Disusun Oleh :
NIS: 012024
Pada tanggal:
Di : Semarang
i
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Pada tanggal:
Di : Semarang
Syam Adi Ariska, S.Pd., Gr. Dra. Tri Widadi Sri Mulyaningsih
Mengetahui,
Kepala SMK NURUL BARQI Semarang
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
• Semua yang terjadi adalah kehendak Allah Yang Maha Kuasa, dan semua itu
adalah mutlak atas kekuasaan
Allah. Manusia hanya dapat berdoa dan berusaha semaksimal mungkin.
• Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan) yang lain. (Q.S Al –
Insyirah 7-8).
• Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya
( Q.S. AlBaqarah 286).
• Jadikan pengalaman sebagai gurumu
PERSEMBAHAN :
Laporan ini saya persembahkan untuk:
a. Allah SWT.
b. Kedua orang tua dan keluarga tercinta.
c. Kepala SMK Nurul Barqi Boarding School Semarang.
d. Seluruh guru dan staff SMK Nurul Barqi Semarang.
e. Keluarga besar SMK Nurul Barqi Semarang.
f. Teman-teman SMK Nurul Barqi Semarang.
g. Teman-teman angkatan 11 SMK Nurul Barqi semarang.
iii
KATA PENGANTAR
iv
mengajari dan membimbing saya selama kegiatan di lapangan.
9. Orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan.
10.Teman-teman kelas XIII TTL yang telah memberikan dorongan dan
semangat.
11.Teman-teman sesama PKL di PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan.
12.Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari laporan kerja
praktik ini. Oleh karena itu penulis menerima masukan dan kritik yang
diberikan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Harapan penulis
semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan manfaat baik
bagi penulis sendiri dan semua pihak khususnya bagi siswa kelas XIII
TTL SMK Nurul Barqi Semarang dan PT PLN (Persero) ULP
Semarang Selatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah badan usaha milik negara
yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Ketenagalistrikan di
Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda
mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Perusahaan ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia dan berkomitmen untuk
memenuhi kebutuhan suplly listrik ke seluruh Indonesia. Hingga sampai saat ini
listrik sudah banyak mengalami perkembangan yang signifikan. Kebutuhan pasokan
listrik sudah mulai didistribusikan ke tempat- tempat terpencil sehingga semuanya
dapat memanfaatkan listrik dengan baik.
Secara umum, jaringan pada sistem distribusi ini lebih panjang dibandingkan
dengan jaringan pada sistem transmisi. Selain itu, jumlah gangguan pada sistem
distribusi juga cenderung lebih banyak dibandingkan dengan sistem transmisi. Sistem
distribusi tenaga listrik merupakan suatu sistem penyaluran energi listrik dari saluran
transmisi melalui gardu induk 150 kV kemudian didistribusikan melalui tegangan
menengah 20 kV selanjutnya tegangan diturunkan pada transformator distribusi
220/380 V untuk disalurkan ke rumah-rumah pelanggan. Dalam proses penyaluran
energi yang panjang tersebut tentu akan banyak kemungkinan terjadinya gangguan
salah satu penyebabnya adalah gesekan bahan atau ranting pohon dengan jaringan
tegangan menengah, permasalahan itulah yang sering terjadi pada PT PLN (Persero)
ULP Semarang Selatan yang sebagian besar gangguan pada SUTM ini terjadi karena
petir dan gesekan ranting-ranting pohon apalagi melihat saluran pada jaringan
tegangan menengah di daerah ULP Semarang Selatan ini terletak di kawasan umum
yang memiliki
1
pohon-pohon yang tinggi yang melebihi tiang saluran udara tegangan menengah,
Dari gangguan-gangguan tersebut maka energi listrik yang dikirimkan dari gardu
induk tidak akan sampai ke pelanggan karena dalam pendistribusiannya terjadi
kerusakan jaringan, sehingga daya listrik tersebut akan berubah menjadi energi panas.
Selain hilangnya energi listrik, kerusakan jaringan distribusi juga dapat menyebabkan
pemadaman listrik. Jika terjadi pemadaman listrik, maka potensi pendapatan PLN
akan berkurang karena konsumsi listrik oleh pelanggan tidak ada. Melihat begitu
pentingnya kelangsungan penyaluran tenaga listrik demi ketersediaan listrik di
kawasan umum yang padat dengan aktivitas untuk itu PLN melakukan pemeliharaan
jaringan secara rutin perawatan dan pemeliharaan jaringan. Selain itu PLN juga
menyediakan pelayanan tenik (YANTEK) untuk menangani gangguan kelistrikan
yang dialami oleh pelanggan.
1.2 Ruang Lingkup
Untuk menjaga agar topik yang dibahas dalam penulisan ini tidak meluas dan
menyimpang dari pokok permasalahan, penulis memilih bidang garapan
pemeliharaan distribusi jaringan SUTM mengenai masalah gangguan yang penulis
temui pada jaringan SUTM 20 KV di area Semarang Selatan. Adapun analisis
masalah dalam kerja praktek ini dibatasi pada kasus:
1. Gangguan yang terjadi pada SUTM 20 KV.
2. Dampak yang timbul dari gangguan tersebut.
2
1. Sebagai salah satu syarat untuk lulus sebagai siswa SMK Nurul Barqi.
2. Memberikan pengalaman kepada siswa sebagai calon profesional agar dapat
menjebatani kesenjangan antara teori profesi yang di dapat pada perkuliahan
dan praktik profesi pada dunia kerja nyata.
3. Meningkatan kualitas SDM bagi calon tenaga kerja yang mandiri dan
profesional.
4. Mengetahui dan mengerti keselamatan kerja dan permaslahan- permasalahn
yang terjadi di lingkungan industri serta strategi yang harus dilakukan dalam
mengatasi masalah tersebut nantinya.
5. Untuk mengembangkan rasa sosial siswa.
6. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
1.4 Manfaat Magang
Dengan adanya program Magang ini mendatangkan banyak manfaat diantaranya :
1.4.1 Bagi Siswa
1. Memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam bekerja secara
profesional.
2. Dalam mengukur kemampuan berfikir yang nyata serta keterampilan
langsung dunia kerja.
3. Menambah pengetahuan serta bekal untuk memasuki dunia kerja
4. Melatih softskill untuk dapat bekerjasama dengan baik dalam dunia
kerja.
1.4.2 Bagi SMK Nurul Barqi Semarang
1. Menjalin kerjasama yang baik antara Sekolah Menengah Kejuruan
dengan PT PLN (Persero)
2. Memperoleh gambaran tentang perusahaan sebagai bahan informasi
untuk mengembangkan pendidikan.
3. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas dalam sistem
pendidikan SMK Nurul Barqi Semarang.
3
1.4.3 Bagi PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan
1. Merupakan Perwujudan nyata perusahaan dalam mendukung dunia
pendidikan.
2. Menjalin kerjasama antara PT. PLN dengan SMK Nurul Barqi
Semarang.
3. Membantu menilai potensi siswa yang melaksanakan Magang.
4. Mengenalkan perusahaan kepada masyarakat melalui kerjasama
antara pihak perusahaan dengan perguruan tinggi.
1.5 Alasan Pemilihan Judul.
Sewaktu melaksanakan prakerin di SMK Nurul Barqi, saya ikut membantu
dalam proses pengelasan dan disaat itulah saya menemukan satu hal yang menarik
untuk dijadikan bahan pembuatan laporan ini. Sehingga penulis memilih untuk
mengangkat judul “PEMELIHARAAN TRAFO 1 FASA DI ULP
SEMARANG SELATAN”. Judul ini diangkat berdasarkan pengalaman dari
jenis pekerjaan yang telah dikerjakan oleh penulis ketika melaksanaan Praktik
Kerja Industri di SMK Nurul Barqi, oleh karena itu penulis membuat laporan
prakerin dengan mengangkat judul ini.
6. SABTU LIBU
R
7. MINGGU LIBU
R
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan
Tabel 1. 1 Rincian Waktu Pelaksanaan Magang Metode Pengumpulan Data
Magang ini adalah :
1. Observasi
5
3. Literatur
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data data yang diperoleh baik
dari buku buku relevan, catatan selama proses perkuliahan, refrensi PUIL dan
SPLN, browsing melalui internet maumpun dokumen dokumen lainnya.
1.8 Sistematika Penulis Laporan
Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis melakukan pembagian menjadi
beberapa bab dan sub-subnya untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahaman
pembaca, sehingga susunan-susunannya dapat terangkum sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan alasan yang mendasari dipilihnya judul laporan
magang “Pemeliharaan Trafo 1 Fasa”. Menjelaskan tujuan dan
manfaat pelaksanaan magang bagi siswa, Sekolah, dan PT PLN
(Persero). Menjelaskan cara-cara dalam pengumpulan data dalam
penyusunan laporan magang
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab II Gambaran Umum Perusahaan berisi tentang Sejarah
singkat terbentuknya PT PLN (Persero), visi misi, motto dan nilai nilai
yangterkandung di PT PLN (Persero), makna lambang PT PLN
(Persero), profil PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan, struktur
organisasi PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan.
BAB III HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Berisikan tentang teori-teori yang relevan dari pelaksanaan
magang dan pelaporan hasil magang.
BAB IV PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran yang merupakan ringkasan dari
hasillaporan magang yang telah disusun.
6
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
7
sehingga pada tanggal 27 Oktober 1945 dijadikan sebagai Hari Listrik.
Pada masa agresi Militer Belanda I pada tanggal 19 Desember 1948,
perusahaan-perusahaan listrik yang dibentuk dengan ketetapan
Presiden tersebut, dikuasai kembali oleh pemiliknya semula. Pada
Agresi Militer Belanda II, sebagian besar kantor- kantor Jawatan
Listrik dan Gas direbut oleh Pemerintah Koloni Belanda kecuali
daerah Aceh. Tahun 1950, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
Jawatan Listrik milik Pemerintah Koloni Belanda. Sedangkan milik
swasta diserahkan kepada pemiliknya semula sesuai hasil Konferensi
Meja Bundar (KMB).
d) Periode Tahun 1951 – 1966
Jawatan Tenaga membawahi Perusahaan Negara untuk
Pembangkitan Tenaga Listrik (PENUPETEL) dan diperluas dengan
membawahi juga Perusahaan Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik
(PENUDITEL) pada tahun 1952. Berdasarkan Keputusan Presiden
No.163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang “Nasionalisme Perusahaan
Listrik milik Bangsa Belanda” dan berlaku sejak 3 Desember 1957,
yaitu konsensi pengusahaannya telah berakhir, maka beberapa
perusahaan listrik milik swasta tersebut diambil alih dan digabungkan
ke Jawatan Tenaga. Kemudian pada tahun 1958, Dewan perwakilan
rakyat (DPR) dan Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan:
1. Undang-Undang tentang Nasionalisasi semua perusahaan Belanda.
2. Peraturan Pemerintah RI (PP RI) No. 18 tentang Nasionalisasi
Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda.
Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, semua perusahaan
milik Belanda diambil alih termasuk Perusahaan Listrik dan Gas
seluruh Indonesia. Jawatan Tenaga diubah menjadi Perusahaan Listrik
Negara melalui Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
No. P/25/45/17 tanggal 23 September 1958, sedangkan P3LG
dibubarkan pada tahun 1959 setelah Dewan Direktur Perusahaan
Listrik Negara (DD PLN) tersebut.
8
Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 1960 tentang
Perusahaan Negara dan melalui Peraturan Pemerintah No. 67 tahun
1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara
(BPU PLN), yang mengelola semua Perusahaan Listrik Negara dan
Gas berada dalam satu wadah Organisasi. Untuk mewujudkan
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut Menteri Pekerjaan
Umum dan Tenaga pada saat itu menerbitkan Surat Keputusan Menteri
PUT No. Ment.16/20 tanggal 20 Mei 1961 yang memuat arahan
sebagai berikut:
BPU adalah suatu Perusahaan Negara yang diserahi tugas
mengurus perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang berbentuk badan
hukum. Di daerah dibentuk daerah eksploitasi yang terdiri atas:
1. Sepuluh daerah eksploitasi listrik umum (Pembangkitan dan Distribusi).
2. Organisasi BPU-PLN dipimpin oleh Direksi.
3. Satu daerah eksploitasi khusus Pembangkit Listrik.
4. Tiga belas PLN eksploitasi proyek-proyek kelistrikan.
5. Daerah eksploitasi khusus Distribusi dibagi lebih lanjut
menjadi Cabang.
6. Daerah eksploitasi khusus pembangkit dibagi lebih lanjut
menjadi Sektor.
e) Periode Tahun 1967 – 1985
Dalam Kabinet Pembangunan I, Dirjen Tenaga Listrik (Dirjen Gatrik) PLN
dan Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK) dialihkan ke Departemen Pekerjaan
Umum Tenaga Listrik (PUTL). LMK ditetapkan dalam pengolahan PLN melalui
Peraturan Menteri PUTL No.6/PRT/1970. Tahun 1972, PLN ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum melalui Peraturan Pemerintah No.18, pemerintah juga
memberikan tugas-tugas pemerintah di bidang kelistrikan kepada PLN untuk
mengatur, membina, mengawasi dan melaksanakan perencanaan umum di bidang
Kelistrikan Nasional di samping tugas-tugas sebagai perusahaan.Mengingat
kebijakan energi dipandang perlu untuk ditetapkan secara nasional, maka pada
Kabinet Pembangunan III
9
dibentuk Departemen Pertambangan dan Energi, dan Perusahaan Listrik Negara
(PLN) serta Perusahaan Gas Negara (PGN) berpindah lingkungan dari Departemen
PUTL ke Departemen di bidang ketenagaan selanjutnya ditangani oleh Direktorat
Jenderal Ketenagaan (1981). Dalam Kabinet Pembangunan IV, Dirjen Ketenagaan
diubah menjadi Dirjen Listrik dan Energi Baru (LEB), perubahan nama ini
bertujuan untuk memperjelas tugas dan fungsinya, yaitu:
1. Pembinaan program kelistrikan
2. Pembinaan pengusahaan
3. Pengembangan energi baru
f) Periode Tahun 1985 – 1990
Mengingat tenaga kerja sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara umum serta untuk mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi, oleh karena itu usaha penyediaan tenaga lsitrik, pemanfaatannya dan
pengelolaannya perlu ditingkatkan agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang
cukup merata dengan mutu pelayanan yang baik. Kemudian dalam rangka
peningkatan pembangunan yang berkesinambungan di bidang ketenagalistrikan
diperlukan upaya secara optimal sehingga penyediaan tenaga listrik terjamin.
Untuk mencapai maksud tersebut, Pemerintah Republik Indonesia
menganggap bahwa ketentuan dan Perundang-Undangan yang ada sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan pembangunan di bidang
kelistrikan, maka bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Indonesia menetapkan Undang-Undang No.15 tahun 1985 tentang kelistrkan.
Kemudian sebagai pengejawantahan undang-undang tersebut Pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1989 membuat peraturan tentang penyediaan dan
pemanfaatan tenaga listrik. Berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah
tersebut ditetapkan bahwa PLN merupakan Pemegang kuasa Usaha
Ketenagalistrikan.
g) Periode Tahun 1990 – Sekarang
Tahun 1990 pemerintah mengubah status pendirian PLN dengan PP No. 18
tahun 1990. Periode Juli 1994 sampai sekarang sesuai dengan PP No. 23 tahun
1994,
10
maka PLN dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan perseroan (Persero). Seperti
disebutkan dalam PP No. 23 tahun 1994 sebagai PP yang terbaru dalam Bab III
dijelaskan bahwa maksud dan tujuan Persero adalah sebagai berikut:
a) Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.
b) Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan utu
yang memadai dengan tujuan untuk:
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi.
2. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai
pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani
kebutuhan masyarakat.
3. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
4. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang usaha
penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dengan dialihkan bentuk umum PLN menjadi PT PLN (Persero), sehingga
Perusahaan Umum Listrik Negara dinyatakan bubar pada saat pendirian perseroan
dengan ketentuan bahwa hak dan kewajiban beralih pada perusahaan persero yang
bersangkutan. Berhubungan dengan itu, maka agar di dalam pelaksanaan
operasional sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan sesuai dengan makna
yang terkandung dalam undang- undang dan peraturan pemerintah tersebut di atas.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tahun 1990 tentang
Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara dinyatakan tidak berlaku. Latar
belakang perubahan PERUM menjadi PERSERO adalah bahwa selama lima pelita
(25 tahun) PLN hidup dan beroperasi atas bantuan anggaran pemerintah(APBN).
Sehingga ketergantungan sektor tenaga listrik pada APBN dan danadana lunak
dari pinjaman Bank Dunia dan sebagainya sangat besar. (Wicaksana, Pandu: 2017)
11
Maksud dan tujuan perubahan bentuk PERUM menjadi PERSERO antara lain
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha
menyediakan tenaga listrik.
2. Agar perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya kepada
masyarakat.
3. Agar perusahaan dapat bergerak lebih lincah dan luwes agar dapat
memobilisasi dana-dana dari masyarakat (swasta) selain dana-dana
tradisional yang selama ini diperoleh.
2.2 Visi, Misi, Motto dan Nilai Penerapan PT PLN (Persero) ULP Semarang
Selatan
2.2.1 Visi PT PLN(Persero) ULP Semarang Selatan
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
instansi.
2.2.2 Misi PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan
12
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
2.2.3 Motto PT PLN (Persero)
Nilai-nilai perusahaan PT. PLN (Persero) yang dapat digunakan sebagai
prinsip dalam menjalankan roda organisasi antara lain :
● Jujur.
● Integrasi.
● Peduli.
● Pembelajaran.
● Teladan.
13
2.3 Makna Logo PT PLN (Persero)
Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum
Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan
Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
Gambar 2. 1 Logo PT
PLN
PLN
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal
14
2. Petir atau Kilat
15
2.4 Profil PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan
PT PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan ULP Semarang Selatan merupakan
Sub-unit di bawah UP3 yang membantu pengurusan pelayanan pelanggan dan
Pelayanan Jaringan Listrik Distribusi lebih dekat dengan ruang lingkup wilayah
lebih kecil yang unit pelayanannya daerah Semarang bagian Selatan (Tembalang,
Banyumanik, Candisari, Gajahmungkur)
2.5 Alamat kantor PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan
Alamat : JL. Setia Budi No. 96, Srondol Kulon, Kec. Banyumanik,
Kota Semarang
Provinsi : Jawa Tengah
Kode pos 50263
Telepon : (0247) 472 455
Pada awal kegiatan praktik kerja lapangan di PT PLN (Persero) ULP Semarang
Selatan penulis pertama-tama memperkenalkan diri kepada beberapa staf yang berada
pada bidang dimana penulis ditempatkan untuk melakukan kerja praktik. Kegiatan ini
termasuk pengenalan terhadap suasana dan lingkungan kerja pada lokasi praktik
kerja. Penulis diberi materi pembelajaran untuk mengetahui kegiatan apa saja yang
akan dilaksanakan selama Praktik Kerja Lapangan. Selama beberapa hari penulis
berusaha beradaptasi untuk bisa menjalani kegiatan sesuai dengan aturan yang
berlaku di perusahaan.
3.1 Single Line Diagram ( SLD ) 20 KV ULP Semarang Selatan
Dalam mengidentifikasi saat trouble-shooting sangat dibutuhkan SLD atau
Single Line Diagram. Single line diagram (SLD) merupakan bagan kutub tunggal
yang menjelaskan sistem distribusi listrik dari gardu induk ke konsumen secara
sederhana sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui kondisi dan fungsi dari
setiap bagan peralatan instalasi yang terpasang, untuk operasi maupun pemeliharaan.
Berikut ini adalah tampilan single line diagram pada distribusi listrik Gardu Induk
(GI) 150 kV Srondol dan GI 150 kV Pudak Payung.
Gambar 3. 1 Single line diagram
Pada Gardu Induk (GI) Srondol terdapat dua trafo utama, yaitu trafo 1 (60 MVA)
dan trafo 2 (31,5 MVA). Masing-masing trafo memiliki beberapa penyulang. Pada
trafo 1 (60 MVA) terdapat tujuh penyulang, yaitu SRL1, SRL2, SRL7, SRL9,
SRL10, SRL11 dan PS. Pada trafo 2 (31,5 MVA) terdapat lima penyulang, yaitu
SRL3, SRL4, SRL5, SRL6 dan SRL8. Masing-masing penyulang diberi warna yang
berbeda untuk memudahkan dalam mengidentifikasi jalur setiap penyulang yang ada.
Dapat dilihat pula pada gambar single line diagram di atas terdapat beberapa
keterangan lokasi peralatan atau komponen distribusi listrik, seperti Air Break Switch
Normally Open (ABSW -NO), Air Break Switch Normally Close (ABSW-NC),
Recloser, dan Load Break Switch (LBS).
3.2 Melakukan kegiatan COC
Kegiatan COC (Code Of Conduct). COC merupakan suatu bentuk komunikasi
internal antara pimpinan dengan karyawan. Bentuk komunikasi tersebut bukan semata
– mata pertemuan antara pimpinan dengan karyawan, namun dalam aktifitas COC
dilakukan evaluasi mengenai kinerja karyawan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap
hari pada pagi hari pukul 08.00. Kegiatan COC sangat berperan penting dalam
peninjauan kegiatan kerja karyawan dari segala segi agar lebih efektif dan efisien,
serta mempengaruhi perkembangan perusahaan dalam mencapai target dan tujuan
yang telah ditentukan.
Gambar 3. 3
Safety Shoes
and Safety
Gloves
2 Grounding Stick Membuang sisa tegangan
induksi pada kawat
penghantar
Gambar 3. 4
Grounding
Stick
3 Body Dikaitkan pada tiang untuk
Harness/sabuk
menopang tubuh
pengaman
Gambar 3. 5
Body
Harness/sabuk
pengaman
4 Helm safety Melindungi area kepala dari
kecelakaan kerja
Gambar 3. 6
Helm safety
5 Tool box Untuk menyimpan
peralatan kerja
Gambar 3. 7
Tool box
Gambar 3. 8
Volt detector
7 Tali tambang Untuk menaikkan peralatan ke
petugas yang
berada diatas
Gambar 3. 9 Tali
tambang
8 Tangga Fiber Untuk menaikki tiang
listrik
Gambar 3. 10
Tangga Fiber
Gambar 3. 12
Press
11 Clampmeter/ Mengukur arus listrik
Amperemeter
Gambar 3. 13
Clampmeter/
Amperemeter
12 Mesin pemotong Digunakan petugas untuk
pohon
memotong pohon-pohon yang
mengenai kabel
Gambar 3. 14 JTM
Mesin
pemotong
pohon
13 Telescopic Hot Stick panjang untuk
Stick
memudahkan petugs
untuk pekerjaan yang
Gambar 3. 15 letaknya diatas tiang
Telescopic
Hot Stick
trafo yang mengalami kondisi trip. Identifikasi dan isolasi area yang
terkena dampak untuk mencegah resiko kecelakaan.
● Periksa Sumber Listrik Masuk: Jika trafo mendapat daya dari sumber
4.1 Kesimpulan
1. Dalam penanganan gangguan, pekerja memerhatikan koordinasi antara
mandor/atasan. Selain itu, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) selalu dipakai
untuk menghindari kecelakaan dalam pekerjaan.
2. Dalam penanganan gangguan dalam sistem distribusi melibatkan serangkaian
langkah untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan memperbaiki masalah agar
sistem dapat beroperasi secara optimal.
3. Penanganan gangguan sistem distribusi seringkali memerlukan kerja sama
antara operator sistem, teknisi peralatan, dan personel pemeliharaan. Selain itu,
adopsi teknologi terkini seperti sistem manajemen energi dan pemantauan jarak
jauh dapat membantu meningkatkan respons terhadap gangguan serta
meningkatkan efisiensi operasional sistem distribusi.
4.2 Saran
Setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)
di PT PLN (Persero) ULP Semarang Selatan, Penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan penanganan gangguan, baik petugas pelaksana maupun
pengawas lapangan sekiranya selalu mengacu pada SOP dan prosedur yang
berlaku agar kegiatan berjalan dengan aman dan lancar.
2. Meningkatkan kembali dalam hal pemeliharaan jaringan secara intensif dan
berkala serta pengawasan dan kerja sama antara PLN, aparat dan
masyarakat.
3. Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangatlah penting di
dunia pekerjaan, terlebih pada saat bekerja di lapangan. Oleh karena itu,
peralatan K3 dan P3K harus selalu tersedia saat bekerja serta saling
mengingatkan rekan setim untuk mengenakan APD lengkap guna
menghindari kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA