LEGITIMASI Kebijakan
Menyeleksi proposal, membangun dukungan politik, mensahkannya menjadi UU. ( ada Tanda tangan
pejabat yang
mengesahkan dan stempel dari institusi yang berwenangMelalui birokrasi yang teratur,
pengeluaran publik dan kegiatan badan legislatif.
IMPLEMENTASI Kebijakan
Mengorganisir birokrasi, menyediakan belanjaatau pelayanan publik, memungut pajak dan kegiatan –
kegiatan laindari badan legislative
Evaluasi merupakann tahap akhir di dalam proses kebijakan. Lester dan Stewart (2000) menyatakan
evaluasi kebijakan pada hakekatnya mempelajari konsekuensi-konsekuensi kebijakan publik. Evaluasi
kebijakan sebagai suatu aktivitas fungsional telah dilakukan sejak lama, sejak kebijakan publik mulai
dikenal. Anderson (1979), berpendapat bahwa evaluasi kebijakan memusatkan perhatiannya pada
estimasi, penilaian, dan taksiran terhadap implementasi (proses), dan akibatakibat (dampak) kebijakan.
Sebagai aktivitas fungsional, evaluasi kebijakan dilakukan dalam keseluruhan tahap-tahap bukan hanya
pada tahap akhir saja. Evaluasi dampak kebijakan merupakann salah satu hal yang bisa dilakukan seorang
evaluator di dalam evaluasi kebijakan. Evaluasi dampak lebih berfokus pada output dan dampaknya
dibandingkan pada prosesnya. Dampak adalah perubahan kondisi baik fisik maupun sosial sebagi akibat
dari output kebijakan. Akibat yang dimaksud adalah baik akibat yang mampu menimbulkan pola perilaku
baru kelompok sasaran (impacts) maupun akibat yang tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada
kelompok sasaran (effects).
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin, mempunyai awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan sifat
yang dimiliki oleh pemimpin itu. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau
mengatur, menuntun, dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Menurut Dubin dalam Fieldler dan
Chemers (1974), kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan pembuat keputusan.
Dalam kerangka manajemen sebagai suatu proses, ada empat macam peranan penting bagi para
pemimpin.
a. Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, di samping
fungsi planning, organizing, dan controlling.
b. Di dalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen, pemimpin (leader) harus selalu mampu
memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada bawahan.
c. Selaku seorang pemimpin, tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerja sama
dengan bawahan.
d. Sebagai seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya (proper
atmosphere), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan sehingga para bawahan dapat bekerja
dengan sebaik-baiknya.
Kekuasaan
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin.
Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah pengaruh dan otoritas.
Berbagai sumber dan jenis kekuasaan dari beberapa teoritikus seperti French dan Raven, Amitai
Etzioni, Kenneth W. Thomas, Organ dan Bateman, dan Stepen P Robbins telah dikemukakan dalam
kegiatan belajar ini.
Kekuasaan merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah dan tindakan-
tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah dikemukakan social exchange theory, strategic
contingency theory dan proses-proses politis sebagai usaha untuk mempertahankan, melindungi dan me-
ningkatkan kekuasaan.
Dalam kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu agar efektif.
Keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara penggunaan kekuasaan. Pemimpin yang efektif
kemungkinan akan menggunakan kekuasaan dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan
status dan menghindari ancaman- ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah
sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif
tidak hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang
timbal balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Para teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang berbeda-beda seperti
persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran, tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi,
koalisi, dan taktik mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang
pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada beberapa aspek situasi tertentu.
Pada umumnya, para pemimpin lebih sering menggunakan taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial
dapat diterima, feasible, memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan tidak
membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
Konflik
Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana sebuah usaha dibuat dengan sengaja
oleh seseorang atau suatu unit untuk menghalangi pihak lain yang menghasilkan kegagalan pencapaian
tujuan pihak lain atau meneruskan kepentingannya.
Ada beberapa pandangan tentang konflik yaitu pandangan tradisional, netral dan interaksionis.
Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik itu negatif, pandangan netral menganggap bahwa
konflik adalah ciri hakiki tingkah laku manusia yang dinamis, sedangkan interaksionis mendorong
terjadinya konflik.
Untuk mengurangi, memecahkan dan menstimulasi konflik ada beberapa pendekatan atau strategi
yang dapat ditempuh sebagaimana disarankan oleh beberapa teoretikus.
Efektivitas masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh komitmen dari para
pengikut antara lain tergantung pada keterampilan pemimpin, jenis permintaan serta position dan personal
power pemimpin tersebut.
Kepemimpinan Pemerintahan
Teknik yang diterapkan untuk terwujudnya kepemimpinan pemerintahan yang baik adalah dengan
berpedoman pada falsafah pancasila dan memberi contoh teladan yang baik adalah merupakan cara yang
sangat ampuh di masyarakat. Sudah Sepatutnya menjadi tanggungjawab kita semua untuk
mempersiapkan generasi penerus yang mempunyai karakter serta nilai-nilai dasar Pancasila dibarengi
dengan dasar agama yang kuat. Kepemimpinan Pemerintahan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam pelaksanaan kebijakankebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan negara dan
citacita nasional.
Siagian (1995) menjabarkan tipe-tipe intervensi dalam rangka perubahan organisasi yang dapat dilakukan
oleh konsultan, yaitu sebagai berikut :
1. Kejelasan
2. Simpulan
3. Sintesis
4. Generalisasi
5. Mendalami
6. Bertanya
7. Mendengarkan
8. Merefleksikan perasaan
9. Memberikan dukungan
10. Konseling
11. Umpan balik
12. Pembuatan model
13. Penentuan agenda
14. Saran perubahan
D. Tiga pendekatan dasar
Tigas pendekatan dalam proses intervensi tersebut yaitu pendekatan yang bersifat teknikal, dan
pendekatan yang bersifat perilaku atau yang berfokus pada aspek manusia.
1. Intervensi struktural
Organisasi yg melakukan perubahan dengan menggunakan bentuk intervensi struktural bertujuan agar
perubahan organisasi yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Intervensi teknikal
Intervensi teknikan dilakukan dalam rangka melakukan perubahan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh
pegawai
3. Intervensi perilaku
Dalam pengembangan organisasi berbagai bentuk intervensi yang memiliki fokus atau objek manusia
dilakukan dalam rangka mengubah sikap,
Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya
juga bisa menjadi patokan HRD dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan.
Misalnya saja Jika A pandai dalam pemasaran tetapi tidak dengan penjualan, sedangkan B sebaliknya,
pandai dalam penjualan tetapi tidak dengan pemasaran, kerja sama adalah cara paling efisien untuk
mencapai tujuan tunggal. Setiap kekuatan berguna dalam sistem organisasi.
Konsep kekuasaan Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu
untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada
penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara
sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa
melakukan persaingan dengan orang lain. Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah
karakteristik.
KEBIJAKAN PUBLIK
IDENTIFIKASI masalah kebijakan
Identifikasi masalah Kebijakan melalui tuntutan tindakan pemerintah:
AGENDA SETTING
Memfokuskan perhatian media massa atau pejabat publik ( pemerintah ) pada masalah – masalah
publik .
tertentu untuk memutuskan apa yang diputuskan.Efek media :
1. identifikasi isu dan agenda setting untuk pengambil kebijakan
2. mempengaruhi sikap dan nilai ke arah isukebijakan
3. mengubah perilaku voter dan pengambilkeputusan.
FORMULASI Kebijakan
Merumuskan tujuan kebijakan untuk menyelesaikan masalah, melalui inisiasi dan perkembangannya
dengan bagianperencanaan kebijakan, kepentingan kelompok, birkorasi pemerintah, presiden dan
kongres. Rincian proposalkebijakan biasanya diformulasikan oleh staff yangdipandu oleh atasannya.
LEGITIMASI Kebijakan
Menyeleksi proposal, membangun dukungan politik, mensahkannya menjadi UU. ( ada Tanda tangan
pejabat yang
mengesahkan dan stempel dari institusi yang berwenangMelalui birokrasi yang teratur, pengeluaran
publik dan kegiatan badan legislatif.
IMPLEMENTASI Kebijakan
Mengorganisir birokrasi, menyediakan belanjaatau pelayanan publik, memungut pajak dan kegiatan –
kegiatan laindari badan legislative
Mengevaluasi Hasil dan Dampak Kebijakan
Evaluasi merupakann tahap akhir di dalam proses kebijakan. Lester dan Stewart (2000) menyatakan
evaluasi kebijakan pada hakekatnya mempelajari konsekuensi-konsekuensi kebijakan publik. Evaluasi
kebijakan sebagai suatu aktivitas fungsional telah dilakukan sejak lama, sejak kebijakan publik mulai
dikenal. Anderson (1979), berpendapat bahwa evaluasi kebijakan memusatkan perhatiannya pada
estimasi, penilaian, dan taksiran terhadap implementasi (proses), dan akibatakibat (dampak) kebijakan.
Sebagai aktivitas fungsional, evaluasi kebijakan dilakukan dalam keseluruhan tahap-tahap bukan hanya
pada tahap akhir saja. Evaluasi dampak kebijakan merupakann salah satu hal yang bisa dilakukan seorang
evaluator di dalam evaluasi kebijakan. Evaluasi dampak lebih berfokus pada output dan dampaknya
dibandingkan pada prosesnya. Dampak adalah perubahan kondisi baik fisik maupun sosial sebagi akibat
dari output kebijakan. Akibat yang dimaksud adalah baik akibat yang mampu menimbulkan pola perilaku
baru kelompok sasaran (impacts) maupun akibat yang tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada
kelompok sasaran (effects).
PENGEMBANGAN ORGANISASI
DIAGNOSIS ORGANISASI
Pendekatan dalam diagnosis
Untuk memudahkan kegiatan diagnosis akan sangat bermanfaat apabila dipergunakan suatu pendekatan
berupa model. Model tersebut nantinya akan menggambarkan keadaan, gejala ataupun persoalan dan
usaha pemecahannya. Dalam suatu model biasanya terkandung :
1. Unsur-unsur penting dari suatu fenomena, seperti seseorang kelompok atau organisasi.
2. Struktur, hubungan, dan interaksi antara unsur-unsur tersebut.
3. Proses-proses utama yang terjadi .
Proses diagnosis
Segala informasi yang diperoleh dalm proses diagnosis harus diolah terlebih dahulu melalui
analisis data. Kegiatan penganalisisan data ini akan melibatkan konsultan dan klien secara bersama-sama.
Analisis terhadap data akan menghasilkan identifikasi terhadap permasalahan, dan temuan terhadap
hubungan kausal yg bersifat kritis.
Langkah-langkah dalam melakukan diagnosis adalah:
1. Mengidentifikasi wilayah permasalahan tentatif
2. Pengumpulan data
Berikut ini adalah cara dan tehnik pengumpulan data.
a. Menentukan sasaran
b. Menyeleksi variabel sentral
c. Menyeleksi teknik pengumpulan data
d. Evaluasi efektifitas pengumpulan data
Biasanya program perubahan yang tidak efektif demkian adalah hasil dari diagnosis yang tidak tepat.
Oleh karena itu seorang konsultan di dalam melakukan suatu diagnosis harus memperhatikan rambu-
rambu sebagai berikut :
1. Masalah kerahasiaan
2. Diagnosis yang berlebihan
3. Diagnosis krisis
4. Diagnosis yang mengancam
5. Kebiasaan konsultan
6. Diagnosis gejala
INTERVENSI ORGANISASI
Terdapat suatu instansi pemerintah atau perusahaan swasta yang memberikan penataran atau
pelatihan kepada para pegawainya. Apabila setelah manajemen melakukan pengamatan dan penelitian
kondisi organisasi tersebut, kemudian membuat suatu kesimpulan dimana pelatih sebagai cara pemecahan
yang terbaik bagi masalah organisasi pada saat itu maka usaha yang dilakukan tersebut baik berupa
pelatihan atau penataran dapat digolongkan dalam salah satu hasil intervensi yang dilakukan oleh PO.
A. Pengertian Intervensi
Jika kita mendengar kata intervensi maka yang mungkin terlintas pada pikiran kita adalah adanya
suatu tindakan yang sudah direncanakan dengan baik dan matang setelah diketahui terlebih
dahulu apa dan bagaimana objek yang akan di intervensi tersebut sehingga diharapkan intervensi
dapat berhasil sesuai dengan harapan.
B. Rencana Intervensi
Menurut Miftah Thoha (1997) yang perlu mendapat perhatian dalam merencanakan kegiatan
intervensi adalah berikut ini.
1. Kesiapan klien untuk melakukan perubahan
2. Kepastian bahwa perubahan tersebut masih dalam batas kekuasaan dan wewenangan
organisasi
3. Kesiapan sumber-sumber internal untuk membantu mengatur, memonitor, dan memelihara
proses perubahan.
C. Tipe-tipe intervensi
Siagian (1995) menjabarkan tipe-tipe intervensi dalam rangka perubahan organisasi yang dapat
dilakukan oleh konsultan, yaitu sebagai berikut :
1. Kejelasan
2. Simpulan
3. Sintesis
4. Generalisasi
5. Mendalami
6. Bertanya
7. Mendengarkan
8. Merefleksikan perasaan
9. Memberikan dukungan
10. Konseling
11. Umpan balik
12. Pembuatan model
13. Penentuan agenda
14. Saran perubahan
D. Tiga pendekatan dasar
Tigas pendekatan dalam proses intervensi tersebut yaitu pendekatan yang bersifat teknikal, dan
pendekatan yang bersifat perilaku atau yang berfokus pada aspek manusia.
1. Intervensi struktural
Organisasi yg melakukan perubahan dengan menggunakan bentuk intervensi struktural
bertujuan agar perubahan organisasi yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan
berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Intervensi teknikal
Intervensi teknikan dilakukan dalam rangka melakukan perubahan pada tugas-tugas yang
dilakukan oleh pegawai
3. Intervensi perilaku
Dalam pengembangan organisasi berbagai bentuk intervensi yang memiliki fokus atau objek
manusia dilakukan dalam rangka mengubah sikap, motivasi maupun perilaku para anggota
organisasi.
E. Kategori intervensi
Dalam kegiatan pengembangan organisasi telah banyak dikembangkan model-model intervensi
yang beraneka macam bentuknya Huse ( dalam thoha, 1995) mengelompokkan intervensi PO
atau sebuah kategori sebagai berikut :
1. Konsultan perorangan
2. Latihan kelompok tak tersusun ( unstructured group training )
3. Latihan kelompok tersususn
4. Proses konsultasi
5. Survei pengembangan yang terpimpin
6. Penyusunan kembali pekerjaan
7. Sistem kepegawaian
8. Sistem informasi untuk menejemen dan pengawasan keuangan
9. Penyususn organisasi
10. Pendekatan yang terpadu
INTERVENSI TIM
A. Pembinaan Tim ( Team building )
Pembinaan merupakan suatu proses dengan para anggota kelompok kerja sebuah tim
melaksanakan diagnosis tentang bagaimana mereka bekerja sama dan bagaimana mereka
penyusun rencana guna memperbaiki efektifitas mereka.
Tujuan pembinaan tim adalah dapat menciptakan tingkat dan intensitas interaksi yang tinggi
diantara para anggota kelompok yg diikuti dengan terjaga nya suasana saling mempercayai dan
sifat saling terbuka.
B. Pengembangan hubungan antara kelompok
C. Pertemuan konfprontasi organisasi
Pertemuan konfprontasi merupakan salah satu teknik dalam pengembangan-pengembangan
keorganisasian yang menggabungkan dan menyatukan seluruh manejer dalam organisasi dengan
tujuan membahas masalah keefektifan tujuan organisasi yang telah direncanakan.
D. Pencerminan organisasi
Struktur Organisasi
Teknologi
Organisasi, Kekuasaan, dan Konflik
Organisasi Yang Belajar
Struktur Organisasi
Konsep dasar dalam mendesain organisasi adalah:
pertama, menciptakan keseimbangan antara diferensiasi dan integrasi.
Kedua, menyeimbangkan sentralisasi dan desentralisasi.
Ketiga, menyeimbangkan antara standardisasi dan mutual adjustment.
Keempat, mengoordinasikan organisasi formal dan organisasi informal.
Kelima, memilih antara struktur organis dan mekanis.
Proses diferensiasi merupakan proses pembagian pekerjaan di dalam organisasi sehingga organisasi
terbagi-bagi menjadi bagian-bagian fungsional yang lebih kecil. Menyeimbangkan proses diferensiasi
dengan integrasi bertujuan untuk memperoleh struktur organisasi yang memungkinkan dilakukannya
koordinasi dengan baik.
Formalisasi yang ketat sebaiknya diterapkan dalam unit-unit yang memiliki pekerjaan yang selalu
berulang. Struktur organisasi yang tidak mampu mewadahi seluruh kepentingan anggota organisasi akan
menyebabkan mendorong timbulnya organisasi informal.
Struktur geografis didesain dengan membagi divisi berdasarkan wilayah beroperasinya. Keaneka ragaman
pasar mendorong organisasi mengubah strukturnya menjadi divisional. Dalam struktur divisi produk,
desain struktur divisi adalah desain fungsional.
Teknologi
Teknologi adalah komponen yang penting dalam organisasi. Teknologi dipandang sebagai seni dan ilmu
yang dipergunakan untuk memproses/ memproduksi input dan mendistribusikan outputnya. Teknologi
akan memengaruhi struktur organisasi, desain, strategi, budaya, ukuran organisasi.
Setiap organisasi pasti memiliki budaya organisasi sendiri. Budaya organisasi mengacu kepada nilai-nilai
umum, kepercayaan, norma dan perilaku yang ditunjukkan oleh para anggota organisasi. Budaya
organisasi juga meliputi simbol-simbol yang muncul dalam bentuk logo, seragam, upacara-upacara,
desain gedung. Budaya organisasi penting dalam bahasan teori organisasi karena budaya organisasi
memengaruhi semua aspek operasional organisasi seperti bagaimana tujuan dirumuskan, bagaimana
pekerjaan dibentuk, bagaimana hubungan personal, dan bagaimana perilaku budaya kerja organisasi.
Untuk melengkapi bahasan tentang teori organisasi maka bahasan tentang kekuasaan dan wewenang
penting untuk dikaji. Untuk mengetahui pekerjaan sebuah organisasi maka kajian atas kekuasaan dan
wewenang adalah sangat penting untuk dilakukan. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk
memengaruhi orang lain, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang diakui secara resmi dalam
organisasi. Dengan demikian, di dalam organisasi terlibat unsur politik yang muncul dalam bentuk
bagaimana para anggota organisasi mengejar, mengembangkan dan menggunakan kekuasaan. Faktor
politis lainnya dalam organisasi adalah konflik dan tawar-menawar dalam organisasi. Anda telah
mengetahui bahwa paling tidak, ada sepuluh komponen dasar pembentuk organisasi. Kesepuluh
komponen dasar tersebut selanjutnya akan dibahas lebih jauh dalam modul berikutnya.
KEPEMIMPINAN
Peran Pemimpin
3. Peran Pembangkit Semangat. Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan
dukungan, bisa dilakukan melalui kata-kata, baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimat-
kalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana
kerja, penambahan staf yang berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemim in. Kekuasaan sering
kali dipergunakan silih berganti dengan Istilah pengaruh dan otoritas. Dalam kaitan dengan kekuasaan,
para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu agar efektif. Keberhasilan pemimpin sangat tergantung
pada cara penggunaan kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan
dengan cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari ancamanancaman
terhadap rasa harga diri para pengikut.
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah sikap,
perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak
hanya cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal
balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan
digunakan oleh seorang pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada
beberapa aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih sering menggunakan taktik-taktik
mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima, fleksible, memungkinkan akan efektif untuk suatu
sasaran.
Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana sebuah usaha dibuat dengan sengaja oleh
seseorang atau suatu unit untuk menghalangi pihak lain yang menghasilkan kegagalan pencapaian tujuan
pihak lain atau meneruskan kepentingannya.
Untuk mengurangi, memecahkan, dan menstimulasi konflik ada beberapa pendekatan atau strategi yang
dapat ditempuh sebagaimana
disarankan oleh beberapa teoretikus.
Kepemimpinan Pemerintahan
Pemimpin dalam birokrasi pemerintahan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pemimpin
politik dan pemimpin profesional. Pada zaman modern sekarang, pemimpin birokrasi pemerintahan harus
memiliki kemampuan memberi respons terhadap berbagai perubahan yang berlangsung dalam masyarakat
dan memiliki perilaku yang bersifat pembaharu. Kunci kepemimpinan dalam birokrasi pemerintahan
sekarang adalah kepemimpinan yang transformasional, transaksional, resonan, dan memiliki jiwa
pelayanan kepada masyarakat serta keberanian untuk hidup berdasarkan visi yang kuat.
ETIKA JABATAN
Berdasarkan catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama tahun 2005 sebanyak 69 Kasus korupsi
dengan 239 orang terdakwa yang diperiksa dan diputus oleh pengadilan di seluruh Indonesia mulai dari
tingkat pertama (pengadilan negeri), banding (pengadilan tinggi), kasasi hingga peninjauan kembali
(MA).
Dari segi aktor, jumlah kasus yang menimpa terdakwa yang berasal dan eksekutif dan yudikatif hampir
berimbang. Selama tahun 2005, jumlah kasus yang melibatkan para terdakwa dari lingkungan eksekutif
(kepala daerah, mantan kepala daerah, dinas, sekda) adalah sebanyak 27 kasus. Para anggota atau mantan
anggota dewan (legislatif) sedikit lebih unggul, sebanyak 28 kasus korupsi yang telah diproses di
pengadilan. Sedangkan kasus korupsi yang melibatkan pihak swasta hanya sebanyak 14 kasus.
Dari 69 kasus sebanyak 27 kasus yang divonis bebas oleh pengadilan, dan hanya 42 kasus yang akhirnya
divonis bersalah. Namun, dari kasus korupsi yang akhirnya diputuskan bersalah oleh pengadilan, dapat
dikatakan belum membenikan efek jera bagi para pelaku korupsi karena hampir separuhnya (23 kasus)
diputus di bawah 2 tahun penjara.
Dari beberapa kasus korupsi yang akhirnya divonis bebas, barangkali NH bisa dikatakan “orang paling
beruntung” di tahun 2005. Dari tiga kasus korupsi (Bulog, beras ilegal, gula ilegal) yang menimpa dirinya
dan diadili di pengadilan, dua kasus akhirnya divonis bebas pada tahun 2005. Dalam kasus korupsi
penyalahgunaan dana Bulog sebesar Rp169 miliar meskipun oleh jaksa dituntut 20 tahun penjara, majelis
hakim PN Jakarta Selatan yang dipimpin oleh I Wayan Rena menjatuhkan vonis bebas. Pertimbangannya
bahwa kasus ini merupakan kasus perdata. Begitu pula terhadap kasus korupsi gula ilegal yang diadili di
PN Jakarta Utara. Dengan pertimbangan bahwa BAP NH cacat hukum, majelis hakim yang dipimpin
Hamuntal Pane menyatakan NH dinyatakan tidak bersalah. Padahal jaksa menuntut NH dinyatakan
bersalah dan dituntut selama 7 tahun penjara. Meskipun dikecam banyak pihak dan dikabarkan para
hakim dalam dua kasus NH tersebut diperiksa oleh MA, namun tidak jelas basil dan pemeriksaan
tersebut.
Harus diakui tidak semua terdakwa kasus korupsi beruntung dengan vonis bebas ataupun hanya divonis di
bawah 5 tahun penjara, namun secara umum tidak semuanya langsung di bui. Setidaknya ada tiga orang
paling tidak beruntung di tahun 2005. Mereka adalah AHW terdakwa kasus korupsi pembobolan BNI 46
Kebayoran Baru senilai Rpl,214 Triliun yang divonis seumur hidup oleh majelis hakim PN Jakarta
Selatan yang dipimpin oleh Roki Panjaitan. Walikota Blitar non-aktif IM adalah satu-satunya pejabat
negara saat ini yang dijatuhi vonis penjara paling berat. PN Blitar secara mengejutkan menjatuhkan vonis
15 tahun penjara terhadap IM yang didakwa melakukan korupsi dana APBD tahun 2002 - 2004 sebesar
Rp 97 miliar. Terakhir PN Pekanbaru telah menjatuhkan vonis 14 tahun penjara bagi NT yang didakwa
melakukan penyelewengan kredit dan Bank Mandiri sebesar Rp 35,9 miliar. Secara umum apa yang telah
ditunjukkan oleh institusi pengadilan selama tahun 2005 sangat memilukan dan jauh dari harapan semua
orang yang menghendaki para koruptor dihukum seberat-beratnya. Di saat pemerintah bersemangat dalam
memberantas korupsi, apa yang dilakukan oleh pengadilan justru sebaliknya, bersemangat membebaskan
terdakwa korupsi. Jika tidak ada sinkronisasi antara eksekutif dan yudikatif seperti ini, sampai kapan pun
usaha pemberantasan korupsi di Indonesia tetap akan berjalan di tempat bahkan bisa jadi mundur ke
belakang.
Dari kasus-kasus koruptor atau pelanggaran etika jabatan yang sudah Anda baca di atas, terlihat bahwa
penanganan oleh pihak yudikatif belum maksimal. Komitmen pemberantasan korupsi sangat lemah. Apa
sebenarnya yang menjadi kendala?
Mekanisme izin pemeriksaan terhadap pejabat negara yang sedang menghadapi masalah hukum
merupakan kendala tersendiri bagi percepatan pemberantasan korupsi. Dalam pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono proses pengurusan izin pemeriksaan boleh dibilang tidak mengalami hambatan
berarti. Ratusan orang anggota DPR/DPRD, bupati, walikota, dan gubernur sudah diterbitkan izin
pemeriksaannya.
Namun demikian, ratusan izin pemeriksaan yang telah dikeluarkan oleh Presiden Yudhoyono tidak serta-
merta membuat persoalan ini menjadi selesai. Kemauan Presiden untuk secara objektif menyetujui
pemeriksaan terhadap siapa pun pejabat negara yang diduga terlibat korupsi sangat mengesankan,
setidaknya jika dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya. Angka hingga ratusan izin
pemeriksaan pejabat yang telah ditandatangani Yudhoyono merupakan jumlah yang fantastis.
Namun, kebijakan untuk secara mudah memberikan izin pemeriksaan belum bisa dijadikan ukuran untuk
mengatakan program pemberantasan korupsi dianggap berhasil. Sebab, dalam din aturan izin pemeriksaan
terdapat diskresi bagi seorang presiden. Pasalnya, presiden memiliki hak untuk tidak atau memberikan
izin pemeriksaan bagi pejabat negara yang hendak diperiksa aparat penegak hukum. Dengan tidak
memberikan izin, presiden tidak dianggap bersalah atau tak dapat dikenai sanksi. Hanya, pada masa ini
kebetulan Presiden Yudhoyono tidak memiliki kepentingan subjektif untuk tidak memberikan persetujuan
izin pemeriksaan. Akan tetapi, hal ini tidak dapat dijamin ketika presiden sudah berganti, ketika
kekuasaan sudah mengalami rotasi.
Pendek kata, program pemberantasan korupsi sebagai bagian dari upaya untuk mendorong proses
demokratisasi masih sangat bertumpu pada kemauan politik seorang pemimpin. Selain itu, program
pemberantasan korupsi masih berada pada format politik lama yang sewaktu-waktu dapat mengancam
momentum pemberantasan korupsi, terutama jika kemauan politik pemimpin bergeser sesuai dengan
kepentingan politiknya. Tentu saja hal ini juga ikut andil mengakibatkan kinerja pemberantasan korupsi
justru berjalan di tempat bahkan mundur. Catatan Akhir Tahun Masyarakat Transparansi Internasional
(MTI) 2005 menyebutkan bahwa mantan menteri, gubernur, bupati, jenderal, pengusaha dan ketua
lembaga negara menjadi pelaku utama korupsi di Indonesia. Kinerja lembaga pemberantas korupsi,
seperti Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Tim Pemberantas Tindak Pidana Korupsi (Timtas Tipikor)
juga berjalan di tempat karena birokrasi yang masih mendewakan ketertutupan atas nama rahasia negara.
A. TRANSPARANSI
Penerapan asas transparansi tersebut dilaksanakan melalui penyebar luasan informasi kepada masyarakat
melalui berbagai media baik secara aktif maupun pasif serta disediakan setiap saat atau disampaikan
segera. Penyelenggaraan transparansi dan kebebasan memperoleh informasi harus diarahkan guna
mendorong partisipasi akiif masyarakat baik terhadap proses pengambilan kebijakan maupun terhadap
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bermuara kepada percepatan
pembangunan. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, setiap daerah kabupaten, kota, dan provinsi
perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan masing-masing.
LKPN adalah salah satu di antara langkah-langkah permulaan penting yang harus dilakukan dalam
mencegah, mengurangi dan akhirnya memerangi KKN. Pelaporan dan Pemeriksaan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara merupakan upaya pencegahan terjadinya praktik korupsi yang diatur dalam
Undang-undang No. 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme dan juga Undangu ndang No. 30 Tahun 2002, tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
C. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen. Pengawasan harus dilakukan untuk menjaga agar
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan.
Melalui pengawasan dapat dilakukan penilaian apakah suatu entitas telah melaksanakan kegiatan sesuai
dengan tugas dan fungsinya secara hemat, efisien, dan efektif, serta sesuai dengan rencana, kebijakan
yang telah ditetapkan, dan ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, melalui pengawasan dapat
diperoleh informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Informasi
tersebut dapat digunakan untuk penyempurnaan kegiatan dan pengambilan keputusan oleh pimpinan.
Ada tiga jenis perubahan yaitu perubahan rutin, perubahan pengembangan, dan inovasi. Mengelola
perubahan adalah hal yang sulit. Ukuran kapasitas kepemimpinan seseorang salah satu diantaranya adalah
kemampuannya dalam mengelola perubahan. Kemampuan ini penting sebab pada masa kini pemimpin,
akan selalu dihadapkan pada perubahan-perubahan, sehingga pemimpin dituntut untuk mampu
menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pemimpin yang kuat bahkan mampu mempelopori
perubahan lingkungan. Ada empat tahap yang harus dilakukan agar pemimpin dapat mengelola perubahan
lingkungan. Tahap-tahap tersebut adalah pertama, mengidentifikasi perubahan; Kedua, Menilai posisi
organisasi; Ketiga, Merencanakan dan melaksanakan perubahan; dan Keempat, Melakukan evaluasi.
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka keempat langkah tersebut perlu dilakukan secara
berurutan dan berkesinambungan.
Tugas utama seorang pemimpin adalah mengajak orang untuk menyumbangkan bakatnya secara senang
hati dan bersemangat untuk kepentingan organisasi. Dengan demikian pemimpin atau manajer harus
mengarahkan perilaku para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Para pemimpin perlu
membentuk, mengelola, meningkatkan, dan mengubah budaya kerja organisasi. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, manajer perlu menggunakan kemampuannya dalam membaca kondisi lingkungan
organisasi, menetapkan strategi organisasi, memilih teknologi yang tepat, menetapkan struktur organisasi
yang sesuai, sistem imbalan dan hukuman, sistem pengelolaan sumberdaya manusia, sistem dan prosedur
kerja, dan komunikasi serta motivasi.
Salah satu cara mengembangkan budaya adalah dengan menetapkan visi yang jelas dan langkah yang
strategis, mengembangkan alat ukur kinerja yang jelas, menindaklanjuti tujuan yang telah dicapai,
menetapkan sistem imbalan yang adil, menciptakan iklim kerja yang lebih terbuka dan transparan,
mengurangi permainan politik dalam organisasi, dan mengembangkan semangat kerja tim melalui
pengembangan nilai-nilai inti.
Inovasi berbeda dengan kreativitas. Kreativitas lebih berfokus pada penciptaan ide sedangkan inovasi
berfokus pada bagaimana mewujudkan ide. Karena inovasi adalah proses mewujudkan ide, maka
diperlukan dukungan dari faktor-faktor organisasional dan leaderships.
Dalam membahas inovasi paling tidak ada duabelas tema umum yang berkaitan dengan pembahasan
tentang inovasi yaitu kreativitas dan inovasi, karakteristik umum orang-orang kreatif, belajar atau bakat,
motivasi, hambatan untuk kreatif dan budaya organisasi, struktur organisasi, struktur kelompok, peranan
pengetahuan, kreativitas radikal atau inkrimental, struktur dan tujuan,proses, dan penilaian. Kemampuan
organisasi dalam mengelola keduabelas tema tersebut akan menentukan keberhasilannya dalam
melakukan inovasi.
Inovasi berkaitan erat dengan proses penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan dilakukan
dengan melakukan observasi atas kejadian, mengolahnya menjadi data, lalu data dijadikan informasi, dan
informasi diberikan konteks sehingga menjadi pengetahuan. Pengetahuan inilah yang oleh pemimpin
dijadikan arah atau bekal untuk melakukan inovasi. Organisasi yang mampu secara terus menerus
melakukan penciptaan pengetahuan disebut sebagai learning organization.