Anda di halaman 1dari 16

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PT.

BHAKTI KARTINI PUTRA


NOMOR. 013/KEP/DIR/BKP/X/2020
TENTANG
PEMBAHARUAN PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI

DIREKTUR UTAMA PT. BHAKTI KARTINI PUTRA

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit sebagai lembaga sosio-ekonomik, berdampak


pada perubahan status Rumah Sakit yang dapat dijadikan subyek
hukum, sehingga perlu diantisipasi dengan kejelasan tentang peran
dan fungsi dari masing-masing pihak yang berkepentingan dalam
pengelolaan Rumah Sakit;

b. bahwa untuk mengatur hubungan, hak dan kewajiban, wewenang dan


tanggung jawab dari pemilik Rumah Sakit atau yang mewakili,
pengelola rumah sakit dan staf medis fungsional maka perlu
dibuatkan Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit
sebagai acuan dalam melaksanakan penyelenggaraan Rumah Sakit;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Utama PT.
Bhakti Kartini Putra tentang Peraturan Internal (Hospital Bylaws)
Rumah Sakit Bhakti Kartini.

Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);

4. Undang-Undang R e p u b l i k I n d o n e s i a Nomor 36 Tahun 2014


tentang T e naga Kesehatan;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 tahun 2015 tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit;

1
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/


PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2014


tentang Dewan Pengawas Rumah Sakit;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


772/MENKES/ SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit (Hospital By Laws);

10. Akta Pendirian PT. Bhakti Kartini Putra yang dibuat di Kantor Notaris
Elok Kurniati , SH No. 21 tanggal 20 April 2007 telah disahkan oleh
Kantor Menteri Hukum & HAM RI Nomor AHU-
03835.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 25 Januari 2008. Peribahan
Anggaran Dasar Nomor 31 tanggal 30 Nopember 2007 yang dibuat di
Kantor Notaris Elok Kurniati , SH. Akta Pernyataan Keputusan Rapat
PT. Bhakti Kartini Putra Nomor 86 tanggal 11 September 2009 di
buat di hadapan Kantor Notaris Elok Kurniati, SH dan telah disahkan
oleh Kantor Menteri Hukum & HAM RI Nomor AHU-59723.AH.02.02.
Tahun 2008 tanggal 08 Desember 2008. Akta Pernyataan Keputusan
Rapat PT. Bhakti Kartini Putra Nomor 59 Tanggal 17 Februari 2012
yang dibuat di hadapan Kantor Notaris Elok Kurniati, SH dan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 339 tanggal 20 Mei 2013 yang
dibuat di Kantor Noratis Elok Kurniati, SH, dan Akta Berita Acara PT.
Bhakti Kartini Putra Nomor 128 tanggal 13 Desember 2013 dibuat
dihadapan kantor Notaris Elok Kurniati, SH dan Akta Pengesahan
Acara Rapat PT. Bhakti Kartini Putra Nomor 27 tanggal 12 Maret
2014 yang dibuat dihadapan Kantor Notaris Elok Kurniati, SH dan
telah didaftarkan di Kantor Menteri Hukum dan HAM RI sesuai surat
Kementerian Hukum & HAM RI nomor AHU-AH.01.10-18865 tanggal
05 Juni 2014.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA PT BHAKTI KARTINI PUTRA


TENTANG PEMBAHARUAN PERATURAN INTERNAL
(HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI

2
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Pengertian

Dalam Hospital Bylaws ini yang dimaksud dengan:


1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Bhakti Kartini.
2. Peraturan Internal (Hospital bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
penyelenggaraan Rumah Sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan
internal staf klinis.
3. Peraturan internal korporasi (corporate bylaws) adalah aturan yang mengatur agar tata
kelola korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik yang mengatur
fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab, dan hak Komisaris dan Direksi PT.
Bhakti Kartini Putra bersumber pada : AD PT Bhakti Kartini Putra serta
hubungan fungsionalnya dengan Direktur Rumah Sakit Bhakti Kartini dan
Komite Tenaga Kesehatan, agar tercapai keserasian dan keterpaduan antara
good corporate governance, good hospital management, dan good clinical
governance.
4. Komite Tenaga Kesehatan terdiri dari Komite Medik, Komite Keperawatan dan
Komite Tenaga Kesehatan Lain.
5. Komite Medik adalah perangkat Rumah Sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis di Rumah Sakit terjaga profesionalismenya
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika
dan disiplin profesi medis.
6. Komite Keperawatan adalah organisasi non struktural yang dibentuk di Rumah Sakit
yang keanggotaannya terdiri dari tenaga keperawatan bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan (perawat dan bidan) serta mengatur tata kelola
klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih terjamin
dan terlindungi.
7. Komite Tenaga Kesehatan Lain adalah suatu Komite yang ikut serta berperan
meningkatkan mutu Rumah Sakit yang tidak langsung berkaitan dengan
profesi medis.
8. Peraturan Internal Staf Medis (medical staff bylaws) adalah himpunan peraturan
internal yang mengatur agar Staf Medis dan praktik kedokteran di Rumah Sakit
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan profesi Medis (clinical
governance), dengan tujuan menjaga agar pelayanan kesehatan kepada pasien
diberikan secara professional.
9. Komponen Struktural mengatur hubungan fungsional antara sekelompok
orang yang ditetapkan oleh Pemilik, Direktur Rumah Sakit, dan organisasi non
struktural yaitu Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan
lainnya.
10. Pemilik Rumah Sakit adalah PT. Bhakti Kartini Putra.
11. Komisaris adalah seorang atau sekelompok orang yang diangkat oleh Rapat
Umum Pemegang Saham PT. Bhakti Kartini Putra, yang merupakan wadah
terorganisasi dengan kewenangan kolektif mengarahkan, mengendalikan,
dan membantu mengembangkan Rumah Sakit.

3
12. Direktur Perseroan adalah Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra, sesuai
dengan Anggaran Dasar PT. Bhakti Kartini Putra berwenang mewakili
perseroan di dalam dan di luar pengadilan dengan pembatasan sesuai dengan
ketentuan pada pasal AD perseroan.
13. Dewan Pengawas adalah unit nonstruktural pada rumah sakit yang melakukan
pembinaan dan pengawasan rumah sakit secara internal yang bersifat nonteknis
perumahsakitan yang melibatkan unsur masyarakat.
14. Direktur Rumah Sakit adalah Direktur Rumah Sakit Bhakti Kartini.
15. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) adalah wadah non struktural yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan internal di Rumah Sakit Bhakti Kartini.
16. Kelompok Staf Medis (KSM) adalah kelompok dokter dan/atau dokter spesialis/sub
spesialis yang melakukan pelayanan dan telah disetujui serta diterima sesuai dengan
aturan yang berlaku untuk menjalankan profesi masing-masing di Rumah Sakit.
17. Staf Medis adalah dokter umum, dokter gigi umum, dokter spesialis dan dokter
gigi spesialis baik sebagai Dokter purna waktu (full time), Dokter paruh waktu
(part time), konsultan atau tenaga Dokter pengganti yang memberi pelayanan
medik kepada pasien di Rumah Sakit.
18. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan klinis tertentu dalam lingkungan Rumah Sakit untuk
suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment).
19. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan Direktur Rumah Sakit
kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan klinis di Rumah
Sakit Bhakti Kartini berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan
baginya.
20. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege) di Rumah Sakit.
21. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
22. Audit klinis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan klinis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi klinis.
23. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
medis.
24. Buku Putih (white paper) adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga kesehatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan
Klinis.

Pasal 2
Asas dan Tujuan

1. Penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi, tugas, wewenang,


tanggungjawab, dan hak berasaskan saling memahami dan menghormati
dengan mengembangkan dan membudayakan hubungan yang harmonis
antara peran, fungsi, dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam kerangka

4
falsafah, nilai-nilai inti (core values), visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit sesuai Islam.
2. Hospital Bylaws bertujuan untuk:
a. Menyamakan persepsi tentang fungsi, tugas, wewenang, hak, dan
tanggungjawab masing-masing pihak serta wajib ditaati oleh masing-
masing pihak guna tercapainya maksud dan tujuan didirikannya Rumah
Sakit.
b. Menjamin diberikannya pelayanan praktik kedokteran dan kesehatan
professional/pelayanan klinis lain secara professional kepada pasien.
c. Acuan hukum dalam menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi antara
Pemilik dengan Manajemen Rumah Sakit atau antara Direktur Rumah
Sakit dengan Tenaga Kesehatan/Komite-komite, atau antara Tenaga
Kesehatan dengan Pasien atau keluarganya.

BAB II
HOSPITAL BY LAWS

Pasal 3
Nama, Pemilik, Kedudukan, dan Surat Ijin Penyelenggaraan

1. Nama badan Hukum pemilik Rumah Sakit ini adalah PT. Bhakti Kartini Putra, sebuah
perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, berkedudukan di
Bekasi, yang penyesuaian anggaran dasarnya dengan Undang-Undang nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia nomor 02 tanggal 16-04-2009 (enam belas April
dua ribu sembilan).
2. Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit Bhakti Kartini, selanjutnya dalam Hospital
bylaws ini disebut Rumah Sakit.
3. Rumah Sakit Bhakti Kartini berkedudukan di JI. RA. Kartini No. 11 Kecamatan
Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi 17113.

Pasal 4
Visi, Misi, Motto, Tujuan
Visi:
Menjadikan Rumah Sakit Bhakti Kartini sebagai rumah sakit yang
bermutu dan terkemuka di Kota Bekasi

Misi:

1. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang bermutu, beretika dan professional.


2. Meningkatkan kemampuan manajemen yang terbaik, efektif dan efisien.
3. Memberikan kepuasan kepada pelanggan secar terus menerus.

Motto :
Melayani dengan sepenuh hati, tanpil lebih baik, ramah dan profesional

5
Tujuan :
Menjadikan rumah sakit rujukan di Kota Bekasi dengan pelayanan kesehatan umum
yang berkualitas dan berorientasi pada kepuasan pasien.

Logo:

BAB III
PEMILIK

Pasal 5

Pemilik Rumah Sakit Bhakti Kartini adalah PT. Bhakti Kartini Putra

Pasal 6

PT. Bhakti Kartini Putra dipimpin oleh seorang Direktur Utama, yang diangkat melalui
RUPS untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sesuai Anggaran Dasar Perseroan.

Pasal 7

Direktur Utama PT. Bhakti Kartini bertanggungjawab dalam hal :

1. Menetapkan tujuan Rumah Sakit.


2. Mengawasi mutu pelayanan Rumah Sakit.
3. Mengawasi keterjangkauan pelayanan Rumah Sakit.
4. Melakukan integrasi dan koordinasi.
5. Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit, yang dalam pelaksanaannya didelegasikan
kepada Direksi Rumah Sakit.
6. Ketaatan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8
Tugas dan Kewajiban serta Kewenangan Pemilik

1. PT. Bhakti Kartini Putra mempunyai tugas dan kewajiban:


a. Menyediakan modal investasi dan modal kerja.
b. Menyetujui, menetapkan, mengumumkan dan meninjau secara berkala visi dan misi
Rumah Sakit.
c. Melakukan peninjauan berkala sebagaimana point (1) b setiap 5 (lima) tahun.
d. Mempublikasikan visi dan misi Rumah Sakit, yang dalam pelaksanaannya
didelegasikan kepada Direktur Rumah Sakit.
e. Menetapan Rencana Strategi 5 (lima) tahunan dan program kerja/RAB
tahunan Rumah Sakit.

6
f. Menyetujui dan mengawasi rencana anggaran dan alokasi sumber daya yang
dibutuhkan sesuai dengan misi organisasi Rumah Sakit termasuk mengawasi
pelaksanaan kendali biaya.
g. Mengawasi jalannya kebijakan yang dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit.
h. Mengevaluasi kinerja Rumah Sakit (finansial & non finansial).
i. Menjaga dan merawat kekayaan bergerak dan tidak bergerak miliknya dan
milik Rumah Sakit baik berwujud maupun tidak berwujud.
j. Evaluasi atas pelaksanaan tugas Pemilik akan dilakukan oleh Direktur Pemilik
sendiri dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam dalam satu tahun.

2. Direktur PT. Bhakti Kartini Putra dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kewenangan :
a. Bertindak untuk dan atas nama serta mewakili perseroan.
b. Mensahkan Hospital Bylaws Rumah Sakit.
c. Menentukan sistem pengelolaan keuangan dan kekayaan bergerak
atau tidak bergerak miliknya dan milik Rumah Sakit, baik berwujud maupun
tidak berwujud.
d. Mensahkan struktur dan/ atau perubahan struktur organisasi Rumah Sakit.
e. Mengangkat dan memberhentikan Direktur Rumah Sakit.
f. Mensahkan uraian tugas dan wewenang Direktur Rumah Sakit.
g. Mengembangkan Rumah Sakit sesuai dengan Rencana Strategis yang
sudah ditetapkan.
h. Menentukan kebijakan secara umum Rumah Sakit .
i. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Pengawas sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
j. Menyetujui dan mengesahkan Rencana Strategis Rumah Sakit.
k. Menyetujui diselenggarakannya pendidikan profesional kesehatan dan dalam
penelitian serta mengawasi kualitas program tersebut;
l. Menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta
menindaklanjuti laporan peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
m. Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
n. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dilaksanakan Rumah sakit;
o. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit dilaksanakan Rumah
sakit;
p. Mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi, dan
perundang-undangan;
q. Menyetujui dan mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RS.
r. Menyetujui dan mengesahkan anggaran modal dan operasional Rumah Sakit yang
diajukan Direktur Rumah Sakit.
s. Menyetujui kebijakan yang diajukan Direktur Rumah Sakit.
t. Menerbitkan Purchasing Order (PO) atas nama PT. Bhakti Kartini Putra atas
pembiayaan pembelian barang investasi baik untuk alat medis maupun untuk alat
non medis yang diusulkan oleh Direktur Rumah Sakit.
u. Mengawasi dan mengevaluasi/menilai kinerja Direktur Rumah Sakit.
v. Mengadakan rapat untuk meminta pertanggungjawaban pengelola Rumah Sakit.
w. Menandatangani Surat Keputusan pengangkatan Direktur Rumah Sakit.
x. Mendelegasikan sebagian penandatanganan Surat Keputusan sebagaimana
tercantum pada pasal 21 poin (3) g.

7
y. Menandatangani perjanjian kerjasama dengan pihak lain, dan
z. Mendelegasikan sebagian kewenangan penandatangan perjanjian kerjasama
dengan pihak lain kepada Direktur Rumah Sakit bila dianggap perlu,sebagaimana
tercantum pada pasal 21 point (3) h.

3. Pemilik mempunyai fungsi:


a. Menetapkan visi, misi, motto dan nilai-nilai Rumah Sakit.
b. Menetapkan struktur organisasi Rumah Sakit.
c. Menyetujui pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian pejabat
struktural Rumah Sakit.

BAB IV
DEWAN PENGAWAS
Pasal 9

Dewan pengawas Rumah Sakit merupakan suatu unit nonstruktural yang dibentuk dan
bertanggungjawab kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra .

Pasal 10

1. Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah Sakit ditunjuk oleh Direktur Utama PT. Bhakti
Kartini Putra, terdiri dari unsur : Pemilik Rumah Sakit, organisasi profesi, asosiasi
perumahsakitan, dan tokoh masyarakat.
2. Keanggotaan Dewan Pengawas di Rumah Sakit berjumlah minimal 3 (tiga) orang dan
maksimal 5 (lima) orang, terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan
sisanya sebagai anggota.
3. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas, setiap calon anggota Dewan
Pengawas harus memahami masalah yang berkaitan dengan perumahsakitan.
4. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 2 (dua) tahun dan dapat
diangkat kembali selama memenuhi persyaratan.
5. Keanggotaan Dewan Pengawas berakhir setelah masa jabatan anggota Dewan
Pengawas berakhir.
6. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh
Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra apabila terbukti : tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik, terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit atau terbukti
melakukan tindakan pidana.

Pasal 11

1. Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra bila diperlukan dapat mengangkat sekretaris
dewan pengawas untuk mendukung kelancaran tugas dewan pengawas.
2. Sekretaris dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan
anggota dewan pengawas, dengan masa selama 1 (satu) tahun masa jabatan dan
dapat diangkat kembali selama memenuhi persyaratan.

8
Pasal 12

1. Dewan Pengawas Rumah Sakit berfungsi melakukan pembinaan dan pengawasan


nonteknis perumahsakitan secara internal di Rumah Sakit.
2. Dewan pengawas Rumah Sakit bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pengelolaan Rumah Sakit yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3. Keputusan Dewan Pengawas bersifat kolektif kolegial.

Pasal 13

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2),
Dewan Pengawas bertugas :
a. Menentukan arah kebijakan Rumah Sakit;
b. Menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana strategis;
c. Menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
d. Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya; dan
e. Mengawasi kepatuhan Rumah Sakit dalam penerapan etika Rumah Sakit, etika
profesi, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas mempunyai wewenang:


a. Menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan kinerja dan keuangan
Rumah Sakit dari Direktur Utama Rumah Sakit;
b. Menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pemeriksa
Internal Rumah Sakit dengan sepengetahuan Direktur Utama Rumah Sakit dan
memantau pelaksanaan rekomendasi tindak lanjutnya;
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat manajemen Rumah Sakit lainnya
mengenai penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit dengan sepengetahuan
Direktur Rumah Sakit;
d. Meminta penjelasan dari komite atau unit nonstruktural di Rumah Sakit terkait
pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan sepengetahuan Direktur Utama Rumah
Sakit ; dan
e. Memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan Rumah Sakit.

Pasal 15

1. Dewan pengawas berkewajiban:


a. Memberikan pendapat dan saran kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra
mengenai Rencana Anggaran Biaya yang diusulkan oleh pejabat pengelola Rumah
Sakit;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit dan memberikan pendapat serta
saran kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra mengenai setiap masalah
yang dianggap penting bagi pengelolaan Rumah Sakit;
c. Melaporkan kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra tentang analisa kinerja
Rumah Sakit;

9
d. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola Rumah Sakit dalam melaksanakan
pengelolaan Rumah Sakit;
e. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan
serta memberikan saran dan catatan penting untuk ditindak lanjuti oleh pejabat
pengelola Rumah Sakit; dan
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja Rumah Sakit.

Pasal 16

1. Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dibebankan
kepada anggaran Rumah Sakit.
2. Anggota Dewan Pengawas diberikan honorarium atau imbalan sesuai kemampuan
keuangan Rumah Sakit.

Pasal 17

Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud pada pasal


12 ayat (1) poin c. kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra secara berkala paling
sedikit 1 (Satu) kali dalam 1 (Satu) tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

BAB IV
PENGELOLA RUMAH SAKIT

Pasal 18
Direksi Rumah Sakit

1. Pimpinan tertinggi dalam penyelenggaraan Rumah Sakit adalah Direktur.


2. Direktur Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama PT. Bhakti Kartini
Putra.
3. Manajemen tertinggi Rumah Sakit, terdiri dari :
a. Direktur
b. Manajer Pelayanan Medis
c. Manajer Penunjang Medis
d. Manajer Keperawatan
e. Manajer Casemic
f. Manajer SDM & Sekretariat
g. Manajer Umum
h. Manajer Marketing & Humas
i. Manajer Keuangan & Akuntansi

Pasal 19
Pengangkatan dan Pemberhentian Direktur Rumah Sakit

1. Direktur Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama PT. Bhakti Kartini
Putra.
2. Masa kerja Direktur Rumah Sakit ditetapkan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali selama memenuhi persyaratan.

10
Pasal 20

1. Direktur Rumah Sakit bertanggungjawab kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini
Putra.
2. Jajaran Manajer Rumah Sakit secara operasional bertanggungjawab kepada Direktur.
3. Syarat untuk menjadi Direktur Rumah Sakit adalah Warga Negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 21
Tugas dan Kewajiban serta Kewenangan Direktur

1. Direktur mempunyai tugas dan kewajiban:


a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit;
b. Menyusun Rencana Strategis 5 (lima) tahunan Rumah Sakit;
c. Menyusun Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Anggaran Biaya Tahunan Rumah
Sakit berdasarkan Rencana Strategis;
d. Menganalisa usulan pendidikan para professional kesehatan dalam rangka
pendidikan berkelanjutan yang direkomendasikan Komite Medik;
e. Mengusulkan calon Manajer kepada Direktur PT. Bhakti Kartini Putra sesuai
dengan ketentuan;
f. Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit ;
g. Melakukan analisa mendalam semua perjanjian kerjasama dengan pihak lain
sebelum ditandatangani atau diserahkan kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini
Putra .
h. Bersama Direktur lainnya melakukan evaluasi menyeluruh, semua perjanjian
kerjasama yang telah ditandatangani, dan melaporkannya kepada Direktur Utama
PT. Bhakti Kartini Putra .
i. Bersama Manajer menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan Rumah Sakit kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini
Putra yang berlaku.
2. Direktur Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab operasional dan
keuangan Rumah Sakit.
3. Direktur Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kewenangan :
a. Memberi arahan, perintah dan melakukan penilaian terhadap bawahannya;
b. Mengajukan Rencana Strategis Rumah Sakit dan Rencana Kerja Tahunan/ Rencana
Anggaran Biaya Tahunan Rumah Sakit kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini
Putra;
c. Menyetujui dan mengesahkan : Pedoman, Panduan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang akan diberlakukan di Rumah Sakit;
d. Melakukan pengalokasian sumber daya yang dimiliki Rumah Sakit setelah
mendapat persetujuan dari Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra;
e. Menyetujui atau menolak usulan pendidikan para staf medis dalam rangka
pendidikan berkelanjutan yang direkomendasikan Komite Medik;
f. Mengusulkan calon Manajer kepada Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra sesuai
dengan ketentuan;

11
g. Menetapkan, mengangkat dan menandatangani Surat Keputusan pengangkatan
karyawan tetap termasuk dokter dan dokter gigi tetap dan/atau karyawan dibawah
level Manajer di Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit;
h. Menandatangani perjanjian kerjasama dengan :
1. Dokter dan Dokter Gigi tentang Praktik Kedokteran;
2. Perjanjian Kontrak Kerja dengan Karyawan termasuk dokter dan dokter gigi;
3. Perjanjian kerjasama pelayanan kesehatan;
4. Perjanjian kerjasama dengan pihak lain yang dilimpahkan kewenangannya dari
Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra .

Pasal 22
Prosedur Kerja Direktur

1. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi


dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Rumah Sakit maupun dengan institusi diluar
Rumah Sakit.
2. Setiap laporan yang diterima oleh Direktur dari bawahannya masing-masing wajib
diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan lebih
lanjut dan untuk bahan dalam memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
3. Direktur wajib menyampaikan laporan bulanan berkala kepada Direktur Utama PT.
Bhakti Kartini Putra.
4. Direktur Pelayanan Medis, Direktur SDM dan Pendidikan & Penelitian, Direktur
Keuangan dan Administrasi sebagai anggota Direksi, dalam melaksanakan tugasnya
wajib saling berkoordinasi.
5. Direktur wajib mengadakan evaluasi kinerja bawahannya dan melaksanakan tindak
lanjut hasil evalusi.
Pasal 23
Rapat Manajemen Rumah Sakit

1. Rapat Manajemen terdiri atas rapat rutin dan rapat khusus.


2. Rapat rutin sebagaimana poin (1) yaitu rapat yang diadakan secara terjadwal
sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali dengan jadwal yang pasti dan ditetapkan
oleh Direktur.
3. Rapat khusus sebagaimana poin (1) yaitu rapat yang diadakan sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan.
4. Rapat Manajemen dipimpin oleh Direktur dalam hal Direktur tidak dapat hadir atau
berhalangan, maka rapat Manajemen dipimpin oleh seseorang yang ditunjuk dari
Direktur yang hadir.
Pasal 24
Hubungan Direktur Rumah Sakit Dengan Pemilik

1. Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra, sebagai wakil Pemilik mengarahkan dan
mengendalikan Rumah Sakit sebagai Badan Usaha.
2. Direktur Rumah Sakit menjalankan fungsi eksekutif pengoperasian
Rumah Sakit dalam batas-batas kewenangan yang ditetapkan oleh Direktur
Utama PT. Bhakti Kartini Putra.

12
3. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Rumah Sakit menerapkan asas-asas
pelaksanaan good governance, yakni: transparansi, taat hukum dan etika,
kemandirian, profesionalisme, keadilan, akuntabilitas, dan tanggung jawab
sesuai Islam.
4. Hubungan didasarkan atas asas saling memahami dan menghormati peran,
fungsi dan tanggungjawab masing-masing dalam kerangka, visi, misi, nilai-nilai
dan tujuan bersama sesuai Islam.
5. Masing-masing pihak membudayakan hubungan yang harmonis dan seimbang
sesuai Islam.

Pasal 25
Satuan Pengawas Internal

Guna membantu Direktur Rumah Sakit dalam pengawasan dan monitoring internal dibentuk
Satuan Pengawas Internal (SPI).
1. Satuan Pengawas Internal (SPI) adalah perangkat Rumah Sakit yang bertugas
melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu Direktur
Rumah Sakit untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, aset dan fungsi sosial
(social responscibility) Rumah Sakit dalam menyelenggarakan bisnis yang sehat
sehingga pelayanan secara keseluruhan dapat dilaksanakan secara optimal.
2. Satuan Pengawas Internal (SPI) berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
3. Satuan Pengawas Internal (SPI) dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Direktur
Rumah Sakit.

Pasal 26
Komite Tenaga Kesehatan

1. Guna membantu dalam mengawal mutu pelayanan kesehatan berbasis mutu dan
keselamatan pasien maka perlu dibentuk Komite Tenaga Kesehatan dalam rangka
pengembangan bidang pelayanan kesehatan, program pendidikan dan pelatihan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan badan non struktural yang
berada dibawah serta bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
3. Komite-komite dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit.

Pasal 27
Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya

1. Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lainnya dibentuk
dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) yang
baik agar mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien terjamin dan terlindungi.
2. Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lainnya
merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di Rumah Sakit oleh Direktur
Rumah Sakit.
3. Komite-Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah
perwakilan dari tenaga kesehatan.

13
Pasal 28
Susunan Organisasi dan Keanggotaan
Komite Tenaga Kesehatan

Susunan organisasi Komite sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Subkomite.
1. Keanggotaan Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan
lainnya ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap
profesional, reputasi, dan perilaku.
2. Jumlah keanggotaan Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga
Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan jumlah
staf klinis yang bersangkutan di Rumah Sakit.
3. Ketua Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lainnya
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari staf klinis
yang bekerja di Rumah Sakit.
4. Sekretaris Komite dan ketua subkomite ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
berdasarkan rekomendasi dari ketua komite dengan memperhatikan masukan dari staf
klinis yang bekerja di Rumah Sakit.
5. Anggota komite terbagi kedalam subkomite-subkomite yang terdiri dari:
a. subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf kliniis;
b. subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan
profesionalisme staf klinis; dan
c. subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin, etika, dan
perilaku profesi staf klinis.

Pasal 29
Tugas, Fungsi dan Kewenangan Komite

1. Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lainnya


mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf klinis yang bekerja di Rumah
Sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial sesuai peraturan yang berlaku bagi seluruh staf medis yang
akan melakukan pelayanan klinis di Rumah Sakit;
b. memelihara mutu profesi staf klinis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf klinis.
2. Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite memiliki tugas sebagai berikut:
a. menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih;
b. melakukan verifikasi persyaratan Kredensial;
c. merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga perawat;
d. merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis tenaga perawat;
e. melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
f. melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Direktur Rumah Sakit;
3. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf klinis, komite-komite
memiliki fungsi sebagai berikut:

14
a. pelaksanaan audit klinis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf Keperawatan;
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
tersebut; dan
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf klinis yang
membutuhkan.
4. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf klinis
komite-komite memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran, profesi keperawatan dan profesi
tenaga kesehatan lainnya;
b. pemeriksaan staf klinis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional klinis di Rumah Sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medis pasien/asuhan klinis pasien.
5. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite-komite berwenang:
a. memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation ofclinical
privilege);
b. memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment);
c. memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege)
tertentu;
d. memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation ofclinical privilege);
e. memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis/audit klinis;
f. memberikan rekomendasi pendidikan profesi klinis berkelanjutan;
g. memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan
h. memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

Pasal 30
Hubungan Komite-Komite dengan Direktur Utama Rumah Sakit

1. Direktur Rumah Sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi Komite-Komite.
2. Komite-Komite bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.

Pasal 31
Evaluasi dan Penilaian Kinerja Rumah Sakit

1. Evaluasi dan penilaian kinerja Rumah Sakit dilakukan setiap tahun oleh Direktur
Utama PT. Bhakti Kartini Putra dan/atau dewan pengawas terhadap aspek keuangan
dan non keuangan.
2. Evaluasi dan penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertujuan untuk
mengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana ditetapkan
dalam rencana strategis dan rencana bisnis tahunan dan anggaran tahunan.
3. Evaluasi dan penilaian kinerja dari aspek keuangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dapat diukur berdasarkan tingkat keberhasilan Rumah Sakit dalam :

15
a. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang diberikan
(Profitabilitas);
b. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
c. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas/leverage); dan
d. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai pengeluaran.
4. Penilaian kinerja dari aspek non keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat
diukur berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran, dan
pertumbuhan;
5. Evaluasi Direktur Utama PT. Bhakti Kartini Putra dilakukan oleh seluruh pemegang
saham.

BAB V
Pasal 32
AMANNDEMEN/PERUBAHAN

Perubahan terhadap Hospital Bylaws, dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.

Pasal 33
KETENTUAN PENUTUP

1. Seluruh kebijakan teknis operasional Rumah Sakit tidak boleh bertentangan dengan
Hospital By Laws ini.

2. Hospital By Laws ini mulai berlaku sejak ditetapkan oleh Direktur Utama PT. Bhakti
Kartini Putra.

Ditetapkan di Bekasi
Pada tanggal 28 Oktober 2020
PT. BHAKTI KARTINI PUTRA

Dra. Hj. Neneng D. Nurman, Apt., MARS


Direktur Utama

16

Anda mungkin juga menyukai