungkin tidak valid
atau sensor tidak terdeteksi.
➢ return; digunakan untuk menghentikan eksekusi lebih lanjut dalam fungsi loop(). Ini
akan menghentikan program dari mencoba mengendalikan pemanas atau melakukan
tindakan lain jika data dari sensor DHT11 tidak valid.
➢ else {: Jika kondisi pertama (deteksi NaN) tidak terpenuhi, maka program akan
masuk ke bagian else.
➢ if (temp >= 25) {: Mengecek apakah nilai temp (suhu) lebih besar atau sama dengan
25 derajat Celsius. Jika suhu lebih besar atau sama dengan 25 derajat Celsius, maka
kondisi terpenuhi.
➢ digitalWrite(HEATER_PIN, LOW); Jika kondisi terpenuhi, maka perintah ini akan
menjalankan pemanas dengan mengubah keadaan pin HEATER_PIN menjadi LOW.
Maka akan mengaktifkan pemanas jika suhu melebihi 25 derajat Celsius.
➢ else if (temp <= 20) {: Mengecek apakah suhu lebih kecil atau sama dengan 20
derajat Celsius. Jika suhu lebih kecil atau sama dengan 20 derajat Celsius, maka
kondisi ini terpenuhi.
➢ digitalWrite(HEATER_PIN, HIGH); Jika kondisi terpenuhi, maka perintah akan
mematikan pemanas dengan mengubah keadaan pin HEATER_PIN menjadi HIGH
dan akan mematikan pemanas jika suhu kurang dari atau sama dengan 20 derajat
Celsius.
➢ Serial.print("Suhu=");: perintah yang digunakan untuk mencetak teks "Suhu=" ke
monitor serial.
➢ Serial.print(temp): perintah yang digunakan untuk mencetak nilai suhu yang
disimpan dalam variabel temp ke monitor serial. Nilai ini adalah nilai suhu yang telah
dibaca dari sensor DHT11.

➢ Serial.println("C"): perintah yang digunakan untuk mencetak teks "C" ke monitor


serial setelah mencetak nilai suhu. Teks "C" ini memberikan informasi bahwa nilai
yang telah dicetak adalah dalam satuan Celcius (°C).
➢ delay(500): perintah yang digunakan untuk menunda (delay) eksekusi program
selama 500 milidetik atau 0,5 detik sebelum melakukan pembacaan suhu berikutnya.
Ini penting untuk mencegah pembacaan yang terlalu cepat dan membebani sensor
DHT11.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sensor LDR (Light Dependent Resistor), juga dikenal sebagai fotoresistor, adalah sebuah
komponen elektronik yang mengubah resistansinya berdasarkan intensitas cahaya yang
diterimanya. Prinsip kerjanya sederhana, di mana saat cahaya meningkat, resistansi sensor LDR
menurun, sedangkan ketika cahaya berkurang, resistansinya meningkat. Hal ini membuat sensor
LDR sangat berguna dalam aplikasi pencahayaan otomatis, seperti lampu jalan yang secara
otomatis menyala saat malam hari, serta dalam berbagai sistem keamanan dan pengukuran cuaca.
Meskipun sensor LDR memiliki keuntungan dalam hal biaya yang rendah, keberlimpahan, dan
konsumsi daya yang efisien, ia memiliki keterbatasan dalam hal ketepatan pengukuran intensitas
cahaya dan waktu respons yang lambat, sehingga biasanya digunakan dalam aplikasi yang tidak
memerlukan presisi tinggi dalam pengukuran cahaya. Dalam keseluruhan, sensor LDR tetap
menjadi pilihan yang populer dalam berbagai proyek elektronik karena kemudahan penggunaan
dan fleksibilitasnya.

Dalam praktikum ini, kami juga mengembangkan sebuah sistem yang menggunakan sensor
DHT11 untuk memonitor suhu ruangan dan memberikan tindakan berdasarkan nilai suhu yang
terdeteksi. Sensor DHT11, yang merupakan sensor suhu dan kelembaban digital yang handal,
digunakan untuk mengumpulkan data suhu dalam derajat Celsius. Data ini kemudian ditampilkan
pada Serial Monitor yang terdapat pada Arduino IDE, memungkinkan pengguna untuk memantau
suhu secara real-time. Namun, kami tidak berhenti sampai di situ, kami juga mengintegrasikan
sebuah LED sebagai komponen tambahan dalam proyek ini. LED digunakan sebagai indikator
visual untuk memberi tahu kita tentang kondisi suhu ruangan. Sebuah ambang batas suhu telah
ditetapkan, sebagai contoh, pada 25.0°C. Jika suhu yang terbaca oleh sensor DHT11 melebihi batas
ini, LED akan menyala. Ini memberikan sinyal visual yang jelas bahwa suhu ruangan telah
melewati ambang batas yang telah ditentukan. Sebaliknya, jika suhu tetap berada di bawah atau
sama dengan ambang batas, LED akan mati.

Praktikum ini memiliki potensi aplikasi yang signifikan dalam berbagai konteks. Salah satu
contoh penerapan praktis adalah dalam sistem pengendalian iklim, di mana ini dapat digunakan
untuk memberi tahu pengguna ketika suhu ruangan terlalu tinggi dan memicu perangkat pendingin.
Selain itu, dengan penyesuaian ambang batas suhu dalam kode Arduino, proyek ini dapat
digunakan dalam berbagai aplikasi lainnya, seperti memonitor suhu dalam ruangan penyimpanan
atau laboratorium yang memerlukan pemantauan konstan suhu. Keunggulannya adalah
kesederhanaannya yang memudahkan pemahaman dan penggunaannya, bahkan bagi pemula
dalam dunia pemrograman mikrokontroler. Namun, proyek ini juga dapat dijadikan dasar untuk
pengembangan lebih lanjut. Kita dapat menambahkan fitur-fitur tambahan, seperti pengiriman
notifikasi melalui pesan teks atau email ketika suhu mencapai ambang batas tertentu, atau dapat
mengintegrasikan sistem ini ke dalam platform IoT yang lebih besar.
V. KESIMPULAN

Sensor DHT11 dan sensor LDR adalah dua jenis sensor yang beroperasi berdasarkan prinsip
perubahan resistansi, tetapi mereka memiliki aplikasi dan karakteristik yang berbeda. Sensor
DHT11 digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban, sementara sensor LDR digunakan
untuk mendeteksi intensitas cahaya.
Sensor DHT11 sangat berguna dalam berbagai aplikasi yang memerlukan pemantauan suhu
dan kelembaban, seperti sistem iklim, stasiun cuaca, dan perangkat pengendalian otomatis. Dalam
proyek-proyek seperti itu, sensor DHT11 memberikan data yang akurat dan relevan untuk
pengambilan keputusan.
Di sisi lain, sensor LDR cocok untuk situasi yang memerlukan pengukuran atau pengendalian
berdasarkan cahaya, seperti pencahayaan otomatis, sistem keamanan, atau aplikasi fotografi.
Meskipun tidak presisi seperti beberapa sensor fotoresistor lainnya, sensor LDR adalah pilihan
yang ekonomis dan mudah digunakan dalam berbagai proyek elektronik.
Kedua jenis sensor ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi yang berbeda dan memberikan
solusi yang efektif untuk memantau dan mengontrol lingkungan sekitar. Dengan memahami
karakteristik dan kemampuan masing-masing sensor, pengguna dapat memilih sensor yang paling
sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Y., & Barlian, T. (2018). Inverter Berbasis Accumulator Sebagai Alternatif Penghemat
Daya Listrik Rumah Tangga. Jurnal Surya Energy, 3(1), 203.
https://doi.org/10.32502/jse.v3i1.1233

Desmira, D. (2022). Aplikasi Sensor Ldr (Light Dependent Resistor) Untuk Efisiensi Energi Pada
Lampu Penerangan Jalan Umum. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi
Sistem Komputer, 9(1), 21–29. https://doi.org/10.30656/prosisko.v9i1.4465

Nusyirwan, D. (2019). “Fun Book” Rak Buku Otomatis Berbasis Arduino Dan Bluetooth Pada
Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kualitas Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan
Kejuruan, 12(2), 94. https://doi.org/10.20961/jiptek.v12i2.31140

Raharjo, E. B., Marwanto, S., & Romadhona, A. (2019). Rancangan Sistem Monitoring Suhu Dan
Kelembapan Ruang Server Berbasis Internet of Things. Teknika, 6(2), 61–68.

Rangan, A. Y., Amelia Yusnita, & Muhammad Awaludin. (2020). Sistem Monitoring berbasis
Internet of things pada Suhu dan Kelembaban Udara di Laboratorium Kimia XYZ. Jurnal E-
Komtek (Elektro-Komputer-Teknik), 4(2), 168–183. https://doi.org/10.37339/e-
komtek.v4i2.404

Tantowi, D., & Yusuf, K. (2020). Simulasi Sistem Keamanan Kendaraan Roda Dua Dengan
Smartphone dan GPS Menggunakan Arduino. Jurnal ALGOR, 1(2), 9–15.
https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/algor/article/view/302/209

yulian mirza, ali firdaus. (2016). Light Dependent Resistant ( Ldr ) Sebagai. jurnal Jupiter, 8(1),
39–45.

Anda mungkin juga menyukai