Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan kliping IPS ini dengan baik.
Karena dengan izin-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan kliping IPS ini, walaupun masih
banyak kekurangan.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing kami. Besar harapan
kami, kehadiran kliping ini dapat memberikan kontribusi bagi terselenggaranya pendidikan yang
berkualitas serta mendorong siswa untuk menjadi generasi berprestasi.

Kami menyadari dalam penyusunan kliping ini masih banyak kekurangan, maka dari itu dengan
kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak untuk/memperbaiki kliping ini
sehingga menjadi lebih baik.
SEJARAH UIN

Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari adalah nama baru untuk Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Antasari. Pada 3 April 2017, IAIN Antasari mengucapkan selamat tinggal
kepada nama yang disandangnya sejak 1964 dan menjadi UIN Antasari. Transformasi ke
Universitas Islam Negeri secara resmi ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia
melalui PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 36 TAHUN 2017.
Berdirinya IAIN Antasari diawali oleh adanya kesadaran tentang penyempurnaan
pendidikan Islam yang sudah merupakan kebutuhan masyarakat di Kalimantan Selatan dan
harus diatasi bersama-sama.
Sebelum masa kemerdekaan, kesempatan untuk melanjutkan studi bagi lulusan madrasah
tingkat aliyah atau sederajat ketingkat yang lebih tinggi sangat terbatas sekali. Hanya mereka
yang mampu dalam pembiayaan saja yang memiliki kesempatan, apalagi kalau harus
melanjutkan pendidikan agama ke luar negeri seperti Mesir atau Saudi Arabia. Dengan
didirikannya perguruan tinggi agama Islam di daerah ini, maka kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi akan terbuka lebar bagi mereka yang
berminat. Adanya perubahan masyarakat yang begitu cepat serta kemajuan ilmu pengetahuan
yang menyebabkan munculnya masalah-masalah baru dalam kehidupan kegamaan dan
kemasyarakatan. Kelahiran sebuah perguruan tinggi agama yang dapat menghasilkan tenaga-
tenaga terdidik yang diharapkan mampu memecahkan masalah tersebut tidak dapat ditunda
lagi.
Langkah konkritnya adalah dengan diadakannya Kongres Umat Islam Kalimantan pada
tanggal 15-19 Juli 1947 yang kemudian dilanjutkan dengan Kongres Serikat Muslimin
Indonesia pada tanggal 17-20 Januari 1948 di Banjarmasin. Kemudian pada tanggal 28
Februari 1948 di Barabai terjadi kesepakatan antara ulama dan tokoh pendidik untuk
membentuk sebuah badan yang dinamakan “Badan Persiapan Sekolah Tinggi Islam
Kalimantan” berkedudukan di Barabai dan diketuai oleh H. Abdurrahman Ismail, MA.
Ulama yang hadir pada pertemuan tersebut antara lain: K.H. Hanafie Gobit dan H.M.
Nor Marwan dari Banjarmasin, H. Usman dan M. Arsyad dari Kandangan (Hulu Sungai
Selatan), H. Mukhtar, H.M. Asa’d, H. Abdurrahman Ismail, H. Mansyur dan H. Abdul
Hamid dari Barabai (Hulu Sungai Tengah) serta H. Juhri Sulaiman, H. A. Hasan dan K.H.
Idham Khalid dari Amuntai (Hulu Sungai Utara).
Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata hasil konkret pertemuan di Barabai tahun
1948 tersebut belum bisa diwujudkan. Oleh karena itu atas prakarsa pemuka masyarakat
Amuntai yang dipelopori H. Ahmad Hasan telah diputuskan untuk membentuk wadah
kerjasama baru dengan nama “Persiapan Perguruan Tinggi Agama Islam Rasyidiyah”
(PPTAIR). Ternyata usaha inipun menemui jalan buntu.
Perguruan tinggi ini mulai dirintis secara konkret dengan dibentuknya “Badan Persiapan

Sekolah Tinggi Islam Kalimantan” pada tanggal 28 Februari 1948 di Barabai dan diketuai
oleh H. Abdurrahman Ismail, MA. Tetapi, badan tersebut belum mampu mewujudkan
perguruan tinggi yang diinginkan.
Setelah Gubernur Kalimantan Selatan yang pada saat itu dijabat oleh Maksid turut
membantu, akhirnya pada September 1961 didirikan Fakultas Agama di tiga kabupaten,
yakni Fakultas Ushuluddin di Amuntai, Fakultas Tarbiyah di Barabai, dan Fakultas Adab di
Kandangan. Agar ketiga Fakultas tersebut dapat dibina dengan baik, dibentuklah sebuah
badan koordinator di Banjarmasin yang diketuai langsung oleh Gubernur.
Pendirian tiga Fakultas Agama di luar Banjarmasin tidak memadamkan cita-cita
masyarakat Kalimantan Selatan untuk memiliki Fakultas Agama di ibu kota provinsi. Pada
tanggal 21 September 1958 diresmikan berdirinya Universitas Lambung Mangkurat dengan
empat fakultas, salah satunya adalah Fakultas Agama Islam. Fakultas Agama Islam ini
umurnya tidak begitu lama, karena kemudian berubah menjadi Fakultas Islamologi.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1960 dibentuk Panitia Persiapan Fakultas
Syari’ah Banjarmasin sebagai upaya untuk penegerian Fakultas Islamologi menjadi Fakultas
Syari’ah Banjarmasin. Peluang untuk itu terbuka lebar dengan keluarnya Peraturan Presiden
RI Nomor 11 Tahun 1960 tentang pembentukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan
perubahannya, yaitu Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 1963. Selain Peraturan Presiden
itu, Tap MPRS nomor II/MPRS/1960 tanggal 3 Desember 1960 yang disusul dengan
Resolusi MPRS nomor 1/MPRS/1963 memberikan dasar pijak yang lebih kuat untuk
mengembangkan pendidikan Agama dan perluasan Fakultas Agama.
Kemudian, dengan Keputusan Menteri Agama nomor 28 tahun 1960 tanggal 24
Nopember 1960, diresmikanlah Fakultas Islamologi Banjarmasin menjadi Fakultas Syari’ah
sebagai cabang dari Al Jami’ah Al Islamiah Al Hukumiah Yogyakarta terhitung mulai
tanggal 15 Januari 1961.
Hubungan koordinasi yang sebelumnya dilakukan melalui badan koordinator kemudian
ditingkatkan dan disepakati untuk mendirikan Universitas Islam Antasari (Unisan) yang
diumumkan pada 17 Mei 1962.
Setelah melalui proses yang panjang, pada 20 Nopember 1964, berdasarkan Keputusan
Menteri Agama nomor 89 tahun 1964, Unisan resmi menjadi IAIN Al Jami’ah Antasari yang
berkedudukan di Banjarmasin dengan rektor pertama Zafri Zamzam.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2017 Tentang
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin Tanggal 3 April 2017 bahwa IAIN Antasari
Banjarmasin secara resmi bertransformasi atau berubah status menjadi Universitas Islam
Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin
Saat ini UIN Antasari memiliki 6 fakultas dan Pascasarjana, antara lain:
Fakultas Syariah (FS)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
Pascasarjana
LAMBANG UNIVERSITAS ANTASARI

Logo merepresentasikan semangat dan dinamika baru UIN Antasari Banjarmasin.


Konsep visual logo UIN Antasari didasarkan atas visi dan misi. Logo merupakan
penggambaran “sungai pengetahuan” yang dibangun melalui perpaduan 5 unsur desain:
kubah, aliran sungai, pena, partikel atom dan bola dunia dengan makna filosofis sebagai
berikut:

1. KUBAH
melambangkan keluasan, kelapangan, serta keterbukaan UIN Antasari beserta segenap
civitas academicanya dalam menyelenggarakan pendidikan keislaman yang unggul
kompetitif dan berakhlak;
2. ALIRAN SUNGAI
menandakan keberadaan UIN Antasari yang terletak di Banjarmasin yang memiliki
banyak sungai dan dikenal sebagai kota seribu sungai;
3. PENA
aliran sungai yang bertransformasi menjadi bentuk pena menggambarkan upaya dan
konsistensi UIN Antasari untuk mengalirkan dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Sebuah sungai pengetahuan;
4. PARTIKEL ATOM
melambangkan ilmu pengetahuan. UIN Antasari sebagai universitas masa depan yang
selalu mengembangkan, melakukan riset dan berinovasi serta mengeksplorasi ilmu
pengetahuan;
5. BOLA DUNIA
melambangkan globalisasi. Bola dunia yang berada di tengah melambangkan fokus UIN
Antasari dalam mensukseskan visi dan misinya untuk ikuit berperan aktif
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berwawasan global.
6. WARNA
Warna Hijau, mencitrakan nuansa islami. Pilihan warna ini untuk mencitrakan
UIN Antasari Banjarmasin menyelenggaran pendidikan ilmu-ilmu keislaman;
Warna Kuning Keemasan, mencitrakan keunggulan pendidikan di UIN Antasari;
Warna Biru, mencitrakan kejernihan berpikir, keluasan visi dan pandangan serta
kejelasan arah tujuan UIN Antasari.
SARAN
Penulis berharap dengan dibuatnya kliping tentang sejarah uin antasari kita semua bisa
memahami sejarah terbentuknya universitas tersebut dengan baik.
KESIMPULAN
Dari paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan Sejarah berdirinya UIN Banjarmasin
memerlukan waktu dan proses yang tidak sebentar untuk mewujudkan tersedianya lembaga pendidikan
yang beridiologi islam di Kalimantan selatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Negeri_Antasari
https://www.uin-antasari.ac.id/sejarah/

Anda mungkin juga menyukai