Dosen Pembimbing :
Bapak DR.Parlindungan Simbolon,M.Us
Disusun Oleh :
Amir Efendi
Nim : 1238.22.1343
(STAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL - KIFAYAH 2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang mana telah memberikan
saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah Mata kuliah Metode Tahfiz
Al-qur’an yang berjudul “Adab Membaca Al-Qur'an ” dapat selesai seperti waktu yang telah
ditentukan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dari Bapak Dosen
Pengampu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak DR.Perlindungan Simbolon, M.Us Dosen Mata kuliah Metode Ta hfiz Al-qur'an STAI
Al -Kifayah.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah Metode Tahfiz Al-qur’an.
Tak ada gading yang tak retak saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari Bapak Dosen dan juga pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis.
PENDAHULUAN
c. Menghadap Qiblat
Membaca Al-Qurān disyaratkan menghadap qiblat. Ini dilakukan
karena Al-Qurān adalah Kalamullah yang berisi tentang Asma Allah
dan doa. Seseorang yang berdoa diqiyaskan orang yang melakukan salat
(salat = doa), sehingga menghadap qiblat merupakan keutamaan bagi
orang yang membaca Al-Qurān.
Membaca Al-Qurān diqiyaskan dengan doa. Menurut bahasa,
doa merupakan dari perbuatan salat. Menurut Abu Syuja’ bahwa, salat
menurut bahasa adalah doa.¹⁰
Salat disyariatkan menghadap qiblat. Hal
ini diabadikan dalam Al-Qurān:
ْل ْط ْل ُث
َو ِمْن َح ْي َخ َر ْج َت َف َو ِّل َو ْج َهَك َش َر ا َم ْس ِج ِد ا َح َر اِم
artinya:
“Dan dari mana saja kamu
keluar maka hadapkanlah wajahmu ke Masjidil Haram.”¹¹
Membaca Al-Qurān dengan menghadap qiblat adalah bentuk
sikap tawadu (rendah hati) dan penghormatan terhadap kitab suci AlQurān
yang diturunkan di tanah suci yaitu Makkah dan Madinah. Ini
merupakan simbol kesucian dari kitab yang diturunkan di tanah suci.
_______________________
⁹ QS. Al-Waqiah [56], 79.
¹⁰ Ahmad bin Husain Al-Syahir bin Abu Syuja’, Fathul Qorib Al-Majid, (Bandung: Syirkah
Ma’arif, tt), hal. 11.
¹¹ QS. A;-Baqarah [2]: 149.
d. Menutup aurat
Membaca Al-Qurān disyaratkan menutup aurat bagi orang yang
membacanya. Menutup aurat merupakan sikap wirangi seseorang
yang walaupun belum ditemukan nas Al-Qurān atau al-hadis yang
memerintahkannya. Pemikiran ini didasari atas penghormatan kepada
kitab suci.
Membaca ayat Al-Qurān menjadi salah satu rukun yang
menjadikan sahnya salat seseorang. Sedangkan orang yang mengerjakan
salat diharuskan menutup aurat.
Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Zainuddin Al-Mulaibari, artinya:
“Syarat sahnya salat yang ketiga adalah menutup aurat, orang laki-laki,
hamba, mukatab menutup di antara pusar dan lutut, dan wanita
merdeka menutup seluruh tubuh, kecuali di wajah dan kedua telapak
tangannya”.¹²
Membaca Al-Qurān dan salat merupakan pekerjaan yang
berhubungan dalam mencapai tujuan, yaitu ibadah kepada Allah
sebagai Sang Pencipta. Yang membedakan adalah, kalau ibadah salat
termasuk ibadah mahdhah, sedangkan membaca Al-Qurān termasuk
ibadah gairu mahdhah.
Ibadah mahdhah yaitu ibadah salat artinya tatacara ibadah salat
sudah diatur oleh Rasul saw sehingga ibadah yang dilakukan dengan cara
yang murni tidak terdapat penambahan atau pengurangan di dalamnya.
Sedangkan ibadah gairu mahdhah dalam membaca Al-Qurān yaitu
suatu perbuatan ibadah membaca Al-Qurān yang tidak diatur tatacara
yang berhubungan dengan adab ketika membacanya.
bersihkanlah pakaianmu.”¹³
Pakaian bersih dan suci berguna bagi seseorang yang membaca
Al-Qurān. Karenanya seorang membaca Al-Qurān dapat konsentrasi
melalui membacanya, karena tidak terhambat adanya bau pakaian
atau warna pakaian kotor yang tidak bersahabat, yang mengakibatkan
gangguan bagi pembacanya.
g. Membaca ta'awudz
Membaca Al-Qurān disyaratkan membaca ta’awuz sebelum
membacanya. Karena ta'awudz merupakan lafaz yang berisi doa
memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan dan jin bagi
orang yang akan melakukan suatu pekerjaan. Firman Allah:
ْذ ْأ ْل
َف ِإَذ ا َق َر َت ا ُقْر آَن َف اْس َت ِع ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن الَّر ِج يِم
artinya:
“Apabila engkau membaca Al-Qurān, mohonlah pertolongan kepada
Allah dari syaithon yang terkutuk.”¹⁶
Membaca ta'awudz merupakan bentuk permohonan perlindungan
kepada Allah dari godaan syaitan dan jin. Dengan perlindungan Allah
______________________
¹³ QS. Al-Muddatsir [74]: 4.
¹⁴ QS. Al-Muzzammil [73]: 20.
¹⁵ As-Suyuthi, Op.Cit. hal. 202.
¹⁶ QS. An-Nahl [16]: 98 dan QS. Al-Isra’ [17]: 45.
dari godaan, hati seorang pembaca Al-Qurān dapat tenang dan dapat
konsentrasi ketika membacanya, dan akan memperoleh hasil bacaan
yang maksimal.
Membaca ta'awudz dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca
Al-Qurān. Karenanya dapat menjadikan dirinya percaya diri dalam
membacanya, merasa dirinya mendapat perlindungan dari Allah SWT.
b. Memperindah bacaan
Memperindah bacaan Al-Qurān artinya menghiasi bacaan-bacaan
Al-Qurān dengan suara yang indah dengan menyesuaikan bunyi huruf
dan panjang pendeknya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Memperindah bacaan Al-Qurān diperintahkan oleh Nabi saw.
______________________
¹⁷ QS. Al-Muzzamil [73]: 4.
¹⁸ QS. Al-Anfal [8]: 2.
e. Muhasabah
Muhasabah artinya merenungkan diri dari amalan-amalan yang
telah lalu dengan cara mengangan-angan dengan pikiran dan perasaan
untuk memikirkan diri merasakan perilaku ketika dilakukan suatu
amalan tertentu.
Muhasabah diperintahkan Allah, artinya: “Wahai orang-orang
yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya”.³¹
Muhasabah juga diperintahkan oleh Umar, artinya: “Telitilah
dirimu sebelum kamu diteliti dan timbanglah dirimu sebelum dirimu
ditimbang”.32
Muhasabah dapat berguna bagi kehidupan seseorang yang telah
membaca Al-Qurān. Ini dapat mengenang kembali bacaan-bacaannya,
isi kandungannya, dan diambil pengajaran.
Muhasabah dapat mengingatkan pembaca Al-Qurān mengenai
kebenaran, kesalahan, bacaan yang telah dilakukan. Apabila bacaannya
sudah benar perlu diperhatikan dan apabila terdapat kekeliruan
bacaannya dapat dibetulkan pada waktu berikutnya.
_____________________
³⁰ Ibid, hal. 353.
³¹ QS. A;-Hasyr [59]: 18.
³² Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Gazali, Ihya Ulumuddin Juz 4, (Kairo:
Darul Ma’arif, tt), hal. 391.
B.Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur’an secara bahasa adalah mashdar dari يقرأ-( قرأqara`a-yaqra`u), maknanya ada
dua, yaitu:
a.Sesuatu yang dibaca karena Al-Qur’an dibaca lisan-lisan manusia.
b.Pengumpul, karena Al-Qur’an adalah mengumpulkan kabar dan hukum.
Adapun secara istilah syar’i, Al Qur’an adalah Firman Allah yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, diawali
dengan surat Al-Faatihah dan ditutup dengan surat An-Naas.³³
_______________________
³³ Ushuulun fit Tafsiir, Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin, hal. 6, dengan sedikit
perubahan.
وفهم معانيه والعمل به، التعبد بتالوته:فالقرآن الكريم نزل ألمور ثالثة
“Al-Qur’an diturunkan untuk tiga tujuan beribadah dengan membacanya,memahami
maknanya dan mengamalkannya”³⁴
_______________________
³⁴http://www.ibnothaimeen.com/all/books/article_17959.shtml
2. “yang diturunkan”
Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Adapun dalil yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu wahyu yang diturunkan,
yaitu firman Allah Ta’ala:
َش ْهُر َر َمَض اَن اَّلِذي ُأْن ِز َل ِفيِه اْلُقْر آُن ُه ًد ى ِللَّن اس
َو َب ِّي َن اٍت ِمَن اْلُهَد ٰى َو اْلُفْر َق اِن
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (Al-
Baqarah: 185).
b.Makna yang kedua adalah hanya kembali kepada-Nya lah pensifatan-Nya dengannya,
yaitu hanya Allah lah yang disifati dengan berfirman dengan firman Al-Qur’an.
Di antara keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang Al Quranul Karim adalah
kesepakatan kaum Muslimin (Ijma’) tentang kafirnya orang yang mengingkari surat, ayat,
atau huruf Al-Qur’an yang telah disepakati kaum Muslimin.³⁵
___________________
³⁵ Syarah Al-Wasithiyyah, Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin.
Ushuulun fit Tafsiir, Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin.
C.Pengertian Hadits
Hadits merupakan Sumber hukum Islam yang kedua.
Sumber hukum Islam adalah suatu rujukan atau dasar yang utama dalam pengambilan
hukum Islam yang selanjutnya akan menjadi pokok dari ajaran Islam.
Sumber hukum Islam memiliki sifat dinamis, benar, dan mutlak. Sumber hukum ini juga
tidak akan pernah mengalami kemandegan, kefanaan, ataupun kehancuran.
Sumber hukum Islam menurut kesepakatan ulama ada empat, yaitu Al-Qur'an, hadits,
ijma dan qiyas. Ijma dan qiyas sering juga disebut ijtihad para ulama.
Sumber hukum Islam yang kedua adalah hadits Rasulullah SAW.
Secara bahasa hadits didefinisikan sebagai ucapan atau perkataan.
Sedangkan menurut istilah, hadits adalah ucapan, perbuatan, atau takrir Rasulullah
SAW yang dicontoh oleh umatnya dalam menjalani kehidupan.
Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur'an dijelaskan Allah
SWT dalam surah Al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi,
َو َم ٓا ٰا ٰت ىُك ُم الَّر ُسْو ُل َف ُخ ُذ ْو ُه َو َم ا َنٰه ىُك ْم َع ْن ُه َفاْن َت ُهْو ۚا َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِۘب
Artinya: "...Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu
tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."
Hal ini semakin diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW,
َت َر ْك ُت ِفيُك ْم َأْم َر ْين َلْن َت ِض ُّلوا َم ا َت َمَّس ُكُتْم ِبِه َم ا ِك َت اَب ِهَّللا َو ُس َّنَة َن ِبِّيِه
( ) رواه مالك
Artinya: "Telah aku tinggalkan untukmu dua perkara: kamu tidak akan tersesat selama kamu
berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunah Nabi- Nya." (HR
Malik)
Adapun beberapa fungsi hadits yang perlu diketahui antara lain:
1. Penjelas Ayat Al-Qur'an (Bayan At-Tafsir)
fungsi hadits adalah untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang belum jelas dan rinci,
serta menafsirkan ayat yang umum, menjelaskan maknanya, memberi batas atau syarat
ayat Al-Qur'an yang mutlak, dan mengkhususkan yang umum.
Artinya: "Bahwasanya Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam
pada bulan Ramadan satu sukat (sha') kurma atau gandum untuk setiap orang, baik
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan muslim." (HR Muslim).³⁶
____________________
³⁶ H. Aminudin dan Harjan Syuhada dalam bukunya yang berjudul Al-Qur'an Hadis
menjelaskan fungsi hadits….
D.KESIMPULAN