Komplikasi Sics
Komplikasi Sics
A. Komplikasi Intraoperatif
Komplikasi
Intraoperatif Tatalaksana
Edema Kornea Persisten • Dapat terjadi karena adanya peradangan atau cedera pada endotel kornea
selama proses operasi katarak, serta trauma mekanik akibat efek dari
penggunaan larutan irigasi. → Hindari manipulasi terlalu banyak di BMD,
persingkat waktu operasi, dan gunakan OVD untuk melindungi kornea
• Edema kornea yang persisten dapat terjadi akibat tidak adekuatnya fungsi
pipa endotel dalam mempertahankan status dehidrasi dan kejernihan
kornea.
• Post operatif, edema persisten dapat dicegah dengan penggunaan
bantuan obat tetes mata hipertonik untuk mmbantu pompa endotel
mengeluarkan air dari stroma.
• kortikosteroid untuk menurunkan reaksi inflamasi pasca operasi
• Kemudian juga bisa diberikan antiglaukoma, karna dalam proses
penyembuhan tadi, ada peranan TIO. TIO yg tinggi akan menekan
kornea, menyebabkan air masuk ke dalam stroma. Dengan
memberikan antiglaukoma kejernihan dan deturgesensi kornea ini
akan terjaga.
• Pada tahap lanjut (sudah terbentuk bullae): Nd YAG laser → untuk
melekatkan epitel dan stroma supaya tidak terbentuk bullae
Dilakukan sampai terbentuk sikatrik/selama 3 bulan bila gagal, kita
bisa ke step selanjutnya yaitu keratoplasty.
• Pada edema yang sudah persisten/ irreversibel disertai dengan
bullae (Bullous keratopathy)→ pertimbangkan untuk dilakukan
transplantasi kornea partial thickness seperti DSAEK dan DMEK
Peningkatan TIO/ • Peningkatan TIO paska operasi biasanya bersifat transient pada
Glaukoma Sekunder individu tanpa riwayat glaukoma. Peningkatan TIO ini tanpa disertai
dengan defek lapang pandang dan akan kembali TIO ke normal
• Adanya material viscoat yang tertahan di BMD dapat menyebabkan
hambatan aliran aquous humor
• Selain itu, adanya trauma saat operasi, masa lentikuler yang tersisa
di BMD, pigmen iris, hifema, dan reaksi inflamasi dapat
menyebabkan peningkatan TIO
• Pencegahan → Hindari manipulasi yang berlebihan untuk
menghindari menciderai jaringan dan meminimalisir inflamasi post
operasi. Bersihkan BMD dengan melakukan irigasi aspirasi viscoat
dan sisa korteks hingga bersih.
• Pengobatan → Pemberian obat-obatan anti glaukoma
• Dekompresi BMD → melalui slit lamp bisa kita lakukan dekompresi
dari second port ditekan sedikit dengan jarum 1 cc utk mengeluarkan
air, sedikit saja jangan sampai terjadi Flat BMD. (Teknik dekompresi
ini dilakukan pada 24 jam pertama pasca operasi)
Sisa korteks Lensa • Sisa korteks yang minimal biasanya dapat terserap sendiri tanpa
membutuhkan prosedur tambahan. Berikan kortikosteroid untuk
mengatasi inflamasi.
• Pada sisa korteks yang banyak dan mengganggu aksis visual,
prosedur tambahan seperti irigasi aspirasi sisa korteks post operatif
dapat dipertimbangkan.
Desenterasi IOL/ • Lakukan assesment apakah ada permasalahan dari kapsul yang tidak
Dislokasi IOL adequat atau zonular yang tidak support
• Lakukan prosedur kedua untuk sentralisasi IOL dengan
menggunakan rotator.
• Jika tidak memungkinkan dipasang di dalam capsular bag, tarik IOL
dan tempatkan di sulkus.
• Apabila masih tidak bisa, lakukan fiksasi ke sklera dengan bantuan
benang polypropilene 9-0 atau 10-0.
• Untuk pertukaran IOL (IOL Exchange), baik fiksasi scleral atau
fiksasi iris dengan IOL irs claw (fiksasi posterior pada Iris) dapat
dicoba, dengan menggunakan biometry baru.
Uveitis Anterior • Etiologi pasti masih belum jelas
• Komplikasi intraoperatif dapat menjadi faktor risiko yang paling
tinggi, dimana kejadian PCR menjadi faktor risiko yang paling
signifikan
• Tatalaksana dapat menggunakan NSAID maupun steroid. Namun,
potensi steroid oral dan topikal lebih unggul dalam mengurangi
inflamasi. Tingkatkan dosis steroid apabila tidak didapatkan respon
pengobatan
Endofthalmitis • Faktor risiko dapat dibagi menjadi preoperatif, intraoperatif, dan post
operatif.
• Preop → Usia muda, jenis kelamin laki-laki, riwayat penyakit
sistemik seperti DM
• Intaop → PCR, prolaps vitreous, trauma pada jaringan iris,
penggunaan bahan IOL silicon bukan akrilik.
• Postop → Penutupan luka yang jelek, wound dehisence, infeksi
sekunder
• Tatalaksana → Pada visus 1/300 → Injeksi AB intravitreal dapat
dilakukan. Namun, Untuk outcome yang lebih baik, saat ini juga
dapat dilakukan kombinasi AB intravitreal dan early PPV.
• Namun pada visus LP → Kombinasi PPV dan AB intravitreal
Astigmatisma post • Ukuran dan lokasi insisi saat operasi dapat mempengaruhi kejadian
operatif astigmatisma pascaoperasi.
• Jahitan yang terlalu kencang saat menutup luka insisi dapat merubah
bentuk kornea sehingga dapat menginduksi terjadinya astigmatisma
• Insisi yang lebih besar dari 3,2 mm dapat memicu astigmatisma
dimanapun lokasi sayatannya
PCO • PCO disebabkan oleh proliferasi sel epitel lensa yang tetap berada
di dalam kantong kapsuler setelah ekstraksi katarak
• Faktor risiko dari PCO adalah penyakit sistemik dan okular. Pasien
dengan diabetes mengalami PCO yang lebih berat setelah operasi
katarak daripada pasien- pasien yang tidak mengalami diabetes.
• Angka kejadian PCO juga tinggi pada orang- orang yang
mengalami uveitis dan miopia.
• Penyebab komplikasi ini adalah residu sel epitel lensa yang
tertinggal dan menempel pada kapsul lensa saat operasi mengalami
migrasi dan metaplasia. Kondisi ini dipengaruhi oleh usia dan
kebersihan saat membersihkan kortikal intraoperasi, fiksasi
kapsular dan desain dari IOL.
• Saat ini, penatalaksanaan yang efektif adalah tindakan pengikisan
kapsul posterior atau kapsulotomi menggunakan laser Neodymium-
Doped Ytrium Aluminium Garnet (ND YAG).
• Pada anak kecil, penurunan aksis visual akibat PCO dapat diobati
dengan vitrektomi pars plana dan membranektomi.