Anda di halaman 1dari 11

Peran Digital Audio Workstation (DAW) Sebagai Media Alternatif Dalam

Seni Karawitan Bali

I Putu Trisna Gilang Artika(017), I Gede Oka Janardana(008)


Ni made windiastini (026), Yohanes rivaldus Maasri (0064)
Program studi Pendidikan Seni,Drama,Tari dan Musik
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Email: trisnagilang900@gmail.com

Abstrak

Musik digital telah menjadi bagian integral dari transformasi budaya,


termasuk seni musik tradisional seperti karawitan. Penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki pengaruh musik digital terhadap seni karawitan, dengan fokus pada
perubahan dalam gaya penampilan, produksi, dan apresiasi artistik. Metode
penelitian yang digunakan melibatkan analisis literatur, wawancara dengan
praktisi seni karawitan, dan observasi langsung terhadap pertunjukan musik
digital karawitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik digital telah memberikan
dampak signifikan pada seni karawitan. Teknologi digital memungkinkan
penggabungan elemen-elemen tradisional karawitan dengan inovasi baru, seperti
penggunaan instrumen digital, sintesis suara, dan produksi rekaman yang lebih
canggih. Hal ini menciptakan pengalaman musik yang lebih dinamis dan relevan
bagi generasi muda, sekaligus mempertahankan keaslian seni karawitan. Selain
itu, musik digital juga mempengaruhi cara seniman karawitan berinteraksi dengan
audiens. Platform digital memungkinkan distribusi musik secara global,
meningkatkan visibilitas seni karawitan, dan memungkinkan kolaborasi lintas
budaya. Namun, ada pula tantangan dalam menjaga integritas budaya dan estetika
seni karawitan dalam era digital.
Kesimpulannya, pengaruh musik digital pada seni karawitan menciptakan
paradigma baru dalam ekspresi seni tradisional. Sementara inovasi teknologi
memberikan peluang baru, penting untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan
digital dan pelestarian nilai-nilai budaya tradisional. Penelitian ini memberikan
wawasan mendalam tentang dinamika perubahan dalam seni karawitan yang
dihadapi oleh kemajuan teknologi digital.

Kata kunci : Musik digital, Teknologi,Karawitan

Abstract
Digital music has become an integral part of cultural transformation,
including traditional musical arts such as karawitan. This research aims to
investigate the influence of digital music on musical arts, with a focus on changes
in performance styles, production and artistic appreciation. The research methods
used involve literature analysis, interviews with musical arts practitioners, and
direct observation of digital musical performances.
The research results show that digital music has had a significant impact
on musical art. Digital technology makes it possible to combine traditional
elements of karawitan with new innovations, such as the use of digital
instruments, sound synthesis, and more sophisticated recording production. This
creates a more dynamic and relevant musical experience for the younger
generation, while maintaining the authenticity of the musical art. Apart from that,
digital music also influences the way musical artists interact with audiences.
Digital platforms enable global distribution of music, increase the visibility of
musical arts, and enable cross-cultural collaboration. However, there are also
challenges in maintaining the cultural and aesthetic integrity of musical art in the
digital era.
In conclusion, the influence of digital music on musical art creates a new
paradigm in traditional artistic expression. While technological innovation
provides new opportunities, it is important to maintain a balance between digital
progress and the preservation of traditional cultural values. This research provides
in-depth insight into the dynamics of change in musical arts faced by advances in
digital technology.
Keywords : digital music, technology, musical instruments
I.1 Pendahuluan
Perkembangan teknologi terus berlangsung terkadang secara mendasar
mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk
perubahan signifikan dalam cara orang untuk berkomunikasi. Era digital
membawa dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, tantangan pun
muncul di berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang seni karawitan.
Karawitan berasal dari kata rawit yang berarti halus, dengan awalan ka dan
akhiran an, menjadi karawitan yang berarti seni bunyi musik dan vokal
dengan menggunakan nada atau tangga nada pelog dan slendro. (Bandem,
2013) .
Kebudayaan Bali merupakan suatu sistem pengetahuan atau gagasan
yang digunakan sebagai pengatur perilaku, bertahan dan berkembang dari
generasi ke generasi, dipelajari, diamalkan, dihayati dan dibanggakan. Seni
merupakan jantung kebudayaan Bali karena sistem seni terkait dengan
seluruh unsur lainnya seperti sistem keagamaan, sistem pengetahuan,
bahasa, sistem sosial, sistem penghidupan dan teknologi. Di pulau dewata,
seni tidak hanya digunakan untuk hiburan tetapi juga sebagai sarana dan
pelengkap acara ritual keagamaan, kesatuan suatu masyarakat dan faktor
perekonomian yang menunjang sebagian penduduknya. Gamelan tumbuh
subur karena distabilkan dan dipelihara melalui dukungan sistem sosial
yang berbasis pada lembaga adat, seperti desa adat, banjar, dan berbagai
jenis sekaa (organisasi profesi) lainnya secara bersama-sama.
Jika berbicara tentang kesenian Bali, perhatian masyarakat tidak
pernah lepas dari seni karawitan khususnya gamelan Bali. Memang di Bali
saat ini terdapat banyak sekali jenis alat musik gamelan (Karawitan), dari
yang terkecil dan paling sederhana hingga yang terbesar dan paling rumit.
Hal ini membuktikan keberagaman fitur, desain dan fungsi serta inovasi
berkelanjutan sejak masa lampau. Dan dengan pesatnya perkembangan
teknologi, seni karawitan di Bali kini hampir ditinggalkan karena otonomi
dan saat ini masih minim peminat dari seni karawitan tersebut.
Software adalah sebuah perangkat yang berfungsi sebagai pengatur
aktivitas kerja komputer dan seluruh intruksi yang mengarah pada sistem
komputer (Daulay, 2007). sofware musik memiliki kegunaan untuk
memutar, merekam, mengatur, mengubah dan memproduksi musik, yang
disebut dengan istilah audio editing. Hal tersebut merupakan bagian dari
Digital Audio Workstation (DAW).
Memanfaatkan Digital Audio Workstation (DAW) pada seni karawitan
di era globalisasi ini, menjadikan Digital Audio Workstation (DAW)
sebagai jalan alternatif untuk berkesenian di bidang seni karawitan.Hal
tersebut dikarenakan adanya Digital Audio Workstation (DAW) yang
sangat mudah diakses di media internet. Selain mudah diakses
pemanfaatan Digital Audio Workstation (DAW) sangat hemat waktu ,
tenaga, dan tempat. Hal tersebut menjadi sebuah kelebihan dalam
berkesenian dan hal tersebut juga merangsang remaja masa kini untuk
mempelajari seni karawitan, dikarenakan berkesenian melalui Digital
Audio Workstation (DAW) terkesan lebih keren dan tidak kaku.
Namun hal tersebut pasti memberikan dampak positif dan negatif bagi
pengguna maupun ke lestarian seni karawitan dalam bentuk fisik. Secara
audio kita bisa mendengar kemegahan suara dari instrument gamelan
secaraa digital namun tidak dengan bentuk fisiknya yang tidak bisa
divisualkan melalui media digital.

I.2 Metode Penelitian


Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Konsep dasar penelitian kualitatif adalah istilah penelitian
kualitatif adalah penelitian yang dirancang untuk mengeksplorasi dan
memahami makna-makna yang dilekatkan oleh individu atau kelompok
orang yang berbeda terhadap isu-isu sosial atau kemanusiaan (Creswell,
2009: 4).Creswell (2009) lebih lanjut menjelaskan bahwa proses penelitian
kualitatif ini memerlukan banyak usaha. Misalnya mengajukan pertanyaan
atau instruksi, mengumpulkan data spesifik dari partisipan, menganalisis
data secara induktif dari topik tertentu ke tema umum, dan menafsirkan
makna data. Penelitian kualitatif ini berkaitan dengan teknik wawancara.
Dimana peneliti dapat menggunakan media lisan untuk mengumpulkan
informasi mengenai topik yang ditelitinya.

I.3 Pembahasan
A. Pengaplikasian Digital Audio Workstation (DAW) Sebagai Media
Alternatif Dalam Berkesenian Di Bali
Karawitan merupakan kesenian tradisional yang sangat terkenal di
masyarakat Indonesia khususnya di bali, sebagai salah satu warisan seni
dan budaya yang kaya akan nilai historis dan filosofis. Gamelan sendiri
merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
Bali dari dulu hingga sekarang. Terlihat dari kesenian dan budaya di Bali
yang tidak terlepas dari intrumen satu ini. Beberapa kesenian tradisional
bali yang menggunakan intrumen gamelan seperti wayang, seni tari, dan
seni teater.
Seni karawitan di Bali di pandang kuno oleh remaja saat ini karena
tidak adanya sentuhan teknologi. Ditengah pesatnya perkembangan era
globalisasi, ditambah dengan adanya komputerisasi maka dengan cepat
pula bermunculan berbagai macam inovasi seperti software yang
membantu dalam proses pembuatan musik secara digital. Terdapat banyak
soft ware untuk membantu proses pembuatan musik digital seperti
(Ableton, cubase, reeper,FL studio dll). Soft ware tersebut merupakan
beberapa dari sofware musik yang memiliki kegunaan untuk memutar,
merekam, mengatur, mengubah dan memproduksi musik, yang disebut
dengan istilah audio editing. Hal tersebut merupakan bagian dari Digital
Audio Workstation (DAW).
DAW atau Digital Audio Workstation adalah sebuah software yang
didesain untuk mengakomodasi penggunanya untuk merekam, mixing,
mastering dan/atau mengubah suara yang telah direkam (editing). DAW
biasanya digunakan untuk produksi musik dan sudah banyak mengalami
perkembangan. Saat ini bisa dikatakan bahwa produk-produk DAW tidak
hanya mampu menggantikan semua kebutuhan yang ada dalam studio
rekaman, tetapi juga mampu membuat proses produksi musik menjadi
semakin mudah.
Digital Audio Workstation ini membantu para pelaku seni dalam
kegiatan berkesenian. Salah satu DAW yang biasa digunakan oleh pelaku
seni adalah Ableton. Abletoon ini merupakan software yang memudahkan
para pelaku seni dalam proses pembuatan karya. Pembuatan musik/karya
dengan ableton hanya memerlukan sample (suara) dari masing-masing
instrumen gamelan yang dapat disesuaikan dengan musik yang ingin kita
ciptakan. Selain itu, proses penciptaan karya musik dengan perangkat
digital dapat mengefisienkan waktu, tempat, dan tenaga. Berbeda halnya
dengan pembuatan karya musik menggunakan gamelan tradisional yang
membutuhkan banyak orang untuk memainkan instrumen gamelan.
Disamping itu juga membutuhkan keterampilan dalam memainkan
instrumen gamelan yang beragam. Penciptaan karya musik dengan
gamelan tradisional akan membutuhkan SDM yang lebih banyak, waktu
yang lebih lama, dan tempat yang dapat memfasilitasi proses terciptanya
karya musik tersebut.
Sehingga dengan adanya DAW ini dapat menjadi solusi dalam
menciptakan sebuah karya musik tanpa mengkhawatirkan terbatasnya
SDM,sarana dan prasarana penunjang.Selain itu dengan adanya DAW ini
dapat menghilangkan stigma bahwa seni karawitan khususnya gamelan
tradisional di Bali adalah sesuatu yang kuno dan primitif.

B. Dampak Digital Audio Workstation (DAW) Terhadap Pelaku Dan


Kelestarian Seni Karawitan Di Bali
Pengaruh musik digital terhadap pelaku dan kelestarian seni karawitan
di Bali dapat beragam. Di satu sisi, penggunaan teknologi dapat
meningkatkan aksesibilitas dan eksposur terhadap seni karawitan Bali,
menarik minat generasi muda, dan memperluas jangkauan audiens.
Namun, sebaliknya, kemajuan teknologi juga dapat menggeser perhatian
dari praktik tradisional, memengaruhi keberlanjutan dan keaslian praktik
seni karawitan secara langsung.
Penting untuk mempertahankan keseimbangan antara penggunaan
teknologi dan pelestarian tradisi melalui upaya edukasi, pelatihan, dan
dukungan terhadap pelaku seni. Hal ini dapat membantu menjaga
integritas seni karawitan Bali sambil memanfaatkan potensi teknologi
digital untuk memperkuat dan melestarikan warisan budaya yang berharga
tersebut.
Selain itu, musik digital juga dapat membantu pelaku seni karawitan
di Bali dalam mengembangkan jejaring dan memperluas kesempatan
kolaborasi dengan seniman-seniman lain, baik lokal maupun internasional.
Dengan memanfaatkan platform digital, mereka dapat mengakses sumber
daya dan informasi yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan
dan menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga meningkatkan
keberlanjutan dan keberlangsungan seni karawitan di Bali.

C. Ancaman Yang Disebabkan Oleh Digital Audio Workstation


(DAW) Terhadap Seni Kerawitan Di Bali
Salah satu ancaman yang muncul akibat pengaruh musik digital
adalah kemungkinan tergesernya fokus masyarakat dari praktik seni
tradisional menuju fasilitas modern yang lebih mudah diakses. Hal ini
dapat mengakibatkan penurunan minat generasi muda dalam mempelajari
dan mempraktikkan seni karawitan secara tradisional, sehingga
mengancam kelangsungan serta penurunan kualitas praktik seni tersebut.
Selain itu, adopsi teknologi digital juga dapat mengubah atau
memodifikasi aspek-aspek penting dari seni karawitan, mengurangi
keaslian dan identitas kulturalnya, dan menghasilkan versi yang lebih
disesuaikan dengan selera pasar global. Ini berpotensi merusak esensi dan
nilai budaya yang tertanam dalam seni karawitan Bali. Oleh karena itu,
penting untuk memperhatikan kelestarian dan keaslian seni karawitan
dalam mengadopsi teknologi digital.
Selain itu, perubahan pola konsumsi dan preferensi audiens yang
cenderung mengarah pada musik yang diproduksi secara massal melalui
platform digital juga dapat mengurangi permintaan terhadap pertunjukan
langsung seni karawitan, mengakibatkan penurunan pendapatan bagi para
pelaku seni dan kelangsungan ekonomi dari praktik seni tersebut.
Ketidak seimbangan antara pengaruh musik digital dan keberlanjutan
seni karawitan di Bali juga dapat mengakibatkan pergeseran nilai budaya,
di mana generasi muda cenderung kehilangan pemahaman mendalam
tentang sejarah, nilai, dan signifikansi dari seni karawitan Bali. Ini
berpotensi mengancam transmisi budaya dan pengetahuan tradisional
antargenerasi, yang penting untuk kelangsungan budaya dan identitas Bali.

D. Tindakan Yang Dilakukan Seniman Agar Seni Karawitan Di Bali


Tetap Lestari
Untuk memastikan kelestarian seni karawitan di Bali, seniman dan
pelaku seni dapat mengambil beberapa tindakan penting, seperti:
1. Mendorong pendidikan dan pelatihan yang kuat dalam seni
karawitan kepada generasi muda untuk mewariskan pengetahuan
dan keterampilan tradisional.
2. Mengadakan pertunjukan, lokakarya, dan seminar yang bertujuan
untuk memperkenalkan dan mempromosikan seni karawitan
kepada masyarakat luas, baik lokal maupun internasional.
3. Memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana untuk memperluas
jangkauan dan meningkatkan eksposur terhadap seni karawitan
Bali, tetapi dengan tetap menjaga integritas dan keaslian
budayanya.
4. Membentuk komunitas atau organisasi yang berfokus pada
pelestarian seni karawitan, serta melakukan upaya kolaboratif
dengan pemerintah, lembaga non-profit, dan komunitas lokal dalam
rangka mengembangkan program pelestarian seni karawitan.
5. Memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan
seni karawitan Bali melalui kampanye edukatif, seminar, dan
kegiatan sosial lainnya.
Dengan tindakan-tindakan ini, seniman dapat berkontribusi secara
signifikan untuk memastikan keberlanjutan dan kelestarian seni karawitan
Bali untuk generasi yang akan datang. Selain tindakan yang disebutkan
sebelumnya, seniman juga dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan
dan komunitas lokal untuk memasukkan seni karawitan ke dalam
kurikulum pendidikan. Ini akan membantu meningkatkan pemahaman dan
apresiasi terhadap seni karawitan sejak usia dini, serta mendorong minat
terhadap praktik seni tradisional.
Selain itu, penting bagi seniman untuk terus menerus melakukan
penelitian, dokumentasi, dan pengarsipan terhadap seni karawitan,
termasuk lagu, tarian, dan instrumen, guna memastikan bahwa warisan
budaya ini terjaga dengan baik untuk masa depan. Dengan cara ini, seni
karawitan dapat terus berkembang dan tetap relevan dalam konteks budaya
modern tanpa kehilangan akar tradisionalnya.

I.4 Kesimpulan
Secara keseluruhan, pengaruh musik digital terhadap seni karawitan di
Bali memiliki potensi baik dan buruk. Sementara penggunaan teknologi
dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan eksposur terhadap seni
karawitan, namun juga berpotensi mengancam kelestarian dan keaslian
praktik seni tersebut. Untuk menjaga keberlanjutan seni karawitan di Bali,
diperlukan kerja sama antara seniman, komunitas, dan pemerintah untuk
mengambil tindakan yang memadukan kearifan lokal dengan
perkembangan teknologi. Dengan demikian, seni karawitan dapat tetap
lestari sambil tetap relevan dan berdaya saing di era digital.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan E, editor.VIRUS SETAN “Risalah Pemikir Musik” l,art music
today Publishing:2012
Mardimin J, editor JANGAN TANGISI TRADISI " Transformasi Budaya
Menuju Masyarakat Indonesia Modern " KANISUS :2002.
I Gusti Agung Kresna Interview (2023, Desember 4) Ancaman yang
disebabkan oleh DAW terhadap seni karawitan
I Gusti Bagus Tri S, Interview (2023, Desember 3) Pengaplikasian DAW
sebagai media alternatif Dan Dampak DAW terhadap Pelaku Seni.

Anda mungkin juga menyukai