Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKERIN

PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGGAH


Disusun Sebagai Pertanggungjawaban dalam Melaksanakan Praktek Kerja Industri

Disusun Oleh:
Alan budi maulana
NIS:

KOMPETENSI KEAHLIAN TENAGA LISTRIK


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NURUL BARQI SEMARANG
2024

LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Laporan dengan judul “PEMELIHARAAN JARINGAN TENGAGAN MENENGGAH”
yang disusun oleh ALAN BUDI MAULANA ini telah diperiksa oleh pembimbing lapangan dan
telah diperiksa oleh PT.HALEYORA POWER

Pada tanggal :
Di : semarang

PT. Haleyora Power Pembimbing Industri/ Lapangan

LUIGI HENDRA.S HERI DARMAWAN

Koordinator ULP BOJA K3 ULP BOJA

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Laporan dengan judul “PEMELIHARAAN JARINGAN TENGAGAN MENEGGAH” y
ang disusun oleh ALAN BUDI MAULANA ini diperiksa oleh pembimbing kompetensi keahlian ten
aga listrik

Pada tanggal:
Di : Semarang

Ketua Kompetensi Keahlian Guru Pembimbing

Syam Adi Ariska S.Pd. Drs. Tri Widadi. SM

Mengetahui
Kepala SMK NURUL BARQI Semarang

Saifur Risal S.Pd. GM

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

PAGE \* MERGEFORMAT 2
MOTTO

Penulis memiliki motivasi tersendiri agar mendapatkan ilmu dan pengalaman yang dapat
bermanfaat serta mendapatkan keselamatan ketika melakukan pekerjaan diantaranya :

1. Awali segala pekerjaan dengan do`a


2. Selalu menggikuti apel sebelum kegiatan
3. Patuhi K2 dan K3
4. Berkerja dengan teliti
5. Selalu bekerja dengan hati-hati karna ada keluarga yang selalu menanti

PERSEMBAHAN
Laporan ini saya persembahkan untuk:
1. Kepala SMK Nurul Barqi Semarang
2. Orang tua serta keluarga penulis
3. Staff dan karyawan PT. Haleyora Power
4. Guru-guru serta staff karyawan SMK Nurul Barqi
5. Teman-teman angkatan 1 serta angkatan 11 SMK Nurul Barqi
6. Terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi memberi dukungan hingga
laporan ini selesai

ABSTRAKSI

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu program sekolah yang dilaksanakan
untuk menempuh ujian praktek kejuruan (UKK) dan sebagai syarat kelulusan. Kegiatan prakerin
dilaksanakan di PT. Haleyora Power (ULP BOJA) selama enam bulan. Kegiatan yang dipilih
sebagai laporan adalah“PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH”.

Pemeliharan jaringan tegangan menengah adalah merupakan kegiatan pemeliharaan


jaringan listrik dari benda di sekitar jaringan agar tetap berada pada jarak aman. Kegiatan ini
merupakan ikhtiar PLN untuk memastikan jaringan terbebas dari gangguan yang disebabkan oleh
pohon sehingga masyarakat dapat menikmati aliran listrik. Kegiatan yang biasanya melakukan
inspeksi berupa melihat atau menyisir jaringan JTM(Jaringan Tegangan Menenggah). Jika ada
laporan dari tim inpeksi tentang gangguan pada JARINGAN TEGANGAN MENENGAH akan
dilakukan WO(Work Order).

Tujuan penulis laporan dengan judul tersebut adalah Sewaktu melaksanakan prakerin di
PT HALEYORA POWER (ULP BOJA) , penulis ikut membantu dalam proses pemeliharaan
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH dan saat itulah penulis menemukan sesuatu hal yang
menarik sehingga penulis menjadi judul laporan. Sehingga penulis memilih untuk menjadi judul
laporan “PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH”.

KATA PENGANTAR

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Puji syukur penulis panjatkan atas karunia Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini sesuai harapan
penulis susun guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir SMK Nurul
Barqi Semarang Kompentensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik Tahun Ajaran 2024/2025.
Laporan Praktik Kerja Industri ini mengangkat judul “PEMELIHARAAN JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH”.

Penulis mendapatkan berbagai kendala dan kesulitan dalam menulis laporan ini.
Namun, berkat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, kendala dan kesulitan
yang ada dapat penulis atasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyatakan
terimakasih kepada:

1. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan do`a .


2. Bapak Luigi Hendra selaku koordinator PT. Haleyora Power (ULP BOJA).
3. Heri Darmawan, selaku pembimbing lapangan.
4. Saifur Risal SP.d GM, selaku kepala sekolah SMK Nurul Barqi.
5. Syam Adi Ariska SP.d selaku Ketua Kompentensi Keahlian.
6. Dra. Tri Widadi, SM, selaku guru pembimbing.
7. Bapak dan Ibu guru SMK Nurul Barqi Semarang .
8. Seluruh staff PT. Haleyota Power (ULP BOJA).
9. Rekan-rekan TTL dan TME angkatan 1 dan 11 SMK Nurul Barqi Semarang.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun akan selalu penulis terima dengan terbuka. Semoga
dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Semarang, 11 Januari 2024

Alan budi maulana

DAFTAR ISI
PAGE \* MERGEFORMAT 2
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI…………………………………………………….…...…
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH……………………………………………………...…...
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………………...…...….
ABSTRAKSI…………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..…………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….…
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….…
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………
1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri……………………………………………………………….
1.3 Tujuan Pemilahan Judul………………………………………………………
1.4 Alasan Pemilihan Judul……………………………………………………….
1.5 Metode Pengumpulan Data…………………………………………………..
1.5.1 Metode Pengamatan……………………………………………….…
1.5.2 Metode Wawancara………………………………………………….
1.5.3 Metode Browsing…………………………………………………….
1.6 Sistematik Penyusunan Laporan
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN…………………………………………
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dan Perkambangannya……………………..
2.2 Visi dan Misi Perusahaan……………………………………………………
2.3 Struktur Organisasi………………………………………………………….
2.4 Peraturan Perusahaan……………………………………………………….
2.5 Bidang Usaha…………………………………………………………………
2.6 Lokasi Industri……………………………………………………………….
2.7 Kesehatan dan Kesalamatan Kerja…………………………………………….
BAB III
LANDASAN TEORI…………………………………………………………………………
3.1 Landasan Teori………………………………………………………………………

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB IV
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………….
4.1 Pemeliharan …………………………………………………………………………
4.2 Komponen-komponen JTM…………………………………………………………
4.2.1 Tiang Beton…………………………………………………………………...
4.2.2 Isolator………………………………………………………………………..
4.2.3 Travers (Cross Arm)………………………………………………………….
4.2.4 Penghantar……………………………………………………………………
4.2.5 Fuse Cut Out (FCO)………………………………………………………….
4.2.6 Lightning Arrester (LA)………………………………………………………
4.2.7 Transformator………………………………………………………………...
4.2.8 Sistem Grounding (Pentanahan)……………………………………………...
4.2.9 Joint Sleeve…………………………………………………………………...
4.2.10 Connector Press Type……………………………………………………….
4.2.11 Guy Wire Insulator………………………………………………………….
4.2.12 Ground Anchor set…………………………………………………………..
4.3 Penyebab Terjadinya Gangguan……………………………………………
4.3.1 Faktor Alam……………………………………………………………
4.3.2 Renggang Waktu………………………………………………………
4.3.3 Beban Lebih (overload) ……………………………………………….
4.3.4 Hubung Singkat (Short Circuit)………………………………………
4.3.5 Tegangan Turunan (Voltage Drop)…………………………………..
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan……………………………………………………………………
5.2 Saran………………………………………………………………………..

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tiang Beton ……………………………………………..………………………

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 4.2 Isolator……………...……………………………………………………………
Gambar 4.3 Travers (Cross Arm)…………………………………………………………….
Gambar 4.4 Penghantar ………………………………………………………
Gambar 4.5 Fuse Cut Out (FCO)…………………………………………………………..
Gambar 4.6 Lightning Arrester (LA)………………………………………………………..
Gambar 4,7 Transformator …………………………………………………………
Gambar 4.8 Sistem Grounding (Pentanahan)……………………………………………….
Gambar 4.9 Joint Sleeve ………………………………………………………………
Gambar 4.10 Connector Press Type ……………………………………………….
Gambar 4.11 Guy Wire Insulator …………………………………………………………
Gambar 4.12 Ground Anchor Set …………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat permohonan praktik kerja lapangan dari sekolah


2. Identitas siswa SMK Nurul Barqi Semarang
PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. Identitas industri/ tempat praktik kerja lapangan
4. Schedule kegiatan praktik kerja lapangan
5. Daftar hadir siswa praktik kerja lapanga
6. Sertifikat praktik kerja lapangan
7. Catatan kegiatan siswa praktik kerja lapangan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari pendidikan yang merupaka
n inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktik kerja industry
atau magang di perusahaan atau industri yang merupakan bagian dari proses pendidikan
dan pelatihan di SMK. Maka sekolah menengah kejuruan sebagai sarana Pendidikan da
n alat transformasi ilmu pengetahuan diharapkan untuk menghasilkan tenaga kerja
dengan keahlian profesional. Diharapkan juga, siswa-siswi SMK yang melaksanakan
program PKL dapat menjadi tenaga profesional yang berpengetahuan.

Dalam dunia kerja baik di dunia usaha atau di dunia industri sebagai wujud dari pel
aksanaan sistem pendidikan di SMK, yaitu Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Program P
RAKERIN disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendi
dikan SMK.

Praktek Kerja Industri dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan yang menempatkan
siswa di sekolah kejuruan untuk terlibat langsung dalam dunia kerja. Selain bertujuan a
gar siswa mendapatkan pengalaman langsung mengenai dunia kerja. Harapan utama dar
i pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini adalah disamping keahlian siswa meningkat ses
uai bidang keahlian yang dikuasai, siswa diharapkan akan mempunyai semangat kerja y
ang tinggi dan rajinan dalam bekerja. Melalui laporan ini diharapkan siswa mampu men
guasai ilmu yang diperoleh selama melakukan prakerin di industri.

Untuk itu SMK Nurul Barqi Semarang melakukan prakerin yang diwajibkan kepada
siswa-siswanya. Lama prakerin yang dilaksanakan siswa yaitu 6 (enam) bulan. Sehingg
a prakerin sudah menjadi agenda tahunan bagi siswa-siswa SMK Nurul Barqi Semaran
g yang telah menginjak tingkat kelas 13

Melalui Praktek Kerja ini siswa akan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipero
leh di tempat prakerin kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya serta mendapat kese
mpatan untuk mengembangkan cara berfikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapa
t menambah pengetahuan siswa terhadap apa yang ditugaskan

1
1.2 TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Tujuan praktek kerja industry adalah untuk memberikan pengalaman praktis dan terlibat langs
ung dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya dalam bidak tertentu. Tujuan ini dapat diperoleh
dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1.Mendapatkan pengalaman terkait kemampuan khusus, cara penggunaan alat, dan operasi dala
m bidang tertentu.

2.Mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari dalam lingkungan kerja.

3.Meningkatkan Kemampuan sosial dalam berkomunikasi dengan rekan.

4.Membangun kemampuan dan ketrampilan yang dapat bermanfaat untuk karir dimasa depan.

1.3 TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN

1.Sebagai bukti bahwa siswa telah memperoleh ilmu, wawasan, dan pengalaman selama menjala
ni magang di PT PLN (Persero) ULP Boja.

2.Sebagai bukti bahwa siswa telah melaksanakan magang di PT PLN (Persero) ULP Semarang S
elatan.

3.Melatih siswa untuk menuangkan ide-ide serta ilmu- ilmu yang telah diterima selama pelaksan
aan magang di PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan.

4.Mengetahui apa saja gangguan-gangguan yang sering terjadi pada SUTM serta mengetahui apa
saja dampak yang ditimbulkan dari gangguan-gangguan tersebut.

1.4 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Penulis telah melalui proses dalam melaksanakan prakerin di PT Haleyora Power


Unit Boja. Salah satunya adalah kegiatan pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah
milik PT. PLN Persero. Adapun kegiatan yang penulis lakukan sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat-alat untuk proses perawatan Jaringan Tengangan Menengah


2. Membantu terlaksananya perawatan JTM oleh karna itu, berdasarkan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penulis maka penulis memilih judul “PEMELIHARAAN
JARINGAN TEGANGAN MENENGGAH”.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
1.5 Metode Pengumpulan Data
Penulis memiliki beberapa metode untuk memperoleh berbagai data-data yang
diperlukan untuk menyusun laporan dan memahami cara untuk memelihara jaringan
tegangan rendah diantaranya:

1.5.1 Metode Pengamatan

Metode ini merupakan metode yang pertama kali dilakukan ketika akan melakukan
perbaikan dan perawatan Jaringan Tegangan Rendah. Yaitu mengamati dengan seksama
kendala yang terjadi terhadap Jaringan Tegangan Rendah sebelum melakukan pekerjaan
selanjutnya.

1.5.2 Metode Wawancara

Metode ini cukup efektif untuk mendapatkan informasi atau data-data yang
dibutuhkan dengan mewawancari berbagai narasumber yang berkompeten dibidangnya.

1.5.3 Metode Browsing

Metode ini merupakan metode yang paling mudah untuk mendapatkan berbagai
informasi dari internet guna melengkapi data-data yang sudah ada.

1.6 Sistematika Penyusunan Laporan

Uraian hasil praktik kerja lapangan digunakan untuk penyusunan laporan sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang praktik kerja industri, tujuan praktik kerja
industri, tujuan pemilihan laporan, alasan pemilihan judul, metode
pengumpulan data, dan sistematik laporan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini penulis memaparkan tentang sejarah berdirinya perusahaan visi dan
misi perusahaan, lokasi dan tata letak dan organisasi perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang beberapa pengenalan komponen Jaringan Tegangan


Menengah.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pengenalan komponen yang ada pada Jaringan
Tegangan Rendah, pemeliharaan, penyebab terjadinya gangguan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan yang didapat dari hasil analisa berdasarkan
praktik kerja industri yang telah dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dan Perkembangannya

PT. Haleyora Power Unit Boja yang berasal dari pos jaga milik Haleyora power
yang berkerja sama dengan PT. PLN PERSERO. Melalui berbagai proses perkembangan
zaman dan bertambah konsumen listrik di area boja maka diperbesarkan kantor guna

PAGE \* MERGEFORMAT 2
mempermudah para konsumen didaerah boja. Maka dari pihak PT.PLN Persero
mengembangkannya menjadi ULP (Unit Layanan Penganduan).

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Haleyora power

1. To Be Global Network Service Solution (GENSS)

To Be Global - Diartikan bahwa HP mampu memberikan pelayan dengan


standar kelas dunia, dimana pada tahun 2024 HP menjadi trend setter dan
pemimpin bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak pada operasi dan
pemeliharaan dibidang transmisi dan distribusi di wilayah Indonesia dan Asia
Tenggara.

2. Electricity Network Service Solution


Diartikan bahwa HP berperan sebagai service provisioning yang lean -
green - innovative - costumer focused dalam sistem ketenagalistrikan terutama
operasi dan pemeliharaan dibidang transmisi dan distribusi di captive maupun
non captive market

Misi Haleyora Power

Lead in GENSS With CARE

1. Customer Focused

Menyediakan standar layanan kepada pelanggan yang unggul dan


berstandarkan best practice

2. InnovAtive

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui model bisnis inovatif
berbasis teknologi dan environmental friendly

3. Reliable

Menjadi trend setter O&M Transmisi & Distribusi yang andal & kompetitif

2.5 Peraturan Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki peraturannya masing-masing berikut ini adalah peraturan


di PT. Haleyora Power Rayon Boja

1. Jam masuk 07.30 sebelum melakukan pekerjaan dilakukannya COC atau Apel
pagi pada jam 08.00
2. Mengikuti arahan yang diberikan kepada pengawas lapangan
3. Melaksanakan K2 & K3
4. Prakerin dilarang melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan tegangan 20kv
5. Prakerin hanya di perbolehkan membantu membawakan alat tanpa melakukan
pekerjaan yang sebenarnya.

2.5 Bidang Usaha Perusahaan

PT. Haleyora Power merupakan anak perusahaan dari PT.PLN Persero yang bergerak
dibidang Operation & Maintenance Pada Jaringan Transmisi dan Distribusi Kelistrikan

2.6 Lokasi Industri

di Jalan Tampingan, No.3, Boja, Grajengan, Tampingan, Kendal, Kabupaten Kendal,


Jawa Tengah 50216.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
2.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT.Haleyora Power Rayon Boja


merupakan masalah yang paling mendapatkan perhatian utama demi keberhasilan
tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Peraturan perundang-undangan
menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja:

1. Mencegah dan mengurangi Kecelakaan .


2. Mengingatkan rekan kerja yang berada dalam keadaan berbahaya .
3. Memasang ground lut dikedua sisi ( sisi short dan beban ).
4. Memasang loto saat melakukan perkerjaan.
5. Tidak melaksanakan perkerjaan bila pengawas pekerjaan wo (work ourder), JSA
(Job Safety Analisi).
6. Menggunakan APD, sarung tangan 20kv, sepatu 20kv, helm kesalamatan,
kacamata, tangga viber, dan full bodyharnees.
7. Berkordinasi dengan dispanser bahwa jaringan sudah bebas tegangan JRT
maupun JTM .
8. Pastikan posisi low 110v untuk tegangan JTR dan 11kv untuk tegangan JTM,
menggunakan telechopstick 20kv, sarungan tangan 20kv, helm keselamatan,
kacamata, dan full bodyharnees.

BAB III

LANDASAN TEORI

1.1 Landasan teori

Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah(JTM)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
20 KV dan semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke meter-
meter pelanggan. Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat – kawat
distribusi melalui penghantar udara. Penghantar bawah tanah dari mulai gardu induk
hingga ke pusat – pusat beban. pada sistem di ranting Galang ada terpasang jaringan
bawah tanah karena keadaan kota atau daerahnya belum memungkinkan untuk dibangun
jaringan tersebut. jadi untuk daerah ini tetap disuplai melalui hantaran udara 3 phasa 3
kawat. (Adri Muhaimin afif . 2011) Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi
tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, diman listrik dilayani dengan menarik kabel-
kabel tegangan rendah menjelajah ke s a tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level
tegangan yang lebih rendah menjadi 380/220 Volt. Dari trafo-trafo ini kemudian para
pelanggan epanjang pusat-pusat pemukiman, baik itu komersial maupun beberapa
industri yang ada disini. Tenaga listrik yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-
hari untuk mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik dengan tegangan
yang rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan menengah
(sistem 20 KV) dan tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya dipergunakan sebagai
sistem penyaluran (distribusi dan transmisi) untuk jarak yang jauh. Hal ini bertujuan
untuk kehandalan 7 sistem karena dapat memperkecil rugi-rugi daya dan memliki
tingkat kehandalan penyaluran yang tinggi, disalurkan melalui saluran transmisi ke
berbagai wilayah menuju pusat-pusat pelanggan.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pemeliharaan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Proses Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah.

Pemeliharaan peralatan listrik pada jaringan tegangan menengah adalah serangkaian


tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa
peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya
gangguan yang menyebabkan kerusakan.

Cara Merawat Jaringan Tegangan menengah:

1. Melakukan Survei Kembali.


2. Cek Perangkat Jaringan Secara Berkala.
3. Merancang Topologi dan Daftar Perangkat.
4. Meremajakan Perangkat.
5. Instalasi dan Perapian Yang Baik.
6. Melakukan Uji Coba dan Pengecekkan Secara Berkala.
7. Backup Jaringan Secara Berkala.

4.2 Komponen-kompenen Jaringan Tegangan Menenggah

4.2.1 Tiang Beton

Tiang merupakan bagian jaringan distribusi tegangan menengah yang


berfungsi sebagai penopang / penyangga penghantar. Tiang listrik harus
memiliki daya mekanis yang tinggi sehingga dapat menahan beban tarikan
penghantar atau terpaan angin.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Tiang beton merupakan tiang yang terbuat dari bahan dasar semen, pasir dan
batu split yang kemudian di-cor dengan kerangka besi baja. Tiang beton kini
menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang mengelola kelistrikan seperti PLN.

Kelebihan tiang beton adalah umurnya yang lama, tidak membutuhkan


pemeliharaan dan kekuatan puncak besar. Sedangkan kekurangan tiang beton
adalah berat, transportasi lebih sulit dan perlu alat-alat khsusus untuk
memancangnya.

Gambar 4.1 Tiang

4.2.2 Isolator

Isolator merupakan komponen jaringan ditribusi tegangan rendah yang


berfungsi sebagai penyekat antara pahasa dan penyekat antara phasa dengan tanah.
Selain itu, isolator juga berfungsi sebagai penumpu atau penarik penghantar.

Isolator harus memiliki kemampuan mekanis dalam menumpu dan menarik


penghantar yang memiliki berat. Isolator harus bisa menjaga posisi penghantar
phasa agar tidak bersentuhan dengan phasa lain atau pada tiang listrik.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 4.2 Isolaror

4.2.3Travers (Cross Arm)

Travers atau Cross Arm merupakan komponen jaringan tegangan


menengah yang berfungsi sebagai tempat terpasangnya isolator. Travers
terbuat dari bahan baja digalvanisasi yang berbentuk U dan ada juga
berbentuk persegi panjang.

Gambar 4.3 PHB TR

4.2.4 Penghantar

Penghantar merupakan komponen jaringan distribusi tegangan rendah yang


berfungsi untuk menghantarkan energi listrik. Untuk saluran udara, penghantar
disebut kawat karena tidak memiliki isolasi sedangkan untuk saluran bawah tanah,
penghantar disebut kabel karena memiliki isolasi.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 4.4

4.2.5 Fuse Cut Out (FCO)

Fuset Cut Out atau FCO merupakan komponen jaringan distribusi tegangan
menengah yang berfungsi sebagai pengaman lebur terhadap arus hubung singkat
(short circuit). Selain itu komponen ini digunakan untuk memutus tegangan ke
transformator ketika dilakukan pemeliharaan.

Di dalam FCO terdapat fuse link yang akan melebur ketika dilewati arus
yang melebihi batas nominalnya. Arus nominal fuse link disesuaikan dengan arus
nominal transformator distribusi yang diproteksinya.

Gambar 4.5

4.2.6 Lightning Arrester (LA)

Lightning Arrester merupakan komponen jaringan distribusi tegangan


menengah yang berfungsi sebagai proteksi terhadap tegangan lebih akibat
sambaran petir (lightning surge) atau surja hubung (switching surge).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Lonjakan petir yang diterima lightning arrester diteruskan ke tanah melalui
sistem grounding (pentanahan).

Gambar 4.6 Lightning Arrester (LA)

4.2.7 Transformator

Transformator atau biasa disebut trafo merupakan komponen jaringan


tegangan rendah yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan listrik.
Energi listrik tegangan menengah 20 kV diturnkan menjadi 380 / 220 V oleh
transformator distribusi.

Kapasitas daya transformator distribusi disesuaikan dengan kebutuhan daya


pelanggan.

Gambar 4.7 Transformator

4.2.8 Sistem Grounding (Pentanahan)

Sistem grounding atau pentanahan merupakan bagian dari jaringan tegangan


menengah yang berfungsi untuk mengalirkan arus gangguan atau lonjakan
tegangan ke tanah. Arus gangguan dari FCO dan lonjakan tanah dari LA dialirkan
melalui sistem pentanahan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Sistem pentanahan terdiri dari kawat penghantar berupa kawat BC (Bare
Conductor) dan elektroda pentanahan yang terbuat dari bahan tembaga atau besi
yang digalvanisasi. Elektroda pentanahan dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan
bentuknya, yaitu elektroda batang, elektroda pelat dan elektroda pita.

Gambar 4.8 Grounding

4.2.9 Joint slevee

Joint Sleeve merupakan komponen jaringan tegangan rendah yang digunakan


untuk menyambung penghantar. Pada titik sambungan di joint sleeve tidak boleh
mengalami gaya tarikan demi menjaga sambungan tetap kuat.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 4.9 Joint slevee

4.2.10 Connector Press Type

Connector press type merupakan komponen jaringan tegangan rendah yang


berfungsi untuk menghubungkan / menyambung penghantar. Cara
pemasangannya yaitu dengan memasukkan dua ujung penghantar kebagian
sambungan kemudian di press menggunakan alat press connector.

Gambar 4.10 Connector Press Type

4.2.11 Guy Wire Insulato


Guy wire insulator komponen jaringan tegangan rendah yang berbahan
isolator (keramik) yang berfungsi sebagai sekat listrik dan dipasang pada kawat
penarik tiang (steel wire).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gambar 4.11 Guy Wire Insulato

4.2.12 Ground Anchor Set


Ground anchor set merupakan komponen yang dipasang pada tanah untuk
menjaga keseimbangan dan kestabilan konstruksi tanah. Alat ini biasa dipasang
pada pada tanah yang labil.

Gambar 4.12 Ground Anchor Set

4.3 Penyebab Terjadinya Gangguan

4.3.1 Faktor Alam

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Terjadinya Gangguan pada Jaringan Tegangan Rendah yang terjadi melalui
faktor Alam ialah hujan lebat berserta angin dapat merobohkan pohon, bila pohon
tersebut mengenai kabel SUTR dapat menyebabkan short yang menyebabkan
terputusnya fuse link pada FCO (FUSE CUT OUT) mengakibatkan listrik padam,
bisa juga pohon yang menimpa SUTR terbakar antara dahan pohon itu atau kabel
SUTR tergantung kuat ketahanan mana yang kuat.

4.3.2 Renggang Waktu

Alat-alat elektronik seiring berjalannya waktu akan rusak karena dipakai


terus menerus, seperti kabel SR yang memiliki renggang waktu sekitar 15-20 tahun
untuk daya isolatornya.

4.3.3 Beban Lebih (overload)

Gangguan beban lebih atau dikenal dengan sebutan overload pada jaringan
distribusi adalah kondisi sistem yang melayani beban (pelanggan) melebihi
kapasitasnya. Misalnya, Transformator distribusi dengan kapasitas 75 Kva, namun
melayani beban pelanggan lebih dari kapasitasnya tersebut akan membuatnya
bekerja dalam keadaan tidak normal.

Transformator yang bekerja melebihi batas kapasitasnya akan mengalami


kerusakan. Selain itu, beban lebih akan membuat arus yang mengalir pada jaringan
distribusi menjadi lebih besar dan menimbulkan panas yang berlebihan.

Apabila panas berlebihan tersebut melebihi batas panas yang dapat diterima
sistem kelistrikan maka akan membuat umur peralatan menjadi berkurang, terjadi
penuaan dan pada akhirnya mengalami kerusakan.

Beberapa diantara material sistem distribusi yang terkena dampak dari beban
lebih adalah tarnsfromator dan penghantar.

4.3.4 Hubung Singkat (Short Circuit)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Hubung singkat (short circuit) adalah suatu gangguan pada sistem
kelistrikan yang terjadi ketika phasa satu terhubung dengan phasa yang lain, phasa
terhubung dengan netral, phasa terhubung ke tanah.

Timbulnya gangguan hubung singkat pada jaringan distribusi tegangan


rendah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu temporer (sementara) dan persistant
(permanen). Berikut ini penjelasan kedua hal tersebut

Gangguan Bersifat Temporer (Sementara) Maksud ganggua temporer


sementara ini adalah gangguan akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu tindakan
dari petugas kelistrikan sehingga jaringan distribusi akan normal dengan
sendirinya.

Contoh gangguan bersifat sementara adalah timbulnya flashover (percikan


api) antar penghantar atau penghantar dengan tanah (kawat menuju ke tanah /
travers). Flashover tersebut bisa terjadi akibat adanya sambaran petir.

Gangguan Bersifat Persistant (Permanen) Maksud gangguan persitant


permanen ini adalah gangguan bersifat tetap dan diperlukan tindakan dari petugas
kelistrikan untuk melakukan perbaikan agar distribusi listrik kembali normal.

Contoh gangguan yang bersifat permanen pada jaringan distribusi adalah


menurunnya kemampuan isolasi pada transformator (trafo), menipisnya minyak
transformator, mengelupasnya isolasi penghantar jaringan tegangan rendah (kabel
LVTC) dan gangguan permanen lainnya.

4.3.5 Tegangan Turunan (Voltage Drop)

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Gangguan jatuh tegangan atau drop voltage pada jaringan ditsribusi tegangan
rendah adalah nilai tegangan yang turun melewati batas toleransi tegangan
minimal yang diizinkan. Dalam peraturan SPLN No.1:1978 dijelaskan bahwa
toleransi tegangan minimal sebesar 10%.

Sehingga besarnya tegangan minimal yang masih diizinkan sebesar 220 Volt
– 10% = 198 Volt. Sehingga apabila tegangan pada sistem distribusi di bawah nilai
198 Volt sudah dipastikan sistem mengalami drop tegangan dan perlu dilakukan
perbaikan.

Peralatan listrik yang menggunakan sumber listrik dengan tegangan rendah


dibawah batas toleransi tidak akan bekerja normal. Penyebab Terjadinya Jatuh
Tegangan (Drop Tegangan) Jatuh tegangan pada sistem distribusi disebabkan oleh
beberapa hal seperti penampang penghantar jaringan yang tidak sesuai, penghatar
yang terlalu panjang yang menyebabkan tegangan pada ujung jaringan mengalami
drop voltage.

BAB V

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PENUTUP

Laporan praktik kerja industri ini penulis susun sebagai pertanggung jawaban
mengikuti prakerin kurang lebih selama 6 (enam) bulan di PT.Haleyora Power
Rayon Boja. Selama mengikuti praktek kerja industri ini penulis mendapatkan
pengetahuan, dan pengalaman. Hal ini tentunya membuat penulis semakin menjadi
seseorang yang berguna untuk orang lain dan dapat dipercaya.

1.1 Simpulan

Penulis mendapatkan banyak sekali pengalaman dan ilmu selama


melaksanakan prakerin di PT. Haleyora rayon Boja. Tentu saja hal ini dapat
menambah wawasan penulis tentang dunia kerja baik ketika suatu saat melamar
perkejaan atau mendirikan usaha sendiri. Simpulan yang penulis dapat diantaranya:

1. Siswa dapat mengalisa gangguan yang dilaporkan oleh konsumen

2. Siswa dapat mengidentifikasi bahaya yang terjadi jika tidak melaksanakan k3

3. Siswa dapat memperbaiki serta merawat JTR

1.2 Saran

Perusahaan pasti memiliki kekurangan maupun kelenihan, baik secara


penyuluhan maupun fasilitas. Penulis memberikan sedikit saran:

1. Perusahaan sudah memperhatikan siswa prakerin alangkah baiknya lebih


ditingkatkan untuk memberikan penyuluhan bagi siswa-siswa yang melaksanakan
prakerin

2. Perusahaan sudah menyediakan fasilitas dan waktu bagi siswa dalam


mengumpulkan bahan referensi laporan hasil prakerin dengan baik

3. Pengawas industri terhadap siswa baik

DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai