BAB II
Konsep Dasar MPMBS sendiri yaitu model manajemen yang memberikan
otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengembalian keputusan secara partisipatif untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah
atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Oleh
karena itu, terdapat sejumlah kata kunci terkait MBS, yakni otonomi sekolah,
pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah.
1. Otonomi
Otonomi merupakan kewenangan/kemandirian dalam mengatur dan mengurus
dirinya sendiri, dan mereka tidak tergantung pada pihak manapun. Jadi otonomi
sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan
warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.
2. Pengambilan keputusan partisipatif
Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan
melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik oleh warga sekolah
(guru, siswa, karyawan, orangtua siswa, tokoh masyarakat, Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) SMA kat). Warga sekolah didorong untuk terlibat secara langsung
dalam proses pengambilan keputusan yang dapat berkontribusi terhadap
pencapaian tujuan sekolah. Hal ini berlandaskan keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan (berpartisipasi) daIam pengambilan keputusan, maka yang
bersangkutan akan mempunyai “rasa memiliki” terhadap keputusan tersebut
sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggungjawab dan berdedikasi
sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah.
BAB III
IMPLEMENTASI MBS DI SMA
A. PENYELENGGARAAN SMA
Penyelenggaraan pendidikan sendiri dilakukan oleh satuan pendidikan
yang memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan jalur, jenjang dan
jenis pendidikan yang diselenggara-kannya. Jalur pendidikan terdiri atas
jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jenjang pendidikan
meliputi jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Sedangkan jenis pendidikan, khususnya di jenjang
pendidikan menengah, meliputi pendidikan umum dan kejuruan.
B. PENGELOLAAN SMA
Pengelolaan pen-didikan adalah pengaturan kewenangan dalam
penyelenggaraan sistem pen-didikan nasional oleh Pemerintah,
pemerinta provinsi, pemerintah kabupaten/kota, penyelenggara
pendidikan swasta, dan sekolah SMA baik negeri maupun swasta agar
proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendi-dikan
nasional. Pengelolaan pendidikan meliputi pengelolaan pendidikan oleh
pemerintah/pemerintah daerah dan pengelolaan pendidikan oleh satuan
pen-didikan.
Pengelolaan SMA oleh pemerintah meliputi pengelolaan di tingkat
nasional oleh Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan di tingkat provinsi yang dilakukan oleh instansi yang
memiliki wewenang melaku-kan pengelolaan pendidikan SMA. Secara
legal formal, kewenangan pengelo-laan oleh pemerintah terhadap SMA
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi.