Anda di halaman 1dari 19

Volume 5: Akeno

Bagian 1

Rencana untuk berkencan dengan semua anggota Klub Penelitian Ilmu Gaib
sudah memasuki tahap terakhir. Setelah dimulai dengan Asia di pagi hari,
sekarang sudah sore. Pasangan kencanku saat ini adalah Akeno-san! Onee-
sama dengan rambut ekor kuda hitam berjalan di sebelahku! Akeno-san
mengenakan baju halter-top, dengan sweter lengan pendek. Dia terlihat
cantik sekali! Saat kami berjalan menyusuri jalanan sibuk, Akeno-san
berkata

“Ada suatu tempat yang ingin aku kunjungi sebelum kita makan malam.
Maukah kamu menemaniku?”

Akeno-san menggunakan jarinya untuk menunjuk ke gedung tinggi —


sebuah toko furnitur besar.

“Ufufu, ini toko furnitur.”

Setelah masuk ke dalam toko furnitur, kami mulai mencari barang-barang


tertentu. Akeno-san biasanya berkeliaran di sekitar area yang menjual
tempat tidur.

“Meskipun kita hidup bersama, masih ada sesuatu yang kita lewatkan.”

Akeno-san menyentuh bantal yang dipajang sambil dia mengatakan itu.


Akeno-san memang tinggal di rumahku. Pada saat itu, Xenovia juga pindah
ke rumahku. Meskipun Xenovia tidak begitu peduli ketika harus
menggunakan kebutuhan sehari-hari, dia membawa banyak barang
dengannya. Akeno-san juga sering pergi berbelanja untuk memuaskan
kebutuhannya sehari-hari.

“Omong-omong, belakangan ini Buchou pergi mengunjungi banyak toko


furnitur dan toko serba ada. Apakah masih ada barang yang harus dibeli...?
Aku ingin tahu apakah rumah kita cukup besar...”

Aku tiba-tiba teringat. Tidak lama setelah Buchou dan yang lain mulai
tinggal bersamaku, semua orang sering pergi berbelanja. Meskipun mereka
tidak pergi berbelanja setiap hari, memang benar bahwa sekarang ada lebih
banyak barang yang menumpuk di sekitar rumah. ...Rumahku hanyalah
rumah biasa, jadi ada ruang terbatas untuk penyimpanan. Tidak, itu sudah
diisi sampai batasnya. Itu karena rumah kami adalah tempat tinggalku dan
orangtuaku, Asia, Buchou, Akeno-san, dan Xenovia. Akeno-san terkikik
dengan tenang

“Ufufu, jika situasi saat ini berlanjut, Rias pasti membeli terlalu banyak.
Tapi, kamu tidak usah cemas.”

“Hah?”

Ucapan Akeno-san membuatku ragu. Apa yang harus aku lakukan?


Haruskah aku mulai menaruh beberapa barang di halaman juga? Selagi aku
tenggelam dalam pikiran, Akeno-san meninggalkanku saat dia berjalan
menuju tempat penjualan tempat tidur. Akeno-san menjatuhkan diri ke
tempat tidur sambil dia berkata

“Tempat tidur ini... cukup bagus, aku bisa tertidur di sini.”

“Akeno-san, apa saat ini kamu tidur di futon di kamar Buchou?”

Saat ini, Akeno-san dan Buchou berbagi kamar. Dengan rumah kecil seperti
rumah kami, membuat dua orang tidur di satu kamar adalah batasnya.
Sejujurnya, aku merasa sedikit bersalah tentang fakta bahwa aku dapat
menikmati kamar sendirian.

“Ya, tempat tidur akan membuatku lebih mudah tertidur...”

Akeno-san menjawab pertanyaanku. Jadi Akeno-san termasuk ‘golongan


tempat tidur’ ya. Akeno-san bertanya padaku

“Tapi, bukankah kamu juga suka tempat tidur, Ise-kun?”


“Y-Ya. Aku sudah terbiasa tidur di tempat tidur sejak aku masih kecil, jadi
terasa lebih mudah untuk tertidur dengan itu. Aku tidak punya masalah
dengan tidur di futon di lantai juga. Belakangan, ketika aku pulang dan
merasa lelah, aku bisa tidur di mana saja.”

Karena aku terus berlatih keras akhir-akhir ini, aku bisa tertidur tanpa
memperhatikan apakah aku membaringkan tubuhku yang kelelahan di
tempat tidur, lantai, atau bahkan tanpa selimut. Meskipun tidak baik untuk
kesehatan tubuhku, itu tidak terlalu penting ketika aku sudah lelah sekali.
Akeno-san mengangguk setuju saat dia mengarahkan pandangannya ke arah
tempat tidur yang dipajang.

“Tempat tidur tentu lebih baik... itu membuat kamar tidur terasa sedikit
lebih mengundang.”

Dia sepertinya memikirkan ide yang menarik…. —Akeno-san lalu


menunjukkan senyuman yang menggoda.

“Hei, Ise-kun, maukah kamu mencoba tidur sebentar?”

“Hah!? Di tempat tidur ini... kita berdua?”

Akeno-san mengangguk padaku, dengan ekspresiku terkejut.

“Ya, ini adalah tempat tidur ganda.”

T-Tentu, itu adalah tempat tidur ganda, jadi itu lebih besar dari tempat tidur
tunggal rata-rata!

“Aku akan naik ke tempat tidur duluan dan menunggumu. Ufufu, daya
pegasnya menakjubkan.”

Saat dia mengatakan itu, Akeno-san membuka sepatunya, dan dengan


lembut berguling ke tempat tidur. Akeno-san memberi isyarat padaku!

“Ayolah, Ise-kun, naiklah.”

Ekspresi dan suara Onee-sama-ku yang memikat menggodaku! takkan ada


orang lain disini? Aku melihat sekeliling kami, dan secara kebetulan, tidak
ada orang lain di sekitar! Ooh...! Karena Onee-sama mengundangku, aku
tidak punya alasan untuk menolak!

“A-aku datang, mohon permisi.”

Aku membuka sepatu ketika aku mendekati tempat tidur. …Rasanya aneh
berbaring di tempat tidur yang sama dengan seorang gadis saat berada di
dalam toko. Tapi, jantungku berdetak kencang! Begitu aku membalikkan
wajahku ke samping, aku bisa melihat Onee-sama yang sangat memikat
berbaring di sisiku! Perlahan Akeno-san mendekatkan wajahnya ke
wajahku, dan napasnya yang sedikit menyebabkan kulitku geli.

“...Ini perasaan yang bagus ketika kita berbaring bersebelahan.”

Mata Akeno-san menjadi lembab saat dia mengatakannya... A-Aku tidak


bisa menahan ini lagi! Akeno-san melanjutkan

“Hei, Ise-kun... maukah kamu membiarkanku berbaring di lenganmu?”

—Apa!? Kalimat itu menyebabkan seluruh tubuhku gemetar, dan rasanya


seolah-olah semacam sensasi yang tidak diketahui melintasi seluruh
tubuhku!

“Ba-Bantal lengan!?”

Setelah mendengar keraguanku, Akeno-san bertanya padaku lagi seperti


anak manja.

“Mmm. ...Tidak boleh ya?”

I-Ini melanggar peraturan! Cara Akeno-san bertingkah seperti gadis biasa


terus merangsangku!

“T-Tidak, tentu saja boleh! Aku merasa terhormat! Jika lenganku baik-baik
saja, maka silakan gunakan sebagai bantal!”

Aku dengan cepat mengulurkan lenganku! Ah, itu bukan lagi lengan, itu
sudah menjadi bantal! Itu bantal pribadi Akeno-san!
“Lalu, aku tidak akan menahan diri.”

Akeno-san menaruh kepalanya di pergelangan tanganku. ...Aaaaaahh,


rasanya sangat enak untuk memiliki seorang gadis bersandar di lengan...
beratnya terasa nyaman... jadi ada gadis yang ingin dimanjakan olehku!
Aroma menggoda tubuh Akeno-san menstimulasi lubang hidungku...
otakku mulai mencair! Lalu, Akeno-san berkata

“...Ise-kun, Rias... apa dia juga menggunakan bantal lengan ini?”

“...A-Ada kalanya dia tidur seperti ini sampai pagi!”

Buchou sering menyelinap ke tempat tidurku dan berbaring di lenganku


untuk tidur sampai pagi. Kadang-kadang, bahkan Asia akan memasuki
tempat tidurku dan menggunakan lenganku sebagai bantal. Namun, tentu
saja ada perasaan menyegarkan untuk membuat para gadis menggunakan
lenganku dengan cara ini. Bagaimana aku mengatakannya... aku malah
berpikir bahwa tidak ada yang bisa membuat seorang pria lebih bahagia.

“Begitu ya? Sepertinya aku telah mencuri satu lagi hak istimewa Rias.
Ufufu, rasanya menyenangkan melakukan ini, aku sangat senang.”

Akeno-san terkikik pelan ketika dia mengungkapkan senyum yang sangat


manis. Akeno-san mengangkat tubuhnya dan kemudian berkata kepadaku

“Terima kasih, Ise-kun. Aku mulai merasa lapar, jadi ayo kita makan.”

Seharusnya aku yang berterima kasih padanya karena telah memberiku


pengalaman luar biasa memiliki seorang gadis mengistirahatkan kepalanya
di lenganku! Akeno-san dan aku meninggalkan toko furnitur untuk pergi
mencari makan malam.
Bagian 2

Aku memberi Akeno-san bantal lengan...! Itu adalah pengalaman yang


berharga! Itu pasti berharga! Akeno-san dan aku berjalan ke gang di jalan
utama. Tidak seperti jalan ramai, tempat itu gelap dan tidak ada orang di
sini. Aku melihat peta yang ditandai restoran saat kami berjalan. Aku
berjalan dengan Akeno-san melalui gang sempit ini di mana kami hampir
tidak bisa muat ketika berjalan dalam satu jajar. Entah kenapa, itu tampak
mencurigakan. Rasanya seolah-olah ini adalah jalan yang pastinya tidak
akan pernah diambil orang biasa. ...Meskipun aku telah tinggal di daerah ini
selama tujuh belas tahun, ini adalah pertama kalinya aku mengalami jalan
yang begitu sempit. Setelah beberapa menit, dan beberapa jarak lebih jauh,
kami tiba di tujuan kami. Itu adalah bangunan bergaya barat. Kata-kata
‘Rumah Kucing Liar’ ditulis di papan nama. Tidak ada jendela, jadi kami
tidak bisa melihat ke dalam. Tidak ada sinar cahaya yang keluar dari
bangunan itu, dan lingkungan kami hanyalah diterangi oleh lampu jalan.
...Toko itu pastinya memiliki atmosfer yang unik... sepertinya... sebuah
restoran... lagipula, tampaknya menu tersebut telah dipajang.

“Toko ini?”

Akeno-san memiringkan kepalanya saat dia bertanya padaku.

“Ya, sejujurnya, Kiba merekomendasikan ini padaku.”

Ucapku. Restoran ‘Rumah Kucing Liar’ ini adalah tempat yang


direkomendasikan Kiba padaku. Karena aku kesulitan menemukan tempat
yang bagus untuk makan bersama seorang perempuan, aku meminta saran
dari Kiba. Karena Kiba yang sering menerima pekerjaan dalam jumlah
besar dari wanita, tempat seperti ini pasti sudah tidak asing. Jadi, dia
mengirimiku peta yang menandai lokasi restoran ini. ...Aku tidak curiga
pada Kiba, tapi hanya menilai dari penampilan luar tokonya, sepertinya
cukup mencurigakan. Itu pasti memiliki atmosfer yang meragukan.
Sebaliknya, Akeno-san tampak agak senang….

“Yuuto-kun... mungkinkah itu kliennya?”

Ucap Akeno-san, sepertinya dia mengingat sesuatu. …Klien? Ah, dia


mungkin mengacu pada salah satu kliennya. Ketika Kiba mengirimiku peta,
dia menyebutkan “Aku tidak pernah ada di sana sebagai pelanggan”.
Mendadak, aku memperhatikan beberapa orang di belakangku, dan ketika
aku berbalik—

“Kiba, Gasper, dan Koneko-chan.”

Kelompok Kiba yang bertiga orang muncul di depan kami.

“Kenapa…? Mungkinkah kita semua makan di sini?”

Aku bertanya. Kami berpisah sebelumnya di arena bowling. Kiba


tersenyum sambil dia menjawab

“Hmm, sepertinya kami mengganggu kalian berdua. Aku memperkenalkan


toko ini kepada Ise-kun, tapi aku benar-benar merasa sedikit malu karena
aku belum mencobanya sendiri. Ketika kami selesai bermain bowling dan
berpisah, kami berpikir untuk datang ke sini.”

Begitu, seperti yang Kiba katakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Gya-suke dan Koneko-chan juga menambahkan

“Aku hanya lapar.”

“...Aku sedikit tertarik dan penasaran, jadi aku datang ketika ada
penyebutan makanan.”

Sepertinya semua orang memiliki gagasan yang sama untuk datang ke toko
ini.

“Bagaimana dengan Asia dan yang lainnya?”

Aku ingat tiga orang lainnya yang tidak dapat aku lihat.
“Ketiganya agak tertarik untuk memainkan permainan lain. Sepertinya
Xenovia telah menemukan ritmenya dan dia terus mendapatkan skor tinggi
berturut-turut. Dia menantang skor rekor.”

Kiba berkata. Sepertinya Xenovia menyukai bowling. Lagi pula, dia cukup
atletis. Jika dia memasuki irama, dia mungkin tidak memiliki rival... dan
mungkin membuat rekor baru.

“Ufufu, tidak buruk bagi kita semua untuk makan malam sama-sama.”

Setelah Akeno-san mengatakan itu, kami berlima masuk ‘Rumah Kucing


Liar’. Sebelum kami masuk, aku melirik menu yang ditampilkan di luar.
...Itu hanya ada paket A atau paket B. Hanya dua tipe? Apa ini restoran
khusus?

“Aku akan beli paket A kalau begitu.”

Saat aku mengatakan itu, Akeno-san lalu ikutan

“Kalau begitu aku juga akan beli paket A yang sama dengan Ise-kun.”

“Aku akan memilih paket B.”

“Aku juga akan memilih paket B kalau begitu.”

Baik Kiba dan Gasper memilih paket B. Koneko-chan mengungkapkan


ekspresi yang langka, bingung.

“Bahkan di restoran yang biasanya menjual makanan paket ini, ada


berbagai definisi yang berbeda dari satu paket A atau satu paket B. Paket A
mungkin didasarkan pada daging, sedangkan B didasarkan pada ikan, tapi
sebaliknya juga mungkin. Jika toko ini...maka aku akan memilih paket B.”

Koneko-chan agak teliti ketika mengenai makan malam. Ketika dia libur,
dia sering melakukan perjalanan ‘sendiri’, dan salah satu hobinya pergi ke
restoran untuk menantang kontes makan mereka. Setelah memutuskan apa
yang harus dipesan, kami membuka pintu besar di pintu masuk. Ketika
kami memasuki toko, kami segera melihat konter dan dua pintu. Huruf
besar A dan B yang terukir di pintu, dan tampaknya sesuai dengan menu
sebelumnya.... Meskipun kami menunggu beberapa saat, tidak ada tanda-
tanda staf layanan. Tiba-tiba, layar neon di dekat konter memancar dengan
terang dan menampilkan beberapa teks.

[Selamat datang. Restoran ini adalah ‘Restoran Banyak Perintah’.


Pelanggan yang menginginkan makanan paket A, silakan lanjutkan melalui
pintu bertanda A. Pelanggan yang menginginkan makanan paket B, silakan
lanjutkan melalui pintu bertanda B.]

...Tidak ada pelayanan manusia, dan mereka hanya menggunakan layar


neon untuk berurusan dengan pelanggan. Itu juga dibagi menjadi pintu A
dan B... hei, layar neon hanya menunjukkan kata-kata itu dan tidak ada
yang lain.

“...Aku jadinya malah memikirkan Kenji Miyazawa.”

Bukankah ini tiruan Kenji Miyazawa <<Restoran Banyak Perintah>>? Dua


orang berburu di gunung memasuki sebuah restoran aneh di gunung. Tidak
heran ini disebut ‘Rumah Kucing Liar’. Kiba mengangguk saat dia berkata

“Ya, pemilik tokonya adalah penggemar Kenji Miyazaki.”

“...Mungkin kita bahannya, dan kucing liar menggunakan kita sebagai


makanan.”

Kataku dengan setengah menutup mataku.

“Itu tidak akan terjadi.”

Kiba tersenyum masam saat dia menjawab. Jika itu adalah seseorang yang
membuat permintaan pekerjaan kepada Iblis, mereka mungkin berada di
spektrum yang lebih aneh di antara manusia. Nah, klien Kiba mungkin tidak
seaneh itu — tidak, pasti. Setelah itu, kami berpisah melalui pintu-pintu
sesuai dengan makanan yang telah kami pilih. Setelah kami melewati pintu
— ada layar neon lain dan ban berjalan? Ban berjalan...? Buat apa itu? Apa
itu digunakan untuk membawa makanan seperti di restoran sushi? Pikiranku
dipenuhi dengan segala macam kegelisahan dan keraguan. Lalu, beberapa
kata muncul di layar neon.
[Tamu yang terhormat, silakan luangkan waktu untuk menata rambut dan
bersihkan lumpur dari sepatu Anda.]

“Ara ara, ini benar-benar ‘Restoran Banyak Perintah’.”

Akeno-san terkikik dengan tenang. Itu benar-benar mengikuti semua detail.


Sepertinya pemiliknya sungguh penggemar Kenji Miyazawa. Akeno-san
dan aku menggunakan sisir yang dibawa oleh ban berjalan untuk menyisir
rambut kami, dan juga menggunakan handuk yang dibawa oleh ban berjalan
untuk menyeka kotoran dari sepatu kami. Layar neon menampilkan pesan
baru lagi.

[Silakan tinggalkan senjata Anda, peralatan Iblis dan sejenisnya di sini.]

...Senjata apa? Akeno-san tidak membawa apapun seperti senjata atau


peralatan Iblis, jadi kami tidak menempatkan apapun ke ban berjalan.
Omong-omong, mereka sudah memperlakukan kami seperti Iblis.

[Silakan tinggalkan topi, mantel dan sepatu Anda di sini.]

Permintaan lain dibuat. Baik Akeno-san atau aku tidak yang memakai topi.
Aku adalah satu-satunya yang memakai jaket. Jadi aku membuka jaketku,
lalu Akeno-san dan aku membuak sepatu kami dan menempatkannya di ban
berjalan.

[Silakan tinggalkan kacamata, dompet, logam, atau benda tajam apapun di


sini.]

…Baiklah baiklah. Aku meletakkan dompetku. Aku tidak punya benda


tajam! Ini mulai terasa sedikit merepotkan. Apakah benar-benar perlu
melalui semua ini hanya untuk makan? Meskipun Akeno-san adalah
pengecualian, pastinya tidak cocok untuk membawa perempuan ke restoran
ini! Entah bagaimana, aku tidak bisa membuat diriku menyukainya sama
sekali! Aku tidak bisa tidak mendesah saat permintaan baru ditampilkan di
layar neon.

[Silakan tinggalkan semua bra dengan logam (klip logam) di sini.]


….

…Hah? B-Bra!? Permintaan menakjubkan apa itu! P-Permintaan macam


apa yang membuka bra!?

“Toko ini sangat tidak sopan! Mungkin pemiliknya penuh nafsu!? Akeno-
san, kamu tidak perlu membuka—”

Toko itu agak mengecewakan bagiku, dan saat aku melihat ke sisiku,
Akeno-san sudah mulai mengikutinya! Dia telah membuka bra-nya tanpa
membuka bagian atas bajunya! Bra dengan ukuran sangat besar
ditempatkan di atas ban berjalan!

“Ufufu, menyenangkan, kurasa aku akan membukannya saja. Pemilik toko


ini adalah klien Yuuto-kun, dan juga seorang wanita, jadi aku tidak
keberatan jika dia melihatnya.”

I-Itu bukan masalahnya! Ah, ban berjalan membawa bra-nya pergi! Berikan
padaku! Berikan padaku bra-nya! Tidak, kamu harus mengembalikannya!
Kalaupun pemilik tokonya adalah seorang wanita, aku tidak tahan dengan
bra Akeno-san yang diambil! —Mendadak, jeritan melengking terdengar
dari ruangan sebelah.

[Hah? K-K-Kenapa? Kenapa aku harus membukanya!?]

Teriak Gasper. Lalu aku juga mendengar suara Koneko-chan.

[...Mau bagaimana lagi, kamu harus membuka pakaian perempuanmu. Gya-


kun, bukalah, dan cepat, atau aku akan melakukannya padamu.]

[Gaaaaaaak! Koneko-chan bakal menelanjangiku!!!]

[Dimana ada kemauan disitu ada jalan.]

...Apa yang terjadi di sana...jelas sisi itu memiliki permintaan yang berbeda
dari kami... jadi itulah perbedaan antara makanan paket A dan makanan
paket B...! tak ada gunanya mencemaskan hal itu sekarang, karena ada
permintaan baru lagi. Ban berjalan membawa dua guci.
[Silakan gunakan krim di guci untuk menutupi tangan dan kaki Anda. Ini
juga bagus untuk perawatan kulit Anda.]

...Itu sama seperti cerita ya. Dalam cerita Kenji Miyazawa, krim ini
digunakan untuk membuat manusia terasa lebih lezat, meskipun mustahil di
sini…. biarpun bagus untuk perawatan kulit kami, apa kami benar-benar
harus mengoleskan krim? Akeno-san dan aku mengoleskan krim itu ke
tangan dan kaki kami. Aku sedikit melirik ke arah Akeno-san, dan merasa
terpikat oleh kakinya yang cantik di bawah halter-top-nya/bajunya! Ah,
paha putih yang lembut itu! Menakjubkan... paha putih itu memiliki
elastisitas!

“Ise-kun, aku tidak mau pakaianku kotor dengan krim, jadi bisakah kamu
tolong bantu aku mengoleskan krim ke kakiku?”

—Apa! Permintaan yang merangsang itu menyebabkan seluruh tubuhku


membeku! Untuk memikirkan kalimat indah seperti ‘tolong bantu aku
mengoleskan krim’ ada dalam bahasa Jepang!

“A-Aku mengerti! Aku akan melakukannya dengan senang hati.”

Aku segera menjawab Akeno-san. Aku memasukkan sedikit krim dari guci
ke tanganku dan menggosoknya bersama-sama. Setelah aku mengatakan
‘permisi’, aku menggerakkan tanganku ke kulit putihnya. Aku hampir tidak
bisa menahan sensasi lembut dan tak tertandingi dari kulitnya! Dengan
sensasi yang agak licin, tanganku terpikat oleh Akeno-san! Paha Akeno-san
sangat lembut... pahanya sedikit berbeda dari Buchou... tapi sensasi nyaman
itu membuat otakku meleleh! Tidak, aku akan pingsan! Tapi itu juga bukan
perasaan yang buruk! Sambil pikiranku hilang dalam keadaan euforia, aku
mendengar teriakan Gasper dari sebelah.

[Eeeehh !? A-A-Apa!? Kenapa aku lagi!? Mengoleskan krim!? Dan di p-p-


p-p-payudara!]

[...Gya-kun, kamu tidak usah cemas karena kamu tidak punya payudara.
Cepat oleskan krimnya, Gya-kun.]

[Gaaaaaaak! Koneko-chan bakal menelanjangiku!!!]


...Aku tidak tahu apa yang terjadi di sebelah. Aku bahkan bisa mendengar
tawa Kiba, jadi sepertinya itu adalah situasi yang sangat lucu…. Setelah aku
mengoleskan krim, aku menempatkan guci kembali ke ban berjalan. Akeno-
san melirik ke arah ruangan sebelah.

“Ara ara, sepertinya mereka bersenang-senang.”

Mereka memang tampaknya bermain-main di sebelah. Yah, aku harus


menikmati paha Akeno-san, jadi aku senang! Mmmhmm! Aku mulai
memiliki kesan yang baik tentang toko! Tolong ajukan lebih banyak
permintaan erotis ini! Sambil pemikiran itu terlintas di benakku, kata-kata
baru muncul di layar neon.

[Aku cukup suka anak laki-laki yang suka cross-dress.]

...A-Apa? Kedengarannya lebih seperti pesan untuk Gasper….

[Ah, tapi aku pribadi lebih suka Issei-kun X Kiba-kyun.]

Jangan tiba-tiba menyatukanku dengan Kiba! Ada apa dengan pemilik toko
ini!?

[Nah, pertanyaannya. Berapa banyak pertanyaan?]

“Mana mungkin aku tahu!?”

Aku membalas! Aku mengambil kembali pernyataanku sebelumnya! Toko


ini memang terlalu aneh! Tetapi, semua pertanyaan yang diajukan agak
biasa saja.

[Apa kamu suka daging, atau lebih suka ikan?]

Akhirnya mulai terasa lebih seperti restoran.

“...Kalau aku harus mengatakannya, maka aku lebih memilih daging.”

Kataku. Aku sangat suka makan daging panggang, hotpot daging, dan steak
hamburger.
[Ya ampun, jadi kamu seorang pria pemakan daging (tertawa).]

Heeeei! Ada apa dengan ‘(tertawa)’ itu!? Kamu kedengaran kesal!?

“Aku akan memilih ikan.”

Akeno-san milik golongan ikan. Biar bagaimanapun, ketika semua orang


berkumpul untuk makan, Akeno-san biasanya memilih hidangan ikan.
Setelah mendengar ini, pemilik toko menjawab

[Jadi begitu. Meskipun tolong izinkan aku katakan terlebih dahulu,


dibandingkan dengan Issei-kun X Kiba-kyun, lebih banyak orang
mendukung Kiba-kyun X Issei-kun…. Lagipula, Kiba-kyun yang agresif
pasti lebih baik!]

“Cukup! Ini sudah kelamaan! Buruan permintaanmu selanjutnya!”

[Sayang sekali.]

Ini sangat disayangkan! Kenapa aku harus dipasangkan dengan Kiba ketika
aku hanya ingin pergi ke restoran dan makan!? Ruangan sebelah tampaknya
memiliki percakapan serupa.

[...Memang, kemajuan Gya-kun terlalu lemah. Amat terlalu lemah.]

[A-Aku bergerak, Ise-senpai melatihku...]

Kiba dengan tenang berkata pada Gasper

[Itu juga merupakan bentuk cinta.]

Tunggu, aku sudah berpasangan dengan Kiba? Jangan bilang pemilik toko
ini suka pada BL!? Apa mereka fujoshi!? Tolong jangan masukan aku!
Toko ini memiliki terlalu banyak permintaan BL! Aku tidak bisa berbuat
apa-apa selain mengeluh pada diriku sendiri. Barang-barang yang diambil
oleh ban berjalan sebelumnya kembali. Sepatu dan dompetku tampak
sedikit lebih bersinar dibandingkan ketika aku menyerahkannya. Bra
Akeno-san juga tampak tidak kusut. Lalu , aku melihat kalimat terakhir
yang ditampilkan di layar neon.
“Terima kasih banyak. Aku terinspirasi. Silakan masuk.”

Begitu aku membuka pintu, akhirnya kami tiba di sebuah ruangan dengan
meja dan kursi—. Kami bertemu di meja. Akeno-san dan aku telah memilih
makanan paket A, sementara kelompok Kiba yang terdiri dari tiga orang
telah memilih makanan paket B. Makanan itu juga dikirim melalui ban
berjalan. Sepertinya itu terhubung ke dapur. Hidangan pembuka, pasta,
daging dan ikan, salad, dan makanan ringan disajikan satu demi satu
melalui ban berjalan.

“...Makanannya sungguh cukup biasa. Tapi lezat.”

Seperti yang kukatakan, semua hidangan yang datang dari ban berjalan ini
lumayan. Ada berbagai macam salad berwarna-warni dalam gaya Italia.
Ada berbagai hidangan kecil yang dibuat dengan banyak krim dan udang.
Ditemani oleh hidangan daging, hidangan ikan, dan sup aromatik; itu benar-
benar sangat menggugah selera. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara
paket A dan paket B? Mungkin cuma supnya yang berbeda? Kiba berkata

“Pemilik di sini adalah seorang otaku yang pemalu. Pada dasarnya dia
menggunakan layar untuk berinteraksi dengan semua orang.”

[Maaf karena jadi otaku yang pemalu.]

Kata-kata itu ditampilkan pada layar neon. Aku tidak bisa menahan
perasaan ingin tahu tentang wanita macam apa dia.

“Apa perbedaan antara A dan B?”

Aku bertanya ke layar.

“Perangkat lunak untuk A sedikit lebih menarik daripada B, hehe.”

Apa!? Bagaimana perangkat lunaknya lebih menarik!? Bukankah Gasper


berteriak lebih kuat dari kita...? ...Ini bukan ‘Restoran Banyak Perintah’, ini
jelas hanya restoran yang aneh.

Meskipun aku sudah lelah untuk tetap rasional, kata-kata di layar terus
berlanjut
[Senang rasanya bertemu Hyoudou Issei-kun dan Gasper-kun yang Kiba-
kun sebutkan sebelumnya.]

Oh, dengan senang hati. —Pemilik toko lalu melanjutkan

[Mimpiku sekarang selesai. Kali ini, aku akan membuat buku untuk
Comiket, jadi tolong datang dan dukung aku.”

“Aku tidak akan kembali ke restoran ini dengan permintaan BL lagi!”

Serius, tolong ampuni aku! Semua orang yang membuat permintaan kepada
Iblis adalah orang aneh! Seperti ini, makan malam kami yang dipenuhi
dengan hasrat BL yang kental berakhir—. Setelah kami keluar dari restoran,
kelompok Kiba yang bertiga orang berpisah dari Akeno-san dan aku. Ketika
kami kembali ke stasiun, aku mulai merasa sedikit lelah.

“Rasanya makanan itu benar-benar melelahkan.”

...Aku tidak akan kembali ke sana lagi! Aku menatap dengan tatapan aneh
segera setelah aku masuk, dan sudah cukup!

“Ufufu, itu agak menyenangkan.”

Sepanjang kencan, Akeno-san tersenyum. ...Hmm, aku juga senang. Biar


bagaimanapun, aku sudah memberikan Akeno-san bantal lengan dan aku
juga sudah mengoleskan krim ke pahanya! Aku tidak akan pernah lupa! —
Wajah Akeno-san menjadi sedikit merah, dan dia berbisik padaku

“... Akan menyenangkan jika kita kembali suatu hari, hanya kita berdua...”

...Cara dia berbicara, seolah-olah—. Tepat ketika aku hendak mengatakan


sesuatu, Akeno-san sepertinya memperhatikan seseorang di dekatnya saat
dia melirik ke arah tertentu.

“Sepertinya pasangan terakhirmu sudah tiba.”

Aku mengikuti arah tatapan Akeno-san dan melihat Rias-buchou.

“Ah, Buchou.”
“Ara, jadi sekarang giliranku. Rasanya aku agak awal...”
Bagian 3

Buchou terlihat sedikit bingung. Lagi pula, dia sudah tiba beberapa menit
lebih awal dari yang direncanakan. Akeno-san membungkuk, lalu mundur
selangkah.

“Oke, aku akan menyerahkan sisanya padamu, Buchou.”

Akeno-san lalu melihatku dan berkata

“Itu menyenangkan, Ise-kun. Mari kita berkencan lagi.”

“Ya, tentu saja!”

Masih ada banyak tempat yang ingin aku kunjungi bersama Akeno-san.
Sementara aku melambai ketika aku melihat Akeno-san pergi, pikiranku
dipenuhi dengan ide-ide dan delusi dari kencan berikutnya dengan Onee-
sama-ku. Onee-sama-ku lainnya — Rias-buchou menarik napas dalam-
dalam sambil tersenyum dan berkata.

“Ayo pergi.”

“Ya!”

Seperti ini, rencana besar untuk berkencan dengan semua anggota Klub
Penelitian Ilmu Gaib

Anda mungkin juga menyukai