Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hikmal Permana Sidik

Kelas : XI PM 2
Berita : Pendidikan

Berita Pendidikan di Indonesia


Kurikulum Merdeka Siap Menjadi Kurikulum Nasional 2024

Jakarta,Beritasatu.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi


(Kemendikbudristek) terus memperkuat kebijakan Merdeka Belajar, untuk menyediakan akses yang
adil terhadap pendidikan berkualitas. Salah satunya melalui peluncuran Kurikulum Merdeka dalam
kebijakan Merdeka Belajar episode ke-.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek,


Anindito Aditomo mengatakan perubahan utama yang dihadirkan Kurikulum Merdeka, yakni
mengutamakan materi pembelajaran yang esensial, diharapkan dapat mendorong perkembangan anak
berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki.

“Melalui Kurikulum Merdeka, guru tidak dibebani dengan terlalu banyak materi sehingga
bisa lebih fokus pada proses pembelajaran. Guru juga memperoleh fleksibilitas untuk menyesuaikan
pembelajaran dengan kebutuhan belajar murid. Dengan demikian murid pun dapat menggali minat
dan bakatnya lebih mendalam,” kata Anindito Aditomo.

Anindito juga menjelaskan bahwa perubahan kurikulum bukan sekadar perubahan


administrasi semata, melainkan sebagai upaya untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat di
mana semua anak, apapun minat dan bakat maupun potensi kecerdasan mereka bisa merasa diterima,
dirawat, dan ditantang untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Hal senada disampaikan Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek,
Zulfikri Anas, bahwa Kurikulum Merdeka merupakan alat bantu bagi peserta didik agar tumbuh dan
berkembang sesuai dengan fitrah serta potensinya.

“Kurikulum Merdeka sebagai alat bantu tentunya memudahkan bagi guru dalam
mendampingi anak-anak dan memudahkan peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan
potensinya sejak dini,” jelas Zulfikri.

Zulfikri mengungkapkan fokus terhadap materi esensial menjadi kekuatan dari Kurikulum
Merdeka. Hal tersebut meluruskan persepsi selama ini yang menganggap bahwa kurikulum yang
unggul, diukur berdasarkan banyaknya materi yang disampaikan kepada anak.
“Kekuatan sebuah kurikulum bukan terletak dari banyaknya materi yang disampaikan dan
diserap oleh anak, tetapi lebih kepada kemampuan kurikulum itu memberikan kekuatan kepada anak
menghadapi persoalan ke depan,” tutup Zulfikri.

“Saat ini, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan secara sukarela oleh lebih dari 80
persen satuan pendidikan di Indonesia,” tambah Anindito.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai