Anda di halaman 1dari 2

Tata ibadah :

1. Votum dan salam


Ibadah hari ini kita lakukan di dalam nama Allah Bapa yang menciptakan langit dan
bumi. Anugerah dan damai sejahtera Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus senantiasa
menyertai saudara. Amin.
2. Menyanyi KJ 341:1
3. Doa pembukaan
4. Firman
5. Persembahan + Menyanyi KJ 178:1, 2
6. Doa syafaat
7. Menyanyi KJ 376:1
8. Berkat
Anugerah dan Damai sejahtera dari Allah Bapa, Roh Kudus memberikan kebijaksanaan,
melindungi saudara mulai saat ini sampai selama-lamanya. Amin.

Bacaan: Yakobus 2 : 14-26

Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Banyak orang kurang melihat
hubungan erat antara iman dan perbuatan. Akibatnya adalah munculnya penghayatan iman
dalam kehidupan sehari-hari, ada yang fokus menghayati imannya melalui keteraturan
ibadahnya, gemar membaca Alkitab tapi tidak peduli dengan orang lain. Yang lain
mengekspresikan imannya dengan bebas, karena itu keteraturan bagi mereka tidak penting,
sebab yang penting adalah hubungan mereka dengan Tuhan. Dan sebagian lagi ada yang
jarang bersekutu dalam kegiatan rutin gereja, tetapi gemar melakukan pelayanan sosial, dan
bila ada yang mengalami kesusahan, ada yang paling cepat hadir dan penuh ketekunan
membantu yang mengalami kemalangan.

Pertanyaannya mana yang benar? semuanya benar dan baik tetapi perlu saling melengkapi.
Tetapi tidak benar apabila penghayatan antara iman dan perbuatan dipisah-pisahkan satu
dengan yang lain.

Bacaan hari ini dari Yakobus menekankan bahwa tidak ada pemisahan antara iman dan
perbuatan. Tidak seorang pun dapat mengatakan bahwa dirinya memiliki iman jika tidak ada
perbuatan yang membuktikannya. Iman yang sesungguhnya harus diungkapkan dalam
perbuatan. Inilah keyakinan Yakobus dan salah satu pokok pikiran utama dalam suratnya. Ia
mempunyai iman padahal ia tidak mempunyai perbuatan: Yakobus menjelaskan bahwa jika
iman tidak diwujudkan dalam perbuatan, itu bukan iman yang menyelamatkan dan karena
itu tidak berguna.

Teladan iman yang sejati dapat kita jumpai melalui kehidupan bapa orang beriman,
Abraham. Imannya kepada Allah ditunjukkan melalui keberaniannya mengorbankan
anaknya, Ishak. Allah pun memperhitungkan tindakannya sebagai kebenaran. Demikian
juga dengan Rahab, seorang wanita yang dipandang rendah dan berdosa. Menurut
penafsiran Yahudi, dikatakan bahwa Rahab sudah melacurkan diri selama 40 tahun, yaitu
sejak ia berusia 10 tahun. Namun, ia pun dibenarkan karena keberaniannya menyambut
para pengintai Israel dengan mempertaruhkan nyawanya. Keberaniannya itu adalah bukti
dari imannya. Pesan Yakobus semakin jelas bahwa iman tanpa perbuatan adalah seperti
mayat, tubuh tanpa roh. Iman seharusnya berpadu dengan perbuatan.

Allah menghendaki iman dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan kita. Iman dan perbuatan
adalah kesatuan yang tidak terpisahkan. Melalui perbuatan, kita menunjukkan dan
membuktikan iman yang sejati di dalam kehidupan kita.

Maka dengan demikian, mari kita melihat bahwa iman yang hidup atau iman yang berbuah
itu adalah iman yang dibuktikan dengan perbuatan. Kalau iman bertumbuh tetapi tanpa
disertai dengan perbuatan maka iman itu akan kering dan mati. Dengan demikian iman saja
belum cukup, demikian juga perbuatan saja juga belum cukup. Tetapi iman dan perbuatan
saling bekerja sama saling melengkapi sehingga oleh perbuatan iman menjadi nyata. Amin.

Anda mungkin juga menyukai