Anda di halaman 1dari 6

Kurangnya pengamalan ajaran ilmu tasawuf di masyarakat

Desa Riak Siabun, Kec. Sukaraja, Kab. Seluma Provinsi Bengkulu

Diah Sarithi
IAIN BENGKULU
(diahsarithii30@gmail.com)

Dalam era globalisasi ini, kehidupan dunia dirasakan begitu bebas


umpama tidak ada kehidupan yang kekal setelah dunia serta menyita hampir
semua waktu sadar manusia, sehingga hubungan antara kebutuhan fisik
material dan spiritual-rohaniah pihak seperti terputus. Akibatnya kehidupan
bermasyarakat berlangsung begitu keras, tidak adil dan penuh dengan
kompetisi yang bukan saja tidak sehat tetapi juga cenderung ganas.

Berdasarkan realita yang ada, kehidupan masyarakat saat ini dalam


mengamalkan ajaran-ajaran Islam (ajaran syari’at dan ajaran hakekat
(tasawuf) mulai mengalami ketidakseimbangan. Ada yang hanya
mengamalkan ilmu syari’at saja tetapi tidak mengamalkan ilmu tasawuf,
begitu juga sebaliknya. Sehingga menyebabkan ukhuwah islamiah mulai
terganggu dan dinamika islam mulai pudar.

Hal inilah yang menjadi alasan saya untuk membuat artikel ini,
sekaligus saya ingin memberitahukan kepada masyarakat bahwa ilmu
tasawuf ini ada dan wajib hukumnya bagi umat muslim untuk mempelajari
dan mengamalkan demi menjaga keseimbangan antara syari’at dan tasawuf
untuk mencapai tujuan islam yang hakiki. Dalam hal ini Imam Ali Addaqqaq
mengambil kesimpulan sebagaimana yang tertulis di dalam kitab Risalah al-
Qusyairiah:

ٌ‫ْث أَنَّ َها َو َجبَتْ بِأ َ ْم ِر ِه َوا ْل َح ِق ْيقَةُ أَ ْيضًاش َِر ْيعَة‬ ُ ‫َوا ْعلَ ْم أَ َّن الش َِّر ْيعَةَ َح ِق ْيقَةٌ ِم ْن َحي‬
.‫س ْب َحانَهُ أَ ْيضًا َو َجبَتْ ِبأ َ ْم ِر ِه‬
ُ ‫ف ِب ِه‬ َ ‫ْث أَ َّن ا ْل َمعَ ِار‬
ُ ‫ِم ْن َحي‬

Artinya: Perlu diketahui, bahwa sesungguhnya Syariat itu adalah


Hakekat. Bahwa sesungguhnya Syariat itu wajib hukumnya, karena ia adalah
perintah Allah. Demikian juga Hakekat adalah wajib hukumnya dan bahwa
sesungguhnya terhadap mengenal Allah swt. adalah wajib hukumnya
dikarenakan perintah Allah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI)1, Tasawuf adalah


ajaran atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan Allah
dapat dicapai dengan jalan pengelihatan batin; renungan, dan sebagainya.

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia/Susunan W.J.S. Poerwadarminta


1

diolah Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan nasional Edisi III, Cet. 4, (Jakarta : Balai Pustaka,
2011), h.1216.

1
Menurut Abu Hamid Muhammad ibnu Muhammad ibnu Ahmad (Al-
Ghazali)2, perjalanan tasawuf itu pada hakikatnya adalah pembersihan diri
dan pembeningan hati terus-menerus hingga mampu menggapai musyadah
(pengetahuan puncak sufi yang didapat tidak lagi melalui logika atau indera,
namun ia didapat melalui mata hati yang disebut bashirah. Sedang
pengetahuan para sufi adalah pengetahuan ilham dari Allah).
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Tasawuf adalah ajaran tentang
perjalanan dalam meningkatkan kerohanian, membersihkan diri, dan
membeningkan hati dengan cara memahami dan mengamalkan Syari’at
Islam, kemudian memahami dan menghayati hakikat yang terkandung di
dalamnya untuk bisa mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan tujuan
untuk kembali kepadaNya.
Sebagai umat Islam, wajib hukumnya untuk mengamalkan ajaran
tasawuf dengan mengikuti tarekat. Berikut ini ada sumber hukum mengenai
wajibnya setiap umat Islam untuk mengamalkan ajaran tasawuf:

ِ‫الَتَ ِص ُّح ا ْل ِع ْيبَ َدةُ اِالَّ ِب َم ْع ِرفَةُ للا‬


Artinya : “Tidak sah amal ibadah tanpa pengenalan kepada Allah.”
(Hadis Nabi).

‫غ َدقًا‬ ْ َ‫علَى ال َّط ِريقَ ًِة ََل‬


َ ‫سقَ ْينَا ُه ًْم َما ًًء‬ َ ‫ستَق‬ ًْ َ‫َوًأَ ا ِول‬
ْ ََ‫ن ا ُموا‬
Artinya: “jika mereka itu tetap berjalan di atas thariqat, Allah pasti
akan memberikan kepada mereka itu rezeki yang berlimpah-limpah.” (Surah
At-Jin 16)

Penulisan ini diambil dari teknik pengamatan yang dilakukan di Desa


Riak Siabun, Kec. Sukaraja, Kab. Seluma Provinsi Bengkulu tentang
masyarakat yang diriset. Riset dilakukan pada bulan Februari, selama ± 2
minggu. Cara mengumpulkan data melalui teknik pengamatan dan mengolah
data dengan mengelompokkan, menganalisa, memberikan narasi-narasi
sederhana, dan menambahkan ayat Al-Qur’an atau Hadits sebagai sumber
hukum ajaran Islam.
Berdasarkan pengamatan di lingkungan tempat tinggal saya ada
beberapa masyarakat yang belajar untuk mengamalkan ajaran ilmu tasawuf.
Pengamalan ilmu tasawuf ini adalah dengan mengikuti tarekat. Ada beberapa
jenis tarekat yang diikuti oleh masyarakat setempat diantaranya yaitu:

1. Tarekat Qadiriyah
2. Tarekat Naqsyabandiyah
3. Tarekat Syadziliyah

2
Laily Mansur, Ajaran dan teladan para sufi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
h. 163.

2
Berikut ini cara seseorang untuk belajar bertasawuf (saya mengambil
contoh dari tarekat Naqsyabandiyah) yaitu:

1. Hati ikhlas lahir dan batin


2. Mengikuti proses bai’at. Bai’at (menurut sejarah ringkas Nabi
Muhammad S.A.W. Di dalam Al-Qur’an) adalah perjanjian atas dasar
Islam dengan Nabi; bahwa tidak akan mempersekutukan Allah,
mengikuti perintahNya dan menjauhi LaranganNya dan tidak akan
mendurhakai Muhammad S.A.W.
3. Mengamalkan amalan-amalan yang disampaikan oleh guru (mursyid)

Sebagai umat Islam yang mengamalkan Thoriqoh perlu berhimpun


dalam organisasi Jam’iyah Ahli Thoriqoh Mu’tabaroh, yang diakui resmi oleh
Pemerintah RI. JATMI merupakan pusat dari suatu badan perlindungan di
Indonesia yang menumpahkan perhatiannya kepada Tarekat-tarekat yang
sudah diselidiki kebenarannya dan menjamin keamanan dari sebuah tarekat
tersebut.

Menurut Syekh Muda Ahmad Arifin salah satu syarat suatu Tarekat
dianggap benar dan dapat diikuti yaitu Sebuah tarekat harus memiliki
silsilah. Silsilah tarekat adalah “nisbah”, hubungan guru terdahulu sambung-
menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi. 3 Sebagai contoh,
saya mengambil silsilah dari Tarekat Naqsyabandiyah yang dapat dilihat di
bawah ini.

3
Ismail Nawawi, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, (Surabaya: Karya Agung,
2008), h. 15.

3
Pengamalan dalam bertasawuf melalui tarekat, biasanya mereka
melakukan majelis setiap malam minggu di desa Riak Siabun secara bergilir
di rumah mereka dengan mengundang mursyid sebagai guru tarekat dan
para pengikut tarekat. Majelis ini biasanya dilakukan mulai pukul 18.30 WIB.
(masuknya waktu shalat magrib) dan selesai sekitar 22.00 WIB. Adapun
rangkaian kegiatan dalam majelis ini adalah sebagai berikut:

1) Shalat Magrib bersama,


2) Zikir dan doa bersama,
3) Tafakur,
4) Bershalawat,
5) Bersalaman dengan guru dan para pengikut tarekat,
6) Mendengarkan surahan guru,
7) Makan bersama biasanya disebut dengan jamuan adab,
8) Shalat Isya bersama,
9) Melakukan kegiatan yang sama seperti setelah shalat magrib,
10) Penutupan dengan doa dan
11) Sumbangan setiap para pengikut tarekat secara suka rela.

Dari sekian banyak masyarakat, hanya beberapa diantaranya yang


belajar untuk mengamalkan ilmu tasawuf. Faktor kurangnya pengamalan
ilmu tasawuf diantaranya sebagai berikut:

1. Kurangnya penyampaian atau sosialisasi terhadap masyarakat


mengenai ilmu tasawuf, akibatnya mayoritas masyarakat belum paham
atau tidak mengetahui tentang ilmu tasawuf ini.

2. Masyarakat lebih meyakini dan mengamalkan hal-hal yang nyata secara


syari’at (terlihat). Sehingga sulit untuk merubah keyakinan masyarakat
bahwa selain kita harus mengamalkan syari’at, kita juga harus
mengamalkan ilmu tasawuf. Sebab ilmu tasawuf adalah ilmu untuk
mengenal Tuhan dan wajib untuk diamalkan.

3. Masyarakat hanya bisa mengartikan secara umum tanpa mengkaji,


sehingga banyak masyarakat yang belum memahami hakikat tarekat.
Dimana sederhananya tarekat adalah pengamalan dari ilmu tasawuf
yang merupakan jalan untuk mengenal Tuhan.

4
Kurangnya pengamalan ilmu tasawuf, mengakibatkan
ketidakseimbangan antara ilmu syari’at dan ilmu tasawuf. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi oleh para pengikut tarekat
terhadap masyarakat. Oleh sebab itu, hendaknya para pengikut tarekat bisa
melakukan sosialisasi yang baik terhadap masyarakat.

Sosialisasi adalah salah satu cara yang sangat berperan dalam


menyampaikan ilmu tasawuf kepada masyarakat. Sosialisasi dapat dilakukan
secara pribadi dari rumah ke rumah atau pada saat kegiatan pengajian umum
dilakukan. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberitahukan kepada
masyarakat bahwa ilmu tasawuf itu benar adanya dan wajib hukumnya bagi
seorang muslim untuk mengamalkannya.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa ajaran


ilmu syari’at dan ilmu tasawuf adalah ilmu yang menghidupkan Islam dalam
kehidupan seorang muslim. Jadi, seorang muslim wajib hukumnya untuk
belajar mengamalkan ilmu syari’at dan ilmu tasawuf secara seimbang agar
mencapai tujuan islam yang hakiki.

5
BLIBIOGRAFI

Mansur, Laily, 1996, Ajaran dan teladan para sufi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Nawawi, Ismail, 2008, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, Surabaya: Karya


Agung.

Poerwadarminta, 2011, Kamus Umum Bahasa Indonesia/Susunan W.J.S.


Poerwadarminta diolah Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan nasional
Edisi III, Cet. 4, Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai