Anda di halaman 1dari 3

Administrasi Publik

Pengertian tentang administrsi publik adalah yang melaksanakan pembangunan dan


mengurusi atau memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat. Banyak para ahli
yang memberikan definisi pada administrasi publik, diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut John M. Pfiffner dan Robert V. Presthus adalah administrasi publik dapat
didefinisikan koordinasi usaha-usaha perorangan dan kelompok untuk melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah.
2. Menurut Prajudi Atmosudirdjo adalah administrasi publik merupakan administrasi
dari negara sebagai organisasi, dan administrasi yang mengejar tercapainya tujuan-
tujuan yang bersifat kenegaraan.
3. Menurut Dwigt Waldo adalah administrasi publik merupakan manajemen dan
organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah.

Administrasi publik dianggap sebagai organisasi dan administrasi dari unit-unit organisasi
yang mengejar tercapainya tujuan-tujuan kenegaraan. Administrasi publik harus member
kontribusi untuk membangun sebuah kebersamaan, membagi gagasan dari kepentingan
publik, tujuannya adalah tidak untuk menemukan pemecahan yang cepat dikendalikan oleh
pilihanpilihan individu, dan sebagai kreasi dari pembagian kepentingan dan tanggungjawab.
Oleh karena itu kegiatan tatausaha merupakan pengelolaan data dan informasi yang keluar
dari dan masuk ke organisasi, maka keseluruhan rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut terdiri
atas penerimaan, pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, penyimpanan, pengetikan,
penggandaan, pengiriman informasi dan data secara tertulis yang diperlukan oleh organisasi.

Untuk dapat mewujudkan good governance diperlukan adanya upaya pengembangan kualitas
sumberdaya manusia pada suatu organisasi publik, dengan menanamkan nilai-nilai etika
dalam penyelenggaraan administrasi publik. Dalam penyelenggaraannya, organisasi publik
merupakan pihak yang berhadapan langsung dengan masyarakat, oleh karena itu para
administrator publik yang ada diharapkan memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan
nilai-nilai etika yang baik. Etika merupakan salah satu unsur penting yang menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan penyelenggaraan kegiatan dalam administrasi publik
sehingga dapat mendukung terwujudnya pencapaian good governance.

Berbagai permasalahan yang muncul dalam proses pencapaian good governance


menunjukkan bahwa proses pelaksaan administrasi publik mengalami kemunduran etika
sehingga dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya kasus korupsi,
kolusi, nepotisme, penyalahgunaan wewenang dan lain sebagainya hal tersebut terjadi akibat
dari kurang diperhatikannya nilai-nilai etika oleh para aparatur dalam menjalankan tugasnya.
Oleh karena itu perlu adanya perningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai dengan
adanya pebaikan-perbaikan perilaku aparatur dan menanamkan nilai-nilai etika di dalamnya.
Hal ini penting untuk dilakukan dalam penyelenggaran pemerintah dalam mewujudkan good
governance sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.

New Public Management

Gagasan New Public Management (NPM) pada dasarnya ingin membebaskan para manajer
publik dari kekangan aturan-aturan birokratik dan kontrol administrasi sehingga dapat m
menjalankan tugas dengan leluasa. Dengan cara demikian maka manajer publik dapat
memanfaatkan seluruh potensi dan kompetensi yang dimiliki guna menghasilkan secara
maksimal produk, baik barang maupun jasa untuk layanan publik. Dalam perkembangannya,
NPM dianggap sebagai liberation, yaitu upaya pembebasan manajemen publik dari
kungkungan konservativisme administrasi klasik dengan memasukkan prinsip-prinsip sektor
privat ke dalam sektor publik. Lebih menarik lagi, bahwa NPM dilihat sebagai kumpulan ide-
ide dan praktik yang berupaya menggunakan pendekatan sektor swasta dan bisnis ke dalam
sektor publik. Oleh karena itu, pemerintahan yang mengimplementasikan pemikiran NPM ini
sangat berorientasi pada jiwa dan semangat kewirausahaan, maka manajemen publik baru di
tubuh pemerintah dapat disebut sebagai manajemen kewirausahaan. Dampak dari
pelaksanaan model NPM ini mulai terasa tidak saja di negara maju, tetapi juga di negara-
negara sedang berkembang seperti penerapan 5 (lima) prinsip inti, yaitu:

1. sistem desentralisasi
2. privatisasi
3. downsizing
4. debirokratisasi
5. manajerialisme.

Keberhasilan NPM di negara-negara maju, mengakibatkan terjadinya promosi secara terus-


menerus doktrin-doktrin NPM di negara-negara berkembang. Doktrin privatisasi,
mengalihkan bentuk pelayanan yang selama ini ditangani oleh pemerintah dipindahkan ke
tangan agen-agen swasta. Doktrin debirokratisasi, diyakini memiliki keunggulan karena lebih
menjanjikan peningkatan kinerja dibandingkan dengan doktrin administrasi publik klasik.
Beberapa pihak berpendapat bahwa NPM tidak tepat diterapkan untuk negara-negara
berkembang, karena dalam implementasinya mereka mengalami kesulitan, akibat adanya
kecenderungan birokrasi yang masih sulit dihilangkan.

Sumber Referensi :

Andrisani, P.J., Hakim, S. And Savas, E.S., 2002. The New Public Management : Lessons
From Innovating Governors And Mayors, Kluwer, Massachusetts.

Thoha, Miftah, 2008, Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta. Kencana.

Anindita, Dino Yudha, 2009, Penerapan New Public Management di Indonesia, STAN.

Yogi Suprayogi Sugandi. 2011. Administrasi Publik Konsep dan Perkembangan Ilmu di
Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai