Anda di halaman 1dari 10

KELAINAN PADA TULANG BELAKANG

(LORDOSIS)

Oleh:
Inaya Putri Delisa
XI MIPA 2

SMA NEGERI 3 MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Kelainan Pada Tulang Belakang
(Lordosis). Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran biologi.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tetty Hairani Hutasuhut, S.Pd. Saya
juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua siswa/i SMA Negeri 3 Medan dan terutama
bagi siswa/i jurusan Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk vertebrata yang memiliki tulang belakang yang membantu menyokong
kerangka tubuh. Tulang belakang berfungsi juga untuk membentuk postur tubuh. Seringkali tulang
belakang terabaikan kepentingannya karena merupakan bagian yang kurang terlihat. Hal ini sangat
disayangkan karena banyak orang menjadi tidak peduli akan bentuk serta kekuatan tulang belakangnya.
Tak sedikit dari mereka yang mengalami kelainan pada tulang belakang.

Kelainan pada tulang belakang bermacam-macam bentuknya. Kifosis dan lordosis merupakan
melengkungnya bagian atas dan bawah tulang belakang secara berlebihan. Kelainan tulang lainnya adalah
skoliosis. Skoliosis merupakan kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, tulang
belakang menjadi berbentuk seperti “S” terbalik. Kelainan ini membuat postur tubuh menjadi tidak
sempurna dan seringkali ditemukan gejala-gejala yang membuat seseorang menjadi tidak nyaman.

Sebagian besar dari mereka tidak menyadari atau sudah terlambat ketika mereka mengetahui bahwa
dirinya mengalami kelainan lordosis. Ini dikarenakan kurangnya informasi yang dapat memenuhi
pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai lordosis.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa definisi dari penyakit kelainan tulang lordosis secara luas?
2) Apa saja faktor-faktor yang dapat memicu kelainan tulang pada manusia?
3) Apa saja gejala-gejala penyakit lordosis pada penderita?
4) Bagaimana proses terjadinya gangguan fungsi tubuh akibat lordosis?
5) Apa tujuan dari pengobatan lordosis?
6) Bagaimana cara penyembuhan terhadap penyakit lordosis?
7) Bagaimana pemeriksaan diagnostic terhadap penyakit lordosis?
8) Apa saja komplikasi dari penyakit lordosis?
9) Penanganan penyakit Lordosis

1.3 Tujuan
1) Untuk memahami definisi dari penyakit kelainan tulang lordosis secara luas
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu kelainan tulang pada manusia
3) Agar memahami gejala yang ada pada penyakit lordosis kepada penderita
4) Agar memahami proses terjadinya gangguan fungsi tubuh akibat lordosis
5) Untuk mempelajari apa tujuan dari pengobatan lordosis
6) Agar memahami cara penyembuhan penyakit lordosis
7) Untuk memahami bagaimana pemeriksaan diagnostic penyakit lordosis
8) Untuk mengetahui apa saja komplikasi pada penyakit lordosi
9) Untuk mengetahui penanganan penyakit lordosis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Lordosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang belakang dimana tulang cervical dan thorax
melengkung ke arah depan sehingga penderita tampak seperti sedang membusungkan dada. Lordosis ini
sering juga disebut swayback atau saddle back. (Muttaqin, 2010).

Dalam buku lain disebutkan bahwa Lordosis merupakan keadaan kelengkungan yang berlebihan dari
lumbar tulang belakang dengan kemiringan berlebih panggul anterior. Dalam kondisi ini, berat badan
dipindahkan berdasarkan kuat, luas, posisi
yang mendukung badan vertebra ke
lengkungan yang lebih halus, dan pada
saat yang sama, proses spinosus bergerak
lebih dekat dari biasanya satu sama lain.
(Solberg.2008)

Lordosis cenderung membuat bokong


tampak lebih menonjol. Anak-anak
dengan lordosis yang signifikan akan
memiliki ruang besar di bawah punggung
bawah ketika berbaring wajah di atas permukaan yang keras. Beberapa anak lebih awal terserang lordosis,
yang paling sering semakin memuncak saat masa pertumbuhan. Ini disebut lordosis remaja jinak.
(Benjamin et al,2014).

2.2 Faktor-Faktor Pemicu


a) Lower crossed syndrome
b) Tegangnya otot punggung bawah, karena perbedaan ketebalan antara bagian depan dan
belakang tulang belakang.
c) Sikap tubuh yang buruk
d) Achondroplastic, Profil dari Akondroplastik kurcaci mencerminkan kelainan pada bentuk
tulang belakang, terutama di daerah lumbosakral. Kelainan ini dan gejala yang dihasilkan
adalah sekunder dan dihindari daripada diwariskan dan tak terelakkan.
e) Discitis
f) Umur
g) Jenis kelamin
h) Tinggi dan berat badan
i) Olahraga

2.3 Gejala yang Ditimbulkan


a) Besar sudut lumbo-pelvic lebih dari 60o pada wanita dan 55 o padaa pria
b) Postur tulang belakang cekung
c) Perut menonjol ke atas
d) Pantat menonjol tidak normal
e) Hiperekstensi dari lutut
f) Kaki datar

2.4 Proses Terjadinya Gangguan Fungsi Tubuh Akibat Lordosis


Kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan pada saat pertumbuhan di dalam janin
dapat memicu terjadinya lordosis, Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartiago dnegan matriks gelatinus.
Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Diskus lumbal bawah, L4 -L5 dan L5-
SI dapat menderita stess mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat apabila didukung oleh
kesalahan aktivitas dan cara duduk yang salah. Penonjolan faset dapat mengakibatkan penekanan pada
akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis,yang dapat menyebabkan nyeri menyebar sepanjang saraf
tersebut. (Brunner and Suddarth,2002).

Posisi duduk yang salah dapat menyebabkan pertumbuhan dan posisi tulang individu mengalami
kelainan. Kelainan tulang ini disebabkan oleh kebiasaan duduk yang salah. Lordosis ini paling sering
terlewatkan diantara ketiga bentuk kelainan tulang punggung. Bahkan lordosis ringan cenderung
memberikan penampilan gagah.Namun penderita lordosis ini akan sering mengalami sakit pinggang.
(Price &Wilson,2005).

2.5 Tujuan Pengobatan Lordosis


Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya tulang belakang dan
mencegah deformitas (kelainan bentuk). Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab lordosis.
Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh kelainan sikap
tubuh. Penatalaksaan secara terapis dapat dilakukan dengan latihan peregangan spinal berdasarkan
penyebab Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harus diobati bersama dengan gangguan paha
tersebut.

Sebagian besar waktu, lordosis tidak diobati apabila punggung yang mengalami lordosis fleksibel. Hal ini
tidak membahayakan jiwa atau menyebabkan masalah.
2.6 Pengobatan Dasar Penyakit Lordosis
a) Memanjangkan otot-otot yang menciptakan kemiringan anterior panggul dan membuat
mereka lebih fleksibel
b) Penguatan dan pemendekan otot yang menciptakan kemiringan posterior panggul,
Kelompok otot perut memainkan peran penting dalam posterior tilt panggul.Kelemahan
dalam otot-otot ini mungkin menyebabkan tilt anterior berlebihan dan dengan demikian
(dalam reaksi berantai) mempengaruhi stabilitas punggung (perut kelemahan, kerusakan
kestabilan pelvis, anterior tilt panggul dan meningkatnya lumbal lordosis)Penguatan dan
pemendekan otot yang menciptakan kemiringan posterior panggul.
c) Berlatih untuk mengontrol posisi pelvis normal, Posisi panggul mempengaruhi
penyelarasan vertebra lumbalis di atasnya. Jika panggul keseimbangan, vertebra di
atasnya juga akan seimbang. Tetapi pelvis dimiringkan ke depan secara negatif
mempengaruhi posisi tulang belakang lumbal menyebabkan berlebihan lumbal lordosis
(prinsip jaringan).
d) Berlatih penggunaan yang tepat dari seluruh tulang belakang, dan terutama punggung.
Daerah lumbal dirancang untuk mobilitas dan beban. Tetapi meskipun mereka desain
struktural yang baik untuk tugas-tugas kedua, vertebra lumbalis tidak baik bergerak dan
menanggung berat badan pada saat yang sama. Keterampilan indicatory contra ini adalah
alasan utama untuk vertebra lumbalis kerentanan terhadap cedera.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diagnostic dilakukan dengan cara :

a) Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan


punggung yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk
mengetahui adanya kelemahan atau perubahan sensasi).
b) Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang
belakang.
c) Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta
sudutnya.
d) Magnetic resonance imaging (MRI)
e) Computed tomography scan (CT Scan)
f) Pemeriksaan darah
2.8 Komplikasi Penyakit Kelainan Tulang Lordosis
a) Cidera neurologis (4-5%)
b) Kebocoran cerebrospinal (hingga 7,4%)
c) Pseudoarthrosis (10-22%)
d) Koreksi yang inadekuat (5-11%)

2.9 Penanganan Penyakit Lordosis


Sebagian besar orang yang mengalami lordosis tidak memerlukan penanganan medis kecuali
kasusnya berat. Penanganan lordosis bergantung seberapa parah lengkungan dan gejala lain yang
timbul.

Pilihan penanganan mencakup:

a) Obat-obatan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan


b) Terapi fisik harian, untuk menguatkan otot dan melatih kisaran gerak
c) Menurunkan berat badan, untuk membantu postur
d) Penggunaan brace untuk anak dan remaja
e) Pembedahan pada kasus berat dengan masalah neurologis
f) Suplemen nutrisi seperti vitamin D
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai