Anda di halaman 1dari 15

A.

Koperasi simpan pinjam


1. Pengertian koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang menyediakan jasa
untuk meminjam uang dan menyimpan uang atau badan usaha yang
dapat memberikan bantuan pinjaman baik dari anggota koperasi
maupun non anggota.1 Sedangkan Berdasarkan KEPMEN
KUKM/IX/2004 dalam website menyatakan bahwa, Koperasi
Simpan Pinjam adalah lembaga keuangan bukan bank yang memiliki
kegiatan menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan
usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota, calon anggota koperai
yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya.2
Koperasi Simpan Pinjam merupakan suatu lembaga
pembiayaan. Dikatakan sebagai lembaga pembiayaan karena
kegiatan yang dilakukan Koperasi simpan pinjam adalah
menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian disalurkan
kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat
umum. Dimana dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan
pinjam memungut sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang
yang dikumpulkan para anggota tersebut, kemudian dijadikan modal
untuk dikelola oleh pengurus koperasi dan dipinjamkan kembali bagi
anggota yang membutuhkannya.3
Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa koperasi simpan pinjam (KSP) merupakan lembaga keuangan
bukan bank atau lembaga pembiayaan yang memiliki kegiatan
menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana
dalam bentuk pinjaman atau pembiayaan untuk anggota, calon

1
Julian, O. (2019). Tinjauan Hukum Islam Tentang Larangan Peminjaman Uang Bagi Yang
Bukan Anggota Koperasi (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera) (Doctoral dissertation,
UIN Raden Intan Lampung).
2
KEPMEN KUKM/IX/2004 tentang Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
3
Kasmir,(2019). Pengantar manajemen keuangan. Jakarta : Prenadamedia,.
anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau
anggotanya serta masyarakat umum

2. Tujuan koperasi simpan pinjam


Tujuan utama koperasi adalah mensejahterakan anggoatanya.
Namun dengan adanya usaha yang dilakukan oleh koperasi dalam
mensejahterakan para anggotanya sehingga koperasi juga memiliki
andil dalam mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan, dengan
begitu koperasi juga memiliki andil dalam pembangunan suatu
tataran ekonomi mikro4
Tujuan koperasi simpan pinjam antara lain :5
a. Membantu masyarakat dalam rangka berusaha dalam
bermodal
b. Menjauhkan dari para rentenir yang sering member
pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi.
c. Membantu agar anggotanya dapat menabung sehingga
pada saat dana terkumpul dapat digunakan oleh anggota
koperasi maupun non anggota koperasi.
d. Mengumpulkan dana dalam bentuk simpanan dan
tabungan dari para anggota
e. Menyalurkan dan memberikan bantuan pinjaman pada
anggota dan calon anggota yang punya kebutuhan sangat
mendesak
f. Melayani pembelan dan penjualan barang secara tunai dan
kredit

4
Sumarsono. (2003). Ekonomi Manajamen Sumber Daya Manusia dan Keteenaga kerjaan.
Yogyakarta : Graha Ilmu. hlm 35
5
Ibid. hlm 37
3. Peran koperasi simpan pinjam
Peran dari Koperasi Simpan Pinjam ini ada beberapa hal
yaitu:6
a) Meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan
anggota melalui penyaluran dana kredit
b) Penetapan bunga ringan agar nasabah terhindar dari
jeratan pinjaman illegal
c) Pembagian SHU sebagai suntikan dana segar bagi anggota
yang berkontribusi aktif di koperasi simpan pinjam
d) Pengelolaan dana simpanan atau tabungan anggota
sebagai salah satu bentuk investasi
e) Sebagai stimulus agar timbul hasrat untuk menyimpan
atau menabung di koperasi

B. Operasional koperasi simpan pinjam


Berikut ini adalah prosedur pemberian kredit pada Koperasi
Simpan Pinjam yaitu : 7
1. Calon Peminjam menyiapakan persyaratan berupa dokumen
2. Menerima Formulir Permohonan Pinjaman dari Bagian Administrasi
3. Mengisi Formulir Permohonan Pinjaman
4. Menyerahkan Formulir Pinjaman yang telah diisi ke bagian
administrasi beserta syarat-syaratnya
Setelah menyelesaikna proses tersebut, persyaratan baru bisa di proses
oleh bagian admin, yaitu melalui proses senagai berikut :
1. Bagian administrasi menerima
2. Formulir Permohonan Pinjaman dan Persyaratannya dari calon
peminjam
3. Memeriksa kelengkapan persyaratan dan melakukan pencatatan atau
pembukuan berdasarkan nomor urut dan tanggal permohonan
6
Chairunisa. (2022). Koperasi Simpan Pinjam: Pengertian, Contoh, Fungsi, dan Perannya. Diakses
pada tanggal 21 November 2023 Pukul 21.34 WIB. https://dailysocial.id/post/koperasi-simpan-
pinjam
7
Wulandari, D. C., & Luhsasi, D. I. (2019). Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Simpan Pinjam Asa
Mandiri Ampel. Ecodunamika, 2(1). Retrieved from https://ejournal.uksw.edu/ecodunamika/article/view/1756
4. Menyerahkan formulir permohonan Pinjaman dan Persyaratan
Pinjaman kepada petugas survey.
Seteleah berkas atau dokumen pengajuan diterima oleh petugas survey,
lalu lalu dilanjutkan dengan proses :
1. Survei menerima formulir
a) Permohonan pinjaman dan persyaratan pinjaman dari bagian
administrasi
b) Melakukan analisis dengan melakukan pengecekan kebenaran
adanya jaminan berdasarkan persyaratan yang diajukan dan
mengenal karakter calon Peminjam melalui keluarga dan
kerabat
c) Membuat data berita acara untuk melengkapi format
taksasi/penilaian jaminan
d) Menganalisis dan merangkum persyaratan Pinjaman, Formulir
Permohonan pinjaman dan data berita acara dalam bentuk
Aplikasi Pinjaman
e) Menyerahkan Aplikasi Pinjaman tersebut kepada Komite
Kredit.

2. Komite kredit menerima

a) berkas-berkas Aplikasi Pinjaman hasil survey dari Petugas


Survey
b) melakukan verifikasi dan seleksi kelayakan dari berkas-berkas
pemohon kredit dengan faormat taksasi/penilaian dari petugas
survey
c) jika telah layak untuk diberikan kredit, maka aplikasi pinjaman
ditandatangani dan diserahkan kebagian Pengurus Koperasi

3. Pengurus koperasi menerima


a) berkas aplikasi pinjaman dari Komite Kredit
b) memeriksa hasil dari Komite Kredit
c) mengambil keputusan untuk menerima atau menolak
permohonan kredit
d) jika permohonan ditolak, maka berkas dikembalikan ke Bagian
Administrasi untuk dibuatkan surat penolakan dan diserahkan
kepada Calon Peminjam
e) jika permohonan diterima, maka Pengurus Koperasi
menandatangani berkas permohonan pinjaman (aplikasi
pinjaman) tersebut
f) mengkonfirmasi pemberian pinjaman kepada bendahara untuk
melakukan penarikan uang
g) berkas aplikasi pinjaman dan uang diserahkanke Bagian
Administrasi untuk melakukan proses realisasi pemberian
kredit.

4. Bagian administrasi menerima


a) berkas aplikasi pinjaman dan uang dari Pengurus Koperasi
b) membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas
peminjam dan persyaratan jaminan pinjaman kemudian
menyimpan data tersebut kedalam file kredit anggota
c) membuat kartu angsuran untuk anggota, nota dan surat
perikatan kredit atau surat perjanjian kredit untuk
ditandatangani oleh peminjam
d) setelah semuanya telah siap, bagian administrasi menyerahkan
kartu angsuran kredit beserta uang kepada peminjam
e) setelah itu bagian administrasi melakukan pencatatan
berdasarkan nota dan menyimpannya ke dalam file pengeluaran
kas serta mengarsip surat perikatan kredit
f) kemudian bagian administrasi menerima jaminan berupa
dokumen peminjam sebagai pegangan.
Setelah melewati beberapa proses yang telah dijelaskan diatas
baru permohonan dapat di kabulkan ataupun tidak dikabulkan.
Untuk mengetahui dikabulkan atau tidaknya permohonan dari
pemohon dapat dilihat melalui proses survey tersebut.

C. Anjak piutang
1. Pengertian Anjak Piutang
Anjak piutang (factoring) merupakan suatu usaha pembiayaan
dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri8. Hal ini senada dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 84/PMK.021/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan
dan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Dalam Peraturan Menteri KeuanganNomor 84/PMK.021/2006
tentang Perusahaan Pembiayaan Pasal 1 (e) dinyatakan bahwa anjak
piutang (factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut
pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa perusahaan anjak piutang
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan/pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri.9
Secara konvensional, anjak piutang (factoring) didefinisikan
sebagai kontrak di mana perusahaan anjak piutang menyediakan jasa-
8
Aprianto, N. (2017).”ANJAK PIUTANG (FACTORING) DALAM EKONOMI ISLAM”.
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam, Vol.8No.1. doi:https://doi.org/10.32678/ijei.v8i1.59
9
Pengertian anjak piutang (factoring)yang didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 84/PMK.021/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan dan Keputusan Presiden Nomor61
Tahun 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan juga
terdapat di dalam Rinus Pantouw,(2006), Hak Tagih Faktor Atas Piutang Dagang, Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, ),hlm. 5
jasa sekurang-kurangnya antara lain jasa pembiayaan, jasa pembukaan
(maintenance of account), jasa penagihan piutang, jasa perlindungan
terhadap risiko kredit dan untuk itu, klien berkewajiban kepadakepada
perusahaan anjak piutang secara terus-menerus menjual atau
menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau
pemberian jasa-jasa. Dalam melakukan operasional dari perusahaan
anjak piutang melakukan beberapa hal yaitu :10
a. mengambil alih tagihan suatu perusahaan baik dengan cara dibeli
atau dengan cara lainnya sesuai dengan kesepakatan
b. mengelola usaha penjualan kredit (pembiayaan) suatu perusahaan.
Dalam proses pelaksanaannya, akan ada tiga pihak yang terlibat
langsung di dalam kegiatan ini, yaitu:
a. Perusahaan jasa anjak piutang, yakni perusahaan yang bertanggung
jawab pada anjak piutang dari pihak klien atau bisa juga disebut
sebagai investor.
b. Klien, adalah pihak yang mendapatkan jasa dari pihak investor yang
mana mereka menjual piutang milik perusahaannya.
c. Pemilik Piutang, yakni pihak yang membeli produk barang atau jasa
dari pihak klien.
2. Macam-Macam Anjak Piutang (Factoring)
Transaksi anjak piutang berkembang sejalan dengan meningkatnya
berbagai kebutuhan supplier.Dalam praktiknya, terdapat beberapa
macam anjak piutang. Adapun macam-macam anjak piutang
(factoring) dapat dibedakan dalam berbagai bentuk yang dapat dilihat
dari beberapa segi, sebagai berikut:11
a. Segi pemberitahuan kepada pihak customer,anjak piutang
(factoring) dapat dibagi dalam bentuk:

10
Diansari, R. E., & Adhivinna, V. V. (2019). “Mengapa Perusahaan Anjak Piutang Kurang
Berkembang Di Indonesia”. Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, Vol.22 No.2,
hlm 169-185.
11
Quran, A. A. (2017). “Anjak Piutang (Factoring) Sebagai Bentuk Akad Muamalah Modern”. el-
Jizya: Jurnal Ekonomi Islam, Vol.5 No.2, hlm 193-210.
1) Disclosed factoring yaitu customer diberitahu bahwa tagihan
telah dialihkan kepada lembaga factoringdan pembayaran
dilakukan langsung kepada lembaga factoringtersebut.
2) Undisclosed factoring yaitu pihak customertidak diberi tahu
tentang telah dialihnya piutang sampai terjadi sesuatu yang
dapat menimbulkan risiko terhadap lembaga factoringtersebut.

b. Segi keterlibatan klien, anjak piutang (factoring) dapat dibagi


dalam bentuk:
1) Recourse factoring yaitu pihak klien ikut serta memikul risiko
yang mungkin timbul atas tagihan yang dialihkannya.
Factoringdapat saja mengembalikan tagihan yang telah dijual
itu kepada klien dan ini harus dituangkan dalam kontrak
factoring. Dengan jenis recourse factoring ini, pihak factoring
diberikan hak opsi untuk menjual kembali piutang tersebut
kepada klien.
2) Non recourseatau without recoursefactoring yakni jenis ini
membebankan semua tagihan beserta risiko terhadap tagihan
yang tidak terbayar kepada perusahaan factoring. Namun,
perjanjian factoring dapat dicantumkan bahwa di luar keadaan
macetnya tagihan tersebut dapat diperlakukan recourse yang
bertujuan untuk menghindari tagihan yang tidak terbayar
karena pihak klien ternyata mengirimkan barang-barang yang
cacat atau rendah mutunya.

c. Segi jumlah hutang yang dialihkan, anjak piutang(factoring)dapat


dibedakan menjadi:
1) Facultative factoring
yaitu pihak factoring diberikan hak opsi untuk menentukan
apakah piutang diterima dengan kontrak factoring atau tidak.
Sebelum piutang itu dinyatakan diterima, klien bebas menjual
piutangnya kepada pihak lain.
2) Whole turn over factoring yaitu perjanjian factoring dilakukan
atas seluruh turn over (total keseluruhan dana yang
ditransaksikan) dari perusahaan klien atas piutang yang ada
atau yang akan datang. Hal ini untuk menghindari klien
menjual piutangnya kepada pihak lain
d. Berdasarkan wilayah, anjak piutang (factoring)dapat dibedakan
menjadi:
1) Domestic factoring yaitu kegiatan transaksi anjak piutang
dengan melibatkan perusahaan anjak piutang, klien, dan
customeryang semuanya berdomisili di dalam negeri.
2) International factoring yaitu kegiatan anjak piutang untuk
transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua perusahaan
factoring di masing-masing negara sebagai expor factor dan
import factor.
3. Manfaat Anjak Piutang (Factoring)
Keterlibatan berbagai pihak dalam kegiatan anjak piutang akan
memberikan atau memperoleh keuntungan bagi masing-masing pihak
yang terlibat, baik perusahaan anjak piutang, klien, maupun
customer.Secara umum anjak piutang memberikan manfaat, sebagai
berikut:12
a. Manfaat bagi klien, di mana manfaat yang dapat diterima klien
terdiri dari:
1) Manfaat karena menerima jasa pembiayaan, antara lain:
a) Peningkatan penjualan, yakni dengan adanya jasa
pembiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan
dengan cara kredit (pembiayaan). Penjualan dengan kredit
ini sebenarnya sulit untuk dilakukanapabila klien
mengalami kesulitan modal. Namun dengan adanya jasa
anjak piutang, klien mampu menjual dengan cara kredit.

12
Rachmat, B. (2003). Anjak piutang: solusi cash flow problem. Gramedia Pustaka Utama.
Penjualan dengan cara kredit meningkatkan kemampuan
dan daya tarik bagi pembeli dengan dana terbatas.
b) Kelancaran modal kerja, yakni jasa anjak piutang
memungkinkan klien untuk mengkonversikan piutangnya
yang belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan
prosedur yang relatif mudah dan cepat. Tersedianya dana
tunai yang lebih besar ini dapat dimanfaatkan oleh klien
untuk mendanai kegiatan operasional klien seperti
pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai, dan lain-
lain.
c) Pengurangan risiko tidak tertagihnya piutang, yakni
pembayaran dengan cara without recoursememungkinkan
adanya pengalihan sebagian risiko tidak tertagihnya
piutang kepada lembaga factoring. Pengalihan risiko ini
sangat menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian
usaha bagi pihak klien.
b. Manfaat yang diterima karena jasa non pembiayaan, antara
lain:
1) Memudahkan penagihan piutang, yaitu jasa penagihan
piutang yang diberikanoleh lembaga factoringyang dalam ini
klien tidak perlu secara langsung melakukan penagihan
piutang pada customersehingga waktu dan tenaga karyawan
dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang
lebih produktif.
2) Efisiensi usaha, yakni jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien untuk mengelola kegiatan penjualan
secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya
dilakukan oleh pihak factoring yang sudah lebih
berpengalaman.
3) Peningkatan kualitas piutang, yaitu jasa administrasi
penjualan memungkinkan pemberian fasilitas kredit kepada
pembeli secara lebih efektif, sehingga kemungkinan
tertagihnya piutang menjadi lebih tinggi.
c. Manfaat bagi factor (lembaga factoring), di mana manfaat
utama yang diterima lembaga factoring adalah penerimaan
dalam bentuk feedari pihak klien. Dalam hal ini, feetersebut
terdiri dari:
1) Discount fee, yaitu fee ini dibayarkan oleh klien kepada
factor karena factormemberikan jasa pembiayaan (uang
muka) atas piutang yang diberikan oleh factor. Discount fee
diperhitungkan sebesar persentase tertentu terhadap
besarnya pembiayaan yang diberikan atas dasar risiko
tertagihnya piutang, jangka waktu, dan rata-rata tingkat
bunga perbankan.
2) Service fee,yaitu fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor
karena factor memberikan jasa non pembiayaan yang
nilainya ditentukan sebesar persentase tertentu dari piutang
atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor.
Semakin besar volume penjualan, maka feeini juga semakin
besar. Semakin sulit penagihan piutang, maka fee ini juga
semakin besar.
d. Manfaat bagi customer, antara lain:
1) Kesempatan untuk melakukan pembelian dengan kredit, di
mana dengan kehadiran jasa pembiayaan anjak piutang
memungkinkan klien untuk melakukan penjualan secara
kredit.
2) Pelayanan penjualan yang lebih baik, di mana jasa
administrasi penjualan memungkinkan klien melakukan
penjualan dengan lebih cepat dan tepat.
Secara umum dengan adanya jasa dari perusahaan anjak
piutang, klien mendapat manfaat dari transaksi yang diberikan.
Klien mendapat kas langsung dari penjualannya dalam bulan
berjalan dan tidak perlu menunggu waktu sampai pembayaran dari
customer.13
Dengan demikian, likuiditas perusahaan akan lebih terjamin
dan modal kerja akan terus bergulir. Kas yang diperoleh dari
perusahaan anjak piutang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan
biaya produksi. Biaya produksi dapat dipangkas dengan
memanfatkan diskonto dari para pemasok karena melakukan
pemberian tunai. Pemberian tunai pastinya mendapatkan diskon.
Besarnya diskon dapat digunakan untuk mengkompensasi biaya
bunga yang dibayarkan kepada pihak perusahaan anjak piutang.
Klien juga dibantu dari sisi administrasi piutang. Klien tidak perlu
lagi melakukan penagihan kepada customer,karena perusahaan
anjak piutang yang akan melakukannya sekaligus memberikan
posisi piutangkepada klien. Laporan ini juga akan berguna ketika
customermengajukan kembali permohanan pembelian secara
angsuran.14
D. Mekanisme Anjak Piutang

1. Penjualan
Suplier (Klien) Customer (Debitur)
3. Pemberitahuan

2. Kontrak 4. Pembayaran
(80%) 5. Penagihan 6. Pelunasan

Perusahaan Anjak
Piutang (Factor)

Sumber : Belajarusaha1. (2018) pengertian anjak piutang di akses melalui


web https://situspendidikanpeluangbisnis.wordpress.com/2018/01/30/anjak-
piutang/

13
Anwar, M. (2019). Dasar-dasar manajemen keuangan perusahaan. Prenada Media. hlm 45
14
Ibid. hlm 47
1. Suatu perusahaan melakukan transaksi perdagangan dengan
perusahaan lain tidak secara tunai
2. Dari transaksi tidak tunai tersebut timbullah hak tagih atau piutang dari
dari perusahaan yang menjual (kreditur) dan perusahaan yang membeli
3. Karena penjual atau kreditor memerlukan dana untuk menjalankan
usahanya, ia menghubungi perusahaan factor untuk menyampaikan
permohonan pembiayaan dalam bentuk pengambilalihan piutang
tersebut
4. Dibuatlah kontrak anjak piutang, perjanjiannya dalam bentuk
perjanjian standar yang berlaku bagi pengambilalihan piutang client
secara berkala untuk suatu periode tertentu.
5. Seti anjak piutang kali ada pengalihan piutang dalam periode yang
ditetapkan dalam perjanjian itu dibuatlah surat persetujuan penerimaan
pengalihan piutang dan lampiran daftar piutang yang dialihkan sebagai
bukti bahwa telah terjadi pengalihan piutang
6. Perihal adanya perjanjian anjak piutang ini, kemudian diberitahukan
kepada debitor, dalam hal ini, debitor berkedudukan menjadi costumer
dari pihak faktor. Pemberitahuan dilakukan secara tertulis dengan surat
pemberitahuan pengalihan piutang atau hak tagih. Costumer diminta
untuk menandatangani surat tersebut sebagai bukti ia sudah
mengetahui adanya pengalihan piutang
7. Segera setelah perjanjian anjak piutang di tanda tangan clien harus
menyerahkan dokumen dokumen yang berkenaan dengan tranksaksi
dagang antara dia dengan costumer kepada factor
8. Factor kemudian mengeluarkan surat persetujuan fasilitasi factor dan
membayar 80%-90% nilai piutang yang dialihkan tersebut kepada
client
Daftar Pustaka
Buku
Anwar, M. (2019). Dasar-dasar manajemen keuangan perusahaan. Prenada
Media. hlm 45
Kasmir,(2019). Pengantar manajemen keuangan. Jakarta : Prenadamedia,.
Rachmat, B. (2003). Anjak piutang: solusi cash flow problem. Gramedia Pustaka
Utama.
Rinus Pantouw,(2006), Hak Tagih Faktor Atas Piutang Dagang, Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, ),hlm. 5
Sumarsono. (2003). Ekonomi Manajamen Sumber Daya Manusia dan Keteenaga
kerjaan. Yogyakarta : Graha Ilmu. hlm 35
Jurnal
Aprianto, N. (2017).”ANJAK PIUTANG (FACTORING) DALAM EKONOMI
ISLAM”. ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam, Vol.8No.1.
doi:https://doi.org/10.32678/ijei.v8i1.59
Diansari, R. E., & Adhivinna, V. V. (2019). “Mengapa Perusahaan Anjak Piutang
Kurang Berkembang Di Indonesia”. Wahana: Jurnal Ekonomi,
Manajemen Dan Akuntansi, Vol.22 No.2, hlm 169-185.
Quran, A. A. (2017). “Anjak Piutang (Factoring) Sebagai Bentuk Akad
Muamalah Modern”. el-Jizya: Jurnal Ekonomi Islam, Vol.5 No.2, hlm
193-210.
Wulandari, D. C., & Luhsasi, D. I. (2019). Analisis Prosedur Pemberian Kredit
Pada Koperasi Simpan Pinjam Asa Mandiri Ampel. Ecodunamika, 2(1).
Retrieved from https://ejournal.uksw.edu/ecodunamika/article/view/1756
Dissartation/Skripsi/Makalah
Julian, O. (2019). Tinjauan Hukum Islam Tentang Larangan Peminjaman Uang
Bagi Yang Bukan Anggota Koperasi (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam
Sejahtera) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Internet
Belajarusaha1. (2018) pengertian anjak piutang di akses melalui web
https://situspendidikanpeluangbisnis.wordpress.com/2018/01/30/anjak-piutang/
Chairunisa. (2022). Koperasi Simpan Pinjam: Pengertian, Contoh, Fungsi, dan
Perannya. Diakses pada tanggal 21 November 2023 Pukul 21.34 WIB.
https://dailysocial.id/post/koperasi-simpan-pinjam
Peraturan Perundang-Undangan
KEPMEN KUKM/IX/2004 tentang Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Anda mungkin juga menyukai