Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Pendarahan Akibat

Kecelakaan
Dikirim: 16 Apr 2021, 03:04

Kecelakaan berasal dari kata dasar celaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia celaka
adalah (selalu) mendapat kesulitan, kemalangan, kesusahan dan sebagainya; malang; sial, dan
kecelakaan adalah kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka.

Selain Kecelakaan Lalu Lintas, banyak insiden kecelakaan lainnya yang dapat menimbulkan
perdarahan pada korban seperti jatuh dari tangga atau jatuh karena bermain sepeda. Semua orang
dapat mengalami kecelakaan dan akhirnya terjadi perdarahan dari anak-anak sampai orang
dewasa.

Perdarahan dibedakan menjadi 2 yaitu peradarahan terbuka (luar) dan perdarahan tertutup
(dalam). Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga darah keluar
dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan nama Perdarahan Luar
(terbuka).Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban dengan benda
tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, dan lain sebagainya. Luka
tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat ringannya luka tusuk bagian dalam sangat
sulit dinilai walaupun luka luarnya terlihat nyata.

Jika melihat perdarahan yang parah, segera aktifkan SPGDT dengan menghubungi ambulans.
Jika memungkinkan segera bawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Segera setelah kita
mengetahui ada korban kecelakaan dengan perdarahan baik luar maupun dalam. Bagaimanapun
otak dan sumsum tulang belakang jika kehilangan darah dalam waktu 4-6 menit memiliki
tingkat risiko kematian yang tinggi. Sedangkan untuk perdarahan di ginjal membutuhkan waktu
kurang lebih 45 menit dan untuk tulang atau otot membutuhkan waktu 2 jam bertahan setelah
adanya perdarahan. Pastikan kondisi lingkungan sekitar penolong dan korban aman. Jika kondisi
tidak aman (di tengah jalan, reruntuhan, dll) segera pindahkan korban ke tempat yang aman.
Perdarahan berat maupun ringan jika tidak segera dirawat bisa berakibat fatal. Bila perdarahan
terjadi, penting bagi penlong untuk menghentikan secepat mungkin.

Ada 2 jenis perdarahan yaitu perdarahan dalam dan perdarahan luar. Perdarahan dalam lebih
berbahaya dan sulit untuk ditangani ketimbang perdarahan luar yang dapat diketahui banyaknya.
Oleh karena itu tanda-tanda berikut harus di perhatikan :

A. Cara penanganan perdarahan dalam :

1. Baringkan korban dengan nyaman dan longgarkan pakaian yang ketat


2. Angkat tekuk kakinya, kecuali ada bagian yang retak
3. Segera cari bantuan medis
4. Jangan memberi makanan atau minuman
5. Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok.

B. Cara penanganan perdarahan luar :

1. Baringkan korban dalam posisi pemulihan, kecuali jika ada luka dada
2. Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Jika ada jangan sentuh
luka, gunakan bantalan pengikat.
3. Jika luka tidak disertai tulang yang menonjol, segera tekan bagian tubuh yang terluka.
Jika tidak ada pembalut yang steril, gunakan gumpalan kain atau baju bersih atau tangan
untuk mengontrol perdarahan sampai menemukan pembalut atau banatalan yang steril.
Jika korban dapat menekan sendiri suruh korban menekan sendiri lukanya, untuk
mengurangi risiko infeksi silang.
4. Balut luka dengan erat
5. Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban
6. Jika darah membasahi pembalut, lepaskan pembalut dan gantilah bantalan. Walaupun
perdarahn telah berhenti, jangan terburu-buru melepaskan pembalut, bantalan atau perban
untuk menghindari terjadinya hal yang tak terduga
7. Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang mengalami perdarahan
8. Periksa korban setiap saat kalau kalau dia mengalami syok
9. Segera cari bantuan medis.

Cara menghentikan perdarahan :

A. Tekanan langsung

1. Tekan daerah yang terluka dengan tangan (pastikan menggunakan sarung tangan) dan
angkat daerah yang terluka lebih tinggi dari jantung
2. Jangan pernah melepas objek yang tertancam dalam luka
3. Jaga tekanan paling tidak selama 5 menit atau sampai darahnya berhenti
4. Evaluasi ekstremitas yang berdarah kira-kira 6 menit selama melakukan tekanan
langsung
5. Jangan meninggikan jika terjadi patah tulang

B. Tekanan dengan dressing

1. Letakkan dan tekan kasa diatas luka korban dan balut dengan kasa dengan erat untuk
mengontrol perdarahan (pastikan untuk selalu palpasi nadi korban)
2. Jangan melepas balutan sanpai dokter mengevaluasi korban
3. Biasanya perdarahan bisa berhenti karena tekanan oleh kasa lebih besar disbanding
tekanan dalam arteri
C. Tourniquet

Jika perdarahan tidak dapat teratasi menggunakan tekanan langsung dan dressing, lanjutkan
dengan menggunakan tourniquet atau kain yang sudah di lipat panjang dan digunakan untuk
menali. Bahan yang bisa di gunakan seperti : kain yang sudah dilipat atau dipelintir, ban karet
dalam. Jangan menggunakan sabuk, kawat dan sejenisnya.

1. Pasang segera jika terjadi perdarahan


2. Pasang diatas dengan jarak 5 cm atau selebar 5 jari tangan diatas luka
3. Tali pertama kemuadian gunakan kayu atau tongkat kecil diatas tali pertama kemudian di
tali lagi sebanyak 2 kali atau sekencangnya. Guna dari tongkat tersebut untuk
mengencangkan dan mengendorkan tourniquet tersebut.
4. Jangan dilepaskan sampai dokter memeriksa, jangan memasang tourniquet pas di sendi,
jangan menutup torniquet dengan balutan.
5. Kencangkan toniquet selama 10 menit dan kendorkan selama 30 detik, evaluasi daerah
yang terluka supaya tidak kebiruan karena kekurangan darah.
6. Splint atau bidai
7. Splint udara. Di pasang dan di kembungkan sehingga mampu menekan daerah yang
berdarah
8. Rigit splint, bidai dengan kayu yang sudah dibungkus dengan kasa sehingga empuk. Bisa
di eratkan dengan lilitan balutan kasa gulung.
9. Traksi splint, hanya bisa di gunakan untuk daerah kaki. Untuk menstabilkan jika terjadi
patah tulang.

Sumber:

1. http://e-journal.uajy.ac.id/15493/3/MTS025542

Penulis:
Ns. Malinda Listari, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai