Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH BERDIRINYA

BAYT AL-QUR’AN AL-AKBAR

Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Amirussholihin
Kelas : XII

SMA Islam Plus Hidayatut Thullab


Jl. Anggrek Kampung Gayau Sakti RT/ RW 015/003,
Kec. Seputih Agung, Kab. Lampung Tengah Prov. Lampung
Tahun Ajaran 2023/2024

i
Lembar pengesahan

Judul : SEJARAH BERDIRINYA BAYT AL-QUR’AN AL-AKBAR


Nama siswa : Muhammad Amirussholihin
NIS :
Sekolah : SMA Islam Plus Hidayatut Thullab

Mengesahkan,

Kepala SMA IP Hidayatut Thullab Guru Pembimbing

Dimas Vajar Oktaviana, S.Pd.I. Siti Nurmala Sari,


S.Pd
NIP. 19650607199702 1002 NIP.
196509302006042002

ii
Lembar penguji

Karya tulis ini telah di setujui dan di ujikan pada


Hari:
Tanggal:

Tim penguji
 Penguji 1 : ( )
 Penguji 2 : ( )

Mengetahui
Kepala SMA Islam Plus Hidayatut Thullab

Dimas Vajar Oktaviana


NIP

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis ini, dengan judul “SEJARAH
BERDIRINYA BAYT AL-QUR’AN AL-AKBAR ”
Hasil karya tulis ini diajukan penulis dalam rangka melengkapi persyaratan
kelulusan Sekolah Menengah Atas Islam Plus Hidayatut Thullab tahun pelajaran
2023/2024.Dalam penyusunan karya tulis ini banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dimas Vajar Oktaviana, S.Pd.I., selaku Kepala SMA Islam Plus
Hidayatut Thullab.

2. Ibu Alfina Damayanti, S.H selaku wali kelas

3. Ibu Siti Nurmala Sari, S.Pd selaku guru pembimbing

4. Semua Bapak dan Ibu Guru SMA Islam Plus Hidayatut Thullab yang telah
memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis.

5. Segenap keluarga besar SMA Islam Plus Hidayatut Thullab

6. Ayah dan ibu yang telah memberikan dorongan baik moral maupun spiritual

7. Teman–teman semua yang telah memberikan bantuan dan dorongan

8. Semua pihak yang telah memberikan motivasinya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis memohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan karya tulis
dimasa yang akan datang. Dan mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya para pembaca. Amin…

Gayau Sakti, 20 Januari 2023


Penyusun

Muhammad Amirussholihin

iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan...........................................................................................................ii
Lembar Penguji .............................................................................................................. iii
Kata Pengantar................................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................. ...............................1
1.2 Batasan Masalah................................................. ..........................................2
1.3 Rumusan Masalah ................................................. ......................................2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................. ........................................2
1.5 Manfaat Penelitian ................................................. ......................................2
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................... 7
3.1 Jenis Penelitian................................................. .............................................7
3.2 Tempat Dan Waktu ................................................. .....................................7
3.3 Tehnik Pengumpulan Data................................................. ..........................7
3.4 Tehnik Analisis Data..................................... ...............................................7
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................... 8
4.1 Sejarah berdirinya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar................................................8
4.2 Arti dan makna Bayt Al-Qur’an Al-Akbar................................................. 10
4.3 Maksud tujuan didirikannya Al-Qur’an Al-Akbar......................................11
4.4 Dasar dan tujuan didirikannya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar...........................11
BAB V PENUTUP........................................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan...................................................................................................13
5.2 Saran............................................................................................................13
Daftar Pustaka...............................................................................................................14
Lampiran........................................................................................................................15

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan wisata saat ini terlihat makin pesat. Selain dari Ide-ide kreatif
masyarakat dan rasa peduli yang tinggi, lahirnya sebuah Destinasi wisata baru juga
didukung oleh pemerintah setempat. Sebagai Contoh yang dilakukan oleh pemerintah
kota Palembang telah meresmikan sebuah Bayt Al-Qur’an Al-Akbar. Presiden RI, Dr.
Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan Bayt Al-Qur’an Al-Akbar. Merupakan
mahakarya terbesar masyarakat Sumatera Selatan.
Bayt Al-qur’an berisikan khazanah yang merupakan sumber inspirasi atau
pedoman hidup bagi umat islam berupa mushaf al-qur’an. Sedangkan museum istiqlal
merupakan pengejawantahan dari mission atau pesan-pesan al-qur’an, yang
merupakan karya seni budaya umat islam dari zaman ke zaman, baik dari kalangan
muslim Indonesia, Asian Tenggaran serta Negara-negara lain didunia. Bayt Al-qur’an
Al-Akbar menggambarkan fungsi al-qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup
manusia ( Rahmatal Lil Alamin Rahmat Bagi Semesta Alam).

Kehadiran Bayt Al-Qur’an Al-Akbar ini sangat menarik perhatian masyarakat


dunia dan menjadi salah satu oobyek wisata andalan di Kota Palembang Provinsi
Sumatera Selatan. Apalagi sejak Bayt Al-Qur’an Al-Akbar tersebut dikukuhkan
sebagai satu satunya yang ada di Dunia dan masuk rekor Museum Rekor Indonesia
(MURI), maka Wisatawan-wisatawan berbendong-bondong baik lokal maupun manca
Negara mengunjunginya.
Objek wisata religi Bayt Al-Qur’an Al-Akbar selain menawarkan Wisata dan
edukasi, juga bertujuan untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap Islam. Pada Bayt
Al-Qur’an Al-Akbar terdapat 30 Juz ayat suci Al-Qur’an yang dipahat atau diukir
dengan ukiran khas Palembang. Pada setiap lembaran-lembaran kayu tembesu ukuran
halamannya 177.140.,2,5 cm dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mecapai 9
M, dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna kuning dan Ukiran motif
kembang dibagian tepi ornamen khas Palembang.
Adapun alasan kenapa penulis memilih meneliti dengan Objek wisata religi
Bayt Al-Qur’an Al-Akbar adalah karena penulis saat melakukan kunjungan ke
Museum BAYT AL-QUR’AN AL-AKBAR sangat terpukau dengan keindahannya,
sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang Al-Qur’an Al-Akbar ini.

1
1.2 Batasan Masalah
Agar karya tulis ini tidak menyimpang dari pokok pembahasan dan untuk
menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti serta demi efektif
dan efesiensinya penelitian ini maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “ Sejarah Berdirinya Bayt Al-
Qur’an”.
1.3 Rumusan masalah
 Bagaimana sejarah berdirinya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar?
 Apa arti dan makna Bayt Al-Qur’an Al-Akbar?
 Apa maksud didirikannya Museum Bayt Al-Qur’an Al-Akbar??
 Apa dasar dan tujuan didirikannya Museum Bayt Al-Qur’an Al-akbat?
1.4 Tujuan Penelitian
Dengan dilaksanakannya kegiatan wisata tepatnya seluruh kelas XII bertujuan
untuk :
 Untuk mengetahui sejarah berdirinya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar
 Untuk mengetahui arti dan makna dari Bayt Al-Qur’an Al-Akbar
 Untuk mengetahui maksud didirikannyan Bayt Al-Qur’an Al-Akbar
 Untuk mengetahui dasar dan tujuan didirikannya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian merupakan arah yang menentukan dalam suatu aktifitas
agar berhasil, oleh karena itu harus menentukan manfaat penelitian sesuai dengan
karekteristik permasalahan.
Adapun manfaat mengadakan penelitian ini adalah :
 Untuk mengetahui lebih dalam tentang Sejarah Berdirinya Bayt Al-qur’an
 Untuk menambah wawasan dan pengalaman ke Islaman
 Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT
Selain penelitian, yang lebih penting adalah niat kita untuk mengunjungi Bayt
Al-qur’an dengan harapan menambah wawasan kita tentang Al-qur’an

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian AL-Qur’an
Menurut bahasa AL-Qur’an adalah bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah
Al Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Secara terminologi AL-Qur’an adalah kalam Allah yang merupakan mu‟jizat yang
diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya
merupakan ibadah. Secara terminologi AL-Qur’an adalah kalam Allah yang
merupakan mu‟jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW
dan membacanya merupakan ibadah. Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik Al-
Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW. untuk difahami isinya dan diingat selalu, disampaikan kepada kita secara
mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai surat Fatikhah dan diakhiri surat an-Nas.
Menurut Syekh Muhammad Abduh Al-Qur’an adalah bacaan yang tertulis dalam
mushaf yang terjaga dalam hafalan- hafalan umat islam.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Al Quran adalah mukjizat


Nabi Muhammad. Yang diturankan oleh Allah SAW melalui Malaikat Jibril yang
dihimpun dalam mushaf dan dijadikan sebagai pedoman umat islam.

2.2 Nama-Nama Lain AL-Qur’an


Dikutip dari buku pengetahuan AL-Qur’an wawasan dan kandungan kitab suci
terakhir, Muhammad Taqi Mishbah Yazdi meneyebutkan bahwa berdasarkan isi
kandungan AL-Qur’an, nama-nama lain AL-Qur’an sangatlah banyak namun penulis
akan memberikan penjelasan 5 (lima) nama-nama lain AL-Qur’an Yaitu sebagai
berikut:

2.2.1 Al-Qur’an Al-Furqon


Artinya adalah pembeda yang benar dan yang salah. Al-Qur'an
memberikan petunjuk kepada kita bagaimana membedakan hal-hal yang baik
dan buruk, yang haram dan yang halal, yang benar dan yang salah.

2.2.2 Al-Qur’an Al-Dizkr


Artinya adalah pemberi peringatan. Al-Qur'an memperingatkan
manusia tatkala lengah. Mengingatkan kita dari jalan yang salah dan
menunjukkan kepada jalan yang benar. Tanpa anugerah Allah berupa
peringatan-peringatan maka manusia akan terjerumus ke jalan yang sesat.

2.2.3 Al-Qur’an Al-Mau’izdah dan As-Syifa


Artinya adalah nasihat dan obat. Al-Qur'an menjadi penasihat kita
semua untuk konsisten melaksanakan kebaikan. Manusia mempunyai tabiat
yang mudah lupa dan sulit untuk istiqamah sehingga membutuhkan nasihat
Al-Qur'an. Al-Qur'an membersihkan hal-hal buruk yang bersemayam di dalam
diri mengobati penyakit-penyakit rohani. Melalui perantaranya, rahmat Allah
tercurah untuk kita.

3
2.2.4 Al-Qur’an Al-Busyra
Artinya adalah kabar gembira. Al-Qur'an meneguhkan orang-orang
yang beriman untuk menetapi jalan kebenaran. Itulah jalan Allah yang rahmat-
Nya meliputi semesta. Dia menyediakan surga yang kenikmatannya tiada
terkira untuk orang-orang bertakwa.

2.2.5 Al-Qur’an Al-Huda


Artinya adalah petunjuk. Sebagai kitab suci yang selalu terjaga
keautentikannya, Al-Qur'an merupakan kalam Allah yang menjadi sebaik-baik
petunjuk.

Allah mengetahui masa lalu, masa sekarang, dan masa depan setiap
makhluk ciptaannya, menentukan hal yang terbaik untuk kita. Ketentuan-
ketentuan itu sudah tercantum dalam Al-Qur'an.

Allah menunjukkan bagaimana seharusnya manusia hidup dan


menyikapi kehidupan. Setiap orang beriman tidak perlu khawatir selama
mereka dalam batasan petunjuk-Nya.

Adapun nama-nama lain Al-Qur'an selain yang telah disebutkan di atas


antara lain Al Kitab, Al Karim, Al Hukm, Al Hikmah, Al Tanzil, Ar Rahmah,
Al Bayan, Al Kalam, An Nur, Al Mubarok, Al 'Aliy, Al Muhaimin, Al Habl,
Al Qoyyim, Al Qaul, Al Fashl, Al Matsani, Al Majid, dan masih banyak lagi.

Demikian nama-nama lain Al-Qur'an yang sekiranya perlu diketahui.


Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang isinya menjadi dasar pedoman
hidup dan juga hukum dalam bermasyarakat, oleh karena itu terdapat banyak
sekali nama-nama lain Al-Qur'an.

2.3 Sejarah Perkembangan Al-Qur'an


Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril yang menyampaikan
langsung kepada Rasulullah SAW. Proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap atau
mutawatir selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Para sebagian ulama membagi periode turunnya Al-Qur’an dalam dua periode.
Periode Mekkah sebelum hijrah, surat-surat yang turun pada waktu ini disebut (ayat-
ayat makkiyyah) yang berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW
dengan jumlah 86 surat.

Lalu, periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah hingga sesudah
hijrah. Surat-surat yang turun pada waktu ini disebut (ayat-ayat madaniyyah),
berlangsung selama 10 tahun dengan jumlah 28 surat.

Pada permulaan turunnya wahyu yang pertama adalah surat Al-Alaq ayat 1-5
bertempat di Gua Hira saat Nabi Muhammad SAW sedang menyendiri bertepatan
dengan tanggal 17 Ramadhan dan sebelum Nabi hijrah sekitar tahun 610 M pada
tanggal 6 Agustus.

4
Saat itu Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi Rasul, hanya
berperan sebagai Nabi biasa yang belum ditugaskan untuk menyampaikan wahyu
yang diterimanya. Sampai pada turunnya wahyu yang kedua barulah Nabi
Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, dengan
adanya firman Allah yang artinya:

1- ‫ٰٓيَاُّيَها اْلُم َّد ِّثُۙر‬

2- ‫ُقْم َفَاْنِذ ْۖر‬

Yang artinya

1. “Wahai yang berkemul (berselimut),


2. bangunlah, lalu berilah peringatan.”
(QS. Al-Muddassir (74):1-2)

Adapun Wahyu terakhir yaitu surat Al-Maidah ayat 3 yang di turunkan di


Jabal Rahmah pada saat Haji Wa’da bertepatan pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H
atau 27 Oktober 632 M.

Sejarah pembukuan Al Qur’an dibagi ke dalam tiga fase, yaitu di masa Rasulullah,
masa khalifah Abu Bakar, dan masa Utsman bin Affan. Ketiga masa memiliki
perkembangan masing-masing agar Al Qur’an semakin mudah dibaca dan didapatkan
oleh umat Islam.

2.3.1 Pada Masa Rosululloh SAW


Dengan keterbatasannya karena tidak dapat membaca dan menulis.
Ketika setiap Rasulullah SAW mendapatkan wahyu, beliau langsung
menyampaikannya kepada para Sahabat. Adapun Sahabat yang ditunjuk untuk
menuliskan Al-Qur’an yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan,
Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin
Kaab.

Penulisan Al-Qur’an tercatat masih sederhana dan berserakan pada


beberapa media seperti pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau
daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak
juga sahabat-sahabat Rasulullah SAW langsung menghafalkan ayat-ayat Al-
Qur’an setelah wahyu diturunkan.

Penulisan Al-Qur’an pada saat itu belum terkumpul menjadi satu


mushaf, karena tidak ada faktor pendorong dalam membukuan Al-Qur’an
mengingat Rasulullah SAW masih hidup dan para Sahabat juga menghafal.
Alasan lain, karena Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur atau bertahap.

2.3.2 Pada Masa Khalifah Abu Bakar


Pada masa ini banyak sahabat Hafidz mati Syahid di Perang
Yamamah. Jumlah yang syahid sekitar 50 qori, seperti dilansir dari republika.

5
Maka dari itu, Umar bin Khattab mulai risau dan memikirkan masa depan
akan Al-Qur’an. Kemudian, ia berdialog dengan Khalifah Abu Bakar untuk
pengumpulan kembali Al-Qur’an.

Karena kekhawatiran tersebut, maka Abu Bakar dan Umar bin Khattab
mulai mengumpulkan lembaran ayat-ayat Al Qur’an. Lalu, Abu Bakar
meminta Zaid ibn Tsabit, yaitu salah satu mantan juru tulis Nabi Muhammad
SAW untuk menuliskan Al-Qur’an agar menjadi lembaran yang dapat
disatukan.

Setelah Al-Qur’an sudah menjadi satu mushaf yang tersusun secara


rapih, mushaf tersebut diserahkan dan disimpan oleh Abu Bakar hingga beliau
wafat. Lalu, Umar bin Khattab yang menjadi penerus pemegang mushaf
hingga beliau wafat. Sepeninggal beliau, estafet penjagaan mushaf diteruskan
oleh anaknya yang bernama Hafshah binti Umar bin Khattab yang juga salah
satu istri Nabi Muhammad SAW.

2.3.3 Pada Masa Kholifah Ustman Bin Affan


Agama Islam semakin menyebar luas, sehingga menyebabkan
perbedaan pengucapan beberapa kata dalam Al-Qur’an. Maka, Utsman bin
Affan berinisiatif membuat standar Al-Qur’an atau biasa kita menyebutnya
dengan Mushaf Utsmani. Dalam hal ini dibentuklah satu panitia oleh Utsman
bin Affan, terdiri dari Zaid bin Tsabit (ketua), Abdullah bin Zubair, Sa’id bin
Ash dan Abdur rahman bin Harits bin Hissyam.

Tujuannya untuk membukukan Al-Qur’an, yakni dengan menyalin dari


lembaran-lembaran yang berisi ayat-ayat Al-Qur’an itu menjadi sebuah buku.
Selain itu, ia menyeragamkan penulisan serta pembacaannya yang sesuai
dengan dialek suku quraisy, sebab konon alqur’an diturunkan menurut dialek
suku tersebut.

Utsman berusaha mengirim utusan kepada Hafsah binti Umar untuk


meminta dokumen ayat-ayat Al Qur’an. Saat negosiasi, Hafsah mengizinkan
dengan syarat Utsman mengembalikan dokumen asli saat ayat sudah selesai
disalin. Utsman pun setuju.

Setelah rapi dan jadi dalam bentuk dibukukan, mushaf mulai


didistribusikan ke beberapa negara, seperti Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain,
Bashrah, Kufah, dan Madinah sampai ke negara Islam lainnya. Utsman pun
menepati janjinya untuk mengembalikan dokumen asli kepada Hafsah.

Dari sejarah tersebut kita menjadi lebih mengetahui asal-usul dan


proses terbentuknya Al-Qur’an, mengingat yang isinya merupakan sebuah
petunjuk kepada manusia. Mari, baca Al Quran dengan giat!

6
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
• Kualitatif
Penulis menggunakan jenis penelitian berbasis kualitatif, Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berfokus pada pembuktian hipotesis
nonangka. Bersifat deskriptif.
Dalam penelitian kualitatif cenderung menggunakan observasi dan
penelitian dalam pembuktiannya. Dan untuk memperoleh data utama, biasanya
dilakukan dengan wawancara.
2.2. Tempat Dan Waktu
 Hari : Selasa - Rabu
 Tanggal : 16-17 Januari 2024
 Tempat : Museum Bayt Al-Qur’an

2.3. Tehnik Pengumpulan Data


• Wawancara
Penulis dalam menulis karya tulis ini menggunakan tehnik
mengumpulkan data dengan cara wawancara, yaitu dengan cara bertanya
langsung kepada tokoh-tokoh yang ada di sekitar destinasi yang dikunjungi.
• Observasi
Penulis dalam menulis karya tulis ini menggunakan tehnik
mengumpulkan data dengan cara Observasi, yaitu dengan cara pengamatan
secara langsung di destinasi yang di kunjungi.
• Dokumentasi
Penulis dalam menulis karya tulis ini menggunakan tehnik
pengumpulan data dengan cara dokumentasi, yaitu dengan cara
mencantumkan foto-foto sebagai pelengkap data observasi.
2.4. Tehnik Analisis Data
Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan analisis datanya
menggunakan metode statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah metode-metode
yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan
informasi yang berguna.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Sejarah didirikannya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

 Awal mula ide pembuatan Al-Qur’an Al-Akbar

Narasumber yang bernama panggilan Opat, merupakan nama sapaan


ustad H. Syofwatillah Mohzaib ini bercerita awal idenya ini dari mimpi.

Saat telelap tidur setelah selesai mengukir kligrafi ornamen bagian pintu
Masjid Agung Palembang, dia bermimpi yang mengisyaratkan dirinya untuk
membuat Al-Qur‟an terbesar di dunia.

Gagasan pembuatan Al-Qur‟an terbesar ini tercetus pada tahun 2002.


Setelah ustad H. Syofwatillah mohzaib (Opat) telah merampungkan
pemasangan kaligrafi pintu dan ornamen Masjid Agung Sultan Mahmud
Badaruddin II Palembang Sumatra Selatan. Dari situ, ia mulai berpikir untuk
membuat Mushaf Al-Qur’an dengan ornamen dan ukiran khas Palembang.
Pada malam di bulan Ramadhan, tergambar dalam pikiran Opat sebuah Al-
Qur‟an raksasa yang terbuat dari kayu, seperti ukiran yang dibuatnya di
masjid peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, dan menjadi mushaf
yang terbesar di dunia.

Usai merampungkan pemasangan kaligrafi, pintu, dan beberapa


ornamen Masjid Agung Palembang pada tahun 2002, Ustadz Syofwatillah
Mohzaib langsung mengerjakan sendiri karya yang ia lihat dalam mimpinya
tersebut. Tidak langsung 315 keping atau 30 Juz seperti yang sudah rampung
sekarang, perjuangan dimulai dari 1 keping kaligrafi Al-Quran. Setelah jadi, 1
keping Surat Al-Fathihah itu lantas Ustadz Opat, panggilan akrab Ustadz
Syofwatillah, perlihatkan pada beberapa kiai dan ustadz di Palembang.
Momen ketika memperlihatkan karyanya ini sekaligus menjadi momen
dimana Ustadz Opat meminta restu, serta dukungan moril dan materil untuk
dilanjutkannya pembuatan karya ini.

Tepat pada tanggal 15 Maret 2002, atas inisiatif Pak Marzuki Alie dan
pengurus Masjid Agung Palembang, keping pertama dari Al-Quran raksasa ini
dipajang dalam acara bazar peringatan tahun baru Islam. Ukuran keping Al-
Quran yang dipajang tersebut adalah 177 cm x 140 cm dengan ketebalan 2,5
cm. Kenapa biaya pembuatan keping Al-Quran ini sangat mahal? Alasan
pertama karena kayu yang digunakan adalah Kayu Tembesu atau biasa dikenal
juga dengan nama Kayu Trembesi, kayu yang anti rayap, tidak mudah lapuk
dan sudah teruji ketahanannya.

8
Alasan kedua adalah kepingan Al-Quran ini diukir di atas kayu
trembesi tadi. Diperlukan banyak aktor untuk pembuatan keping Al-Quran ini
mulai dari penulis, pengukir, tukang kayu, tukang pelitur, tim pemeriksa
kebenaran tulisan dan lain-lain.

Dari acara tersebut rupanya Tuhan memberikan titik terang untuk


pembuatan karya ini. Sumbangan pertama untuk proyek ini diberikan oleh
tokoh nasional asal Sumsel, sekaligus suami dari Ibu Megawati (Mantan
Presiden Indonesia) saat itu, Bapak Taufik Kemas. Proyek pun dapat
dilanjutkan. Pembuatan keping-keping Al-Quran ini dilakukan oleh Ustadz
Opat dan tim di rumahnya yang terletak di Jl. Pangeran Sido Ing Lautan Lr
Budiman, No 1009, Kelurahan 35 Ilir, Tangga Buntung, Palembang.

 Proses pembuatan Al-Qur’an Al-Akbar

Tidak mudah untuk membuat karya ukir yang bagus ini. Selain karena
tidak bisa dikerjakan sendiri, ada tahapan-tahapan yang harus dikerjakan
secara urut. Pertama, ayat-ayat Al-Quran ditulis di atas kertas karton. Setelah
itu barulah tulisan tersebut dijiplak di atas kertas minyak. Sebelum dijiplak,
tulisan tersebut diperiksa dulu kebenarannya oleh para alim ulama, apakah
semua goresannya sudah benar atau belum. Karena kalau salah goresan, arti
dan cara bacanya bisa berubah.

Pengerjaan bisa dibilang masih dengan cara semi manual. Setelah


kayu-kayu Trembesi dipotong sesuai ukurannya, kayu-kayu tersebut lalu
ditempelkan. Kalau dilihat lebih detil, dalam 1 keping itu ada 5 sambungan
kayu. Di atas sambungan kayu itulah kertas minyak yang sudah berisi ayat Al-
Quran yang terkoreksi ditempelkan. Huruf-huruf yang muncul di atas kertas
minyak itulah yang menjadi patokan untuk proses pemahatan.

Sesudah pahatan selesai, barulah karya ini dipercantik dengan


pemberian warna. Kuning diberikan untuk warna tulisan, sedangkan merah
maroon untuk warna latarnya.

Ada peristiwa naik turun yang harus dialami oleh Ustadz Opat dan tim
serta panitia pencari dana. Mungkin Tuhan ingin melihat sebarapa kuat
manusia-manusia ciptaannya ini.

Ketiadaan dana membuat proyek ini harus berhenti sementara. Salah


satu masalah besar yang dihadapi Ustadz Opat dan panitia terkait adalah harga
Kayu Trembesi yang fluktuatif. Awal pembuatan, harga Kayu Trembesu
berkisar antara Rp 1 -2 juta per kubiknya. Tapi ada masa dimana harga kayu
ini mencapai Rp 7 juta per kubiknya, bahkan pernah menyentuh titik Rp 10
juta per kubiknya. Masalah inilah yang membuat pengeluaran membengkak
dan tim ini kekurangan dana.

9
Melihat ketangguhan Ustadz Opat dan tim panitia, Tuhan kembali
mencurahkan rahmatnya agar tim ini bisa melanjutkan karya yang
mengagungkan namanya. Pertolongan dana kemudian datang dari Bapak
Susilo bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu menjabat sebagai Menko
polkam. Saat kunjungannya ke Palembang, tim panitia mempromosikan karya
ini kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Alhamdulillah Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono mau membantu, baik berupa dana dan juga
ajakan kepada koleganya untuk membantu terselesaikannya proyek ini.

 Pengoreksian serta peresmian Al-Qur’an Al-Akbar

Di awal pembuatan Al-Qur’an Al-Akbar ini, mereka menargetkan akan


selesai pada tahun 2004. Namun karena terkendala oleh dana dan bahan baku,
akhirnya penyelesaian pun mundur sampai tahun 2008. Kayu yang semula
dianggarkan hanya 2 juta, ternyata melonjak hingga 7 juta dan 10 juta.
Beruntungya, pada tahun 2005 panitia berhasil menggaang dana Rp 800 juta,
dan hingga selesai, seluruh total biaya mencapai Rp 1,2 miliar. Dari besaran
dana yang dikeluarkan, tentu ini menjadi karya seni mushaf yang spektakuler.

Sebelum di resmikan, Al-Qur’an Al-Akbar ini di koreksi terlebih


dahulu oleh tim tashih yang terdiri dari ulama dan akademisi. Mereka yaitu
KH. A. Sazily Mustafa, KH. Kgs. Nawawi Dencik, KH. Abdul Qodir, KH.
Hasnuri Royani, KH. Muslim Anshori, dan dosen IAIN Raden Fatah Drs.
Sanusi Goloman Nasution.

Meskipun selesai pada tahun 2008, namun mahakarya ini diresmikan


oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Januari 2012.
Saat itu bertepatan dengan konferensi parlemen Organisasi Konferensi Islam
(OKI) yang dihadiri dari 53 negara dan mereka semua membutuhkan tanda
tangan di peresmian tersebut.

2. Arti dan makna Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

Mengapa memakai istilah Bayt Al-Qur’an Al-Akbar ? ada beberpa alasan antara lain:
Bayt Al-qur’an Al-Akbar ( Rumah Al-Qur’an Besar) disepakati sebagai pengganti Istilah
Museum Al-Qur’an. Penggunaan nama Bayt Al-qur’an Al-Akbar dimaksudkan untuk
menghidarkan kekeliruan persepsi sebagian orang yang memahami arti dan makna museum
yang sering dikonotasikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang kuno dan lapuk.
Nama Bayt Al-qur’an juga terdengar lebih puitis dan sekaligus memiliki makna religious.

Bayt Al-qur’an Al-Akbar berisikan khazanah yang merupakan sumber inspirasi atau
pedoman hidup bagi umat islam berupa mushaf al-qur’an. Bayt Al-qur’an Al-Akbar
menggambarkan fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia ( Rahmatal
Lil Alamin Rahmat Bagi Semesta Alam).

10
3. Maksud didirikannya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

Untuk menghimpun, menyimpan, dan memelihara mushaf-mushaf al-qur’an dan


benda-benda seni budaya yang bernafaskan Islam yang merupakan karya seni para seniman
muslim yang tersebar diberbagai penjuru tanah air dan dunia sehingga dapat
disajikan/disampaikan kepada masyarakat luas dalam bentuk penyajian permanen disebuah
museum agar masyarakat dapat setiap saat melihat mempelajarinya.

4. Dasar dan Tujuan Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

Pembuatan Bayt al-Qur'an al-Akbar, seperti proyek pembangunan lembaga Islam lainnya,
dapat didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam, serta kebutuhan dan tujuan
spesifik komunitas yang mendirikannya. Beberapa dasar yang mungkin menjadi landasan
pembuatan Bayt al-Qur'an al-Akbar melibatkan aspek-aspek berikut:

 Dasar

Pembuatan Bayt al-Qur'an al-Akbar, seperti proyek pembangunan lembaga Islam


lainnya, dapat didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam, serta kebutuhan
dan tujuan spesifik komunitas yang mendirikannya. Beberapa dasar yang mungkin
menjadi landasan pembuatan Bayt al-Qur'an al-Akbar melibatkan Dalil-Dalil berikut:

 Sesungguhnya Al-Qur’an adalah wahyu, yang merupakan rahmat bagi seluruh


alam yang menjadikan tuntunan terbaik dan memiliki nilai sangat strategis
untuk pembangunan umat manusia

 Sesungguhnya Al-Qur’an telah mengilhami, mendorong dan memperkaya


budaya bangsa

 Kekayaan budaya yang bernafaskan islam dalam berbagai bentuknya perlu


dilestarikan dan dikembangkan.

 Tujuan

Bayt al-Qur'an al-Akbar merupakan suatu istilah dalam bahasa Arab yang dapat
diterjemahkan sebagai "Rumah Al-Qur'an yang Besar." Namun, tanpa informasi lebih
lanjut atau konteks tertentu, saya tidak dapat memberikan informasi yang spesifik
mengenai istilah tersebut.

Jika Anda merujuk pada suatu tempat atau proyek bernama "Bayt al-Qur'an al-
Akbar," mungkin itu adalah sebuah lembaga atau gedung yang didedikasikan untuk
studi, pengajaran, dan penghafalan Al-Qur'an. Tujuan dari proyek atau lembaga
semacam itu bisa beragam, tetapi umumnya dapat mencakup beberapa tujuan umum
seperti:

11
 Menampilkan kebudayaan Indonesia yang bernafaskan Islam

 Menampilkan budaya islami yang berasal dari Indonesia dan Asia Tenggara
serta bangsa-bangsa lain di dunia

 Sebagai tempat konservasi dan penelitian mushaf Al-Qur’an, seni budaya, dan
heritage keagamaan.

12
BAB V

PENUTUP

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT akhirnya karya tulis ini dapat
diselesaikan, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Dengan selesainya karya tulis ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang membantu, penulis berharap semoga pemikiran dan pembahasan karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, kesimpulan dari hasil observasi Bayt Al-Qur’an Al-
Akbar sebagai berikut:

 Bayt Al-Qur’an Al-Akbar mempunyai peranan yang sangat penting untuk


mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan dibidang pendidikan.

 Bayt Al-Qur’an Al-Akbar merupakan tempat untuk menghimpun, menyimpan


dan memelihara mushaf-mushaf Al-Qur’an dan benda-benda bersejarah yang
bernafaskan islam

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan yaitu:

 Sebaiknya kita mulai menjaga serta melestarikan peninggalan sejarah yang


dimiliki Indonesia

 Hendaknya Bayt Al-Qur’an dijaga kebersihan, keindahan, serta kerapiannya.

13
Daftar Pustaka
https://dailyvoyagers.com/blog/2019/06/27/al-quran-al-akbar/

https://sumsel.idntimes.com/travel/destination/feny-agustin/bayt-alquran-al-akbar
palembang-jadi-wisata-pilihan-umat-muslim

https://news.detik.com/berita/d-5322811/pengertian-dan-fungsi-al-quran-dalam-kehidupan-
sehari-hari

https://radarpalembang.disway.id/read/637934/tokoh-inspirasi-h-syofwatillah-mohzaib-
juragan-komik-ke-senayan-berkat-alquran

https://www.liputan6.com/regional/read/4541315/megahnya-alquran-raksasa-di-palembang-
berukir-tinta-emas

https://i0.wp.com/inimulti.com/wp-content/uploads/2019/11/bayt_al-quran_al-
akbar_palembang_diresmikan.jpg?w=800&ssl=1

https://dailyvoyagers.com/wp-content/uploads/2019/06/496.jpg

https://statics.dailyvoyagers.com/wp-content/uploads/2019/06/detail_633_tui.jpg?
_gl=1*1at06va*_ga*Mjg3MjY2OTg4LjE3MDcxNDE5Njg.*_ga_QKVVQL0WV7*MTcwN
zE0MTk2Ny4xLjEuMTcwNzE0MjIwNy4wLjAuMA..

https://correcto.id/content/images/th1_2020052505521260674.jpg

https://statics.dailyvoyagers.com/wp-content/uploads/2019/06/2-3.jpg?
_gl=1*qvl6ph*_ga*Mjg3MjY2OTg4LjE3MDcxNDE5Njg.*_ga_QKVVQL0WV7*MTcwNz
E0MTk2Ny4xLjAuMTcwNzE0MTk3My4wLjAuMA..

Lampiran

14
01.

Ustadz Syofwatillah Mohzaib

02.

Tokoh penting terwujudnya Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

Ustadz Taufik Kemas (kiri) dan Ustadz Marzuki Alie (kanan).

15
03.

Lokasi museum Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

04.

Tanda Peresmian

16
05.

Kepingan pertama dari Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

06.

Tampilan Museum Bayt Al-Qur’an Al-Akbar

17

Anda mungkin juga menyukai