Anda di halaman 1dari 7

soal 1 jelaskan pengertian manajemen publik dan bagaimana kedudukannya dalam ilmu

administrasi negara !
sebutkan perbedaan mendasar yang membedakan manajemen publik dan privat .
jelaskan pendapatmu dengan berikan contohnya !

soal 2 jelaskan apa yang dimakasud dengan free rider dalam penyediaan barang publik ! berikan
contohnya !
jeaskan mengapa sektor privat atau bisnis gagal menyediakan barang publik ! berikan contohnya

soal 3 jelaskan sektor publik !


jelaskan pengertian kegagalan pasar ! (market failure)
jelaskan peran apa saja yang dilakukan pemerintah dalam menangani kegagalan pasar dan
berikan contohnya !

Soal I
-

Pengertian manajemen public


Manajemen public secara singkat menunjukan arti dalam proses me-manage public.
Dengan kata lain manajemen public berarti proses untuk melayani mengelola dan
mengatur segala urusan public. Sehingga dalam pengertiannya, manajemen public
merupakan bagian dari administrasi public, dimana proses administrasi public merupakan
kegiatan manajemen itu sendiri. Menurut ahli, manajemen public adalah memfokuskan
pada bagaimana organisasi public mengimplementasikan kebijakan public. Perencanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan merupakan perangkat utama yang dilakukan oleh
manajer public dalam rangka menyelenggarakan pelayanan pemerintah / public.
Manajemen public lebih mencurahkan perhatian pada operasi-operasi atau pelaksanaan
internal organisasi pemerintahan atau organisasi non-profit ketimbang pada hubungannya
dan interaksinya dengan legislatif, peradilan, atau sector public lainnya (sri yuliani,
2011 : 5)
Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian bahwa manajemen public
merupakan suatu cara untuk mengimplementasikan suatu kebijakan dengan
menggunakan prinsip manajemen yang ada pada sector bisnis untuk diterapkan dalam
proses penyelenggaran pemerintahan. Dalam konteksnya, manajmen public bukan
sebagai analis kebijakan, yaitu pembuat dan pengevaluasi suatu kebijakan, akan tetapi

lebih pada control kebijakan itu sendiri dalam proses pengimplementasiannya kepada
masyarakat.
Sehingga manajemen public hanyalah sebagai salah satu aspek dalam administrasi
Negara. Sedang Woodrow Wilson meletakkan 4 prinsip dasar bagi administrasi public
yang mewarnai manajemen public saat ini; 1 pemerintah sebagai setting utama organisasi
; 2 fungsi eksekutif sebagai focus utama; 3 pencarian prinsip-prinsip dan teknik
manajemen yang lebih efektif sebagai kunci pengembangan kompetensi adminsitrasi, dan
; 4 metode perbandingan sebagai suatu metode studi daan pengembangan bidang
administrasi Negara. (Sri yuliani : 2011 :4)
Prinsip yang pertama yaitu pemerintah sebagai setting utama organisasi,
pemerintah merupakan lembaga yang paling legal untuk membuat suatu kebijakan public
dalam segi regulasi. Hal dimaksudkan agar, kebijakan itu tidak terpengaruh atau hanya
menguntungkan suatu organisasi non-profit yang ada. Akan tetapi dapat dirasakan
implementasinya kepada public.
Prinsip kedua yaitu fungsi eksekutif sebagai focus utama, manajemen public
merupakan proses me-manage suatu kebijakan, sehingga dalam pengertiannya lebih ke
bentuk pelaksanaannya bukan pada pembuatannya (legislasi). Lembaga ekskutof adalah
lembaga pemerintah yang bekerja sebagai pelaksana undang-undang yang kemudian
dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan dan program-program.
Prinsip ketiga yaitu prinsip-prinsip dan teknik manajemen yang lebih efektif
sebagai kunci pengembangan kompetensi adminsitrasi artinya adalah prinsip manajemen
public dan teknik-teknik dalam pengimplementasiannya merupakan tolak ukur suatu
kebijakan itu dapat berhasil sesuai target dengan seefisien dan seefektifitas mungkin
pelaksanaannya. Dalam artian manajeemen public memberikan tantangan tersendiri
untuk menciptakan teknik-teknik dengan prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam
proses pengimplementasian kebijakan public.
Prinsip keempat yaitu metode perbandingan sebagai metode studi dan
pengembangan bidang administrasi Negara, karena studi dan pengembangan dalam
administrasi Negara dari satu tempat ke tempat yang lain, atau dari suatu kebijakan
dengan kebijakan lain, harus mempunyai tolak ukur perbandingan agar nilai atau tujuan
dari kebijakan itu sendiri dapat focus pada masalah yang akan dipecahkan. Sehingga
tidak merembes sector yang lain
Jadi kedudukan manajemen public dalam administrasi negara adalah sebagai
bentuk atau cara pengoperasian atau pelaksanaan internal organisasi pemerintah maupun
non-profit, dalam proses pengimplementasian kebijakan terhadap public. Bukan sebagai
analis kebijakan yang menciptakan suatu kebijakan kemudian dievaluasi untuk
diperbaiki.Tetapi pada tekhnis atau metode yang digunakan untuk mengimplementasikan
kebijakan public agar dapat memaksimalkan efisiensi dan efektifitas dari suatu kebijakan
public agar sesuai dengan tujuan dan solusi dari suatu masalah.
-

Perbedaan manajemen public dan privat

Seperti yang dijelaskan di atas, manajemen public merupakan suatu bentuk cara /
proses pelaksanaan pengimplementasian suatu kebijakan yang dilakukan organisasi
public, pemerintah. Proses pengimplementasian ini ditujukan untuk kebutuhan public,
ataupun sebagai cara penyampaian solusi atas masalah yang sedang terjadi di masyarakat.
Sedangkan manajemen privat atau yang biasa disebut sector bisnis hanya
memperhatikan keuntungan dan kerugian yang timbul atau berdampak pada organisasi
privat itu sendiri.
Menurut john T. Dunlop (dalam Allison, 1986) perbedaan manajemen public dan
privat dapat dilihat dari aspek-aspek berikut :
1. Perspektif waktu
Manajer public memiliki perspektif waktu yang lebih pendek sesuai kepentingan
dan kalender politik. Sedang manajer swasta mempunyai perspektif waktu yang
lebih panjang yang diarahkan pada perluasan pasar, investasi dan inovasi
teknologi dan pengembangan organisasi.
Dalam artian bahwa seorang manajer publik masa kerjanya dibatasi oleh undangundang, dan mereka harus dapat melaksanakan suatu kebijakan dalam programprogramnya juga dibatasi oleh masa kerjanya itu. Di Indonesia seorang manajer
publik di batasi maksimal 2 kali periode masa kerjanya, yang mana setiap satu
periode itu 5 tahun itu untuk yang dipilih melalui pemilihinan umum (pemilu) .
Sedang dalam perspektif manajer swasta, mereka tidak dibatasi oleh periode,
hanya saja mereka bekerja sesuai kontrak kerja yang telah disepakati, yang
memungkinkan manajer swasta untuk mengembangkan inovasi kebijakan untuk
kemajuan organisasi atau perusahaannya. Selama mereka dianggap mampu dan
dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaannya, mereka dapat bekerja lebih lama
dengan pembaharuan kontrak kerja apabila kontrak kerja mereka telah habis.
Sehingga dapat memungkinkan seorang manajer swasta melakukan perluasan
pasar untuk mendistribusikan program-program kebijakannya, serta mencari
investasi, inovasi teknologi dan pengembangan organisasi. Dan program itu dapat
digunakan terus menerus jikalau baik untuk perusahaan, sekalipun manajer swasta
itu sudah diganti, akarena suatu alasan perusahaan. Berbeda dengan manajer
publik , yang program kerjanya sangat terbatas dengan masa periode jabatan
seorang manajer publik.
2. Jangka waktu
Lamanya layanan yang diberikan oleh manajer yang ditunjuk secara politis
relative singkat , sementara manajer swasta cenderung memiliki masa kerja yang
lebih lama. Dalam organisasi swasta juga dimungkinkan untuk melatih atau
mempersiapkan seseorang atau beberapa penerus atau pengganti suatu jabatan ,
hal yang sama di lembaga Negara yang dianggap bertentangan dengan demokrasi.
Seorang manajer publik dalam masa kinerjanya memberikan layanan kepada
masyarakat relatif sementara, karena hanya dapat dipilih dalam dua masa periode

