Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKA

JURNAL ILMIAH KOMUNIKASI


Volume 1 Issue 1 (2023) Pages 7-13
Email : komunikajurnal1@gmail.com
Website : https://publikasi.abidan.org/index.php/komunika/index

Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di UPT


Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang
(Systematic Literature Riview)

Verani Alendra1
Budi Hartono2
Universitas Hangtuah Pekanbaru
Universitas Hangtuah Pekanbaru

veranialendra1@gmail.com

Diterima, Direview, Direvisi, Tersedia secara daring/online,


Diterbitkan secara daring oleh Komunika: Jurnal Ilmiah Komunikasi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun sebuah tinjauan literatur sistematis mengenai komunikasi
manajemen sumber daya manusia (SDM) yang berlaku di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas
Alahair, Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang. Komunikasi yang efektif dalam manajemen SDM
di lingkungan pelayanan kesehatan menjadi kritis karena berkontribusi pada kinerja organisasi dan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
Studi ini menggunakan metode sistematis dalam meninjau literatur terkait komunikasi manajemen SDM.
Artikel-artikel ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang relevan dengan topik penelitian telah
dikumpulkan dan dianalisis untuk mengidentifikasi tren dan temuan yang signifikan dalam konteks
komunikasi manajemen SDM di UPT Puskesmas Alahair.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa komunikasi manajemen SDM di UPT Puskesmas Alahair masih
menghadapi beberapa tantangan. Beberapa di antaranya termasuk kurangnya saluran komunikasi yang
efektif, kesenjangan antara manajemen dan staf dalam pemahaman tujuan organisasi, dan kurangnya
dukungan dari pihak manajemen untuk meningkatkan komunikasi internal. Selain itu, literatur juga
menyoroti berbagai pendekatan dan praktik komunikasi yang telah berhasil diterapkan dalam organisasi
pelayanan kesehatan lain. Dalam beberapa kasus, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi telah
membantu memperkuat komunikasi internal dan eksternal, memfasilitasi kolaborasi tim, dan
meningkatkan keterlibatan staf. Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi manajemen SDM yang
efektif di UPT Puskesmas Alahair perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan
pelayanan kesehatan yang optimal. Berdasarkan temuan literatur, disarankan agar pihak manajemen UPT
Puskesmas Alahair mempertimbangkan implementasi saluran komunikasi yang lebih efektif, mendorong
partisipasi aktif staf dalam proses komunikasi, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai alat bantu dalam komunikasi organisasi.

Kata Kunci : Manajemen SDM, Dinas Kesehatan, Manajemen Komunikasi

ABSTRACT

This study aims to compile a systematic literature review on human resource management (HR)
communication that applies to the Technical Implementation Unit (UPT) of the Alahair Health Center,
Meranti Islands Regency, Selatpanjang. Effective communication in HR management in the health care
environment is critical because it contributes to organizational performance and the quality of health
services provided.

Coresponding author Barcode EISSN


Email Address: email veranialendra1@gmail.com
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

This study uses a systematic method in reviewing the literature related to HR management
communication. Scientific articles, books and other documents relevant to the research topic have been
collected and analyzed to identify significant trends and findings in the context of HR management
communication at UPT Puskesmas Alahair.
The research findings show that HR management communication at UPT Puskesmas Alahair still faces
several challenges. Some of these include lack of effective communication channels, gaps between
management and staff in understanding organizational goals, and lack of support from management to
improve internal communication. In addition, the literature also highlights various communication
approaches and practices that have been successfully applied in other health care organizations. In some
cases, the use of information and communication technology has helped strengthen internal and external
communications, facilitate team collaboration, and increase staff engagement. This study concludes that
effective HR management communication at UPT Puskesmas Alahair needs to be improved to improve
organizational performance and optimal health services. Based on the findings of the literature, it is
suggested that the management of UPT Puskesmas Alahair consider implementing more effective
communication channels, encouraging active participation of staff in the communication process, and
utilizing information and communication technology as a tool in organizational communication.

Keywords: HR Management, Health Office, Communication Management

A. PENDAHULUAN

Aset penting yang menjadi perhatian serta harus dimiliki oleh setiap organisasi atau setiap
perusahaan dalam manajemen yang berkaitan dengan visi dan misi organisasi adalah tenaga kerja
yang sering disebut sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) adalah sebuah aset bagi
perusahaan, Sumber daya manusia lah yang membuat, mengadakan, dan mencapai tujuan dari
visi dan misi sebuah organisasi (Prastiti, 2022).
Dalam mencapai visi dan misi, suatu instansi tidak bisa bekerja sendiri, tetapi perlu disokong
oleh beberapa indikator yang akan menentukan keberhasilannya dalam meraih visi dan misi
tersebut. Salah satu indikator dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah
adanya peran aktif dari SDM (Arifudin, 2017).
Ketersediaan Sumber Daya Manusia di fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya puskesmas
menjadi sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik (Gurning,
2021). Menurut World Health Organization (2006) dalam Kurniati dan Efendi (2012) tenaga
kesehatan memberikan konstribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan dan
salah satu jalan terbaik untuk menyelesaikan krisis ketenagaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, bersama dengan perbaikan kebijakan
manajemen SDM (Paruntu, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Australian Graduated School of Management terhadap
541 organisasi, hasilnya ternyata hanya 37% yang mempunyai sistem perencanaan SDM yang
berdasarkan analisis ilmiah dan 41% tidak mempunyai sistem perencanaan SDM yang baik serta
sisanya 12% sama sekali tidak memiliki perencanaan SDM (Paruntu, 2015). Penyelenggaraan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) menyataka bahwa sub sistem Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SDMK) sebagai pelaksana dalam upaya kesehatan perlu mencukupi jumlah, jenis,
dan kualitas, serta distribusi secara adil dan merata sesuai kebutuhan dari pembangunan
kesehatan (Perpres RI, 2012).
SDMK salah satu bagian penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan kesehatan
masyarakat di Indonesia (Shofiah, 2019). Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan
ujung tombak penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Indonesia (Shofiah, 2019).
Pertanggung jawaban penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung
jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya (Niah, 2013).
Barcode EISSN
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas harus didukung oleh tenaga kesehatan yang
memadai guna menunjang fungsi puskesmas. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat dan memiliki fungsi sebagai kontak pertama bagi rakyat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan (Leatari,2018). Menurut BPPSDM Kemkes (2020) data
Badan PPSDM Kesehatan Indonesia memiliki 10.134 puskesmas yang tersebar di 7.094
kecamatan dengan jumlah tenaga Kesehatan 1.500.541 orang. Provinsi Bali memiliki 120
puskesmas dengan 34 tipe rawat inap dan 86 tipe non rawat inap, jumlah tenaga Kesehatan yang
didayagunakan dipuskesmas berjumlah 5659 orang (Prastiti,2022).
Menurut Kemenkes (2018) Pada tahun 2017, masih terdapat banyak puskesmas yang mengalami
kekurangan tenaga kesehatan, yaitu 25,14% puskesmas kekurangan dokter umum, 42,78%
kekurangan dokter gigi, 20,30% kekurangan perawat dan 13,92% puskesmas kekurangan bidan
(Shofiah, 2019).
UPT Puskesmas Alahair merupakan puskesmas yang berada di desa alahair, Kabupaten
Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Pada puskesmas ini memiliki 7 kelurahan/desa, Puskesmas
Alahair adalah sebagai perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan di Bidang Kesehatan yang
dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, dibantu pokja Admen, pokja UKM dan Pokja UKP.
Tenaga Fungsional di unit pelayanan dasar terdiri dari:7 orang Dokter, 13 orang Bidan, 15 orang
Perawat, dan 1 orang Asisten Apoteker. Tugas Pokok di UPT Puskesmas Alahair dalam
Paradigma Sehat, baik secara fisik, mental dan social adalah melaksanakan Upaya Kesehatan
Promotif dan Upaya Kesehatan Preventif. Berdasarkan dari data di atas terlihat bahwa dari
jumlah tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Alahair, sebanyak sebanyak 52 orang staff (SDM)
yang harus melaksanakan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Kabupaten Kepulauan Meranti
yang memiliki 7 Kelurahan/ desa dan 28 Posyandu, maka banyak tenaga kesehatan puskesmas
harus merangkap pekerjaan demi terlaksananya tugas dan fungsi puskesmas, seperti seorang
perawat yang mempunyai tugas utamanya sebagai asisten keperawatan dan mitra kerja dokter
dalam memberikan layanan kesehatan di puskesmas (UKP),berada di bagian rekam medik,
bahkan ada posisi apoteker yang digantikan dengan bidan.
Hal ini tentunya akan mempengaruhi kinerja dan profesionalitas kerja dalam memberikan
pelayanan kesehatan di puskesmas. Oleh karena itu sangat penting peran dari Komunikasi
Manajemen Sumber Daya Manusia pada penempatan tenaga kerja di puskesmas sangat
diperlukan untuk menjaga stabilitas dan ke profesionalan tenaga dalam memberikan pelayanan di
puskesmas (UKP) dan pelayanan di masyarakat (UKM), sehingga menimbulkan pertanyaan bagi
penulis bagaimana Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di UPT Puskesmas Alahair
Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang.

KAJIAN PUSTAKA
Pimpinan tertinggi organisasi tidak melihat program komunikasi perusahaan sebagai hal utama
sebagai faktor yang meningkatkan angka bisnis. Menggarisbawahi efek bahwa program
komunikasi yang tepat dikembangkan di tingkat organisasi, memiliki efek langsung dan cukup
tepat terhadap peningkatan volume penjualan (Forman dan Angenti, 2017).
Tantangan yang dihadapi saat ini manajemen sumber daya manusia adalah untuk menilai semua
parameter dan mengarahkan karyawan serta manajer ke hubungan yang saling berhubungan yang
mempengaruhi pengembangan organisasi dan pribadi serta keberhasilan yang melibatkan sumber
daya perusahaan, pengetahuan, informasi pribadi dan pelatihan personil. Simulasi numerik dan
dinamis menggambarkan cara proses berfungsi dan memberikan pengaruh pada prosedur
pengambilan keputusan perusahaan dengan karakteristik organisasi yang bersumber atau
bersumber (Markaki dkk., 2013).
Manajemen komunikasi perusahaan dapat dianggap sebagai kunci dari strategi manajerial,
karena kenyataan bahwa perannya menyiratkan pemilihan pesan yang terkait dengan tujuan
perusahaan, berbagai sudut pandang, dan kemudian mengirimkannya ke pihak yang
berkepentingan. Komunikator sebagai spesialis dari domain, harus siap untuk menangani
Barcode EISSN
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

tindakan komunikasi yang kompleks.


Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut pendapat Levey dan Loomba
(1973), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. Puskesmas menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan (Niah, 2013).
Berdasarkan Permenkes No. 75 (2014) Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan pada tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015 – 2019 dalam mendukung terwujudnya program Indonesia Sehat dan Germas,
serta merupakan gambaran terpenuhinya tenaga kesehatan khususnya tenaga kesehatan
promotive dan preventif dalam rangka memperkuat pelayanan kesehatan. Tenaga (Shofiah,
2019).
Fungsi Pelayanan Di Puskesmas Puskemas sebagai penyedia pelayanan kesehatan ditingkat
Kecamatan mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan
dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan
dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
b) Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta
ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.
c) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Niah, 2013).

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
1) Pelayan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang
bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan
rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya (Niah,
2013).
Barcode EISSN
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

Manajemen Pelayanan Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis
yang dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman. Berikut beberapa
model manajemen dan fungsi penjabarannya:
1) Model PIE (planning, implementation, evaluation)
2) Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3) Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan- pengendalian-
penilaian)
4) Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
5) Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi) (Niah,
2013).

Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen yang ingin diterapkan, namun yang
terpenting mempunyai hasil sebagai berikut:
1) Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang ditandai
dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)
2) Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai berkembangnya UKBM
(upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta makin aktifnya BPP (badan penyantun
puskesmas) dan BPKM (badan peduli kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator
meningkatnya partisipasi masyarakat setempat.
3) Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks potensi
keluarga sehat)
4) Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya cakupan program
(baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan pengembangan). Serta kualitan
pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin
baiknya kepuasan pasien (Niah, 2013).

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi


dengan instrumen manajemen yang terdiri dari:
1) PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas) Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan
pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan
menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif.
Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas, karena semua
kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan perencanaan Puskesmas,
memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan
sumber daya Puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi
dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif.
2) Koordinasi merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas
dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan
pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat
meningkatkan fungsi Puskesmas (Niah, 2013).

Perencanaan SDM merupakan proses sistematis yang digunakan untuk memprediksi permintaan
dan penyediaan SDM dimasa yang akan datang. Secara sederhana analisis kebutuhan pegawai
merupakan suatu proses analisis yang logis dan teratur untuk mematuhi jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan dalam suatu unit organisasi. Tujuannya agar setiap pegawai pada
semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung
Barcode EISSN
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

jawabnya. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan
kebutuhan SDM di Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti (Paruntu, 2015).
Menurut Permenkes No.33(2015) perencanaan SDM Kesehatan (SDMK) dilakukan dengan
menyesuaikan kebutuhan pembangunan kesehatan, baik lokal, nasional maupun global.
Perhitungan kebutuhan SDMK dapat berpedoman kepada tiga metode yaitu: analisis beban kerja,
standar ketenagaan minimal, dan rasio jumlah penduduk (Sri Wangi,2017).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun ulasan sistematis mengenai komunikasi manajemen
sumber daya manusia di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Alahair dengan wilayah
penelitian di Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang.
Langkah pertama dalam metode ini adalah mengidentifikasi pertanyaan penelitian yang relevan
dengan topik yang ingin diteliti. Selanjutnya, peneliti akan melakukan pencarian secara
sistematis terhadap literatur yang relevan, baik itu jurnal ilmiah, artikel, tesis, maupun laporan
penelitian terkait komunikasi manajemen SDM di puskesmas. Setelah sumber-sumber relevan
terkumpul, peneliti akan melakukan seleksi literatur dengan mengaplikasikan kriteria inklusi dan
eksklusi tertentu untuk memilih sumber yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Data-data
yang diambil dari literatur kemudian akan dianalisis secara komprehensif dan sistematis,
termasuk identifikasi temuan-temuan yang saling berhubungan dan perbedaan dalam literatur.
Hasil dari analisis tersebut kemudian akan disusun secara rapi dalam bentuk paragraf-paragraf
berisi sintesis temuan-temuan yang relevan dari literatur, dan selanjutnya dijadikan dasar untuk
menyusun kesimpulan mengenai komunikasi manajemen SDM di UPT Puskesmas Alahair.
Metode Systematic Literature Review akan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
topik yang diteliti berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang telah dianalisis dengan cermat dan
terstruktur.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Komunikasi Manajemen SDM merupakan pondasi untuk menghadapi persaingan, Komunikasi
manajemen SDM menciptakan kepuasan di antara karyawan sehingga karyawan berkinerja baik
dan dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi organisasinya. Keberadaan manajemen SDM
sangat penting bagi organisasi dalam mengelola, mengatur, dan menggunakan SDM yang
tersedia agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Bagi organisasi, SDM merupakan aset
berharga yang memerlukan manajemen dan pemeliharaan yang baik. Pengaruh manajemen SDM
terhadap kinerja organisasi dan individu telah muncul sebagai tema studi sentral dalam disiplin
dalam beberapa dekade terakhir, karena kesadaran akan potensi SDM dan kebutuhan akan
arahan manajerial telah tumbuh.
Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2011) sumber daya manusia kesehatan merupakan aset yang
sangat vital, karena Itu keberadaannya dalam organisasi tidak bisa digantikan oleh sumber daya
lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan atau seberapa banyak dana yang
disiapkan, namun tanpa dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan profesional,
Semuanya menjadi tidak bermakna (Febriani, 2021).
Perencanaan tenaga kesehatan di Puskesmas harus sesuai dengan tingkat kebutuhan Puskesmas
dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan yang baik dimulai dengan menetapkan
program kepegawaian. Jumlah dan macam profesi tenaga kesehatan di tiap Puskesmas tentu
berbeda. Dalam penyusunan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan, pengadaannya melalui
usulan dari pihak puskesmas dikoordinasikan dengan dinas kesehatan dan dinas kesehatan
mengusulkannnya ke badan kepegawaian dan diklat daerah serta badan kepegawaian negara.
Menurut hasil wawancara, yang berperan dalam hal pengadaan sumber daya manusia kesehatan
ialah dinas kesehatan dan yang terkait puskesmas dalam hal pengusulan dan koordinasi serta
Barcode EISSN
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

pembiayaan adalah pemerintah daerah (Febriani, 2021).


Menurut Setiani (2013) pengorganisasian karyawan Puskesmas mengacu kepada peraturan dan
perundangan pemerintah yang berlaku dimana setiap karyawan akan ditetapkan pembagian kerja,
hubungan kerja, delegasi wewenang integrasi dan koordinasinya dalam struktur organisasi
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi di puskesmas melihat dari jumlah program
puskesmas dan menempatkan nama-nama yang bertanggung jawab untuk mengelolah program-
program yang ada yang ditunjuk langsung oleh kepalah puskesmas yang disesuaikan dengan
aturan (Febriani, 2021).
Organisasi harus mempunyai komunikasi yang baik antar pimpinan dan karyawan untuk
menghindari terjadinya turnover dan dalam manajemen organisasi harus mengkomunikasikan
masalah pembayaran secara berkala kepada karyawan dan kebijakan penghargaan harus
diberlakukan dalam organisasi, serta karyawan harus diberi tahu tentang bagaimana penghargaan
ditentukan. Oleh karena itu Kerjasama tim dan komitmen berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Hal-hal tersebut menjelaskan bahwa pentingnya peran manajemen SDM besar bagi
organisasi. Sebagaimana dijelaskan dalam penelitian sebelumnya bahwa Sumber daya manusia
merupakan salah satu komponen penting dalam organisasi, termasuk puskesmas (Gurning,
2021).
Akibatnya SDM memberkan perhatian khusus dalam perkembangan pribadi dan berdampak pada
kinerja.
Komunikasi manajemen sumber daya manusia memainkan peran krusial dalam efektivitas dan
efisiensi operasional UPT Puskesmas. Berdasarkan tinjauan literatur secara sistematis,
ditemukan bahwa komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan dapat meningkatkan
motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja individu maupun tim. Selain itu, komunikasi yang
terbuka dan transparan juga berkontribusi pada pencegahan konflik dan memperkuat ikatan
sosial di antara anggota tim.
Penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi manajemen
SDM, termasuk kepemimpinan yang efektif, budaya organisasi yang mendukung komunikasi
terbuka, serta penggunaan teknologi informasi sebagai sarana komunikasi yang efisien. Di sisi
lain, hambatan seperti ketidakkonsistenan pesan, kurangnya partisipasi karyawan dalam proses
komunikasi, dan perbedaan persepsi antara manajemen dan karyawan juga mempengaruhi
keberhasilan komunikasi.
Pembahasan skripsi ini menekankan pentingnya pengembangan program pelatihan dan
pengembangan komunikasi bagi manajemen dan karyawan, guna meningkatkan kemampuan
komunikasi mereka. Selain itu, kebijakan yang mendorong transparansi dan partisipasi aktif
karyawan dalam proses komunikasi perlu diimplementasikan. Dengan demikian, manajemen
SDM di UPT Puskesmas Alahair dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis,
meningkatkan produktivitas, dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Namun, penelitian ini juga menghadapi beberapa keterbatasan, seperti keterbatasan jumlah
literatur yang relevan, terutama dalam konteks Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi dan menguji temuan ini
lebih lanjut, mungkin dengan pendekatan penelitian yang berbeda atau melibatkan partisipasi
dari berbagai sumber daya manusia di berbagai institusi kesehatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Komunikasi manajemen sumber daya manusia memainkan peran krusial dalam meningkatkan kinerja dan
efektivitas UPT Puskesmas Alahair. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang disusun secara sistematis,
ditemukan bahwa komunikasi yang efektif antara manajemen dan karyawan memiliki dampak positif
pada motivasi kerja, kepuasan karyawan, dan kepercayaan di antara anggota tim. Penelitian juga
mengungkapkan bahwa penerapan komunikasi yang baik dapat meningkatkan koordinasi antarunit,
memfasilitasi pertukaran informasi yang tepat waktu, dan mengurangi konflik dalam lingkungan kerja.
Barcode EISSN
Verani Alendra
Komunikasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Di UPT Puskesmas Alahair Kabupaten Kepulauan
Meranti, Selatpanjang (Systematic Literature Riview)

Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan UPT Puskesmas Alahair juga
menunjukkan potensi untuk meningkatkan efisiensi komunikasi dan kolaborasi. Namun, penelitian juga
mengidentifikasi beberapa tantangan dalam mengoptimalkan komunikasi manajemen SDM, seperti
kurangnya pelatihan komunikasi bagi manajer dan karyawan, serta perluasan komunikasi lintas budaya di
lingkungan yang multikultural. Oleh karena itu, penelitian ini menegaskan pentingnya upaya terus-
menerus untuk mengembangkan strategi komunikasi yang efektif dan adaptif dalam menghadapi
dinamika perubahan organisasi serta memastikan keterlibatan aktif seluruh anggota tim dalam proses
komunikasi dalam manajemen di lingkungan UPT Puskesmas Alahair Kepulauan Meranti, Selatpanjang.

DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, R. et al. (2019) ‘Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Penempatan Kerja Petugas di
Puskesmas Tapin Utara’, Manajemen, 1(43), pp. 1–7.

Febriani, M. M., Hidayat, S. and Saepudin, S. (2021) ‘Evaluasi Sistem Manajemen Sumber Daya
Manusia Pada Penempatan Kerja Petugas di Upt Puskesmas Malingping’, National Conference on
Applied Business, Education, & Technology (NCABET), 1(1), pp. 38–54. doi:
10.46306/ncabet.v1i1.4.

Gurning, F. P. et al. (2021) ‘Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Penempatan Tugas Dan Fungsi
Kerja Di Upt Puskesmas Sering’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 9(5), pp. 706–710. doi:
10.14710/jkm.v9i5.30764.

Lestari, T. R. P. (2018) ‘Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Di Puskesmas Melalui Pendekatan


Manajemen Sumberdaya Manusia Kesehatan’, Kajian, 23(3), pp. 157–174.

Markaki, E. N., Sakas, D. P., & Chadjipantelis, T. (2013). Communication Management in Business. The
Latent Power for Career Development. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 73, 319–326.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.02.058

Niah, N. S. (2013) ‘Manajemen Pelaksanaan Pelayanan Puskesmas Di Kabupaten Jombang Jawa Timur’,
(3), pp. 383–394.

Paruntu, B. R. L., Rattu, A. J. M. and Tilaar, C. R. (2015) ‘Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Manusia di Puskesmas Kabupaten Minahasa’, Jurnal JIKMU, pp. 43–53.

Prastiti, S. S. B. and Lestari, N. P. E. (2022) ‘Strategi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dalam
Meningkatkan Kinerja Puskesmas di Era New Normal’, Jurnal Manajemen dan Bisnis, 4(1), pp.
116–124.

Shofiah, R., Prihatini, D. and Viphindrartin, S. (2019) ‘Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
(Sdmk) Puskesmas di Kabupaten Jember’, Bisma, 13(3), p. 181. doi: 10.19184/bisma.v13i3.11633.

Sri wangi, N. W. (2017) ‘Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia (Sdm) Kesehatan Puskesmas
Dengan Metode Workload Indicators of Staffing Needs (Wisn) Di Kabupaten Lombok Barat’, Jmm
Unram - Master of Management Journal, 6(2), pp. 108–124. doi: 10.29303/jmm.v6i2.108.

Tiara, I. and Febrianti, D. (2022) ‘Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan Terhadap
Kualitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia’, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Depok, 3(January), pp. 0–15

Barcode EISSN

Anda mungkin juga menyukai