Anda di halaman 1dari 2

Apa itu manajemen Partisipasi Masyarakat dengan Model Manajemen ARRIF?

Model ini tidak sepenuhnya mengacu pada berbagai teori manajemen pada umumnya,
tetapi lebih menitikberatkan pada apa yang selama ini terjadi sesuai dengan siklus
manajemen sektoral, serta berkaitan dengan fungsi petugas sebagai pembina peran serta
masyarakat. Model ARRIF ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak
di bidang partisipasi masyarakat. Puskesman adalah bentuk nyata dari adanya partisipasi
pemerintahan atas kesehatan masyarakat.

Manajemen ARRIF menghasilakan profil PSM di tingkat Kecamatan,


Kabupaten/Kota, Propinsi. Untuk memudahkan ingatan kita model manajemen yang
ditawarkan ini disingkat menjadi ARRIF, yaitu : Analisis, Rumusan, Rencana, Intervensi,
Forum komunikasi. ARRIF adalah sebagai berikut:

A Analisis

Dalam tahap ini ada 4 macam analisis yaitu :

 Analisis Situasi atau Análisis Keterjangkauan


 Analisis Tingkat Perkembangan atau Stratifikasi
 Analisis Kasus
 Analisis Sumber Daya

R Rumusan

Dalam tahap ini ada 3 macam rumusan yaitu :

 Rumusan Masalah
 Rumusan Tujuan

R Rencana

Dalam tahap ini, ada 2 macam rencana yang dibuat, yaitu

 Rencana Usulan Kegiatan (RUK/DUP)


 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK/POA-plan of action)

I Intervensi

Pada tahap ini, intervensi kegiatan yang dilakukan amat beragam, sebab
bergantung pada masalah, tujuan yang akan dicapai dan juga kemampuan petugas
dalam melihat celah, mencari kiat dan memilih waktu yang tepat untuk
melakukan intervensi. Pada tahap inilah kemampuan dan keuletan petugas diuji,
apakah tetap bergairah melanjutkan kiprahnya untuk mengembangkan potensi
masyarakat, atau patah semangat dan mundur secara teratur

F Forum komunikasi

Dalam tahap ini ada 2 kegiatan utama yaitu :

 Forum komunikasi untuk melakukan pemantauan


 Forum komunikasi untuk melakukan evaluasi.

Implementasi dari tiap-tiap tahapan manajemen model ARRIF ini dapat


dilihat pada uraian selanjutnya.

1. Kesimpulan

1. Dalam melakukan gerakan pemberdayaan terlebih dahulu kegiatan harus


difokuskan pada upaya pemberdayaan petugas agar siap dan mampu berperan
secara tepat dalam membangun masyarakat.
2. Mengembangkan masyarakat itu sendiri agar siap dan mampu berpartisipasi,
memecahkan masalah yang dihadapinya secara mandiri.
3. Setelah kegiatan di masyarakat berlangsung, tidak berarti pemberdayaan
petugas sudah berakhir, namun interaksi timbal balik antara petugas dan
masyarakat masih terus berlangsung. Artinya, masih banyak tatangan maupun
permasalahan yang bervariasi harus dihadapi oleh petugas dalam melestarikan
maupun mengembangkan kegiatan yang telah dibangun. Untuk itu proses
pemberdayaan petugas harus terus dilakukan, sehingga tetap semangat dan
mampu berperan dengan tepat dalam membantu masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai