Anda di halaman 1dari 8

Topik: Manajemen Berbasis Sekolah

Judul:

PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

Oleh:
Desi Mutiara & Dedeh Zakiyyah2) & Siti Rachmah3)
1)

Prodi PGMI, STAI Putra Galuh Ciamis


E-mail: dmutiara869@gmail.com1) & dedehzakiyyah86@gmail.com &
rachmahsiti45@gmail.com.

ABSTRAK
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah yang memberikan otonomi dan
fleksibilitas kepada sekolah sekaligus mendorong partisipasi warga sekolah secara langsung
untuk meningkatkan mutu sekolah. Tujuan penulisan artikel ini untuk menguraikan prinsip
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. Secara umum, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah. Otonomi ini dapat diartikan sebagai kewenangan/kemandirian, yaitu
kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan merdeka/tidak tergantung. Oleh
karenanya otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai
dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Adapun secara regulasi, MBS diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mana pada
Pasal 48 Ayat (1) dinyatakan, “Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsif keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik”. Hal ini diperjelas dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 49 ayat (1) dinyatakan,
“Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
manajeman berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas”. Dengan demikian, prinsip pelaksanaan MBS di Sekolah Dasar
harus memenuhi 7 prinsip, yaitu: (1) kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4) kemitraan
(5) partisifatif, (6) efisinsi, dan (7) akuntabilitas. Kesimpulannya, MBS merupakan kebijakan
Pemerintah di dunia pendidikan yang menitikberatkan pada memandirikan dan kewenangan
penuh kepada sekolah untuk mengelola sendiri seluruh kebutuhan sekolah dengan peningkatan
kualitas pendidikan sekolah berdasarkan 7 prinsip yang telah disepakati.

Kata Kunci: prinsip; manajemen berbasis sekolah; otonomi; sekolah dasar


1. PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran dan fungsi yang amat besar, baik bagi diri sendiri,
masyarakat, lingkungan, agama, dan bangsa. Pendidikan adalah komponen penting dalam
majunya peradaban suatu bangsa. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Namun, dirasa masih belum memberikan pengaruh yang optimal dan
signifikan. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya permalahan ini diantaranya:
kebijakan penyelenggearaan pendidikan nasional yang berorientasi pada hasil,
penyelenggaraan pendididkan yang dilakukan secara sentralistrik, dan kurangnya
keterlibatan peran serta masyarakat terkhusus orang tua siswa (Nurkolis, 2005).
Faktor-faktor tersebut dapat diatasi dengan mencari solusi alternatif. Salah
satunya dengan menerapkan manajemen yamg baik di sekolah. Dengan manajemen yang
baik, seluruh permasalahan terkait pendidikan di sekolah akan dapat dipetakan dan dicari
solusinya.Tentunya, manajemen yang dijalankan harus sesuai dengan kondisi,kemampuan,
dan sumber daya yang tersedia di sekolah.Dengan demikian, manajemen yang digunakan
oleh para pemangku kebijakan di sekolah berpegang pada manajemen berbasis sekolah
(MBS). Menurut Berlian (2013: 3) MBS merupakan suatu bentuk manajemen atau pengelola
sekolah yang sepenuhnya diserahkan ke pihaksekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan yang berlaku.
Adapun ditinjau dari perpektif perundang-undangan yang berlaku, MBS diatur
dalam Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
51, ayat (1) yang mana di dalamnya mengamanatkan bahwa pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen sekolah. Hal ini diperjelas dalam
peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 49
ayat (1) dinyatakan, ;Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis ssekolah yang ditunjukan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas;. Selanjutnya, MBS adalah bentuk
otomoni manajemen pendidikan yang mana kepala sekolah dan guru dibantu oleh komite
sekolah bahu membahu mengelolan kegiatan pendidikan secara mandiri khususnya di
sekolah dasar. Dengan demikian, dengan MBS, tanggung jawab sekolah menjadi lebih
besar. Sekolah dituntut untuk menetukan hasil kerjanya sehubungan dengan kewenangan
lebh besar yang diperolehnya sebagai umtuk akuntabilitas,baik kepada warga sekolah
maupun pemerintah. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencoba
menguraikan lebih detail tentang prinsip manajemen berbsis sekolah di sekolah dasar.
Selanjutnya artikel ini diberi judul “Prinsip Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di
Sekolah Dasar”.-
Manjemen berbasis sekolah merupakan salah satu pendakatan dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan kebijakan yang demikian menuntut langsung sekolah sebagai ujung
tombak penyelenggaraan pendidikan. Seperti yang di sampaikan Berlian (2013 : 3), bahwa
manajemen berbasis sekolah merupakan suatu bentuk manajemen atau pengelola sekolah
yang sepenuhnya diserahkan ke pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan
penyelenggraan pendidikan di sekolah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan yang berlaku. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai
model manajemen yang memberi kewenangan lebih besar kepada sekolah, dan mendorong
partisifasi secara langsung warga sekolah (guru,siswa,kepala sekolah) dan masyarakat
(orang tua siswa,tokoh masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasioanal serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perihal MBS Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,Pasal 51,ayat (1) menyatakan,”Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen sekolah.
Selanjutnya,penjelasan pasal 51,ayat (1) menerangkan bahwa ,”yang di maksud dengan
manajemen berbasis sekolah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan
pendidikan,yang dalam hal ini kepala sekolah dan guru di bantu oleh komite sekolah dalam
mengelola kegiatan pendidikan.
Dengan demikian,dengan MBS,Tanggung jawab sekolah menjadi lebih besar.Sekolah di
tuntut untuk menunjukan hasil kerjanya sehubungan dengan kewenangan lebih besar yang di
perolehnya sebagai bentukakuntabilitas,baik kepada warga sekolah maupun pemerintah.
Selanjutnya peran komite sekolah yang dalam hal ini merupakan refleksi dari pemangku
kepentingan pendidikan,kepentingan (orang tua,masyarakat,guru-kepala sekolah dan
penyelenggara pendidikan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah.Artinya,dengan MBS Tujuan pendidikan yang di
harapkan dapat di penuhi.
Berdasarkan permasalahan di atas,penulis mencoba menguraikan lebih detail tentang
prinsip,manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar.Selanjutnya artikel ini diberi judul
”PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH
DASAR”.

II.PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini di bahas tiga sub pembahasan.Ketiga sub pembahasan tersebut
meliputi pengertian Manajemen Berbasis Sekolah,Prinsip Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah di Sekolah Dasar(SD).Ketiga sub pembahasan tersebut di uraikan sebagai berikut
.
2.1 Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 juga menyebutkan
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan tentang tiga jalur pendidikan yang saling
terkait dan saling memengaruhi antara ketiganya, yaitu (1) jalur pendidikan formal, (2) jalur
pendidikan non formal, dan (3) jalur pendidikan informal. Dalam lingkungan pendidikan
jalur yang sering digunakan adalah jalur pendidikan formal atau yang sering disebut sebagai
jalur pendidikan sekolah. Pada pendidikan formal, untuk aspek-aspek yang terkait dengan
manajemen atau pengelolaan pendidikan sekolah atau dewasa ini telah dikembangkan satu
konsep yang dikenal dengan manajemen berbasis sekolah (MBS).
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah dengan memberikan
kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri
secara langsung. Dimilikinya kewenangan sekolah itu karena terjadi pergeseran kekuasaan
dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah kepada sekolah langsung dalam
pengelolaan sekolah. Dengan adanya kewenangan yang besar tersebut maka sekolah
memiliki otonomi, tanggung jawab, dan partisipasi dalam menentukan program-program
sekolah menurut Nurkolis (2003). pengertian ini Nurkolis lebih menekankan pada seluruh
pihak sekolah yang dilibatkan penuh dalam penentuan program-program sekolah, seluruh
pihak sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik, komite
sekolah, pihak kantin, dan orang tua dari peserta didik. Hal yang berbeda mengenai
pengertian Manajemen Berbasis Sekolah menurut Suparlan yang lebih menekankan pada
semua pemangku kepentingan pendidikan di sekolah yang harus terlibat dalam proses
penentuan kebijakan sekolah.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Berbasis
Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang
pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah guna menentukan
suatu kebijakan kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan
pendidikan dengan menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Dibentuknya kebijakan mengenai Manajemen Berbasis Sekolah tentu tidak lepas untuk
mencapai tujuan pendidikian

2.2 Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah


Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan efisiensi,mutu,dan
pemerataan pendidikan.Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola
sumber daya yang ada,partisipasi masyarakat,dan penyerdehanaan birokrasi.Peningkatan
mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua ,kelenturan pengelolaan sekolah,peningkatan
profesionalisme guru,adanya hadiah dan hukuman sebagai control,serta hal lain yang dapat
menumbuhkembangkan suasana yang kondusif.Pemerataan pendidikan tampak pada
tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan pedui,sementara yang
kurang mampu akan menjadi tanggung jawab pemerintah (Mulyasa,2006:13).
Pada pendefinisiaan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yang disampaikan oleh
Mulyasa,pendefinisiannya masih secara luas.Penyampaian yang berbeda dengan
pendefinisian tujuan Manajemen Berbasis Sekolah secara terperinci yang disampaikan oleh
Berlian.
Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan
sekolah melalui pemberian kewenangan.Keharusan diterapkannya Manajemen Berbasis
Sekolah melalui pemberian kewenangan kepada sekolah untuk mengembangkan sekolah
dengan maksud dan tujuan sebagai berikut(Berlian,2013:9):
1.Sekolah lebih mengetahui kekuatan,kelemahan,peluang,dan ancaman sehingga sekolah
dapat leluasa dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam
rangka memajukan sekolah.
2.Sekolah lebih mengetahui semua yang dibutuhkan lembaganya,khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3.Pengambilan keputusan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah
karena pihak sekolahlah yang paling tau apa yang terbaik untuk dikembangkan
disekolahnya.
4.Ketertiban semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah
akan dapat menciptakan tranparasi yang sehat.
5.Sesuai dengan butir 4 diatas,diharapkan semua warga sekolah akan memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi untuk berlomba- lomba dalam meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah,terutama rasa tanggung jawab terhadap pemerintah,orang tua siswa,dan
masyarakat pada umumnya,sehingga sekolah akan berupaaya semaksimal mungkin untuk
melaksanakn dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang direncanakan.
6.Terjadinya persaingan yang sehat antar sekolah dilingkup kecamatan,kabupaten atau
kota,provinsi dan nasional dalam hal mutu pendidikan .Ini dilakukan melalui upaya-upaya
inovatif yang direncanakn dan dilakukan oleh sekolah.
7.Secara yuridis,Manajemen Berbasis Sekolah telah ditetapkan dalam peraturan
perundangan yang berlaku untuk diterapkan disekolah baik tingkat usia dini,pendidikan
dasar,dan pendidikan menengah.
Dalam hal ini juga diperkuat dengan pendapat Nurkolis (2005),yaitu tujuan penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik
itu menyangkut kualitas pembelajaran ,kualitas kurikulum kualitas sumber daya manusia
baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya,dan kualitas pelayanan lainny,dan kualitas
pelayanan pendidikan secara umum.Bagi sumber daya manusia,peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya,melainkan meningkatkan
kesejahteraannya pula.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan semua kualitas dalam pendidikan
dengan cara memandirikan atau memberi kewenangan penuh kepada sekolah untuk
mengelola sendiri seluruh kebutuhan sekolah yang bersangkutan dengan peningkatan
kualitas pendidikan sekolah.

2.3.Prinsip Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah


Guna meningkatkan mutu Pendidikan melalui partisipasi warga sekolah dan masyarakat, maka
diperlukan pengelolaan satuan pendidikan yang menerapkan Menejmen Berbasis Sekolah (MBS).
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
27 disebutkan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan anak usia dini
dan Jenjang Pendidikan dasar dan menengah menerapkan Menjmen Berbasis Sekolah (MBS) yang
ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Menejmen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan
otonomi dan fleksibilitas kepada sekolah sekaligus mendorong partisipasi warga sekolah (guru, peserta
didik, kepala sekolah, karyawan) secara langsung untuk meningkatkn mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasional serta peraturan undang-undang yang berlaku.
Fleksibilitas yang dimaksudkn antara lain berupa keluwesan untuk mengelola, memangfaatkan,
serta memperdayakan sumber daya sekolah seoptimal mungkin. Dengan demikian, diharpkan pihak
sekolah dapat bergerak lebih dinamis, responsive, dan inovatif dalam menanggapi segala tangtangan
yang dihadapi.
Implementasi MBS antara lain bertujuan untuk meningkatkn, meningkatkn kepedulian warga
sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab kapala
satuan pendidikan, meningkatkan kompetensi sehat antar satuan pendidikan, serta meningkatkan
efesiensi, relevansi, dan pemerataan pendidikan di daerah. Terdapat lima prinsip penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah antara lain :
1. Kemandirian
Sekolah yang mndiri dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu menyelesaikan segala
permasalahan tanpa terlalu mengandalkn campur tangan dari pemerintah pusat. Sekolah
diharapkan dapat berupaya menciptakan dan meningkatkan situasi, kondisi, dan budaya
kemandirian melalui berbagai cara seperti mengembangkan unit – unit usaha sekolah, membangun
kerja sama dengan pihak lain dalam bidang komersial, dan upaya-upaya lain untuk meningkatkan
pemasukan pendanaan dan piningkatan program sekolah.
2. Kemitraan
Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama antara sekolah dengan para pemangku
kepentingan. Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan keterlibatan,
kepedulian, kepemilikan, dan dari masyarakat baik berupa dukungan moral, pemikiran, tenaga,
material, maupun finansial. Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan dapat disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan sekolah sesuai kategori sekolah. Pastikan kemitraan yang terjalin saling
menguntungkan dan bersifat sejajar.
3. Partisipasi
Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para pemangku kepentingan secara aktif.
Konteks partisipasi dalam implementasi MBSantara lain dalam hal pengambilan keputusan,
pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan di sekolah.
Tujuan utama peningkatan partisipasi antara lain untuk meningkatkan kontribusi,
memberdayakan kemampuan pemangku kepentingan, meningkatkan peran pemangku
kepentingan, dan menjamin agar setiap keputusan yang diambil mewakili aspirasi pemangku
kepentingan. Upaya peningkatan partisipasi di satuan pendidikan dapat diwujudkan melalui
penyediaan sarana partisipasi, advokasi, publikasi sekaligus transparansi terhadap pemangku
kepentingan.
4. Keterbukaan
Sebagai lembaga pendidikan formal yang memberikan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat, maka prinsip keterbukaan sangat penting di implementasikan. Keterbukaan dapat
membangun kepercayaan pulik terhadap program-program yang dijalankan oleh sekolah. Upaya
yang dapat di lakukan oleh satuan pendidikan untuk membangunketerbukaan kepada publik
yaitu dengan mendayagunakan berbagai jalur komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan
berbagai program yang akan dijalankan serta menyampaikan laporan dari setiap program yang
telah berjalan.
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan prinsip yang sangat penting dijalankan oleh sekolah. Akuntabilitas
memiliki arti suatu keadaan dimana suatu hal dapat dipertanggungjawabkan. Upaya
peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan menyusun pedoman pemantauan kinerja
satuan pendidikan, menyusun rencana pengembangan sekolah, memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan dan pengaduan publik.
III.KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain:
1.Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan yang pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah guna
menentukan suatu kebijakan-kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
penyelenggaraan pendidikan dengan menjalin kerja sama antar sekolah,masyarakat,dan
pemerintah.
2.Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan semua kualitas dalam
pendidikan dengan cara memandirikan atau memberi kewenangan penuh kepada sekolah
unttuk mengelola sendiri seluruh kebutuhan sekolah yang bersangkutan dengan peningkatan
kualitas pendidikan sekolah.
3.Ada lima prinsip penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu
Kemandirian,Kemitraan,Partisipasi,Keterbukaan,Akuntabilitas.

REFERENSI
Berlian, 1 (2013). Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi. Jakarta:
Erlangga.
Nurkolis, (2005). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model, dan aplikasi.Jakarta: PT
Grasindo.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mulyasa,E.2006.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

PROFIL PENULIS
1.Desi Mutiara sebagai penulis ke satu adalah mahasiswi semester 1 konversi pada Program
Studi PGMI/SD,STAI Putra Galuh Ciamis.Penulis tinggal di Dusun Cikijing, RT 023 RW
005,Desa Sindangsari,Kecamatan Cimerak,Kabupaten Pangandaran.Penulis dapat dihubungi
via email: dmutiara869@gmail.com..

2.Dedeh zakiyah sebagai penulis ke dua adalah mahasiswi semester 1 konversi pada
Program Studi PGMI/SD,STAI Putra Galuh Ciamis Penulis bisa di hubungi via email:
dedehzakiyyah86@gmail.com

3.Siti Rachmah sebagai penulis ke tiga adalah mahasiswi semester 1 konversi pada Program
Studi PGMI/SD,STAI Putra Galuh Ciamis,Penulis tinggal di Belakang SMK PASUNDAN
NO 84,RT 07,RW 06,Dusun Ciwaru Desa Cijulang,Kecamatan Cijulang,Kabupaten
Pangandaran.Penulis dapat di hubungi via email: rachmahsiti45@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai