Anda di halaman 1dari 6

Peran Penting Pemberian Penghargaan Dalam Pembinaan ASN Di Lingkungan

Kementerian Hukum dan HAM

Pemberian Penghargaan merupakan suatu bagian penting dalam meningkatkan


kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Seorang ASN yang dihargai dan dimotivasi
dengan baik akan merasa bahwa mereka telah dihargai oleh Institusi atau organisasi
tempat dia bekerja atas pekerjaan apa yang telah mereka kerjakan. Karena itu dengan
adanya Penghargaan diharapkan pegawai mampu meningkatkan kinerja serta lebih
memiliki keinginan yang tinggi untuk unggul dalam melakukan pekerjaan dan memiliki
kemampuan untuk berkompetisi sehingga tercapai keseimbangan antara tujuan pribadi
dan organisasI.
Penghargaan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil pasal 1 ayat 19, Penghargaan adalah suatu
apresiasi yang diberikan oleh instansi kepada PNS atas pencapaian kinerja yang sangat
baik. Terdapat empat faktor yang harus dijadikan dasar dalam mempertimbangkan
kebijakan penghargaan (reward) menurut Nawawi (2007:78), yaitu Internal Consistency
(konsistensi internal), External Competitiveness (persaingan/ kompetensi eksternal),
Employee contributions (kontribusi karyawan), dan Administration (administrasi).
Pemerintah indonesia sendiri saat ini telah memberikan Penghargaan Satya Lencana
karya Satya kepada para PNS yang telah menunjukan kesetiaan, pengabdian, kecakapan,
kejujuran, kedisiplinan serta prestasi kerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.
Satyalancana Karya Satya adalah tanda kehormatan yang diberikan atau yang
dianugerahkan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai penghargaan atas dedikasi
pelaksanaan tugasnya yang telah menunjukan kesetiaan, pengabdian, kecakapan,
kejujuran dan kedisiplinan serta telah bekerja secara terus menerus sekurang-kurangnya
10 tahun, 20 tahun atau 30 tahun. Satyalancana Karya Satya diperuntukan bagi para
PNS yang dalam waktu yang cukup lama untuk setia terhadap Negara, cakap, dan rajin
dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat dijadikan sebagai teladan bagi Pegawai
yang lain.
Sementara itu Kementerian Hukum dan HAM sebagai salah satu Kementerian
terbesar dengan pegawai sekitar 64.715 dan juga memiliki satuan kerja 520 yang
tersebar dari sabang sampai merauke dan juga ada di luar negeri juga melaksanakan
pemberian penghargaan lain terhadap ASN Kementerian Hukum dan HAM yang
berprestasi yaitu Penghargaan Karya Dhika sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 45 Tahun 2015 tentang Pemberian
Pemberian Penghargaan Karya Dhika Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang terdiri atas:
a) Karya Dhika Lokatara;

b) Karya Dhika Madya; dan

C..Karya Dhika Prakasa


Penghargaan ini diberikan pada 2 moment berbeda dalam 1 tahun, khusus
Pemberian Penghargaan Karya Dhika Lokatara dan Karya Dhika Madya dilaksanakan
pada saat peringatan hari Dharma Karyadhika sementara itu Pemberian Penghargaan
Karya Dhika Prakasa dilaksanakan pada saat hari kemerdekaan Republik Indonesia atau
hari jadi unit kerja bersangkutan.
Selain itu juga ada juga penghargaan Pegawai Teladan yang biasanya dilakukan
oleh Satuan Kerja dan UPT di Lingkungan Kemenkumham kepada pegawai yang
memiliki prestasi dan telah menunjukan kinerja memuaskan selama masa waktu
tertentu. Pemberian Penghargaan Pegawai Teladan sangat erat hubungannya dalam
pembangunan Zona Integritas untuk menuju WBK/WBBM. Dimana dalam Komponen
pengungkit yang merupakan komponen yang menjadi faktor penentu pencapaian
sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Dimana terdapat
enam komponen pengungkit yaitu Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana,
Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan
Pengawasan dan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik. Pemberian Penghargaan
Pegawai Teladan masuk dalam komponen Penataan Sistem Manajemen SDM. Penataan
Sistem Manajemen SDM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme SDM Kementerian Hukum dan HAM pada Zona
Integritas Menuju WBK/WBBM.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pemberian penghargaan pegawai teladan ini adalah:
1. meningkatkan ketaatan terhadap pengelolaan SDM di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM pada masing-masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
2. meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM pada masing-masing Zona Integritas menuju
WBK/WBBM;
3. meningkatnya disiplin SDM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada
masing- masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
4. meningkatnya efektifitas manajemen SDM di lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM pada Zona Integritas menuju WBK/WBBM; dan
5. meningkatnya profesionalisme SDM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
pada Zona Integritas menuju WBK/WBBM.

Pemberian penghargaan ini juga merupakan salah satu bentuk implementasi dari
penataan manajemen ASN yaitu adanya pemberian Reward dan Punishment. Dimana
reward dilaksanakan dengan pemberian penghargaan pegawai teladan bagi ASN yang
dinilai berkinerja baik sesuai dengan indikator-indikator penilaian ASN yang baik.
Selain 2 penghargaan terhadap ASN di atas juga ada penghargaan Purna
Pengayoman yang diberikan kepada pegawai yang pensiun sebagai bentuk
penghormatan terhadap pengabdian dia selama bekerja di Kementerian Hukum dan
HAM. Kementerian Hukum dan HAM sendiri pada tahun 2022 memiliki sekitar 1076
pegawai yang akan pensiun dan pada tahun 2023 akan ada 917 Pegawai di Kementerian
Hukum dan HAM yang memasuki masa pensiun dan mereka biasanya disebut Pegawai
Purnabhakti Pengayoman dan mendapatkan piagam penghargaan sebagai bentuk
apresiasi atas pengabdiannya di Kementerian Hukum dan HAM serta di ikut sertakan
dalam Upacara wisuda purnabakti. Wisuda ini sendiri merupakan wujud penghargaan
bagi pengabdian pegawai sejak mengawali dinas aktif hingga memasuki masa purna
tugas.
"Wisuda merupakan penghargaan dan ungkapan rasa hormat yang tulus dari
segenap keluarga besar Kementerian Hukum dan HAM kepada para purnabakti," jelas
Yasonna di Graha Pengayoman. Yasonna juga berharap prosesi wisuda purnabakti akan
menjadi sebuah tradisi bagi seluruh pegawai Kemenkumham dan merupakan tanda saat
terakhir pengabdian seorang Aparatur Sipil Negara dalam mendarmabaktikan dirinya
untuk bangsa dan negara. "Momen yang baik ini (upacara wisuda) nantinya akan
menjadi kenangan yang istimewa bagi para purnabakti dalam mengakhiri pengabdian,"
Pesan Menteri Hukum dan HAM saat memberikan penghargaan ini.

Pada akhirnya seluruh Kegiatan pemberian penghargaan di lingkungan


Kementerian Hukum dan HAM bertujuan untuk menghargai jasa setiap ASN yang telah
mendarmabaktikan diri dan berjasa besar dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa
dan bernegara khususnya di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, meningkatnya
semangat pengabdian sebagai aparatur Negara, memacu motivasi dan semangat kerja,
meningkatkan kinerja dan produktivitas kerjanya, memunculkan nilai kompetitif,dan
mampu memberikan nilai keteladanan bagi rekan kerjanya serta menumbuhkembangkan
sikap keteladanan bagi setiap orang dan mendorong semangat melahirkan karya terbaik
bagi kemajuan bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai