Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

MODUL 4

Teknik Elektro Kelas A Asisten: Zaky Nur Rahmat

Hari, Tanggal Praktikum


Selasa, 28 November 2023

Hari, Tanggal Pengumpulan


Selasa, 5 Desember 2023

Kelompok AH

Golongan VIII A

YUANGGA (04221026)

Program Studi Teknik Elektro


Institut Teknologi Kalimantan
2023
DESAIN INSTRUMENT DENGAN KONVERSI ANALOG KE
DIGITAL

YUANGGA

04221026/ 28 NOVEMBER 2023

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN PROSES

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

BALIKPAPAN

ABSTRAK

Pada praktikum instrumentasi modul 4 dengan judul percobaan yaitu desain


instrument dengan konversi analog ke digital yang telah dilakukan dengan
melakukan percobaan sebanyak 3 kali yaitu pada percobaan pertama praktikan
melakukan desain konversi analog ke digital, percobaan kedua praktikan
menghitung nilai tegangan berdasarkan nilai ADC, dan yang terakhir percobaan
ketiga praktikan membuat grafik perbandingan dengan Microsoft excel. Setelah
melakukan praktikum desain instrument dengan sensor dan konversi variable ukur,
diharapkan praktikan dapat mencapai tujuan praktikum yaitu mahasiswa mampu
membuat desain konversi analog ke digital, mahasiswa mampu merangkai non-
inverting operational amplifier dengan mikrokontroler, mahasiswa mampu
membaca instruksi kode dari mikrokontroler, mahasiswa mampu memahami nilai
konversi tegangan menjadi temperature, dan yang terakhir mahasiswa mampu
memahami nilai konversi DAC menjadi ADC.

Kata Kunci : Instrumen, Desain Voltmeter, Desain Amperemeter, Desain


Ohmmeter, dan Range.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Instrumen listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur,
mengontrol, atau menganalisis parameter-parameter listrik dalam suatu
sistem. Instrumen ini sangat penting dalam berbagai bidang, seperti industri,
laboratorium, dan teknologi informasi. Mereka membantu dalam pengukuran
tegangan, arus listrik, resistansi, kapasitansi, frekuensi, dan parameter lainnya
yang terkait dengan listrik. Instrumen listrik telah mengalami perkembangan
pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Awalnya, instrumen listrik lebih
sederhana dengan penggunaan galvanometer dan amperemeter. Namun,
seiring dengan kemajuan teknologi, instrumen listrik semakin canggih dengan
fitur-fitur seperti tampilan digital, konektivitas, dan kemampuan analisis yang
lebih tinggi (Anderson, J. D. (2012). Instrumen pengukuran memiliki
beberapa karakteristik penting yang mempengaruhi keakuratan dan keandalan
hasil pengukuran. Sensitivitas instrumen mengacu pada kemampuannya
untuk mendeteksi perubahan kecil dalam variabel yang diukur (Smith, 2018).
Desain instrumen konversi analog ke digital adalah proses merancang
sistem yang mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Pada praktikum
ini melibatkan penggunaan rangkaian elektronik untuk mengukur dan
merepresentasikan data analog dalam bentuk bilangan biner (Buku; Analog-
to-Digital Conversion" oleh Marcel J.M. Pelgrom). Proses konversi ini
menghasilkan serangkaian nilai diskrit yang dapat direpresentasikan dalam
bentuk biner (digital). Kecepatan pengambilan sampel dan resolusi kwantisasi
penting untuk memastikan akurasi dan keakuratan representasi digital dari
sinyal analog tersebut.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum pada modul desain instrument dengan konversi
analog ke digital adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu membuat desain konversi analog ke digital.
2. Mahasiswa mampu merangkai non-inverting operational amplifier dengan
mikrokontroler.
3. Mahasiswa mampu membaca instruksi kode dari mikrokontroler.
4. Mahasiswa mampu memahami nilai konversi tegangan menjadi
temperature.
5. Mahasiswa mampu memahami nilai konversi DAC menjadi ADC.

1.3. Dasar Teori

Resistansi adalah ukuran untuk melewatkan arus melalui kawat atau


komponen. Resistansi tergantung pada resistivitas. Resistivitas adalah
karakteristik bahan yang digunakan untuk membuat kawat atau komponen
listrik lainnya, sedangkan resistansi adalah karakteristik dari kawat atau
komponen. Nilai resistansi ini sendiri umumnya menggunakan satuan
Ohm/Omega (Ω). Terutama yang difungsikan untuk mengukur rangkaian
listrik. Nilai-nilai tersebut terangkum dalam penghantar atau konduktor.
Tujuannya yakni untuk menghambat arus listrik serta mengendalikan besaran
hambatan listrik. Untuk komponen yang difungsikan sebagai penghambat
arus listrik sendiri disebut sebagai resistor. Dimana fungsi utama dari
komponen ini yakni untuk melakukan proses pengurangan atau hambatan
arus listrik dengan tujuan menurunkan level tegangan listrik (Brown, 2006).
Kode Warna Pita Pertama Pita kedua Pita ketiga Toleramsi
Hitam 0 0 100 -
Coklat 1 1 101 -
Merah 2 2 102 -
Orange 3 3 103 -
Kuning 4 4 104 -
Hijau 5 5 105 -
Biru 6 6 106 -
Ungu 7 4 7 107 -
Abu-Abu 8 8 108 -
Putih 9 9 109 -
Emas - - 10−1 5%
Perak - - 10−2 10%
Tak Bewarna - - - 20%

Tabel 1.1 Tabel Pembacaan Nilai pada Hambatan Resistor

Sebuah alat ukur dikatakan mempunyai resolusi yang tinggi/baik jika alat
tersebut mampu mengukur perubahan nilai besaran fisis untuk skala
perubahan yang semakin kecil. Rentang (range) atau disebut juga dengan
jangkauan adalah selisih antara data dengan nilai yang terbesar dengan data
denga nilai yang terkecil tersebut (Tsimashenka, 2012).
Arduino Uno adalah sebuah papan mikrokontroler yang populer dan
banyak digunakan dalam proyek elektronika. Papan ini didasarkan pada
mikrokontroler ATMega328P dan dilengkapi dengan berbagai pin
input/output yang dapat digunakan untuk mengontrol komponen elektronik
(Buku; "Arduino Cookbook" oleh Michael Margolis, 2018).
LM358 adalah sebuah IC (Integrated Circuit) yang merupakan op-amp
(operational amplifier) dual dengan low power. Op-amp ini sering digunakan
dalam berbagai aplikasi elektronik, termasuk penguatan sinyal, pembanding
tegangan, filter aktif, dan banyak lagi (Buku Ramakant A. “Op-Amps and
Linear Integrated Circuits”).
NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coefficient, yang
berarti suatu bahan memiliki koefisien suhu negatif. Bahan dengan
karakteristik NTC mengalami penurunan resistansi saat suhu meningkat. NTC
sering digunakan dalam aplikasi pengukuran suhu dan pengendalian suhu (N.
M. Ravindra dan K. G. Lalkishore, 2011).
Kabel jumper adalah kabel pendek yang digunakan untuk
menghubungkan komponen elektronik atau sirkuit dalam suatu sistem. Kabel
jumper sering digunakan dalam percobaan, prototyping, dan perakitan sirkuit
elektronik. Komponen ini biasanya terdiri dari beberapa kabel dengan
konektor di setiap ujungnya (Cathleen Shamieh dan Gordon McComb, 2015).
ADC (Analog-to-Digital Converter) adalah perangkat elektronik yang
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Cara kerja ADC melibatkan
serangkaian langkah yang dapat dijelaskan sebagai berikut, pertama
sampling: ADC memulai dengan mengambil sampel dari sinyal analog pada
interval waktu tertentu. Sampel ini merepresentasikan nilai tegangan sinyal
pada titik waktu tertentu. Kedua Quantization: Setelah sampel diambil,
tegangan analog tersebut dikuantisasi menjadi beberapa level diskrit. Proses
ini melibatkan pembagian rentang tegangan menjadi sejumlah level yang
ditentukan, dan kemudian mengatribusikan nilai digital yang sesuai kepada
setiap level tersebut. Semakin tinggi resolusi ADC, semakin banyak level
yang dapat dikenali, sehingga memberikan hasil yang lebih akurat. Ketiga
Encoding: Nilai tegangan yang dikuantisasi kemudian diubah menjadi
representasi digital yang sesuai, biasanya berupa kode biner. ADC
menggunakan berbagai teknik encoding seperti binary encoding, Gray coding,
atau kompresi kode, tergantung pada jenis ADC yang digunakan. Keempat
Output Digital: Setelah kode digital dihasilkan, ADC mengeluarkan sinyal
digital yang mewakili sinyal analog asli. Sinyal digital ini dapat digunakan
untuk pemrosesan lebih lanjut oleh perangkat digital seperti mikrokontroler,
komputer, atau perangkat lainnya.
PCB (Printed Circuit Board) merupakan papan sirkuit cetak yang
digunakan untuk menyusun dan menghubungkan komponen elektronik dalam
suatu perangkat. PCB berfungsi sebagai jalur konduktif yang menghubungkan
berbagai komponen elektronik seperti Integrated Circuits (ICs), resistor,
kapasitor, dan komponen lainnya (Buku; Printed Circuit Board Basics for
Electronics Beginners" oleh John Davidson).
BAB II
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Percobaan


A. Setelah melakukan praktikum Desain Voltmeter, maka didapatkan hasil
data sebagai berikut;
2.1.1 Data Percobaan 1 Cek Nilai Resistor
Pada percobaan pertama modul 2 desain voltmeter, dilakukan percobaan
1 yaitu mengecek nilai resistor dengan menggunakan hambatan yang
bervariasi yakni sebesar 100ohm, 1k ohm, 10k ohm, dan 100k ohm
Berikut adalah tabel hasil data yang diperoleh pada praktikum:

R Ra

100 Ω 99 Ω

1KΩ 989Ω

10 K Ω 9.66k Ω

100 K Ω 94.2kΩ
Tabel 2.1 Laporan Hasil Pengukuran Nilai Resistor
2.1.2 Data Percobaan 3 (Nilai Internal Resistance dan Arus Maksimal)
Pada percobaan ketiga telah dilakukan percobaan pengukuran nilai
internal resistance dan arus maksimal dengan menggunakan hambatan
dalam dari Amperemeter/ RA= 1k ohm dan nilai tegangan masukan/ Vin=
10 volt. Berikut adalah tabel hasil data yang diperoleh pada praktikum:
RG I
118 ohm 8.9 mA
Tabel 2.2 Laporan Hasil Pengukuran Nilai Internal Resistance dan Arus Maksimal
2.1.3 Data Percobaan 4 (Tegangan pada Desain Voltmeter)
Pada percobaan keempat telah dilakukan percobaan pengukuran
tegangan pada desain voltmeter. Berikut adalah table hasil data yang
diperoleh pada praktikum:
A. Resistor 100 ohm

(|VAB – (VCD +
Vin Vout Ra Vout G VCD +
Catu Daya VEF)| / VAB) x
(VAB) (VCD) (VEF) VEF
100%

3V 2.98 V 0.113 V 2.86 V 2.973 V 1.006x10^-3%

6V 5.98 V 0.22V 5.75 V 5.97 V 1.672x10^-3%

9V 8.97 V 0.33V 8.63 V 8.96 V 1.114x10^-3%

12V 11.97 V 0.45 V 11.51 V 11.96 V 8.354x10^-4%

B. Resistor 1k ohm

(|VAB – (VCD +
Vin Vout Ra Vout G VCD +
Catu Daya VEF)| / VAB) x
(VAB) (VCD) (VEF) VEF
100%

3V 2.98 V 0.84 V 2.13 V 2.97 V 3.355x10^-3%

6V 5.98 V 1.69 V 4.28 V 5.97 V 1.672x10^-3%

9V 8.97 V 2.54 V 6.42 V 8.96 V 2.227x10^-3%

12V 11.97 V 3.39 V 8.55 V 11.94 V 2.506x10^-4%

C. Resistor 10k ohm

(|VAB – (VCD +
Vin Vout Ra Vout G VCD +
Catu Daya VEF)| / VAB) x
(VAB) (VCD) (VEF) VEF
100%

3V 2.98 V 2.37 V 0.6 V 2.97 V 3.355x10^-3%

6V 5.98 V 4.76 V 1.21 V 5.97 V 1.672x10^-3%

9V 8.97 V 7.15 V 1.81 V 8.96 V 1.114x10^-3%

12V 11.97 V 9.53 V 2.42 V 11.94 V 1.670x10^3%


D. Resistor 100k Ohm

(|VAB – (VCD +
Vin Vout Ra Vout G VCD +
Catu Daya VEF)| / VAB) x
(VAB) (VCD) (VEF) VEF
100%

3V 2.98 V 2.9 V 0.073 V 2.973 V 2.348x10^-3%

6V 5.98 V 5.83 V 0.146 V 5.976 V 6.688x10^-3%

9V 8.97 V 8.75 V 0.21 V 8.96 V 1.114x10^-3%

12V 11.97 V 11.67 V 0.29 V 11.96 V 8.354x10^3%


Tabel 2.3 Tegangan pada Desain Voltmeter

2.1.4 Data Percobaan 5 (Range Nilai Voltmeter)


Pada percobaan kelima telah dilakukan percobaan pengukuran Range
Nilai Voltmeter pada desain voltmeter. Berikut adalah 9able hasil data yang
diperoleh pada praktikum:

R Rs Ra Rg I VRANGE

100 Ω 99 Ω 99 Ω 118 Ω 0.046 mA 9.982 V

1KΩ 989 Ω 989 Ω 118 Ω 9.03 mA 9996.21 V

10 K Ω 9.66k Ω 9.66k Ω 118 Ω 1.022 mA 9993.116 V

100 K Ω 94.2k Ω 94.2k Ω 118 Ω 0.1 mA 9431.8 V


Tabel 2.4 Laporan Hasil Pengukuran Range Nilai Voltmeter
B. Setelah melakukan praktikum Desain Amperemeter, maka didapatkan hasil
data sebagai berikut;
2.1.5 Data Percobaan 1 Cek Nilai Resistor
Pada percobaan pertama modul 2 desain amperemeter, dilakukan
percobaan 1 yaitu mengecek nilai resistor dengan menggunakan hambatan
yang bervariasi yakni sebesar 10ohm, dan 4,7 ohm. Berikut adalah tabel
hasil data yang diperoleh pada praktikum:

R Ra
10 Ω 10.1 Ω

4,7 Ω 4.8 Ω
Tabel 2.5 Laporan Hasil Pengukuran Nilai Resistor

2.1.6 Data Percobaan 3 (Nilai Internal Resistance dan Arus Maksimal)


Pada percobaan ketiga telah dilakukan percobaan pengukuran nilai
internal resistance dan arus maksimal dengan menggunakan hambatan
dalam dari Amperemeter/ RA= 1k ohm dan nilai tegangan masukan/ Vin=
10 volt. Berikut adalah tabel hasil data yang diperoleh pada praktikum:
RG I
118 ohm 8.9 mA
Tabel 2.6 Laporan Hasil Pengukuran Nilai Internal Resistance dan Arus Maksimal
2.1.7 Data Percobaan 4 (Range Nilai Amperemeter)
Pada percobaan keempat telah dilakukan percobaan pengukuran Range
Nilai Amperemeter pada desain amperemeter. Berikut adalah table hasil
data yang diperoleh pada praktikum:

R Rs Ra Rg I VRANGE

10 Ω 10.1 Ω 10.1 Ω 12.68 Ω 8.9 mA 112.85 V

4.7 Ω 4.8 Ω 4.8 Ω 25.5 Ω 8.9 mA 226.9 V


Tabel 2.4 Laporan Hasil Pengukuran Range Nilai Amperemeter
C. Setelah melakukan praktikum Desain Ohmmeter, maka didapatkan hasil data
sebagai berikut;
2.1.8 Data Percobaan 1 Cek Nilai Tegangan
Pada percobaan pertama modul 2 desain ohmmeter, dilakukan
percobaan 1 yaitu mengecek nilai tegangan dengan menggunakan tegangan
yang bervariasi yakni sebesar 3 volt, 6 volt, 9 volt, dan 12 volt. Berikut
adalah tabel hasil data yang diperoleh pada praktikum:

V Va

3V 2.98 V

6V 5.98 V
9V 8.97 V

12V 11.96 V
Tabel 2.8 Laporan Hasil Pengukuran Nilai Tegangan

2.1.9 Data Percobaan 3 (Nilai Internal Resistance dan Arus Maksimal)


Pada percobaan ketiga telah dilakukan percobaan pengukuran nilai
internal resistance dan arus maksimal dengan menggunakan hambatan
dalam dari Amperemeter/ RA= 1k ohm dan nilai tegangan masukan/ Vin=
10 volt. Berikut adalah tabel hasil data yang diperoleh pada praktikum:
RG I
118 ohm 8.9 mA
Tabel 2.9 Laporan Hasil Pengukuran Nilai Internal Resistance dan Arus Maksimal

3.1.1 Data Percobaan 4 (Range Nilai Ohmmeter)


Pada percobaan keempat telah dilakukan percobaan pengukuran Range
Nilai Ohmmeter pada desain Ohmmeter. Berikut adalah table hasil data
yang diperoleh pada praktikum:

V Va Rg I R

3V 2.98 V 118 Ω 8.9 mA 117.67 Ω

6V 5.98 V 118 Ω 8.9 mA 117.33 Ω

9V 8.97 V 118 Ω 8.9 mA 117 Ω

12V 11.96 V 118 Ω 8.9 mA 116.66 Ω


Tabel 3.1 Laporan Hasil Pengukuran Range Nilai Ohmmeter
2.2 Pembahasan dan Perhitungan
Telah dilaksanakannya praktikum Instrumentasi dengan desain alat ukur
listrik yang dilaksanakan pada hari Rabu, 8 November 2023 di labotarium
Instrumentasi Lab terpadu Institut Teknologi Kalimantan. Pada percobaan ini,
praktikan diharapkan dapat memahami tujuan dari praktikum ini. Adapun tujuan
dari praktikum ini ada 6 yaitu mahasiswa mampu membuat desain voltmeter,
amperemeter, dan ohmmeter, mahasiswa mampu menganalisis karakteristik
tegangan pada desain voltmeter yang sudah dibuat, mahasiswa mampu
menganalisis karakteristik arus listrik pada desain amperemeter yang sudah
dibuat, mahasiswa mampu menganalisis karakteristik resistansi pada desain
amperemeter yang sudah dibuat, mahasiswa mengetahui cara kerja voltmeter,
amperemeter, dan ohmmeter, dan yang terakhir mahasiswa mampu menganalisis
range pada desain voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter.
Adapun prinsip kerja pada praktikum ini yaitu pertama mengidentifikasi
kebutuhan pengukuran listrik yang akan dilakukan. Misalnya, apakah praktikan
perlu mengukur tegangan, arus, resistansi, atau daya listrik. Kedua praktikan
perlu merancang sistem pengukuran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Ini
melibatkan memilih sensor yang tepat, komponen elektronik, dan metode
pengukuran yang relevan. Ketiga, setelah merancang sistem, langkah selanjutnya
adalah merakit alat ukur listrik sesuai dengan desain yang telah dibuat. Ini
melibatkan pemasangan komponen elektronik, pengkabelan yang tepat, dan
perakitan dengan hati-hati. Keempat, Setelah alat selesai dirakit, perlu dilakukan
kalibrasi untuk memastikan akurasi pengukuran yang optimal. Ini melibatkan
pembandingan hasil pengukuran dengan referensi yang diketahui dan
penyesuaian jika diperlukan. Kelima, Setelah kalibrasi, alat dapat diuji coba
dengan mengukur sumber listrik yang diketahui untuk memeriksa kinerjanya.
Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi kehandalan, ketepatan, dan akurasi alat
ukur.
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama melakukan praktikum desain
alat ukur listrik, yakni : pertama, Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk
mengukur berbagai parameter dalam rangkaian listrik, seperti tegangan (AC dan
DC), arus, dan resistansi. Multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur
kapasitansi, frekuensi, dan temperatur tergantung pada jenis yang digunakan.
Fungsi utama multimeter adalah memberikan pengukuran yang akurat dan cepat
untuk melakukan troubleshooting dan pemeliharaan elektronik. Kedua, Power
Supply adalah alat yang memasok energi listrik ke komponen atau rangkaian
elektronik. Fungsi utama power supply adalah memberikan tegangan dan arus
listrik yang stabil, sesuai dengan kebutuhan perangkat yang dihubungkannya.
Biasanya dilengkapi dengan pengaturan tegangan dan arus dapat disesuaikan
untuk memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang berbeda pada rangkaian.
Ketiga, Resistor adalah komponen pasif yang digunakan dalam rangkaian untuk
mengatur aliran arus listrik dan mengurangi tegangan. Fungsi utama resistor
adalah membatasi arus listrik, menghasilkan panas, dan mengatur ratio tegangan
antara dua titik dalam rangkaian. Dalam desain rangkaian, resistor digunakan
dalam aplikasi seperti pembagi tegangan, filter, stabilisator arus, dan puluhan
aplikasi lainnya. Keempat, Breadboard adalah alat yang digunakan untuk
membangun sementara dan menguji prototipe rangkaian elektronik. Fungsi utama
breadboard adalah menyediakan platform yang mudah digunakan dan tanpa solder
untuk menghubungkan komponen elektronik. Dengan breadboard, dapat
memasang komponen elektronik secara sementara dan melakukan perubahan
desain dengan mudah tanpa merusak komponen. Kelima, Kabel jumper digunakan
dalam percobaan desain alat ukur listrik untuk menghubungkan komponen atau
sirkuit listrik dengan cepat dan sementara. Kabel jumper biasanya memiliki
konektor yang dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga memudahkan
pengubahan atau penggantian sirkuit yang diuji. Dengan menggunakan kabel
jumper, praktikan dapat melakukan pengukuran atau pengamatan yang berbeda
dengan cepat tanpa harus melakukan perubahan permanen pada sirkuit yang ada.
Keenam, Capit buaya adalah alat yang sering digunakan dalam percobaan desain
alat ukur listrik. Fungsi capit buaya adalah untuk menghubungkan kabel jumper
atau probe pengukuran dengan titik-titik yang akan diukur dalam sirkuit listrik.
Capit buaya memiliki rahang yang dapat dibuka dan dikaitkan pada terminal atau
komponen yang akan dihubungkan. Hal ini memungkinkan aliran arus listrik dari
sirkuit melalui kabel jumper ke alat ukur atau perangkat pengamatan yang
digunakan. Capit buaya memudahkan penghubungan dan pemutusan sambungan
dengan cepat dan mudah tanpa merusak atau memodifikasi sirkuit yang ada dan
yang terakhir atau ketujuh, Galvanometer adalah alat ukur yang digunakan dalam
percobaan desain alat ukur listrik untuk mengukur arus listrik yang melintas dalam
sebuah rangkaian. Fungsi utama galvanometer adalah untuk mendeteksi dan
menampilkan arah dan besarnya arus yang mengalir dalam sebuah sirkuit.
Galvanometer bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, di mana arus
yang melintas dalam kumparan kawat menghasilkan medan magnet, yang pada
gilirannya mempengaruhi pergerakan jarum penunjuk.
Dalam percobaan desain alat ukur listrik, galvanometer digunakan sebagai
komponen inti dalam pembuatan ammeter, voltmeter, atau perangkat pengukur
lainnya. Dengan menghubungkan galvanometer ke sirkuit yang akan diukur, kita
dapat mengamati pergerakan jarum penunjuk galvanometer dan memperoleh
informasi tentang arus listrik yang melintas. Galvanometer membantu kita dalam
mengukur dan memantau arus listrik dengan presisi dan akurasi yang tinggi.
Hasil data yang didapatkan pada praktikum desain alat ukur listrik untuk
percobaan desain voltmeter diperoleh data percobaan 1 cek nilai resistor pada
resistor 100ohm diperoleh RA= 99ohm, resistor 1k ohm diperoleh RA= 989ohm,
resistor 10k ohm diperoleh RA= 9,66k ohm, dan yang terakhir dengan resistor
100k diperoleh RA=94,2k ohm. Kemudian didapatkan pula data pada percobaan
3 yaitu nilai internal resistance dan arus maksimal dengan menggunakan nilai
RA= 1k ohm dan Vin= 10 volt serta menggunakan persamaan I x (Ra+Rg)= Vin
didapatkan Rg= 118ohm dan I= 8,9mA. Selanjutnya pada percobaan 4 desain
voltmeter yaitu di dapatkan data tegangan pada desain voltmeter dengan
menggunakan tegangan yang bervariasi. Pertama dengan menggunakan catu daya
tegangan 3volt didapatkan Vin (VAB)= 2.98V, Vout Ra (VCD)= 0.113V, Vout
G(VEF)= 2.86V, VCD+VEF= 2.973V dan (|VAB-(VCD+VEF)| /VAB) x 100%=
1.006x10^-3%. Kedua dengan menggunakan catu daya tegangan 6volt
didapatkan Vin(VAB)= 5.98V, Vout Ra(VCD)= 0.22V, Vout G(VEF)= 5.75V,
VCD+VEF= 5.97V dan (|VAB-(VCD+VEF)|/VAB) x 100%= 1.672x10^-3%.
Ketiga dengan menggunakan catu daya tegangan 9volt didapatkan Vin(VAB)=
8.97V, Vout Ra(VCD)= 0.33V, Vout G(VEF)= 8.63V, VCD+VEF= 8.96V dan
(|VAB-(VCD+VEF)|/VAB) x 100%= 1.114x10^-3%.
Keempat dengan menggunakan catu daya tegangan 12volt didapatkan
Vin(VAB)= 11.97V, Vout Ra(VCD)= 0.45V, Vout G(VEF)= 11.51V, VCD+VEF=
11.96V dan (|VAB-(VCD+VEF)|/VAB) x 100%= 8.354x10^-4%. Berikutnya
yang terakhir data pada percobaan 5 yaitu range nilai voltmeter dimana resistor
atau hambatan yang digunakan yaitu 100ohm, 1k ohm, 10k ohm, dan 100k ohm.
Pada resistor 100ohm Nilai Rs dan Ra bernilai sama yaitu 99ohm, resistor 1k ohm
Nilai Rs dan Ra yaitu 989ohm, resistor 10k ohm Nilai Rs dan Ra yaitu 9,66k ohm,
dan resistor 100k ohm Nilai Rs dan Ra yaitu 94,2k ohm. Pada masing masing
resistor tersebut menghasilkan nilai Rg yang sama yaitu 118ohm. Pada resistor
100 ohm menghasilkan nilai I= 0,046 mA dan Vrange= 9,982 V, resistor 1k ohm
menghasilkan nilai I= 9,03 mA dan Vrange= 9996,21 V, resistor 10k ohm
menghasilkan nilai I= 1.022 mA dan Vrange= 9993,116 V, dan resistor 100k ohm
menghasilkan nilai I= 0,1 mA dan Vrange= 9431,8 V. Pada percobaan desain alat
ukur amperemeter dan ohmmeter hasil data yang dicari tidak jauh berbeda dengan
percobaan desain voltmeter dan juga menggunakan persamaan yang sama pula
sehingga praktikan dapat menyesuaikan perhitungan yang terdapat di modul.
BAB III
KESIMPULAN

Setelah dilakukannya praktikum percobaan desain alat ukur listrik, maka


didapatkan kesimpulan bahwa;

1. Mahasiswa mampu membuat desain voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter


adalah bahwa mahasiswa tersebut memiliki kemampuan dan pemahaman yang
luas dalam bidang teknik listrik dan elektronika. Kemampuan ini mencakup
pengetahuan tentang prinsip kerja alat-alat pengukur listrik, pemilihan
komponen yang tepat, serta kemampuan dalam merancang dan
mengimplementasikan desain yang efektif. Dengan mampu membuat desain
voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter, mahasiswa tersebut juga menunjukkan
kemahiran dalam memahami dan menerapkan konsep dasar dalam pengukuran
listrik, seperti hukum Ohm dan prinsip kerja sensor-sensor yang digunakan
dalam alat-alat tersebut. Kemampuan ini memberikan manfaat yang signifikan
dalam berbagai bidang, termasuk rekayasa listrik, industri, penelitian, dan
pengembangan teknologi. Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa
tersebut memiliki keterampilan praktis dalam merakit dan menguji alat-alat
elektronik, serta kemampuan untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan
yang diperlukan.

2. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik tegangan pada desain


voltmeter yang sudah dibuat adalah mahasiswa memiliki tujuan untuk
memahami karakteristik tegangan yang terkait dengan desain voltmeter. Ini
menunjukkan kesadaran akan pentingnya pemahaman terhadap prinsip dasar
dan karakteristik alat pengukur tegangan seperti voltmeter. Dengan mampu
menganalisis karakteristik tegangan pada desain voltmeter, mahasiswa dapat
memahami bagaimana voltmeter bekerja dan bagaimana pengukuran tegangan
dilakukan. Ini akan membantu mereka dalam memahami prinsip-prinsip dasar
elektronika dan pengukuran listrik. Analisis karakteristik tegangan pada desain
voltmeter juga memungkinkan mahasiswa untuk mengidentifikasi dan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran tegangan.
Mereka dapat mengidentifikasi gangguan yang mungkin terjadi dan
mengevaluasi performa voltmeter tersebut. Kemampuan untuk menganalisis
karakteristik tegangan pada desain voltmeter juga memungkinkan mahasiswa
untuk melakukan pemecahan masalah jika terjadi kesalahan atau
ketidaksesuaian dalam pengukuran tegangan. Mereka dapat mengidentifikasi
penyebab masalah dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Secara
keseluruhan, tujuan mahasiswa untuk mampu menganalisis karakteristik
tegangan pada desain voltmeter adalah penting dalam memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang prinsip dasar elektronika dan pengukuran listrik,
serta meningkatkan keterampilan mereka dalam menggunakan dan
memperbaiki alat pengukur tegangan.

3. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik arus listrik pada desain


amperemeter yang sudah dibuat adalah memastikan pemahaman mendalam
terhadap prinsip kerja alat tersebut. Dengan kemampuan analisis karakteristik
arus, mahasiswa dapat menilai keefektifan amperemeter dalam mengukur dan
merekam arus listrik dengan akurat, memastikan bahwa desainnya sesuai
dengan standar kehandalan dan keakuratan yang diinginkan, hal ini juga
mencerminkan upaya mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis
mereka dalam merancang instrumen pengukuran listrik.

4. Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik resistansi pada desain


amperemeter adalah agar mereka dapat memahami dan mengoptimalkan
performa alat tersebut. Dengan pemahaman ini, mahasiswa diharapkan dapat
merancang amperemeter yang efisien dan akurat dalam mengukur arus listrik,
serta dapat mengatasi atau meminimalkan efek resistansi yang mungkin
memengaruhi hasil pengukuran. Kesimpulannya, tujuan ini bertujuan untuk
mengembangkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam merancang
instrumen pengukuran listrik yang handal.

5. Mahasiswa dapat memahami cara kerja voltmeter, amperemeter, dan


ohmmeter diharapkan dapat menguasai prinsip dasar pengukuran tegangan,
arus, dan resistansi dalam rangka mendukung keberhasilan pengukuran listrik.
Dengan pemahaman ini, mereka dapat mengaplikasikan alat-alat tersebut secara
efektif dalam berbagai konteks, memastikan akurasi hasil pengukuran, dan
memahami bagaimana setiap alat dapat digunakan untuk keperluan spesifik
dalam rangkaian listrik. Kesimpulannya, tujuan ini bertujuan untuk membekali
mahasiswa dengan pengetahuan yang kokoh tentang fungsi dan prinsip kerja
instrumen-instrumen pengukuran dasar dalam domain listrik.

6. Mahasiswa mampu menganalisis range pada desain voltmeter,


amperemeter, dan ohmmeter adalah untuk memastikan bahwa alat-alat tersebut
dapat mengukur rentang nilai yang diperlukan dengan akurasi tinggi. Dengan
pemahaman tentang range, mahasiswa diharapkan dapat merancang instrumen
pengukuran yang dapat menangani berbagai tingkat tegangan, arus, dan
resistansi, sehingga relevan dan efektif dalam berbagai situasi pengukuran.
Kesimpulannya, tujuan ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa
kemampuan untuk memahami, merancang, dan mengoptimalkan rentang
pengukuran pada instrumen-instrumen dasar listrik.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. D. (2012). Fundamentals of Electric Circuits. McGraw-Hill


Education
Smith, A. (2018). Principles of Measurement and Instrumentation. John Wiley &
Sons.

White, H. V. (2015). Electrical Measurements and Measuring Instruments.


McGraw-Hill Education

Gupta, S. K. (2019). Instrumentation and Measurement in Electrical Engineering.


CRC Press.

Jones, R. (2020). Instrumentation and Measurement for Environmental Sciences.


Elsevier.

ISO. (2019). ISO/IEC Guide 98-3:2019 - Uncertainty of measurement -- Part 3:


Guide to the expression of uncertainty in measurement (GUM:1995).
International Organization for Standardization.

VIM. (2015). International Vocabulary of Metrology - Basic and General Concepts


and Associated Terms (VIM). Joint Committee for Guides in Metrology.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai