GELADIKARYA
Oleh:
EDWARD BATUBARA
NIM 087007063
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, selama ini kinerja perusahaan
dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan
penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan
Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian
Tingkat Kinerja Perusahaan. Sedangkan Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sehingga
pencapaian kinerja ini perlu diuji dengan perspektif produktivitas, untuk mengetahui
posisi perusahaan dari waktu ke waktu.
Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan produktivitas parsial
terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan selama 2 (dua) tahun yaitu
dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi perubahan trend pencapaian
indeks produktivitas total dan produktivitas parsial serta memberikan solusi alternatif
tindakan perbaikan.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis trend indeks produktivitas menunjukkan
bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil sehingga perlu
dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks hanya 1.003. Faktor
input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial disebabkan oleh produktivitas
parsial tenaga kerja dengan capaian indeks produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi
trend penurunan sebesar - 0,101, disusul dengan indeks produktivitas parsial energi
dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064.
Sedangkan produktivitas parsial lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif
tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja
ini adalah memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif.
Puji syukur penulis panjatkan doa kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat-Nya kepada penulis selama proses menuntut ilmu dan penyelesaian
Geladikarya ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas akhir S-2 pada
ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan, saran maupun petunjuk dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan rasa
Sumatera Utara.
7. Istri tercinta Herlis Sitorus dan anakku tersayang Rachel Novelin dan Daniel
Rafael yang telah sabar dan memberikan doa serta motivasi selama penulis
Geladikarya ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan Rahmat dan karuniaNya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis
penulis semoga Geladikarya ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak pada
Edward Batubara
Tahun 1982 tamat dari Sekolah Dasar Inpres Batang Beruh Sidikalang dan melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Sidikalang dan lulus tahun
di Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus bulan Agustus 1994. Kemudian pada
Awal Tahun 1995 diterima bekerja di PT . PLN (Persero) dan penempatan awal
di PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo di Manado. Dan
saat ini menjabat Manager Sektor PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan,
Tapanuli Tengah-Sibolga.
RINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xi
7.1 Kesimpulan……………………………………………………. 73
7.2 Saran………………………………………………………… 74
Pandan…………………………………………………. 45
Pandan ………………………………………………… 46
Pandan…………………………………………………. 42
Pembangkitan Pandan…………………………………… 44
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, selama ini kinerja perusahaan
dikatakan berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan
penetapan target pada periode pengukuran dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sistem Penilaian Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan
Target Kinerja, pelaporan Realisasi Indikator Kinerja dan Endorsement Penilaian
Tingkat Kinerja Perusahaan. Sedangkan Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Sehingga
pencapaian kinerja ini perlu diuji dengan perspektif produktivitas, untuk mengetahui
posisi perusahaan dari waktu ke waktu.
Pada penelitian ini dilakukan analisis produktivitas total dan produktivitas parsial
terhadap PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Pandan selama 2 (dua) tahun yaitu
dari tahun 2009 sampai dengan 2010. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor input yang mempengaruhi perubahan trend pencapaian
indeks produktivitas total dan produktivitas parsial serta memberikan solusi alternatif
tindakan perbaikan.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis trend indeks produktivitas menunjukkan
bahwa terjadi perubahan trend yang naik namun relatif sangat kecil sehingga perlu
dilakukan upaya peningkatan produktivitas karena capaian indeks hanya 1.003. Faktor
input yang mempengaruhi kondisi ini secara parsial disebabkan oleh produktivitas
parsial tenaga kerja dengan capaian indeks produktivitas sebesar 0.899 atau terjadi
trend penurunan sebesar - 0,101, disusul dengan indeks produktivitas parsial energi
dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend penurunan sebesar – 0,064.
Sedangkan produktivitas parsial lainnya menunjukkan trend naik/positif. Alternatif
tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki faktor input produktivitas tenaga kerja
ini adalah memaksimalkan motivasi karyawan khususnya peningkatan elemen motif.
bagaimana perusahaaan tersebut menggunakan dan mengelola sumber daya yang mereka
miliki. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan
oleh perusahaan dengan sumber daya yang digunakan. Perbandingan ini disebut dengan
produktivitas perusahaan. Semakin efisien sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang
yang dimiliki dengan hanya melihat tingkat yang dicapainya pada periode tertentu, sehingga
mengeluarkan biaya yang besar untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari (termasuk proses
produksi) yang berpengaruh pada penerimaan profit perusahaan. Jika biaya yang dikeluarkan
diperlukan. Bagaimana produktivitas itu dapat dicapai, maka yang harus dilakukan
peningkatan produktivitas pada periode yang lain. Dengan menganalisis hasil pengukuran
produktivitas akan diketahui kekurangan yang ada, dimana selanjutnya kekurangan dapat
diperbaiki, sehingga dapat dicapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Analisis terhadap
produktivitas juga merupakan landasan bagi perusahaan dalam menentukan arah kebijakan
PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Selama ini kinerja perusahaan dikatakan
berjalan baik hanya dengan melihat perbandingan pencapaian hasil dan penetapan target
Tingkat Kinerja diterapkan dengan 3 (tiga) tahap, yakni penetapan Target Kinerja, pelaporan
Penetapan Target Kinerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara PLN Sektor Pembangkitan Pandan dengan PT. PLN
Medan. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan menyiapkan usulan Target Kinerja
berdasarkan prediksi kondisi unit dan keuangan ke depan, sedangkan Kantor Induk
menyiapkan target Sektor Pembangkitan Pandan dari pemetaan Target Kantor Induk yang
telah ditetapkan PT. PLN (Persero) Kantor Pusat. Target Kinerja yang dibuat PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan Kantor Induk yang berbeda, akan dilakukan
diskusi dan mencari kesepakatan sehingga Target Kinerja Sektor Pembangkitan Pandan
beserta asumsi-asumsinya dapat ditetapkan. Dalam penetapan Target Kinerja, Kantor Induk
dengan Target Kinerja Kantor Induk yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Penetapan
Target Kinerja sektor harus sejalan dengan penetapan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan), yang sering disebut Kinerja Berbasis RKAP. Target Kinerja yang ditetapkan
harus sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah disepakati juga. Asumsi-asumsi
yang dibuat pada saat penetapan Target Kinerja juga mengacu pada program kerja dan
RKAP.
kesempatan Target Kinerja oleh Kantor Pusat. Hal ini dilakukan bila ada perubahan biaya
bahan bakar, perubahan kurs, perubahan program kerja yang tidak ada dalam RKAP.
Realisasi kinerja dibuat berdasarkan data-data laporan hasil pencapaian bulanan yaitu
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel-1.1 dan Gambar-1.1.
produktivitas terdapat perbedaan trend pencapaian. Dari hasil data pencapaian produksi kWh
tenaga listrik sebagai faktor output dibandingkan dengan total biaya yg dikeluarkan sebagai
faktor input dengan catatan tidak memperhitungkan faktor inflasi, perhitungan pada harga
konstan, dan pencapaian hasil yang bukan merupakan kinerja manajemen, dapat terlihat
bahwa produktivitas produksi tenaga listrik dari tahun 2006 s/d tahun 2010 terlihat fluktuasi
REALISASI KINERJA
NO INDIKATOR
2006 2007 2008 2009 2010
1 Perspektif Bisnis Internal 44.14 44.18 45.00 38.00 30.00
Perspektif Pelayanan
2 Pelanggan 15.00 15.00 10.00 14.69 21.80
3 Perspektif Keuangan 34.13 34.74 37.77 40.00 40.00
4 Perspektif Pembelajaran 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
5 Perspektif Administrasi - - -
6 Perspektif Pengawasan - (1.67) - (1.38)
TOTAL NILAI BOBOT 98.27 97.25 97.77 96.32 95.80
KATEGORI K-1 K-1 K-1 K-1 K-1
Sumber : Laporan Kinerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
Keterangan :
tidak memperhitungkan faktor inflasi, perhitungan pada harga konstan, dan pencapaian hasil
yang bukan merupakan kinerja manajemen, digambarkan bahwa adanya trend pencapaian
kinerja yang fluktuatif dari tahun 2006 s/d 2010. Dari capaian kinerja PT. PLN (Persero)
sehingga perlu dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya perubahan trend produktivitas
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang akan di
2. Apa alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
manajemen yang berhubungan dengan faktor input dalam upaya meningkatkan produktivitas
produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan pada masa yang akan
datang.
1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan dalam upaya menemukenali sebab akibat faktor input yang
Pembangkitan.
2. Bagi Peneliti
diterima pada Sekolah Pasca Sarjana, program Magister Manajemen dan aplikasinya
di perusahaan.
Sebagai bahan referensi untuk peneliti lebih lanjut terkait dengan manajemen
produktivitas.
1. Penelitian ini dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan
2. Data yang digunakan dalam analisis produktivitas produksi kWh listrik terbatas pada
kondisi PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, periode tahun 2009 s/d
tahun 2010
keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh suatu hasil,
sedangkan keluaran adalah hasil yang bermanfaat yang diperoleh melalui kegiatan yang
dilakukan.
Definisi-definisi produktivitas yang berkembang saat ini yang telah dibentuk oleh
2. Paul Mali dalam bukunya Improving Total Productivity, 1978 mendefinisikan bahwa
“ Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak sumber daya yang
Keluaran Efektivitas
Masukan Effisiensi
3. E.E. Adam Jr., J.C. Hershaurer, dan W.A. Ruch dalam bukunya Productivity and
berkaitan dengan konvensi dari masukan menjadi keluaran dan sistim yang berada
Keluaran
Produktivitas = ----------------------------------------------------------
Produktivitas yang didefinisikan seperti ini dikenal dengan nama produktivitas total.
Keluaran relatif terhadap hanya satu, dua atau tiga faktor masukan dinamakan ukuran
produktivitas parsial misalnya , keluaran per jam orang, atau unit produk per kilo watt
jam.
bahwa “ Produktivitas adalah rasio dari keluaran yang dihasilkan dan digunakan di
luar organisasi dengan sumber-sumber daya yang digunakan, dibagi dengan rasio
Produktivitas adalah hasil bagi yang diperoleh antara keluaran dengan salah satu dari
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
b. Secara Ekonomi :
yang sekecil-kecilnya.
c. Secara Teknis :
berikut
P = O / I dimana : O = Output
P = Produktivitas I = Input
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan
dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial
adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang telah dikuantifikasi. Suatu
output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai lebih
dengan istilah “produksi”. Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Akan
tetapi produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan
hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran
perbandingan antara keluaran dan masukan). Dari definisi-definisi di atas juga dapat
jumlah, tipe, dan tingkat sumber daya yang dibutuhkan atau juga menunjukkan efisiensi
dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan, sehingga produktivitas dapat diukur
menggunakan sumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu peningkatan
1. Efisiensi.
2. Efektivitas.
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan Gambaran seberapa jauh target
yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target
tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran.
sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara
sebagai berikut :
Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah : Efektif dalam mencapai tujuan dan
3. Kualitas.
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan
konsumen. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit
diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input
Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas (Gasperz. 2000). Tiga
tipe dasar ini merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan
1. Produktivitas Parsial.
Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh,
produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan tenaga kerja)
2. Produktivitas Faktor-Total.
Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli.
3. Produktivitas Total.
Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus dinyatakan
dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode dasar, dengan tujuan
untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan
kategori tertentu.
d. Menentukan target tingkat produktivitas pada masa yang akan datang secara
realistis
dan berhubungan dengan suatu jenis industri yang sama. Keuntungan pengukuran
d. Menganalisis tenaga kerja, yang meliputi tenaga kerja, proyeksi tenaga kerja
dimasa yang akan datang, kecenderungan ongkos tenaga kerja dan pengaruh
Produktivitas tenaga kerja meningkat memiliki arti bahwa tiap tenaga kerja
menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang lebih besar, sehingga pendapatan
c. Mengukur efisiensi, dimana dapat dilihat aliran sumber daya dalam suatu
negara.
mengalirnya arus barang, tehnologi, dan jasa antar negara, serta dengan meningkatnya
sebagai alat untuk memahami dan mengevaluasi pengaruh produktivitas dari negara-
negara yang saling bersaing. Ukuran yang digunakan dalam mengukur produktivitas
internasional ini adalah GNP (Gross National Product) dan GDP (Gross Domestic
Product).
terus-menerus. Sebagaimana terlihat pada Gambar-2.1, ada empat tahap daur yang saling
1. Pengukuran Produktivitas.
2. Evaluasi Produktivitas.
3. Perencanaan Produktivitas.
Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikut
adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan rencana
yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara produktivitas aktual dan rencana
merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang
direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek
Faktor penting yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas adalah pihak
manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang paling berpengaruh, terutama
dalam proses perencanaan dan penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan instruksi kerja
dan evaluasi, serta dalam menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas pekerja terhadap
institusi.
harus didahului oleh kegiatan pengukuran, penilaian dan perencanaan dari produktivitas itu
sendiri. Keempat tahap ini sangat penting dilaksanakan seluruhnya, karena siklus tersebut
TAHAP 1
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Universitas
TAHAP 2 Sumatera Utara
TAHAP 4
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS EVALUASI
Sumber:Buku Manajemen Produktivitas Total, Gaspersz,2000.
Model pengukuran produktivitas total ini dikembangkan oleh Sumanth (1984) untuk
ruang lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor input dan seluruh
Secara umum dinyatakan oleh perkalian antara jumlah dengan harga, baik itu output
maupun input. Keduanya dinyatakan dengan harga konstan pada periode dasar. Model ini
dimana :
• Total ouput meliputi ; nilai output produk jadi, nilai unit produk setengah jadi,
• Total input meliputi ; nilai tenaga kerja, nilai bahan, nilai energi, nilai kapital dan
biaya lainnya.
Elemen Output
er :
Buku
Peodu
ktivity
Engin
eering
And
Mana
geme
nt,
Sumanth,1984
A. Elemen output.
Nilai produk jadi yang dihasilkan dalam periode tertentu = jumlah unit produk
jadi yang dihasilkan dalam periode ini x harga jual per unit pada periode dasar.
Yang dimaksud dengan periode dasar adalah periode normal dimana produksi
Faktor output ini meskipun biasanya diabaikan, tetapi harus dimasukkan karena
Faktor ini juga dimasukkan sebagai faktor output dengan alasan yang sama seperti
deviden.
5. Pendapatan lainnya.
B. Elemen-Elemen Input.
2. Input bahan.
Input bahan terdiri dari dua kelompok yaitu bahan mentah dan komponen yang
dibeli. Nilai bahan yang dikonsumsi selama periode berjalan = jumlah bahan baku
terpakai periode berjalan x harga beli bahan baku pada masa periode dasar.
bahan yang dikonsumsi dengan periode berjalan dan kemudian dijumlahkan nilai-
sehingga nilai input bahan total selama periode berjalan = jumlah bahan mentah
total terpakai pada periode berjalan + nilai total komponen yang dibeli selama
periode berjalan.
3. Input Modal
Input modal dibedakan atas modal lancar dan modal tetap. Modal tetap terdiri dari
atas tanah, bangunan pabrik, mesin, peralatan dan perlengkapan. Modal lancar
terdiri dari uang yang digunakan untuk membantu persediaan, uang kas, uang yang
Nilai input tetap perusahaaan = jumlah dari nilai tahunan untuk setiap milik (asset)
yang dihitung berdasarkan ongkos tahunan dasar, masa produktif dan cost of capital
perusahaan.
Nilai input modal dari perusahaaan = jumlah dari nilai asset cair dari produksi pada
4. Input energi.
Input energi adalah ongkos energi yang timbul dengan menggunakan satu atau
5. Biaya lainnya.
Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor input yang
digunakan dalam memproduksi output tersebut. Produktivitas ini mengukur hubungan antara
jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan . Jika rasio
secara berkelanjutan maka dapat dikatakan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi
telah berjalan dengan baik. Kelima ukuran produktivitas parsial tersebut antara lain :
Ptk = ----------------------------------------------------
Pe = ----------------------------------------------------
Peningkatan produktivitas dapat terlaksana apabila salah satu dari lima situasi seperti
sehingga dapat meningkatkan standar hidup dan martabat bangsa serta dapat
pembangunan.
1. Memperkuat daya saing karena dapat memproduksi dengan biaya rendah dan mutu
yang baik.
3. Menunjang terwujudnya hubungan industri yang lebih baik apabila nilai tambah
sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain yang
diperoleh dari pengukuran produktivitas terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap
seperti dalam menentukan target atau sasaran tujuan yang nyata dan pertukaran informasi
antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling
suatu organisasi atau perusahaaan mengetahui tingkat produktivitas mana dia berada.
2. Usaha pengukuran dapat digunakan untuk menyususn kembali tujuan ekonomi dan
ekonomi perusahaaan
3. Pengukuran produktivitas berguna untuk perencanaan sumber daya baik untuk jangka
diukur.
produktivitas dari perusahaan yang sejenis baik ditingkat industri maupun nasional.
9. Penawaran kolektif dapat dicapai dengan lebih rasional pada saat diperoleh
peningkatan produktivitas
1. Membandingkan hasil kerja periode yang diukur dengan hasil kerja periode dasar.
2. Membandingkan hasil kerja suatu unit organisasi dengan unit organisasi yang lain.
3. Membandingkan unit kerja yang sebenarnya dengan target yang telah ditetapkan.
produktivitas pada dasarnya suatu proses penilaian dari perkembangan (perubahan) tingkat
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan ganbaran sampai sejauh mana
program produktivitas mencapai sasaran perbaikan yang telah ditetapkan, dan bagi
perusahaan yang baru mulai melaksanakan program produktivitas tujuan evaluasi adalah
untuk mengetahui seberapa jauh program perbaikan harus dilakukan. Hasil evaluasi harus
produktivitas.
menjadi pendorong peningkatan produktivitas dan apa yang menjadi akar penyebab
penurunan produktivitas perusahaan itu. Berkaitan dengan hal itu dapat digunakan alat-alat
sederhana yang telah popular seperti brainstrorming, bertanya mengapa beberapa kali (five
produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan. Kerangka konseptual
1. Dimulai dengan melakukan pentabulasian setiap bulan yang merupakan faktor output
yaitu produksi kWh listrik berdasarkan data perusahaaan tahun 2009 s/d tahun 2010
2. Kemudian dilakukan pentabulasian terhadap data-data yang terkait dengan faktor input
yang meliputi biaya yang tekait dengan faktor input tenaga kerja , biaya kapital , biaya
berdasarkan pentabulasian faktor output dan faktor-faktor input produksi kWh listrik
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan pengaruh faktor inflasi.
4. Dari hasil perhitungan parsial ini dilakukan identifikasi faktor input mana yang paling
rendah berkontribusi dalam perubahan produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN
produktivitas produksi kWh listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan.
Output
Produksi
INPUT Produktivitas
kWh Listrik
Faktor
Penyebab
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama 18 minggu efektif dengan rincian waktu dapat dilihat
pada Tabel-4.1.
1. Data primer yaitu data atau informasi yang diperoleh dari pengamatan di lapangan,
2. Data sekunder yaitu data atau informasi yang bersumber dari laporan-laporan kinerja
tahunan dan laporan keuangan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dan
data pendukung data lainnya diperoleh dari berbagai bidang yang mempunyai
Pembangkitan Sumbagut Sektor Pembangkitan Pandan yang berjumlah 94 orang. Populasi ini
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan data primer yaitu suatu tehnik pengumpulan
data yang dilakukan langsung di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, yang
diperoleh melalui hasil wawancara serta penyebaran kuisioner. Tehnik pengumpulan data ini
dilakukan dengan sensus atau sampling, melalui sejumlah pertanyaan yang disusun
sedemikian rupa sehingga dengan mudah memperoleh informasi yang relevan dengan
penelitian ini. Disamping itu metode pengumpulan data juga dilakukan berdasarkan data
sekunder yaitu melakukan pengamatan atas laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu status kelompok manusia, objek, set
kondisi, sistim pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Sifat penelitian ini
bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistimatis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta,
dalam tabel. Analisis dilakukan dari dengan memperhatikan trend produktivitas total dan
parsial dan total tersebut. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran sampai
data dan metode desktiptif melalui perhitungan bobot berdasarkan hasil dari pengumpulan
data baik melalui data primer maupun data sekunder., selanjutnya dapat diberikan pemecahan
Setelah dapat mendefinisikan kondisi dan masalah yang terjadi pada perubahan trend
dilakukan untuk perbaikan faktor input, sehingga peningkatan produktivitas produksi kWh
listrik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dapat ditingkatkan pada masa yang
akan datang.
PT. PLN (Persero) adalah merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang seluruh sahamnya dikuasai negara dengan bisnis utama bergerak dibidang
pembangkit, transmisi, distribusi dan retail tenaga listrik dengan berorientasi kepada kepuasaan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham serta mengupayakan agar bisnis ketenaga
Pengalihan bentuk usaha dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi
tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994. Tercantum dalam lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1994
nomor 34 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1994. PT. PLN (Persero) didirikan dengan
Akte Notaris Sutjipto, SH dengan nomor.169 yang telah disahkan oleh menteri kehakiman No. Cd-
11.519 HT.01.01 tahun 1994 dan di umumkan dalam tambahan berita negara No. 6731/94.
PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) no. 30.K/010/DIR/2001 dengan wilayah kerja
meliputi Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Daerah Istimewa Aceh, bertempat kedudukan di Medan.
Kemudian Unit Bisnis ini berubah kembali menjadi PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT. PLN (Persero) Nomor
192.K/010/DIR/2003. Melalui keputusan tersebut organisasi PLN yang bergerak dalam bidang
pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik di Sumatera dibuat menjadi 3 bagian, yaitu
pembangkitan Sumbagut, pembangkitan Sumbagsel serta Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban
mengelola bidang pembangkitan di wilayah Sumut, Riau dan NAD. Tujuannya agar pengelolaan bisnis
pembangkitan lebih fokus dan efisien guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan merupakan salah satu dari 6 (enam) unit
Sektor Pembangkitan di bawah PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, pada
awalnya mempunyai organisasi Sektor Sibolga PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan
Sumatera, maka sesuai surat Keputusan Direksi no, 015.K/DIR/2005 organisasi ini berubah menjadi
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan dengan fungsi dan tugas pokoknya adalah
merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat laporan atas kegiatan operasi
dan pemeliharaan pembangkitan di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalan yang
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Pandan mengelola mesin pembangkit yang terdiri dari
unit pembangkit thermal (pembangkit diesel) dengan total kapasitas terpasang 15,558 MW di pulau
Nias dan unit pembangkit hidro dengan kapasitas terpasang 139,5 MW. Dengan adanya pemekaran
wilayah kabupaten Nias maka pada bulan Maret 2009, pembangkit thermal PLTD (Pusat Listrik
Tenaga Diesel) Gunung Sitoli dan PLTD Teluk Dalam, pengelolaannya dialihkan dari PLN Sektor
Pembangkitan Pandan ke PT PLN (Persero) Cabang Khusus Nias dibawah kantor Induk PT. PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara. Sehingga PLN Sektor Pembangkitan Pandan hanya mengelola
pembangkit PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) dan PLTMH (Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro) sampai
sekarang.
Adapun visi dan misi PT. PLN (persero) Pembangkitan Sektor Pembangkitan Pandan adalah
sebagai berikut :
Visi : Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, berkembang, unggul dan terpercaya
Misi : 1. Menjalankan bisnis kelistrikan pembangkitan di Sumatera Bagian Utara yang berorientasi
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai daerah kerja yang tersebar di
10 (sepuluh ) kabupaten dengan rincian dan kapasitas daya terpasang sebagai berikut :
1. PLTA Renun terletak di Kabupaten Dairi , mempunyai daya terpasang 82 MW dengan daya
mampu sebesar 82 MW. Terdiri dari 2 (dua) unit mesin pembangkit dimana unit 2 beroperasi
pada bulan Desember 2005 sedangkan unit 1 beroperasi pada bulan Agustus 2006.
MW . Terdiri dari 2 unit beroperasi secara Cascade dimana unit 1 daya terpasang 33 MW
beroperasi tahun 2004 dan unit 2 daya terpasang 17 MW beroperasi tahun 2002.
3. PLTMH Aek Raisan 1 dan Aek Raisan 2 terletak di Kabupaten Tapanuli Utara dengan
kapasitas daya terpasang 1,5 MW, terdiri dari 2 (dua) unit yang beroperasi tahun 1987.
4. PLTMH Kombih 1 dan Kombih 2 terletak di Kabupaten Fak-Fak Bharat dengan kapasitas daya
terpasang 3 MW, terdiri dari 4 (empat) unit yang beroperasi tahun 1989.
5. PLTMH Aek Silang dan Aek Sibundong terletak di Kabupaten Humbahas dengan kapasitas
daya terpasang 1,5 MW, terdiri dari 2 unit yang beroperasi tahun 1987 dan tahun 1988.
6. PLTMH Batang Gadis terletak di Kabupaten Madina, dengan daya terpasang 950 kW, terdiri
7. PLTMH Tonduhan terletak di Kabupaten Simalungun, dengan daya terpasang 400 kW, terdiri
8. PLTMH Boho ter;etak di Kabupaten Tobasa dengan kapasitas daya terpasang 200 kW, terdiri
9. Pasca tsunami PLTD Gunung Sitoli mempunyai daya terpasang 12,2 MW dengan daya
mampu sebesar 10 MW yang terdiri dari 13 unit mesin diesel. Beban Puncak sistem Isolated
Nias sekarang ini sudah mencapai 10 MW. PLTD Gunung Sitoli terletak di pulau Nias
tepatnya di kabupaten Nias Utara. Sedangkan PLTD Teluk Dalam terletak di kabupaten Nias
Selatan dengan daya terpasang 3,4 MW dan daya mampu 2,7 MW, dimana sejak bulan
Maret 2009, pengelolaannya telah diserahkan ke PT PLN (Persero) Cabang Khusus Nias.
Untuk wilayah kerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan sebagaimana dijelaskan
Susunan organisasi PT. PLN (Sektor) Pembangkitan Pandan adalah terdiri dari 1 (satu) orang
Manajer Sektor yang bertanggung jawab langsung ke General Manajer di Kantor Induk PT, PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara yang berkedudukan di Medan. Manajer Sektor
pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat, memperhatikan kepuasan dan
kepentingan stakeholder. Secara diagramatis struktur organisasi dari PT PLN (Persero) Sektor
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Manajer Sektor dibantu 3 (tiga) orang
1. Asisten Manajer Enjiring yang dibantu para tenaga fungsional dan ahli.
2. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan yang dibantu oleh tenaga fungsional dan ahli
3. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia dan Keuangan yang dibantu oleh supervisor
Sekretariat dan Umum, Kepegawaian dan Diklat, Anggaran dan Keuangan, Akutansi serta
4. Manajer Pusat Listrik Tenaga Air Lae Renun dan Sipansihaporas yang dibantu oleh
Supervisor Operasi, Pemeliharaan Mesin & Alat Bantu, Pemeliharaan Listrik & Kontrol
listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan
kebutuhan pelanggan serta bertanggung jawab atas pengeleolaan dan pemeliharaan seluruh aset
perusahaan yang menjadi tanggung jawab unitnya. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Manajer
A. Asisten Manajer Enjinering dengan tugas pokok yaitu : merencanakan dan mengevaluasi
pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan target kinerja dan kebijakan yang
tehnologi informasi serta pengelolaannya dan membina Sumber Daya Manusia di bagian
Enjinering.
B. Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan dengan tugas pokok yaitu ; bertanggung jawab
tenaga listrik, menyususn rencana anggaran biaya operasi dan pemeliharaan pembangkit,
mengelola persediaan dan pemakain bahan bakar dan pelumas, mengawasi pengelolaan
limbah dan lingkungan hidup, serta membina SDM di bagian operasi dan pemeliharaan.
C. Asisten Manajer SDM dan Keuangan dengan tugas pokok yaitu : bertanggung jawab
D. Manajer Pusat Listrik dengan tugas pokok bertanggung jawab atas pengoperasian dan
pemeliharaan unit pembangkit agar sesuai dengan target kinerja perusahaan, membantu
pencapaian tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan keandalan yang baik serta
er : PT
PLN
(Perse
ro)
Sektor
Pemb
angkit
an
Panda
n.
Pejabat struktural yang menduduki posisi supervisor dalam struktur organisasi PT. PLN
(Persero) Sektor Pembangkitan Pandan mempunyai tugas pokok sebagai berikut ini :
kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pemeliharaan kenderaan dinas dan pengadaan
fasilitas atau sarana kantor serta pemeliharaannya, mengelola dan pelaksanaan kehumasan.
2. Supervisor Kepegawaian dan Diklat dengan tugas pokok mengelola administrasi SDM dan
pegawai di unit, merencanakan kebutuhan diklat bagi pegawai untuk menunjang kinerja
laporan periodik.
3. Supervisor Anggaran dan Keuangan dengan tugas pokok mengelola dan mengendalikan kas
pajak), menganalisis arus kas, serta membuat laporan keuangan secara periodik.
4. Supervisor Akuntansi dengan tugas pokok melaksanakan akuntansi umum, akuntansi biaya
dan persediaan serta ,membuat AT/PDP, mengelola akuntansi aktiva tetap serta
5. Supervisor Logistik dengan tugas pokok mengelola permintaan pengadaan barang, monitor
rencana anggaran biaya dan harga pokok satuan yang telah disahkan oleh Manajer Sektor,
Manajer
Sektor
Sekreatriat &
Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Supervisor
Koordinator sub unit
Kepeg & Diklat
PLTMH.
Supervisor
Pusat
Supervisor
Listrik
Akuntansi
Supervisor
Logistik
Supervisor
K3 dan Keamanan
Dt = -------------------------------- x 100
IHKp
dimana ;
Dt = Deflator periode t
periode dasar.
Keterangan ;
IHK 1 = Indek Harga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar
di kota Sibolga
terhadap indeks harga periode dasarnya yaitu bulan Januari tahun 2009.
100
IH Januari ’09.
(113.55 - 113.06)
(113.06)
100
IH Januari ’09.
(116.19 - 115.33)
(115.33)
dilihat pada tebel 6.6. Untuk perhitungan nilai output harga konstan
100
Nilai Harga konstan = ------------ x 21,286,195,403,-
= 21,194,339,518,-
Pengolahan Data
Nilai input total untuk memproduksi kWh listrik harga konstan pada
s/d Des 2010 dapat dilihat seperti berikut dimana deflator untuk
100
Nilai harga konstan = ------------------------- x 681,303,350,-
100
Nilai harga konstan = -------------------------- x 526,864,939,-
Dengan rumus yang sama akan dilakukan pada faktor input lainya
nilai input konstan untuk periode Januari 2009 s/d Desember 2010
Pengolahan Data.
nilai dan indeks produktivitas total untuk peride setiap bulannya dapat
menggunakan rumus :
21,194,339,518
2.19
Indek Produktivitas Februari 2009 = --------------- x 100%
2.71
= 80.7 %
bulan dasar
produktivitas total untuk periode bulan per bulan seperti pada Tabel 6.8.
Tabel 6.8 . Nilai dan Indeks Produktivitas Total Produksi kWh Listrik
seperti berikut :
----
Feb ‘09
21,194,339,518
= ------------------------------ = 31.34
676,260,568
31.34
30.46
bulan dasar
Dengan cara yang sama, maka nilai dan indeks produktivitas parsial biaya tenaga kerja tiap
periode bulan dengan bulan dasar Januari 2009 adalah seperti terlihat pada Tabel 6.9.
er : Pengolahan Data.
Dengan cara yang sama, maka nilai dan indeks produktivitas parsial biaya pemakaian energi
tiap periode bulan dengan bulan dasar Januari 2009 adalah seperti terlihat pada Tabel 6.10.
Pengolahan Data.
Dengan cara yang sama, maka nilai dan indeks produktivitas parsial biaya modal tiap
periode bulan dengan bulan dasar Januari 2009 adalah seperti terlihat pada Tabel 6. 11.
Pengolahan Data
Dengan cara yang sama, maka nilai dan indeks produktivitas parsial bahan tiap periode
bulan dengan bulan dasar Januari 2009 adalah seperti terlihat pada Tabel 6.12.
Pengolahan Data.
Dengan cara yang sama, maka nilai dan indeks produktivitas parsial biaya lainnya tiap
periode bulan dengan bulan dasar Januari 2009 adalah seperti terlihat pada Tabel 6.13.
Pengolahan Data.
faktor yang mengalami penurunan untuk dikaji lebih lanjut apa yang
Gamba
r 6.1.
Indeks
Produk
tivitas
Total
Period
total paling rendah berada pada bulan Juni 2009 sebesar 0.353 atau
juga adanya pengeluaran biaya yang yang sangat besar untuk biaya
± 11,2 M. Nilai indeks produktivitas total tertinggi terjadi pada bulan April
indeks produktivitas parsial tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 6.2
sebagai berikut :
Gambar 6.2 Produktivitas Parsial Tenaga Kerja periode tahun 2009 s/d
2010
s/d 2010
yang relative tajam pada periode bulan Juni 2009 dengan indeks
lain selama kurun waktu 2 (dua) tahun periode pengukuran. Kondisi ini
periode bulan Juni 2009 dan ada trend kecenderungan naik sampai
dasar. Bila kita lihat pencapaian indeks produktivitas ini selama periode
modal tiap periode .Dari Gambar 6.4 tersebut dapat dilihat bahwa
dengan nilai 0.78 dan periode periode April 2009 dengan nilai 0.99)
Gambar
6.4.
Produkti
vitas
Parsial
Modal
yang sangat besar untuk biaya accrual atas perbaikan Generator unit 1
April 2010 sebesar 1.521 dibanding dengan periode dasar. Kondisi ini
pembangkit Listrik Tenaga Air hanya merupakan restribusi dari pajak air
Gambar. 6.5. Produktivitas Parsial Biaya lainnya periode tahun 2009 s/d
2010.
mulai periode bulan April s/d September 2009. Setelah itu trend
tertinggi pada periode bulan April 2010 secara signifikan yaitu 2.232
lainnya ini terjadi pada periode bulan September 2010 sebesar 0.284
disebabkan oleh karena adanya pembayaran PBB yang jatuh tempo dan
adanya kegiatan audit ISO 9001 & 14000, dengan total nilai ± 832.4
faktor input yang berada dibawah periode dasar yaitu : faktor input
Tenaga Kerja sebesar 0.899 dan faktor input pemakaian Energi sebesar
fokus kajian adalah faktor input yang paling terendah dalam hal ini
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan
tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti pendidikan, keterampilan, disiplin
kerja, sikap, etika, manajemen, motivasi kerja, teknologi, sarana, produksi, kesempatan kerja dan
yang terdiri dari motif, harapan dan insentif serta variabel kinerja
dengan menghitung nilai rata-rata bobot dan hasilnya dapat dilihat pada
Tabel 6.14.
Evaluasi Kuesioner
Grade Uraian kel I Kel II Total rata-rata
rata-rata Variabel
Variabel Pelatihan Ketrampilan 4.31 3.96 4.13
Pengetahuan 3.94 3.86 3.90 4.12
Variabel Motivasi Motif 3.13 2.99 3.06
Harapan 4.11 3.73 3.92 3.72
Insentif 3.93 3.57 3.75
Variabel Kinerja Kuantitas 4.20 3.69 3.94
Karyawan Kualitas 4.17 3.75 3.96
Kerja sama 4.20 3.85 4.03 4.18
Pemahaman tugas 4.28 3.94 4.11
Inisiatif 4.04 3.61 3.83
Displin 4.18 3.84 4.01
Kehandalan 4.22 3.92 4.07 Sumber :
Pengolahan Data.
3.72.
7.1. Kesimpulan
karena kenaikan dari periode dasar relatif sangat kecil. Hal ini dapat
parsial energi dengan capaian nilai rata-rata 0, 936 atau terjadi trend
yang positif.
bekerja. Lebih lanjut hal ini disebabkan oleh belum terpenuhinya motif
karyawan.
7.2. Saran
Atas dasar kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini dapat
Pembangkitan Pandan.
--,2006. Tota Quality Managemntl: Untuk Pratisi Bisnis dan Industri, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sinulingga, Sukaria, 2010, Analisi dan Rekayasa Produktivitas, Medan, USU Press.
– Hill. Inc.
Winardi, J., 2004, Motivasi dan Pemotivasian Manajemen, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994 tentang Pengalihan
Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero).
Pemerintah Kota Sibolga, tahun 2009, Inflasi Kota Sibolga, Badan Pusat Statistik
Sibolga dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Sibolga.
Pemerintah Kota Sibolga, tahun 2010, Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota
Sibolga, Badan Pusat Statistik Sibolga dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Sibolga.
PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, Neraca Perusahan, 2009 & 2010.
& 2010
PERTANYAAN PENELITIAN
(Kuesioner)
Petunjuk Pengisian:
Berikanlah tanda (√) pada kolom identitas responden dibawah ini:
Identitas Responden:
Jenis Kelamin □Laki-laki □Perempuan
Pendidikan Terakhir □SD □SMP
□SMA □Diploma I
□Diploma III □S1
□S2 □Lainnya
Usia □< 30 tahun □30 sampai 50 tahun
□> 50 tahun
Posisi □Manager □ Enjiner/Supervisor
□Asisten Manager □Asisten Enj./Asisten Supv.
□JuniorEnjiner/JuniorOficer
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang telah tersedia sesuai dengan anggapan Bapak/Ibu yang benar, dengan alternatif jawaban
telah disediakan.
Alternatif
No. Pernyataan Jawaban
SS S KS TS STS
A. Motif 5 4 3 2 1
17 Karyawan bekerja semata-mata hanya untuk mencari upah
(Uang) yang adil dan layak
18 Sistem Reward and Funishment yang diberikan perusahaan
kepada karyawan meningkatkan motivasi kerja karyawan.
B. Harapan
26 Karyawan bekerja keras karena ikut terlibat dalam
melaksanakan tanggung jawab.
27 Karyawan mendapatlan posisi jabatan yang sesuai dengan
keterampilan dan kemampuannya.
28 Pimpinan mau memberikan nasehat dan simpatik atas
persoalan yang dihadapi karyawan.
29 Karyawan bekerja dalam kondisi kerja yang baik dan
menyenangkan.
30 Pimpinan memberikan penghargaan atas prestasi kerja
karyawan
31 Karyawan mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan karirnya.
C. Insentif SS S KS TS STS
32 Karyawan melaksanakan pekerjaan dengan penuh rasa
tanggung jawab untuk mendapatkan imbalan yang pantas
dan wajar.
33 Sistem penggajian yang diterapkan di perusahaan sudah
baik.
34 Penyediaan fasilitas kesehatan bagi karyawan selama ini
sudah baik.
35 Karyawan merasa senang dengan tunjangan kesehatan yang
diberikan oleh perusahaan.
A. Kuantitas Kerja
39 Pengetahuan teknis dan dasar teknis mengenai pekerjaan
yang menjadi tugas dan tanggung jawab karyawan
memberikan kemudahan bagi karyawan untuk
menyelesaikan beban kerja sesuai dengan standar
perusahaan.
40 Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan
mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan.
41 Fasilitas kerja yang tersedia sudah memadai sehingga
memberikan kemudahan bagi karyawan untuk
menyelesaikan berbagai pekerjaan sesuai dengan keinginan
perusahaan.
B. Kualitas Kerja
42 Pelatihan yang diberikan kepada karyawan meningkatkan
ketepatan kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan keinginan perusahaan.
43 Pelatihan yang diberikan kepada karyawan dapat
meningkatkan kemampuan karyawan dalam membuat
rencana pekerjaan meliputi jadwal dan urutan pekerjaan,
sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas.
SS S KS TS STS
44 Pelatihan dan motivasi yang diberikan kepada karyawan
meningkatkan kemampuan karyawan dalam menganalisis
data/informasi yang berkenaan dengan bidang pekerjaannya
sehingga permasalahan yang muncul dapat diatasi secara
mandiri.
45 Keterampilan, pengetahuan dan semangat kerja karyawan
meningkatkan kemampuan karyawan dalam menggunakan
berbagai peralatan/mesin-mesin di kantor/perusahaan.
C. Kerja sama
46 Keterampilan, pengetahuan sikap yang konstruktif yang ada
pada karyawan setelah mengikuti pelatihan meningkatkan
E. Inisiatif
48 Program Pelatihan yang diikuti karyawan menumbuhkan
semangat kerja untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
memperbesar tanggung jawab.
F. Disiplin
49 Pelatihan yang diikuti karyawan dan motivasi yang
diberikan oleh perusahaan meningkatkan kemampuan
karyawan untuk menyimpulkan tugas-tugasnya sehingga
tujuanm organisasi/perusahaan dapat tercapai
50 Kesadaran dan dapat dipercayanya karyawan dalam hal
kehadiran untuk menyelesaikan pekerjaan semakin
meningkat setelah karyawan mengikuti pelatihan dan
dimotivasi oleh perusahaan.
G. Kehandalan SS S KS TS STS
nilai 0 0 9 56 40 105
Rata-rata Total Kerja
sama 4,2
Grade : Basic
Variabel Pelatihan Jumlah
Ketrampilan pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 1 10 18 34 62
nilai 0 0 30 72 170 272
rata-rata 4,387097
Pertanyaan 2 3 9 37 13 62
nilai 0 6 27 148 65 246
Grade : Basic
Variabel Pelatihan Jumlah
Pengetahuan pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 7 1 13 41 7 62
nilai 0 2 39 164 35 240
rata-rata 3,870968
Pertanyaan 8 5 13 32 12 62
nilai 0 10 39 128 60 237
rata-rata 3,822581
Pertanyaan 9 2 15 30 15 62
nilai 0 4 45 120 75 244
rata-rata 3,935484
Pertanyaan 10 5 14 31 12 62
nilai 0 10 42 124 60 236
rata-rata 3,806452
Pertanyaan 11 4 12 39 7 62
nilai 0 8 36 156 35 235
rata-rata 3,790323
Grade : basic
Variabel Motivasi Jumlah
Motif pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 17 12 21 20 9 62
nilai 12 42 60 36 0 150
rata-rata 2,419355
Pertanyaan 18 9 19 26 8 62
nilai 0 18 57 104 40 219
Grade : Basic
Variabel Motivasi Jumlah
Harapan pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 26 8 12 29 13 62
nilai 0 16 36 116 65 233
rata-rata 3,758065
Pertanyaan 27 4 20 31 7 62
nilai 0 8 60 124 35 227
Grade : Basic
Variabel Motivasi Jumlah
Harapan pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 28 4 16 34 8 62
nilai 0 8 48 136 40 232
rata-rata 3,741935
Pertanyaan 29 3 14 37 8 62
nilai 0 6 42 148 40 236
rata-rata 3,806452
Pertanyaan 30 7 19 31 5 62
nilai 0 14 57 124 25 220
rata-rata 3,548387
Pertanyaan 31 4 15 30 13 62
nilai 0 8 45 120 65 238
rata-rata 3,83871
Rata-rata Total Harapan 3,72581
Grade : Basic
Variabel Kinerja Karayawan Jumlah
Kuantitas Kerja pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 39 3 14 41 4 62
nilai 0 6 42 164 20 232
rata-rata 3,741935
Pertanyaan 40 4 13 33 12 62
Grade : Basic
Variabel Kinerja Karyawan Jumlah
Pemahaman terhadap tugas pemilih
Bobot 1 2 3 4 5
Pertanyaan 47 2 9 42 9 62
nilai 0 4 27 168 45 244
Rata-rata Total Pemahaman Tugas 3,935484