Anda di halaman 1dari 12

Perlawanan

terhadap pemerintahan hindia


belanda
Disusun oleh kelompok 3
kelas 8B
anggota kelompok
Amelia Khansa (02/8B)
Athira Ghania Ainara Putri (11/8B)
Dinda Ivana Gantari (15/8B)
Gendhis Adla Quinza (20/8B)
Ifana Dewi Mulyanti (21/8B)
Shavira Adelia Ramadhani (32/8B)
Penjajahan
Perlawanan terhadap penjajahan pemerintah Hindia Belanda terjadi di berbagai
daerah di Indonesia. Hindia-Belanda (Indonesia) pada abad ke-17 dan 18 tidak dikuasai
secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama
Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische
Compagnie atau VOC). Monopoli perdagangan dan mencampuri urusan dalam
kerajaan menyebabkan perlawanan di berbagai daerah. Perlawanan tersebut belum
dapat mengusir penjajah, namun membangkitkan semangat anti penjajahan.
Abad 19
Abad 19 merupakan puncak perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam
menentang Pemerintah Hindia Belanda. Kegigihan perlawanan rakyat Indonesia
menyebabkan Belanda mengalami krisis keuangan untuk biaya perang. Kebijakan
pemerintah colonial Belanda di bidang politik pada Abad ke 19 semakin intensif dan
pengaruhnya semakin kuat. Dari ini menyebabkan runtuhnya kekuasaan penduduk
pribumi, dan hilangnya kebebasan penduduk. Oleh karena itu, timbulah berbagai
bentuk perlawanan dari rakyat Indonesia
Perlawanan di berbagai daerah tersebut belum berhasil membuahkan
kemerdekaan. Semua perlawanan dapat dipadamkan dan kerajaan-kerajaan
di Indonesia semakin mengalami keruntuhan. Secara umum, kegagalan
perjuangan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam mengusir penjajah
adalah: 1. Bersifat lokal/kedaerahan. Perlawanan di berbagai daerah di Indonesia
melibatkan para pemimpin pada masyarakat setempat. Seandainya para
pemimpin tersebut bersatu, tidak berjuang sendiri-sendiri, tentu
perjuangan mengusir penjajah lebih mudah.
2. Lebih mengandalkan kekuatan senjata. Masyarakat di berbagai daerah
melakukan perlawanan dengan mengandalkan senjata. Sementara
senjata lawan lebih modern, sehingga musuh mudah mengalahkan rakyat
Indonesia.
3. Tergantung pada pimpinan. Perjuangan rakyat di berbagai daerah sangat
tergantung pada pemimpin. Apabila pemimpin tertangkap atau terbunuh,
rakyat kurang mampu mengkoordinasikan perlawanan.
4. Belum terorganisir secara nasional dan modern. Seandainya rakyat
Indonesia pada masa tersebut memiliki organisasi modern, tentu tidak
kesulitan melanjutkan kepemimpinan.
Beberapa contoh perlawanan rakyat
Indonesia terhadap Pemerintah Hindia
Belanda adalah sebagai berikut.
Perang Saparua
Perang Saparua di Ambon, 1817-1829
Tokoh tokoh Perang Saparua
1. Kapitan Pattimura/Thomas
Matulessy
2. Christina Martha Tiahahu
3. Kapitan Paulus Tiahahu
Penyebabnya yaitu hasil bumi yg diserahkan tarifnya
turun pembayarannya ditunda-tunda, Penyerahan
wajib & wajib kerja diberlakukan kembali, Uang kertas
diberlakukan rakyat terbiasa dg uang logam, Pemuda
dijadikan prajurit Belanda
Perang Padri
Perang Padri di Sumatra Barat, 1803-1838
Tokoh tokoh Perang Padri
Imam Bonjol
Pasaman
Nan Renceh
Mayor Jenderal Cochius
Letnan Kolonel Raaf
Letnan Kolonel Elout
Penyebab nya karena Perang Padri
terjadi karena adanya perbedaan
prinsip mengenai ajaran agama antara
Kaum Padri dan Kaum Adat.
Perang Diponegoro
Perang Diponegoro, 1825-1830, DLL.
Tokoh tokoh Perang Diponegoro
Kiai Mojo Sentot Prawirodirjo
Pangeran Mangkubumi Kerto Pengalasan (Tumenggung
Pangeran Adinegoro Wiryodirejo)
Pangeran Panular Mohammad Ngusman
Adiwinoto Gondokusumo
Suryodipuro Mertonegoro
Ngabdul Latip
Pangeran Ronggo
Pangeran Suryologo
Ngabehi Mangunharjo
Tumenggung Mangkudirejo (Pangeran
Pangeran Surenglogo
Mangkudiningrat)
Joyomenggolo Pangeran Notoprojo
Bahuyuda Tumenggung Mertoyudo (Pangeran
Hanggowikromo Wiryonegoro)
Alasan umum Pangeran Diponegoro sangat menentang Belanda adalah
1. Campur tangan Belanda dalam adat dan budaya keraton yang sudah lama
ada dan melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Timur.
2. Belanda mengizinkan perusahaan asing menyewa tanah sawah untuk
kepentingan perusahaan. Sehingga para petani pemilik tanah sawah
dijadikan tenaga kerja paksa.
3. Rakyat diwajibkan membayar berbagai macam pajak

Alasan khusus Perang Diponegoro adalah


Pemasangan patok oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi
tanah dan makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Pemasangan
patok itu tanpa izin, sehingga sangat ditentang oleh Pangeran Diponegoro
Apa penyebab terjadinya perlawanan pada
masa pemerintahan Hindia Belanda?
1. Kedatangan kembali Belanda ke Maluku menyebabkan rakyat Malaku gelisah.
Mereka membayangkan kembali penderitaan yang pernah dialami pada zaman
VOC.
2. Pemerintah Belanda menindas rakyat Maluku.
3. Benteng Duurstede di Saparua diduduki oleh pasukan Belanda.
4. Pemerintah Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan wajib kerja.
5. Pemerintah Belanda menurunkan tarif hasil bumi yang wajib diserahkan,
sementara pembayarannya cenderung tertunda-tunda.
6. Pemerintah Belanda memberlakukan uang kertas, sedangkan rakyat Malıku telah
terbiasa dengan uang logam.
7. Pemerintah Belanda menggerakkan para pemuda Maluku untuk mau menjadi
prajurit Belanda.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai