Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK BAB 4 DAN 5

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PASCASARJANA

M RIFALDY AFIUDDIN K

BAB IV

KARAKTERISTIK, ARAH, TUJUAN, DAN FUNGSI MANAJEMEN PUBLIK

A. KARAKTERISTIK MANAJEMEN PUBLIK


Dalam literature Ilmu Manajemen, dikenal dua macam yakni
manajemen publik dan menajemen bisnis. Manajemen bisnis lebih
dahulu berekembang, ketimbang manajemen public. Apa yang
menjadi focus dalam manajemen diadopsi dari manajemen bisnis,
utamanya prinsip-prinsip efesiensi dan efekifitas dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Pada umumnya, pelayanan yang
diberikan perusahaan privat atau bisnis biasanya lebih memuaskan
sehingga pemerintah dituntut untuk dapat mengadopsi ilmu
manajemen yang diterapkan disektor privat atau bisnis.
Dalam manajemen public menurut M.Minouque (2000)
Dalam menyebut ada 5 karakteristik utama public management, yaitu:
1. A sepration of strategic policy from operational management.
Public management lebih banyak terkait dengan tugas-tugas
operasional pemerintah dari paa peran perumusan kebijakan.
2. A concem with results rather than progress and procedure public
management lebih berkonsentrasi pada upaya mencapai tujuan
daripada upaya berkutat dengan proses dan prosedur.
3. An orientation the needs of customer rather than those
bureaurecratic organizations. Public management lebih banyak
berorientasi paa pemenuhan kebutuhan pelanggan dari pada
kebutuhan birokrasi.
4. A withdrawal from direct service provision in favour of a steering or
enabling role. Public management menghinadarkan diri dari
berperan memberikann pelayanan langsung kepada masyarakat
sesuai dengan peran utamanya memberikan arahan saja atau
pemberdayaan kepada masyarakat.
5. A trans formed bureaucratic culture a change to entrepreneurial
management culture. Public managemen mengubah diri dari
budaya birokrasi.
Selanjutnya menurut C.Hood (1991), mengemukakan 7
karakteristik New public management yaitu:
1. Hands-on professional management. Pelaksanaan tugas
manajemen pemerintah di serahka kepada manajer
professional.
2. Explicit standards and measures of performance. Adanya
standard an ukuran kinerja yang jelas.
3. Greater emphasis on out put controls. Lebih ditekankan pada
control hasil/keluaran
4. A shift to desegregtions of untils in the public sector, pembagian
tugas kedalam unit-unit yang dibawah.
5. A shift to greter competition in the public sector.
Ditumbuhkannya persaingan ditubuh sector public.
6. A stress on private sectore styles of management practice.
Lebih menekankan diterapkannya gaya managemen sector
privat.
7. A stress on greater discipline and parsimony in resources use.
Lebih menekankan pada kedisiplinan yang lebih tinggi dan tidak
boros dalam menggunakan berbagai sumber. Sector public
seyokyanya bekerja lebih keras dengan sumber-sumber yang
terbatas (to do more with less).

Mahmudi (2010, 38-40) mengungkapkan ada sebaiknya tujuan


karakteristik manajemen sector public yang membedakannya
dengan sector swasta.
1. Sektor public tidak mendasarkan keputusan pada pilihan
individual dalam pasar, akan tetapi pilihan kolektif dalam
pemerintah. Tuntutan masyarakat yang sifatnya kolektif
(massa) akan disampaikan melaui perwakilannya yang
dalam hal ini adalah partai politik atau DPR.
2. Penggerakan sektor public adalah karena adanya
kebutuhan sumber daya, seperti air bersih, listrik, kemanan,
kesehatan, pendidikan, transportasi, perizinan, dan
sebagainya yang menjadi alas an utama sektor public untuk
menyediakannya.

B. ARAH MANAJEMEN PUBLIK


Dalam rangka meningkatkan kinerja sector public. Public management
diarahkan kegiatannya pada:
1. Melakukan restrukturisasi sector public lewat proses privatisasi.
2. Melakukan restrukturisasi dan merampingkan struktur dinas sipil
dipusat.
3. Memperkenalkan nila-nilai persaingan khususnya lewat pasar
internal dan mengkontrakkan pelayanan public kepaa pihak swasta
an intervensi oleh pemerintah.
4. Meingkatkan efesiensi lewat pemeriksaan dan mengukuran knerja.

C. TUJUAN MANAJEMEN PUBLIK.


Tujuan manajemen public adalah :
1. Menurut Riney (1990): “public management aims to acheve sklills
and improve sklills and improve accountability”. Manajemen public
itu ditujukan untuk meningkatkan tercapainya tujuan sektor public
(lebih efektif dan efesien), pegawainya lebih berkeahlian dan lebih
mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya.

D. FUNGSI MANAJEMENSEKTOR PUBLIK


Dalam mejalankan suatu organisasi apa pun bentuknya, sudah tentu
seorang pemmpin harus memiliki dan memahami, kaidah-kaidah,
prinsip-prinsipdan konsep-konsep tentang manajemen, dengan
demikian diharapkan mampu menjalankan fungis-fungsi manajemen.
Manajemen dapat berjalan dalam melaksanakan
kegiatannya,bilamana unsur-unsur dan fungsi-fungsi dari manajemen
tersebut dapat beregrak sesuai dengan alurnya.
Secara umum fungsi manajemen terbagi menjadi 4 macam, yaitu :
1. Fungsi perencanaan (planning)
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dimana
kegiatan tersebut menjadi dari pemerintahan dengan suatu
rencana ataupun sebagai acuan agar bias meraih tujuan yang telah
ditentukan pemerintahan sebelumnya. Fungsi perencanaan identic
dengan penyusunan strategi, kebijaksanaan, proyek, program,
prosedur, metode, system, aggaran dan standar / arah yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi pengorganisasian (organizing)
Setelah para pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dan penyusunan
rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka
mereka perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi
yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara
sukses.
3. Fungsi peregrakan (Actuating)
Actuating adalah tidnakan-tindakan yang menyebabkan suatu
organisasi menjadi berjalan. George R.Terry memberikan definisi
actuating adalah “tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggta kelompok berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar
sesuai dengan yang disepakati sebelumnya”. Actuating adalah
bagian yang penting dalam proses manajemen yang dimana
actuating mempunyai ini mempunyai ciri khusus yaitu
berhubungan dengan orang-orang. Berhasil tidaknya actuating
tergantung kepada masalah “pemberian motif” (motivating) kepada
para anggota organiasasi,bahkan adapula yang menanggapi
masalah pegerakan organisasi adalah motivating belakan.
4. Fungsi pengawasan (controlling)
Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi
pengawasan (controlling. Proses pengawasan atau yang disebut
pengawasan dan pengendalian yang dilakukan untuk memastikan
bahwa seluruh rangkaian yang telah direncanakan, dilaksanakan
dengan secara terorganiasasi dpat berjalan dengan lancar. Fungsi
pengendalian lebih focus pada evaluasi dan penilaian ataskinerja
yang selama ini telah dilakukan dan berjalan. Fungsi pengendalian
akan melihat apakah terdapat suatu hambatan atau tidak dalam
proses mencapai tujuan organisasi.

BAB V
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK DAN NON SEKTOR PUBLIK

A. ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Organisasi sektor public merupakan bagian dari system
perekonomian Negara yang bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Institusi pemerintahan, partai politik,
sekolah, rumah sakit, merupkan sektor public.
1. PENGERTIAN ORGANISASI PUBLIK
Dalam literature manajemen public, pergetian organisasi
pubik bermula dari konsep “barang public” (public goods),
yaitu adanya produk-produk tertentu berupa barang atau
jasa yang tidak dapat dipenuhi dengan mekanisme pasar
yang dilakukan individu-individu (samuelso,1945). Konsep
ini menunjukkan adanya produk-produk yang bersikap
kolektif dan harus di upayakan secara kolektif pula.
Sektor public seringkali dipahami sebagai segala sesuatu
yang berhubungan dengan kepentingan umum dan
penyediaan barang atau jasa kepada public yang dibayar
melalui pajak atau pendapatan Negara lain yang diatur
dengan hukum. Di setiap Negara, cakupan organisasi sektor
public sering tidak sama. Tidak ada definisi yang yang
secara komprehensif dan lengkap bias digunakan untuk
semua system pemerintahan.
Menurut fahmi (2013:1) organiasai public merupakan
sebuah waah yang memiliki multi peran dan didirikan
dengan tujuan mampu memberikan serta mewujudkan
keinginan berbagi pihak, dan tidak terkecualikan kepuasan
bagi pemiliknya. Sedangkan menurut Stephen P Robbins
dalam fahmi (2013:2) organisasi public merupkan kestuan
social yang di koordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja
sama atas dasar relative terus menerus untuk mencapi
tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dari konsepsi-konsepsi yang telah disebutkan tersebut,
maka dapatlah dipahami bahwa organisasi sektor public
adalah pemerintahan dan unit-unit organisasinya, yaitu unit-
unit yang dikelola pemerintah dan berkaitan dengan hajat
hidup orang banyak atau pelayanan masyarakat, seperti
kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
JENIS JENIS ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Organisasi
sektor publik sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Organisasi sektor publik dibagi menjadi dua, yaitu organisasi
pemerintah dan organisasi non profit. Organisasi pemerintah
merupakan organisasi sektor publik yang dibentuk dengan
tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat /
pelayanan publik. Sedang organisasi non profit merupakan
suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang
memilikitujuan tertentu dan bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka
lakukan tidak berprientasi pada pemupukan laba atau
kekayaan semata (Pahal Nainggolan, 2005). Organisasi
Pemerintah dibagi dua, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah (termasuk Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota
/ Kabupaten). Organisasi Non Profit sendiri juga dibagi dua,
yaitu Organisasi Non Profit Milik Pemerintah dan Organisasi
Non Profit Milik Swasta. Organisasi Non Profit milik
Pemerintah merupakan bagian organisasi sektor publik yang
bentuknya bukan instansi pemerintah, tetapi dimiliki
pemerintah, misalnya Universitas Airlangga, RSUD Dr.
Soetomo, Palang Merah Indonesia (PMI) dan lain-lain.
Organisasi Non Profit merupakan bagian organisasi sektor
publik yang dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta, misalnya
Universitas Surabaya, Panti Asuhan Nurul Hayat, Rumah
Sakit Islam dan lain-lain. CIRI-CIRI ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK Ciri-ciri organisasi pemerintah antara lain : 1.
Pemerintah tidak perlu menyusun Laporan Laba Rugi
karena tujuan utama pemerintah adalah melayani
masyarakat bukan mencari laba. 2. Pemerintah tidak perlu
mencatat kepemilikan modal karena pemerintah tidak dimiliki
secara pribadi / golongan. 3. Bentuk pertanggungjawaban
keuangan pemerintah berbeda antar suatu Negara dengan
Negara karena sistem akuntansi pemerintah suatu Negara
dipengaruhi oleh sistem pemerintahan Negara
bersangkutan. Sedangkan ciri-ciri organisasi non profit
antara lain :
1. Sumber daya entitas berasal dari penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
2. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan
memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba,
maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti organisasi sektor swasta,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi non profit
tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau
pembubaran entitas.

Anda mungkin juga menyukai