Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN

E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878


Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Rancang Lampu Indikator Pemuatan Lori pada Hoisting Crane untuk


Meminimalkan Kehilangan Buah Ikut Tandan Kosong di Pabrik Kelapa Sawit
YZ
(Design of Lorry Loading Indicator Light on Hoisting Crane to Minimize Fruit Loss
from Empty Bunches ruat YZ Palm Oil Mill)

Khairul Ikhsan1, Irfan1*, M Ikhsan Sulaiman1


1
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
*Corresponding author: irfan@usk.ac.id

Abstrak. Salah satu permasalahan utama pada stasiun penebahan yaitu umpan ke thresher sering kelebihan
muatan sehingga nilai persentase kehilangan buah ikut tandan kosong (BITK) menjadi tinggi. Penelitian ini
dilaksanakan pada PT XZ, berdasarkan data dari laporan harian produksi nilai kehilangan BITK sudah dibawah
nilai standar yang ditentukan. Perusahaan berupaya menekan kehilangan BITK untuk meningkatkan hasil
pengolahan serta untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menekan
nilai kehilangan BITK pada stasiun penebahan dengan cara merancang lampu indikator pemuatan lori untuk
membantu mengatur waktu pemuatan lori yang optimal pada hoisting crane ke feeder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setelah penerapan alat lampu indikator ini diperoleh penurunan nilai BITK dari 0,075%
FFB menjadi 0,029%. Terdapat penurunan kehilangan BITK setelah penerapan penggunaan lampu penunjuk
pengangkatan lori pada stasiun penebahan sebesar 0.029% FFB dengan estimasi penambahan keuntungan
perusahaan sebesar Rp 466.900, perhari dengan asumsi basis rata-rata pengolahan TBS sebesar 700.000 kg.
Namun diharapkan kedepan adanya pengembangan lebih lanjut berupa peningkatan kualitas alat lampu indikator
agar dapat bertahan dalam jangka waktu lama.

Kata kunci: arduino nano, buah tandan kosong, prototype, thresher.

Abstract. One of the main issues in the threshing station is that the feed to the thresher is often overloaded,
resulting in a high percentage of Empty Fruit Bunch (EFB) loss. This research was conducted at PT XZ, and
based on the data from daily production reports, the EFB loss percentage is already below the specified standard.
The company is striving to reduce EFB loss to improve processing results and increase profitability. The
objective of this study is to reduce EFB loss at the threshing station by designing a loading indicator lamp to help
optimize the loading time of lorries onto the hoisting crane and feeder. The research results show that after
implementing this indicator lamp device, there was a decrease in the EFB loss percentage from 0.075% FFB to
0.029% FFB. There was a reduction in EFB loss after the implementation of the loading indicator lamp at the
threshing station, amounting to 0.029% FFB, with an estimated increase in the company's profitability of Rp
466,900 per day, assuming an average processing of 700,000 kg of fresh fruit bunch (TBS). However, it is
expected that further development will be carried out in the future to improve the quality of the loading indicator
device so that it can endure for a longer period of time.

Keywords: arduino nano, empty fruit bunch (efb) loss, prototype, thresher

PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis J.) merupakan salah satu tanaman dari sektor
perkebunan di Indonesia yang memiliki banyak kegunaan seperti pada industri pangan, tekstil
(bahan pelumas), farmasi, kosmetik dan biodiesel (Dianto et al., 2017). Ragam produk utama
maupun produk turunan dari hasil pengolahan kelapa sawit yang dipasarkan ke Eropa, Asia
dan Afrika dapat menjadi sumber devisa utama bagi negara Indonesia (Indarti et al., 2020).
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami kenaikan. Berdasarkan
data dari Direktorat Perkebunan Kementerian Pertanian Indonesia, estimasi laju pertumbuhan
perkebunan kelapa sawit mulai tahun 2016 sampai 2020 mencapai nilai 1,98% per tahun
dengan angka luasan perkebunan 11.201.465 Ha pada tahun 2016 menjadi 14.996.100 Ha
pada tahun 2020. Kenaikan luasan perkebunan di Aceh dari 370.079 Ha pada tahun 2016

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 322


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

menjadi 508.862 Ha pada tahun 2020. Nilai ekspor kelapa sawit Indonesia dalam wujud CPO
(Crude Palm Oil), PKO (Palm Kernel Oil) dan turunannya sepanjang tahun 2019 mencapai
36,17 juta (Direktorat Jendral Perkebunan, 2020).
CPO dan PKO adalah minyak sawit mentah yang tahapan pengolahannya melalui
banyak tahapan seperti proses pengempaan daging buah kelapa sawit dan tahapan ektraksi
(Syafrianti, 2021). Menurut Renta (2015), secara umum proses untuk memproduksi CPO
terdiri dari beberapa proses yaitu proses penerimaan TBS, perebusan, penebahan, pengadukan
dan pengepresan, pengolahan minyak, pengolahan biji dan penyimpanan (storage). Rantawi
dan Mahfud (2013) menyatakan bahwa dari sebuah pengolahan kelapa sawit biasanya akan
diperoleh CPO, PKO, dan juga limbah cair dan limbah padat. Untuk memperoleh kualitas
serta kuantitas hasil produk yang baik maka perlu dilakukan perhatian khusus terhadap
material ataupun alat dalam kondisi baik.
Salah satu stasiun yang memiliki peran penting ialah stasiun penebahan (thresher
station). Stasiun penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan brondolan
dari tandannya dengan cara membanting dalam drum yang berputar (Sihombing et al., 2017).
Salah satu parameter keberhasilan yang terdapat di stasiun penebahan yaitu diperoleh
persentase kehilangan Buah Ikut Tandan Kosong (BITK) yang seminimal mungkin. Bentuk
kehilangan lainnya juga dapat terjadi berupa oil losses, dimana minyak yang seharusnya dapat
diperoleh pada proses produksi namun minyak tersebut hilang atau tidak dapat diperoleh yang
besarannya berbeda tergantung ketetapan perusahaan (Qistan et al., 2022; Praevia dan
Widayat, 2022).
Pada dasarnya sistem kerja thresher dalam merontokkan brondolan dari janjangan
terjadi akibat bantingan, akan tetapi brondolan tersebut masih banyak yang terjebak di dalam
janjangan tandan buah masak. Umpan ke thresher sering over feeding merupakan salah satu
penyebab nilai persentase kehilangan BITK tinggi serta sering terbaikan. Hal tersebut
biasanya terjadi karena kelalaian manusia, ataupun kondisi peralatan yang kurang mendukung
dalam prosesnya. Selain itu, kehilangan minyak dipengaruhi oleh kondisi bahan baku, kondisi
pengolahan, serta penggunaan peralatan dan teknologi ekstraksi (Qistan et al., 2022; Irfan dan
Pawelzik, 1999). Secara garis besar, setiap proses pengolahan kelapa sawit telah memiliki
waktu efesiensi kinerja alat tersendiri. Hal tersebut bertujuan untuk pengawasan kinerja suatu
proses, begitu juga dengan waktu kinerja alat jika kurang sesuai dengan kapasitas alat maka
dapat dipastikan akan terjadinya masalah sehingga terjadinya pengurangan baik kuantitas
maupun kualitas produksi produk akhir. Sehingga diperlukan suatu inovasi yang dapat
membantu sertamendukung mengawasi waktu kinerja alat dalam proses produksi.
Pabrik kelapa sawit PT. XZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan hasil tanaman kelapa sawit dengan kapasitas pabrik yaitu 45 ton perjam.
Penelitian ini mengkaji tentang cara menekan nilai kehilangan BITK pada stasiun penebahan
dengan cara merancang lampu indikator pemuatan lori untuk membantu mengatur waktu
pemuatan lori yang optimal pada hositing crane ke feeder. Standar BITK yang diperbolehkan
yaitu 0,11% Fresh Fruit Bunch (FFB), berdasarkan data laporan produksi harian pabrik
selama enam hari menunjukkan nilai kehilangan BITK yaitu 0.075% FFB. Nilai kehilangan
BITK sudah sesuai standar yang berlaku, namun upaya perusahaan dalam menekan losses
seminimal mungkin harus terus dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan hasil
pengolahan semaksimal mungkin, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan profit keuntungan
perusahaan.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 323


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit PT. XZ pada bulan Agustus sampai
September 2021.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk menganalisis BITK ialah tandan kosong hasil penebahan
dari stasiun thresher yang ada pada Empty Bunch Conveyor (EBC) di Pabrik Kelapa Sawit
PT. XZ setiap harinya selama 12 hari pada bulan Agustus sampai September 2021. Sedangkan
bahan yang digunakan untuk membuat lampu indikator ialah Arduino Nano V.3 ATMega
328P, relay 5 volt, LCD 5 volt, rotary encoder 5 volt, kabel USB-B, kabel jumper, papan
project board, kabel listrik, kawat solder, selotip, lampu warning light rotary sirine 220 volt,
(konverter) adaptop 2 ampere, MCB Masaki C2 4 ampere, kotak plastik pembungkus
prototype 30 x 15 cm, plat besi ketebalan 5 mm ukuran 30 cm x 10 cm, gas LPG, baut 10
ukuran 2 cm dan kawat las LB.
Adapun alat yang digunakan untuk menganalisis BITK adalah timbangan, parang/
golok, gancu, sarung tangan, alat tulis dan kalkulator. Sedangkan alat yang digunakan untuk
membuat lampu indikator ialah laptop, solder, pisau cutter, obeng, multimeter, penggaris, gas
cutting, dan mesin las.
Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian terdiri dari prosedur untuk menganalisis BITK dan prosedur
proses perancangan lampu indikator naik turun lori di pabrik. Untuk prosedur analisis BITK
sesuai buku instruksi kerja di PT YZ yaitu sebagai berikut: alat dan bahan dipersiapkan, lalu
diamati tandan kosong yang ada pada EBC, diambil sampel tandan kosong sebanyak 10
tandan kosong per 100 tandan kosong yang menuju tempat pembuangan akhir tandan kosong,
kemudian sampel ditimbang. Tandan kosong dibelah menjadi dua hingga empat bagian
menggunakan pisau atau parang, dipipil dan diambil brondolan sisa yang terdapat dalam
tandan kosong, total berat brondolan tersebut ditimbang, dilakukan perhitungan menggunakan
rumus persentase BITK persampel (%), kemudian hasilnya dikalikan dengan nilai material
balance tandan kosong (%).
Selanjutnya ialah prosedur untuk proses perancangan lampu indikator waktu naik turun
lori untuk membantu mengatur waktu saat menaikkan lori ke feeder pada stasiun penebahan
(thresher) adalah sebagai berikut pengujian Arduino dan komponen pendukung lainnya,
perancangan prototype dan penyolderan komponen, pemasangan alat lampu indikator pada
pabrik dan pemasangan alat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kehilangan Buah Pada Stasiun Thresher
Analisis Buah Ikut Tandan Kosong (BITK) dilakukan untuk melihat jumlah brondolan
yang masih tersisa dalam tandan kosong pada saat proses penebahan menuju insenerator yang
dilakukan selama enam hari pengamatan, yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. Data kehilangan BITK sebelum penggunaan lampu indikator


Sebelum Penggunaan Lampu Indikator Naik Turun Lori Pada Stasiun Thresher
No.
Tanggal Efisiensi Thesher Terhadap Perhitungan Buah Ikut

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 324


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Tandan Kosong (BITK) (%)

1 24/08/21 0.07%
2 25/08/21 0.08%
3 26/08/21 0.07%
4 27/08/21 0.08%
5 28/08/21 0.07%
6 29/08/21 0.08%
Persentase BITK Rata-Rata 0.45% / 6 = 0.075%
(Sumber : PT. Kelapa Sawit YZ, 2021)

Berdasarkan data tersebut rata-rata nilai persentase BITK yaitu 0.075%, hasil tersebut
sudah berada dibawah standar kehilangan BITK yang berlaku yaitu 0.11%.Adapun faktor
manusia merupakan penyebab terjadinya kehilangan BITK, hal tersebut dapat terjadi karena
kurangnya profesionalisme pekerja atau kelalaian dalam hal mengoperasikan alat. Faktor
pekerjaan dipabrik yang terlalu menoton sehingga terasa membosankan, selain itu faktor usia
pekerja yang sudah menuju umur pensiunan juga dapat berpengaruh terhadap penurunan
kekuatan atau kinerja pekerja di pabrik. Oleh Karena itu, proses pengolahan TBS harus
dilakukan secara serius dan mengikuti aturan guna mencapai tujuan akhir yaitu memperoleh
hasil yang tinggi. Marpaung et al., (2021) menyatakan bahwa prinsip utama suatu pabrik
kelapa sawit adalah “mengumpulkan minyak tertinggi dan menjaga kerugian serendah
mungkin”.
Pembuatan Lampu Indikator Penunjuk Waktu Naik Turun Lori
Proses pembuatan dan perakitan lampu indikator penunjuk waktu naik turun lori terbagi
menjadi tiga proses tahapan yaitu proses pemograman dan pengujian arduino nano serta
komponen pendukung lainnya, proses perancangan prototype dan penyolderan komponen,
serta terakhir proses pemasangan alat lampu indikator pada pabrik.
Tahapan proses pemograman dan pengujian Arduino serta kompenen lainnya terdiri dari
tiga tahapan proses yang saling berkesinambungan yaitu pengujian mikrokontroler Arduno
Nano V.3 ATMega 328P, pengujian relay, dan tahap terakhir yaitu pemograman inti Arduino,
serta pengujian LCD dan encoder rotary. Tahap pengujian pertama yaitu proses pengujian
mikrokontroler Arduino Nano V3 ATMega 328P yang bertujuan untuk melihat apakah
mikrokontroler Arduino yang digunakan dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Prosedur
pengujian terdiri dari persiapan alat dan bahan, selanjutnya dihubungkan Arduino dengan
laptop menggunakan kabel USB-B mini. Kemudian dibuka aplikasi Arduino IDE, di pilih
(klik) menu File – Example – 01.Blink. Selanjutnya dipilih menu Tools – Board – Arduino
AVR Boards – Arduino Nano – Arduino Nano V.3 ATMega 328P. Kemudian upload
program Blink dengan mengetik menu upload (Ctrl + U). Selanjutnya dilihat Board Arduino
Nano, jika LED pada board (papan) berkedip maka program yang diupload telah bekerja dan
Arduino Nano siap untuk digunakan.
Tahap pengujian kedua yaitu pengujian relay tujuan dari pengujian relay yaitu untuk
melihat kondisi relay dan untuk menentukan jenis jenis relay (aktif high atau aktif low).
Prosedur pengujian relay terdiri dari dipersiapkan alat dan bahan. Kemudian dihubungkan pin
GND pada relay ke pin GND pada Arduino Nano, dan pin VCC pada relay ke VCC pada
Arduino, serta pin IN pada relay ke pin 13 pada Arduino Nano menggunakan kabel jumper.
Selanjutnya dilihat LED pada relay, jika LED relay hidup dan LED Arduino Nano hidup
maka jenis relay yang digunakan yaitu relay Aktif Low, dan sebaliknya jika LED relay mati
dan LED Arduino Nano mati maka jenis relay yaitu Aktif High. Fungsi penentuan jenis relay

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 325


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

yang digunakan yaitu untuk memudahkan mengatur perintah alat pada bahasa pemograman
(sketch) pada aplikasi Arduino IDE.
Tahap pengujian ketiga yaitu proses pemograman inti dan pengujian LCD, yang
bertujuan untuk memasukkan perintah pemograman dari project sekaligus mengujinya pada
tampilan LCD. Prosedur pada tahapan ini yaitu terdiri dari persiapan alat dan bahan.
Selanjtnya di upload pemograman inti pada mikrokontroler Arduino Nano, Kemudian
dihubungkan pin GND LCD ke pin GND Arduino, dan pin VCC LCD ke pin 5V Arduino,
serta pin SCL LCD ke pin A5 Arduino dan terakhir pin SDA LCD ke pin A4 Arduino.
Selanjutnya dilihat tampilan LCD, jika LCD sudah menampilkan informasi maka LCD sudah
dapat digunakan. Selanjutnya yaitu proses pengujian encoder rotary, prosedur pengujian
encoder rotary yaitu mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya dihubungkan pin VCC pada
encoder ke pin 5V pada Arduino, pin GND pada encoder ke pin GND pada arduino, pin CLK
encoder ke pin 7 Arduino, pin DT encoder ke pin 8 Arduino dan pin SW encoder ke pin 9
arduino. Kemudian dilakukan penekanan tombol push button pada encoder, dan dilihat
tampilan pada LCD. Jika tampilan LCD berubah sesuai perintah encoder maka dipastikan
encoder siap untuk digunakan.
Selanjutnya proses perancangan prototype dilakukan untuk melakukan pengujian
lanjutan prototype. Prosedur perancangan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan,
selanjutnya dilakukan pemasangan arduino dan komponen pendukung lainnya pada papan
project board. Kemudian pin antar komponen dihubungkan sesuai ketetapan menggunakan
kabel penghubung. Selanjutnya arduino dihubungkan dengan konverter (adaptor)
menggunakan kabel penghubung untuk mengambil arus listrik yang telah dikonversikan dari
arus AC menjadi DC sebesar. Kemudian lampu warning light rotary dihubungkan dengan
relay menggunakan kabel penghubung. Selanjutnya konverter (adaptor) dihubungkan dengan
listrik untuk pengambilan arus. Dan terakhir dilakukan evaluasi kinerja prototype (lampu
indikator), jika semua berjalan sesuai perintah maka selanjutnya dilakukan proses
penyolderan alat menggunakan solder. Kemudian prototype dibungkus menggunakan kotak
pembungkus.
Terakhir yaitu proses pemasangan alat indikator pada pabrik dilakukan dengan cara
mempersiapkan alat dan bahan, kemudian dilakukan pembuatan bracket (dudukan) alat
dengan cara memotong besi dengan ketebalan 5 cm dengan ukuran 30x10 cm2 menggunakan
gas cutting. Selanjutnya besi yang telah dipotong dirangkai membentuk persegi dan
disambung menggunakan las besi. Tahap selanjunya dilakukan pemasangan bracket lampu
dan bracket kotak sensor pada tiang dibawah hoisting crane. Kemudian dilakukan
pemasangan lampu dan kotak sensor pada bracket yang telah terpasang. Selanjutnya
dilakukan pemasangan MCCB untuk mengamankan prototype dari arus besar pada pabrik.
Dan terakhir dilakukan pengambilan arus listrik pada panel yang terdapat pada tiang bawah
hositing crane.
Mekanisme kerja lampu indikator dalam membantu pemuatan lori oleh hoisting crane
yaitu dilakukan oleh arduino nano sebagai pengontrol (pemberi perintah) kepada relay untuk
hidup atau mati lampu indikator sesuai waktu yang telah di set (diatur). Penentuan set waktu
hidup dan mati lampu indikator diatur menggunakan encoder rotary. Data yang telah diatur
menggunakan encoder rotary selanjutnya akan disimpan dalam memory yang terdapat pada
board Arduino Nano. Prosedur set encoder dilakukan dengan cara menekan tombol push
botton pada encoder untuk melihat data informasi yang ditampilkan pada layar LCD. Apabila
tombol swicth (ditekan), maka LCD akan menampilkan menu informasi waktu hidup lampu
indikator dengan satuan menit (m). Ketika encoder diputar searah jarum jam, maka waktu
hidup lampu akan bertambah sebesar 0,5 menit. Dan sebaliknya, jika tombol swicth diputar

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 326


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

berlawanan dengan arah jarum jam maka nilai waktu hidup akan berkurang sebesar 0,5 menit.
Kemudian dilakukan penekanan tombol swicth (push botton) untuk mengunci perintah.
Selanjutnya LCD langsung menampilkan menu waktu mati yang ingin ditentukan sesuai
keinginan, dengan aturan yang sama yaitu ketika diputar searah jarum jam maka nilai akan
bertambah sebesar 0,5 menit dan sebaliknya. Kemudian dilakukan penguncian perintah
dengan cara menekan tombol swicth. Setelah itu data akan tersimpan dan terekam dalam
memory Arduino Nano yang akan diteruskan untuk memerintahkan relay untuk menghidup
dan mematikan lampu indikator sesuai perintah. Gambar 1. alur mekanisme untuk
menghidupkan lampu indikator pemuatan lori pada stasiun thresher.

Gambar 1. Mekanisme kerja lampu indikator pemuatan lori pada hoisting crane

Lampu penunjuk waktu naik dan turun lori bertujuan untuk membantu mengatur proses
pengangkatan lori ke auto feeder sebelum jatuh kedalam drum thresher. Hal tersebut
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan tandan buah masak di dalam auto
feeder sehingga menyebabkan over feeding dan membuat putaran drum thresher tidak sesuai
kapasitas yaitu ±23 rpm (Hibatullah et al., 2023).
Pada dasarnya jumlah putaran thresher dapat dihitung menggunakan rumus:

Keteragan:
N : Jumlah putaran thresher drum (rpm),
D : Diameter drum (meter),
d : Diameter tandan (meter).
Hal tersebut sesuai dengan system managemen yang ada di perusahaan tersebut yang
menyatakan bahwa efisiensi pemisahan brondolan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
volume pengisian ke auto feeder, kecepatan putaran drum thresher 23 rpm, mutu TBS yang
diolah dan efisiensi proses perebusan TBS.
Selain untuk membantu mengatur proses pengangkatan lori ke auto feeder, manfaat lain
penggunaan lampu penunjuk waktu naik turun lori ialah sebagai bentuk dukungan pabrik
terhadap konsistennya pabrik dalam hal membantu menerapkan pelaksaanan Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di pabrik. Dimana dengan adanya
alat lampu tersebut memudahkan operator dan stakeholder lainnya untuk tidak melintas
dibawah pada saat hoisting crane beroperasi. Dengan adanya alat tersebut diharapkan dapat

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 327


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

membantu ke kontinuitas TBS masak dari lori ke hopper/ automatic feeder sesuai dengan
kapasitas pabrik setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus berikut.

= 4.6 menit/ lori (dibulatkan menjadi 5 menit perlori)

BITK Setelah Aplikasi Lampu Indikator


Setelah penggunaan lampu penunjuk pengangkatan lori, maka dapat dilihat dampak
pengurangan kehilangan BITK pada stasiun penebahan. Kehilangan pada pabrik kelapa sawit
bersifat fluktuatif tergantung kondisi disetiap stasiun dan kondisi proses pengolahan. Oleh
karena itu target acuan keberhasilan pembuatan alat inovasi ini dapat dilihat berdasarkan data
perbandingan sebelum penerapan penggunaan lampu penunjuk pengangkatan lori pada stasiun
penebahan pada Tabel 1 dan sesudah penerapan penggunaan lampu penunjuk pengangkatan
lori pada stasiun penebahan pada Tabel 2.
Table 2. Data kehilangan BITK sesudah penggunaan lampu indikator

Sesudah Penggunaan Lampu Indikator Naik Turun Lori Pada Stasiun Thresher
No. Efisiensi Thesher Terhadap Perhitungan Buah Ikut
Tanggal Tandan Kosong (BITK) (%)

1 29/08/21 0.06%
2 30/08/21 0.06%
3 01/09/21 0.04%
4 02/09/21 0.04%
5 03/09/21 0.04%
6 04/09/21 0.04%
Persentase BITK Rata-Rata 0.28% / 6 = 0.046%
(Sumber : PT. Kelapa Sawit YZ, 2021)

Berdasarkan tabel 1. Data kehilangan BITK sebelum penggunaan lampu indikator dan
tabel 2. Data kehilangan BITK sesudah penggunaan lampu indikator, dapat dilihat bahwa
proses penggunaan lampu penunjuk pengangkatan lori pada tanggal 30 agustus 2021 sampai
tanggal 04 september 2021 memberikan dampak penurunan losses dari sebelum penggunaan
lampu penunjuk pengangkatan lori yaitu dari rata-rata nilai kehilangan BITK nya 0.075%
menjadi 0.046%. Nilai penurunan nilai BITK yang diperoleh yaitu 0.075% - 0.046% =
0.029%. Lampu indikator feeder berhasil memudahkan operator hoisting crane untuk bekerja
sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Keuntungan perusahaan setelah penerapan penggunaan lampu indikator feeder yaitu
sebagai berikut :
a) Pengurangan kehilangan BITK x Basis olah TBS rata-rata/ hari
= 0.029% x 700.000 kg
= 203 kg

b) Jumlah x estimasi rendemen (23%)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 328


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

= 203 kg x 23%
= 46.69 kg CPO/ hari

c) Jumlah x Harga Jual CPO (Misalnya Rp. 10.000,- per kg)


= 46.69 kg x Rp 10.000,-
= Rp 466.900,- perhari

Untuk potensi tambahan pendapatan setelah aplikasi lampu indikator feeder yaitu :
1) Keuntungan perhari = Rp 466.900,- perhari
2) Keuntungan perbulan = Rp 466.900,- x 30 hari
= Rp 14.007.000,- perbulan
3) Keuntungan pertahun = Rp 14.007.000,- x 12 bulan
= Rp 168.084.000,- pertahun
Maka dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa dengan penerapan penggunaan lampu
penunjuk pengangkatan lori ini terdapat penambahan keuntungan perusahaan yaitu Rp
466.900,- perhari/ 700 ton olah TBS. Serta keuntungan perusahaan perbulan yaitu Rp
14.007.000,- dan keuntungan perusahaan pertahun yaitu Rp 68.084.000,- .

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat penurunan kehilangan BITK setelah penerapan penggunaan lampu penunjuk


pengangkatan lori pada stasiun penebahan sebesar 0.029% FFB dengan estimasi penambahan
keuntungan perusahaan sebesar Rp 466.900,- perhari dengan asumsi basis rata-rata
pengolahan TBS sebesar 700.000 kg. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk adanya
pengembangan terhadap peningkatan kualitas alat lampu indikator agar dapat bertahan dalam
jangka waktu lama.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian PertanianRI. 2022. Statistik Perkebunan


Unggulan Nasional 2019-2021. Jakarta, Indonesia: Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan.
Dianto, F., D. Efendi dan A. Wachjar. 2017. Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis
Guineensis Jacq.) PelantaranAgro Estate, Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah.
Buletin Agrohorti. 5(3): 410–417.
Hibatullah, M., Priyambada dan E. Suhartanto. 2023. Analisis Pengoptimalan Pengutipan
Kehilangan Minyak (Oil Losses) di Janjang Kosong dengan Metode Pencacahan
Menggunakan Alat Bunch Press. AGROFORETECH. 1(1): 647-653.
Indarti, I., D. A. Zulmi, Zaidiyah. dan Zulhadi. 2022. Recovery Air Kondensat Pada Stasiun
Perebusan Untuk Menekan Oil Losses: Studi Kasus PKS Cot Girek. Agrointek.
16(2): 145-152.
Irfan, I, dan E. Pawelzik. The Effect Of Rapeseed Treatment By Microwave And Radio-
Frequency Application On Oil Extraction And Oil Quality, Part Ii: Influence On Oil
Quality. Fett/Lipid 101 (5): 168-171.
Marpaung, S. B., D. A. A. Ritonga dan A. Irwan. 2021. Analisa Risk Priority Number (RPN)
Terhadap Keandalan Komponen Mesin Thresher Dengan Menggunakan Metode
Fmea Di PT.XYZ. JiTEKH. 9(2): 74–81. https://doi.org/10.35447/jitekh.v9i2.427.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 329


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Praevia, M. F dan W. Widayat. 2022. Analisis Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa
sawit sebagai Cofiring pada PLTU Batubara. JurnalEnergi Baru dan Terbarukan
3(1): 28-37.
Qistan, M. I. M, Satriana, Juanda, E. Indarti, I. Irfan, Hazian dan V. A. Gustiray. 2022.
Analisis Kehilangan Minyak pada Tandan Kosong Menggunakan NIRS FOSS pada
PT.Perkebunan Nusantara VI Unit Pabrik Sei Bahar II Bunut, Jambi. Perosiding
Semnas Penelitian dan Pengabdian. 1(1): 178-182.
Rantawi, A.B. dan A. Mahfud. 2013. Efektifitas Penggunaan Double Deck Bunch Crusher
Untuk Meminimalkan Persentase Fruit Losses In Empty Bunch. Jurnal Citra Widya
Edukasi. 5(2): 31-41.
Renta., 2015. Analisis Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan
Baku Produksi Crude Palm Oil (CPO) Dan Palm Kernel (PK)Di PMKS Sei Kandang
PT. Asiatic Persada-Ams Group. Jurnal MIX Ilmiah Manajemen. 5(3): 347-367.
Sihombing, G. L., D. S. Arief, A. Hamzah dan Andri. 2017. Perancangan Sistem Kendali
Otomatis Pada Model Stasiun Penebahan Studi Kasus Di PT. Perkebunan Nusantara
V – PKS Sei Galuh. Jom FTEKNIK. 4(1): 1-8.
Syafrianti, A., 2021. Studi Proses Penanganan Dan Penyimpanan Crude Palm Oil (CPO) Di
Pabrik Kelapa Sawit Dalam Upaya Peningkatan Mutu CPO dan Mengurangi Resiko
Pembentukan Kontaminan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 8, Nomor 3, Agustus 2023 330

Anda mungkin juga menyukai