jabatan saja melalui pemilu. Manajer publik tersebut hanya dapat bekerja
melaksanakan pelayananan terhadap masyarakat karena dipilih, sehingga mereka
tidak bisa menunjuk seseorang untuk menggantikannya, karena yang berhak
menggantikannya adalah yang dipilih publik melalui pemilu selanjutnya setelah
masa habis kerjanya. Itu lah yang dinamakan proses demokrasi. Berbeda dengan
seorang manajer swasta, mereka dengan jangka waktu yang terbataspun bisa
mempersiapkan seseorang untuk ditrainer, atau melalui relasi hubungan dengan
orang tersebut, seorang manajer swasta dapat mengajukan seseorang untuk
menggantikannya, tentunya dengan syarat kerja yang harus dipenuhi.
3. Pengukuran kinerja
Standar pengukuran kinerja dalam manjemen publik lebih kabur atau sulit
disepakati dibanding standar atau ukuran untuk menilai kinerja manajemen bisnis.
Hal ini sering terjadi di negara kita, yaitu kriteria seseorang untuk menjadi
seorang manajer publik tidak dibatasi pengalaman kerja atau pangkat tertentu
secara khusus seperti pada manajer swasta. Tidak ada secara tegas bataasan yang
seharusnya dimiliki seorang manajer publik, mereka adalah wakil rakyat yang
dipilih oleh rakyat. Karena melibatkan banyak orang inilah, tolak ukur kinerja
manajer publik lebih sulit disepakati, sedangkan pada manajer swasta, ada
tingkatan atau kriteria tertentu yang harus dimiliki seseorang jika ingin menjadi
seorang manajer swasta. Seperti pendidikan dan pengalaman kerja. Karena dalam
organisasi non-profit yang lebih dikedepankan adalah seseorang yang mampu
memberikan keuntungan dan dan dampak baik bagi perusahaannya, sedangkan
dalam oraganisasi publik, yang dikedepankan adalah bagaimana pelayanannya
terhadap publik.
4. Hambatan personal
Dalam organisasi publik, status kepegawaian bersifat long-life career sehingga
tidak mudah untuk mengendalikan pegawai. Di manajemen bisnis, status
kepegawaian lebih bersifat kontraktual sehingga lebih mudah untuk mengentrol
kinerja pegawai misalnya untuk memecat atau memutuskan hubungan kerja
karena kebijakan perampingan organisasi. Hal serupa jarang terjadi di birokrasi
publik.
Dalam organisasi publik, status kepegawaian bersifat seumur hidup, bahkan
diberikan jaminan masa tua atau setelah pensiun. Karena itu seseorang yang
bekerja di organisasi publik sangat beruntung memliki status kepergawaian ini,
mereka dapat bekerja walaupun kinerjanya belum tentu baik. Manajer publik
dipekerjakan atas nama negara, bukan hanya departemen atau dinas yang
mengangkatnya, karena itu status kepegawaiannya bersifat long life carrier. Tanpa
melalui surat keputusan yang dikeluarkan negar, sebuah organisasi publik tidak
bisa memutuskan hubungan kerja. Berbeda dengan manajer swasta, mereka diikat
kontrak dan persyaratan atau target yang harus dipenuhi, apabila mereka tak dapat

5.

6.

7.

8.

memenuhinya mereka bisa diputuskan kontrak kerjanya. Sehingga baik buruk


kinerja manajer swasta sangat berpengaruh bagi kelngsungan hidup pekerjaannya.
Perataan dan efisiensi
Organisasi bisnis lebih menekankan pada efisiensi sementara organisasi publik
lebih menekankan perataan.
Organisasi bisnis dalam pengimplementasian kebijakannya selalu memperhatikan
tingkat efisiensi penggunaan sumber daya yang ada. Penggunaan sumber daya
yang ada harus bisa menghasilkan hasil yang maksimal, seperti dalam prinsip
ekonomi, dengan modal yang sedikit, bisa mendapatkan keuntungan yang
maksimal. Organisasi bisnis selalu berpatokan pada itu, sekalipun ada pembagian
kinerja maupun modal yang tidak rata pada setiap bagiannya. Berbeda dengan
organisasi publik , yang dalam pengimplementasian kebijakannya lebih fokus
dalam pemerataan kebijakan tersebut dapat diterapkan di masyarakat. Sehingga
efisiensi mereka bukan terltak pada penggunaan sumber daya yang ada, tapi pada
seberapa maksimal pemerataan itu dapat terlaksana.
Proses publik vs proses privat
Organisasi publik lebih banyak mendapat sorotan publik ketimbang organisasi
swasta. Manajemen privat aktivitasnya lebih bersifat internal dan tidak banyak
diekspos ke publik.
Karena proses organisai publik melibatkan keputusan atau pendapat dari publik
itu sendiri, jadi tidak semena-mena secara tegas memaksakan suatu aturan atau
kebijakan terhadap publik, jikalau itu merugikan kebanyakan dari masyarakat,
pasti langsung diprotes. Berbeda dengan organisasi bisnis, mereka berkatifitas
hanya untuk kepentingan bisnisnya saja demi keuntungan organisasi. Sehingga
tidak ada kewajiban dari organisasi bisnis untuk mengekspos informasi diluar
kepentingan perusahaannya.
Peran press dan media
Manajer publik lebih sering menghadapi pers dibanding manajer swasta/bisnis.
Keputusan-keputusan manajer publik seringkali telah diantisipasi oleh pers
mengingat kebijakan sektor publik sangat menentukan kehidupan masyarakat
luas.
Hal itu sering terjadi dalam proses pengimplementasian kebijakan yang dilakukan
manajer publik, sehingga mereka perlu media massa atau pers untuk
menginformasikan kebijakan tersebut, agar pemerataan kebijakan tersebut dapat
terlaksana. Akan tetapi pers juga bisa menjadi penghubung publik dengan manajer
publik, sehingga kebijakan yang akan dimplimentasikan dapat tetap sesuai sasaran
dan tujuan. Sedang dalam organisasi swasta, mereka tak perlu berurusan banyak
dengan pers, karena hal tersebut dapat membuat bocornya informasi perusahaan
kepada kempetitornya.
Persuasi dan pengarahan
Di lembaga negara, manajer cenderung berusaha untuk melakukan kompromi
terhadap tekanan yang datang dari berbagai arah dan sering membangun koalisi

dengan orang dalam atau orang luar agar dapat mempertahankan status quo.
Persoalan semacam ini lebih sedikit dijumpai di organisasi bisnis, sehingga
keputusan dapat secara tegas dijalankan.
Begitu banyaknya kompleksifitas kegiatan dalam organisasi publik yang berujung
pada tekanan baik dari publik maupun dari satu organisasi membuat seorang
manajer publik harus pintar-pintar mensiasati keadaan, salah satunya dengan
kompromi dan mencari koalisi agar status quo atau hak-hak istimewa jabatan
mereka dapat dipertahankan. Berbeda dengan sektor bisnis, hal-hal kompromi dan
koalisi tersebut jarang terlihat ketika suatu tekanan atau maslah itu menyebabkan
kerugian bagi perusahaannya, konsekuensi yang diterima seorang manajer swasta
lebih tegas dibanding dengan manajer publik.
9. Pengaruh legislatif dan peradilan.
Manajer publik sering menjadi obyek pengamatan lembaga legislatif dan
yudikatif sehingga mengurangi keleluasaan manajer publik dalam membuat
keputusan atau terobosan.
Tentunya ketika seseorang itu menajdi seorang manajer publik mereka pasti akan
bertemu pada pembuat dan pengawas kebijakan publik itu sendiri. Pengamatan
yang dilakukan oleh legislatif maupun yudikatif adalah sebagai pembatas sekat
yang membuat manajer publik tidak bisa bergerak luas karena dimungkinkan
seorang manajer publik melakukan tindakan-tindakan yang menuntungkan
pribadinya. Seperti contoh tidak korupsi, kolusi dan nepotisme yang terjadi di
Indonesia.
10. Kejelasan misi
Misi organisasi publik seringkali tidak sejelas organisasi swasta, yaitu mencari
keuntungan, pemasaran yang baik, dan kelangsungan usaha bisnis.
Misi organisasi publik hanyalah sebatas untuk kesejahteraan publik terpenuhi,
keuntungan yang diperoleh organisasi, tidak menjadi pertimbangan suatu
organisasi publik itu ada.

Soal II
- Free rider dalam penyediaan barang publik
Barang publik adalah barang yang untuk mengkonsumsinya orang tidak harus
bersaing dan tidak mudah membuat pembatasan atau larangan bagi orang lain
untuk ikut menggunakannya (no one can be exluded from using good). (Sri
yuliani, 2011 : 20)
Dalam artian bahwa barang publik ini dapat digunakan setiap orang tanpa mereka
perlu bersaing untuk menggunakannya, karena barang publik ini sengaja
diciptakan atau dimunculkan oleh organisasi publik untuk kepentingan publik itu
sendiri, sehingga yang berhak memberikan batasan-batasan penggunaannya dari

organisasi publik itu sendiri. Sedangkan publik hanya bisa memakai dan
memanfaatkanya sebaik mungkin tanpa ada pengkhususan siapa yang
menggunakannya.
Menurut Inge kaul, 1999 ( dalam Sri yuliani, 2011 :22) , barang publik ini
dibedakan menjadi barang publik murni dan tidak murni. Barang publik murni

Anda mungkin juga menyukai