Jasa Survei
Keberdayaan Konsumen
di 38 Provinsi
Tahun 2024
I. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
- Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
- Undang-undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan;
- Instruksi Presiden No 10 Tahun 2016 tentang Aksi dan Pencegahan
Pemberantasan Korupsi;
- Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
- Peraturan Menteri Perdagangan No. 80 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan;
- Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 162 Tahun
2022 tentang Pedoman Penilaian Indeks Keberdayaan Konsumen;
- DIPA Direktorat Pemberdayaan Konsumen Tahun Anggaran 2024.
2. Gambaran Umum
Dalam konteks perlindungan konsumen dan pertumbuhan ekonomi, dunia
usaha perlu menciptakan kondisi agar konsumen mempunyai kepercayaan
atas produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha nasional, dimana
produk tersebut aman dan memenuhi harapan mereka. Kondisi dimaksud
perlu diciptakan melalui penyiapan berbagai peraturan sebagai playing field
dan pendukung dunia usaha dalam memproduksi dan memperdagangkan
barang dan jasa yang memenuhi persyaratan perlindungan konsumen.
Berdasarkan Undang-undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Pasal 1 Ayat 2, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik
bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan.
Masalah utama konsumen saat ini adalah tingkat kesadaran konsumen akan
haknya yang masih rendah. Rendahnya kesadaran konsumen tentang
haknya berpotensi mengurangi kemampuan konsumen dalam melindungi
dirinya dari pelaku usaha yang curang (Ishak dan Zabil 2012; Kurniawan
2012). Berdasarkan data penelitian Australian Government (2011), sebanyak
87 persen responden belum mengetahui tentang haknya sebagai konsumen.
Menurut Paim, Masud dan Haron (2012) kesadaran tentang hak-hak
1
konsumen akan meningkat seiring dengan banyaknya informasi pendidikan
konsumen yang diperoleh.
Berdasarkan uraian sebelumnya, permasalahan yang melatarbelakangi perlu
dilaksanakannya survei ini adalah adanya permasalahan internal dan
eksternal konsumen. Kedua kelompok permasalahan ini bermuara pada
perlunya konsumen diberdayakan sebagai solusi menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi konsumen. Keberdayaan konsumen adalah keadaan
subyektif positif yang ditimbulkan oleh peningkatan kontrol (Wathieu et al.
2002). Tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang prinsipnya
adalah mendapatkan keuntungan secara maksimal, sehingga penting
dilakukan upaya pemberdayaan konsumen (Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia 2001). Konsumen dapat diberdayakan melalui sumber yang
berbeda, baik melalui regulasi pemerintah maupun pendidikan konsumen
(Hunter dan Garnefeld 2008).
Disadari bahwa perlindungan konsumen bukanlah suatu pekerjaan mudah,
namun dalam rangka mewujudkan efektifitasnya diharapkan semua
pemangku kepentingan mempunyai semangat, kepedulian, kompetensi dan
komitmen untuk mewujudkannya. Untuk mengetahui dampak pelaksanaan
perlindungan konsumen terhadap masayarakat luas, maka diperlukan sebuah
survei untuk mengetahui hal tersebut. Survei Indeks Keberdayaan Konsumen
dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kesadaran, pemahaman dan
kemampuan menerapkan hak dan kewajiban konsumen dalam berinteraksi
dengan pasar.
Untuk mendapat gambaran keberdayaan konsumen yang komprehensif,
lokasi geografis serta karakteristik demografi, sosial dan ekonomi menjadi
penting untuk diperhatikan. Perbedaan lokasi geografis yaitu perkotaan dan
perdesaan, dianggap dapat memengaruhi keberdayaan konsumen
berdasarkan studi Nardo et al. (2011). Salah satu langkah penting dalam
melakukan pemberdayaan konsumen adalah memiliki gambaran dasar
tentang kondisi sebelum upaya pemberdayaan tersebut dilakukan yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan konsumen dalam berinteraksi
dengan pasar dan mengambil keputusan konsumsi. Berdasarkan kondisi
yang telah dipaparkan tersebut, maka survei keberdayaan konsumen di 38
provinsi menjadi salah satu tahapan dasar yang penting dalam rangka
menyusun strategi pemberdayaan konsumen yang lebih terarah.
2
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dilaksanakan Survei Keberdayaan Konsumen di 38 provinsi adalah
untuk:
1. Memetakan Keberdayaan Konsumen berdasarkan karakteristik sosial,
demografi dan perilaku konsumen pada saat pra pembelian, pembelian hingga
pasca pembelian.
2. Menganalisa kebutuhan edukasi konsumen dan menyusun strategi
pemberdayaan konsumen berdasarkan gambaran hasil survei keberdayaan
konsumen di masing-masing wilayah.
3. Memberikan wawasan kepada masyarakat agar dapat menjadi konsumen
yang berdaya, cerdas, terdidik, dan bertanggung jawab serta mengetahui hak-
hak dan kewajibannya.
4. Tersedianya Indeks Keberdayaan Konsumen Tahun 2024.
3
V. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Kegiatan Survei Keberdayaan Konsumen
di 38 Provinsi Tahun 2024 adalah selama 9 (sembilan) bulan sejak Maret –
November 2024.
4
l. Memiliki platform survei online berbasis web yang dapat secara langsung
mengolah data dan menampilkan laporan.
5
IX. PERALATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS
1. Pengadaan dan Pencetakan
a. Jumlah responden dalam survei ini adalah sebanyak 500 orang tiap
provinsi dan dilakukan di 38 provinsi, yang terdiri dari 300 responden
dengan wawancara langsung dan 200 responden melalui online. Adapun
souvenir diberikan kepada 300 responden yang diwawancarai secara
langsung.
2. Transportasi dan Akomodasi Pelaksanaan Survei
a. Pelaksanaan Survei (Petugas Setempat)
- Transportasi dan Konsumsi Enumerator Survei [3 Orang x 5 Hari x 38
Provinsi]
3. Tim Tenaga Ahli
a. Ketua Tim Peneliti [1 Orang]
b. Anggota Peneliti [3 Orang]
c. Koordinator Lapangan [10 Orang]
d. Pengolahan dan Analisis data [4 Orang]
e. Pengambilan Data (Enumerator) [3 Orang x 38 Provinsi]
4. Lain – Lain
a. Pengadaan Kuesioner untuk Responden secara Offline [38 Provinsi]
b. Biaya Komunikasi (Pulsa dan Paket Data Internet) survei online kepada
200 responden [1 Paket x 38 Provinsi]
c. Penggandaan Proposal, Laporan Kemajuan Pekerjaan per bulan dan
Laporan Gabungan Akhir (Hard Cover) yang terdiri dari (1 Proposal,
Laporan Kemajuan Pekerjaan per bulan, 2 Laporan Akhir (Hard Cover).
6
X. PENUTUP
Kerangka acuan kerja (KAK) ini merupakan panduan dan pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan Survei Keberdayaan Konsumen di 38 Provinsi. Hal yang
harus diperhatikan bahwa KAK dan seluruh detail di dalamnya pada saat disusun
telah mengakomodasi konsep rangkaian kegiatan, namun mengingat dinamisnya
pelaksanaan Survei Keberdayaan Konsumen di 38 Provinsi Tahun 2024, tidak
menutup kemungkinan perubahan pada konsep maupun detail kegiatan dengan
tetap mengacu pada aturan yang berlaku.