Anda di halaman 1dari 34

Tanggal 22 Januari 2024

Pemateri Setiyo Iswoyo


No Hp 0852 1582 1909
Materi Konsep dasar PEDAGOGI

Fokus merupakan mau tidaknya


Pedagogi : Teori mengajar atau secara sederhana seni mengajar
Kompetensi
1. Pemahaman peserta didik
2. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
3. Evaluasi belajar
4. Pengembangan peserta didik
3 Kunci Sukses mengajar
1. Berpihak/berpusat pada murid : Tips berpihak kepada murid,
 Voice : Mendengarkan Pendapat Murid
 Choice : Meberikan pilihan kepada murid
 Ownership : Tanggung jawab dalam belajar
2. Kuasai Materi
 Pelajari terlebih dahulu
 Kolaborasi
 Susun RPP meskipun sederhana :
 Tujuan pembelajaran
 Kegiatan pembelajaran (Pendahuluan, Inti, Penutup)
 Asesmen/penilaian
Kerangka berfikir pembelajaran kereatif
I. Pendahuluan : Apresiasi
 Motivasi : Penguatan emosi positif dan karakter
 Diskusi : Tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajara
 Ciptakan kesenangan dan keasyikan (Games, Cerita, Humor)
II. Inti :
Materi Yang Esensial  Belajar berbasis  Beragam Metode
 Urgensi aktivitas  Banyak : Tanya,
 Kontinuitas  Strategi Kreatif Coba, Karya
 Relevansi
 Keterpakaian

III. Penutup :
 Feedback  PBL (STEAM)
 Refleksi  Literasi + Numerasi
 Tindak Lanjut  21st Century Skills

3. Belajar Dari Lingkungan


Identifikasi sumber-sumber belajar yang ada di sekitar sekolah/masyarakat. Ajak para
siswa belajar sesuai dengan materi. Pastikan aman, mematuhi aturan yang berlaku dan
memenuhi protocol kesehatan
 Sawah  Tempat ibadah
 Kebun  Kantor kelurahan
 Kolam Renang  Saung desa
 Peternakan  Sentra industry
 Halaman/Lapangan  Kerajinan, Dll

4. Percobaan Sederhana
Contoh
I. Perubahan wujud benda
II. Membuat minuman tradisonal berbahan empon-empon
III. Membuat bayangan benda
IV. Rambatan bunyi
V. Membuat pencampuran warna alami
VI. Berat dan gaya dengan menggunakan mainan yang ada di rumah Pertumbuhan
tanaman, dsb
Guru Kompeten
1. Attitude
2. Knowlage
Tanggal 22 Januari 2024
Pemateri Wily Ariwiguna
No Hp
Materi Kompetensi Andragogi dalam Terapan

Konsep Andragogi
adalah teori pembelajaran orang dewasa yang menekankan karakteristik dan kebutuhan unik dari
pelajar dewasa. Digagas oleh pendidik Malcolm Knowles pada 1960-an, Andragogi didasarkan
pada premis bahwa orang dewasa belajar secara berbeda dari anak-anak dan harus didekati
dengan serangkaian prinsip yang berbeda yang disesuaikan dengan atribut dan pengalaman
spesifik mereka.
Prinsip-prinsip utama Andragogi meliputi :
1. konsep diri,
2. pengalaman,
3. kesiapan untuk belajar,
4. orientasi untuk belajar,
5. motivasi
Pedagogi berfokus pada guru sebagai tokoh sentral dalam proses pembelajaran,
Andragogi memberikan penekanan yang lebih besar pada keterlibatan aktif pembelajar dan
pembelajaran mandiri.
Tanggal 23 Januari 2024
Pemateri Rahmah Zulaiha
No Hp
Materi Asesmen Kognitif dan Non Kognitif di Kelas

Asesmen & Pembelajaran


1. Rencana mengajar
2. Proses belajar mengajar
3. Asesmen (Penilaian)
4. Analisis & umpan balik
Asesmen > Informasi > Kualitas Pembelajaran > Hasil Belajar Siswa
Asesmen dapat dilakukan untuk mengetahui hasil belajar (of learning), menyusun strategi belajar
(for learning), maupun sarana belajar (as learning). Informasi yang diperoleh dari asesmen,
berupa pemetaan hal- hal yang sudah dikuasai siswa maupun belum dikuasai siswa menjadi
umpan balik berharga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan mendorong hasil
belajar siswa

Prinsip Asesmen :
1. Valid
Menilai sesuai tujuan serta menilai kompetensi yang akan dinilai
2. Reliabel/Konsisten
Siswa yang sama akan memperoleh skor yang (hampir) sama ketika ia kembali
mengerjakan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda.
3. Adil
Tidak merugikan siswa tertentu, terbuka, dan objektif
4. Fleksibel
Mengakomodir pengelolaan yang adaptif terhadap perubahan situasi
5. Memberikan umpan balik
Memberikan informasi mengenai tingkat capaian kompetensi dan aspek kompetensi yang
dapat ditingkatkan
Konsep Asesmen
Asesmen Formatif
Asesmen Terhadap Asesmen Untuk Asesmen Sebagai
Hasil Belajar BElajar Proses Belajar
Tujuan Penilaian akhir Informasi untuk Monitoring dan
terhadap sebuah membantu guru koreksi mandiri
tujuan belajar membuat tindak lanjut dalam proses belajar
Faktor Penentu Siswa lainnya Standar pihak luar Capaian pribadi atau
atau ekspetasi tertentu standar dari pihak
luar
Asesor kunci Guru Guru Siswa

ASESMEN TINGKAT KELAS


 Mengakomodir keunikan siswa
 Fleksibilitas dalam waktu dan jadwal
 Bagian erat dari pembelajaran
 Pelaporannya dapat dilakukan secara immediate
 Bermain peran, wawancara, unjuk kerja, penilaian proyek, mind mapping, kuis,
portofolio, sesi debat, menyusun jurnal/blog/vlog, menyusun lirik, bercerita
 Mind Map → Membentuk kebiasaan, pola pikir, karakter dan menjadikan sosok
pembelajar sepanjang hayat
 Salah satu tujuannya adalah assessment of learning
 Dapat dilakukan bersama oleh forum guru mata pelajaran di satuan
 pendidikan
 Keperluan pelaporan dalam format terstandar untuk dikomunikasikan ke pihak terkait
 Penilaian tertulis, penilaian lisan, penilaian kinerja, portofolio

ASESMEN HASIL BELAJAR


1. PENDIDIK
 Proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran siswa
 Dilakukan secara terencana dan sistematis
 Dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar
2. SATUAN PENDIDIKAN
 Proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran siswa
 Dilakukan secara terencana dan sistematis
 Dalam bentuk penilaian akhir

ASESMEN DIAGNOSTIK
 Asesmen Diagnostik NonKognitif
Asesmen yang bertujuan untuk mengetahui
1. Kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
2. Aktivitas siswa selama belajar dari rumah
3. Kondisi keluarga siswa
 Asesmen Diagnostik Kognitif
1. Asesmen yang memberikan informasi kepada guru mengenai kompetensi yang
sudah dikuasai ataupun belum dikuasai siswa, serta pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa sebelum memulai suatu pembelajaran.
2. Dilakukan secara berkala di setiap awal pembelajaran. Informasi hasil asesmen
tersebut berguna untuk menyusun strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan
level kompetensi setiap siswa (teaching at the right level)

PRINSIP ASESMEN DIAGNOSTIK BERKALA


a) Dilaksanakan secara rutin pada awal/akhir/waktu lain pada proses pembelajaran
b) Mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik pembelajaran
c) Melakukan tidak lanjut melalui penyesuaian materi pembelajaran dengan kemampuan
siswa

PROSES KOGNITIF NUMERASI


L1 PEMAHAMAN : Siswa memiliki kemampuan standar minimum dalam menguasai
pelajaran (Knowing).
L2 PENERAPAN : Siswa memiliki kemampuan aplikatif (Applying).
L3 PENALARAN : Siswa memiliki kemampuan bernalar (analisis, evaluasi, kreasi)
dan logika (Reasoning).

NUMERASI
Kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu
sebagai warga negara Indonesia dan dunia

LITERASI
Kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks
untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia
dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat.

PROSES KOGNITIF LITERASI


1. MENEMUKAN INFORMASI (RETRIEVE AND ACCESS)
2. MEMAHAMI (INTERPRET AND INTEGRATE)
3. MENGEVALUASI DAN MEREFLEKSI (EVALUATE AND REFLECT)
Tanggal 23 Januari 2024
Pemateri Yogi Anggrayna
No Hp
Materi Konsep Kurikulum Merdeka

Visi Pendidikan Indonesia


“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong. dan berkebinekaan global”

Profil Pancasila
1. Beriman Bertaqwa Kepada Thuan YME dan Berakhlak Mulia
2. Berbhineka Global
3. Bergotong Royong
4. Kreatif
5. Bernalar Kritis
6. Mandiri

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk


bergotong-royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
pelajar dan kondisi satuan pendidikan
 Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam
 Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar
kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
 Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran
yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan
pendidikan
 Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi
pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan
pembelajaran berkualitas
 Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka mengatur muatan dan beban belajar intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler
 Pengaturan jam pelajaran per tahun memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan dan
pendidik untuk mengembangkan dan mengorganisasikan pembelajaran sesuai konteks
 Pembelajaran karakter dan kompetensi melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) merupakan bagian dari struktur kurikulum sehingga menjadi kegiatan utama yang
diikuti seluruh pelajar
 Ekstrakurikuler tetap diselenggarakan satuan pendidikan untuk memfasilitasi minat dan
bakat pelajar sekaligus menguatkan pengembangan profil pelajar Pancasila

Struktur Kurikulum dibagi menjadi dua komponen utama, intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata
pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran.
2. Pembelajaran kokurikuler: Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan
pembelajaran khusus yang ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian elemen dan
subelemen pada dimensi profil pelajar Pancasila.

Bentuk Asesmen
1. Asesmen formatif yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
2. Asesmen Sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran.
Tanggal 23 Januari 2024
Pemateri Triska Fauziah Resmiati
No Hp
Materi Pembelajaran dan asesmen dalam kurikulum merdeka di sekolah dasar

Apa aitu Kurikulum Merdeka


Dewantara (2004) menyatakan bahwa pendidikan harus mampu mewujudkan manusia
yang merdeka, yakni manusia yang mandiri, berdiri di atas kaki sendiri, dan mampu
mengatur dirinya sendiri. Dengan demikian, guru harus memiliki sikap mandiri, mampu
menguasai diri, dan mampu mengatur diri sendiri agar dapat mewujudkan siswa yang
merdeka dan mandiri.
MERDEKA BELAJAR
Kebebasan dalam rangka upaya atau usaha untuk mencapai perubahan tingkah Laku yang
bermakna dan berkarakter dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan melalui situasi
Pembelajaran dan menjadikan murid sebagai pembelajar sepanjang hayat

Apa itu Merdeka Mengajar?


Merdeka Mengajar dapat diartikan sebagai kebebasan bagi guru untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran, tanpa adanya beban yang terlalu banyak dari
berbagai aturan yang terkadang membatasi kreativitas guru. Hal ini dilakukan dengan
memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi guru dalam menentukan pendekatan, strategi, dan
metode pembelajaran yang paling tepat untuk siswa.

Guru Merdeka
Harus mau berinovasi menemukan strategi yang tepat untuk mencapai kompetensi pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam dan situasi lokal yang khas

Syarat Pembelajaran yang memerdekakan


1. Bersedia mengenal, menerima, dan mencintai peserta didik apa adanya
2. Bersedia berpusat pada peserta didik
3. Bersedia menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
kemampuan/perkembangan peserta didik
4. Bersedia terus belajar
5. Bersedia berkolaborasi dengan sekolah, peserta didik, dan orang tua/masyarakat

Standar Kompetensi Lulusan jenjang Pendidikan Dasar


a) Persiapan Peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berkahlak mulia
b) Penumbuhan kompetensi literasi dan numerasi Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan
lebih lanjut
c) penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Hal-hal Esensial dalam Kurikulum Merdeka


1. Capaian Pembelajaran (CP) berupa paragraf yang berisi rangkaian pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai suatu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga dapat
membangun kompetensi yang utuh yang diatur pada Kepmendikbudristek No. 033 tahun
2022
2. Guru boleh memilih melaksanakan secara tematik, tematik terpadu, ataupun parsial
berbasis muatan pelajaran sesuai kebutuhan peserta didik
3. Setiap anak tidak dituntut untuk mencapai seluruh CP dalam waktu yang bersamaan,
pembelajaran dilaksanakan secara berdiferensiasi sesuai level pencapaian anak yang
beragam (TaRL)
4. Teknik penilaian beragam dan tidak berfokus pada penilaian sumatif, mengedepankan
secara berproses perkembangan
5. Pembelajaran berdiferensiasi mengakomodir teknik penilaian yang sesuai level
pencapaian anak yang beragam (TaRL)
6. Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dilakukan
minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran menggunakan rapor terpisah dengan rapor
akademik
Prinsip Pembelajaran
1. Sesual Tahapan Perkembangan
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
kemampuan peserta didik.
2. Inspiratif
Pembelajaran menyenangkan dan bermakna sehingga menimbulkan kecintaan belajar dan
membangun pembelajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan Kompetensi dan Karakter
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
secara holistik.
4. Relevan
Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks lingkungan dan budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua dan komunitas sebagal mitra
5. Berorientasi pada Masa Depan
Pembelajaran mempersiapkan kemampuan peserta didik menjalani dan menghadapi
kehidupan sesual zamannya kelak

Apa itu Asesmen dalam Kurikulum Merdeka?


I. Asesmen merupakan upaya menggali informasi mengenai kondisi, hambatan, dan
kebutuhan peserta didik melalui pengamatan dan dialog dengan peserta didik atau dengan
individu terkait lainnya (keluarga, teman, pengasuh, atau guru sebelumnya)
II. Asesmen bersifat netral dan dapat difungsikan sebagai formatif maupun sumatif
berdasarkan tujuan saat digunakan. Setiap asesmen perlu memberikan rencana tindak
lanjut terdiferensiasi yang dapat diberikan pada siswa berdasarkan rekomendasi hasil
asesmen

Bagaimana keberagaman dalam pembelajaran yang berpusat pada Peserta didik?


1. Terdiferensiasi tidak berarti merancang pembelajaran sejumlah peserta didik
2. Terdiferensiasi berarti menggunakan cara yang paling mudah dipahami oleh peserta didik
untuk mencapai Tujuan Pembelajaran
3. Untuk menentukan cara yang sesuai, pendidik dapat mengadakan pemetaan terlebih dulu
4. Terdiferensiasi berarti memberikan dukungan yang diperlukan peserta didik sesuai
kemampuannya
5. Peserta didik tidak mengikuti materi. melainkan materi yang mengikuti peserta didik.
6. Umpan balik memegang peran terpenting dalam pembelajaran dan asesmen
7. Umpan balik adalah informasi berharga untuk perbaikan pembelajaran

Apa itu Modul Ajar?


Modul Ajar adalah perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru untuk menuju Capaian
Pembelajaran

Apa saja komponen dalam Modul Ajar?


1. Tujuan Pembelajaran (Meliputi identitas pembelajaran, alokasi waktu. Profil Pelajar
Pancasila/PPP, dan target Peserta Didik)
2. Kegiatan Pembelajaran (Meliputi bahan ajar dan akomodasi pembelajaran terdiferensiasi)
3. Asesmen (Menerapkan Growth mindset dalam asesmen dan akomodasi asesmen
terdiferensiasi sesuai pemahaman anak /teaching at the right level)
Tanggal 24 Januari 2024
Pemateri Ilona Christina Kakerissa
No Hp
Materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Apa tujuan pendidikan?

Visi Pendidikan Indonesia


Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila :
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak MuliaAkhlak Beragama
Akhlak Pribadi Akhlak kepada manusia Akhlak kepada Alam Akhlak bernegara
2. Mandiri
Pemahaman diri dan situasi) Regulasi diri)
3. Bernalar Kritis
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan) Menganalisa dan mengevaluasi
penalaran) Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri)
4. Berkebinekaan Global
a) Mengenal dan menghargai budaya
b) Komunikasi dan interaksi antar budaya
c) Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
d) Berkeadilan Sosial
5. Bergotong Royong
a) Kolaborasi
b) Kepedulian
6. Kreatif
a) Menghasilkan gagasan yang orisinal
b) Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
c) Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Orang yang memiliki kompeten
= Seseorang yang menunjukkan

Melakukan aksi

Perilaku

Keterampilan

pemahaman

pengetahuan

Berbasis Kompetensi Berbasis Konten


Berpusat pada kebutuhan murid Berpusat pada pencapaian kurikulum
Belajar untuk pemahaman konsep yang
Belajar untuk penyelesaian materi dan nilai
mendalam dan mengasah keterampilan
Menunjukkan kinerja dengan menerapkan Menjawab serangkaian pertanyaan tes
konsep berdasarkan topik
Pembelajaran terkait dengan konteks
Pembelajaran kurang/tidak terkait dengan
kehidupan nyata murid /Pembelajaran
konteks kehidupan nyata murid
berbasis proyek
Orientasi pada proses dan penguasaan
Orientasi pada nilai akhir
kompetensi
Contoh Miskonsepsi Pembelajaran berbasis Proyek :
Murid mencari tahu is kerusakan lingkungan dan mencari tahu penyebabnya. Setelah murid
merenanakan sebuah kampanye peduli lingkungan kepada warga di sekitar sekolah .
Pembelajaran berbasis proyek
= Tindakan selanjutnya di dalam kehidupan sehari – hari .
Waktu Implmentasi pembelajaran berbasis proyek
= Waktu sudah disediakan beserta tim fasilitator
Doing a project Is not Project based Learning

(menghasilkan barang ( Berbagai proses dari kemampuan murid )


Untuk dipamerkan )
Rangkaian Project Based Learning
No Rangkaian Project Based Learning
Proses Kunci Penjelasan
1. Mengidentifikasi Murid mengajuakan pertanyaan untuk melakukan
Masalah ( Temuan ) pengamatan (membantu menyediakan observasi untuk
berpikir kritis ). Melakukan pengamatan tidak hanya
observasi melainkan dengan wawancara
2. Menghasilkan ide Setelah melakukan pengamatan, murid diajak untuk masuk
( bayangkan ) ke kelas untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan
ide. (Ide dihasilkan dari murid, dan murid diajak untuk
berdiskusi )
3. Pembuatan Prototype Dengan menyatukan semua ide , murid berkreasi
( Lakukan ) menemukan masalah yang tepat )
4. Pengujian ( Bagikan ) Jika produk gagal, Solusi belum tercapai bisa diulang
kembali, yang terpening sudah memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menikmati proses.

Pembelajaran yang menyenangkan bagi murid


1. Menyenangkan
2. Bermakna
Tanggal 24 Januari 2024
Pemateri Muhammad Nur Qodri Sulaeman
No Hp
Materi Platform Merdeka Mengajar

Apa itu Platform Merdeka Mengajar?


Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru
dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila serta mendukung guru untuk mengajar, belajar dan
berkarya lebih baik lagi.
 Belajar : Pengembangan Diri (Bergerak)
 Mengajar : Kegiatan Belajar Mengajar (Tergerak)
 Berkarya : Mencari dan Berbagi Inspirasi (Menggerakkan)

Platform Merdeka Balajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar
dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang
Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan
kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya.
Memabantu guru dalam mengajarkan siswa dan membantu dalam mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka

Aksi nyata adalah bentuk impelementasi dari ilmu yang telah didapatkan
5 Fitur Platform Merdeka pengajar yang dapat digunakan pengajar :
1. Video Inspirasi
2. Pelatihan Mandiri
3. Bukti Karya Saya
4. Asesmen Murid
5. Perangkat Ajar
Tanggal 24 Januari 2024
Pemateri Yosua Adhipta Nala Yudhistira
No Hp
Materi Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP

Miskonsepsi dalam belajar


1. Belajar hanya untuk ujian
2. Kendali belajar ada di tangan guru
3. Kebutuhan semua murid sama

Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada
materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Karakteristik utama
 Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil
pelajar Pancasila.
 Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Miskonsepsi kurikulum Merdeka


I. Tersapat penerapan kurikulum Merdeka yang benar atau salah secara absolut
II. proses instan
III. Hanya bisa diimplementasikan di sekolah dengan fasilitas lengkap.

Fokus Kurikulum Merdeka


1. Murid
2. Murid
3. Murid
Prinsip Utama Kurikulum Merdeka
= Berorientasi pada murid

Kategori Implementasi Kurikulum Merdeka


1. Kategori Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, dengan tetap
menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2013 yang disederhanakan/ Kurikulum
Darurat.
2. Kategori Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka, menggunakan perangkat ajar yang disediakan dalam
PMM sesuai dengan jenjang satuan pendidikan yaitu perangkat ajar untuk jenjang PAUD,
kelas I, kelas IV, kelas VII, atau kelas X.
3. Kategori Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan melakukan pengembangan sendiri berbagai
perangkat ajar pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, kelas I, kelas IV, kelas
VII, atau kelas X mulai tahun ajaran 2022/2023.
Miskonsepsi Kurikulum Merdeka
 Terdapat penekanan kurikulum Merdeka yang benar atau salah secara absolut.
 Proses Insan
 Hanya bisa diimplementasikan dis ekolah dengan fasilitas lengkap

1. Capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran


a) Capaian Pembelajaran
1. Pembelajaran yang fleksibel.
2. Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
3. Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif.

b) Tujuan Pembelajaran & Alur Tujuan Pembelajaran


1. Analisis capaian pembelajaran berupa kata kunci kompetensi dan ruang
lingkup materi.
2. Tujuan-tujuan pembelajar lebih operasional dan konkret dari CP.
3. Tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya
akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara
sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.

2. Perencanaan Asesmen dan Pembelajaran


I. Asesmen Formatif
Asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi
pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
II. Asesmen Awal
Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan
peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran
yang direncanakan.
3. Perencanaan Asesmen dan Pembelajaran
1. Mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik
saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajar menjadi
bermakna dan menyenangkan
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistic
4. Pembelajaran yang relevan, pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan

Diferensiasi
1. Diferensiasi konten
2. Diferensiasi proses
3. Diferensiasi produk
Contoh Praktik Baik
Menyadari perannya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan dunia di tengah isu regional
dan global yang sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif .
3 tahap Backwand Desain
1. Mengidentifikasi hasil yang diinginkan.
2. Menentukan bukti pembelajaran yang memadai
3. Merencanakan pengalaman belajar siswa beserta strategi dan metode
Tanggal 25 Januari 2024
Pemateri Zulfa Sakhiyya, M. TESOL., Ph.D
No Hp
Materi Konsep Dasar Literasi

Praktik literasi
Menugaskan siswa membuat synopsis adalah cara memastikan siswa benar benar membaca

Miskonsepsi & malpraktik literasi di Sekolah


 Membaca = membunyikan huruf, tanpa visualisasi makna
 Membaca 15 menit sebelum pelajaran
 Selebrasi literasi (foto dengan buku)
 Menghasilkan karya yang berorientasi pada kuantitas, bukan proses

LITERASI
I. Kemampuan untuk mengenali, memahami, menafsirkan, mencipta, mengomputasi, dan
berkomunikasi menggunakan simbol visual, auditori, dan digital mengenai topik lintas
disiplin dan keilmuan (ILA, 2016).
II. Kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, mencipta, mengomputasi,
dan berkomunikasi menggunakan simbol cetak dan tertulis dalam berbagai konteks
(UNESCO, 2004).

Kontinuum Pembelajaran Literasi


Belajar membaca (Learning to Read) > Membaca untuk belajar (Reading to Learn)

PENGUATAN LITERASI
1. Memetakan kemampuan literasi siswa di awal pembelajaran
2. Memberikan intervensi sesuai dengan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar
terbimbing.
3. Memberi materi yang sesuai dengan kemampuan literasi siswa.
4. Mengajarkan strategi membaca, memahami, dan mendalami teks di semua mata pelajaran
LITERACY PROJECTS
1. Wawancara tokoh utama dari buku (imaginary interview)
2. Diorama cerita buku
3. Komik
4. Poster (canva)
5. Claymation

LITERACY COACH
1. Tutoring (Pendamping literasi)
2. Klab membaca atau menulis (kegiatan ekstrakurikuler)
3. Pengayaan pembelajaran menyenangkan (literacy games)

LINGKUNGAN KAYA LITERASI


1. Bagaimana buku dikurasi (mempertimbangkan minat & kemampuan membaca siswa).
2. Bagaimana buku dijenjangkan (berdasarkan materi, teks, dan proporsi gambar).
3. Bagaimana buku seharusnya ditata
4. Bagaimana buku dikelola
Tanggal 25 Januari 2024
Pemateri Galih Smarapradhipa
No Hp
Materi Literaasi Digital : Berdayakan diri dan Wawasan

PILAR LITERASI DIGITAL


I. Kecakapan digital
II. Etika digital
III. Keamanan digital
IV. Budaya digital

1. Dari keempat pilar tersebut, hanya pilar budaya digital yang mengalami
penurunan
2. Budaya digital adalah kemampuan seseorang dalam membaca, memahami, dan
memanfaatkan teknologi digital yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
di masyarakat.
3. Menurut laporan Digital Civility Index yang dilakukan oleh Microsoft, Indonesia
menduduki peringkat ke- 29 dari 32 negara yang disurvei dilihat dari aspek
kesopanan dalam menggunakan teknologi digital atau media sosial, terendah dari
semua negara di Asia Tenggara dalam survei tersebut.

JEJAK DIGITAL
1. Jejak digital (digital footprints): penggunaan teknologi sehari-hari dalam kehidupan
meninggalkan banyak jejak di dunia maya
2. Jejak digital itu berupa pengenalan perangkat digital, situs web, email, komentar dan foto
di medsos, bahkan transaksi belanja.
3. Jejak digital itu ibarat "bom ranjau": yang bisa meledak suatu saat saat ada pihak tertentu
yang menyalahgunakan data.
4. Selain dimanfaatkan perusahaan untuk mengenali kita/audiens-nya, jejak digital ternyata
berpengaruh pada reputasi dan karier.
HOAKS
Tujuan pembuat konten hoaks:
1. keuntungan ekonomi bagi produsen hoaks
2. propaganda politik bagi kalangan besar pengguna jasa.
Selain keuntungan materi, penyebar konten hoaks akan mendapatkan peningkatan jumlah klik
(traffic) pada akun media sosial dan situs palsu serta data pribadi warganet yang dicuri dari aksi
peretasan melalui klik.

Tujuh Jenis Hoaks


1. Satir/Parodi Konten ini tidak ada niat jahat. tetapi bisa mengecoh
2. Konten Tiruan Konten mencatut nama tokoh publik tertentu
3. Koneksi yang Salah Konten ini berisi judul yang berbeda dengan Isi berita
4. Konten yang Dimanipulasi Konten yang sudah ada diubah untuk mengecoh
5. Konteks yang Salah Konten disajikan dengan narasi konteks yang salah
6. Konten Palsu 100 persen konten palsu
7. Konten yang Menyesatkan Konten dipelintir untuk menjelekkan

Phising
1. Phising adalah upaya pengelabuan/pencurian untuk mendapatkan informasi sensitif (data
pribadi),melalui sistem komunikasi elektronik
2. "Masyarakat harus mewaspadai modus penipuan dengan pengunduhan aplikasi yang
berakibat terhadap kebocoran data pribadi,"

CYBERBULLYING
1. Perundungan kini tak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga terjadi di dunia maya.
2. Perundungan siber, antara lain, meliputi menyebarkan kebohongan, mengunggah foto
yang mempermalukan, menyampaikan kebohongan tentang korban, mengatasnamakan
seseorang (memakai akun palsu), mengirim pesan jahat pada korban hingga menghina
dan mengucilkan melalui internet, jejaring sosial, telepon seluler, atau teknologi digital
lainnya.
3. Pelaku merasa aman bersembunyi di layar gadget karena rendahnya literasi digital.

KETERAMPILAN MANUSIA
1. Networking
Wawasan luas akan memudahkan bicara dengan beragam orang sehingga akan membuka
peluang diajak kolaborasi dan naik level
2. Adaptability
Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan atau tren, seperti cara kerja akibat
perkembangan teknologi, akan sangat membantu peningkatan peran dan karier.
3. Problem Solving
Ketahui beragam berita dan informasi permasalahan di masyarakat membantu
menemukan solusi atau pemecahan masalah atau bahkan visi membangun sebuah bisnis
baru.
Tanggal 26 Januari 2024
Pemateri Riski
No Hp
Materi Praktik Baik Pembelajaran Literasi di SD

Apa itu Literasi?


Kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan
berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu
sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di
masyarakat.

Kata kunci
1. Keterampilan berpikir
2. Berbagai jenis teks
3. Tujuan tertentu

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI (Beers, Beers, Smith, 2009)


Peningkatan kecakapan literasi
I. Lingkungan fisik sekolah
1. Tersedia bahan bacaan untuk aktivitas membaca yang menyenangkan dan
pembelajaran.
2. Lingkungan sekolah dihiasi bahan kaya teks.
3. Tersedia waktu khusus untuk membaca

II. Lingkungan sosial-afektif


1. Kepsek, guru, tendik mendukung dan memberi apresiasi terhadap kegiatan
membaca yang menyenangkan.
2. Sekolah membuat event penumbuhan kebiasaan membaca.

III.Lingkungan akademik
1. Guru merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi peserta
didik.
2. Guru menguatkan kecakapan literasi baca-tulis melalui kegiatan pengayaan.
3. Guru melakukan strategi untuk mengembangkan kecakapan berpikir.
4. Guru memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek.

I. STRATEGI MEMBACA NYARING


Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Model membaca yang baik
2. latihan pengucapan dan artikulasi
3. Anotasi dan penekanan kata-kata penting
4. Penggunaan intonasi yang tepat
5. Melibatkan diskusi
6. Praktik berkala

Membaca nyaring untuk Pembelajaran


I. Sebelum Membaca
Mengorientasikan peserta didik ke buku dan mengkoneksikan ke tujuan
pembelajaran
1. Membaca judul, penulis, dan ilustrator
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran secara eksplisit Menyampaikan
rangkaian langkah yang akan digunakan dalam mencapai tujuan
pembelajaran
3. Mendeskripsikan sampul buku Memprediksi isi buku dari sampul

II. Pada Saat Membaca


Fokus terhadap kalimat, gambar, ekspresi yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran
1. Berhenti pada bagian tertentu lalu diskusikan hal penting Pembimbingan
dan pemodelan
2. Berpikir nyaring (Bapak/Ibu Guru berpikir..)
3. Melakukan asesmen formatif dengan tanya jawab

III.Setelah Membaca
Menyimpulkan dan menegaskan kembali kompetensi dan konsep dalam tujuan
pembelajaran.
1. Menyimpulkan pembelajaran dari buku
2. Melakukan asesmen/ mengerjakan LKPD
3. Menghubungkan dengan pengalaman diri
4. Menyimpulkan kosakata baru yang didapat dari proses membaca
II. STRATEGI MEMBACA BERSAMA
Membaca bersama adalah sebuah read aloud yang interaktif di mana murid berinteraksi
mengenai isi dan hal-hal lain dalam buku dengan bimbingan guru. Strategi ini biasanya
menggunakan bigbook di dalam prakteknya

III.MENGGUNAKAN PENGATUR GRAFIS


1. memvisualisasikan hubungan
2. memori dan pemahaman
3. pengorganisasian informasi
4. pengembangan keterampilan berpikir visual
IV. LOKAL KARYA MEMBACA
1. Minilesson (15 Menit)
 Koneksi
 Mengajarkan teaching point
 Melakukan pemodelan
2. Independent reading, Confering, Small, Group Activity (35 Menit)
3. Share (10 Menit)
Tanggal 26 Januari 2024
Pemateri Tati Lathipatud Duriyah
No Hp
Materi Praktik Baik Pembelajaran Literasi di SD
Tujuan Pembekalan
Mahasiswa memahami jenis-jenis jenjang pembaca dan buku berjenjang Mahasiswa mampu
memilih buku yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa SD, SMP, dan SMK
Mahasiswa mampu memilih buku dari beragam pilihan sumber pustaka untuk diperkenalkan
kepada siswa SD, SMP, dan SMK
Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka berdasarkan Fase
A = kelas 1 dan 2 SD/ MI/ Program Paket A
B = Kelas 3 dan 4 SD / MI/ program paket A
C= Kelas 5 dan 6 SD/ MI/ Program Paket A
D = Kelas SMP / MTS / Program paket B

• Literasi menjadi jantung Capaian pembelajaran di kelas Bahasa Indonesia* , dengan


konten yang meneguhkan profil Pancasila.
•* Perlu diingat bahwa literasi buka wilayah eksekutif kelas bahasa Indonesia.

Profil Pelajar Pancasila

Genre teks🔁memirsa menulis mempresentasikan

Berbicara menyimak Membaca 🔁 Genre teks

Asesmen Literasi di Asesmen Kompetensi Minimum/ Asesmen Nasional

🔢numerasi :

=Bilangan , geometri dan pengukuran, Aljabar , Data dan ketidakpastian.

📖 Literasi Teks Fiksi


= Menemukan informasi, memahami , mengevaluasi dan merefleksi.
Literasi Teks Informasi
= Menemukan informasi, memahami , mengevaluasi dan merefleksi.

Butir Soal Akm Literasi dan numerasi dengan wacana panjang (kategori soal sulit)
hanya bisa dijawab oleh pembaca cakap dan mahir. Ini menunjukkan ketahanan peserta
didik membaca teks yang kompleks perlu ditingkatkan.

Pedoman Perjenjangan Buku


= Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan , Riset dan Teknologi No 030 / P/ 2022
Perjenjangan Buku adalah pemadupadanan antara buku dan pembaca sasaran sesuai dengan
tahap kemampuan membaca (Pedoman Penjenjangan Buku No 30 2022)

Jenjang Pembaca Buku


1. Pembaca A /dini (Baru mengenal buku)
= Jenjang pembaca dini yang baru pertama kali mengenal buku dan belum mampu
membacanya.
2. Pembaca B /awal (Sudah dapat membaca teks)
=Sudah mampu membaca teks berupa frasa atau kata dengan kombinasi bunyi huruf,
klausa, kalimat sederhana dan paragraph sederhana.
3. Pembaca C /Semenjana (Pembaca yang mampu membaca teks secara lancar dalam
bentuk paragraph dalam 1 wacana)
4. Pembaca Madya (Pembaca yang dapat memhami berbagai teks dengan kesulitan
menengah)
5. Pembaca Mahir (Mampu mebaca teks secara analitis dan kritis, serta mapu
menyintesiskan pemikiran secara lebih baik)

1) Buku Berjenjang
“Sesuai dengan kemampuan dan kematangan pembaca”
Buku berjenjang adalah Buku yang berisikan materi teks/ gambar dengan penggunaan
bahasa yang meningkat secara bertahap dari sederhana hingga lebih rumit sebagai
tantangan membaca.

2) Buku Berbap (SD,SMP,SMA)


Buku dengan fitur bab, dan cerita didominasi teks yang kadang terselip gambar

3) Buku-buku teknis atau berbasis industiri


Relevan dengan SMK

Buku Berjenjang
Sesuai dengan kemampuan dan kematangan pembaca
Buku berjenjang adalah Buku yang berisikan materi teks/ gambar dengan penggunaan bahasa
yang meningkat secara bertahap dari sederhana hingga lebih rumit sebagai tantangan membaca.
1. Umur 2-4 tahun : Masa penguasaan Bahasa dan pengucapam bacaan yang tepat
adalah yang berplot sederhana dengan gambar cerita yang jelas dan menarik, serta
karakter dan penceritaan yang akrab
2. Usia 5-7 tahun : Masa penguasaan lebih kompleks dan simbolik, dan mulai peduli
dunia sekitar. Bacaan yang tepat untuk usia ini adalah buku novel pendek bergenre
fantasi, humor, dan mengeksplor pengalaman baru.
3. Usia 8-11 tahun : Cenderung lebih fleksibel dan mampu melihat perspektif beda.
Bacaan yang mengeksplorasi identitas, dilema, dan misteri umumnya digemari mereka.
4. Usia 12 tahun keatas : Mulai memiliki karakteristik orang dewasa, dalam logika berpikir
dan ketertarikan seksual. Bacaan fantasi masa depan, nilai moral yang ambigu, serta isu
sosial dan seksualitas akan membantu anak di pra-dewasa ini menyalurkan proses
imajinasi dan memaknai pengalaman mereka.

Tumbuh Literat dengan Tema Buku yang Beragam


1. Buku sebagai cermin merupakan analogi pentingnya siswa dengan latar belakang dan
tampilan fisik yang beragam terwakili pengalamannya di dalam buku.
2. Buku sebagai jendela mengharapkan sebuah buku yang isinya memberikan siswa
kesempatan merasakan dan mempelajari pengalaman orang lain, yang latar belakang dan
tampilan fisiknya berbeda.
3. Buku sebagai pintu kaca geser merupakan analogi buku yang mengajak pembaca
melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar melihat ke dalam cermin atau jendela, tapi
juga pembaca ikut masuk dan terlibat dengan dunia yang berbeda yang dibacanya.

Anda mungkin juga menyukai