Anda di halaman 1dari 8

1.

KRITERIA DESAIN STRUKTUR

1.1. Standard dan Peraturan


Standar dan Peraturan yang digunakan dalam pekerjaan Desain Struktur concrete
pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project adalah sebagai berikut:

 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1727-1989.


 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002.
 American Concrete Institute, “Building Code Requirement for Reinforced Concrete”,
ACI-318-08.

1.2. Kriteria Material


Mutu material yang digunakan adalah :
 Beton
- Slab on ground :
Semua tipe pelat lantai : K-350 (fc’ = 30 MPa)
 Besi Beton :
- M8-150 fy=500 Mpa

1.3. Kriteria Pembebanan


Beban – beban rencana yang dikerjakan pada struktur ini adalah:

 Beban Mati (DL), termasuk di dalamnya berat sendiri struktur


 Adapun perhitungan berat sendiri struktur secara otomatis dilakukan oleh program
analisis struktur (SAFE) berdasarkan data massa jenis material yang disertakan dalam
input program. Massa jenis material yang digunakan adalah sebagai berikut:

− Beton bertulang : 2.400 kg/m3

 Beban Hidup (LL)

- Beban hidup ditentukan berdasarkan fungsi besarannya ditentukan sesuai dengan


fungsinya sebesar 10 ton beban gandar kendaraan roda belakang truk 50 ton.

 Beban Gempa (EQ)

Dihitung menggunakan metode statis ekivalen dan respon spectra dimana


perhitungannya dilakukan berdasarkan Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Gedung (SNI 03-1726-2002).

Asumsi tanah subgrade adalah tanah sedang dengan ketentuan berdasarkan


SNI 1726-2002 adalah sebagai berikut.

1
2. MODELISASI STRUKTUR DAN PEMBEBANAN
2.1. Sistem Struktur
Struktur concrete pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project direncanakan
sebagai struktur bangunan beton bertulang yang merupakan Slab on the ground
dengan ketebalan 300 mm.

Denah slab tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Layout Concrete Pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project

2
2.2. Modelisasi Struktur
Modelisasi struktur adalah penyederhanaan sifat dan perilaku sebuah struktur menjadi
sebuah model matematis yang dapat diselesaikan, sehingga perilaku struktur
tersebut dapat dianalisis. Modelisasi Concrete Pavement Hyundai Energy BSA Project
dilakukan dengan menggunakan software analisis struktur SAFE 16.0.2.

Gambar 2.2 Modelisasi Concrete Pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project

2.3. Faktor Reduksi Kekuatan


Kuat rencana dari suatu komponen struktur merupakan hasil kali dari kekuatan
nominal komponen struktur tersebut dengan suatu faktor reduksi kekuatan. Faktor
reduksi kekuatan tersebut ditentukan sesuai dengan ACI 318-08, yaitu:

 Phi tension controlled : 0.90


 Phi compression controlled : 0.65
 Phi shear : 0.75

2.4. Kombinasi Pembebanan


Kombinasi terfaktor dari pembebanan yang dilakukan dalam analisis dan desain
Concrete Pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project ini adalah berikut:

COMB 1.0 D + 1.0 1DL1LL + 1.0 EZ

COMB 0.9 COMB1 + 1.0 UPL

COMB 1.2 COMB1 + 2.8 EX + 0.84 EY

COMB 1.2 COMB1 + 0.84 EX + 2.8 EY

COMB 0.9 COMB1 + 2.8 EX + 0.84 EY + 1 UPL

3
COMB 0.9 COMB1 + 0.84 EX + 2.8 EY + 1 UPL

COMB 1.0 COMB1 S/D 1.0 COMB18 + 1.0 1DL1LL

COMB 1.2 DL + 1.6 LL

Dimana :

- D = Beban mati
- LL = Beban hidup
- EX/EY= Beban gempa arah x dan y
- UPL = Beban uplit

3. ANALISIS DAYA DUKUNG IZIN SLAB ON GROUND


3.1. Analisis Tegangan Loading Dengan Flexible Methode
Analisis slab dilakukan dengan menggunakan “non rigid method” dimana nilai
koefisien soil subgrade diperoleh dari persamaan :

Dimana : k = Koefisien Subgrade (kN/m3)

q = Tekanan Tanah (kN)

= Penurunan Tanah (m)

Nilai koefisien subgrade ini diperoleh dengan melakukan iterasi menggunakan


program SAFE V12 untuk menghitung distribusi tekanan pada pondasi dan Settle 3D
untuk menghitung penurunan yang terjadi. Iterasi dilakukan hingga penurunan yang
terjadi konvergen.

4
Gambar 2.2 Beban Hidup Concrete Pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project

3.2. Cek Kapasitas Daya Dukung Slab Terhadap Beban Vertikal


3.2.1. Kapasitas Daya Dukung Pondasi terhadap Beban Gravity

Distribusi soil preassure akibat beban gravity yang terjadi pada dasar pondasi slab
dengan menggunakan koefisien subgrade hasil iterasi yaitu :

Gambar 2.3 Beban Aksial Concrete Pavement Hyundai Energy Indonesia BSA
Project

Soil Pressure maksimum yang terjadi pada dasar slab yaitu 0.00 ton/m2< Daya Dukung
Tanah = 0.196 kg/cm2 (Sondir S1 kedalaman 1-1,5 m)

5
3.2.2. Kapasitas Daya Dukung Pondasi terhadap Beban Gempa

Distribusi soil pressure akibat beban gempa yang terjadi pada dasar pondasi
slab dengan menggunakan koefisien subgrade hasil iterasi yaitu :

Gambar 2.4 Soil Pressure Diagram Concrete Pavement Akibat Gaya Gempa

Soil Pressure maksimum yang terjadi pada dasar pondasi concrete pavement yaitu
0.721 kg/cm2 < 1.76 kg/ cm2 (Sondir S2 kedalaman 1-1,5 m)

3.3. Cek Stabilitas Bangunan Terhadap Uplift


Gaya Uplift diambil berdasarkan muka air banjir yaitu ±0.0 ( muka tanah ) sehingga
besarnya gaya Uplift sebesar :

Gaya Uplift = Massa Jenis Air x Kedalaman

Dimana :

Massa Jenis Air = 1 ton / m3

Kedalaman tanah = 1.05 m

Maka :

Gaya Uplift = 1 ton / m3 x 1.05 m

= 1.05 ton /m2

Kestabilan bangunan terhadap beban Uplift terjadi jika tekanan pada pondasi akibat
berat bangunan lebih besar dari beban Uplift . Adapun tekanan pada pondasi akibat
berat bangunan adalah sebagai berikut :

6
Berat Bangunan =(Luas Area) x 0.3 x 2,400 = 13728 x 0.3 x 2400 = 9884,16 ton
Luas Bangunan = 29138 -7193-8217 = 13728 m2
Maka tekanan pada pondasi = 9884,16 ton / 13728 m2
= 0,72 + 0,75x(2200) = 2,37 ton / m2 > Gaya Uplift =1.05 ton /m2>>OK
Dari hasil output SAFE V12 diperoleh Soil Pressure akibat beban uplift yaitu sebagai
berikut :

Gambar 2.5 Beban Uplift Concrete Pavement Hyundai Energy Indonesia BSA Project

Soil Pressure minimum yang terjadi pada dasar pondasi slab yaitu 0 ton/m2 < tekanan
pada pondasi akibat berat bangunan = 0.72 ton/m2 OK

3.4. Penulangan Slab


Perhitungan tulangan slab mengunakan software SAFE 12.1.3, dimana model slab
dimodelkan sebagai Slab dengan type Mat dengan ketebalan 300 mm dengan
tumpuan pegas berupa modulus subgrade yang diperoleh dari iterasi antara
penurunan tanah sehingga diperoleh penurunan yang konvergen dengan lendutan slab.
Data material slab yang digunakan adalah sebagai berikut :
Mutu Beton : fc’ = 30 MPa
Mutu Tulangan : fy = 500 MPa (Tulangan Utama )
Hasil analisa diperoleh tulangan luas tulangan pada bagian atas = 320,78 mm2 dan luas
tulangan pada lapis bawah = 308,507 mm2 sehingga dipergunakan pemakaian
tulangan M8-150 (335,1 mm2) pada tulangan lapis atas dan M8-150 (335,1 mm2) pada
tulangan lapis bawah dengan ketebalan plat = 300 mm.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai