Anda di halaman 1dari 4

Gurgling : Gurgling adalah bunyi nafas tambahan yang ada saat pasien memiliki sumbatan jalan napas.

Bunyi tersebut karakteristiknya adalah suara seperti orang berkumur yang disebabkan oleh adanya
sumbatan berua cairan misalnya air, muntahan atau darah.

Hematom : Hematoma adalah penumpukan darah abnormal di luar pembuluh darah. Kondisi ini terjadi
akibat rusaknya pembuluh darah yang menyebabkan darah bocor ke jaringan tubuh lainnya. Kumpulan
darah ini bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, dari yang berukuran kecil hingga besar. Hematoma
yang semakin meluas bisa menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah banyak dan mengalami syok.
Hematoma biasanya ditandai dengan pembengkakan pada area tubuh, perubahan warna kulit (menjadi
biru keunguan), kulit terasa hangat dan nyeri.

Pmi : Indonesian Red Cross atau Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi perhimpunan
nasional di Indonesia yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan. Sebagai bagian dari Penyelenggara
Kepalangmerahan dan Perhimpunan Nasional Kepalangmerahan di Indonesia, PMI merupakan salah
satu anggota dari komponen Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. PMI bekerja
atas asas perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda-bedakan bangsa, golongan,
dan paham politik serta menjunjung 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah yakni : Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, dan
Kesemestaan.

1. Penatalaksaan awal pada pasien dgn perdarahan di hidung

Pendarahan dari hidung bisa disebabkan karena cedera pada kepala. Jika korban sadar dan bisa duduk,
maka minta korban untuk mencubit hidung dan bernafas melalui mulut. Jika korban tidak sadar, maka
harus diposisikan berbaring miring ke satu sisi. Hal ini bertujuan agar darah dapat keluar dengan mudah
dan mencegah korban tersedak.

 Cara penanganan perdarahan dalam :

1. Baringkan korban dengan nyaman dan longgarkan pakaian yang ketat


2. Angkat tekuk kakinya, kecuali ada bagian yang retak
3. Segera cari bantuan medis
4. Jangan memberi makanan atau minuman
5. Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok.

 Cara penanganan perdarahan luar :

1. Baringkan korban dalam posisi pemulihan, kecuali jika ada luka dada
2. Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Jika
ada jangan sentuh luka, gunakan bantalan pengikat.
3. Jika luka tidak disertai tulang yang menonjol, segera tekan bagian tubuh
yang terluka. Jika tidak ada pembalut yang steril, gunakan gumpalan kain
atau baju bersih atau tangan untuk mengontrol perdarahan sampai
menemukan pembalut atau banatalan yang steril. Jika korban dapat
menekan sendiri suruh korban menekan sendiri lukanya, untuk mengurangi
risiko infeksi silang.
4. Balut luka dengan erat
5. Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban
6. Jika darah membasahi pembalut, lepaskan pembalut dan gantilah
bantalan. Walaupun perdarahn telah berhenti, jangan terburu-buru
melepaskan pembalut, bantalan atau perban untuk menghindari terjadinya
hal yang tak terduga
7. Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang mengalami
perdarahan
8. Periksa korban setiap saat kalau kalau dia mengalami syok
9. Segera cari bantuan medis.

Mengapa pasien mengalami perdarahan pada hidung mulut dan telinga?

 Cedera pada kepala, misalnya karena kecelakaan, jatuh, atau terkena


benturan, dapat menyebabkan keluarnya cairan serebrospinal (dari otak)
melalui telinga. Cairan tersebut biasanya bercampur dengan darah. Tak
hanya dari telinga, darah juga dapat keluar dari hidung.
 Trauma secara langsung akan menyebabkan cedera yang disebut lesi
primer. Lesi primer ini dapat dijumpai pada kulit dan jaringan subkutan,
tulang tengkorak, jaringan otak, saraf otak maupun pembuluh-pembuluh
darah di dalam dan di sekitar otak. Fraktur yang mengenai lamina
kribriform dan daerah telinga tengah dapat menimbulkan rinoroe dan
otoroe (keluarnya cairan serebro spinal lewat hidung atau telinga). Pada
dasar tengkorak dapat merobek atau menimbulkan aneurisma a. karotis
interna dan terjadi perdarahan lewat hidung, mulut dan telinga.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani kasus kecelakaan antara lain:

1. hatikan lingkungan serta lokasi kejadian, pastikan apakah keadaan masih berbahaya atau

sudah aman untuk dilakukan tindakan penyelamatan. Hal ini perlu dilakukan supaya niat

baik penolong tidak justru malah membahayakan penolong dan menambah jumlah

korban.

2. Respon

Cek respon penderita, apakah penderita sadar atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara memanggil korban, menepuk, maupun merangsang nyeri. Perhatikan apakah

penderita membuka mata, bagaimana respon verbalnya (kata-kata), serta gerakan

penderita.

3. Airway

Perhatikan bagaimana keadaan jalan nafas (saluran nafas) penderita. Apakah penderita

dimungkinkan tersedak atau saluran nafasnya tersumbat karena adanya lendir, darah,

maupun lidah yang tertarik/ jatuh ke belakang. Ada beberapa cara untuk menjaga saluran

nafas penderita agar tetap baik, mulai dari memposisikan leher, mengeluarkan benda

asing, menyedot lendir maupun darah, hingga memasang alat bantu seperti pipa

orofaring, pipa endotracheal, dll. Karena tindakan-tindakan tersebut banyak

memanipulasi leher, maka harus diperhatikan untuk menjaga stabilitas tulang leher

penderita. Pemasangan alat bantu untuk menjaga kepatenan saluran nafas harus dilakukan

oleh petugas kesehatan yang telah terlatih dan mempunyai kewanangan untuk melakukan

tindakan tersebut.

4. Breathing
Perhatikan apakah penderita bernafas atau tidak, bagaimana kecepatan, suara, serta aroma

nafasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendekatkan pipi penolong ke muka

penderita. Pada keadaan-keadaan tertentu, penderita memerlukan tambahan oksigen

untuk meningkatkan keefektifan pernafasan penderita.

5. Circulation

Perhatikan bagaimana detak jantung/ nadi penderita, pertahankan sirkulasi darah. Jika

terjadi perdarahan, hentikan perdarahan serta kenali tanda-tanda syok yang dapat

mengancam jiwa penderita. Apabila ditemukan tanda bahwa penderita mengalami syok,

harus segera dilakukan penanganan dengan cara pemberian cairan yang harus dilakukan

oleh petugas kesehatan yang berwenang.

6. Disability

Perhatikan apakah ada kemungkinan penderita mengalami gangguan syaraf atau tidak.

Hal ini terkait erat dengan tingkat kesadaran pasien.

7. Environment atau Exposure

Lakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh untuk mengetahui apakah ada luka maupun

tanda-tanda kegawatdaruratan lain yang mungkin belum terlihat.


Anda mungkin juga menyukai