Kenapa Ilmu
Agama Lebih
Baik daripada
Harta
(Faedah dari Miftaah Daar As-Sa’aadah karya
Imam Ibnul Qayyim)
ISBN
v
serta empat anak tersayang atas motivasinya demi
terselesaikannya buku ini di sela-sela waktu sibuk kami.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan buku ini.
Umar bin Al-Khaththab rahimahullah berkata, “Semoga
Allah merahmati orang yang telah menunjukkan aib-aib
kami di hadapan kami.”
vi
Daftar Isi
v Mukadimah
31 Referensi
vii
33 Biografi Penulis
viii
Hadits Ali
Tentang Ilmu
Lebih Baik
daripada
Harta
1
Kumail bin Ziyad An-Nakha'i berkata bahwa 'Ali bin
Abi Thalib mengambil tangannya lantas berkata,
ٌ
أوعيـــٌة؛ � خ ُ ُ
خف رريهـــا أوعاها؛ القلـــوُب ااي مكيـــُل � ننب ازايد!
ٌ ْ
فعـــاٌمل ر ا �اَّب ّ��ٌّين، ٌ النـــاُس ثالثٌة؛ ُ احفـــْظ ما أقـــول لك:
عٍق أتباُع ِّّلك اناـــاٌع ُ ومتـــع � ٌٌمِّل عىل سبيل �ججناٍة ،و �ََمَه ٌٌج ِر ع� ٌ
ٍ ِ ٍ
يلَجئوا ممييلون مع ِّّلك ِر ححي؛ مل يســـتضيئوا بنور العمل ومل َ
ِ
وثيٍق؛ركٍن ٍ إىل ٍ
ح
العُمل حيح ِِر�س ـــك وأنت حت ِِر ُُس الـــعُمل خٌري� ٌ مـــن املالُ : ُ
ْ ُ �ز�ك َلَ
نفـــاق--ويف روايـــة عىل �ي املا ،الـــعُمل زي ـــْو عىل إاإل
ُ ُ ُ ُ
حاٌمك و املاُل ٌ ُ
الـــعُمل العمـــل--واملاُل تنُق ُُصه النفقُة،
ُ
الـــعِمل دٌني��ٌ �ي ـــدان ب�ـــا ،العُملُ ِ حمكـــو ٌٌم عليه وحمبـــُة
ُ َلَ �ُ َةَ
ْ ْ
كِســـب العاَملَ الطاعـــ �ييف حياته مومجيـــ اُألْحُدْو َِثَِة ُُي ِ
ُ ّ ُ ز زت�ز ُ
بعد موتـــه ،وصنيعـــُة املال ول �زبواهل ،مات ُخَّزاُن
ُ ُ ُ ٌ ألأ
الدهُر، بيق
�ي مـــا ون اباُق والعملاُء ، أحيـــاٌء ومه موال ا
ٌ ُ ٌ �ن
وأمثاُهلم �ييف القلـــوب موجودٌة. أعيا�ـــم مفقـــودٌة،
2
Wahai Kumail bin Ziyaad! Ingatlah, hati itu ibarat
wadah. Hati yang paling baik adalah yang paling banyak
menampung (kebaikan). Ingatlah, apa yang akan aku
katakan kepadamu.
Manusia itu ada tiga (golongan): alim rabbani (ulama),
penuntut ilmu yang berada di atas jalan keselamatan,
dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang
berteriak (seruan), mereka condong sesuai dengan arah
angin (ke manapun diarahkan) , tidak menerangi diri
dengan cahaya ilmu, dan tidak berpegangan dengan
pegangan yang kuat.
3
• Ilmu menjadikan orang yang memilikinya menjadi
seorang yang ditaati semasa hidupnya dan disebut
dengan kebaikan setelah matinya.
• Apa yang dihasilkan oleh harta akan hilang bersama
kemusnahannya.
• Orang yang menumpuk harta, (nama) mereka
mati sedang dalam keadaan hidup (jasadnya), dan
para ulama akan tetap ada selamanya; jasad mereka
musnah, tapi sifat-sifat teladan mereka hidup di
dalam hati-hati manusia.
(Diriwayatkan oleh Abu Nu›aim dalam Al-Hilyah
Al-Auliya›, 1:79-80; Al-Khathib dalam Al-Faqiih wa
Al-Mutafaqqih, 1:49; Asy-Syajari dalam Amaalihi, hlm.
66; Al-Muzani dalam Tahdzib Al-Kamaal, 24:220;
An-Nahrawaani dalam Al-Jaliis Ash-Shaalih, 3:331.
Ibnu ‹Abdil Barr dalam Jaami› Bayaan Al-›Ilmi, 2:112,
Hadits ini begitu masyhur di kalangan ahli ilmu, tanpa
lagi memperhatikan sanadnya karena sudah saking
masyhurnya).
4
وابا بـــه اكن حصول العمل موقوفا عىل حســـن إاإلسامتاع
"Kalau hati diibaratkan seperti wadah, lalu telinga
diibaratkan dengan tempat masuk dan menjadi pintu ke
wadah tersebut, maka ilmu itu dapat diraih tergantung
pada baiknya dalam istima' (mendengarkan)." (Miftaah
Daar As-Sa'adah, 1:403)
Kemuliaan manusia itu dilihat dari berfungsinya tempat
masuknya ilmu yaitu hati, pendengaran, dan penglihatan.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Keyakinan itu
ada tiga tingkatan: (1) as-sam'u (pendengaran), (2) al-
'ainu (penglihatan, mata), (3) hati." Lihat Miftah Daar
As-Sa'adah, 1:352.
Kenikmatan ahli surga didapati dengan: (1) melihat
Allah, dan (2) mendengarkan kalamullah." Lihat Miftah
Daar As-Sa'adah, 1:352.
Kebahagiaan manusia adalah dengan baiknya pendengaran,
penglihatan, dan hati.
Allah Ta'ala berfirman,
ُ �َوَ ْ َبَ �َ َوَ ْ ُ َ َدَ ُّلُك َالَّسَْمَع
ْ ََّن
اْل َرَص اْلُفَؤا ﴿ِإ
ِ
ُْ ُْ ا ٰ
َُ َٰل� َكَ اَكاَن
﴾٣٦َعَْنُه َمَْسُئواًل ُأو ِِئ
5
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."
(QS. Al-Isra': 36)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Kebahagiaan
manusia adalah dengan baiknya tiga hal (yaitu
pendengaran, penglihatan, dan hati). Kesengsaraan
manusia adalah karena rusaknya tiga hal tersebut."
(Miftah Daar As-Sa'adah, 1:354)
العامل الراياين�ي
6
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
خ
اخمللص �ييف تعمله
املتعمل ما ينفعه
العامل مبم ا عمله
1. Ikhlas ketika belajar
2. Belajar ilmu yang manfaat
3. Mengamalkan yang telah dipelajari
7
Ada hadits dari Ibnush Shalaah dan Abu Nu'aim
tentang hal ini,
مــن تــعمل عملا امم ى
يبــتىغ بــه وجــه هللا ال يتعملــه إال
حئح
اجلنــة
ليصيــب عرضــا مــن الدنيــا مل جي�ج ــد را ــة ج
"Siapa saja yang menuntut ilmu yang seharusnya untuk
meraih wajah Allah, tetapi ilmu itu dicari hanya untuk
mendapatkan tujuan duniawi semata, maka ia tidak akan
mencium bau surga." (HR. Ahmad, 2:338; Abu Daud,
no. 3664; Ibnu Majah, no. 252, dari Abu Hurairah, di
dalam sanadnya terdapat Fulaih bin Sulaiman yang
kurang bagus hafalannya, tetapi hadits ini masih memiliki
syahid atau penguat).
احملروم املعرض
8
Yang terhalang dari ilmu dan berpaling dari ilmu.
Ia bukan termasuk 'aalim, bukan termasuk muta'allim
(yang mau belajar). Ia termasuk golongan yang bodoh.
Manusia jenis ini disifati:
1. Seperti lalat liar yang sering hinggap pada domba.
Artinya, ia tak punya jalan hidup yang jelas.
2. Ia asal ikut suara burung itu berasal atau asal ikut
penggembala membawanya atau asal ikut ke mana
arah angin bertiup. Artinya, hidupnya hanya ikut-
ikutan.
9
"dan orang awam yang mengikuti setiap orang yang
berteriak (seruan), mereka condong sesuai dengan arah
angin (kemanapun diarahkan),
وثيٍق؛ َ
ٍ ركٍن
ٍ مل يستضيئوا بنور العمل ومل يلَجئوا إىل
tidak menerangi diri dengan cahaya ilmu, dan tidak
berpegangan dengan pegangan yang kuat.”
Maksud yang disifati oleh Amirul Mukminin 'Ali bin
Abi Thalib adalah:
• mereka tidak punya ilmu
• hati mereka gelap
• mereka tidak memiliki cahaya untuk membedakan
yang benar dan yang keliru, semua di mata mereka
itu sama.
10
40 Alasan
"Ilmu Diin
(Agama)
Lebih Baik
Daripada
Harta"
11
Kelebihan ilmu terhadap harta dapat diketahui
melalui beberapa sisi yang bertolak belakang
sebagai berikut.
1. Ilmu adalah warisan para nabi, sementara harta
adalah warisan para raja dan orang kaya.
Adapun pengertian:
ُ ُ
العُمل زي�زُك ْْو عىل إاإلنفاق
Ilmu bertambah dengan diamalkan, sedangkan
harta berkurang setiap kali diinfakkan (dikeluarkan).
Zakaaul 'llmi ada dua jalan:
1. Mengajarkannya
2. Mengamalkannya
12
Mengamalkan ilmu itu dengan membuat ilmu
tumbuh dan bertambah. Mengamalkan ilmu itu
membuka pintunya. Karena mengajarkan dan
mengamalkan ilmu adalah tijaaroh (perdagangan)
di dalamnya. Harta itu bisa berkembang dengan
DAGANG, maka demikian pula ilmu.
13
8. Hati itu jadi mulia, tenang, bersih dengan adanya
ilmu. Sehingga memiliki ilmu dianggap sebagai
kesempurnaan dan kemuliaan jiwa. Sedangkan
harta jika bertambah tidak menjadikan kita mulia,
malah muncul sifat-sifat jelek seperti rakus dan
kikir. Maka bertambah ilmu membuat kita
bertambah derajat di sisi Allah, diri semakin
mulia, beda halnya dengan bertambahnya harta.
14
semalam, seorang akan menjadi miskin saat itu juga.
Hal ini berbeda dengan kaya ilmu, ia tak pernah
takut jatuh miskin. Bahkan, ilmu kian hari, kian
bertambah. Kaya ilmu itulah sejatinya kaya yang
paling tinggi.
ُ اَعٍَة
ََوَُحَّب َ ِ�ِمْل� َوَ ُ ْ ُ ِّلُك ََّب ُ ََأََّن
ٍ َط ـــُلَأَْص ََلََبَُه
َط الـــِع
ِ ِ ـــ ُح
ِ�ُ �ي َوَ َ َوَ ُ ْ ُ ِّلُك
ٍ َأَْصـــُل َسَ ِّي
َِئٍَة الُّدن ـــا اَمل ِاِل َطََلََبَُه
“Cinta ilmu dan mencari ilmu adalah asal pokok
dari segala ketaatan. Sedangkan, cinta harta dan
mencari harta adalah asal pokok segala kejelekan.”
(Miftaah Daar As-Sa'adah, 1:414)
15
14. Orang disebut kaya dengan adanya harta. Sedangkan
orang disebut 'aalim dengan ilmunya. Jika harta
hilang pada orang kaya, hilanglah jati diri orang
kaya, tak dipandang kaya lagi. Namun, seorang
alim selalu dipandang dengan ilmunya, bahkan
ilmu kian bertambah dan berlipat ganda ketika
dibagikan.
16
17. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ْلـــِعِمْل� َوََعَ اَّمََةَ َمَْن ََأََّنَ �م َأَ َ َعَ َهللاَ ٌ َقَ ٌ َّال
ِ ِ َأََحٌَد ٌّط ِِإ ا�اِب ـــا َطا
َْيَْع ِِص ْْي ِِه ِِإَمَّن��َ ا َْيَْع ِِص ْْي ِِه ا�اِب ََمل ِاِل
"Seseorang itu bisa menaati Allah dengan benar
karena ilmu yang ia miliki. Namun sebaliknya,
maksiat itu terjadi umumnya karena harta."
(Miftaah Daar As-Sa'adah, 1:414)
17
orang lain menguasai apa yang dicintai itu, ia pun
akan berusaha membinasakan orang tadi, seperti
yang nyata-nyata terjadi. Berbeda dengan kaya
ilmu, yang menyebabkan kehidupan sejati bagi
pemiliknya juga bagi kehidupan orang lain. Saat
seseorang melihat orang yang menguasai ilmu dan
senantiasa mencari ilmu, mereka akan mencintai,
melayani, dan memuliakannya.
18
21. Orang-orang yang berakal (cerdas) dari seluruh
umat sepakat membenci sikap tamak dalam
menumpuk harta. Mereka semua mencela dan
mencemooh sifat buruk ini. Sebaliknya, mereka
sepakat mengagungkan sikap tamak ketika
mengumpulkan dan meraih ilmu. Mereka menyukai
sikap yang terakhir ini, serta memandangnya sebagai
suatu kesempurnaan.
19
mendapatkannya. Semakin banyak harta yang
didapat, semakin kuat dan besar rasa takut
pemiliknya. Ini berbeda dengan ilmu. Kaya ilmu
itu disertai oleh rasa aman, senang, dan bahagia.
20
27. Kaya harta adalah inti kemiskinan jiwa. Sedangkan,
kaya ilmu adalah inti kekayaan jiwa, karena ilmu
adalah kekayaan hakiki bagi jiwa.
21
ilmu, ia tidak mengalami sedikit pun dari keburukan
itu. Bahkan sebaliknya, semakin membagikan
ilmu, maka ia pun merasa semakin senang dan
berbahagia. Orang berilmu ini tidak merasakan
kenikmatan orang-orang kaya dalam hal harta
benda, sebagaimana orang kaya tidak merasakan
kenikmatan orang berilmu dalam hal pengetahuan
dan kebahagiaan jiwa.
22
simpanan di bumi, kemiskinan dan ketamakan
tetap bersarang dalam dirinya. Ia termasuk salah
satu di antara dua orang rakus yang tidak pernah
kenyang, sebab sifat tamak serta sifat serakah
ingin menumpuk-numpuk harta tidak pernah
lepas dari hatinya. Berbeda dengan orang kaya
ilmu dan kaya iman, kenikmatan yang dirasa
seiring keberadaan keduanya sama seperti yang
dirasakan saat kenikmatan tersebut didapatkan
kembali, bahkan lebih nikmat. Pencarian dan
kegigihan orang yang berilmu dalam mencari ilmu
selalui disertai kenikmatan ilmu yang didapatkan,
kebaikan yang diharapkan, dan kebahagiaan diri
dalam proses pencariannya.
23
Ia hanya bisa berbuat baik kepada sebagian orang.
Cara seperti ini tentu saja akan membuka pintu
permusuhan serta celaan orang miskin dan orang
yang tidak dibantu. Kekurangan-kekurangan
semacam ini tidaklah menimpa orang yang kaya
ilmu. Orang yang berilmu bisa membagikan
ilmunya kepada semua orang. Ilmu yang telah
dibagikan darinya justru tetap utuh dan tidak
pernah lenyap. Bahkan, ia seperti berbisnis dengan
ilmu yang diberikannya. Seperti orang kaya yang
memberikan hartanya kepada orang fakir, lantas
harta tersebut dipakai untuk berdagang, sehingga
si fakir menjadi orang kaya seperti dirinya.
24
saja kenikmatan demikian dapat diraih setelah
melalui keletihan, kesabaran, dan kesulitan.
ِ�� اُب ُ َ� ُ
ْ َاَلََطَُة ِاِ ْْزَد
ُ َاَدَْت َأَ�س ـــَب َوَ ��َ َ �ل
الِّرَّش ـــِت اُملَخ
ِ َمَّلُكا َطا
�� ََوَ ع َدَ ُ ُ ِّوِ�ي ْ �ََذَ َّسَ�ب ُ اَكاَن
ُالُّرَّش �َوََهِب ا ال ـــُب, ال�ـــ اَوَُة َوَُق ـــْت
ِ �� َأَْضَعَ َاَف
ْ َرَشاِء َ� � ُ ََو ََحلَ ُ َنَ �ََق
الِّرّش ِ الـــُع ِبِ ِ اِصُل ِِم اَأل
اِر ِ ا
25
� ََن
الُبَعََدَ ِاِء
ُ َاَألََجَ ا�ن ـــِب َو
ِ ـــِل ِِم
ِ اِصِ َاَحل
“Makin lama bergaul, makin banyak kesalahan dan
permusuhan, bahkan semakin kuat. Itulah alasan
keburukan yang ditimbulkan kerabat dan sanak
keluarga pada harta berlipat kali dibandingkan
dengan keburukan orang yang jauh atau bukan
kerabat.” (Miftaah Daar As-Sa’aadah, 1:422)
26
36. Orang yang kaya harta akan membenci kematian
dan perjumpaan dengan Allah. Karena kalau
sudah cinta pada harta, ia tidak suka untuk berpisah
dan ingin harta tetap bertahan agar ingin terus
dinikmati. Berbeda dengan ilmu, ia membuat
hamba menginginkan pertemuan dengan Allah
dan mendorongnya untuk zuhud terhadap
kehidupan yang penuh kesusahan dan fana ini.
27
Ilmulah yang menjadi tunggangan, senjata, dan
keindahannya. Harta itu menjadi hiasan dan
keindahan bagi raga tatkala dibelanjakan untuk
itu. Ketika seseorang menyimpannya serta tidak
membelanjakan harta itu, ia tidak lagi menjadi
hiasan atau keindahan, melainkan menjadi
kekurangan dan petaka baginya.
28
Allah jua yang memberi taufik. Kita memohon pertolongan,
serta tiada daya dan kekuatan tanpa pertolongan-Nya.
Bekal perjalanan menuju Allah adalah ilmu dan amal.
Sementara bekal di dunia adalah menumpuk dan
menyimpan harta. Siapa yang menginginkan sesuatu,
pasti akan bersiap-siap mendapatkan sesuatu itu.
ُـــُّدوا ُهَل� ُ ُُعَّدًَةً َوََٰل�ٰ ِِك ْْن َكَ ِر ََه ُهللا
ُ �َوَج َأَل� � ع ْ ﴿ َوَ�ل
َ ـــْو َأََرَ ُاُدوا اُخْل��ُ ُُر
ِ
َ��َني َْ َعَ �� ُ ْ َفََثََّبََطَ ُ ْ َلَ ْ �ع ُ َمََعَ ْ َق
﴾٤٦ اْن ِِب اُهَثْم ُهْم َِوَِقي اْق ـــُدوا اْل ِاِع ِِد
“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka
menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi
Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah
melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada
mereka: Tinggallah kamu bersama orang-orang yang
tinggal itu”.” (QS. At-Taubah: 46).
29
Semoga Allah karuniakan kita ilmu
yang manfaat.
30
Referensi
31
32
Biografi Penulis
Kesibukan:
33
• Dewan Pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia
(KPMI)
34
3. Master of Polymer Engineering (Chemical Engineering),
King Saud University (Riyadh-KSA) dari September 2010
- Februari 2013.
4. Kandidat Doktor Manajemen Pendidikan (by research),
Universitas Negeri Yogyakarta (2020).
5. Mahasiswa Doktoral Ekonomi Syariah, Universitas Ibn
Khaldun Bogor (2023).
35
Karya penulis (buku cetak dan buku elektronik)
1. Mengikuti Ajaran Nabi Bukanlah Teroris. Penerbit Pustaka
Muslim. Cetakan kedua, Tahun 2013.
2. Panduan Amal Shalih di Musim Hujan. Penerbit Pustaka
Muslim. Tahun 2013.
3. Kenapa Masih Enggan Shalat. Penerbit Pustaka Muslim.
Tahun 2014.
4. 10 Pelebur Dosa. Penerbit Pustaka Muslim. Cetakan pertama,
Tahun 2014.
5. Panduan Qurban dan Aqiqah. Penerbit Pustaka Muslim.
Cetakan pertama, Tahun 2014.
6. Imunisasi, Lumpuhkan Generasi (bersama tim). Penerbit
Pustaka Muslim. Cetakan kedua, Tahun 2015.
7. Pesugihan Biar Kaya Mendadak. Penerbit Pustaka Muslim.
Cetakan pertama, Tahun 2015.
8. Panduan Ibadah Saat Safar. Penerbit Pustaka Muslim. Cetakan
pertama, Tahun 2015.
9. Panduan Qurban. Penerbit Pustaka Muslim. Cetakan pertama,
Tahun 2015.
10. Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang. Penerbit Pustaka
Muslim. Cetakan kedua, Tahun 2016.
11. Mengenal Bid’ah Lebih Dekat. Penerbit Pustaka Muslim.
Cetakan ketiga, Tahun 2016.
12. Kesetiaan pada Non-Muslim. Penerbit Pustaka Muslim.
Cetakan kedua, Tahun 2016.
36
13. Natal, Hari Raya Siapa. Penerbit Pustaka Muslim. Cetakan
ketiga, Tahun 2016.
14. Panduan Ramadhan. Penerbit Pustaka Muslim. Cetakan
kedelapan, Tahun 2016.
15. Sembilan Mutiara, Faedah Tersembunyi dari Hadits Nama
dan Sifat Allah. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
Februari 2017.
16. Amalan yang Langgeng (12 Amal Jariyah). Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Februari 2017.
17. Amalan Pembuka Pintu Rezeki dan Kiat Memahami Rezeki.
Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, Maret 2017.
18. Meninggalkan Shalat Lebih Parah daripada Selingkuh dan
Mabuk. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, Juli 2017.
19. Taubat dari Utang Riba dan Solusinya. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, September 2017.
20. Dzikir Pagi Petang Dilengkapi Dzikir Sesudah Shalat dan
Dzikir Sebelum & Sesudah Tidur (Dilengkapi Transliterasi &
Faedah Tiap Dzikir). Penerbit Rumaysho. Cetakan kedua,
November 2017.
21. 50 Doa Mengatasi Problem Hidup. Penerbit Rumaysho.
Cetakan ketiga, Februari 2018.
22. 50 Catatan tentang Doa. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Februari 2018.
23. Mahasantri. M. Abduh Tuasikal dan M. Saifudin Hakim.
Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, Maret 2018.
37
24. Dia Tak Lagi Setia. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
Maret 2018.
25. Ramadhan Bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Cetakan
kedua, April 2017.
26. Panduan Ramadhan Kontemporer. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, April 2018.
27. Seret Rezeki, Susah Jodoh. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, April 2018.
28. Belajar Qurban Sesuai Tuntunan Nabi. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Agustus 2018.
29. Amalan Awal Dzulhijjah Hingga Hari Tasyrik. Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, Agustus 2018.
30. Mereka yang Merugi (Tadabbur Tiga Ayat Al-‘Ashr). Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, Agustus 2018.
31. Jangan Pandang Masa Lalunya (Langkah untuk Hijrah). Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, September 2018.
32. Buku Kecil Pesugihan. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
September 2018.
33. Siap Dipinang. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
Oktober 2018.
34. Belajar Loyal. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, Oktober
2018.
35. Mutiara Nasihat Ramadhan. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Februari 2019.
36. Lima Kisah Penuh Ibrah dari Rumaysho. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Maret 2019.
38
37. Buku Souvenir – Dzikir Pagi Petang. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Maret 2019.
38. Jangan Golput – Fatwa Sepuluh Ulama Salafiyyin. Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, April 2019.
39. Berbagi Faedah Fikih Puasa dari Matan Abu Syuja. Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, April 2019.
40. Hadits Puasa dari Bulughul Maram. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, April 2019.
41. Untaian Faedah dari Ayat Puasa. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Mei 2019.
42. Buku Saku Ibadah Saat Traveling. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Juli 2019.
43. Belajar Akidah dengan Mudah, 105 Prinsip Akidah Imam
Ath-Thahawiy. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
September 2019.
44. Belajar Akidah dengan Mudah, Prinsip Akidah dari Syarhus
Sunnah Imam Al-Muzani Asy-Syafi’i ( Jilid 01).Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, September 2019.
45. Kaedah Fikih Syaikh As-Sa’di ( Jilid 01). Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Oktober 2019.
46. Prediksi Akhir Zaman. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
November 2019.
47. Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Desember 2019.
48. Meraih Ridha Allah, Bukan Ridha Manusia. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Februari 2020.
39
49. Dajjal, Fitnah Besar Akhir Zaman. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Februari 2020.
50. Siap Naik Pelaminan. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama,
Februari 2020.
51. Panduan Zakat Minimal 2,5%. Penerbit Rumaysho. Cetakan
Pertama, Maret 2020.
52. 20 Doa dan Dzikir Saat Wabah Melanda. Penerbit Rumaysho.
Cetakan Pertama, Maret 2020.
53. Fikih Puasa untuk Anak. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, April 2022.
54. Ramadhan dan Hari Raya Saat Pandemi Corona. Penerbit
Rumaysho. Cetakan Pertama, Mei 2020.
55. Tafsir Jalalain Surah Al-Fatihah (Dilengkapi Tafsir Empat
Ulama Besar Lainnya). Penerbit Rumaysho. Cetakan Pertama,
Juni 2020.
56. Jawaban Cerdas Di Manakah Allah. M. Abduh Tuasikal dan
M. Saifudin Hakim. Penerbit Rumaysho. Cetakan Pertama,
Agustus 2020.
57. Muslim Tetapi Musyrik, Empat Kaidah Memahami Syirik,
Al-Qowa’idul Arba’ (bersama Aditya Budiman). Penerbit
Rumaysho. Cetakan kedua, September 2020.
58. Tafsir Jalalain Tiga Surah Favorit – Surah Al-Ikhlas, Al-
Falaq, An-Naas (Dilengkapi Tafsir Empat Ulama Besar
Lainnya). Penerbit Rumaysho. Cetakan Pertama, November
2020.
59. 40 Kiat Agar Tidak Diganggu Setan. Penerbit Rumaysho.
Cetakan Pertama, November 2020.
40
60. Tips Khutbah Jumat 15 Menit Paling Berkesan. Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, Desember 2020.
61. Perhiasan Wanita. Penerbit Rumaysho. Cetakan kedua,
Desember 2020.
62. Panduan Shalat Ketika Banjir. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Januari 2021.
63. Belajar dari Istri Nabi. Penerbit Rumaysho. Cetakan ketiga,
Februari 2021.
64. Shalat Dhuha Membuka Pintu Rezeki. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Januari 2021.
65. Miras Biang Kerusakan. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Maret 2021.
66. Catatan Faedah dari Fikih Puasa dan Zakat Kitab Safinatun
Naja. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, Maret 2021.
67. Fikih Bulan Syawal. Penerbit Rumaysho. Cetakan kedua,
Mei 2021.
68. Fikih Lebaran. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, Mei
2021.
69. Menjemput Jodoh Impian. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Juni 2021.
70. 24 Jam di Bulan Ramadhan. Penerbit Rumaysho. Cetakan
kedua, Februari 2022.
71. Ya Allah, Diakah Jodohku. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Februari 2022.
72. Adab Mencari Ilmu Supaya Lebih Berkah. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, Februari 2022.
41
73. 14 Pelajaran Berharga dari Peristiwa Isra Mikraj. Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, Februari 2022.
74. Ramadhan Bersama Keluarga. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Maret 2022.
75. Panduan Praktis Zakat Maal Kontemporer. Penerbit Rumaysho.
Cetakan pertama, April 2022.
76. Fikih Safar. Penerbit Rumaysho. Cetakan pertama, April 2022.
77. Fikih Qurban, Aqiqah, dan Sunnah Saat Bayi Lahir. Penerbit
Rumaysho. Cetakan pertama, Juli 2022.
78. Catatan Fikih Haji dan Umrah. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Agustus 2022.
79. Aisyah yang Begitu Istimewa. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, November 2022.
80. Tips Rumah Tangga Bahagia Hingga ke Surga. Cetakan
pertama, Desember 2022.
81. Amal Jariyah. Penerbit Rumaysho. Cetakan kedua, Desember
2022.
82. Bersabar Ketika Disakiti. Penerbit Rumaysho. Cetakan
pertama, Januari 2023.
83. 15 Motivasi Iman di Bulan Ramadhan. Cetakan pertama,
Februari 2023.
84. Teman Belum Bayar Utang. Cetakan pertama, Mei 2023.
85. Mengatur Keuangan Keluarga untuk Generasi Milenial. Cetakan
pertama, Agustus 2023.
86. Takdir Allah Selalu Baik. Cetakan pertama, Agustus 2023.
42
87. Buku Saku – 25 Langkah Bisa Shalat. Penerbit Rumaysho.
Cetakan ketiga, Oktober 2023.
88. 40 Alasan Kenapa Ilmu Agama Lebih Baik daripada Harta.
Penerbit Rumaysho. Cetakan kedua, November 2023.
Kontak penulis
E-mail: muhabduhtuasikal@gmail.com
Tiktok: @mabduhtuasikal
43
44