Judul:
Oleh:
Desi Mutiara & Dedeh Zakiyyah2) & Siti Rachmah3)
1)
ABSTRAK
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah yang memberikan otonomi dan
fleksibilitas kepada sekolah sekaligus mendorong partisipasi warga sekolah secara langsung
untuk meningkatkan mutu sekolah. Tujuan penulisan artikel ini untuk menguraikan prinsip
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. Secara umum, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah. Otonomi ini dapat diartikan sebagai kewenangan/kemandirian, yaitu
kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan merdeka/tidak tergantung. Oleh
karenanya otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai
dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Adapun secara regulasi, MBS diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mana pada
Pasal 48 Ayat (1) dinyatakan, “Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsif keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik”. Hal ini diperjelas dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 49 ayat (1) dinyatakan,
“Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
manajeman berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas”. Dengan demikian, prinsip pelaksanaan MBS di Sekolah Dasar
harus memenuhi 7 prinsip, yaitu: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4) kemitraan
(5) partisifatif, (6) efisinsi, dan (7) akuntabilitas. Kesimpulannya, MBS merupakan kebijakan
Pemerintah di dunia pendidikan yang menitikberatkan pada memandirikan dan kewenangan
penuh kepada sekolah untuk mengelola sendiri seluruh kebutuhan sekolah dengan peningkatan
kualitas pendidikan sekolah berdasarkan 7 prinsip yang telah disepakati.
Pendidikan memiliki peran dan fungsi yang amat besar, baik bagi diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, agama, dan bangsa. Pendidikan adalah komponen penting dalam
majunya peradaban suatu bangsa. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Namun, dirasa masih belum memberikan pengaruh yang optimal dan
signifikan. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya permalahan ini diantaranya:
kebijakan penyelenggearaan pendidikan nasional yang berorientasi pada hasil,
penyelenggaraan pendididkan yang dilakukan secara sentralistrik, dan kurangnya
keterlibatan peran serta masyarakat terkhusus orang tua siswa (Nurkolis, 2005).
Faktor-faktor tersebut dapat diatasi dengan mencari solusi alternatif. Salah
satunya dengan menerapkan manajemen yamg baik di sekolah. Dengan manajemen yang
baik, seluruh permasalahan terkait pendidikan di sekolah akan dapat dipetakan dan dicari
solusinya.Tentunya, manajemen yang dijalankan harus sesuai dengan kondisi,kemampuan,
dan sumber daya yang tersedia di sekolah.Dengan demikian, manajemen yang digunakan
oleh para pemangku kebijakan di sekolah berpegang pada manajemen berbasis sekolah
(MBS). Menurut Berlian (2013: 3) MBS merupakan suatu bentuk manajemen atau pengelola
sekolah yang sepenuhnya diserahkan ke pihaksekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan yang berlaku.
Adapun ditinjau dari perpektif perundang-undangan yang berlaku, MBS diatur
dalam Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
51, ayat (1) yang mana di dalamnya mengamanatkan bahwa pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen sekolah. Hal ini diperjelas dalam
peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 49
ayat (1) dinyatakan, ;Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis ssekolah yang ditunjukan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas;. Selanjutnya, MBS adalah bentuk
otomoni manajemen pendidikan yang mana kepala sekolah dan guru dibantu oleh komite
sekolah bahu membahu mengelolan kegiatan pendidikan secara mandiri khususnya di
sekolah dasar. Dengan demikian, dengan MBS, tanggung jawab sekolah menjadi lebih
besar. Sekolah dituntut untuk menetukan hasil kerjanya sehubungan dengan kewenangan
lebh besar yang diperolehnya sebagai umtuk akuntabilitas,baik kepada warga sekolah
maupun pemerintah. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencoba
menguraikan lebih detail tentang prinsip manajemen berbsis sekolah di sekolah dasar.
Selanjutnya artikel ini diberi judul “Prinsip Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di
Sekolah Dasar”.-
Manjemen berbasis sekolah merupakan salah satu pendakatan dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan kebijakan yang demikian menuntut langsung sekolah sebagai ujung
tombak penyelenggaraan pendidikan. Seperti yang di sampaikan Berlian (2013 : 3), bahwa
manajemen berbasis sekolah merupakan suatu bentuk manajemen atau pengelola sekolah
yang sepenuhnya diserahkan ke pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
penyelenggraan pendidikan di sekolah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan yang berlaku. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai
model manajemen yang memberi kewenangan lebih besar kepada sekolah, dan mendorong
partisifasi secara langsung warga sekolah (guru,siswa,kepala sekolah) dan masyarakat
(orang tua siswa,tokoh masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasioanal serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perihal MBS Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,Pasal 51,ayat (1) menyatakan,”Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen sekolah.
Selanjutnya,penjelasan pasal 51,ayat (1) menerangkan bahwa ,”yang di maksud dengan
manajemen berbasis sekolah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan
pendidikan,yang dalam hal ini kepala sekolah dan guru di bantu oleh komite sekolah dalam
mengelola kegiatan pendidikan.
Dengan demikian,dengan MBS,Tanggung jawab sekolah menjadi lebih besar.Sekolah di
tuntut untuk menunjukan hasil kerjanya sehubungan dengan kewenangan lebih besar yang di
perolehnya sebagai bentukakuntabilitas,baik kepada warga sekolah maupun pemerintah.
Selanjutnya peran komite sekolah yang dalam hal ini merupakan refleksi dari pemangku
kepentingan pendidikan,kepentingan (orang tua,masyarakat,guru-kepala sekolah dan
penyelenggara pendidikan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah.Artinya,dengan MBS Tujuan pendidikan yang di
harapkan dapat di penuhi.
Berdasarkan permasalahan di atas,penulis mencoba menguraikan lebih detail tentang
prinsip,manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar.Selanjutnya artikel ini diberi judul
”PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH
DASAR”.
II.PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini di bahas tiga sub pembahasan.Ketiga sub pembahasan tersebut
meliputi pengertian Manajemen Berbasis Sekolah,Prinsip Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah di Sekolah Dasar(SD).Ketiga sub pembahasan tersebut di uraikan sebagai berikut
.
2.1 Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 juga menyebutkan
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan tentang tiga jalur pendidikan yang saling
terkait dan saling memengaruhi antara ketiganya, yaitu (1) jalur pendidikan formal, (2) jalur
pendidikan non formal, dan (3) jalur pendidikan informal. Dalam lingkungan pendidikan
jalur yang sering digunakan adalah jalur pendidikan formal atau yang sering disebut sebagai
jalur pendidikan sekolah. Pada pendidikan formal, untuk aspek-aspek yang terkait dengan
manajemen atau pengelolaan pendidikan sekolah atau dewasa ini telah dikembangkan satu
konsep yang dikenal dengan manajemen berbasis sekolah (MBS).
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah dengan memberikan
kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri
secara langsung. Dimilikinya kewenangan sekolah itu karena terjadi pergeseran kekuasaan
dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah kepada sekolah langsung dalam
pengelolaan sekolah. Dengan adanya kewenangan yang besar tersebut maka sekolah
memiliki otonomi, tanggung jawab, dan partisipasi dalam menentukan program-program
sekolah menurut Nurkolis (2003). pengertian ini Nurkolis lebih menekankan pada seluruh
pihak sekolah yang dilibatkan penuh dalam penentuan program-program sekolah, seluruh
pihak sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik, komite
sekolah, pihak kantin, dan orang tua dari peserta didik. Hal yang berbeda mengenai
pengertian Manajemen Berbasis Sekolah menurut Suparlan yang lebih menekankan pada
semua pemangku kepentingan pendidikan di sekolah yang harus terlibat dalam proses
penentuan kebijakan sekolah.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Berbasis
Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang
pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah guna menentukan
suatu kebijakan kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan
pendidikan dengan menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Dibentuknya kebijakan mengenai Manajemen Berbasis Sekolah tentu tidak lepas untuk
mencapai tujuan pendidikian
REFERENSI
Berlian, 1 (2013). Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi. Jakarta:
Erlangga.
Nurkolis, (2005). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan aplikasi.Jakarta: PT
Grasindo.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mulyasa,E.2006.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
PROFIL PENULIS
1.Desi Mutiara sebagai penulis ke satu adalah mahasiswi semester 1 konversi pada Program
Studi PGMI/SD,STAI Putra Galuh Ciamis.Penulis tinggal di Dusun Cikijing, RT 023 RW
005,Desa Sindangsari,Kecamatan Cimerak,Kabupaten Pangandaran.Penulis dapat dihubungi
via email: dmutiara869@gmail.com..
2.Dedeh zakiyah sebagai penulis ke dua adalah mahasiswi semester 1 konversi pada
Program Studi PGMI/SD,STAI Putra Galuh Ciamis Penulis bisa di hubungi via email:
dedehzakiyyah86@gmail.com
3.Siti Rachmah sebagai penulis ke tiga adalah mahasiswi semester 1 konversi pada Program
Studi PGMI/SD,STAI Putra Galuh Ciamis,Penulis tinggal di Belakang SMK PASUNDAN
NO 84,RT 07,RW 06,Dusun Ciwaru Desa Cijulang,Kecamatan Cijulang,Kabupaten
Pangandaran.Penulis dapat di hubungi via email: rachmahsiti45@gmail.com.