Kajian Teori
Kajian Teori
Ada berbagai jenis e-learning untuk pembelajaran. Proses belajar mengajar ini adalah
pembelajaran online sinkron dan asinkron. Keduanya tetap sama ketika menggunakan sarana
teknis atau digital dalam proses implementasinya. Yang membedakan sinkron dengan asinkron
adalah sistem waktu dan lokasi. Jika sinkronisasi dilakukan secara bersamaan atau “real time”.
Ini memungkinkan untuk bekerja secara asinkron kapan saja, di mana saja dengan menyesuaikan
tanggal yang ditetapkan oleh masing-masing dosen.
Sementara itu, berdasarkan materi pembelajaran-nya e-learning yang ada saat ini dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. pengajaran matematika di sekolah Tujuannya adalah untuk
memberi mereka kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu
bekerja secara kolaboratif. Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai
alat bantu maupun dalam pengembangan matematika (Siagian, 2016: 60). Sedangkan Irawan &
Daeka (2015: 7) berrpendapat bahwa belajar matematika lebih mengarah ke penalaran dan logika
tidak hanya belajar hitung menghitung maupun belajar angka. Liberna (2018: 99) mengatakan
bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib pada setiap jenjang pendidikan
dari Sekolah Dasar.
Materi Mata Kuliah Matematika Dasar merupakan penajaman dari materi matematika di
SMA/MA pada umumnya, sehingga penalaran mahasiswa peserta perkuliahan ini lebih baik dan mampu
berpikir logis. Selama satu semester 14 sesi pertemuan, mahasiswa memperoleh layanan pembelajaran
dari dosen dengan sajian materi; Aljabar, grafik, fungsi dan model, persamaan dan pertidaksamaan,
polinom dan fungsi rasional, fungsi eksponen dan logaritma, serta barisan dan deret.
Kemandirian belajar merupakan salah satu hal yang paling penting pada proses
pembelajaran. Untuk belajar, Mahasiswa harus mandiri sehingga mereka memiliki tanggung
jawab untuk memimpin dan Disiplin diri. Pada pendidikan tinggi kemandirian belajar menjadi
lebih diperlukan oleh individu untuk menghadapi tugas dalam bentuk proyek yang terbuka atau
pemecahan masalah. Kemandirian belajar menurut Haris Mudjiman (2007) adalah kegiatan
belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna
mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah
dimiliki. Kemandirian Belajar dapat diartikan sebagai belajar dan lebih dibimbing oleh kemauan
sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri untuk belajar. Peserta didik seharusnya dapat
belajar mandiri jika mampu menyelesaikan tugas belajar secara mandiri dari orang lain. Pada
dasarnya kemandirian adalah perilaku orang yang berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau
masalah, dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.