Anda di halaman 1dari 41

GUNUNG HUTAN

DAN SAR MAPAK ALAM


UNPAS
MANAJEMEN PERJALANAN

PENGERTIAN MANAJEMEN PERJALANAN


• Manajemen Perjalanan adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisas ian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien pada sebuah perjalanan.
• Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan.
• Efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
Petualangan alam bebas adalah kegiatan yang termasuk dalam kegiatan
beresiko tinggi
(highrisk activity), sehingga untuk menghindari kejadiankejadian yang tidak diinginkan
maka sebuah kegiatan alam bebas harus dipersiapkan secara matang oleh para pelakunya(manajemen resiko). Oleh karena itu
perlu sebuah manajemen perjalanan yang tertata agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan lancar.
KONSEP MANAJEMEN PERJALANAN
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara konsep yaitu 4W + 1H. di dalam bidang kegiatan
alam bebas konsep ini sering dipakai oleh para penggiat alam bebas. di mana mereka harus merekam sebuah kejadian dengan
konsep tersebut. ok baik sekarang kita lihat perbagian agar bisa lebih jelas
• Who = Siapa?
Siapa yang akan melakukan perjalanan, dengan siapa, bagaimana sikap mental dan kondisi fisiknya.
• What = Apa?
Apa tujuan kegiatannya (Sport, Hoby,Education,research,ekspedisi dll).
• When = Kapan?
Ini mencakup perencanaan mengenai kapan memulai kegiatan perjalanan, kapan berakhirnya, dan berapa lama kegiatan ini
berlangsung.
• Where = Dimana?
Bagian ini adalah sebuah tujuan dari perjalanan yang harus ditentukan. agar perjalanan menjadi fokus.
• How = Bagaimana?
Bagaimana kita dapat melakukan perjalanan dengan melaksanakan 4W.
Selain itu, bagaimana kita menentukan bentuk perjalanan misalnya mendaki gunung (hiking), Panjat tebing (rock
climbing), penelusuran gua (caving) arung jeram (rafting), menyelam (diving). bentuk kegiatan ini akan terkait dengan tujuan dan
persiapan kebutuhan yang harus dipersiapkan.
PERLENGKAPAN PERJALANAN

Perlengkapan untuk suatu perjalanan harus selengkap mungkin, tetapi juga


harus sepraktis mungkin dan seringan mungkin dengan prinsip maximum
utility in minimum weight. Alat – alat khusus untuk aktifitas di alam terbuka
dibuat sedemikian rupa sehingga dalam satu alat dapat menggabungkan
beberapa fungsi atau kegunaan
CONTOH PERLENGKAPAN PERJALANAN
1. Carrier/ Daypack
2. Flysheet
3. Tenda
4. Matras
5. Kemeja Lapangan
6. Celana Lapangan
7. Sepatu Trekking
8. Sendal Gunung
9. Rain Coat/ Ponco
10. Sleeping Bag
11. Baju hangat/ Jacket
12. Celana Panjang Training
13. Sarung Tangan dan Kaos Kaki
14. Topi
15. Ikat Pinggang
16. Pakaian Ganti Secukupnya
17. Perlengkapan Mandi
18. Kompor
19. Nasting
20. perlengkapan makan dan minum
21. Pisau lipat/serba guna
22. Korek Api
23. Tissue kering dan basah
24. Alat Ibadah
25. P3K
26. Trash Bag/ Kantung Plastik Sampah
27. Webbing
28. Lilin
29. Lampu Senter/ Head Lamp
30. Obat pribadi
31. Indentitas diri (KTP, SIM dll)
32. Peralatan Navigasi (Kompas, Peta Topografi, Penggaris Segitiga, Protaktor, Alat dan Buku Tulis)
PRINSIP PACKING
Barang yang berat disarankan ada dibagian atas dan sedekat
mungkin ke punggung, agar berat seluruh beban jatuh di pundak.
Pembagian berat harus merata di seluruh punggung. barang yang ringan
diletakan dibagian bawah. barang yang dibutuhkan dalam perjalanan
diletakan dibagian atas dan kelompokkan barang – barang tersebut
menurut fungsinya, lalu letakkan menurut tingkat kebutuhannya.

Contoh : Perlengkapan tidur diletakkan paling bawah karena


digunakan pada malam hari, diatas perlengkapan tidur adalah pakaian
ganti, tenda, lalu makanan, tempat air, dan perlengkapan masak.
Manfaatkan ruangan dalam carrier seefisien mungkin.
NAVIGASI DARAT
PENGERTIAN NAVIGASI DARAT

• Pengertian Navigasi Darat


Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah
lintasan perjalan secara tepat, atau navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah
perjalanan baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai
tujuan.
• Tujuan Navigasi Darat
Navigasi darat bertujuan untuk mengetahui posisi tempat berdiri dan posisi-
posisi lain yang ingin diketahui di peta dan atau di permukaan bumi dan arah serta
jarak yang diperlukan untuk mencapainya secara langsung atau tidak langsung
melalui posisi-posisi antara (melambung).
PETA DAN KOMPAS

• Pengertian Peta peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang data yang
dibuat menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan unsur-unsur alam dan buatan serta
informasi lain yang diinginkan.
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat
Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut
sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata
dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan
interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih
baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m).
Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
BAGIAN-BAGIAN PETA

1. Judul Peta : berasal dari sebagian besar wilayah dan tercantum pada lembar peta. Posisi jud\ul peta ada di bagian atas peta

2. Legenda Peta : penjelasan tentang simbol-simbol dalam peta objek yang menyesuaikan ikon dalam legenda peta.

3. Skala Peta : menunjukkan dimensi pada lembar peta dengan dimensi sebenarnya, terdapat dua jenis skala peta : skala garis dan skala angka. Rumus
perhitungan Sakala: jarak sebenarnya = jarak di peta x skala. Sebagai contoh, skala peta 1:25000, maka cara mebacanya yaitu dalam 1 cm dalam peta adalah
25000 cm atau 25 km di medan sebenarnya.

4. Garis Koordinat : pita pada peta yang terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal disebut garis koordinat, Penggunaan garis-garis ini adalah batas untuk
perhitungan koordinat. Terdapat dua jenis, yaitu koordinat geografis dan koordinat grid.

5. Garis Ketinggian / Garis Kontur : Pada peta topografi Garis ini menyerupai sidik jari yang tidak berpotongan namun dapat saling bersinggungan. Untuk
lokasi yang rendah, akan dicari posisi yang lebih tinggi Dengan kata lain, garis dalam lebih tinggi dari garis luar. Garis kontur dengan “V” atau pola irisan
berarti tebing atau sungai. “U” atau garis kontur menunjukkan gunung dan motif “O” menunjukkan puncak atau kawah.

6. Tahun Pembuatan Peta : pernyataan yang menunjukkan tahun terakhir peta diperbarui
KOMPAS

• Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun
yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China
sekitar tahun 1100 M.

• Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan
selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi
yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara
Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk
keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap
sama.
BAGIAN-BAGIAN KOMPAS

1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.


2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat
tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum
tidak terhambat perputarannya.)
3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem
mata angin.
CARA PENGGUNAAN KOMPAS

Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling


penting diperhatikan adalah kompas harus
horizontal, maka pembacaan skala peta melalui
garis fisir, sedangkan pada kompas orienteering
(misal kompas silva) yang paling penting
diperhatikan adalah Utara Kompas harus sejajar
dengan Utara peta.
TEHNIK PETA KOMPAS
Orientasi peta
• Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (menyamakan utara peta dengan
utara kompas).

Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang mencolok dan
posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak/puncak tertinggi, sungai desa, dll. Jadi
minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda
bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
RESECTION

Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan


dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi
sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya
perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.

• Langkah-langkah melakukan resection :


• Lakukan orientasi peta.
• Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
• Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
• Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas
bidik.
• Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya.
Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
• Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi
kita di peta.
INTERSECTION

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta


dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali
dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.

• Langkah-langkah melakukan Intersection adalah :


• 1. Lakukan orientasi peta.
• 2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
• 3. Bidik obyek yang kita amati
• 4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
• 5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.
Lakukan langkah 1 – 3.
• 6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud.
AZIMUTH & BACK AZIMUTH
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari
seorang pengamat. Azimuth disebut juga dengan sudut
kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik lain dengan
sudut kompas tetap (istilah populernya ‘potong kompas’),
maka harus diusahakan agar lintasannya berupa satu garis
lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth. Prinsipnya
membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara
membidikkan kompas ke muka dan ke belakang pada jarak
tertentu. Misal sudut bidikan kompas adalah 60° (azimuth),
maka back azimuthnya adalah 240°.
Besarnya azimuth – back azimuth bisa ditentukan dengan rumus :
Diasumsikan azimuth adalah x, maka,
Jika X < 180°, maka back azimuthnya adalah X+180° Jika X > 180°,
maka back azimuthnya adalah X-180°
SURVIVAL
PENGERTIAN SURVIVAL
• Survival
berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri atau bertahan hidup dari keadaan tertentu.
Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis.
• Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
• mengapa Ada Survival ?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan
tsb antara lain :
1. Keadaan alam
2. Keadaan tersesat
3. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
4. Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
DEFINISI SURVIVAL

Definisi survival
S : Sadarilah dimana kau berada
U : Untung rugi ada di tanganmu S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
R : Rasa takut kuasailah T : Thingking / berpikirlah
V : Vakum atau kekosongan harus diisi O : Observe / amati keadaan sekitar
I : Inginlah dimana kau berada P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang
V : Viva atau hidup hargailah harus dilakukan
A : Adat istiadat setempat harus kau hargai
L : Latih dan belajarlah selalu
CARA MEMDAPATKAN AIR SAAT
SURVIVAL
1. Mencari aliran air sungai

2. Mencari genangan air

3. Tampung air hujan

4. Air embun yang ada di dedaunan

5. Gunakan plastic untuk mendapat air di tanaman

6. Bagian tanaman-tanaman tertentu yang mengandung air

7. Menggali lubang untuk menyerap air melalui proses kondensasi


CARA MEMBUAT API SAAT SURVIVAL
1. Dengan menggunakan korek api
2. Gesekan antara batu dan baja
3. Menggunakan kaca pembesar
4. Memanfaatkan gaya gesek kayu
CARA MENCARI MAKANAN SAAT
SURVIVAL
• Botani praktis (Tumbuhan) • Zoologi praktis (Hewan)
1. Umbi-umbian 1. Ular
2. Kadal
2. Pisang 3. Belalang
3. Tanaman paku/pakis 4. Siput
4. Arbei hutan 5. Lebah
6. Cacing
5. Honje 7. Dll..
6. Dll..
Istilah (CILIRATU) ‘Cium Rasa dan Tunggu’
JENIS & CARA PEMBUATAN JERAT
• Ground Snare : di buat pada jalur yang selalu binatang datang erat yang kuat atau
menggunakan tali yang bagus seperti kabel, kawat senar pancing tebal dll.

• Spring Snare : Perangkap ini menggunakan simpul geser (laso knot) pada tali
perangkap, Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu
yang berat. Sehingga apabila haiwan telah terjerat, tidak boleh pergi kemana-mana
lagi.Perangkap ini baik untuk kancil atau binatang yang lebih besar seperti rusa.
BIVAK

Pengertian bivak/selter
• Bivak (Bahasa Prancis: Bivouac) adalah tempat berlindung sementara
(darurat) di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan
angin.
• Bagi kita yang belajar hidup di alam bebas atau minimal dalam berkemah,
mendirikan bivak adalah teknik penting yang harus dikuasai. Bivak
merupakan salah satu kemampuan wajib survival di alam bebas. Karena
pembuatannya yang mudah dengan peralatan yang seadanya.
BIVAK ALAM

Bivak jenis ini dibuat dengan memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar.


seperti menggunakan dedaunan sebagai atap, dinding ataupun alas.
memanfaatkan akar-akaran maupun kulit pohon sebagai tali pembuat bivak,
bentuk lain dari alam juga dapat digunakankan sebagai bivak seperti gua,
lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang – lubang dalam tanah dan
sebagainya. Apabila memilih gua, kita bisa memastikan tempat ini bukan
persembunyian satwa. Goa yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung
racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan
memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun
atau gas berbahaya di sekitarnya.
SEARCH AND RESCUE (SAR)

Definisi SAR
Search And Rescue (SAR) diartikan sebagai usaha dan kegiatan kemanusiaan untuk
mencari dan memberikan pertolongan kepada manusia dengan kegiatan yang meliputi :
• Mencari, Menolong dan Menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan
hilang atau menghadapi bahaya dalam bencana/musibah.
• Evakuasi pemindahan korban musibah pelayaran, penerbangan, bencana alam atau bencana
lainnya dengan sasaran utama penyelamatan jiwa manusia.
SEJARAH SAR

Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya
penyebutan “Black Area” bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR. Dengan berbekal
kemerdekaan, maka tahun 1950 Indonesia masuk menjadi anggota organisasi penerbangan internasional
ICAO (International Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan mampu menangani
musibah penerbangan dan pelayaran yang terjadi di Indonesia. Sebagai konsekwensi logis atas masuknya
Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut, maka pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 5
tahun 1955 tentang Penetapan Dewan Penerbangan untuk membentuk panitia SAR. Panitia teknis
mempunyai tugas pokok untuk membentuk Badan Gabungan SAR, menentukan pusat-pusat regional serta
anggaran pembiayaan dan materiil.
Sebagai negara yang merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime
Organization (IMO). Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota ICAO dan IMO tersebut, tugas
dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Sebagai negara yang besar dan dengan
semangat gotong royong yang tinggi, bangsa Indonesia ingin mewujudkan harapan dunia international
yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.
Dari pengalaman-pengalaman tersebut diatas, maka timbul pemikiran bahwa perlu diadakan suatu
organisasi SAR Nasional yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando.
Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut, maka pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal Jakarta yang
pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara.
FILOSOFI SAR

Berikut ini penjabaran mengenai filosofi-filosofi SAR, diantaranya :

a. Locate, artinya memberikan gambaran yang konkrit posisi/lokasi subyek yang mengalami
musibah itu berada. Lokasi biasanya ditunjukkan dengan garis lintang dan garis bujur.
b. Access, artinya sumber-sumber dari mana saja dan dengan cara apa bantuan pertolongan ini
sampai menuju lokasi tempat terjadinya musibah.
c. Reach, dalam artian melakukan usaha untuk mencari korban terlebih dahulu, memberikan
pertolongan pada korban dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan
hilang atau menghadapi bahaya dalam bencana/musibah.
d. Stabilize, artinya penanganan/perawatan korban dengan berbagai macam kasus di lokasi kejadianitu
dilakukan oleh unit-unit penolong (Rescue Unit) sebelum bantuan medis tiba untuk memberikan perawatan
lebih lanjut.
e. Transportation/Evacuation, artinya proses pemindahan korban dari lokasi ke tempat yang lebih aman
untuk diberikan pertolongan pertama ke tempat fasilitas medik terdekat.
f. Knowledge, artinya diperlukan juga pengetahuan dalam hal ini tidak hanya dipelajari tetapi dibutuhkan
beberapa pemahaman dan kemampuan yang diantaranya,
• Pengetahuan tentang data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan, dsb
• Keterampilan mendaki gunung, panjat tebing, hidup di alam bebas, mencari jejak, peta kompas,
akses tali.
• Pengetahuan P3K, dan gawat darurat.
MANAJEMEN SAR

Dari Batasan pengertian, hakekat dan filosofi SAR diatas, jelas bahwa kegiatan SAR yang utama
adalah dalam pelaksanaan operasi SAR tersebut. Namun dalam kegiatannya, pelaksanaan operasi hanya
akan bisa berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh pembinaan SAR yang baik.
Pembinaan SAR yang dimaksud adalah kegiatan atau tindakan yang berhubungan dengan perencanaan,
penyusunan, pembangunan / pengembangan, koordinasi, pengerahan, penggunaan, dan pengendalian
terhadap unsur / sarana SAR agar tercapai tingkat kemampuan dan kesiapan operasional yang
dipersyaratkan. Sifat-sifat dalam operasi SAR, diantaranya :
• Kemanusiaan
• Netral,
• Cepat, Cermat dan Cekatan
• Tepat dan Aman
• Koordinatif
• Borderless
Kemampuan dasar SAR, sesuai dengan kata SAR yang berarti Search (pencarian) dan Rescue
(pertolongan / penyelamatan), maka dalam kegiatan operasional SAR dibutuhkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan teknis SAR serta beberapa ilmu disiplin ilmu sebagai penunjang / pendukung. Ilmu
pengetahuan dan keterampilan serta disiplin ilmu yang dimaksud adalah :

1) Pengetahuan Dasar SAR yang meliputi organisasi SAR, organisasi Operasi SAR, filosofi SAR dan
sebagainya.
2) Unsur Pencarian (Search), dalam hal teknik pencarian di darat, laut dan udara.
3) Unsur Pertolongan / Penyelamatan (Rescue), dalam hal Medical First Response dan evakuasi.
4) Unsur Pendukung / penunjang , dalam hal Navigasi, Mountaineering, Survival, Komunikasi
Lapangan, dan Manajemen Perjalanan.
KOMPONEN SAR

Dalam penyelenggaraan operasi SAR, ada 5 komponen SAR yang merupakan bagian dari sistem SAR
yang harus dibangun kemampuannya, agar pelayanan jasa SAR dapat dilakukan dengan baik. Komponen-
komponen tersebut antara lain:
a. Organisasi (SAR Organization), merupakan struktur organisasi SAR, meliputi aspek pengerahan unsur,
koordinasi, komando dan pengendalian, kewenangan, lingkup penugasan dan tanggung jawab
penanganan musibah.
b. Komunikasi (Communication), sebagai sarana untuk melakukan fungsi deteksi adanya musibah, fungsi
komando dan pengendalian operasi dan koordinasi selama operasi SAR.
c. Pertolongan Darurat (Emergency Cares), adalah penyediaan peralatan atau fasilitas perawatan darurat
yang bersifat sementara ditempat kejadian, sampai ketempat penampungan atau tersedianya fasilitas yang
memadai.
d. Dokumentasi (Documentation), berupa pendataan laporan, analisa serta data kemampuan operasi SAR
guna kepentingan misi SAR yang akan datang.

TINGKAT KEADAAN DARURAT


a. Uncertainty phase (incerfa)
Adalah suatu keadaan darurat yang ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan jiwa
seorang karena diketahui kemungkinan mereka dalam menghadapi kesulitan.
b. Alert phase (alerfa)
Adalah suatu keadaan darurat yang ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran mengenai keselamatan jiwa
seseorang karena adanya informasi yang jelas bahwa mereka menghadapi kesulitan yang serius yang
mengarah pada kesengsaraan (distress).
c. Distress phase (detresfa)
Adalah suatu keadaan darurat yang ditunjukkan bila bantuan yang cepat sudah dibutuhkan oleh seseorang
yang tertimpa musibah karena telah terjadi ancaman serius atau keadaan darurat bahaya. Berarti, dalam
suatu operasi SAR informasi musibah bias ditunjukkan tingkat keadaan darurat dan dapat langsung pada
tingkat Detresfa yang banyak terjadi.
TEKNIK – TEKNIK PENCARIAN
Teknik pencarian disini merupakan teknik pencarian yang dilakukan di darat. Walaupun tidak secara khusus
untuk di darat, teknik ini juga yang membedakan antara SAR dan ESAR. Teknik pencarian ini bertumpu pada
lima tahap, diantaranya :
a. Tahap awal ( preliminary mode ) .
Yaitu mengumpulkan informasi-informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta bantuannya sampai
kedatangannya di lokasi. Melakukan perencanaan pencarian awal, perhitungan – perhitungan,
mengkoordinasikan regu pencari, membentuk pos pengendali perencanaan, mencari identitas subjek,
perencanaan operasi dan evakuasi.
b. Tahap pemagaran ( confinement mode ) .
Yaitu memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang dinyatakan atau dikhawatirkan hilang agar
berada di dalam areal pencarian (search area). Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bagian tersendiri.
Dasar pemikirannya adalah menjebak survivor dalam area yang jelas dan kita dapat mengetahui batasan-
batasannya, sehingga Area tersebut dapat dilakukan pencarian atau disapu.

ORGANISASI
Dalam lingkup operasi SAR dikenal organisasi operasi yang berlaku secara internasional. Organisasi ini
merupakan organisasi tugas operasi yang terdiri dari :
•SAR Coordinator (SC).
SC adalah pejabat yang mempunyai tanggung jawab untuk menjamin dapat berlangsungnya suatu operasi SAR
yang efisien dengan menggunakan seluruh potensi SAR yang ada.
•SAR Mission Coordinator (SMC).
SMC adalah seseorang atau pejabat yang ditunjuk oleh SC untuk melaksanakan koordinasi dan pengendalian
operasi SAR. Seorang SMC harus memiliki kualifikasi / kemampuan komando dan pengendalian serta
memahami proses perencanaan operasi SAR, teknik Search and Rescue. SMC biasanya menggunakan Sumber
Daya Manusia di daerah kejadian.
•On Scene Coordinator (OSC).
OSC yang ditunjuk bisa lebih dari 1 orang, tergantung dari jumlah dan jenis unsur yang dikerahkan, terutama
pada operasi SAR gabungan yang melibatkan darat, laut dan udara serta apabila lokasi operasi teletak di
wilayah perbatasan 2 (dua) Negara. OSC ditunjuk oleh SMC dan biasanya diambil dari komandan unsur yang
paling senior diantara SRU.
•SAR Unit (SRU).
SRU adalah unit-unit SAR yang bertugas melaksanakan kegiatan operasi SAR dilapangan. SRU dapat berupa
kapal laut dan crewnya, pesawat dengan crewnya atau tim darat. Pemilihan SRU harus
berdasarkan pada pertimbangan kemampuan unsure dan kualifikasi awaknya. Keberadaan potensi SAR yang
ada di masyarakat yang memiliki kualifikasi untuk menunjang operasi SAR biasanya ditempatkan pada SRU
ini.
TAHAP OPERASI SAR

• Tahap menyadari (Awareness Stage), yaitu saat diketahui/disadari terjadinya keadaan darurat.
• Tahap tindak awal (Initial Action Stage), saat dilakukan tindakan awal sebagai respon adanya musibah.
• Tahap perencanaan operasi (Planning stage), saat dilakukan rencana operasi yang efektif untuk
melaksanakan operasi SAR.
• Tahap operasi (Operation stage), saat dilakukannya operasi pencarian dan pertolongan.
• Tahap pengakhiran operasi (Mission conclusion stage), saat dinyatakan operasi SAR selesai dan
seluruh unsur dikembalikan ke satuan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai